LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI (16). docx

A. JUDUL
B. TUJUAN

: RESPIRASI PADA HEWAN
: UNTUK MEMBUKTIKAN BAHWA PERNAFASAN
HEWAN MEMBUTUHKAN OKSIGEN
C. DASAR TEORI
Untuk bernafas, hewan-hewan tertentu memiliki alat pernafasan. Alat-alat pernafasan
tersebut berperan dalam proses pemasukan oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh serta
pengeluaran karbon dioksida dari tubuh ke lingkungan luar. Alat-alat pernafasan pada hewan
berbeda-beda sesuai dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Berikut ini
akan diuraikan sistem dan alat pernafasan pada arthopoda. Hewan yang termasuk dalam
anggota filum arthopoda adalah crustacea (golongan udang dan kepiting), myriapoda
(golongan lipan dan luwing), arachnida (golongan laba-laba dan kalajengking) dan insecta
(golongan serangga).
Hewan anggota filum arthropoda tersebut mempunyai cra dan alat pernafasan yang
bervariasi. Hewan yang hidup di darat bernafas dengan trakea atau paru-paru buku, sedangkan
hewan yang hidup di air bernafas dengan menggunakan insang. Trakea adalah saluran-saluran
udara yang berguna untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Sedangkan paru-paru buku
adalah alat pernafasan yang mempunyai struktur bertumpu dan bentuknya mirip buku. Sebagai
contoh, crustacea bernafas dengan trakea, sedangkan arachnida bernafas dengan paru-paru

buku.
Pernafasan pada insecta dilakukan dengan menggunakan sistem trakea. Udara keluar
masuk tidak melalui mulut melainkan melalui lubang-lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya.
Lubang-lubang tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat
sepasang stigma, sebuah di sebelah kiri dan sebuah lhi di sebelah kanan. Stigma selalu terbuka
dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea. Trakea bercabang-cabang sampai ke
pembuluh halus yang menapai seluruh bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma, kemudian
menyebar mengikuti trake dengan cabang-cabangnya. Jadi, oksigen diedarkan tidak melaui
darah, melainkan langsung dari pembuluh trakea ke sel-sel yang ada di sekitarnya. Dengan
demikian cairan tubuh serangga (darah serangga) tidak berfungsi mengangkut udara
pernafasan tetapi hanya berfungsi mengedarkan sari-sari makanan dan hormon.
Proses pernafasan serangga terjadi karena otot- otot yang bergerak secara teratur.
Kontraksi otot-otot tubuh mengakibatkan pembuluh trakea mengembang dan mengempis.
Udara masuk melalui stigma, selanjutnya masuk ke dalam trakea, lalu ke dalam trakeolus dan
akhirnya masuk ke dalam sel-sel tubuh. Oksigen berdifusi ke dalam sel-sel tubuh. Karbon
dioksida hasil pernafasan dikeluarkan melalui stigma pada waktu trakea mengempis.
Pada serangga yang hidup di air, misalnya tahap nimfa serangga, terdapat insang trakea.
Alat ini mempunyai permukaan yang sangat halus. Untuk memperoleh oksigen di dalam air
secara difusi. Bagi serangga yang hidup di air, insang tersebut hanya berdifusi pada masa larva,
kemudian akan tereduksi atau hilang pada saat dewasa dan berpindah ke darat.

