Isolasi Steroid Triterpenoid dari Sponge Chalinula Sp dan Identifikasi secara Spektrofotometri Ultraviolet dan Inframerah
DAFTAR PUSTAKA
Amir, I., dan Bidiyanto, A. (1996). Mengenal Spons Laut (Demospongia) secara
Umum. Jurnal Oseana. 21 (2): 15-23.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Padang: Andalas University Press. Hal. 7-21.
Day,
A.R., dan Underwood, A.L. (2002). Analisis
Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Hal. 383-387
KimiaKuantitatif.
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 322-337, 516, 518, 522.
Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 10-17.
Ditjen POM RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 33.
Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceuticals Science. 55(3): 247-268.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Analisis Obat Secara Spektrofotometri
Dan Kromatografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 349-351.
Gritter, R.J., Bobbitt, J., dan Schwarting, A.E. (1991). Pengantar Kromatografi
Penerjemah: Kokasih Padmawinata. Edisi Kedua. Bandung: ITB. Hal.
107-109.
Harborne, J.B. (1987). MetodeFitokimia. Terjemahan: KosasihPadmawinata,
danIwang Soediro. Edisikedua. Bandung: Penerbit ITB. Hal.147-151, 234
Hostettmann, K., Hostettmann, M., dan Marston, A. (1995). Cara Kromatografi
Preparatif: Penggunaan pada Isolasi Senyawa Alam. Penerjemah Kosasih
Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 9-11.
Ilan, M., dan Loya, Y. (1990). Sexual Reproduction And Settlement Of The Coral
Reef SpongeChalinula Sp. From The Red Sea. Marine Biology. 105: 2531
Joseph, B., dan Sujatha, S. (2011). Pharmacologically Important Natural Products
From Marine Sponges. Journal Of Natural Products. 4: 5-12.
Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Indonesia. Hal. 222-223, 248.
43
Universitas Sumatera Utara
Murniasih, T. (2003). Metabolit Sekunder Dari Sponge Sebagai Bahan ObatObatan. Jurnal Oseana. 28(3): 27-33.
Pechenik, A.J. (2005). Biology Of The Invertebrates. Edisi Kelima. New York:
Mc Graw Hill. Hal. 82-85.
Robinson, T. (1995).KandunganOrganikTumbuhanTinggi.
Bandung: Penerbit ITB.Hal. 139, 154.
Edisi
Keenam.
Sastrohamidjojo, H. (1985).Kromatografi. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Hal. 2236.
Silverstein, R.M., Bassler, G.C., dan Morrill, T.C. (1986). Penyidikan
Spektrometrik Senyawa Organik. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Hal. 112-115.
Stahl, E. (1985).Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerjemah:
Kosasih Padmawinata dan Iwany Soediro. Bandung: ITB. Hal. 3-18.
Suparno. (2005). Kajian Bioaktif Spons Laut (porifera: Demospongiae) Suatu
Peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia Dalam
Dibidang Farmasi.Jurnal Perikanan Indonesia. 24(21): 41-45.
Suriani., Usman, H., dan Ahmad, A. (2012). Isolasi, Karakterisasi, Dan Uji
Bioaktifitas Metabolit Sekunder Dari Sponge Callyspongia sp. Marina
Chimica Acta. 12(1): 2-7
Suwignyo, S., Bambang, W., Yusli, W., dan Majariana, K. (2005). Avertebrata
Air. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 34-40.
Teta, R., Renga, B., Mangoni, A., Fiorucci, S., dan Costantino, V. (2012).
Chalinusterol, a chlorinated Steroid Disulfate From The Caribbean Sponge
Chalinula molitba. Evaluation Of Its Role As PXR Receptor Modulator.
Marine Drugs. 10: 1383-1390.
Tyler, V.E., Brady, L.R., dan Robbers, J.E. (1977). Pharmacognosy. Edisi Ketiga.
Philadelphia: Lea and Febriger. Hal. 25-26.
