Analisis Sosiologis Tokoh Pelaku Pembunuhan Dalam Komik Detektif Kindaichi Karya Fumiya Sato dan Yozaburo Kanari

(1)

10 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sejak dilahirkan adalah makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain dan tanpa interaksi di sekitarnya, hidup dalam bermasyarakat tanpa intimidasi dan rasialis sudah seharusnya menjadi hak bagi setiap orang. Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelom- dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.

Masyarakat adalah sebuah tung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat

chiefdom, dan masyarakatsociety berasal dari bahasa

diturunkan dari kata socius yang berarti erat dengan kata sosial.


(2)

11

Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

Soekanto (2002: 64-67) mengemukakan bahwa dalam masyarakat terjadi proses interaksi sosial, suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dapat bersifat primer dan sekunder. Sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar masyarakat dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.

Karya sastra adalah artefak, adalah benda mati, baru mempunyai makna dan menjadi objek estetik bila diberi arti oleh manusia pembaca sebagaimana artefak peninggalan manusia purba mempunyai arti bila diberi makna oleh arkeolog (Teeuw dalam Pradopo, 2010:106).

Pemberian makna atau penangkapan makna karya sastra itu dilakukan dalam kegiatan kritik sastra. Aspek-aspek pokok kritik sastra adalah analisis, interpretasi (penafsiran), dan evaluasi. (http://mynameisbunny.wordpress.com)

Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk mengungkapkan eksistensinya sebagai manusia yang berisi ide, gagasan, dan pesan tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang


(3)

12

serta menggunakan media bahasa sebagai pemyampingnya. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara mendalam melalui proses imajinasi (Nurgihantoro, 2007:57). Dalam pemberian makna terhadap karya sastra tersebut, tentunya pembaca, sebagai kritikus sastra, terikat pada teks karya sastra sendiri berdasarkan kodrat atau hakikat karya sastra. Maka, untuk dapat menangkap makna sebuah karya sastra, pastilah diperlukan cara-cara yang sesuai dengan sifat hakikat karya sastra, yakni melalui sebuah pendekatan atau teori sastra. (http://mynameisbunny.wordpress.com)

Waluyo (2002:68) berpendapat bahwa karya sastra hadir sebagai wujud nyata imajinatif kreatif seorang sastrawan dengan proses yang berbeda antara pengarang yang satu dengan pengarang yang lain, terutama dalam penciptaan cerita fiksi. Proses tersebut bersifat individualis artinya cara yang digunakan oleh tiap-tiap pengarang dapat berbeda. Perbedaan itu meliputi beberapa hal diantaranya metode, munculnya proses kreatif dan cara mengekspresikan apa yang ada dalam diri pengarang hingga bahasa penyampaian yang digunakan. Pertengahan tahun 1970, di Indonesia mulai dikenal adanya teori-teori sastra, misalnya strukturalisme dan sosiologi sastra. Orientasi sastra keduanya sangat berbeda.

Manga (漫画) merupakan sebutan untuk komik di Jepang. Tidak ada


(4)

13

mulanya komik Jepang adalah peniruan dari film animasi Walt Disney oleh Ozamu Tezuka (1928-1989) dan merupakan cikal bakal dari komik Jepang modern. Karya-karya beliau setelah akhir perang dunia II membuka era baru untuk komik Jepang. Dan karya beliau yang paling dikenal adalah Astro Boy. Namun pada tahun 1959 mulai diterbitkan dua majalah mingguan untuk anak laki-laki yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday, saat itu hiburan untuk anak di Jepang hanyalah komik saja, belum ada Anime (sebutan untuk film animasi di Jepang) dan tentu saja belum ada game komputer. Pembaca komik yang usianya kurang lebih sembilan tahun pada tahun 1959, maka pada saat itu (tahun 1967) mereka telah berumur kurang lebih delapan belas tahun dan telah masuk masa remaja sehingga mereka mau membaca komik yang cocok dengan usia dan selera mereka

Kasus pertama yang diceritakan di komik ini adalah saat Kasus Pembunuhan di Rumah Opera, dimana Miyuki (teman sejak kecilnya Kindaichi) memaksa untuk menemaninya berlatih drama sekolah, disana ia bertemu dengan seorang detektif kepolisian bernama Isamu Kenmochi dan 10 orang lainnya yang berada di hotel itu, tapi kemudian suasana berubah menjadi menyeramkan saat tiga orang yang mengikuti latihan drama yaitu Natsuyo Ogata (dibunuh karena korban menemukan bukti yang mengarah ke pelaku), Orie Hidaka, dan Harumi Kiriyuu terbunuh, dan Kindaichi pun mulai menyelidiki siapa pelaku pembunuhan tersebut. Setelah beberapa kali menyelidiki akhirnya Kindaichi menemukan si pelaku yaitu Yuji Arimori, Arimori menyebutkan bahwa dia membunuh karena ingin membalaskan dendam terhadap kekasihnya yaitu Tsukishima Fuyuko.


