Index of /enm/images/dokumen
Pendahuluan
•
Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
1996 tentang Pangan, menyebutkan bahwa Ketahanan
Pangan sebagai : “Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup
baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau”.
•
Kondisi external saat ini : “ Terjadinya perubahan iklim global
yaitu pemanasan global dan semakin meningkatnya produksi
bahan bakar minyak (BBM), menyebabkan produksi biji-bijian
dunia menurun, harga komoditas pangan dunia meningkat
(semakin mahal).
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
•
Kondisi internal di Indonesia : “Disamping terkena dampak
perubahan iklim global/pemanasan global dan meningkatnya
harga komoditas pangan, diperparah lagi oleh masih tingginya
pertambahan penduduk, sekitar 1,5 persen per tahun dari 235
juta orang atau sekitar 3,5 juta jiwa per tahun dengan daya beli
masyarakat relatif rendah, maka akses masyarakat kepada
pangan menjadi lemah. Hal ini menyebabkan tidak
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, sehingga amanat
Undang-Undang nomor 7 tahun 1996 tidak dapat dilaksanakan
dengan baik.
Maka PEMERINTAH dan MASYARAKAT berkewajiban
memperbaiki kondisi ketahanan pangan saat ini dan di
masa – masa mendatang, agar Ketahanan Pangan bagi
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesejahteraan Masyarakat dapat diwujudkan”.
Kesimpulan
1.
Pangan merupakan kebutuhan pokok, merupakan hak asasi
manusia, penentu kehidupan, merupakan pencaharian
pokok, makanan pokok dalam pengentasan kemiskinan,
serta merupakan martabat bangsa.
Oleh karena itu, Kadin menghimbau kepada Pemerintah
agar memantapkan pelaksanaan Revitalisasi Pertanian dan
mengadakan penyesuaian strategi pangan menghadapi
global warming dan keterbatasan bahan bakar melalui
intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan bagi kesejahteraan
masyarakat.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
2.
Peranan swasta dalam ketahanan pangan bagi
kesejahteraan masyarakat sangat strategis. Oleh karena itu
Kadin menyarankan seluruh jajarannya agar lebih banyak
dan lebih fokus terjun ke dalam bisnis pangan, terutama
beras, jagung dan kedelai dan biofuel.
Dan Pemerintah mendukung melalui regulasi, perkreditan,
kebijakan moneter dan fiskal untuk mencapai maksud
tersebut agar terdapat solusi yang saling menguntungkan
untuk food, fuel dan feeds, antara lain melalui pembukaan
perkebunan pangan (rice estate, corn estate, soybean
estate, cassava estate, jatropha estate)
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
3. Dalam kegiatan sistem agribisnis pangan, maka nilai tambah
merupakan kunci insentif yang secara proporsional diterima
oleh pelaku hulu, tengah, dan hilir.
Maka KADIN menyarankan agar perusahaan anggota Kadin
bermitra dengan kelompok tani dalam proses produksi, baik
on farm maupun di hilir, bermitra dengan pengguna teknologi /
alat mesin pertanian on farm dan pasca panen, bermitra
dengan pedagang agar mendapatkan nilai tambah yang cukup
tinggi untuk memperkuat basis produksi pangan nasional dan
memperkuat ketahanan pangan domestik.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
4.
Isu pangan bukanlah isu sektoral, melainkan multi-sektoral.
Maka koordinasi kelembagaan merupakan persyaratan
pokok.
Pemerintah perlu memberdayakan kembali Kelembagaan
Nasional yang menangani Ketahanan Pangan Nasional
yang dapat melaksanakan secara baik Amanat UndangUndang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang
Pangan, khususnya tentang Ketahanan Pangan, sehingga
dapat mewujudkan Ketahanan Pangan Bagi Kesejahteraan
Masyarakat dengan meningkatkan kepedulian sektor
swasta, lembaga pemerintah dan masyarakat di tingkat
daerah sampai pusat.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
5.
Kadin berpendapat Pemerintah mengefektifkan dan lebih
menajamkan peran Dewan Ketahanan Pangan dimana
Ketua DKP adalah Presiden, sehingga koordinasi
pemerintah pusat dan daerah, stakeholders hulu, tengah
dan hilir dapat terwujud.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
6.
Pengamanan stok dan harga khususnya beras tetap
diperlukan, maka KADIN berpendapat BULOG perlu
dimantapkan status saat ini sebagai PERUM dengan fungsi
mengawal stok, harga dan raskin dan memisahkan fungsi
pelayanan publik (PSO = Public Service Obligation), fungsi
komersial, serta kontribusinya dalam pengentasan
kemiskinan dan mengurangi pengangguran.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
7.
Ketahanan Pangan juga memiliki dimensi kecukupan gizi
pangan asal nabati dan hewani yang seimbang demi
tercapainya bangsa yang tangguh dan berdaya saing serta
menghindari kehilangan generasi penerus bangsa (lost
generations). Selain pangan sumber karbohidrat seperti
beras, jagung, terigu, ubi gaplek juga sumber protein hewani
seperti daging, telur, susu, dan ikan.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
8.
Dunia Usaha/Swasta aktif berpartisipasi dan diikut sertakan
di dalam membangun ketahanan pangan dan ketahanan
energi bagi kesejahteraan masyarakat, terutama melalui
peningkatan produksi dan distribusi pangan dan energi
dalam negeri.
Pemerintah perlu mengatur kebijakan jangka pendek,
menengah dan panjang untuk Bahan Bakar Nabati (BBN)
dan memfasilitasi infrastruktur yang dibutuhkan (berupa
lahan-lahan dan sarana).
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
9.
KADIN bersama seluruh lapisan bangsa siap berpartisipasi
dalam menyatukan persepsi, pikiran, rencana dan
implementasi mewujudkan Ketahanan Pangan bagi
kesejahteraan masyarakat, bersatu membangun negeri,
semoga Tuhan YME memberkati kerja keras kita.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
•
Amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
1996 tentang Pangan, menyebutkan bahwa Ketahanan
Pangan sebagai : “Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah
tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup
baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau”.
•
Kondisi external saat ini : “ Terjadinya perubahan iklim global
yaitu pemanasan global dan semakin meningkatnya produksi
bahan bakar minyak (BBM), menyebabkan produksi biji-bijian
dunia menurun, harga komoditas pangan dunia meningkat
(semakin mahal).
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
•
Kondisi internal di Indonesia : “Disamping terkena dampak
perubahan iklim global/pemanasan global dan meningkatnya
harga komoditas pangan, diperparah lagi oleh masih tingginya
pertambahan penduduk, sekitar 1,5 persen per tahun dari 235
juta orang atau sekitar 3,5 juta jiwa per tahun dengan daya beli
masyarakat relatif rendah, maka akses masyarakat kepada
pangan menjadi lemah. Hal ini menyebabkan tidak
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, sehingga amanat
Undang-Undang nomor 7 tahun 1996 tidak dapat dilaksanakan
dengan baik.
Maka PEMERINTAH dan MASYARAKAT berkewajiban
memperbaiki kondisi ketahanan pangan saat ini dan di
masa – masa mendatang, agar Ketahanan Pangan bagi
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesejahteraan Masyarakat dapat diwujudkan”.
Kesimpulan
1.
Pangan merupakan kebutuhan pokok, merupakan hak asasi
manusia, penentu kehidupan, merupakan pencaharian
pokok, makanan pokok dalam pengentasan kemiskinan,
serta merupakan martabat bangsa.
Oleh karena itu, Kadin menghimbau kepada Pemerintah
agar memantapkan pelaksanaan Revitalisasi Pertanian dan
mengadakan penyesuaian strategi pangan menghadapi
global warming dan keterbatasan bahan bakar melalui
intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan bagi kesejahteraan
masyarakat.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
2.
Peranan swasta dalam ketahanan pangan bagi
kesejahteraan masyarakat sangat strategis. Oleh karena itu
Kadin menyarankan seluruh jajarannya agar lebih banyak
dan lebih fokus terjun ke dalam bisnis pangan, terutama
beras, jagung dan kedelai dan biofuel.
Dan Pemerintah mendukung melalui regulasi, perkreditan,
kebijakan moneter dan fiskal untuk mencapai maksud
tersebut agar terdapat solusi yang saling menguntungkan
untuk food, fuel dan feeds, antara lain melalui pembukaan
perkebunan pangan (rice estate, corn estate, soybean
estate, cassava estate, jatropha estate)
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
3. Dalam kegiatan sistem agribisnis pangan, maka nilai tambah
merupakan kunci insentif yang secara proporsional diterima
oleh pelaku hulu, tengah, dan hilir.
Maka KADIN menyarankan agar perusahaan anggota Kadin
bermitra dengan kelompok tani dalam proses produksi, baik
on farm maupun di hilir, bermitra dengan pengguna teknologi /
alat mesin pertanian on farm dan pasca panen, bermitra
dengan pedagang agar mendapatkan nilai tambah yang cukup
tinggi untuk memperkuat basis produksi pangan nasional dan
memperkuat ketahanan pangan domestik.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
4.
Isu pangan bukanlah isu sektoral, melainkan multi-sektoral.
Maka koordinasi kelembagaan merupakan persyaratan
pokok.
Pemerintah perlu memberdayakan kembali Kelembagaan
Nasional yang menangani Ketahanan Pangan Nasional
yang dapat melaksanakan secara baik Amanat UndangUndang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang
Pangan, khususnya tentang Ketahanan Pangan, sehingga
dapat mewujudkan Ketahanan Pangan Bagi Kesejahteraan
Masyarakat dengan meningkatkan kepedulian sektor
swasta, lembaga pemerintah dan masyarakat di tingkat
daerah sampai pusat.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
5.
Kadin berpendapat Pemerintah mengefektifkan dan lebih
menajamkan peran Dewan Ketahanan Pangan dimana
Ketua DKP adalah Presiden, sehingga koordinasi
pemerintah pusat dan daerah, stakeholders hulu, tengah
dan hilir dapat terwujud.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
6.
Pengamanan stok dan harga khususnya beras tetap
diperlukan, maka KADIN berpendapat BULOG perlu
dimantapkan status saat ini sebagai PERUM dengan fungsi
mengawal stok, harga dan raskin dan memisahkan fungsi
pelayanan publik (PSO = Public Service Obligation), fungsi
komersial, serta kontribusinya dalam pengentasan
kemiskinan dan mengurangi pengangguran.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
7.
Ketahanan Pangan juga memiliki dimensi kecukupan gizi
pangan asal nabati dan hewani yang seimbang demi
tercapainya bangsa yang tangguh dan berdaya saing serta
menghindari kehilangan generasi penerus bangsa (lost
generations). Selain pangan sumber karbohidrat seperti
beras, jagung, terigu, ubi gaplek juga sumber protein hewani
seperti daging, telur, susu, dan ikan.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
8.
Dunia Usaha/Swasta aktif berpartisipasi dan diikut sertakan
di dalam membangun ketahanan pangan dan ketahanan
energi bagi kesejahteraan masyarakat, terutama melalui
peningkatan produksi dan distribusi pangan dan energi
dalam negeri.
Pemerintah perlu mengatur kebijakan jangka pendek,
menengah dan panjang untuk Bahan Bakar Nabati (BBN)
dan memfasilitasi infrastruktur yang dibutuhkan (berupa
lahan-lahan dan sarana).
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008
Kesimpulan (contd)
9.
KADIN bersama seluruh lapisan bangsa siap berpartisipasi
dalam menyatukan persepsi, pikiran, rencana dan
implementasi mewujudkan Ketahanan Pangan bagi
kesejahteraan masyarakat, bersatu membangun negeri,
semoga Tuhan YME memberkati kerja keras kita.
Rakornas Bidang Pangan Kadin 2008