44
Universitas Sumatera Utara
Amir, I., dan Bidiyanto, A. (1996). Mengenal Spons Laut (Demospongia) secara
Umum. Jurnal Oseana. 21 (2): 15-23.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.
Padang: Andalas University Press. Hal. 7-21.
Day,
A.R., dan Underwood, A.L. (2002). Analisis
Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. Hal. 383-387
KimiaKuantitatif.
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 322-337, 516, 518, 522.
Depkes RI. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal. 10-17.
Ditjen POM RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Hal. 33.
Farnsworth, N.R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants.
Journal of Pharmaceuticals Science. 55(3): 247-268.
Gandjar, I.G., dan Rohman, A. (2007). Analisis Obat Secara Spektrofotometri
Dan Kromatografi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 349-351.
Gritter, R.J., Bobbitt, J., dan Schwarting, A.E. (1991). Pengantar Kromatografi
Penerjemah: Kokasih Padmawinata. Edisi Kedua. Bandung: ITB. Hal.
107-109.
Harborne, J.B. (1987). MetodeFitokimia. Terjemahan: KosasihPadmawinata,
danIwang Soediro. Edisikedua. Bandung: Penerbit ITB. Hal.147-151, 234
Hostettmann, K., Hostettmann, M., dan Marston, A. (1995). Cara Kromatografi
Preparatif: Penggunaan pada Isolasi Senyawa Alam. Penerjemah Kosasih
Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. Hal. 9-11.
Ilan, M., dan Loya, Y. (1990). Sexual Reproduction And Settlement Of The Coral
Reef SpongeChalinula Sp. From The Red Sea. Marine Biology. 105: 2531
Joseph, B., dan Sujatha, S. (2011). Pharmacologically Important Natural Products
From Marine Sponges. Journal Of Natural Products. 4: 5-12.
Khopkar, S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas
Indonesia. Hal. 222-223, 248.
43
Universitas Sumatera Utara
Murniasih, T. (2003). Metabolit Sekunder Dari Sponge Sebagai Bahan ObatObatan. Jurnal Oseana. 28(3): 27-33.
Pechenik, A.J. (2005). Biology Of The Invertebrates. Edisi Kelima. New York:
Mc Graw Hill. Hal. 82-85.
Robinson, T. (1995).KandunganOrganikTumbuhanTinggi.
Bandung: Penerbit ITB.Hal. 139, 154.
Edisi
Keenam.
Sastrohamidjojo, H. (1985).Kromatografi. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Hal. 2236.
Silverstein, R.M., Bassler, G.C., dan Morrill, T.C. (1986). Penyidikan
Spektrometrik Senyawa Organik. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit
Erlangga. Hal. 112-115.
Stahl, E. (1985).Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerjemah:
Kosasih Padmawinata dan Iwany Soediro. Bandung: ITB. Hal. 3-18.
Suparno. (2005). Kajian Bioaktif Spons Laut (porifera: Demospongiae) Suatu
Peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia Dalam
Dibidang Farmasi.Jurnal Perikanan Indonesia. 24(21): 41-45.
Suriani., Usman, H., dan Ahmad, A. (2012). Isolasi, Karakterisasi, Dan Uji
Bioaktifitas Metabolit Sekunder Dari Sponge Callyspongia sp. Marina
Chimica Acta. 12(1): 2-7
Suwignyo, S., Bambang, W., Yusli, W., dan Majariana, K. (2005). Avertebrata
Air. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 34-40.
Teta, R., Renga, B., Mangoni, A., Fiorucci, S., dan Costantino, V. (2012).
Chalinusterol, a chlorinated Steroid Disulfate From The Caribbean Sponge
Chalinula molitba. Evaluation Of Its Role As PXR Receptor Modulator.
Marine Drugs. 10: 1383-1390.
Tyler, V.E., Brady, L.R., dan Robbers, J.E. (1977). Pharmacognosy. Edisi Ketiga.
Philadelphia: Lea and Febriger. Hal. 25-26.
44
Universitas Sumatera Utara