010 155 170Penyelidikan geologi Panas Bumi Daerah Bittuang

Buku 1 : Bidang Energi

PENYELIDIKAN GEOLOGI DAERAH PANAS BUMI BITTUANG,
KABUPATEN TANA TORAJA, SULAWESI SELATAN
Soetoyo, Kasbani, Dudi Hermawan
Kelompok Program Penelitian Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Geologi

SARI
Daerah panas bumi Bittuang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Tana Toraja,
Provinsi Sulawesi Selatan atau secara geografis terletak antara 119o 36' 57,24” – 119o 45' 1,70"
Bujur Timur (BT) dan 2o 50' 1,53" – 3o 0' 0,86" Lintang Selatan (LS).
Secara regional daerah Bittuang terletak pada lingkungan geologi vulkanik Tersier dan Kuarter
dengan struktur geologi yang berkembang didominasi oleh struktur sesar berarah baratlaut–
tenggara dan timurlaut–baratdaya.

Geomorfologi tersusun oleh satuan puncak Gunungapi Karua, tubuh Gunungapi Karua, kaki
Gunungapi Karua dan satuan geomorfologi non-vulkanik Karua.

Komponen stratigrafi terdiri dari batuan malihan yang berumur Pra-Tersier, batuan sedimen,
batuan terobosan dan batuan vulkanik yang berumur Tersier, serta batuan vulkanik yang

berumur Kuarter. Dari hasil analisis pentarikhan (dating) pada batuan vulkanik termuda
menunjukkan umur 0,3 ± 0,1 juta tahun (pada Kala Plistosen).

Struktur geologi yang berkembang di daerah Bittuang berupa sesar-sesar normal diantaranya
sesar Balla dan sesar Tombilangi yang mengontrol kemunculan manifestasi Balla dan Cepeng,
struktur rim kaldera di daerah puncak Gunung Karua serta sesar mendatar yang memotong dan
mengakibatkan pergeseran pada batuan dan struktur yang sudah terbentuk sebelumnya.

Manifestasi panas bumi berupa fumarol dan mata air panas, dengan temperatur 37,6 – 96,7 °C,
batuan ubahan dan bekas lapangan-lapangan solfatara.

Sumber panas (heat-source) dalam sistem panas bumi ini diperkirakan berkaitan erat dengan
aktivitas vulkanik termuda Gunung Karua yang masih menyimpan sisa panas dari dapur
magma.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

155

Buku 1 : Bidang Energi


Produksi Terbatas dan Areal Penggunaan

PENDAHULUAN

Lain.
Indonesia merupakan salah satu negara di
dunia yang memiliki potensi sumber daya

METODOLOGI

panas bumi yang sangat besar. Potensi
yang besar ini sedang dikembangkan oleh

Metode geologi mempunyai tiga tahapan

pemerintah untuk mendukung pemenuhan

yang meliputi studi literatur, penyelidikan


kebutuhan

energi

Untuk

lapangan

mendukung

kebijakan

Pusat

analisis laboratorium. Cara kerja lapangan

nasional.
tersebut

serta


pengolahan

data

dan

Sumber Daya Geologi, Badan Geologi

dengan

dalam tahun anggaran 2009 melaksanakan

penyelidikan dan pengukuran langsung

survei terpadu panas bumi yang meliputi

terhadap gejala-gejala geologi, kemudian

penyelidikan


memplotnya di peta kerja dan mencatatnya

geologi

dan

geokimia

di

melakukan

pengamatan,

daerah Bittuang, Kabupaten Tana Toraja,

di

Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun yang


lapangan ini dilakukan pemerian batuan

akan dibahas dalam tulisan ini adalah

secara

penyelidikan

dengan

satuan batuan dan penyebarannya. Selain

geologi.

itu dilakukan pengambilan sampel batuan

panas

menggunakan


bumi

metode

buku

lapangan.

megaskopis

Dalam

untuk

kegiatan

penyusunan

Penyelidikan geologi ini bertujuan untuk


secara

mengetahui

maupun batuan yang telah terubah oleh

indikasi

panas,

batuan

perangkap

konfigurasi

batuan,

struktur/patahan, yang berperan terhadap


selektif

proses

berupa

hidrotermal

untuk

batuan

segar

dianalisis

di

laboratorium.


pemunculan manifestasi panas bumi dan
pembentukan sistem panas bumi.

