Determinan Pemanfaatan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Pada Keluarga di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembukaan UUD 1945, mencantumkan tujuan nasional bangsa Indonesia yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 menyebutkan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Kesehatan menurut World Health Organization (WHO) adalah keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, juga dapat diukur dari produktivitas dalam arti mempunyai pekerjaan atau penghasilan secara ekonomi. Hal ini juga diatur dalam Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Batasan Kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa, dan Sosial yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) 2012, khususnya sub-sistem pemberdayaan masyarakat, salah satu tujuan SKN adalah terwjudnya upaya pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehtana pada hakekatnya merupakan fokus dari pembangunan


(2)

kesehatan. Prinsip pemberdayaan masyarakat berbasis masyarakat, terdapat unsur edukatif dan kemandirian, memberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan memilih pelayanan kesehatan dan prinsip kemitraan dan gotong royong. Oleh karena itu dibentuklah berbagai upaya kesehatan yang berbasis masyarakat (UKBM).

Pembentukan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) bertujuan untuk membantu masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. UKBM dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). Perkembangan pemberdayaan masyarakat saat ini telah banyak UKBM yang berkembang antara lain: Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Obat Desa (POD)/Warung Obat Desa (WOD), Pos Upaya kesehatan Kerja (Pos UKK), dan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Untuk lebih menyempurnakan penyelenggaraan UKBM yang lebih baik, terbentuklah Poskesdes sebagai salah satu bentuk UKBM yang bersumber dari partisipasi masyarakat dan merupakan persyaratan untuk menjadi sebuah Desa Siaga. (Depkes, 2007).

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Inti dari kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat.


(3)

UKBM adalah cara untuk membuat masyarakat mandiri sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan yaitu “Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat”. Adanya UKBM berfungsi untuk menggerakkan aspirasi masyarakat baik dari segi pemikiran, tenaga, maupun dana. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) (Depkes, 2007).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diketahui bahwa rata-rata angka kematian Ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI tahun 2007 yang masih berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kendati berbagai upaya dilakukan, namun disadari masih perlu dukungan penuh. Oleh karena itu pemerintah membuat suatu program pelayanan kesehatan masyarakat yang berbasis Upaya Kesehatan berbasis Masyarakat (UKBM) untuk kesehatan ibu dan anak yang disebut dengan Pos Bersalin Desa (Polindes), untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal mengenai masalah kesehatan ibu dan anak.

Upaya untuk lebih memantapkan penyelenggaraan berbagai UKBM yang ada di desa, perlu dikembangkan suatu bentuk UKBM yang dapat mengkoordinasikan seluruh UKBM yang ada. Fungsi koordinasi ini diperlukan agar penyelenggaraan UKBM tersebut dapat sinergis dalam upaya mewujudkan desa siaga. Perwujudan Desa Siaga ini adalah untuk mempercepat pencapaian desa sehat. UKBM yang berfungsi koordinatif di desa tersebut adalah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)sesuai


(4)

dengan Kepmenkes No.564 Th.2006 tentang pedoman Pelaksanaan Pembangunan Desa Siaga.

Poskesdes dikelola oleh seorang bidan dan minimal satu orang kader. Untuk menyiapkan tenaga yang akan mengelola Poskesdes tersebut, diberikan pelatihan yang dilengkapi dengan kurikulum dan modul yang dikembangkan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan. Poskesdes dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat atas dasar musyawarah yang bertujuan agar terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan kesehatan di desanya. Sarana bangunan Poskesdes dapat berasal dari bangunan Polindes yang sudah ada, bangunan baru fasilitas dari pemerintah, atau dengan swadaya masyarakat atau dengan pendanaan pemetintah atau donator. Kegiatan yang dilakukan di Poskesdes meliputi promotif, preventif, dan kuratif antara lain pengamatan epiemiologis sederhana terhadap penyakit terutama penyakit menular dan berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), status gizi, serta kesehatan ibu hamil; penanggulangan penyakit; kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan; dan pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensi.

Poskesdes dibandingkan dengan UKBM lain merupakan upaya pemberdayaan masyarakat yang memiliki banyak cakupan. Pelayanan dilakukan mulai dari promotif, preventif, dan kuratif. Poskesdes yang merupakan wadah yang melingkupi UKBM lain seperti Posyandu dan Polindes bertujuan untuk menjadikan UKBM yang ada dalam sebuah desa menjadi lebih terorganisir dan berkesinabungan yang akhirnya bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Depkes, 2007).


(5)

Poskesdes didirikan di lokasi yang dekat dari jangkauan masyarakat pada suatu desa agar mendapatkan pelayanan yang optimal mengenai kesehatan ibu dan anak. Biaya yang dikenakan untuk pelayanan juga berdasarkan musyawarah masyarakat desa hingga dicapai kesepakatan yang tidak memberatkan masyarakat. Dua masalah sudah terselesaikan yaitu jarak dan biaya, namun ada penyebab lain yang belum terselesaikan yaitu masalah pengetahuan masyarakat mengenai Poskesdes. Banyak masyarakat yang belum paham mengenai fungsi Poskesdes, bagaimana cara mendapatkan pelayanannya dan sebagainya.

Pemanfaatan Poskesdes dan Bidan Desa dalam pelayanan kesehatan di daerah terpencil masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh keadaan geografis dan rendahnya kemampuan masyarakat untuk mencari pelayanan kebidanan yang professional yang memberikan kontribusi terhadap tingginya kematian ibu bersalin. Kondisi geografis wilayah kecamatan Kutalimbaru secara umum cukup menyulitkan dalam mengakses pelayanan kesehatan, karena sebanyak 9 desa dari 14 desa yang letaknya cukup jauh dari lokasi puskesmas. Desa Suka Makmur dan Desa Sei Mencirim merupakan desa yang paling jauh dari lokasi puskesmas yaitu 10 Km (Tarigan, 2005).

Penelitian Tarigan (2005) menyebutkan bahwa faktor geografis (jarak tempuh dan waktu tempuh) dan faktor sosial budaya (kebiasaan) sangat mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Terbukti dari hasil penelitian yang disebutkan bahwa jarak tempuh yang dekat dan waktu tempuh yang sedikit dari tempat pelayanan kesehatan membuat masyarakat mau memanfaatkan pelayanan


(6)

tersebut. Namun, faktor sosial budaya (kebiasaan) terkadang menyebabkan masyarakat enggan memanfaatkan pelayanan kesehatan. Misalnya kebiasaan jika ibu hamil tidak boleh keluar rumah.

Tokoh masyarakat juga sangat berperan terhadap partiripasi masyarakat. Tokoh masyarakat hendaknya mengajak masyarakat untuk berkontribusi terhadap kegiatan desa dan memberikan informasi yang benar tentang kegiatan yang ada di desa. Anissatullaila (2010), di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan Poskesdes. Partisipasi masyarakat terdiri atas kontribusi pemikiran, kontribusi tenaga, dan kontribusi dana. Kontribusi pemikiran masyarakat dilakukan dengan diikutsertakannya masyarakat dalam rapat-rapat/pertemuan kegiatan-kegiatan di desa, sehingga masyarakat mengerti dan memahami kondisi yang ada di desa dan memahami tentang Poskesdes yang ada di desa mereka. Masyarakat akan lebih memahami dan berkontribusi lebih baik dari tenaga maupun dana iuran yang telah disepakati dalam rapat/pertemuan Poskesdes atau kegiatan desa lainnya.

Poskesdes di Kabupaten Deli Serdang, khususnya di Kecamatan Kutalimbaru merupakan peralihan dari Polindes (Pos Bersalin Desa) yang memberikan pelayanan khusus KIA dan KB. Misalnya pelaksanaan Posyandu, imunisasi, pemeriksaan kehamilan, persalinan, pelayanan gizi bayi dan balita, dan pemasangan alat kontrasepsi. Peralihan Polindes menjadi Poskesdes untuk memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar seperti pengobatan penyakit, KIA, KB, gizi, dan imunisasi.


(7)

Poskesdes di Kecamatan Kutalimbaru memberikan pelayanan secara menyeluruh mulai dari promotif yang diberikan dengan cara mengadakan penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, gizi, KIA, KB, dan lain sebagainya; preventif dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk lebih tanggap dalam mencegah terjadinya duatu penyakit; dan kuratif yaitu pengobatan penyakit yang masih bisa ditangani di poskesdes dan mengadakan rujukan ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan lain yang terdekat dengan Poskesdes tersebut.

Wilayah kerja Puskesmas Kutalimbaru terdapat 8 Poskesdes yang masih aktif. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, kondisi demografis yang jauh dari Puskesmas membuat masyarakat memanfaatkan Poskesdes. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Deli Serdang tahun 2011 dan 2012, di Puskesmas Kutalimbaru cakupan kunjungan ibu hamil pada tahun 2011 sebanyak 98,56% (820 K1), terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebanyak 98,71% (840 K1). Status gizi balita dalam kategori gizi lebih pada tahun 2011 mencapai angka 145 atau 4,80%, gizi kurang sebanyak 59 atau 1,95% dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 3.019 balita. Hal ini mengalami penurunan di tahun 2012 pada kategori gizi lebih sebanyak 53 (1,65%), gizi kurang sebanyak 49 (1,53%) dari jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2012 sebanyak 3.207 balita.

Di bawah ini adalah data cakupan pelayanan kesehatan dasar (kunjungan K1 dan K4, pelayanan KB, gizi, imunisasi, dan pengobatan penyakit) di kecamatan kutalimbaru tahun 2012.


(8)

Tabel 1.1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar di Kecamatan Kutalimbaru Tahun 2012

Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar 2012 (%)

K1 98,71

K4 95,65

KB 29,25

Gizi Baik Lebih Kurang Buruk 96,41 0,96 1,53 -

Imunisasi 87,06

Pengobatan Penyakit 83,06

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab. Deli Serdang 2012

Cakupan kunjungan Poskesdes di Kecamatan Kutalimbaru terbilang tinggi. Berdasarkan laporan Puskesmas Kutalimbaru terdapat lebih dari 60% masyarakat menggunakan Poskesdes sebagai pelayanan kesehatan yang pertama. Namun, terjadi penurunan di beberapa aspek. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat data mengenai bayi berat badan lahir rendah (BBLR) pada tahun 2012 terdapat 2 kasus (0,26%), dan ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang tidak terjadi kasus BBLR (0%). Kasus kematian bayi dan balita yang terjadi sepanjang tahun 2012 sebanyak 1 kasus yang mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang tidak terjadi kasus kematian bayi dan balita.

1.2. Permasalahan

Meningkatnya angka kejadian BBLR dan kematian pada bayi di Kecamatan Kutalimbaru menjadi permasalahan yang menarik untuk diteliti. Peningkatan ini disebabkan masih ada masyarakat yang belum memanfaatkan Poskesdes.


(9)

Berdasarkan hal tersebut maka perumusan masalah penelitian adalah apakah yang menjadi determinan pemanfatan poskesdes pada keluarga di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan pemanfaatan Poskesdes pada keluarga di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

1.4. Hipotesis Penelitian

Faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor kebutuhan berhubungan secara signifikan terhadap pemanfaatan poskesdes pada keluarga di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada :

1. Puskesmas, sebagai bahan pertimbangan dalam menemukan masalah berkaitan dengan rendahnya kunjungan masyarakat ke Poskesdes.

2. Masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Poskesdes dan pelayanan kesehatan lain yang bisa didapatkan di desa tempat mereka tinggal, sebagai pendorong untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan secara mandiri.


(10)

3. Penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan faktor-faktor yang mendukung masyarakat memanfaatkan poskesdes.


(1)

Poskesdes didirikan di lokasi yang dekat dari jangkauan masyarakat pada suatu desa agar mendapatkan pelayanan yang optimal mengenai kesehatan ibu dan anak. Biaya yang dikenakan untuk pelayanan juga berdasarkan musyawarah masyarakat desa hingga dicapai kesepakatan yang tidak memberatkan masyarakat. Dua masalah sudah terselesaikan yaitu jarak dan biaya, namun ada penyebab lain yang belum terselesaikan yaitu masalah pengetahuan masyarakat mengenai Poskesdes. Banyak masyarakat yang belum paham mengenai fungsi Poskesdes, bagaimana cara mendapatkan pelayanannya dan sebagainya.

Pemanfaatan Poskesdes dan Bidan Desa dalam pelayanan kesehatan di daerah terpencil masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh keadaan geografis dan rendahnya kemampuan masyarakat untuk mencari pelayanan kebidanan yang professional yang memberikan kontribusi terhadap tingginya kematian ibu bersalin. Kondisi geografis wilayah kecamatan Kutalimbaru secara umum cukup menyulitkan dalam mengakses pelayanan kesehatan, karena sebanyak 9 desa dari 14 desa yang letaknya cukup jauh dari lokasi puskesmas. Desa Suka Makmur dan Desa Sei Mencirim merupakan desa yang paling jauh dari lokasi puskesmas yaitu 10 Km (Tarigan, 2005).

Penelitian Tarigan (2005) menyebutkan bahwa faktor geografis (jarak tempuh dan waktu tempuh) dan faktor sosial budaya (kebiasaan) sangat mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Terbukti dari hasil penelitian yang disebutkan bahwa jarak tempuh yang dekat dan waktu tempuh yang sedikit dari tempat pelayanan kesehatan membuat masyarakat mau memanfaatkan pelayanan


(2)

tersebut. Namun, faktor sosial budaya (kebiasaan) terkadang menyebabkan masyarakat enggan memanfaatkan pelayanan kesehatan. Misalnya kebiasaan jika ibu hamil tidak boleh keluar rumah.

Tokoh masyarakat juga sangat berperan terhadap partiripasi masyarakat. Tokoh masyarakat hendaknya mengajak masyarakat untuk berkontribusi terhadap kegiatan desa dan memberikan informasi yang benar tentang kegiatan yang ada di desa. Anissatullaila (2010), di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan Poskesdes. Partisipasi masyarakat terdiri atas kontribusi pemikiran, kontribusi tenaga, dan kontribusi dana. Kontribusi pemikiran masyarakat dilakukan dengan diikutsertakannya masyarakat dalam rapat-rapat/pertemuan kegiatan-kegiatan di desa, sehingga masyarakat mengerti dan memahami kondisi yang ada di desa dan memahami tentang Poskesdes yang ada di desa mereka. Masyarakat akan lebih memahami dan berkontribusi lebih baik dari tenaga maupun dana iuran yang telah disepakati dalam rapat/pertemuan Poskesdes atau kegiatan desa lainnya.

Poskesdes di Kabupaten Deli Serdang, khususnya di Kecamatan Kutalimbaru merupakan peralihan dari Polindes (Pos Bersalin Desa) yang memberikan pelayanan khusus KIA dan KB. Misalnya pelaksanaan Posyandu, imunisasi, pemeriksaan kehamilan, persalinan, pelayanan gizi bayi dan balita, dan pemasangan alat kontrasepsi. Peralihan Polindes menjadi Poskesdes untuk memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan dasar seperti pengobatan penyakit, KIA, KB, gizi, dan imunisasi.


(3)

Poskesdes di Kecamatan Kutalimbaru memberikan pelayanan secara menyeluruh mulai dari promotif yang diberikan dengan cara mengadakan penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat, gizi, KIA, KB, dan lain sebagainya; preventif dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk lebih tanggap dalam mencegah terjadinya duatu penyakit; dan kuratif yaitu pengobatan penyakit yang masih bisa ditangani di poskesdes dan mengadakan rujukan ke Puskesmas atau pelayanan kesehatan lain yang terdekat dengan Poskesdes tersebut.

Wilayah kerja Puskesmas Kutalimbaru terdapat 8 Poskesdes yang masih aktif. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, kondisi demografis yang jauh dari Puskesmas membuat masyarakat memanfaatkan Poskesdes. Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Deli Serdang tahun 2011 dan 2012, di Puskesmas Kutalimbaru cakupan kunjungan ibu hamil pada tahun 2011 sebanyak 98,56% (820 K1), terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebanyak 98,71% (840 K1). Status gizi balita dalam kategori gizi lebih pada tahun 2011 mencapai angka 145 atau 4,80%, gizi kurang sebanyak 59 atau 1,95% dari jumlah balita yang ditimbang sebanyak 3.019 balita. Hal ini mengalami penurunan di tahun 2012 pada kategori gizi lebih sebanyak 53 (1,65%), gizi kurang sebanyak 49 (1,53%) dari jumlah balita yang ditimbang pada tahun 2012 sebanyak 3.207 balita.

Di bawah ini adalah data cakupan pelayanan kesehatan dasar (kunjungan K1 dan K4, pelayanan KB, gizi, imunisasi, dan pengobatan penyakit) di kecamatan kutalimbaru tahun 2012.


(4)

Tabel 1.1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar di Kecamatan Kutalimbaru Tahun 2012

Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar 2012 (%)

K1 98,71

K4 95,65

KB 29,25

Gizi Baik Lebih Kurang Buruk 96,41 0,96 1,53 -

Imunisasi 87,06

Pengobatan Penyakit 83,06

Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab. Deli Serdang 2012

Cakupan kunjungan Poskesdes di Kecamatan Kutalimbaru terbilang tinggi. Berdasarkan laporan Puskesmas Kutalimbaru terdapat lebih dari 60% masyarakat menggunakan Poskesdes sebagai pelayanan kesehatan yang pertama. Namun, terjadi penurunan di beberapa aspek. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat data mengenai bayi berat badan lahir rendah (BBLR) pada tahun 2012 terdapat 2 kasus (0,26%), dan ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang tidak terjadi kasus BBLR (0%). Kasus kematian bayi dan balita yang terjadi sepanjang tahun 2012 sebanyak 1 kasus yang mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang tidak terjadi kasus kematian bayi dan balita.

1.2. Permasalahan

Meningkatnya angka kejadian BBLR dan kematian pada bayi di Kecamatan Kutalimbaru menjadi permasalahan yang menarik untuk diteliti. Peningkatan ini disebabkan masih ada masyarakat yang belum memanfaatkan Poskesdes.


(5)

Berdasarkan hal tersebut maka perumusan masalah penelitian adalah apakah yang menjadi determinan pemanfatan poskesdes pada keluarga di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan pemanfaatan Poskesdes pada keluarga di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

1.4. Hipotesis Penelitian

Faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor kebutuhan berhubungan secara signifikan terhadap pemanfaatan poskesdes pada keluarga di Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang tahun 2014.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada :

1. Puskesmas, sebagai bahan pertimbangan dalam menemukan masalah berkaitan dengan rendahnya kunjungan masyarakat ke Poskesdes.

2. Masyarakat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Poskesdes dan pelayanan kesehatan lain yang bisa didapatkan di desa tempat mereka tinggal, sebagai pendorong untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan secara mandiri.


(6)

3. Penelitian lebih lanjut. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan faktor-faktor yang mendukung masyarakat memanfaatkan poskesdes.