System respirasi pada kecoa menggunaka system trakwa yang pada umumnya sama
dengan sistem pernapasan pada insecta lainnya. System respirasi pada kecoa terdiri atas
susunan pipa-pipa udara auat trachea yang bercabang-cabang membentuk anyaman yang
membawa udara ke seluruh bagian tubuh. Trachea terdiri atas selapis sel yang berkhitin.
Batang pokok trachea membentuk penebalan serupa spiral untuk mencegah rusaknya trachea
dari kerusakan akibat gerakan dari bagian tubuh hewan. Sebagian besar segmen tubuh kecoa
mempunyai lubang lateral atau lubang udara yang disebut spirakel (latin : Spiraculum) yang
menuju ke dalam system tubulus trachea. System trachea merupakan suatu system penyaringan
atau filtrasi yang mencegah benda-benda kecil menyumbat system ini pada kecoa, dikenal
thorax dan 1 pasang pada masing-masing segmen dari 8 segmen, mulai dari segmen pertama
abdomen. Setiap spirakel memiliki sebuah katup yang berperan mengurangi hilangnya air dari
cairan tubuh dan melindungi dari parasit, partikel-partikel air. Katup spirakel membuka sebagai
respon dari tingginya kadar CO2 di dalam hemolife. Bahkan trakea yang besar bercabangcabang trakea yang semakin kecil. Cabang trakea yang sangat tipis adalah trakeolus yang
secara umum memiliki diameter kurang lebih 0,1 Nm. Trakeolus berhubungan langsung
dengan jaringan dan berperan mensuplai kebutuhan oksigen serta membawa CO 2 hasil dari
metabolisme tubuh. Ujung akhir trakeolus yang terletak pada otot/organ lainnya berupa organ
1

buntu yang terisi cairan. Selama otot berkontraksi, konsentrasi cairan tubuh di sekitar trakeolus
meningkat. Keadaan ini menyebabkan cairan dalam trakeolus berdifusi keluar, sehingga

membawa oksigen menuju ke bagian yang memerlukan. Setelah aktivitas otot terhenti hasilhasil metabolic akan mengubah tekanan osmotic cairan sel, akibatnya air kembali ke trakeolus.
Uara keluar dan masuk ke dalam trakea akibat kontraksi dan perluasan abdomen. Pada kecoa 4
pasang spirakel pertama membuka saat inspirasi dan menutup pada saat ekspirasi, sedangkan 6
pasang spirakel lainnya menutup pada saat inspirasi dan membuka pada saat ekspirasi.
Respirasi adalah serangkaian reaksi biokimiawi yang memerlukan oksigen untuk
mengoksidasi atau membakar zat-zat makanan guna mmenghasilkan energi diperlukan oleh
makhluk hidup dengan hasil samping berupa karbon dioksida. Walaupun respirasi dan
bernapas saling berhubungan, respirasi merupakan proses menghasilkan energi, sedangkan
bernapas merupakan cara makhluk hidup melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya.
Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untuk melakukan aktivitas kehiduppan, seperti
sintesis, gerak, pertumnuhan dan bereproduksi. Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup
dengan semua penyusun tubuh, baik sel maupun mulut. Oksigen yang diperoleh dari proses
respirasi, sedangkan karbon dioksida yang dihasilkan dari proses bernapas. Respirasi berkaitan
erat dengan laju metabolisme karena lju metabolisme merupkan jumlah total energi yang
diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksida dan
bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang dibutuhkan) untuk menghasilkan
jumlahnya juga, akan tetapi laju metabolisme biasanya cukup diekskresikan dalam bentuk laju
konsumsi oksigen. Sel-sel tubuh terus menerus menggunakan oksigen untuk reaksi
metabolisme yang melepaskan energi dari molekul nutrien dan menghasilkan ATP. Pada waktu
yang sama, reaksi juga melepaskan karbon dioksida. Konsumsi oksigen dn produksi karbon

dioksida terjadi di dalam mitokondria sesuai terjadinya respirasi seluler. Karena jumlah karbon
dioksida yang melimpah menghasilkan keasaman yang bersifat racun bagi sel tubuh, maka
CO2 yangberlimaph itu harus dibuang dengan cepat. Dua sistem yang memasok oksigen dan
membuang karbon dioksida adalah sistem kardioksikular dan sistem respirasitori. Sistem
respirasitori memberikan pertukaran gas, mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida,
sedangkan sistem kardioksikular mengangkut gas dalam darah antara paru-paru dan sel-sel
tubuh.

