Analisis Komponen Senyawa Kimia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Zodia (Euodia Hortensis J.R & G. Forst)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia. Dari Sabang
sampai Merauke tersebar sekitar 40.000 jenis tumbuhan yang mengandung berbagai
jenis bahan kimia yang berpotensi sebagai bahan pangan, kosmetika dan obat-obatan
(Agusta, 2000). Sejalan dengan semakin berkembangnya industri jamu, obat herbal,
fitofarmaka, dan kosmetika tradisional maka penggunaan bahan alam sebagai obat
semakin diminati masyarakat.
Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida nabati adalah daun zodia.
Zodia merupakan tumbuhan dari suku Rutaceae yang berasal dari Papua. Tanaman ini
telah dimanfaatkan oleh masyarakat asli Papua guna untuk mengusir serangga dan
nyamuk yaitu dengan cara mengusapkannya ke sekujur tubuh. Selain itu zodia juga
berfungsi untuk peredah malaria dengan cara merebus kulit batang zodia (Kardinan,
2004). Di daerah Sentani di Irian Jaya, zodia digunakan sebagai penghilang bau badan.
Tanaman zodia tersebut dioleskan pada tubuh, pada saat akan pesta. Aroma tubuh yang
kurang sedap menjadi harum wangi zodia. Minyak atsiri adalah minyak terbang atau
disebut juga volatil oil atau essential oil merupakan campuran dari senyawa yang
berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih yang
berbeda (Sastrohamidjojo, 2004). Minyak atsiri bersifat mudah menguap pada suhu

kamar, mempunyai rasa getir, serta berbau wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya (Sudaryanti dan Sugiharti, 1990).
Dibidang industri minyak atsiri mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena
banyak digunakan sebagai bahan pewangi dan bahan penyedap baik dalam kosmetik,
makanan, minuman, maupun obat-obatan dari berbagai penyakit. Minyak atsiri
beberapa tanaman telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Aktivitas antibakteri
minyak atsiri disebabkan karena minyak atsiri mengandung senyawa yang dapat
menghambat atau membunuh pertumbuhan bakteri (Inouye et al., 2001). Carvacrol,
thymol, dan eugenol adalah komponen minyak atsiri yang diketahui memiliki aktivitas

antibakteri yang tinggi. Ketiga senyawa ini termasuk dalam golongan fenol (Baudoux,
2005). Kandungan kimia yang terdapat dalam daun zodia merupakan senyawa aktif
yaitu evodiamine dan rutaecarpine. Menurut hasil analisis yang dilakukan di Balai
penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) dengan gas kromatografi, minyak
yang disuling dari daun tanaman ini mengandung linalool (46%) dan α-pinene
(13,26%) (Jatmiko, 2014).
Penelitian terhadap minyak atsiri daun zodia telah dilakukan oleh (Maryuni, 2008),
mengenai isolasi minyak atsiri daun zodia dengan menggunakan metode destilasi uap,
dimana terdapat 26 komponen kimia minyak atsiri dengan kadar paling besar adalah
Evodone atau disebut juga 4(5H)-Benzofuranone yakni sebesar 72,32% dan uji

aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi agar untuk Staphylococcus aureus,
Staphylococcus Epidermisis mewakili bakteri gram positif dan Salmonella enteritidis,
Eschericia coli mewakili bakteri gram negatif. Handayani dan Nurcahyanti (2014)
melakukan penelitian mengenai ekstraksi minyak atsiri daun zodia dengan metode
maserasi dan distilasi air, dimana metode distilasi air terdapat 9 komponen kimia
minyak atsiri dengan kadar paling besar adalah 4(5H)-Benzofuranone yakni sebesar
57,49%.
Kandungan minyak atsiri dari tumbuhan sangat dipengaruhi oleh: tempat tumbuh,
musim, pengambilan bahan, keadaan bahan (umur, keadaan kering atau segar), jumlah
bahan, tingkat perajangan bahan, lamanya penyulingan, besarnya tekanan yang dipakai,
perlakuan air suling serta kondisi operasional alat yang digunakan dalam mendeteksi
komponen tersebut khususnya kolom yang digunakan. Disamping itu, pada keadaan
yang sangat kering (kemarau panjang) minyak pada daun akan cepat menguap,
sehingga kadar minyaknya akan menurun (Guenther, 1987).
Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk menganalisis komponen senyawa
kimia dan uji aktivitas antibakteri minyak atsiri daun zodia (Euodia hortensis J.R &
G.Forst) dari daerah Zipur Kecamatan Helvetia Medan. Isolasi minyak atsiri dilakukan
dengan menggunakan metode hidrodesdatilasi dan Uji aktivitas antibakteri dilakukan
terhadap bakteri Bacillus cereus, Staphylococcus aureus yang mewakili bakteri gram
positif dan Pseudomonas aeruginosa, Shigella dysenteriae yang mewakili bakteri gram

negatif dengan metode difusi agar.

1.2 Permasalahan
1.

Komponen senyawa kimia apa sajakah yang terdapat dalam minyak atsiri daun
zodia dengan metode hidrodestilasi?

2.

Bagaimanakah aktivitas antibakteri minyak atsiri daun zodia terhadap bakteri
Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Shigella
dysenteriae dengan metode difusi agar ?

1.3 Pembatasan Masalah
Batasan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1.

Daun zodia diperoleh dengan metode hidrodestilasi menggunakan alat Sthal.


2.

Uji antibakteri minyak atsiri daun zodia segar dilakukan terhadap bakteri Bacillus
cereus,

Staphylococcus

aureus,

Pseudomonas

aeruginosa,

dan

Shigella

dysenteriae dengan metode difusi agar
1.4 Tujuan Penelitian
1.


Untuk mengetahui komponen kimia minyak atsiri yang terkandung di dalam daun
zodia dengan analisis GC-MS

2.

Untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari minyak atsiri daun zodia terhadap
bakteri Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan
Shigella dysenteriae dengan metode difusi agar

1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di bidang kimia organik
mengenai komponen kimia yang terdapat dalam minyak atsiri dan aktivitas antibakteri
daun zodia terhadap bakteri Bacillus cereus, Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa, dan Shigella dysenteriae

1.6 Lokasi Penelitian
Penelitian untuk isolasi minyak atsiri dilakukan di laboratorium Kimia Organik
FMIPA-USU Medan, analisa spektroskopi GC-MS dilakukan di Laboratorium Organik
FMIPA-UGM dan uji aktivitas antibakteri dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas Farmasi USU.

1.7 Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen laboratorium dan sebagai objek
penelitian adalah daun zodia yang diperoleh dari Zipur kecamatan Helvetia Medan.
Isolasi minyak atsiri daun zodia dilakukan dengan metode hidrodestilasi. Daun zodia
dicuci bersih, diiris tipis-tipis kemudian dimasukkan kedalam labu Sthal. Minyak atsiri
yang masih bergabung dengan air dijenuhkan dengan NaCl, diekstraksi dengan eter
kemudian ditambahkan Na2S04 anhidrous untuk menghilangkan kandungan airnya,
kemudian didekantasi. Minyak atsiri yang diperoleh dianalisa dengan metode GC-MS
untuk mengetahui komponen kimianya, serta dilakukan uji aktivitas antibakteri dengan
metode difusi agar.