Respons Pertumbuhan Tembakau Deli (Nicotiana Tabacum L.) Terhadap Intensitas dan Dosis Pemberian Pupuk Organik

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai salah satu sumber pendapatan negara, tembakau mempunyai nilai
ekonomi yang cukup penting karena menyumbang pendapatan negara melalui
cukai. Di Indonesia, tembakau cerutu berkualitas ekspor berasal dari Sumatera,
dikenal dengan nama tembakau Deli yang khusus digunakan sebagai pembalut
cerutu (Erwin dan Suyani, 2000).
Tembakau Deli merupakan salah satu komoditi di Indonesia yang menjadi
andalan hingga tingkat dunia. Namun jumlahnya dibatasi oleh tingkat
pertambahan penduduk di Indonesia akibat alih fungsi lahan menjadi kawasan
permukiman yang sangat signifikan, pada tahun 1967 luas kebun tembakau yang
tercatat masih ada seluas 250.000 Ha sedangkan pada tahun 2006 areal kebun
tembakau hanya tersisa 5.000 Ha. Selain persaingan nyata yang mendasar dengan
areal perkebunan, Indonesia juga perlu lebih memperhatikan mutu dan kualitas
dari tembakau Deli sehingga tembakau Deli tetap menjadi salah satu komoditi
primadona dalam lingkup global (Direktorat Jendral Perkebunan, 2014).
Produksi tembakau di Sumatera Utara pada tahun 2011 ialah sebesar 2.320
ton, pada tahun 2012 sebesar 2.393 ton, dan pada tahun 2013 sebesar 2.426 ton.
Namun pada tahun 2014 terjadi penurunan produksi tembakau di Sumatera Utara,
dimana hanya diperoleh produksi tembakau sebesar 2.416, yang menandakan
telah


terjadinya

penurunan

produksi

tembakau

sebesar

0,41%

(Direktorat Jendral Perkebunan, 2014).
Pertanian organik adalah pertanian yang menggunakan bahan-bahan
organik yang berasal dari alam, baik dalam penggunaan pupuk, pestisida, dan

Universitas Sumatera Utara

hormon pertumbuhan. Penggunaan pupuk organik yang memanfatkan sampahsampah organik melalui proses dekomposisi oleh mikroorganisme dapat menjaga

kelestarian lingkungan, dengan meningkatnya aktivitas organisme tanah yang
menguntungkan bagi tanaman mampu menekan pertumbuhan hama dan penyakit
tanaman, dan dapat memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimiawi tanah, sehingga
mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk anorganik dan
tumpukan sampah (Nasution, 2014).
Salah satu upaya dalam memperbaiki mutu dan kualitas tanaman tembakau
Deli ialah dengan pengaplikasian pupuk organik. Pada Litbang (2006)
dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau
seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan
yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan
biologi tanah.
Ferre Soil adalah pupuk organik yang mengandung hara makro N, P, K
organik dan mikro nutrien lengkap. Pupuk ini diformulasikan secara khusus dari
bahan organik dan mineral alam. Bahan baku pupuk bermutu didapatkan melalui
pemurnian dan ekstraksi dengan metode fermentasi sehingga kaya protein asam
amino, senyawa phenol dan ester, asam organik (asam humik), antibiotik alami,
enzim dan hormon pertumbuhan yang dapat membantu percepatan tumbuh
kembang, pembentukan kekebalan dan keseimbangan tanaman sehingga buah,
daun dan umbi yang dihasilkan akan mengandung nutrisi yang tinggi.

Pupuk organik Ferre Soil merupakan pupuk yang mengandung hara
makro, hara mikro, juga mikroba penyubur di dalamnya. Hara makro yang

Universitas Sumatera Utara

terkandung di dalam pupuk Ferre Soil diantaranya ialah N 3%, P2O5 6,3%, K2O
4%, S 3%, MgO4%, Ca 24%. Sedangkan

hara mikro yang terkandung

diantaranya ialah Fe 9247ppm, Mn 1401ppm, Cu 218ppm, Zn 577ppm. Hara
tersebut menyokong pertumbuhan tanaman sehingga kuantitas juga kualitas
tanaman meningkat. Pupuk Ferre Soil juga mengandung C-organik 17% dan juga
Humat 4% (soil self management brosur, 2012).
Dalam kandungan pupuk Ferre Soil juga terdapat mikroorganisme yang
berfungsi dalam menyuburkan tanaman, mikronba penyubur yang terkandung
didalamnya antara lain adalah Azetobacter Sp., Bacillus Sp., Rhizobium Sp.,
Tricoderma Sp., Azospirillum Sp., dan Mycorrhyza yang mana salah satu
fungsinya ialah untuk mencegah atau mengatasi penyakit busuk, merangsang
pertumbuhan akar, dan meningkatkan penyerapan nutrient melalui akar

(soil self management brosur, 2012).
Walaupun di dalam pupuk organik Ferre Soil membutuhkan waktu yang
lebih lama dalam menguraikan pupuk dan tidak mengandung hara makro dan
mikro sebesar pada pupuk sintesis. Namun, pupuk Ferre Soil juga membantu
mengatasi permasalahan panen yang tidak maksimal karena keracunan
dan kerusakan lahan akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara
berebihan dan terus menerus, defisiensi hara dalam tanah, pemadatan tanah
karena miskin bahan organik dan mikro biota pada tanah hingga tanah
menjadi asam dan kehilangan kemampuan untuk menyimpan air dengan baik
(soil self management brosur, 2012).

Universitas Sumatera Utara

Penerapan pertanian organik dapat meningkatkan kualitas tanaman
tembakau karena mengurangi penggunaan bahan kimia dan pestisida yang akhirakhir ini dihindari masyarakat karena dapat mengganggu kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
sehingga dapat melihat respon pertumbuhan tanaman tembakau Deli dengan
intensitas pemupukan dan pemberian pupuk organik yang terbaik.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan tembakau

Deli terhadap intensitas dan dosis pemberian pupuk organik.
Hipotesis Penelitian
Ada respons intensitas dan dosis pemberian pupuk organik serta
interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tembakau Deli.
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara