Gambaran Pengetahuan Ibu Paritas tentang Preeklamsia di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklamsia dan eklamsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal
yang tinggi terutama di negara berkembang. Kejadian preeklamsi dan eklamsia
bervariasi disetiap negara bahkan disetiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang
mempengaruhi diantaranya jumlah primigravida, terutama primigravida muda,
hidramion, hamil kembar, mola hidatidosa, diabetes melitus, kegemukan, jumlah usia
ibu lebih dari 35 tahun (Manuaba, 2009).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi walaupun terjadi
penurunan dari 270 per 100.000 kelahiran hidup (2004), 262 per 100.000 kelahiran
hidup (2005), 225 per 100.000 kelahiran hidup (2006), 248 per 1100.000 kelahiran
hidup (2007) dan 228 per 100.000 kelahiran hidup (2011). (Depkes, 2008). Menurut
profil kesehatan Sumatera Utara tahun 2005, angka kematian ibu (AKI) di Sumatera
Utara sebesar 315 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes SU, 2006).
Menurut Roeshadi, H.R (2006) dalam Paramitasari dan Martini (2012)
Penyebab kematian maternal termasuk perdarahan, infeksi, eklamsia, persalinan
macet, dan aborsi tidak aman. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia dikenal
dengan trias klasik yakni perdarahan, preeklamsia/eklamsia, dan infeksi.
Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian preeklmasia sebanayak 5%
dari semua kehamilan, yaitu 23,6 kasus per 1000 kelahiran (Dawn C Jung, 2007).
Berdasarka data World Health Organiation (WHO, 2007) Kasus kematian ibu yang
disebabkan oleh preeklamsia untuk negara berkembang adalah 16,1%, di Indonesia
sebesar 33% sedangkan di Lampung sebesar 24,21%.
1
2
Preeklamsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema patologik,
biasanya terjadi setelah minggu ke-20 (atau lebih awal pada adanya kasus penyakit
trofobalstik seperti mola atau hidrops) (Dewi dan Sunarsih, 2012).
Menurut Wirakusuma (2005) dalam Paramitasari dan Martini (2012)
preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil yang dapat
berkembang menjadi eklamsia (keracunan kehamilan). Preeklamsia ditandai oleh
timbulnya hipertensi dengan proteinuria, edema atau dengan keduanya akibat suatu
kehamilan atau pengaruh suatu kehamilan yang timbul pada usia kehamilan >20
minggu. Preeklamsia merupakan keadaan patologi yang belum diketahui secara pasti
penyebabnya walaupun telah ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang
penyebab preeklamsia.
Preeklamsia
dan
eklamsia
merupakan
komplikasi
kehamilan
yang
berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau
diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan
kematian. Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil
yang teratur dengan memperhatikan perkembangan pada muka dan ekstremitas,
kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urine untuk
menentukan proteinuria (Manuaba, 2009)
Berdasarkan hasil penelitian Susanti (2012) tentang pengetahuan ibu hamil
terhadap preeklamsia dan eklamsia terdapat 9 respoden (30%) berpengetahuan baik,
18 responden (60%) berpengetahuan cukup, dan 3 responden (10%) berpengetahuan
kurang.
Hasil survei awal yang dilakukan peneliti angka kejadian preeklamsia pada
ibu bersalin di RSUD Dr Pirngadi Medan tahun 2012 berjumlah 68 orang, tahun
2013 berjumlah 66 orang dan tahun 2014 berjumlah 64 orang.
3
Berdasarkan data diatas, pengetahuan ibu tentang preeklamsia dan eklamsia
masih relatif rendah dan banyaknya angka kejadian preeklamsia maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran pengetahuan Ibu yang
Melahirkan tentang Preeklamsia di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi
dasar penelitian ini dilakukan adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu yang
Melahirkan tentang Preeklamsia di RSUD Dr Pirngadi Medan tahun 2015?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang melahirkan tentang
preeklamsia di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan di RSUD dr.
Pirngadi Medan Tahun 2015.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang melahirkan tentang
preeklamsia di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi sumber pengetahuan dan
masukan bagi setiap pelayanan kebidanan, diharapkan bidan mampu
memberikan informasi tentang preeklamsia.
4
2. Penelitian Kebidanan
Diharapkan dapat menambah referensi dan dapat menambah bahan bacaan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preeklamsia dan eklamsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal
yang tinggi terutama di negara berkembang. Kejadian preeklamsi dan eklamsia
bervariasi disetiap negara bahkan disetiap daerah. Dijumpai berbagai faktor yang
mempengaruhi diantaranya jumlah primigravida, terutama primigravida muda,
hidramion, hamil kembar, mola hidatidosa, diabetes melitus, kegemukan, jumlah usia
ibu lebih dari 35 tahun (Manuaba, 2009).
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi walaupun terjadi
penurunan dari 270 per 100.000 kelahiran hidup (2004), 262 per 100.000 kelahiran
hidup (2005), 225 per 100.000 kelahiran hidup (2006), 248 per 1100.000 kelahiran
hidup (2007) dan 228 per 100.000 kelahiran hidup (2011). (Depkes, 2008). Menurut
profil kesehatan Sumatera Utara tahun 2005, angka kematian ibu (AKI) di Sumatera
Utara sebesar 315 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes SU, 2006).
Menurut Roeshadi, H.R (2006) dalam Paramitasari dan Martini (2012)
Penyebab kematian maternal termasuk perdarahan, infeksi, eklamsia, persalinan
macet, dan aborsi tidak aman. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia dikenal
dengan trias klasik yakni perdarahan, preeklamsia/eklamsia, dan infeksi.
Di Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian preeklmasia sebanayak 5%
dari semua kehamilan, yaitu 23,6 kasus per 1000 kelahiran (Dawn C Jung, 2007).
Berdasarka data World Health Organiation (WHO, 2007) Kasus kematian ibu yang
disebabkan oleh preeklamsia untuk negara berkembang adalah 16,1%, di Indonesia
sebesar 33% sedangkan di Lampung sebesar 24,21%.
1
2
Preeklamsia adalah hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema patologik,
biasanya terjadi setelah minggu ke-20 (atau lebih awal pada adanya kasus penyakit
trofobalstik seperti mola atau hidrops) (Dewi dan Sunarsih, 2012).
Menurut Wirakusuma (2005) dalam Paramitasari dan Martini (2012)
preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil yang dapat
berkembang menjadi eklamsia (keracunan kehamilan). Preeklamsia ditandai oleh
timbulnya hipertensi dengan proteinuria, edema atau dengan keduanya akibat suatu
kehamilan atau pengaruh suatu kehamilan yang timbul pada usia kehamilan >20
minggu. Preeklamsia merupakan keadaan patologi yang belum diketahui secara pasti
penyebabnya walaupun telah ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang
penyebab preeklamsia.
Preeklamsia
dan
eklamsia
merupakan
komplikasi
kehamilan
yang
berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan atau
diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan
kematian. Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil
yang teratur dengan memperhatikan perkembangan pada muka dan ekstremitas,
kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urine untuk
menentukan proteinuria (Manuaba, 2009)
Berdasarkan hasil penelitian Susanti (2012) tentang pengetahuan ibu hamil
terhadap preeklamsia dan eklamsia terdapat 9 respoden (30%) berpengetahuan baik,
18 responden (60%) berpengetahuan cukup, dan 3 responden (10%) berpengetahuan
kurang.
Hasil survei awal yang dilakukan peneliti angka kejadian preeklamsia pada
ibu bersalin di RSUD Dr Pirngadi Medan tahun 2012 berjumlah 68 orang, tahun
2013 berjumlah 66 orang dan tahun 2014 berjumlah 64 orang.
3
Berdasarkan data diatas, pengetahuan ibu tentang preeklamsia dan eklamsia
masih relatif rendah dan banyaknya angka kejadian preeklamsia maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran pengetahuan Ibu yang
Melahirkan tentang Preeklamsia di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang menjadi
dasar penelitian ini dilakukan adalah Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu yang
Melahirkan tentang Preeklamsia di RSUD Dr Pirngadi Medan tahun 2015?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang melahirkan tentang
preeklamsia di RSUD Dr Pirngadi Medan Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan di RSUD dr.
Pirngadi Medan Tahun 2015.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang melahirkan tentang
preeklamsia di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi sumber pengetahuan dan
masukan bagi setiap pelayanan kebidanan, diharapkan bidan mampu
memberikan informasi tentang preeklamsia.
4
2. Penelitian Kebidanan
Diharapkan dapat menambah referensi dan dapat menambah bahan bacaan.