(5)

14

Fuyuko sendiri mengalami kecelakaan yang mengakibatkan wajahnya mengalami luka bakar, tapi Arimori menemukan fakta saat ia sedang berjalan bersama Fuyuko dan melihat 3 orang yaitu Hidaka, Kiriyuu, dan Saotome sedang berbicara tentang kecelakaan yang Fuyuko alami, dan ternyata mereka bertigalah yang mengakibatkan wajah Fuyuko terbakar. Mengetahui kebenaran itu, Arimori langsung kalap, tapi Fuyuko menghalanginya. Esoknya Fuyuko ditemukan tergantung bunuh diri di rumah sakit karena tekanan terhadap dirinya. Arimori pun langsung gelap mata dan merencanakan pembunuhan terhadap ketiga orang tersebut, namun akhirnya hanya Hidaka dan Kiriyuu yang terbunuh, sedangkan Saotome gagal dibunuh karena Kindaichi sudah terlanjur mengetahuinya, dengan penuh kesedihan dan keputusasaan akhirnya Arimori membunuh dirinya sendiri.

Sesuai dengan masalah yang diungkapkan di atas, mengacu pada cerita dalam komik Detektif Kindaichi, penulis mencoba menganalisis interaksi sosial dan ikatan sosial beberapa tokoh pelaku pembunuhan. Untuk itu penulis akan membahasnya melalui skripsi yang berjudul “Analisis Sosiologis Tokoh Pelaku Pembunuhan Dalam Komik Detektif Kindaichi Karya Fumiya Sato & Yozaburo Kanari”.

1.2 Rumusan Masalah

Kindaichi dikenal sebagai siswa SMU yang pemalas dan cabul di sekolahnya, namun dibalik sifat jeleknya itu, ia lihai dalam memecahkan kasus rumit yang tidak bisa detektif lain pecahkan. Bersama dengan teman sejak kecilnya, Miyuki, ia menemui beberapa kasus pembunuhan yang menggunakan


(6)

15

trik, motif, dan lingkungan sosial yang berbeda. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana relasi sosial antara tokoh pelaku pembunuhan dengan tokoh utama.

b. Bagaimana ikatan sosial antara tokoh pelaku pembunuhan dengan tokoh yang dibunuhnya.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk menganalisis rumusan masalah di atas, penulis akan membahas interaksi sosial antara pelaku pembunuhan dengan para tokoh terduga pelaku dalam komik dan ikatan sosial antara pelaku pembunuhan dengan tokoh yang dibunuhnya. Penulis akan mengambil beberapa cuplikan percakapan antara 5 tokoh pelaku pembunuhan dan tokoh lain dalam komik Detektif Kindaichi edisi 1-27 karya Fumiya Sato dan Yozaburo Kanari yang diterbitkan kurang lebih 190 halaman dengan memakai bahasa Indonesia oleh Elex Media Komputindo tahun 1999-2001. Untuk mendukung pembahasan pada Bab II akan dikemukakan tentang definisi-definisi sosiologi sastra dan komik.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Sastra merupakaśāstra, yang berarti

"teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai


(7)

16

defenisinya sebagai sekedar teks. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau oral). Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel, Cerita/Cerpen, Syair, Pantun, Sandiwara/Drama, Lukisan/Kaligrafi

Esten (1978:9) mengatakan bahwa Sastra atau kesusasteraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Menurut Scott McCloud bahwa komik merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang dipresentasikan secara visual. Dengan kata lain, dunia komik merupakan media yang dapat dijadikan wadah untuk menampung berbagai gagasan dan gambar. Akan tetapi, gambar dan gagasan tersebut tentu tergantung pada masing – masing selera pembuatnya. Maka dari selera yang berbeda tersebut, muncul gaya gambar yang bermacam – macam, seperti manga atau komik Jepang.

Sosiologi menurut Hassan Shandily adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup serta kepercayaan


(8)

17 1.4.2 Kerangka Teori

Agar mampu mengerjakan penelitian ini dengan baik dibutuhkan suatu landasan berpikir sehingga mampu menerapkan metode yang tepat dalam meneliti. Pada pembahasan ini penulis meneliti karya sastra yang bercerita tentang lingkungan seseorang yang menjadikannya pembunuh. Dalam hal ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

Sosiologi Sastra adalah meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan dalam hal ini karya sastra dikonsumsikan secara imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa dipahami di luar kerangka empirisnya dan karya sastra bukan semata-mata merupakan gejala individual tetapi gejala sosial (Ratna, 2004:11).

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan,

teman sedangkan Logos

diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan tenta hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. (http://id.wikipedia. org/wiki/Sosiologi)


(9)

18

Sebagai sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Kelompok tersebut menca ekonomi, sosial.

Karya sastra adalah karya yang menyajikan persoalan-persoalan interpretasi yang paling tidak terpecahkan, yang berkaitan dengan makna (tata nilai) dan bentuk (struktur) dari kondisi sosial dan historis yang terdapat dalam kehidupan manusia. Menurut Laurenson dalam Fananie (2002:133) terdapat tiga perspektif yang berkaitan dengan sosiologi sastra, yaitu :

1. Perspektif yang memandang sastra sebagai dokumen sosial yang di dalamnya merupakan refleksi situasi pada masa sastra tersebut diciptakan. 2. Perspektif yang mencerminkan situasi sosial penulisnya.

3. Model yang dipakai karya sastra tersebut sebagai manifestasi dari kondisi sosial budaya atau peristiwa sejarah.

Penulis juga menggunakan pendekatan semiotik untuk mempermudah menganalisis cerita. Semiotik menurut Endraswara (2008:63) artinya ilmu yang mempelajari tanda-tanda dalam karya sastra. Tanda-tanda tersebut akan tampak pada tindak komunikasi manusia lewat bahasa, baik lisan maupun tulisan dan juga bahasa isyarat. Penulis akan memasukkan dialog teks antar tokoh untuk selanjutnya dianalisis berdasarkan sosiologi sastra.


(10)

19 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui kesesuaian teori dengan kenyataan berdasarkan penelitian, adapun tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui relasi sosial antara pelaku pembunuhan dengan tokoh utama.

2. Untuk mengetahui ikatan sosial antara pelaku pembunuhan dengan tokoh yang dibunuhnya.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Selama pembuatan skripsi ini, informasi-informasi yang telah dikumpulkan penulis diharapkan mempunyai manfaat seperti:

1. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya tentang kajian sastra dengan menggunakan teori sosiologi sastra.

2. Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi para pembaca.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan


(11)

20

peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir 1988:51).

Berdasarkan definisi di atas, maka penulis akan menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam analisis ini. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis mengenai penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang akan menggunakan pertanyaan 5W 1H dalam menggali dibutuhkan. (id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif )

Teknik pengumpulan data menggunakan metode pustaka (library

research). Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nasir, 1988:111). Untuk mengumpulkan data yang berguna untuk mendukung teori, penulis mengumpulkannya dari kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian. Sumber-sumber kepustakaan tersebut berasal dari buku, majalah, hasil-hasil penelitian (skripsi) dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet).


(1)

15

trik, motif, dan lingkungan sosial yang berbeda. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana relasi sosial antara tokoh pelaku pembunuhan dengan tokoh utama.

b. Bagaimana ikatan sosial antara tokoh pelaku pembunuhan dengan tokoh yang dibunuhnya.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Untuk menganalisis rumusan masalah di atas, penulis akan membahas interaksi sosial antara pelaku pembunuhan dengan para tokoh terduga pelaku dalam komik dan ikatan sosial antara pelaku pembunuhan dengan tokoh yang dibunuhnya. Penulis akan mengambil beberapa cuplikan percakapan antara 5 tokoh pelaku pembunuhan dan tokoh lain dalam komik Detektif Kindaichi edisi 1-27 karya Fumiya Sato dan Yozaburo Kanari yang diterbitkan kurang lebih 190 halaman dengan memakai bahasa Indonesia oleh Elex Media Komputindo tahun 1999-2001. Untuk mendukung pembahasan pada Bab II akan dikemukakan tentang definisi-definisi sosiologi sastra dan komik.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Sastra merupakaśāstra, yang berarti

"teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai


(2)

16

defenisinya sebagai sekedar teks. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau oral). Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel, Cerita/Cerpen, Syair, Pantun, Sandiwara/Drama, Lukisan/Kaligrafi

Esten (1978:9) mengatakan bahwa Sastra atau kesusasteraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).