2

D. ALAT DAN BAHAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.


RespiroMeter
Larutan KOH atau kristal NaOH
Larutan eosin
Vaselin
Pipet tetes
Kecoa besar
Kecoa kecil
Kapas

E. LANGKAH KERJA
1. Masukkan kapas ke dalam botol respirometer, kemudian tetesi dengan KOH atau diberi
kristal NaOH sehingga terjadi pengikatan karbon dioksida. Dengan demikian udara di
dalam botol bebas karbon dioksida.
2. Masukkan satu per satu kecoa ke dalam respirometer. Olesi tutup botol dengan vaselin agar
tidak bocor.
3. Tutuplah botol respirometer, tetesi ujung pipa kaca, dengan larutan eosin/larutan pewarna
lainnya sebagai tanda. Letakkan respirometer secara mendatar, jaga agar jangan terguling.
Biarkan kecoa melakukan respirasi di dalam botol.
4. Amati, apakah terjadi gerakan air berwarna menuju ke arah botol?
5. Catat waktunya dalam 2 menit berapa cm gerakan tetes air berwarna tersebut? Lakukan

pengukuran setiap 2 menit hingga seluruhnya mencapai 8 menit?

F. TABEL HASIL PENGAMATAN
Jenis Hewan
Kecoa Besar
Kecoa Kecil

2’
0,12
0,09

Kecepatan Respirasi
2’
2’
0,07
0,06
0,06
0,06

Hasil pengamatan beberapa kelompok


I
II
III
IV
V
VI
VII

Jangkrik besar
Jangkrik kecil
Jangkrik besar
Jangkrik kecil
Jangkrik besar
Jangkrik kecil
Jangkrik besar
Jangkrik kecil
Jangkrik besar
Jangkrik kecil
Jangkrik besar

Jangkrik kecil
Jangkrik besar
Jangkrik kecil

0,30 ml/menit
0,23 ml/menit
0,039 ml/menit
0,045 ml/menit
0,038 ml/menit
0,034 ml/menit
0,018 ml/menit
0,078 ml/menit
0,065 ml/menit
0,016 ml/menit
0,046 ml/menit
0,0325 ml/menit
0,034 ml/menit
0,010 ml/menit

3


2’
0,05
0,06

Rata - Rata
0,038
0,034

G. PEMBAHASAN
Pada kegiatan praktikum ini kita mengamati tentang respirasi hewan yang membutuhan
oksigen. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwa O 2 dihirup oleh kecoa kemudian CO 2
dikeluarkan alu diserap oleh NaOH menyebabkan udara dalam tabung berkurang, sehingga
eosin dapat bergerak ke arah tabung. Hal ini membuktikan bahwa kecoa membutuhkan oksigen
dalam bernafas.
Adapun hasil pengamatan yang dapat kita peroleh, yaitu kecepatan respirasi kecoa
besar lebih cepat daripada kecepatan respirasi kecoa kecil. Hal ini dapat disebabkan karena
kecoa besar lebih cepat.
Tetapi, ada juga kecepatan respirasi kecoa kecil yang lebih cepat daripada kecoa besar.
Hal ini membuktikan bahwa berat badan tidak mempengaruhi laju kecepatan respirasi, tetapi

aktivitas tubuh dari kecoa yang mempengaruhi laju kecepatan respirasi.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat disimpulkan bahwa jangkrik besar
memiliki laju kecepatan respirasi yang lebih cepat daripada kecoa kecil. Hal ini dapat
dibuktikan dengan rata-rata kecepatan respirasi kesoa besar adalah 0,038 ml/menit sedangkan
kecoa kecil adalah 0,034 ml/menit. Hal ini dapat disebabkan karena aktivitas kecoa besar yang
lebih aktif dibandingkan dengan kecoa kecil, sehingga menyebabkan laju kecepatan respirai
kecoa besar lebih cepat.

4

Penutup
Alhamdulillah atas berkat Rahmat Allah SWT kami dapat menyelesaikan laporan biologi
tentang respirasi pada hewan dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini, kami buat semaksimal
mungkin agar laporan ini bisa dipahami dengan baik.
Mungkin dalam proses penyusunan dan penyelesaiannya kami masih banyak kekurangan.
Maka dari itu kami menerima sarak dan kritik untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.
Demikian laporan ini kami buat, kami ucapkan terima kasih.


5