Secara

geografis

daerah

GEOLOGI

panas

bumi

o

Bittuang terletak antara 119 36' 57,24” –
o


o

119 45' 1,70" Bujur Timur (BT) dan 2 50'
o

Geologi Regional
Secara

regional

Bittuang

daerah

panas

bumi

terletak pada pertemuan tiga

1,53" – 3 0' 0,86" Lintang Selatan (LS)

lempeng, yaitu lempeng Eurasia, Indo-

yang

Australia

secara

administratif

termasuk

dan

lempeng

Pasifik

yang

Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi

menyebabkan kondisi tektoniknya sangat

Selatan, berjarak sekitar 40 km dari Makale

kompleks. Kumpulan batuan dari busur

(ibukota Kabupaten Tana Toraja) yang

kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan

mencakup

bongkah

wilayah kecamatan Bittuang

(gambar 1).

mikro

kontinen

terbawa

bersama proses penunjaman, tubrukan,
serta

Tataguna

dari

lahan

daerah

penyelidikan

proses

tektonik

lainnya

(Van

Leeuwen, 1994).

menurut data Departemen Kehutanan, yaitu
Tataguna

1999,

Daerah survei termasuk ke dalam Mandala

terbagi menjadi Hutan Lindung, Hutan

Geologi Sulawesi Barat (Sukamto, 1973)

156

Hutan

Kesepakatan,

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

yang dicirikan oleh batuan terobosan yang

mempunyai ketinggian lebih dari 1850

berumur

meter. Batuan penyusun satuan ini adalah

Miosen

-

Pliosen.

Tektonik

berumur Paleosen yang mempengaruhi

lava dan aliran piroklastik.

daerah penyelidikan dapat terekam pada
Formasi

Latimojong

yang

termalihkan

Satuan

geomorfologi

tubuh

Gunungapi

secara regional derajat rendah, kemudian

Karua menempati bagian utara, timurlaut

tektonik pada Kala tengah Miosen Tengah

dan tengah daerah penyelidikan yang

– awal Miosen Akhir yang membentuk

meliputi

Satuan Gunungapi Talaya dan tektonik

penyelidikan. Satuan ini merupakan bentuk

pada Kala akhir Miosen Tengah disertai

morfologi tubuh penyusun puncak-puncak

dengan

gunung

terobosan

batolit

granit

yang

sekitar

yang

37%

luas

membentuk

daerah

komplek

menerobos semua batuan yang lebih tua.

Gunungapi Karua. Batuan penyusun satuan

Tektonik

ini adalah lava dan aliran piroklastik.

terkhir

diperkirakan

pada

membentuk

Tuf

pada

daerah

Kala

Pliosen

Barupu

dan

ini
yang

Formasi

Satuan geomorfologi kaki Gunungapi Karua

Budong-Budong. Struktur yang ada di

menempati

daerah penyelidikan didominasi berarah

memanjang sampai bagian tengah daerah

baratlaut–tenggara

penyelidikan yang meliputi sekitar 24% luas

dan

timurlaut–

baratdaya.

bagian

timur,

tenggara

daerah penyelidikan. Satuan ini merupakan
bentuk morfologi bagian bawah (kaki) dari
komplek

Geomorfologi
Berdasarkan

klasifikasi

morfografi,

morfometri dan morfogenetiknya, maka

Gunungapi

Karua.

Batuan

penyusun satuan ini adalah batuan aliran
piroklastik.

geomorfologi daerah penyelidikan dapat
dikelompokkan

menjadi

empat

satuan

Satuan geomorfologi non-vulkanik Karua

geomorfologi (Gambar 2), yaitu: satuan

menempati

puncak

sedikit di tengah daerah penyelidikan yang

Gunungapi

Karua,

tubuh

bagian

barat,

selatan

dan

Gunungapi Karua, kaki Gunungapi Karua

meliputi

dan

penyelidikanSatuan ini merupakan bentuk

satuan

geomorfologi

non-vulkanik

Karua.

sekitar

26%

luas

daerah

morfologi yang dibentuk oleh batuan yang
bukan merupakan produk Gunung Karua.

Satuan geomorfologi puncak Gunungapi

Batuan penyusun satuan ini adalah batuan

Karua menempati bagian tengah daerah

malihan, batupasir, granit, dan lava.

penyelidikan yang meliputi sekitar 13% luas
daerah penyelidikan. Satuan ini disusun

Stratigrafi

oleh

Stratigrafi

puncak-puncak

gunung

yang

daerah

Bittuang

disusun

membentuk komplek Gunungapi Karua.

berdasarkan

Gunung-gunung tersebut antara lain G.

masing-masing

Rattekarua,

Penamaannya didasarkan kepada pusat

G.

Sarangsarang,

G.

hubungan

relatif

satuan

antara
batuan.

Sarambusikore dan G. Biang. Daerah ini

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

157

Buku 1 : Bidang Energi

erupsi,

mekanisme,

dan

genesa

pembentukan batuan.

dan tuf. Satuan batuan ini diperkirakan
merupakan endapan sedimen bawah laut
yang terbentuk ketika daerah survei masih

Berdasarkan

hasil

penyelidikan

di

belum berupa daratan. Satuan ini telah

lapangan, batuan di daerah penyelidikan

mengalami

dapat dikelompokkan ke dalam 11 satuan

berulangkali sehingga banyak ditemukan

batuan, yang terdiri dari satu satuan batuan

struktur

malihan, satu satuan batuan sedimen, satu

kesebandingan

satuan batuan terobosan

regional regional (N. Ratman dan S.

dan delapan

satuan batuan vulkanik.

kegiatan

tektonik

kekar-kekar.
dengan

yang

Menurut
peta

geologi

Atmawinata, 1993), batuan ini merupakan
batuan sedimen dari Formasi Sekala yang

Urutan satuan batuan atau stratigrafi dari

berumur Miosen.

tua ke muda (Gambar 3.1-7) adalah satuan
Batuan malihan (Kbm), Batupasir (Tps),

Satuan Lava Gunung Panusuk (TPl),

Lava Gunung Panusuk (TPl), Lava Gunung

tersebar

Ruppu (TRl), Intrusi Rattebombong (TRbi),

penyelidikan, dengan luas sekitar 14% dari

Lava

Lava

luas daerah penyelidikan. Satuan ini terdiri

Gunung Karua-2 (QKl-2), Aliran Piroklastik

dari lava dengan komposisi andesit. Secara

Gunung Karua (QKap), Jatuhan Piroklastik

megaskopis, andesit berwarna abu-abu,

Gunung Karua (QKjp), Lava Gunung Malibu

tekstur

(QMl), dan Lava Gunung Karua-3 (QKl-3).

mineral plagioklas, piroksen, biotit dan

Gunung

Karua-1

(QKl-1),

di

bagian

porfiritik-afanitik,

hornblenda
Satuan

Batuan

Malihan

barat

Menurut

daerah

disusun

oleh

kesebandingan

(Kbm),

dengan peta geologi regional regional (N.

merupakan satuan paling tua di daerah

Ratman dan S. Atmawinata, 1993), batuan

survei yang tersingkap di sebelah utara

ini merupakan batuan vulkanik dari Formasi

Gunung Tandung dengan luas sebaran

Talaya yang berumur Miosen.

sekitar 1% dari luas daerah survei. Satuan
batuan ini terdiri dari batusabak dan filit

Satuan

yang merupakan batuan malihan derajat

tersebar

lemah-sedang.

kesebandingan

penyelidikan, dengan luas sekitar 4% dari

dengan peta geologi regional (N. Ratman

luas daerah penyelidikan. Satuan ini terdiri

dan S. Atmawinata, 1993) batuan ini

dari lava dengan komposisi basalt. Secara

merupakan batuan malihan dari Formasi

megaskopis,

Latimojong yang berumur Kapur.

kehitaman, tekstur afanitik, disusun oleh

Menurut

Lava
di

Gunung

bagian

basalt

Ruppu

baratdaya

berwarna

(TRl),
daerah

abu-abu

mineral biotit, piroksen, dan hornblenda.
Satuan

Batupasir

(Tps),

tersebar

di

Menurut

kesebandingan

dengan

peta

bagian selatan dan tengah daerah survei

geologi regional regional (N. Ratman dan S.

dengan luas sekitar 4% dari luas daerah

Atmawinata, 1993), batuan ini merupakan

penyelidikan. Satuan batuan ini terdiri dari

batuan vulkanik dari Formasi Walimbong

dominan batupasir, batulempung, breksi

yang berumur Miosen.

158

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Satuan Intrusi Rattebombong (TRbi),

abu

terletak di sebelah selatan, barat dan

porfiritk, disusun oleh mineral plagioklas,

baratlaut daerah penyelidikan, dengan luas

piroksen,

sekitar 3% dari luas daerah penyelidikan.

merupakan

Satuan ini terdiri dari batuan terobosan

membentuk

berjenis granit yang menerobos satuan

hubungan relatif dengan satuan batuan

batuan lain yang lebih tua. Pengamatan

lainnya, satuan ini diperkirakan berumur

megaskopis di lapangan, berwarna putih

Plistosen.

keputih-putihan,

dan

tekstur

kuarsa.

satuan

Satuan

lava

Gunung

afanitik-

kedua

Karua.

ini
yang

Menurut

keabuan, tekstur faneritik, disusun oleh
mineral

kuarsa,

dan

Satuan Aliran Piroklastik Gunung Karua

plagioklas (gambar 3.1-14). Berdasarkan

(QKap), adalah satuan yang mempunyai

analisis petrografi sampel batuan BT-10,

sebaran paling luas, tersingkap di bagian

batuan

tengah,

ini

biotit,

berjenis

muskovit

granit.

Menurut

utara

dan

timur

daerah

hubungan relatif dengan satuan batuan

penyelidikan, dengan luas sekitar 49% dari

lainnya, satuan ini diperkirakan berumur

luas

Pliosen.

berkomposisi tuf berukuran debu (ash)-

daerah

lapili,

penyelidikan.

komposisi

Batuannya

riolit-dasitik,

terdapat

Satuan Lava Gunung Karua-1 (QKl-1),

fragmen

tersebar

daerah

setempat tersingkap batuan breksi. Secara

barat

megaskopis, tuf nampak berwarna putih-

Gunung Karua, dengan luas sekitar 8,5%

putih kecoklatan, disusun oleh gelas-gelas

dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini

vulkanik

terdiri dari lava dengan komposisi andesit.

kemas tertutup. Breksi berwarna abu-abu,

Secara megaskopis, andesit berwarna abu-

disusun oleh fragmen batuan andesit-

abu sampai abu-abu kehijauan, tekstur

dasitik, berukuran kerakal, bentuk butir

porfiritik-afanitik,

membundar tanggung-menyudut tanggung,

di

penyelidikan

palgioklas,

bagian
di

tengah

lereng

sebelah

disusun

piroksen,

oleh

mineral

hornblenda

dan

batuapung

dan

(pumice),

kuarsa,

sticky,

terpilah

sedang,

matriks tuf.

kuarsa. Satuan ini merupakan satuan lava
pertama yang membentuk Gunung Karua.

Satuan

Menurut hubungan relatif dengan satuan

Gunung Karua yang menutupi sebagian

batuan lainnya, satuan ini diperkirakan

besar daerah survei dengan ketebalan

berumur Plistosen.

tersingkap mencapai sekitar 30 meter.

ini merupakan

Berdasarkan

analisis

produk

letusan

petrografi

pada

Satuan Lava Gunung Karua-2 (QKl-2),

sampel batuan BT-22, batuannya berjenis

tersebar di bagian utara dan tengah daerah

riolit. Menurut hubungan relatif dengan

penyelidikan

satuan

di

lereng

sebelah

timur

Gunung Karua, dengan luas sekitar 13,5%

batuan

lainnya,

satuan

ini

diperkirakan berumur Plistosen.

dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini
terdiri dari lava dengan komposisi dasit.

Satuan

Secara megaskopis, dasit berwarna abu-

Karua (QKjp), tersingkap di bagian tengah,

Jatuhan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Piroklastik

Gunung

159

Buku 1 : Bidang Energi

dan timur daerah penyelidikan dengan luas

berhubungan erat dengan pembentukan

sekitar 1,5% dari luas daerah penyelidikan.

sistem panas bumi daerah ini. Menurut

Batuannya

berukuran

hubungan relatif dengan satuan batuan

debu (ash)-lapili, komposisi riolit-dasitik,

lainnya, satuan ini diperkirakan berumur

terdapat

Plistosen.

sticky.

berkomposisi

fragmen

tuf

batuapung

(pumice),

Secara megaskopis, tuf nampak

berwarna putih-putih kecoklatan, disusun

Struktur Geologi

oleh gelas-gelas vulkanik dan kuarsa,

Berdasarkan

terpilah sedang, kemas tertutup. Menurut

lapangan,

hubungan relatif dengan satuan batuan

elevation mode) dan peta topografi, serta

lainnya, satuan ini diperkirakan berumur

gejala-gejala struktur di permukaan seperti

Plistosen terbentuk sesudah pembentukan

pemunculan mata air panas, kelurusan

satuan aliran piroklastik.

lembah

hasil

penyelidikan

analisis

dan

peta

DEM

puggungan,

di

(digital

kekar-kekar,

bidang sesar, dan zona hancuran batuan,
Satuan

Lava

Gunung

Malibu

(QMl),

maka di daerah penyelidikan teramati

terdapat

di

bagian

timur

daerah

beberapa struktur sesar, yaitu :

penyelidikan dengan luas sekitar 0,5% dari
luas

daerah

ini

Rim kaldera, yang merupakan bidang yang

lava

kolaps atau amblas yang diakibatkan oleh

sebagai parasit dari Gunung Karua. Secara

terjadinya kekosongan di dalam perut bumi

megaskopis batuannya tidak tersingkap

setelah terjadinya erupsi Gunung Karua.

diperkirakan

penyelidikan.
merupakan

Satuan
kubah

dengan baik karena sebagian besar telah
terlapukkan

dan

Berdasarkan
satuan

tertutup

vegetasi.

hubungan relatif dengan

batuan

lainnya,

satuan

ini

diperkirakan berumur Plistosen.

Sesar-sesar

normal

berarah

baratlaut-

tenggara, baratdaya-timurlaut, dan berarah
hampir utara-selatan (sesar Balla dan sesar
Tombilangi) yang mengontrol kemunculan
manifetasi panas bumi Balla dan Cepeng.

Satuan Lava Gunung Karua-3 (QKl-3),
tersingkap di puncak komplek Gunung

Sesar

Karua pada tengah daerah survei dengan

timurlaut

luas

mengakibatkan pergeseran pada batuan

sekitar

1%

dari

luas

daerah

mendatar
yang

penyelidikan. Satuan ini terdiri dari lava

dan

dengan

sebelumnya.

komposisi

basalt.

Secara

berarah

struktur

baratdaya-

memotong

yang

sudah

dan

terbentuk

megaskopis, basalt berwarna abu-abu tua,
tekstur

porfiritik-afanitik,

disusun

oleh

MANIFESTASI PANAS BUMI

mineral plagioklas, piroksen dan biotit.
Satuan ini merupakan satuan vulkanik

Manifestasi

termuda di daerah survei yang terbentuk di

penyelidikan terdiri dari fumarol, mata air

dalam struktur rim kaldera. Satuan ini

panas,

diperkirakan

lapangan-lapangan solfatara yang tersebar

160

merupakan

satuan

yang

panas

batuan

bumi

ubahan,

di

dan

daerah

bekas

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

di dua daerah, yaitu di daerah Balla dan

Manifestasi Cepeng, terdapat di daerah

Cepeng.

Cepeng yang berada di sebelah selatan
manifestasi Balla, muncul di Kali Putih.

Manifestasi Balla, terdiri dari fumarol dan

Mata air panas bertemperatur 37,6 - 39,8°C

komplek mata air panas dengan temperatur

dengan pH berkisar antara 5,97-6,28, dan

0

berkisar antara 48,1 - 96,7 C, pH antara

debit 1-2 l/detik.

8.40, dan debit 1 l/det. Di sekitar fumarol
dan mata air panas Balla ditemukan batuan

HEAT LOSS

ubahan dengan luas sekitar 250 x 100 m.
Batuan ubahan juga dapat ditemukan

Nilai heat loss atau hilang panas adalah

tersebar

utara

suatu nilai yang menyatakan jumlah energi

kelompok manifestasi Balla pada lapangan-

panas yang dilepaskan secara alami. Nilai

lapangan

mati.

ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk

ini

assessment atau penilaian suatu daerah

diindikasikan dengan masih ditemukannya

panas bumi. Makin besar nilai ini makin

endapan belerang dan batuan ubahan.

tinggi potensi panas bumi yang terkandung.

Hasil

PIMA

Dari hasil perhitungan pada manifestasi

mengalami

yang ada di daerah penyelidikan didapat

setempat

di

solfatara

sebelah

yang

Lapangan-lapangan

analisis

menunjukkan
ubahan

sudah

solfatara

dan

interpretasi

batuan

hidrotermal

telah

menjadi

mineral

nilai hilai heat loss 4,6 MW. (tabel 1).

lempung (kaolin, montmorilonit), halloysit,
dan

nontronit

dikelompokkan

sehingga

ke

dalam

dapat

tipe

HIDROLOGI

ubahan

argilik. Hasil analisis terhadap 11 sampel

Hidrologi

batuan ubahan dari 4 titik pengamatan

umum terbagi menjadi zona resapan air

dengan menggunakan PIMA

ini dapat

(recharge area) tempat terjadinya penetrasi

fluida

air meteorik di permukaan bumi, zona

menginterpretasikan
hidrotermal

pada

kondisi

disebabkan pembentukan mineral ubahan

zona limpasan air permukaan (run-off water

hidrotermal tersebut sangat bergantung

area). Tempat munculan air bisa terjadi di

pada

derajat

permukaan dan bawah permukaan. Zona

keasaman dari fluida hidrotermal. Data di

resapan terletak di daerah-daerah yang

atas mencerminkan bahwa batuan ubahan

berelevasi tinggi, berupa perbukitan di

berada pada lingkungan dan dipengaruhi

daerah penyelidikan, zona munculan air

fluida

tanah terletak di daerah berelevasi rendah,

temperatur

asam,

dengan
o

Hal

secara

munculan air tanah (discharged area) dan

(pH)

itu.

penyelidikan

ini

kondisi

saat

daerah

dan

temperatur
o

rendah sampai tinggi (50 C - 220 C).

berupa

Perbandingan

tertinggi

sedangkan daerah limpasan terletak di

sekarang yang ada di daerah penyelidikan

pedataran yang berupa daerah sekitar

yaitu sekitar 96°C, sebanding dengan

sungai besar.

temperatur

pedataran

dan

tekuk

lereng,

mineral-mineral ubahan yang terbentuk.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

161

Buku 1 : Bidang Energi

Zona

resapan

air

(recharge

area)

tengah dan timur. Aliran lava dan aliran

mencakup wilayah sekitar 46% dari luas

piroklastik

daerah penyelidikan. Pada areal ini air

vulkanik Gunung Karua yang diperkirakan

hujan (meteoric water) meresap ke bumi

berumur

melalui zona permeabilitas (feed-zone).

membentuk morfologi komplek Gunung

Selanjutnya air akan terakumulasi menjadi

Karua.

tersebut

merupakan

Kuarter

(Plistosen)

produk

dan

air tanah dalam dan air tanah dangkal
(catchment/reservoir

area)

dan

daerah

akumulasi air tanah.

Aktivitas

tektonik

daerah

penyelidikan

diperkirakan telah terjadi sejak zaman PraTersier

hingga

sekarang

yang

Zona munculan air tanah mencakup 34 %

menyebabkan

dari luas daerah penyelidikan. Air hujan

banyak ditemukan struktur-struktur sesar

(meteoric water) yang turun di daerah

berupa struktur rim kaldera, sesar normal

resapan air (re-charged area) tersebut

dan

meresap

baratlaut-tenggara, baratdaya-timurlaut dan

ke

permeabilitas

bumi

melalui

zona

batuan,

sebagian

besar

sesar

di

daerah

mendatar

penyelidikan

yang

berarah

utara-selatan.

masuk ke bumi dan terkumpul menjadi air
tanah dalam dan dangkal. Selanjutnya

Aktivitas

pada

mengakibatkan

lokasi

berelevasi

rendah,

yang

tektonik

pada

zaman

terjadinya

Kapur

pemalihan

termasuk ke dalam morfologi pedataran

berderajat

akan muncul berupa mata air panas dan air

batuan malihan. Kemudian pada Kala

dingin.

Miosen Awal ketika daerah penyelidikan
masih

rendah-sedang

belum

berupa

pada

daratan

satuan

seperti

Pada daerah sekitar sungai merupakan

sekarang terjadi endapan sedimen bawah

zona limpasan (run-off water area). Aliran

laut yang membentuk satuan batupasir.

air permukaan merupakan air hujan yang

Pada Kala Miosen Tengah terjadi aktivitas

mengalir

dan

tektonik yang memicu kegiatan vulkanik

membentuk sungai. Aliran air di sungai

bawah laut yang membentuk lava Gunung

secara gravitasi mengalir dari elevasi tinggi

Panusuk dan lava Gunung Ruppu. Aktivitas

ke rendah.

tektonik ini terus berlangsung hingga pada

di

permukaan

tanah

Kala Pliosen terjadi terobosan magma ke
permukaan melalui bidang-bidang rekahan

DISKUSI

membentuk intrusi Rattebombong yang
Batuan

tertua

penyelidikan

yang
adalah

ada

di

batuan

daerah

berkomposisi granit.

malihan

berumur Kapur yang menempati bagian

Pada zaman Kuarter terjadi di daerah

barat daerah penyelidikan. Penyebaran

survei

batuan vulkanik yang terdiri dari aliran lava

pembentukan Gunung Karua yang ditandai

dan aliran piroklastik mendominasi daerah

dengan tersingkapnya satuan lava Karua-1

penyelidikan yang tersebar di bagian utara,

dan

162

terjadi

satuan

lava

aktivitas

Karua-2.

vulkanik

Kemudian

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

aktivitas

vulkanik

mencapai

puncaknya

rambatan panas yang menghasilkan fluida

dengan terjadinya erupsi Gunung Karua

panas.

yang menghasilkan produk aliran piroklastik

kemudian

terakumulasi

dan jatuhan piroklastik Gunung Karua.

reservoir,

yang

Setelah

(permeable)

erupsi

berlangsung,

terjadi

kekosongan di dalam perut bumi yang

Fluida

panas

yang
dalam

berdaya

yang

terbentuk

lulus

diperkirakan

lapisan
tinggi
terletak

pada satuan batupasir.

ditandai dengan adanya bidang kolaps atau
amblas di puncak Gunung Karua yang

Interaksi

membentuk struktur rim kaldera. Kemudian

tersimpan di reservoir dengan batuan di

aktivitas

berlangsung

atasnya (sekitarnya) menghasilkan batuan

sehingga membentuk kubah lava muda

penudung (cap rock) yang bersifat kedap

(lava Gunung Karua-3) di dalam kaldera

air (impermeable). Batuan penudung inilah

tersebut. Aktivitas magmatik tersebut juga

yang

muncul di sebelah timur daerah survei di

panas yang terdapat di lapisan reservoir

luar sistem kaldera tersebut membentuk

tertahan untuk sampai ke permukaan.

kubah

Lapisan batuan penudung di daerah panas

magmatik

lava

terus

Gunung

Malibu

yang

antara

fluida

menyebabkan

panas

pergerakan

yang

fluida

merupakan suatu parasit dari Gunung

bumi

Karua.

batuan piroklastik.

Pembentukan sistem panas bumi di daerah

Manifestasi panas bumi yang terdapat di

Bittuang diperkirakan berkaitan erat dengan

Bittuang terdapat pada zona munculan air

aktivitas vulkanik termuda Gunung Karua

tanah (discharge area) dan zona limpasan

yang masih menyimpan sisa panas dari

air permukaan. Air hujan yang meresap ke

dapur

dalam bumi melalui zona permeabilitas

magma.

Sisa

panas

tersebut

Cubadak

diduga

terdapat

pada

berperan sebagai sumber panas yang

batuan

memanasi air bawah permukaan yang

pemanasan oleh batuan penghantar panas

kemudian naik melalui celah-celah/rekahan

secara konveksi, konduksi atau radiasi, dan

dan terperangkap dalam reservoir panas

selanjutnya muncul ke permukaan berupa

bumi.

mata air panas (Gambar 5).

kemudian

Daerah Bittuang yang berada lingkungan

mengalami

proses

KESIMPULAN

batuan vulkanik dengan banyak struktur
geologi

(kekar

berkembang

dan

menjadikan

sesar)
daerah

yang
ini

Proses pembentukan sistem panas bumi di
daerah

panas

bumi

Bittuang

dimulai

memiliki kemampuan untuk meloloskan air

dengan adanya panas dari sisa panas

permukaan (meteoric water) ke bawah

(dapur

permukaan. Sebagian air meteorik tersebut

aktivitas vulkanik terakhir Gunung Karua.

kemudian

fluida

Aktivitas ini membentuk tubuh lava Gunung

yang

Karua-3 yang muncul di dalam suatu rim

berasal dari tubuh magma dan terjadi

kaldera. Sisa panas dari tubuh vulkanik

magmatik

berinteraksi
dan

gas-gas

dengan
vulkanik

magma)

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

yang

muncul

akibat

163

Buku 1 : Bidang Energi

Gunung Karua ini menopang aktivitas

• Hamilton W.,1979. Tectonic of Indonesia

sistem panas bumi sehingga terbentuknya

Region,

reservoir di daerah panas bumi Bittuang.

U.S.Govt.Print Off.,Washington.

Dari analisis geologi, daerah panas bumi
Bittuang

sangat

pembentukan
berhubungan

menarik,

sistem
erat

Geol.

Surv.

Prof.

• Hutchinson,C.S.,1989.

Papers,

Geological

karena

Evolution of South-East Asia, Oxford

panasbuminya

Mono. Geol. Geoph., 13, Clarendon

dengan

lingkungan

geologi vulkanik Kuarter. Di lokasi ini
manifestasi berasosiasi dengan aktivitas

Press, Oxford.
• Radja, Vincent, 1970. Geothermal Energy

vulkanik yang berumur 0,3 ± 0,1 juta tahun

Prospect

atau pada Kala Plistosen.

Research Indonesia. Jakarta.

in

South

Sulawesi.

Power

• Ratman, N & Atmawinata, S., 1993. Peta

UCAPAN TERIMA KASIH

Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi Skala
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada

1:250.000.

para Pejabat Pusat Sumber Daya Geologi

Pengembangan Geologi. Bandung.

dan semua pihak yang membantu dalam

Pusat

Penelitian

dan

pembuatan tulisan ini, yang telah memberi

• Tim Survei Terpadu. 2009. Laporan

kemudahan dalam mengakses data yang

Survei Terpadu Geologi dan Geokimia

diperlukan.

Daerah Panas Bumi Bittuang, Kabupaten
Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan,
Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung
DAFTAR PUSTAKA

• Bachri, Sjaiful & Alzwar, Muzil, 1975.
Laporan
Gejala

Inventarisasi
Panasbumi

Selatan,

Dinas

Proyek

Survei

Kenampakan

Daerah

Vulkanologi,
Energi

Sulawesi
Bagian

Geothermal,

Bandung.
• Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology
of Indonesia. Vol. I A. General Geology
Of

Indonesia

Archipelagoes.

And

Adjacent

Government

Printing

Office. The Hague. Netherlands.

164

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Tabel 1. Nilai heat loss manifestasi panas bumi Bittuang
No.
1

Kelompok Manifestasi

2

Fumarol Balla
Mata air panas Balla (MAP. Balla 1,2,3)

3

Mata air panas Cepeng (MAP.Cepeng1&2)

Besarnya Kehilangan Panas
(kilo Watt)

Total

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

3752,37
682,4
228,85
4663,62

165

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 1. Peta indek lokasi penyelidikan

166

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 2. Peta geormorfologi daerah panas bumi Bittuang, Kab.Tana Toraja,
Sulawesi Selatan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

167

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 3. Peta geologi daerah panas bumi Bittuang, Kab.Tana Toraja,
Sulawesi Selatan

168

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 4. Peta zonasi hidrologi daerah panas bumi Bittuang, Kab. Tana Toraja,
Sulawesi Selatan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

169

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 5. Model sistem panas bumi Bittuang, Kab. Tana Toraja,
Sulawesi Selatan

170

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009