Menurut Scott McCloud bahwa komik merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang dipresentasikan secara visual. Dengan kata lain, dunia komik merupakan media yang dapat dijadikan wadah untuk menampung berbagai gagasan dan gambar. Akan tetapi, gambar dan gagasan tersebut tentu tergantung pada masing – masing selera pembuatnya. Maka dari selera yang berbeda tersebut, muncul gaya gambar yang bermacam – macam, seperti manga atau komik Jepang.

Sosiologi menurut Hassan Shandily adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup serta kepercayaan


(3)

17 1.4.2 Kerangka Teori

Agar mampu mengerjakan penelitian ini dengan baik dibutuhkan suatu landasan berpikir sehingga mampu menerapkan metode yang tepat dalam meneliti. Pada pembahasan ini penulis meneliti karya sastra yang bercerita tentang lingkungan seseorang yang menjadikannya pembunuh. Dalam hal ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

Sosiologi Sastra adalah meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan dalam hal ini karya sastra dikonsumsikan secara imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa dipahami di luar kerangka empirisnya dan karya sastra bukan semata-mata merupakan gejala individual tetapi gejala sosial (Ratna, 2004:11).

Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan tenta hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. (http://id.wikipedia. org/wiki/Sosiologi)


(4)

18

Sebagai sebuah pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Kelompok tersebut menca ekonomi, sosial.

Karya sastra adalah karya yang menyajikan persoalan-persoalan interpretasi yang paling tidak terpecahkan, yang berkaitan dengan makna (tata nilai) dan bentuk (struktur) dari kondisi sosial dan historis yang terdapat dalam kehidupan manusia. Menurut Laurenson dalam Fananie (2002:133) terdapat tiga perspektif yang berkaitan dengan sosiologi sastra, yaitu :

1. Perspektif yang memandang sastra sebagai dokumen sosial yang di dalamnya merupakan refleksi situasi pada masa sastra tersebut diciptakan. 2. Perspektif yang mencerminkan situasi sosial penulisnya.

3. Model yang dipakai karya sastra tersebut sebagai manifestasi dari kondisi sosial budaya atau peristiwa sejarah.

Penulis juga menggunakan pendekatan semiotik untuk mempermudah menganalisis cerita. Semiotik menurut Endraswara (2008:63) artinya ilmu yang mempelajari tanda-tanda dalam karya sastra. Tanda-tanda tersebut akan tampak pada tindak komunikasi manusia lewat bahasa, baik lisan maupun tulisan dan juga bahasa isyarat. Penulis akan memasukkan dialog teks antar tokoh untuk selanjutnya dianalisis berdasarkan sosiologi sastra.


(5)

19 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk mengetahui kesesuaian teori dengan kenyataan berdasarkan penelitian, adapun tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui relasi sosial antara pelaku pembunuhan dengan tokoh utama.

2. Untuk mengetahui ikatan sosial antara pelaku pembunuhan dengan tokoh yang dibunuhnya.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Selama pembuatan skripsi ini, informasi-informasi yang telah dikumpulkan penulis diharapkan mempunyai manfaat seperti:

1. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya tentang kajian sastra dengan menggunakan teori sosiologi sastra.

2. Hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi para pembaca.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan


(6)

20

peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir 1988:51).

Berdasarkan definisi di atas, maka penulis akan menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam analisis ini. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis mengenai penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang akan menggunakan pertanyaan 5W 1H dalam menggali dibutuhkan. (id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_deskriptif )

Teknik pengumpulan data menggunakan metode pustaka (library research). Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nasir, 1988:111). Untuk mengumpulkan data yang berguna untuk mendukung teori, penulis mengumpulkannya dari kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian. Sumber-sumber kepustakaan tersebut berasal dari buku, majalah, hasil-hasil penelitian (skripsi) dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet).