Gambaran Ibu Hamil Resiko Tinggi pada Ibu Hamil di RSUD dr.Pirngadi Medan Tahun 2013-2015
GAMBARAN IBU HAMIL RESIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI RSUD dr. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2013-2015
SITI ENDANG LESTARI 145102151
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
Pernyataan
GAMBARAN IBU HAMIL RESIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI RSUD dr. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2013-2015
Karya Tulis Ilmiah
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat orang lain atau terbitan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam Karya Tulis Ilmiah disebut dalam pustaka.
Medan, Juli 2015
Siti Endang Lestari 145102151
(4)
GAMBARAN IBU HAMIL RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI RSUD dr. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2013-2015
ABSTRAK Siti Endang Lestari
Latar belakang: Kehamilan risiko tinggi merupakan suatu keadaan dimana kondisi ibu hamil yang bisa menyebabkan janin yang dikandungnya tidak dapat tumbuh dengan sehat, bahkan dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin dengan suatu proses kehamilannya mempunyai risiko lebih tinggi dan lebih besar dari normalnya. Tujuan penelitian: untuk mengetahui gambaran ibu hamil risiko tinggi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2013-2015.
Metodelogi: jenis penelitian ini deskriptif dengan desain cross sectional, dengan total sampel sebanyak 75 orang, pengambilan sampel dengan total sampling menggunakan data sekunder kemudian dilakukan tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2015.
Hasil: hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu hamil resiko tinggi berdasarkan uji tabulasi silang didapatkan ibu hamil dengan kehamilan risiko tinggi mayoritas berumur <20 tahun (26,7%), dan berdasarkan paritas mayoritas kelompok primipara (26,7%), yang berdasarkan jarak kehamilan mayoritas <1 tahun (33,4%).
Kesimpulan dan saran: kehamilan di bawah umur <20 tahun, ibu primipara, dan jarak kehamilan <1 tahun merupakan kehamilan risiko tinggi. Bagi ibu hamil agar mengatur jumlah anak yang dilahirkan dan menjaga jarak kehamilan <1 tahun, dan bagi tenaga medis agar lebih sering memberikan informasi kepada ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan.
(5)
DESCRIPTION OF PREGNANT WOMEN AT HIGH RISK OF PREGNANT WOMEN IN dr. Pirngadi MEDAN CITY YEAR 2013-2015
ABSTRACT Siti Endang Lestari
Background: High-risk pregnancy is a condition where the condition of pregnant women can cause the fetus can not grow healthily, it can even cause death in the mother and fetus with a process of pregnancy have a higher risk and a greater than normal
Objective: to describe high-risk pregnant women at Regional General Hospital dr. Pirngadi Medan Year 2013-2015.
Methodology: This research type descriptive cross sectional design, with a total sample of 75 people, sampling a total sampling using secondary data and then do the tabulation of frequencies and cross tabulation. This research was conducted in dr. Pirngadi Medan in 2015
Results: The results of this study showed that pregnant women at high risk of cross-tabulation obtained by testing pregnant women with high risk pregnancies majority aged <20 years (26.7%), and based on parity majority primiparous group (26.7%), which is based on the distance pregnancy majority <1 year (33.4%).
Conclusion: Pregnancy under age <20 years is a high-risk pregnancy, for pregnant women in order to regulate the number of children who were born and keep a distance pregnancy <1 year, and for medical personnel to be more frequently providing information to pregnant women about the high risk of pregnancy. Keywords: Pregnancy, High Risk
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tak henti-hentinya penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah- Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Resiko TinggiDi Rumah Sakit Umum Daerah dr.Pirngadi Medan Tahun 2015”. Guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh penelitian selanjutnya.
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang membacanya sebagai wahana menambah pengetahuan dan pemikiran. Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun penyusunannya. Penulis mengharapkan masukan dan saran guna perbaikan dimasa mendatang. Untuk itu penulis ingin menghaturkan ribuan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Program D-IVFakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk selama menyusun proposal penelitian.
2. Nur Asnah Sitohang,S. Kep, Ns, M. Kep selaku ketua Pelaksana Program D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk selama menyusun Proiposal Penelitian.
3. Dr. Hemma Yulfi, DAP&E, M.med.Ed selaku Pembimbing dan sekaligus
sebagai orang tua angkat yang telah memberikan segenap arahan, bimbingan dan petunjuk serta waktu luang selama menyusun Proposal Penelitian ini..
4. dr. Cut adeya adella SPOG (K) selaku dosen penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Proposal Penelitian
5. ikhanuddin.A.H,S.Kp. MNS CWCCA selaku dosen penguji II yang telah
memberikan masukan dan saran demi perbaikan Proposal Penelitian ini.
6. Direktur RSUD dr. Pirngadi Kota Medan yang telah memberikan izin penelitian
bagi penulis.
7. Sembah sujud ananda yang tidak terhingga kepada ayahanda dan Ibunda tercinta
yang telah membesarkan, membimbing mengasuh penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang dan yang selalu menjadi sumber inspirasi dan motivasi buat saya,dan juga telah memberikan dukungan moril dan materil sehingga Proposal
(7)
8. Buat abang dan kakak ku yang paling kusayangi. yang selalu memberikan do’a,cinta,dan kasih sayang dan motivasi kepada penulis mulai dari awal hingga terselesainya Proposal Penelitian ini.
9. Seluruh teman-teman Seperjuangan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang ikut serta membantu penulis dalam penyelesaian Proposal Penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, namun demikian besar harapan penulis kiranya Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin.
Medan, Juli 2015
Peneliti
(8)
DAFTAR ISI ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR SKEMA... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.LatarBelakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5
Defenisi Kehamilan Beresiko Tinggi ... 5
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Resiko Tinggi... 5
Tanda-Tanda Kehamilan Resiko Tinggi ... 8
Penanganan / Penatalaksanaan Kehamilan Beresiko Tinggi ... 9
Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi ... 10
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 13
A . Kerangka Konsep ... 13
B. Defenisi Operasional ... 13
BAB IV METODE PENELITIAN... 15
A. Desain Penelitian ... 15
B. Populasi dan Sampel ... 15
C. Tempat Penelitian ... 15
D. Waktu Penelitian ... 15
E. Etika Penelitian ... 15
F. Alat Pengumpilan Data... 17
G. Prosedur Pengumpulan Data ... 17
H. Pengolahan dan Analisis Data ... 17
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18
A. Hasil Penelitian... 18
B. Pembahasan……... 21
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 26
A. Kesimpulan ... 26
B. Saran ... 26 DAFTAR PUSTAKA
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi ibu hamil risiko tinggi berdasarkan umur di RSUD dr.Pirngadi Medan...18
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi ibu hamil risiko tinggi berdasarkan paritas di RSUD dr.Pirngadi Medan...19
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi ibu hamil risiko tinggi berdasarkan jarak kehamilan di RSUD dr.Pirngadi
(10)
DAFTAR SKEMA
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Pernyataan
Lampiran 2 : Master Tabel
Lampiran 3 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU
(12)
GAMBARAN IBU HAMIL RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI RSUD dr. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2013-2015
ABSTRAK Siti Endang Lestari
Latar belakang: Kehamilan risiko tinggi merupakan suatu keadaan dimana kondisi ibu hamil yang bisa menyebabkan janin yang dikandungnya tidak dapat tumbuh dengan sehat, bahkan dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin dengan suatu proses kehamilannya mempunyai risiko lebih tinggi dan lebih besar dari normalnya. Tujuan penelitian: untuk mengetahui gambaran ibu hamil risiko tinggi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2013-2015.
Metodelogi: jenis penelitian ini deskriptif dengan desain cross sectional, dengan total sampel sebanyak 75 orang, pengambilan sampel dengan total sampling menggunakan data sekunder kemudian dilakukan tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2015.
Hasil: hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu hamil resiko tinggi berdasarkan uji tabulasi silang didapatkan ibu hamil dengan kehamilan risiko tinggi mayoritas berumur <20 tahun (26,7%), dan berdasarkan paritas mayoritas kelompok primipara (26,7%), yang berdasarkan jarak kehamilan mayoritas <1 tahun (33,4%).
Kesimpulan dan saran: kehamilan di bawah umur <20 tahun, ibu primipara, dan jarak kehamilan <1 tahun merupakan kehamilan risiko tinggi. Bagi ibu hamil agar mengatur jumlah anak yang dilahirkan dan menjaga jarak kehamilan <1 tahun, dan bagi tenaga medis agar lebih sering memberikan informasi kepada ibu hamil tentang risiko tinggi kehamilan.
(13)
DESCRIPTION OF PREGNANT WOMEN AT HIGH RISK OF PREGNANT WOMEN IN dr. Pirngadi MEDAN CITY YEAR 2013-2015
ABSTRACT Siti Endang Lestari
Background: High-risk pregnancy is a condition where the condition of pregnant women can cause the fetus can not grow healthily, it can even cause death in the mother and fetus with a process of pregnancy have a higher risk and a greater than normal
Objective: to describe high-risk pregnant women at Regional General Hospital dr. Pirngadi Medan Year 2013-2015.
Methodology: This research type descriptive cross sectional design, with a total sample of 75 people, sampling a total sampling using secondary data and then do the tabulation of frequencies and cross tabulation. This research was conducted in dr. Pirngadi Medan in 2015
Results: The results of this study showed that pregnant women at high risk of cross-tabulation obtained by testing pregnant women with high risk pregnancies majority aged <20 years (26.7%), and based on parity majority primiparous group (26.7%), which is based on the distance pregnancy majority <1 year (33.4%).
Conclusion: Pregnancy under age <20 years is a high-risk pregnancy, for pregnant women in order to regulate the number of children who were born and keep a distance pregnancy <1 year, and for medical personnel to be more frequently providing information to pregnant women about the high risk of pregnancy. Keywords: Pregnancy, High Risk
(14)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kehamilan risiko tinggi merupakan suatu keadaan dimana kondisi ibu hamil yang bisa menyebabkan janin yang dikandungnya tidak dapat tumbuh dengan sehat, bahkan dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin. Ada juga yang mengartikan bahwasannya kehamilan resiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang kehamilannya mempunyai resiko lebih tinggi dan lebih besar dari normal umumnya kehamilan (baik itu bagi sang ibu maupun sang bayinya) dengan adanya resiko terjadinya penyakit atau kematian sebelum atau pun sesudah proses persalinanya kelak (T.amalia, 2009).
Jumlah angka kematian ibu di Indonesia masih tergolong tinggi diantara negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Depkes tahun 2008 jika dibandingkan AKI (angka kematian ibu) Singapura adalah 6 per 100.000 kelahiran hidup, AKI Malaysia mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan AKI Vietnam sama seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 per kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup, penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain, yaitu eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5% (Depkes, 2010)
Di Indonesia ada trias yaitu penyakit yang dialami ibu hamil, bersalin dan nifas bahkan menjadi salah satu penyebab dari trias kematian pada ibu. Trias kematian pada kondisi ibu yang selama ini terjadi adalah pendarahan, infeksi dan preeklamsia (Gunawan E., 2010)
(15)
Di Indonesia (2010) kelompok kehamilan risiko tinggi sekitar 34%. Kategori dengan risiko tinggi mencapai 22,4%, dengan rincian umur ibu <18 tahun sebesar 4,1%, umur ibu > 34 tahun 3 sebesar 3,8%, jarak kelahiran < 24 bulan sebesar 5,2%, dan jumlah anak yang terlalu banyak (>3 orang) sebesar 9,4%. Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 28 %, preeklampsi/eklampsi 24 %, infeksi 11 %, sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri 5 % dan lain – lain 11 % (WHO, 2010).
Berdasarkan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara penyebab utama kematian ibu di Sumatera Utara belum ada survei khusus, tetapi secara nasional disebabkan karena komplikasi persalinan (45%), retensio plasenta (20%), robekan jalan lahir (19%), partus lama (11%), perdarahan dan eklampsia masing-masing (10%), (Veronika, 2010).
Provinsi Sumatera Utara 80% kematian ibu tergolong penyebab kematian ibu langsung yaitu perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%) dan sebab lain (7%), Hipertensi sering terjadi akibat terlalu banyak anak, partus pada usia dini atau lanjut, jarak persalinan terlalu rapat, tinggi badan < 150 cm, ukuran panggul yang kecil, riwayat persalinan jelek dan petugas kesehatan tidak terlatih untuk mengenali persalinan macet yang menyebabkan tingginya risiko kematian bayi. Penyebab utama lahir mati adalah gangguan persalinan (25%), hipertensi (19%), masalah kesehatan ibu menjelang persalinan (13%) dan malpresentasi (12%). Hipertensi akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi atonia uteri yang dapat mengakibatkan pendarahan postpartum (Engla, 2010).
(16)
Berdasarkan Survey awal yang dilakukan Di RSUD dr. Pirngadi Medan dari hasil gambaran ibu hamil beresiko tinggi pada tahun 2010 ditemukan sebanyak 859 kasus, tahun 2011 meningkat menjadi 7195 kasus, tahun 2012 terjadi penurunan menjadi 6048 kasus, tetapi pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebanyak 10462 kasus, pada tahun 2014 terjadi peningkatan kembali yang sangat tinggi sebanyak 11532. Di temukan ibu hamil dengan beresiko kehamilan berjumlah 63 orang terdiri dari KJDK (kematian janin dalam kandungan) 2 orang (1,26%), KPD (ketuban pecah dini) 3 orang (1,89%), Abortus 12 orang (7,56%), KET (kehamilan ektopik terganggu) 5 orang (3,15%), Molahidatidosa 25 orang (15,75%), pre eklamsia 16 orang (10,06%). Pada tahun 2015 ditemukan ibu hamil dengan beresiko tinggi berjumlah 70 orang terdiri dari KJDK (kematian janin dalam kandungan) 3 orang (%), KPD (ketuban pecah dini) 5 orang (%), abortus 15 orang (%), KET (kehamilan ektopik terganggu) 6 orang (%), molahidatidosa 26 orang (%), pre eklamsia 20 orang (%), serotinus (kehamilan lewat waktu) 5 orang (%).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai gambaran Ibu hamil risiko tinggi di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2013-2015.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana gambaran ibu hamil risiko tinggi di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2013-2015.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran ibu hamil dengan berisiko tinggi di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2013-2015.
(17)
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil dengan risiko tinggi berdasarkan tahun di RSUD dr. Pirngadi 2013-2015
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil dengan risiko tinggi berdasartkan umur di RSUD dr. Pirngadi Tahun 2013-2015.
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil dengan risiko tinggi berdasarkan paritas di RSUD dr. Pirngadi Tahun 2013-2015.
4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dengan risiko tinggi berdasarkan jarak kehamilan di RSUD dr. Pirngadi Tahun 2013-2015.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi awal dalam mengantisipasi kehamilan risiko tinggi
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan dan deteksi dini pada kehamilan risiko tinggi.
(18)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal (Haryati N., 2012).
Kehamilan risiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang kehamilannya mempunyai risiko lebih tinggi dan lebih besar dari normal umumnya kehamilan (baik itu bagi sang ibu maupun sang bayinya) dengan adanya risiko terjadinya penyakit atau kematian sebelum atau pun sesudah proses persalinanya kelak Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, persalinan, ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas normal.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Risiko Tinggi
a) Tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmHg
Perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi ada dua. Pertama, penderita yang sudah mengidap hipertensi sebelum kehamilan terjadi. Kedua, penderita hipertensi akibat kehamilan itu sendiri. Jadi mungkin saja sebelum kehamilan tekanan darah ibu normal, lalu disaat kehamilan mendadak tinggi. Kondisi inilah yang disebut preklamsia dan eklamsia. Preklamsia biasanya terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu dan harus segera ditangani agar tidak meningkat menjadi eklamsia yang tidak saja berbahaya bagi ibu tapi juga janin. Ibu bisa mengalami
(19)
kejang - kejang hingga bisa tidak terselamatkan, tentunya jika ibu tidak terselamatkan, janin pun bisa mengalami nasib yang sama.
b) Kaki bengkak (Odema)
Biasanya pembengkakan terjadi pada tungkai bawah, yang disebabkan penekanan rahim yang membesar seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Hal ini tampak saat usia kehamilan semakin tua. Jika pembengkakan juga terjadi pada tangan dan wajah., atau sakit kepala kadangkala disertai kejang. Ini bisa membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan. Untuk mengetahui apakah kaki mengalami pembengkakan tekanlah kulit disekitar pergelangan kaki dengan ibu jari. Jika tempat yang ditekan menjadi kempis dan tidak segera pulih berarti kaki tersebut bengkak.
c) Peningkatan berat badan lebih dari 5 kg atau kurang 4 kg
Penambahan berat badan yang normal hingga kehamilan berusia 6 bulan adalah sekitar 1- 1,5 kg / bulan. Setelah memasuki kehamilan bulan 7 kenaikan bobot sebaiknya berkisar antara 0,5- 1/ bulan.
d) Pucat
Wajah pucat, kelopak dalam mata pucat, telapak tangan pucat, mudah lelah, lemah, lesuh, kemungkinan ibu hamil menderita anemia (kurang darah). Sebenarnya ibu hamil kekurangan hemoglobin pada sel darah merahnya pada ibu hamil. anemia sering disebabkan kekurangan zat besi. Anemia kekurangan zat besi mudah diatasi dengan pemberian tambahan pil zat besi (sulfas ferosus) atau tablet penambah zat besi lainnya. Anemia dalam kehamilan berakibat buruk pada kehamilan dan janin yang dikandung. Pasokan oksigen janin kurang normal. Gangguan plasenta dan pendarahan pasca persalinan juga sering terjadi pada ibu hamil yang anemia.
(20)
e) Tinggi badan kurang dari 145 cm
Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm, memiliki resiko tinggi mengalami persalinan secara premature, karena lebih mungkin memiliki panggul yang sempit.
f) Perdarahan
Perdarahan adalah salah satu kejadian yang menakutkan selama kehamilan. Perdarahan ini dapat bervariasi mulai dari jumlah yang sangat kecil (bintik-bintik), sampai pendarahan hebat dengan gumpalan dan kram perut. Perdarahan hamper 30 % terjadi pada kehamilan. Kondisi ini terjadi di awal masa kehamilan (trimester pertama), tengah semester (trimester kedua) atau bahkan pada masa kehamilan tua (trimester ketiga). Perdarahan pada kehamilan merupakan keadaan yang tidak normal sehingga harus diwaspadai. Ada beberapa penyebab perdarahan yang dialami oleh wanita hamil. Setiap kasus muncul dalam fase tertentu. Ibu hamil yang mengalami perdarahan perlu segera diperiksa untuk mengetahui penyebabnya agar bisa dilakukan solusi medis yang tepat untuk menyelamatkan kehamilan. Adakalanya kehamilan bisa diselamatkan, namum tidak jarang yang gagal. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kandungan disertai dengan pengajuan beberapa pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan terjadinya perdarahan. Bila perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti ultrasonographi (USG) dan pemeriksaan laboratorium.
g) Deman tinggi
Demam tinggi pada ibu hamil biasanya disebabkan karena infeksi atau malaria. Demam tinggi biasanya membahayakan keselamatan jiwa ibu bisa menyebabkan keguguran atau kelahiran (Nurhayati, N., 2012)
(21)
Tanda-Tanda Kehamilan Risiko Tinggi 1. Keguguran.
Keguguran dapat terjadi secara tidak disengaja. misalnya : karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi
terutama rahim yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil dan juga umur ibu yang belum 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi sangat rendah, pemeriksaan kehamilan (ANC) yang kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu cacat bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri.
Pengetahuan ibu hamil akan gizi masih kurang, sehingga akan berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah dan cacat bawaan.
3. Mudah terjadi infeksi.
Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
(22)
4. Anemia kehamilan / kekurangan zat besi.
Penyebab anemia pada saat hamil disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat hamil karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami anemia. Tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Lama kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
5. Keracunan Kehamilan (Gestosis).
Kombinasi keadaan alat reproduksi yang belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
6. Kematian ibu yang tinggi.
Kematian ibu pada saat melahirkan banyak disebabkan karena perdarahan dan infeksi (Rochyati, P., 2011)
Penanganan / Penatalaksanaan Kehamilan Berisiko tinggi
a. Lebih banyak mengunjungi dokter dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki risiko tinggi. Tekanan darah anda akan diperiksa secara teratur, dan urin anda akan dites untuk melihat kandungan protein dalam urin (tanda preeclampsia) dan infeksi pada saluran kencing.
b. Tes genetik mungkin dilakukan bila anda berusia diatas 35 tahun atau pernah memiliki masalah genetik pada kehamilan sebelumnya. Dokter akan meresepkan obat-obatan yang mungkin anda butuhkan, seperti obat diabetes, asma, atau tekanan darah tinggi.
(23)
d. Makan makanan sehat yang mengandung protein, susu dan produk olahannya, buah-buahan, dan sayur-sayuran.
e. Minum obat-obatan, zat besi, atau vitamin yang diresepkan dokter. Jangan minum obat-obatan yang dijual bebas tanpa resep dokter.
f. Minum asam folat setiap hari. Minum asam folat sebelum dan selama masa awal kehamilan mengurangi kemungkinan anda melahirkan bayi dengan gangguang saraf/otak maupun cacat bawaan lainnya.
g. Ikuti instruksi dokter anda dalam melakukan aktivitas sehari-hari. h. Berhenti merokok dan jauhkan diri dari asap rokok
i. Berhenti minum alkohol
j. Menjaga jarak dari orang-orang yang sedang terkena flu atau infeksi lainnya (Wulandari, 2011)
Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi
Sebagian besar kematian ibu hamil dapat dicegah apabila mendapat penanganan yang adekuat difasilitas kesehatan. Kehamilan dengan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan menurut Kusmiyati (2011), antara lain:
1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4x kunjungan selama masa kehamilan yaitu:
a. Satu kali kunjungan pada triwulan pertama (tiga bulan pertama). b. Satu kali kunjungan pada triwulan kedua (antara bulan keempat
sampai bulan keenam).
c. Dua kali kunjungan pada triwulan ketiga (bulan ketujuh sampai bulan kesembilan).
(24)
2. Imunisasi TT yaitu imunisasi anti tetanus 2 (dua) kali selama kehamilan dengan jarak satu bulan, untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
3. Bila ditemukan risiko tinggi, pemeriksaan kehamilan harus lebih sering dan intensif
4. Makan makanan yang bergizi Asupan gizi seimbang pada ibu hamil dapat meningkatkan kesehatan ibu dan menghindarinya dari penyakit- penyakit yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi.
5. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan komplikasi pada ibu hamil:
a. Berdekatan dengan penderita penyakit menular. b. Asap rokok dan jangan merokok.
c. Makanan dan minuman beralkohol. d. Pekerjaan berat.
e. Penggunaan obat-obatan tanpa petunjuk dokter/bidan. f. Pemijatan/urut perut selama hamil.
g . Berpantang makanan yang dibutuhkan pada ibu hamil.
6. Mengenal tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi dan mewaspadai penyakit apa saja pada ibu hamil.
7. Segera periksa bila ditemukan tanda-tanda kehamilan dengan risiko tinggi.
Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di Polindes/bidan. desa,
Puskesmas/Puskesmas pembantu, rumah bersalin, rumah sakit pemerintah atau swasta.
Cara mencegah kehamilan risiko tinggi yaitu tidak melahirkan pada umur kurang dari 20 tahun / lebih dari 35 tahun, Hindari jarak kelahiran terlalu dekat / kurang dari 2 tahun, rencanakan jumlah anak 2 orang saja, memeriksa kehamilan secara teratur pada tenaga kesehatan seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit, memakan makanan yang bergizi.
(25)
BAB III
KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian tentang profil ibu hamil risiko tinggi di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2013-2015.
Gambar 1: Kerangka konsep penelitian
B. Definisi operasional
Definisi operasional dari penelitian ini sebagai berikut :
Ibu hamil risiko tinggi adalah kondisi yang berdampingan dengan penyakit pada ibu hamil resiko dan ibu hamil dengan keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian bagi ibu maupun bayinya. (Profil Kesehatan jatim, 2011).
1. Umur
Umur yaitu lamanya hidup ibu dalam hitungan sejak lahir sampai dilakukan penelitian ini dengan kategori :
a. <20 tahun b. ≥20-35 tahun c. >35 tahun
Ibu hamil risiko tinggi - Umur - Paritas
(26)
2. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh ibu baik dalam keadaan hidup maupun mati, terdiri atas :
a. Primipara : ibu yang pernah melahirkan 1 kali
b. Sekundipara : ibu yang pernah melahirkan 2 kali
c. Multipara : ibu yang pernah melahirkan 3 kali
d. Grandemultipara : ibu yang pernah melahirkan > 3 kali 3. Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan adalah batasan sela antara kehamilan yang lalu dengan kehamilan yang akan datang. Dengan kategori :
a. <1 tahun b. 1-2 tahun c. >2 tahun
(27)
BAB IV
METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan desain cross sectional yang dilakukan dengan tujuan agar dapat menjelaskan tentang gambaran ibu hamil dengan berisiko kehamilan Tahun 2015.
B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi
Penelitian ini dilakukan di RSU dr. Pirngadi dengan alasan seluruh dokumentasi rekam medik lengkap dan administrasi lebih mudah.
2. Sampel
Sampel ibu hamil diambil pada tahun 2013 - 2015 adalah dilihat dari instalasi rekam medik di RSUD dr. Pirngadi kota Medan.
C. Tempat dan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan pada ibu hamil dengan resiko tinggi tahun 2015.
D. Waktu Penelitian
Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mulai dari bulan November s/d juni tahun 2015.
E. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2011) dalam melaksanakan penelitian, khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia.
(28)
1. Informed Consent
Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika dalam penelitian ini merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
F. Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar cklist dengan melihat status pasien pada rekam medik di RSUD dr. Pirngadi Medan.
G. Prosedur Pengumpulan Data
Data diambil dari medical record di RSUD dr. Pirngadi Medan periode 2013-2015 dengan menggunakan daftar checklist.
(29)
H. Pengolahan Dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang akan dikumpul kemudian dilakukan pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Melakukan koreksi kesalahan-kesalahan dalam pengisian chek list yang telah disiapkan bila ada data yang tidak lengkap maka penulis akan mengecek kembali kelengkapan data, namun pada penelitian ini penelitian tidak mengalami kendala dari kelengkapan data.
b. Coding
Coding adalah tahapan memberikan kode atau tanda-tanda setiap data yang telah terkumpul .
c. Tabulating
Membuat tabulasi seluruh data dalam bentuk distribusi untuk mempermudah analisi data pengolahan data serta pengambilan kesimpulan
2. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan secara deskriptif dengan melihat data yang telah terkumpul data disajikan dalam table distribusi frekuensi dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.
(30)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian
Ibu hamil yang berdasarkan umur pada tahun 2013-2014 dari bulan juni-mei sebanyak 143 orang dan tahun 2014-2015 dari bulan juni-mei sebanyak 104 orang. Berdasarkan paritas pada tahun 2013-2014 dari bulan juni-mei adalah sebanyak 136 orang dan tahun 2014-2015 dari bulan juni-mei sebanyak 128 orang. Kehamilan resiko tinggi dengan jarak kehamilan pada ibu hamil pada tahun 2013-2014 dari bulan juni-mei adalah sebanyak 142 orang dan tahun 2014-2015 dari bulan juni-mei sebanyak 137 orang.
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi ibu hamil risiko tinggi berdasarkan umur Karakteristik Responden f %
umur
<20 96 36 20-35 90 30,3 >35 81 33,7 Jumlah 267 100
Berdasarkan table 5.1 dari ibu hamil risiko tinggi, mayoritas yang dari responden umur <20 tahun (36%) dan minoritas yang dari responden umur 20-35 tahun (30,3
(31)
Berdasarkan table 5.2 dari ibu hamil resiko tinggi, pada tahun mayoritas yang dari responden paritas primipara (28%) dan minoritas yang dari responden sekundipara (21%).
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi ibu hamil risiko tinggi berdasarkan jarak kehamilan
Berdasarkan table 5.3 dari ibu hamil resiko tinggi, mayoritas yang dari responden jarak kehamilan <1 tahun (37%), dan minoritas yang dari responden jarak kehamilan >2 tahun (30%).
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi ibu hamil risiko tinggi berdasarkan paritas
Karakteristik Responden f % paritas
primipara 86 30
sekundipara 62 21
multipara 71 24
grandemultipara 76 25
Jumlah 295 100
Karakteristik Responden f % Jarak Kehamilan <1 tahun 102 37
1-2 tahun 91 33
>2 tahun 85 30
(32)
Tabel 5.4 Crosstab Antara Umur Ibu Hamil Dengan Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamamilan Risiko Tinggi
Umur Ya Tidak Total N % N % N < 20 Tahun 20 26,7 5 6.7 33,4 20–35 Tahun 10 13,3 10 13,3 26,6 >35 Tahun 20 26,7 10 13,3 40,0 Jumlah 50 100 25 100 100
Berdasarkan Tabel 5.4 pada ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi menunjukkan bahwa mayoritas umur ibu dengan kehamilan risiko tinggi pada umur <20 tahun dan >35 tahun yaitu 20 orang (26,7).
Tabel 5.5 Crosstab Antara Paritas Ibu Hamil Dengan Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamamilan Risiko Tinggi
Paritas Ya Tidak Total N % N % N Primipara 20 26,7 15 20,0 46,6 Sekundipara 5 6,7 10 13,3 20,0 Multipara 5 6,7 5 6,7 13,4 Grandemultipara 10 13,3 5 6,7 20,0 Jumlah 40 100 35 100 100
Berdasarkan Tabel 5.5 pada ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi menunjukkan bahwa mayoritas paritas ibu dengan kehamilan risiko tinggi pada primipara yaitu 20 orang (26,7).
(33)
Tabel 5.6 Crosstab antara Jarak Kehamilan Ibu Hamil dengan Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamamilan Risiko Tinggi Jarak
Kehamilan
Ya Tidak Total N % N % N < 1 Tahun 25 33,4 10 13,3 46,7 1-2 Tahun 10 13,3 10 13,3 26,6 >2 Tahun 15 20,0 5 6,7 26,7 Jumlah 50 100 25 100 100
Berdasarkan Tabel 5.6 pada ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi menunjukkan bahwa mayoritas jarak kehamilan ibu dengan kehamilan risiko tinggi pada jarak kehamilan <1 tahun yaitu 25 orang (33,4).
B.Pembahasan
Karakteristik umur pada table 5.1 dari ibu hamil risiko tinggi, mayoritas yang dari responden umur <20 tahun (36%) dan minoritas yang dari responden umur 20-35 tahun (30,3%). Umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan ibu, usia yang kemungkinan tidak risiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu umur 20-35 tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur < 20 tahun dan >35 tahun merupakan umur yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan demikian diketahui bahwa umur ibu pada saat melahirkan ikut berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu maupun anak yang dilahirkan (Ubaydillah,2000)
(34)
perubahan dan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besat ada empat kategori perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua, perubahan proporsi, ketiga, hilangnya ciri-ciri lama, keempat, timbulnya ciri-ciri baru.Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir semakin matang dan dewasa.
Karakteristik paritas pada tabel 5.2 diketahui adalah mayoritas primipara (30,0%), minoritas sekundipara (21,0%). Hal ini disebabkan oleh karena umumnya ibu yang primipara adalah kelompok usia <20 tahun, yang berarti walaupun ibu baru sekali melahirkan tetapi karena usia yang masih terlalu muda dan ditambah dengan kehamilannya waktu itu dan kemukinan jaraknya terlalu dekat menyebabkan ibu ini beresiko tinggi dalam kehamilannya. Pada penelitian ini didapatkan hasil kehamilan multipara dan grandemultipara mendapatkan resiko tinggi kehamilan ibu paritas tinggi menyebabkan tingkat kesehatannya rendah terutama pada saat hamil (Notoatmodjo,2003)
Bila seorang ibu terlalu sering hamil, mereka memiliki resiko tinggi, apalagi pada seorang ibu hamil dimana anak sebelumnya masih disusui maka ibu tersebut termasuk ke dalam ibu hamil beresiko tinggi (Wijonarko, 2008). Pada wanita primipara, mereka secara aktif mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Mereka banyak membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, dan teman). Mereka mencari orang terbaik untuk meminta nasihat, arahan, dan perawatan. Sedangkan pada wanita multipara, mereka memiliki pengalaman tersendiri dalam melahirkan dan bersalin yang mempengaruhi pendekatannya dalam mempersiapkan diri menghadapi persalinan kali ini (Bobak, 2004)
(35)
Karakteristik jarak kehamilan pada tabel 5.3 adalah mayoritas kurang dari <1 tahun (37,0%) dan minoritas lebih dari >2 tahun (30.5%). Kehamilan kedua atau ketiga yang terlampau dekat memiliki risiko bagi ibu dan janin. Bagi ibu sendiri, secara fisik alat-alat reproduksi belum kembali normal. Recovery atau penyembuhan secara keseluruhan pun bisa dibilang belum sempurna. Bila dalam masa kehamilan terjadi penyakit diabetes gestasional, maka ibu tidak cukup sehat untuk melahirkan bayi yang sehat. Janin bahkan berada dalam kondisi rawan, karena bagaimanapun semua asupan kebutuhan janin didapatkan dari tubuh ibu. Gangguan kesehatan yang dialami ibu dapat mempengaruhi pasokan oksigen maupun nutrisi dari ibu ke janin (Masnidar,2009)
Jarak kelahiran terlalu jauh pun kurang baik bagi ibu dan janin. Biasanya usia ibu sudah sampai pada ambang resiko-di atas 30 tahun-- untuk hamil lagi. Sedangkan bagi anak, terlalu lama tidak mempunyai adik, membuatnya lebih sulit berinteraksi dengan adik bayinya. Ini masalah faktor usia, jika diatas umur 30 tahun sudah termasuk berisiko atau terlalu lama baru hamil misalnya sampai 30 tahun juga berisiko. (Masnidar. 2009).
Sedangkan jika melahirkan anak di atas 5 tahun, ibu akan kembali sulit melahirkan dan rasanya akan seperti persalinan anak pertama. Seharusnya pada persalinan kedua, ibu sudah lebih gampang dibandingkan melahirkan anak pertama. Di mana, organ-organ reproduksi sudah lebih siap, cara sederhana bagi orang tua yang ingin melahirkan bayi cerdas yakni pastikan jarak kelahiran antara dua anak tidak kurang dari dua tahun. Peneliti menemukan bahwa jarak dua tahun dapat mengoptimalkan kekuatan otak anak-anak. (R.Mochtar, 2001)
(36)
tinggi pada umur <20 tahun dan >35 tahun yaitu 20 orang (26,7). Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian terhadap kehamilannya. Ibu yang berumur 20-35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk memperhatikan kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya fungsinya sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20-35 tahun (Maulina, 2010).
Berdasarkan Tabel 5.5 dengan crosstab pada ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi menunjukkan bahwa mayoritas paritas ibu dengan kehamilan risiko tinggi pada primipara yaitu 20 orang (26,7). Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas ≤ 1 (belum pernah melahirkan/baru melahirkan pertama kali) dan paritas > 4 memiliki angka kematian maternal lebih tinggi (Saifudin,1994). Paritas ≤ 1 dan usia muda berisiko karena ibu belum siap secara medis maupun secara mental, sedangkan paritas di atas 4 dan usia tua, secara fisik ibu mengalami kemunduran untuk menjalani kehamilan (Kemenkes RI, 2004).
Berdasarkan Tabel 5.6 pada crosstab ibu hamil dengan kehamilan risiko tinggi menunjukkan bahwa mayoritas jarak kehamilan ibu dengan kehamilan risiko tinggi pada jarak kehamilan <1 tahun yaitu 25 orang (33,4). Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi batasan sela antara kehamilan yang lalu dengan kehamilan yang akan datang. Berdasarkan hasil Penelitian pelayanan kesehatan ibu dan anak (PKIA) Belitung jarak kehamilan 2 -5 memiliki pengetahuan baik 15.6% anak-anak yang dilahirkan 2-5 tahun setelah kelahiran anak sebelumnya, memiliki kemungkinan hidup sehat 2,5 kali (Royston, 2008)
(37)
Pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi di PKIA 26 lebih tinggi dari pada yang berjarak kelahiran kurang dari 2 tahun, maka jarak kehamilan yang aman adalah 2-5 tahun. Wanita yang melahirkan dengan jarak yang sangat berdekatan (< 2 tahun) akan mengalami resiko antara lain Kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh juga dapat menimbulkan resiko tinggi antara lain persalinan lama. Dengan adanya resiko dalam menentukan jarak kehamilan maka diperlukan penelitian tentang hubungan umur, pendidikan terhadap penentuan jarak kehamilan (Royston, 2008)
Jarak kelahiran antara anak pertama dan kedua perlu diperhatikan selain mempertimbangkan faktor kesehatan ibu, sang kakak pun akan siap menerima kehadiran adiknya. Jarak paling ideal bagi ibu untuk kembali melahirkan jika anak sudah berusia di atas 2 tahun dan di bawah 5 tahun. Pada usia 2–5 tahun, anak pertama sudah memasuki pendidikan anak usia dini (PAUD). Sehingga, ia dianggap telah cukup mengerti dengan kehadiran anggota baru di rumahnya (Royston, 2008)
Jarak antar kehamilan yang kurang dari 2 tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian maternal (Kemenkes RI, 2004). Persalinan dengan interval kurang dari 24 bulan merupakan kelompok resiko tinggi untuk perdarahan postpartum, kesakitan dan kematian ibu (Kemenkes RI, 2004). Penelitian yang dilakukan di tiga rumah sakit di Bangkok (Cunningham,2006) memperlihatkan bahwa wanita dengan interval kehamilan kurang dari dua tahun memiliki risiko dua setengah kali lebih besar untuk meninggal dibandingkan dengan wanita yang memiliki jarak kehamilan lebih lama (Royston, 2008)
(38)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Gambaran Risiko Tinggi Ibu Hamil
Tentang Di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2013-2015”, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Gambaran pasien yang mengalami ibu hamil risiko tinggi berdasarkan umur mayoritas kelompok umur <20 tahun.
2. Gambaran pasien yang mengalami ibu hamil risiko tinggi berdasarkan paritas adalah mayoritas kelompok primipara.
3. Gambaran pasien yang mengalami ibu hamil risiko tinggi berdasarkan jarak kehamilan mayoritas <1 tahun.
B.Saran
1. Di sarankan kepada wanita agar tidak menikah dan hamil pada umur <20 tahun untuk mencegah terjadinya komplikasi pada saat hamil dan melahirkan. 2. Disaran kan kepada ibu untuk mengatur jarak kehamilan agar jangan <1 tahun
sehingga frekuensi paritas tidak terlalu tinggi, dan jangan hamil terlalu tua. 3. Kepada tenaga medis khususnya bidan/perawat yang bertugas agar dapat
memberikan penkes untuk mengenal tanda-tanda resiko tinggi kehamilan sehingga dapat dicegah komplikasi kehamilan.
(39)
DAFTAR PUSTAKA
Aeni, N. P., Achmad, S., Nurul, A.,2010. gambaran-karakteristik-dan-pengetahuan- mengenai-risiko-tinggi-kehamilan-dan-persalinan-ibu-yang-menikah-pada-usia-remajah ttp://jurnalpendidikanbidan.com.html
Amalia, T, 2009, 5, http://titian amalia.wordpress.com
Budiarto, 2001. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Erfandi. 2009. Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi,
file://F:/KTI/Pengetahuan_Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, PRO HEALTH, For better life. Html.
Kusmiyati., 2011. Pencegahan Kehamilan Resiko Tinggi. Bandung : Cv Candra Nurhayati, N. dan Muhammad, T., 2012. Serba-Serbi Kehamilan dan Perawatan
Anak. Bandung: Cv Yrama Widya
Notoatmodjo, 2000. Faktor resiko tinggi berdasarkan paritas, http://mantrinews.blogspot.com
Notoatmodjo, Soekidjo, 2005.Metodologi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Poedji, R., 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: AUP
Politeknik kesehatan kemenkes medan, 2012, Panduan Penyusun Karya Tulis Ilmiah, Peltekkes Kemenkes RI Medan
Serlianti, L., 2011. gambaran-karakteristik-ibu-hamil-resiko-tinggi-terhadap-kejadian-preeklamsia http://androskripsi.hostei.com
Masnidar, S., 2009. Ibu hamil resiko tinggi berdasarkan jarak kehamilan http://www.jambi-independent.co.id/jio/index.php?option=com
Mochtar.Rustam.2001. Sinopsis ObstetriFisiologis,Obstetri Patologis.Jakarta: EGC Maulina, 2010. Pengertian kehamilan risiko tinggi http://repository.usu.ac.id
Vivian, Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Wulandari, P. E., gambaran-faktor-faktor yang beresiko tinggi
(40)
(41)
MASTER TABEL
NO Umur Paritas Jarak Kehamilan
< 20 Thn >20 -35 Thn > 35 Thn
Primipara Secundipara Multipara Grande Multipara <1 Thn >1-2 thn > 2 Thn
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
(42)
23
24
25
26
27
28
29
30
31
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
(43)
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
(44)
71
72
73
74
(45)
(46)
(47)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Endang Lestari
Tempat/Tanggal Lahir: Tanjung Balai, 10 Juni 1992
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Sugiat
Nama Ibu : Suparti
Anak ke : 5 dari 5 bersaudara
Alamat : Huta III Dusun Pengkolan Kecamatan Bosar Maligas
Kabupaten Simalungun Riwayat Pendidikan :
Tahun 1998-2004 : SD Alitithadiyah
Tahun 2004-2007 : SMP N 1 Bosar Maligas
Tahun 2007-2010 : SMA N 1 Bosar Maligas
Tahun 2010-2013 : D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan
(1)
23
24
25
26
27
28
29
30
31
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
(2)
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
(3)
71
72
73
74
(4)
(5)
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Endang Lestari
Tempat/Tanggal Lahir: Tanjung Balai, 10 Juni 1992
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Sugiat
Nama Ibu : Suparti
Anak ke : 5 dari 5 bersaudara
Alamat : Huta III Dusun Pengkolan Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun
Riwayat Pendidikan :
Tahun 1998-2004 : SD Alitithadiyah
Tahun 2004-2007 : SMP N 1 Bosar Maligas Tahun 2007-2010 : SMA N 1 Bosar Maligas
Tahun 2010-2013 : D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan Tahun 2014-2015 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU