010 155 170Penyelidikan geologi Panas Bumi Daerah Bittuang
Buku 1 : Bidang Energi
PENYELIDIKAN GEOLOGI DAERAH PANAS BUMI BITTUANG,
KABUPATEN TANA TORAJA, SULAWESI SELATAN
Soetoyo, Kasbani, Dudi Hermawan
Kelompok Program Penelitian Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Daerah panas bumi Bittuang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Tana Toraja,
Provinsi Sulawesi Selatan atau secara geografis terletak antara 119o 36' 57,24” – 119o 45' 1,70"
Bujur Timur (BT) dan 2o 50' 1,53" – 3o 0' 0,86" Lintang Selatan (LS).
Secara regional daerah Bittuang terletak pada lingkungan geologi vulkanik Tersier dan Kuarter
dengan struktur geologi yang berkembang didominasi oleh struktur sesar berarah baratlaut–
tenggara dan timurlaut–baratdaya.
Geomorfologi tersusun oleh satuan puncak Gunungapi Karua, tubuh Gunungapi Karua, kaki
Gunungapi Karua dan satuan geomorfologi non-vulkanik Karua.
Komponen stratigrafi terdiri dari batuan malihan yang berumur Pra-Tersier, batuan sedimen,
batuan terobosan dan batuan vulkanik yang berumur Tersier, serta batuan vulkanik yang
berumur Kuarter. Dari hasil analisis pentarikhan (dating) pada batuan vulkanik termuda
menunjukkan umur 0,3 ± 0,1 juta tahun (pada Kala Plistosen).
Struktur geologi yang berkembang di daerah Bittuang berupa sesar-sesar normal diantaranya
sesar Balla dan sesar Tombilangi yang mengontrol kemunculan manifestasi Balla dan Cepeng,
struktur rim kaldera di daerah puncak Gunung Karua serta sesar mendatar yang memotong dan
mengakibatkan pergeseran pada batuan dan struktur yang sudah terbentuk sebelumnya.
Manifestasi panas bumi berupa fumarol dan mata air panas, dengan temperatur 37,6 – 96,7 °C,
batuan ubahan dan bekas lapangan-lapangan solfatara.
Sumber panas (heat-source) dalam sistem panas bumi ini diperkirakan berkaitan erat dengan
aktivitas vulkanik termuda Gunung Karua yang masih menyimpan sisa panas dari dapur
magma.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
155
Buku 1 : Bidang Energi
Produksi Terbatas dan Areal Penggunaan
PENDAHULUAN
Lain.
Indonesia merupakan salah satu negara di
dunia yang memiliki potensi sumber daya
METODOLOGI
panas bumi yang sangat besar. Potensi
yang besar ini sedang dikembangkan oleh
Metode geologi mempunyai tiga tahapan
pemerintah untuk mendukung pemenuhan
yang meliputi studi literatur, penyelidikan
kebutuhan
energi
Untuk
lapangan
mendukung
kebijakan
Pusat
analisis laboratorium. Cara kerja lapangan
nasional.
tersebut
serta
pengolahan
data
dan
Sumber Daya Geologi, Badan Geologi
dengan
dalam tahun anggaran 2009 melaksanakan
penyelidikan dan pengukuran langsung
survei terpadu panas bumi yang meliputi
terhadap gejala-gejala geologi, kemudian
penyelidikan
memplotnya di peta kerja dan mencatatnya
geologi
dan
geokimia
di
melakukan
pengamatan,
daerah Bittuang, Kabupaten Tana Toraja,
di
Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun yang
lapangan ini dilakukan pemerian batuan
akan dibahas dalam tulisan ini adalah
secara
penyelidikan
dengan
satuan batuan dan penyebarannya. Selain
geologi.
itu dilakukan pengambilan sampel batuan
panas
menggunakan
bumi
metode
buku
lapangan.
megaskopis
Dalam
untuk
kegiatan
penyusunan
Penyelidikan geologi ini bertujuan untuk
secara
mengetahui
maupun batuan yang telah terubah oleh
indikasi
panas,
batuan
perangkap
konfigurasi
batuan,
struktur/patahan, yang berperan terhadap
selektif
proses
berupa
hidrotermal
untuk
batuan
segar
dianalisis
di
laboratorium.
pemunculan manifestasi panas bumi dan
pembentukan sistem panas bumi.
Secara
geografis
daerah
GEOLOGI
panas
bumi
o
Bittuang terletak antara 119 36' 57,24” –
o
o
119 45' 1,70" Bujur Timur (BT) dan 2 50'
o
Geologi Regional
Secara
regional
Bittuang
daerah
panas
bumi
terletak pada pertemuan tiga
1,53" – 3 0' 0,86" Lintang Selatan (LS)
lempeng, yaitu lempeng Eurasia, Indo-
yang
Australia
secara
administratif
termasuk
dan
lempeng
Pasifik
yang
Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi
menyebabkan kondisi tektoniknya sangat
Selatan, berjarak sekitar 40 km dari Makale
kompleks. Kumpulan batuan dari busur
(ibukota Kabupaten Tana Toraja) yang
kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan
mencakup
bongkah
wilayah kecamatan Bittuang
(gambar 1).
mikro
kontinen
terbawa
bersama proses penunjaman, tubrukan,
serta
Tataguna
dari
lahan
daerah
penyelidikan
proses
tektonik
lainnya
(Van
Leeuwen, 1994).
menurut data Departemen Kehutanan, yaitu
Tataguna
1999,
Daerah survei termasuk ke dalam Mandala
terbagi menjadi Hutan Lindung, Hutan
Geologi Sulawesi Barat (Sukamto, 1973)
156
Hutan
Kesepakatan,
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
yang dicirikan oleh batuan terobosan yang
mempunyai ketinggian lebih dari 1850
berumur
meter. Batuan penyusun satuan ini adalah
Miosen
-
Pliosen.
Tektonik
berumur Paleosen yang mempengaruhi
lava dan aliran piroklastik.
daerah penyelidikan dapat terekam pada
Formasi
Latimojong
yang
termalihkan
Satuan
geomorfologi
tubuh
Gunungapi
secara regional derajat rendah, kemudian
Karua menempati bagian utara, timurlaut
tektonik pada Kala tengah Miosen Tengah
dan tengah daerah penyelidikan yang
– awal Miosen Akhir yang membentuk
meliputi
Satuan Gunungapi Talaya dan tektonik
penyelidikan. Satuan ini merupakan bentuk
pada Kala akhir Miosen Tengah disertai
morfologi tubuh penyusun puncak-puncak
dengan
gunung
terobosan
batolit
granit
yang
sekitar
yang
37%
luas
membentuk
daerah
komplek
menerobos semua batuan yang lebih tua.
Gunungapi Karua. Batuan penyusun satuan
Tektonik
ini adalah lava dan aliran piroklastik.
terkhir
diperkirakan
pada
membentuk
Tuf
pada
daerah
Kala
Pliosen
Barupu
dan
ini
yang
Formasi
Satuan geomorfologi kaki Gunungapi Karua
Budong-Budong. Struktur yang ada di
menempati
daerah penyelidikan didominasi berarah
memanjang sampai bagian tengah daerah
baratlaut–tenggara
penyelidikan yang meliputi sekitar 24% luas
dan
timurlaut–
baratdaya.
bagian
timur,
tenggara
daerah penyelidikan. Satuan ini merupakan
bentuk morfologi bagian bawah (kaki) dari
komplek
Geomorfologi
Berdasarkan
klasifikasi
morfografi,
morfometri dan morfogenetiknya, maka
Gunungapi
Karua.
Batuan
penyusun satuan ini adalah batuan aliran
piroklastik.
geomorfologi daerah penyelidikan dapat
dikelompokkan
menjadi
empat
satuan
Satuan geomorfologi non-vulkanik Karua
geomorfologi (Gambar 2), yaitu: satuan
menempati
puncak
sedikit di tengah daerah penyelidikan yang
Gunungapi
Karua,
tubuh
bagian
barat,
selatan
dan
Gunungapi Karua, kaki Gunungapi Karua
meliputi
dan
penyelidikanSatuan ini merupakan bentuk
satuan
geomorfologi
non-vulkanik
Karua.
sekitar
26%
luas
daerah
morfologi yang dibentuk oleh batuan yang
bukan merupakan produk Gunung Karua.
Satuan geomorfologi puncak Gunungapi
Batuan penyusun satuan ini adalah batuan
Karua menempati bagian tengah daerah
malihan, batupasir, granit, dan lava.
penyelidikan yang meliputi sekitar 13% luas
daerah penyelidikan. Satuan ini disusun
Stratigrafi
oleh
Stratigrafi
puncak-puncak
gunung
yang
daerah
Bittuang
disusun
membentuk komplek Gunungapi Karua.
berdasarkan
Gunung-gunung tersebut antara lain G.
masing-masing
Rattekarua,
Penamaannya didasarkan kepada pusat
G.
Sarangsarang,
G.
hubungan
relatif
satuan
antara
batuan.
Sarambusikore dan G. Biang. Daerah ini
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
157
Buku 1 : Bidang Energi
erupsi,
mekanisme,
dan
genesa
pembentukan batuan.
dan tuf. Satuan batuan ini diperkirakan
merupakan endapan sedimen bawah laut
yang terbentuk ketika daerah survei masih
Berdasarkan
hasil
penyelidikan
di
belum berupa daratan. Satuan ini telah
lapangan, batuan di daerah penyelidikan
mengalami
dapat dikelompokkan ke dalam 11 satuan
berulangkali sehingga banyak ditemukan
batuan, yang terdiri dari satu satuan batuan
struktur
malihan, satu satuan batuan sedimen, satu
kesebandingan
satuan batuan terobosan
regional regional (N. Ratman dan S.
dan delapan
satuan batuan vulkanik.
kegiatan
tektonik
kekar-kekar.
dengan
yang
Menurut
peta
geologi
Atmawinata, 1993), batuan ini merupakan
batuan sedimen dari Formasi Sekala yang
Urutan satuan batuan atau stratigrafi dari
berumur Miosen.
tua ke muda (Gambar 3.1-7) adalah satuan
Batuan malihan (Kbm), Batupasir (Tps),
Satuan Lava Gunung Panusuk (TPl),
Lava Gunung Panusuk (TPl), Lava Gunung
tersebar
Ruppu (TRl), Intrusi Rattebombong (TRbi),
penyelidikan, dengan luas sekitar 14% dari
Lava
Lava
luas daerah penyelidikan. Satuan ini terdiri
Gunung Karua-2 (QKl-2), Aliran Piroklastik
dari lava dengan komposisi andesit. Secara
Gunung Karua (QKap), Jatuhan Piroklastik
megaskopis, andesit berwarna abu-abu,
Gunung Karua (QKjp), Lava Gunung Malibu
tekstur
(QMl), dan Lava Gunung Karua-3 (QKl-3).
mineral plagioklas, piroksen, biotit dan
Gunung
Karua-1
(QKl-1),
di
bagian
porfiritik-afanitik,
hornblenda
Satuan
Batuan
Malihan
barat
Menurut
daerah
disusun
oleh
kesebandingan
(Kbm),
dengan peta geologi regional regional (N.
merupakan satuan paling tua di daerah
Ratman dan S. Atmawinata, 1993), batuan
survei yang tersingkap di sebelah utara
ini merupakan batuan vulkanik dari Formasi
Gunung Tandung dengan luas sebaran
Talaya yang berumur Miosen.
sekitar 1% dari luas daerah survei. Satuan
batuan ini terdiri dari batusabak dan filit
Satuan
yang merupakan batuan malihan derajat
tersebar
lemah-sedang.
kesebandingan
penyelidikan, dengan luas sekitar 4% dari
dengan peta geologi regional (N. Ratman
luas daerah penyelidikan. Satuan ini terdiri
dan S. Atmawinata, 1993) batuan ini
dari lava dengan komposisi basalt. Secara
merupakan batuan malihan dari Formasi
megaskopis,
Latimojong yang berumur Kapur.
kehitaman, tekstur afanitik, disusun oleh
Menurut
Lava
di
Gunung
bagian
basalt
Ruppu
baratdaya
berwarna
(TRl),
daerah
abu-abu
mineral biotit, piroksen, dan hornblenda.
Satuan
Batupasir
(Tps),
tersebar
di
Menurut
kesebandingan
dengan
peta
bagian selatan dan tengah daerah survei
geologi regional regional (N. Ratman dan S.
dengan luas sekitar 4% dari luas daerah
Atmawinata, 1993), batuan ini merupakan
penyelidikan. Satuan batuan ini terdiri dari
batuan vulkanik dari Formasi Walimbong
dominan batupasir, batulempung, breksi
yang berumur Miosen.
158
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Satuan Intrusi Rattebombong (TRbi),
abu
terletak di sebelah selatan, barat dan
porfiritk, disusun oleh mineral plagioklas,
baratlaut daerah penyelidikan, dengan luas
piroksen,
sekitar 3% dari luas daerah penyelidikan.
merupakan
Satuan ini terdiri dari batuan terobosan
membentuk
berjenis granit yang menerobos satuan
hubungan relatif dengan satuan batuan
batuan lain yang lebih tua. Pengamatan
lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
megaskopis di lapangan, berwarna putih
Plistosen.
keputih-putihan,
dan
tekstur
kuarsa.
satuan
Satuan
lava
Gunung
afanitik-
kedua
Karua.
ini
yang
Menurut
keabuan, tekstur faneritik, disusun oleh
mineral
kuarsa,
dan
Satuan Aliran Piroklastik Gunung Karua
plagioklas (gambar 3.1-14). Berdasarkan
(QKap), adalah satuan yang mempunyai
analisis petrografi sampel batuan BT-10,
sebaran paling luas, tersingkap di bagian
batuan
tengah,
ini
biotit,
berjenis
muskovit
granit.
Menurut
utara
dan
timur
daerah
hubungan relatif dengan satuan batuan
penyelidikan, dengan luas sekitar 49% dari
lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
luas
Pliosen.
berkomposisi tuf berukuran debu (ash)-
daerah
lapili,
penyelidikan.
komposisi
Batuannya
riolit-dasitik,
terdapat
Satuan Lava Gunung Karua-1 (QKl-1),
fragmen
tersebar
daerah
setempat tersingkap batuan breksi. Secara
barat
megaskopis, tuf nampak berwarna putih-
Gunung Karua, dengan luas sekitar 8,5%
putih kecoklatan, disusun oleh gelas-gelas
dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini
vulkanik
terdiri dari lava dengan komposisi andesit.
kemas tertutup. Breksi berwarna abu-abu,
Secara megaskopis, andesit berwarna abu-
disusun oleh fragmen batuan andesit-
abu sampai abu-abu kehijauan, tekstur
dasitik, berukuran kerakal, bentuk butir
porfiritik-afanitik,
membundar tanggung-menyudut tanggung,
di
penyelidikan
palgioklas,
bagian
di
tengah
lereng
sebelah
disusun
piroksen,
oleh
mineral
hornblenda
dan
batuapung
dan
(pumice),
kuarsa,
sticky,
terpilah
sedang,
matriks tuf.
kuarsa. Satuan ini merupakan satuan lava
pertama yang membentuk Gunung Karua.
Satuan
Menurut hubungan relatif dengan satuan
Gunung Karua yang menutupi sebagian
batuan lainnya, satuan ini diperkirakan
besar daerah survei dengan ketebalan
berumur Plistosen.
tersingkap mencapai sekitar 30 meter.
ini merupakan
Berdasarkan
analisis
produk
letusan
petrografi
pada
Satuan Lava Gunung Karua-2 (QKl-2),
sampel batuan BT-22, batuannya berjenis
tersebar di bagian utara dan tengah daerah
riolit. Menurut hubungan relatif dengan
penyelidikan
satuan
di
lereng
sebelah
timur
Gunung Karua, dengan luas sekitar 13,5%
batuan
lainnya,
satuan
ini
diperkirakan berumur Plistosen.
dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini
terdiri dari lava dengan komposisi dasit.
Satuan
Secara megaskopis, dasit berwarna abu-
Karua (QKjp), tersingkap di bagian tengah,
Jatuhan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Piroklastik
Gunung
159
Buku 1 : Bidang Energi
dan timur daerah penyelidikan dengan luas
berhubungan erat dengan pembentukan
sekitar 1,5% dari luas daerah penyelidikan.
sistem panas bumi daerah ini. Menurut
Batuannya
berukuran
hubungan relatif dengan satuan batuan
debu (ash)-lapili, komposisi riolit-dasitik,
lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
terdapat
Plistosen.
sticky.
berkomposisi
fragmen
tuf
batuapung
(pumice),
Secara megaskopis, tuf nampak
berwarna putih-putih kecoklatan, disusun
Struktur Geologi
oleh gelas-gelas vulkanik dan kuarsa,
Berdasarkan
terpilah sedang, kemas tertutup. Menurut
lapangan,
hubungan relatif dengan satuan batuan
elevation mode) dan peta topografi, serta
lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
gejala-gejala struktur di permukaan seperti
Plistosen terbentuk sesudah pembentukan
pemunculan mata air panas, kelurusan
satuan aliran piroklastik.
lembah
hasil
penyelidikan
analisis
dan
peta
DEM
puggungan,
di
(digital
kekar-kekar,
bidang sesar, dan zona hancuran batuan,
Satuan
Lava
Gunung
Malibu
(QMl),
maka di daerah penyelidikan teramati
terdapat
di
bagian
timur
daerah
beberapa struktur sesar, yaitu :
penyelidikan dengan luas sekitar 0,5% dari
luas
daerah
ini
Rim kaldera, yang merupakan bidang yang
lava
kolaps atau amblas yang diakibatkan oleh
sebagai parasit dari Gunung Karua. Secara
terjadinya kekosongan di dalam perut bumi
megaskopis batuannya tidak tersingkap
setelah terjadinya erupsi Gunung Karua.
diperkirakan
penyelidikan.
merupakan
Satuan
kubah
dengan baik karena sebagian besar telah
terlapukkan
dan
Berdasarkan
satuan
tertutup
vegetasi.
hubungan relatif dengan
batuan
lainnya,
satuan
ini
diperkirakan berumur Plistosen.
Sesar-sesar
normal
berarah
baratlaut-
tenggara, baratdaya-timurlaut, dan berarah
hampir utara-selatan (sesar Balla dan sesar
Tombilangi) yang mengontrol kemunculan
manifetasi panas bumi Balla dan Cepeng.
Satuan Lava Gunung Karua-3 (QKl-3),
tersingkap di puncak komplek Gunung
Sesar
Karua pada tengah daerah survei dengan
timurlaut
luas
mengakibatkan pergeseran pada batuan
sekitar
1%
dari
luas
daerah
mendatar
yang
penyelidikan. Satuan ini terdiri dari lava
dan
dengan
sebelumnya.
komposisi
basalt.
Secara
berarah
struktur
baratdaya-
memotong
yang
sudah
dan
terbentuk
megaskopis, basalt berwarna abu-abu tua,
tekstur
porfiritik-afanitik,
disusun
oleh
MANIFESTASI PANAS BUMI
mineral plagioklas, piroksen dan biotit.
Satuan ini merupakan satuan vulkanik
Manifestasi
termuda di daerah survei yang terbentuk di
penyelidikan terdiri dari fumarol, mata air
dalam struktur rim kaldera. Satuan ini
panas,
diperkirakan
lapangan-lapangan solfatara yang tersebar
160
merupakan
satuan
yang
panas
batuan
bumi
ubahan,
di
dan
daerah
bekas
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
di dua daerah, yaitu di daerah Balla dan
Manifestasi Cepeng, terdapat di daerah
Cepeng.
Cepeng yang berada di sebelah selatan
manifestasi Balla, muncul di Kali Putih.
Manifestasi Balla, terdiri dari fumarol dan
Mata air panas bertemperatur 37,6 - 39,8°C
komplek mata air panas dengan temperatur
dengan pH berkisar antara 5,97-6,28, dan
0
berkisar antara 48,1 - 96,7 C, pH antara
debit 1-2 l/detik.
8.40, dan debit 1 l/det. Di sekitar fumarol
dan mata air panas Balla ditemukan batuan
HEAT LOSS
ubahan dengan luas sekitar 250 x 100 m.
Batuan ubahan juga dapat ditemukan
Nilai heat loss atau hilang panas adalah
tersebar
utara
suatu nilai yang menyatakan jumlah energi
kelompok manifestasi Balla pada lapangan-
panas yang dilepaskan secara alami. Nilai
lapangan
mati.
ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk
ini
assessment atau penilaian suatu daerah
diindikasikan dengan masih ditemukannya
panas bumi. Makin besar nilai ini makin
endapan belerang dan batuan ubahan.
tinggi potensi panas bumi yang terkandung.
Hasil
PIMA
Dari hasil perhitungan pada manifestasi
mengalami
yang ada di daerah penyelidikan didapat
setempat
di
solfatara
sebelah
yang
Lapangan-lapangan
analisis
menunjukkan
ubahan
sudah
solfatara
dan
interpretasi
batuan
hidrotermal
telah
menjadi
mineral
nilai hilai heat loss 4,6 MW. (tabel 1).
lempung (kaolin, montmorilonit), halloysit,
dan
nontronit
dikelompokkan
sehingga
ke
dalam
dapat
tipe
HIDROLOGI
ubahan
argilik. Hasil analisis terhadap 11 sampel
Hidrologi
batuan ubahan dari 4 titik pengamatan
umum terbagi menjadi zona resapan air
dengan menggunakan PIMA
ini dapat
(recharge area) tempat terjadinya penetrasi
fluida
air meteorik di permukaan bumi, zona
menginterpretasikan
hidrotermal
pada
kondisi
disebabkan pembentukan mineral ubahan
zona limpasan air permukaan (run-off water
hidrotermal tersebut sangat bergantung
area). Tempat munculan air bisa terjadi di
pada
derajat
permukaan dan bawah permukaan. Zona
keasaman dari fluida hidrotermal. Data di
resapan terletak di daerah-daerah yang
atas mencerminkan bahwa batuan ubahan
berelevasi tinggi, berupa perbukitan di
berada pada lingkungan dan dipengaruhi
daerah penyelidikan, zona munculan air
fluida
tanah terletak di daerah berelevasi rendah,
temperatur
asam,
dengan
o
Hal
secara
munculan air tanah (discharged area) dan
(pH)
itu.
penyelidikan
ini
kondisi
saat
daerah
dan
temperatur
o
rendah sampai tinggi (50 C - 220 C).
berupa
Perbandingan
tertinggi
sedangkan daerah limpasan terletak di
sekarang yang ada di daerah penyelidikan
pedataran yang berupa daerah sekitar
yaitu sekitar 96°C, sebanding dengan
sungai besar.
temperatur
pedataran
dan
tekuk
lereng,
mineral-mineral ubahan yang terbentuk.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
161
Buku 1 : Bidang Energi
Zona
resapan
air
(recharge
area)
tengah dan timur. Aliran lava dan aliran
mencakup wilayah sekitar 46% dari luas
piroklastik
daerah penyelidikan. Pada areal ini air
vulkanik Gunung Karua yang diperkirakan
hujan (meteoric water) meresap ke bumi
berumur
melalui zona permeabilitas (feed-zone).
membentuk morfologi komplek Gunung
Selanjutnya air akan terakumulasi menjadi
Karua.
tersebut
merupakan
Kuarter
(Plistosen)
produk
dan
air tanah dalam dan air tanah dangkal
(catchment/reservoir
area)
dan
daerah
akumulasi air tanah.
Aktivitas
tektonik
daerah
penyelidikan
diperkirakan telah terjadi sejak zaman PraTersier
hingga
sekarang
yang
Zona munculan air tanah mencakup 34 %
menyebabkan
dari luas daerah penyelidikan. Air hujan
banyak ditemukan struktur-struktur sesar
(meteoric water) yang turun di daerah
berupa struktur rim kaldera, sesar normal
resapan air (re-charged area) tersebut
dan
meresap
baratlaut-tenggara, baratdaya-timurlaut dan
ke
permeabilitas
bumi
melalui
zona
batuan,
sebagian
besar
sesar
di
daerah
mendatar
penyelidikan
yang
berarah
utara-selatan.
masuk ke bumi dan terkumpul menjadi air
tanah dalam dan dangkal. Selanjutnya
Aktivitas
pada
mengakibatkan
lokasi
berelevasi
rendah,
yang
tektonik
pada
zaman
terjadinya
Kapur
pemalihan
termasuk ke dalam morfologi pedataran
berderajat
akan muncul berupa mata air panas dan air
batuan malihan. Kemudian pada Kala
dingin.
Miosen Awal ketika daerah penyelidikan
masih
rendah-sedang
belum
berupa
pada
daratan
satuan
seperti
Pada daerah sekitar sungai merupakan
sekarang terjadi endapan sedimen bawah
zona limpasan (run-off water area). Aliran
laut yang membentuk satuan batupasir.
air permukaan merupakan air hujan yang
Pada Kala Miosen Tengah terjadi aktivitas
mengalir
dan
tektonik yang memicu kegiatan vulkanik
membentuk sungai. Aliran air di sungai
bawah laut yang membentuk lava Gunung
secara gravitasi mengalir dari elevasi tinggi
Panusuk dan lava Gunung Ruppu. Aktivitas
ke rendah.
tektonik ini terus berlangsung hingga pada
di
permukaan
tanah
Kala Pliosen terjadi terobosan magma ke
permukaan melalui bidang-bidang rekahan
DISKUSI
membentuk intrusi Rattebombong yang
Batuan
tertua
penyelidikan
yang
adalah
ada
di
batuan
daerah
berkomposisi granit.
malihan
berumur Kapur yang menempati bagian
Pada zaman Kuarter terjadi di daerah
barat daerah penyelidikan. Penyebaran
survei
batuan vulkanik yang terdiri dari aliran lava
pembentukan Gunung Karua yang ditandai
dan aliran piroklastik mendominasi daerah
dengan tersingkapnya satuan lava Karua-1
penyelidikan yang tersebar di bagian utara,
dan
162
terjadi
satuan
lava
aktivitas
Karua-2.
vulkanik
Kemudian
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
aktivitas
vulkanik
mencapai
puncaknya
rambatan panas yang menghasilkan fluida
dengan terjadinya erupsi Gunung Karua
panas.
yang menghasilkan produk aliran piroklastik
kemudian
terakumulasi
dan jatuhan piroklastik Gunung Karua.
reservoir,
yang
Setelah
(permeable)
erupsi
berlangsung,
terjadi
kekosongan di dalam perut bumi yang
Fluida
panas
yang
dalam
berdaya
yang
terbentuk
lulus
diperkirakan
lapisan
tinggi
terletak
pada satuan batupasir.
ditandai dengan adanya bidang kolaps atau
amblas di puncak Gunung Karua yang
Interaksi
membentuk struktur rim kaldera. Kemudian
tersimpan di reservoir dengan batuan di
aktivitas
berlangsung
atasnya (sekitarnya) menghasilkan batuan
sehingga membentuk kubah lava muda
penudung (cap rock) yang bersifat kedap
(lava Gunung Karua-3) di dalam kaldera
air (impermeable). Batuan penudung inilah
tersebut. Aktivitas magmatik tersebut juga
yang
muncul di sebelah timur daerah survei di
panas yang terdapat di lapisan reservoir
luar sistem kaldera tersebut membentuk
tertahan untuk sampai ke permukaan.
kubah
Lapisan batuan penudung di daerah panas
magmatik
lava
terus
Gunung
Malibu
yang
antara
fluida
menyebabkan
panas
pergerakan
yang
fluida
merupakan suatu parasit dari Gunung
bumi
Karua.
batuan piroklastik.
Pembentukan sistem panas bumi di daerah
Manifestasi panas bumi yang terdapat di
Bittuang diperkirakan berkaitan erat dengan
Bittuang terdapat pada zona munculan air
aktivitas vulkanik termuda Gunung Karua
tanah (discharge area) dan zona limpasan
yang masih menyimpan sisa panas dari
air permukaan. Air hujan yang meresap ke
dapur
dalam bumi melalui zona permeabilitas
magma.
Sisa
panas
tersebut
Cubadak
diduga
terdapat
pada
berperan sebagai sumber panas yang
batuan
memanasi air bawah permukaan yang
pemanasan oleh batuan penghantar panas
kemudian naik melalui celah-celah/rekahan
secara konveksi, konduksi atau radiasi, dan
dan terperangkap dalam reservoir panas
selanjutnya muncul ke permukaan berupa
bumi.
mata air panas (Gambar 5).
kemudian
Daerah Bittuang yang berada lingkungan
mengalami
proses
KESIMPULAN
batuan vulkanik dengan banyak struktur
geologi
(kekar
berkembang
dan
menjadikan
sesar)
daerah
yang
ini
Proses pembentukan sistem panas bumi di
daerah
panas
bumi
Bittuang
dimulai
memiliki kemampuan untuk meloloskan air
dengan adanya panas dari sisa panas
permukaan (meteoric water) ke bawah
(dapur
permukaan. Sebagian air meteorik tersebut
aktivitas vulkanik terakhir Gunung Karua.
kemudian
fluida
Aktivitas ini membentuk tubuh lava Gunung
yang
Karua-3 yang muncul di dalam suatu rim
berasal dari tubuh magma dan terjadi
kaldera. Sisa panas dari tubuh vulkanik
magmatik
berinteraksi
dan
gas-gas
dengan
vulkanik
magma)
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
yang
muncul
akibat
163
Buku 1 : Bidang Energi
Gunung Karua ini menopang aktivitas
• Hamilton W.,1979. Tectonic of Indonesia
sistem panas bumi sehingga terbentuknya
Region,
reservoir di daerah panas bumi Bittuang.
U.S.Govt.Print Off.,Washington.
Dari analisis geologi, daerah panas bumi
Bittuang
sangat
pembentukan
berhubungan
menarik,
sistem
erat
Geol.
Surv.
Prof.
• Hutchinson,C.S.,1989.
Papers,
Geological
karena
Evolution of South-East Asia, Oxford
panasbuminya
Mono. Geol. Geoph., 13, Clarendon
dengan
lingkungan
geologi vulkanik Kuarter. Di lokasi ini
manifestasi berasosiasi dengan aktivitas
Press, Oxford.
• Radja, Vincent, 1970. Geothermal Energy
vulkanik yang berumur 0,3 ± 0,1 juta tahun
Prospect
atau pada Kala Plistosen.
Research Indonesia. Jakarta.
in
South
Sulawesi.
Power
• Ratman, N & Atmawinata, S., 1993. Peta
UCAPAN TERIMA KASIH
Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi Skala
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada
1:250.000.
para Pejabat Pusat Sumber Daya Geologi
Pengembangan Geologi. Bandung.
dan semua pihak yang membantu dalam
Pusat
Penelitian
dan
pembuatan tulisan ini, yang telah memberi
• Tim Survei Terpadu. 2009. Laporan
kemudahan dalam mengakses data yang
Survei Terpadu Geologi dan Geokimia
diperlukan.
Daerah Panas Bumi Bittuang, Kabupaten
Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan,
Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung
DAFTAR PUSTAKA
• Bachri, Sjaiful & Alzwar, Muzil, 1975.
Laporan
Gejala
Inventarisasi
Panasbumi
Selatan,
Dinas
Proyek
Survei
Kenampakan
Daerah
Vulkanologi,
Energi
Sulawesi
Bagian
Geothermal,
Bandung.
• Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology
of Indonesia. Vol. I A. General Geology
Of
Indonesia
Archipelagoes.
And
Adjacent
Government
Printing
Office. The Hague. Netherlands.
164
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Tabel 1. Nilai heat loss manifestasi panas bumi Bittuang
No.
1
Kelompok Manifestasi
2
Fumarol Balla
Mata air panas Balla (MAP. Balla 1,2,3)
3
Mata air panas Cepeng (MAP.Cepeng1&2)
Besarnya Kehilangan Panas
(kilo Watt)
Total
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
3752,37
682,4
228,85
4663,62
165
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 1. Peta indek lokasi penyelidikan
166
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 2. Peta geormorfologi daerah panas bumi Bittuang, Kab.Tana Toraja,
Sulawesi Selatan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
167
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 3. Peta geologi daerah panas bumi Bittuang, Kab.Tana Toraja,
Sulawesi Selatan
168
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 4. Peta zonasi hidrologi daerah panas bumi Bittuang, Kab. Tana Toraja,
Sulawesi Selatan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
169
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 5. Model sistem panas bumi Bittuang, Kab. Tana Toraja,
Sulawesi Selatan
170
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
PENYELIDIKAN GEOLOGI DAERAH PANAS BUMI BITTUANG,
KABUPATEN TANA TORAJA, SULAWESI SELATAN
Soetoyo, Kasbani, Dudi Hermawan
Kelompok Program Penelitian Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Daerah panas bumi Bittuang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Tana Toraja,
Provinsi Sulawesi Selatan atau secara geografis terletak antara 119o 36' 57,24” – 119o 45' 1,70"
Bujur Timur (BT) dan 2o 50' 1,53" – 3o 0' 0,86" Lintang Selatan (LS).
Secara regional daerah Bittuang terletak pada lingkungan geologi vulkanik Tersier dan Kuarter
dengan struktur geologi yang berkembang didominasi oleh struktur sesar berarah baratlaut–
tenggara dan timurlaut–baratdaya.
Geomorfologi tersusun oleh satuan puncak Gunungapi Karua, tubuh Gunungapi Karua, kaki
Gunungapi Karua dan satuan geomorfologi non-vulkanik Karua.
Komponen stratigrafi terdiri dari batuan malihan yang berumur Pra-Tersier, batuan sedimen,
batuan terobosan dan batuan vulkanik yang berumur Tersier, serta batuan vulkanik yang
berumur Kuarter. Dari hasil analisis pentarikhan (dating) pada batuan vulkanik termuda
menunjukkan umur 0,3 ± 0,1 juta tahun (pada Kala Plistosen).
Struktur geologi yang berkembang di daerah Bittuang berupa sesar-sesar normal diantaranya
sesar Balla dan sesar Tombilangi yang mengontrol kemunculan manifestasi Balla dan Cepeng,
struktur rim kaldera di daerah puncak Gunung Karua serta sesar mendatar yang memotong dan
mengakibatkan pergeseran pada batuan dan struktur yang sudah terbentuk sebelumnya.
Manifestasi panas bumi berupa fumarol dan mata air panas, dengan temperatur 37,6 – 96,7 °C,
batuan ubahan dan bekas lapangan-lapangan solfatara.
Sumber panas (heat-source) dalam sistem panas bumi ini diperkirakan berkaitan erat dengan
aktivitas vulkanik termuda Gunung Karua yang masih menyimpan sisa panas dari dapur
magma.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
155
Buku 1 : Bidang Energi
Produksi Terbatas dan Areal Penggunaan
PENDAHULUAN
Lain.
Indonesia merupakan salah satu negara di
dunia yang memiliki potensi sumber daya
METODOLOGI
panas bumi yang sangat besar. Potensi
yang besar ini sedang dikembangkan oleh
Metode geologi mempunyai tiga tahapan
pemerintah untuk mendukung pemenuhan
yang meliputi studi literatur, penyelidikan
kebutuhan
energi
Untuk
lapangan
mendukung
kebijakan
Pusat
analisis laboratorium. Cara kerja lapangan
nasional.
tersebut
serta
pengolahan
data
dan
Sumber Daya Geologi, Badan Geologi
dengan
dalam tahun anggaran 2009 melaksanakan
penyelidikan dan pengukuran langsung
survei terpadu panas bumi yang meliputi
terhadap gejala-gejala geologi, kemudian
penyelidikan
memplotnya di peta kerja dan mencatatnya
geologi
dan
geokimia
di
melakukan
pengamatan,
daerah Bittuang, Kabupaten Tana Toraja,
di
Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun yang
lapangan ini dilakukan pemerian batuan
akan dibahas dalam tulisan ini adalah
secara
penyelidikan
dengan
satuan batuan dan penyebarannya. Selain
geologi.
itu dilakukan pengambilan sampel batuan
panas
menggunakan
bumi
metode
buku
lapangan.
megaskopis
Dalam
untuk
kegiatan
penyusunan
Penyelidikan geologi ini bertujuan untuk
secara
mengetahui
maupun batuan yang telah terubah oleh
indikasi
panas,
batuan
perangkap
konfigurasi
batuan,
struktur/patahan, yang berperan terhadap
selektif
proses
berupa
hidrotermal
untuk
batuan
segar
dianalisis
di
laboratorium.
pemunculan manifestasi panas bumi dan
pembentukan sistem panas bumi.
Secara
geografis
daerah
GEOLOGI
panas
bumi
o
Bittuang terletak antara 119 36' 57,24” –
o
o
119 45' 1,70" Bujur Timur (BT) dan 2 50'
o
Geologi Regional
Secara
regional
Bittuang
daerah
panas
bumi
terletak pada pertemuan tiga
1,53" – 3 0' 0,86" Lintang Selatan (LS)
lempeng, yaitu lempeng Eurasia, Indo-
yang
Australia
secara
administratif
termasuk
dan
lempeng
Pasifik
yang
Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi
menyebabkan kondisi tektoniknya sangat
Selatan, berjarak sekitar 40 km dari Makale
kompleks. Kumpulan batuan dari busur
(ibukota Kabupaten Tana Toraja) yang
kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan
mencakup
bongkah
wilayah kecamatan Bittuang
(gambar 1).
mikro
kontinen
terbawa
bersama proses penunjaman, tubrukan,
serta
Tataguna
dari
lahan
daerah
penyelidikan
proses
tektonik
lainnya
(Van
Leeuwen, 1994).
menurut data Departemen Kehutanan, yaitu
Tataguna
1999,
Daerah survei termasuk ke dalam Mandala
terbagi menjadi Hutan Lindung, Hutan
Geologi Sulawesi Barat (Sukamto, 1973)
156
Hutan
Kesepakatan,
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
yang dicirikan oleh batuan terobosan yang
mempunyai ketinggian lebih dari 1850
berumur
meter. Batuan penyusun satuan ini adalah
Miosen
-
Pliosen.
Tektonik
berumur Paleosen yang mempengaruhi
lava dan aliran piroklastik.
daerah penyelidikan dapat terekam pada
Formasi
Latimojong
yang
termalihkan
Satuan
geomorfologi
tubuh
Gunungapi
secara regional derajat rendah, kemudian
Karua menempati bagian utara, timurlaut
tektonik pada Kala tengah Miosen Tengah
dan tengah daerah penyelidikan yang
– awal Miosen Akhir yang membentuk
meliputi
Satuan Gunungapi Talaya dan tektonik
penyelidikan. Satuan ini merupakan bentuk
pada Kala akhir Miosen Tengah disertai
morfologi tubuh penyusun puncak-puncak
dengan
gunung
terobosan
batolit
granit
yang
sekitar
yang
37%
luas
membentuk
daerah
komplek
menerobos semua batuan yang lebih tua.
Gunungapi Karua. Batuan penyusun satuan
Tektonik
ini adalah lava dan aliran piroklastik.
terkhir
diperkirakan
pada
membentuk
Tuf
pada
daerah
Kala
Pliosen
Barupu
dan
ini
yang
Formasi
Satuan geomorfologi kaki Gunungapi Karua
Budong-Budong. Struktur yang ada di
menempati
daerah penyelidikan didominasi berarah
memanjang sampai bagian tengah daerah
baratlaut–tenggara
penyelidikan yang meliputi sekitar 24% luas
dan
timurlaut–
baratdaya.
bagian
timur,
tenggara
daerah penyelidikan. Satuan ini merupakan
bentuk morfologi bagian bawah (kaki) dari
komplek
Geomorfologi
Berdasarkan
klasifikasi
morfografi,
morfometri dan morfogenetiknya, maka
Gunungapi
Karua.
Batuan
penyusun satuan ini adalah batuan aliran
piroklastik.
geomorfologi daerah penyelidikan dapat
dikelompokkan
menjadi
empat
satuan
Satuan geomorfologi non-vulkanik Karua
geomorfologi (Gambar 2), yaitu: satuan
menempati
puncak
sedikit di tengah daerah penyelidikan yang
Gunungapi
Karua,
tubuh
bagian
barat,
selatan
dan
Gunungapi Karua, kaki Gunungapi Karua
meliputi
dan
penyelidikanSatuan ini merupakan bentuk
satuan
geomorfologi
non-vulkanik
Karua.
sekitar
26%
luas
daerah
morfologi yang dibentuk oleh batuan yang
bukan merupakan produk Gunung Karua.
Satuan geomorfologi puncak Gunungapi
Batuan penyusun satuan ini adalah batuan
Karua menempati bagian tengah daerah
malihan, batupasir, granit, dan lava.
penyelidikan yang meliputi sekitar 13% luas
daerah penyelidikan. Satuan ini disusun
Stratigrafi
oleh
Stratigrafi
puncak-puncak
gunung
yang
daerah
Bittuang
disusun
membentuk komplek Gunungapi Karua.
berdasarkan
Gunung-gunung tersebut antara lain G.
masing-masing
Rattekarua,
Penamaannya didasarkan kepada pusat
G.
Sarangsarang,
G.
hubungan
relatif
satuan
antara
batuan.
Sarambusikore dan G. Biang. Daerah ini
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
157
Buku 1 : Bidang Energi
erupsi,
mekanisme,
dan
genesa
pembentukan batuan.
dan tuf. Satuan batuan ini diperkirakan
merupakan endapan sedimen bawah laut
yang terbentuk ketika daerah survei masih
Berdasarkan
hasil
penyelidikan
di
belum berupa daratan. Satuan ini telah
lapangan, batuan di daerah penyelidikan
mengalami
dapat dikelompokkan ke dalam 11 satuan
berulangkali sehingga banyak ditemukan
batuan, yang terdiri dari satu satuan batuan
struktur
malihan, satu satuan batuan sedimen, satu
kesebandingan
satuan batuan terobosan
regional regional (N. Ratman dan S.
dan delapan
satuan batuan vulkanik.
kegiatan
tektonik
kekar-kekar.
dengan
yang
Menurut
peta
geologi
Atmawinata, 1993), batuan ini merupakan
batuan sedimen dari Formasi Sekala yang
Urutan satuan batuan atau stratigrafi dari
berumur Miosen.
tua ke muda (Gambar 3.1-7) adalah satuan
Batuan malihan (Kbm), Batupasir (Tps),
Satuan Lava Gunung Panusuk (TPl),
Lava Gunung Panusuk (TPl), Lava Gunung
tersebar
Ruppu (TRl), Intrusi Rattebombong (TRbi),
penyelidikan, dengan luas sekitar 14% dari
Lava
Lava
luas daerah penyelidikan. Satuan ini terdiri
Gunung Karua-2 (QKl-2), Aliran Piroklastik
dari lava dengan komposisi andesit. Secara
Gunung Karua (QKap), Jatuhan Piroklastik
megaskopis, andesit berwarna abu-abu,
Gunung Karua (QKjp), Lava Gunung Malibu
tekstur
(QMl), dan Lava Gunung Karua-3 (QKl-3).
mineral plagioklas, piroksen, biotit dan
Gunung
Karua-1
(QKl-1),
di
bagian
porfiritik-afanitik,
hornblenda
Satuan
Batuan
Malihan
barat
Menurut
daerah
disusun
oleh
kesebandingan
(Kbm),
dengan peta geologi regional regional (N.
merupakan satuan paling tua di daerah
Ratman dan S. Atmawinata, 1993), batuan
survei yang tersingkap di sebelah utara
ini merupakan batuan vulkanik dari Formasi
Gunung Tandung dengan luas sebaran
Talaya yang berumur Miosen.
sekitar 1% dari luas daerah survei. Satuan
batuan ini terdiri dari batusabak dan filit
Satuan
yang merupakan batuan malihan derajat
tersebar
lemah-sedang.
kesebandingan
penyelidikan, dengan luas sekitar 4% dari
dengan peta geologi regional (N. Ratman
luas daerah penyelidikan. Satuan ini terdiri
dan S. Atmawinata, 1993) batuan ini
dari lava dengan komposisi basalt. Secara
merupakan batuan malihan dari Formasi
megaskopis,
Latimojong yang berumur Kapur.
kehitaman, tekstur afanitik, disusun oleh
Menurut
Lava
di
Gunung
bagian
basalt
Ruppu
baratdaya
berwarna
(TRl),
daerah
abu-abu
mineral biotit, piroksen, dan hornblenda.
Satuan
Batupasir
(Tps),
tersebar
di
Menurut
kesebandingan
dengan
peta
bagian selatan dan tengah daerah survei
geologi regional regional (N. Ratman dan S.
dengan luas sekitar 4% dari luas daerah
Atmawinata, 1993), batuan ini merupakan
penyelidikan. Satuan batuan ini terdiri dari
batuan vulkanik dari Formasi Walimbong
dominan batupasir, batulempung, breksi
yang berumur Miosen.
158
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Satuan Intrusi Rattebombong (TRbi),
abu
terletak di sebelah selatan, barat dan
porfiritk, disusun oleh mineral plagioklas,
baratlaut daerah penyelidikan, dengan luas
piroksen,
sekitar 3% dari luas daerah penyelidikan.
merupakan
Satuan ini terdiri dari batuan terobosan
membentuk
berjenis granit yang menerobos satuan
hubungan relatif dengan satuan batuan
batuan lain yang lebih tua. Pengamatan
lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
megaskopis di lapangan, berwarna putih
Plistosen.
keputih-putihan,
dan
tekstur
kuarsa.
satuan
Satuan
lava
Gunung
afanitik-
kedua
Karua.
ini
yang
Menurut
keabuan, tekstur faneritik, disusun oleh
mineral
kuarsa,
dan
Satuan Aliran Piroklastik Gunung Karua
plagioklas (gambar 3.1-14). Berdasarkan
(QKap), adalah satuan yang mempunyai
analisis petrografi sampel batuan BT-10,
sebaran paling luas, tersingkap di bagian
batuan
tengah,
ini
biotit,
berjenis
muskovit
granit.
Menurut
utara
dan
timur
daerah
hubungan relatif dengan satuan batuan
penyelidikan, dengan luas sekitar 49% dari
lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
luas
Pliosen.
berkomposisi tuf berukuran debu (ash)-
daerah
lapili,
penyelidikan.
komposisi
Batuannya
riolit-dasitik,
terdapat
Satuan Lava Gunung Karua-1 (QKl-1),
fragmen
tersebar
daerah
setempat tersingkap batuan breksi. Secara
barat
megaskopis, tuf nampak berwarna putih-
Gunung Karua, dengan luas sekitar 8,5%
putih kecoklatan, disusun oleh gelas-gelas
dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini
vulkanik
terdiri dari lava dengan komposisi andesit.
kemas tertutup. Breksi berwarna abu-abu,
Secara megaskopis, andesit berwarna abu-
disusun oleh fragmen batuan andesit-
abu sampai abu-abu kehijauan, tekstur
dasitik, berukuran kerakal, bentuk butir
porfiritik-afanitik,
membundar tanggung-menyudut tanggung,
di
penyelidikan
palgioklas,
bagian
di
tengah
lereng
sebelah
disusun
piroksen,
oleh
mineral
hornblenda
dan
batuapung
dan
(pumice),
kuarsa,
sticky,
terpilah
sedang,
matriks tuf.
kuarsa. Satuan ini merupakan satuan lava
pertama yang membentuk Gunung Karua.
Satuan
Menurut hubungan relatif dengan satuan
Gunung Karua yang menutupi sebagian
batuan lainnya, satuan ini diperkirakan
besar daerah survei dengan ketebalan
berumur Plistosen.
tersingkap mencapai sekitar 30 meter.
ini merupakan
Berdasarkan
analisis
produk
letusan
petrografi
pada
Satuan Lava Gunung Karua-2 (QKl-2),
sampel batuan BT-22, batuannya berjenis
tersebar di bagian utara dan tengah daerah
riolit. Menurut hubungan relatif dengan
penyelidikan
satuan
di
lereng
sebelah
timur
Gunung Karua, dengan luas sekitar 13,5%
batuan
lainnya,
satuan
ini
diperkirakan berumur Plistosen.
dari luas daerah penyelidikan. Satuan ini
terdiri dari lava dengan komposisi dasit.
Satuan
Secara megaskopis, dasit berwarna abu-
Karua (QKjp), tersingkap di bagian tengah,
Jatuhan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Piroklastik
Gunung
159
Buku 1 : Bidang Energi
dan timur daerah penyelidikan dengan luas
berhubungan erat dengan pembentukan
sekitar 1,5% dari luas daerah penyelidikan.
sistem panas bumi daerah ini. Menurut
Batuannya
berukuran
hubungan relatif dengan satuan batuan
debu (ash)-lapili, komposisi riolit-dasitik,
lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
terdapat
Plistosen.
sticky.
berkomposisi
fragmen
tuf
batuapung
(pumice),
Secara megaskopis, tuf nampak
berwarna putih-putih kecoklatan, disusun
Struktur Geologi
oleh gelas-gelas vulkanik dan kuarsa,
Berdasarkan
terpilah sedang, kemas tertutup. Menurut
lapangan,
hubungan relatif dengan satuan batuan
elevation mode) dan peta topografi, serta
lainnya, satuan ini diperkirakan berumur
gejala-gejala struktur di permukaan seperti
Plistosen terbentuk sesudah pembentukan
pemunculan mata air panas, kelurusan
satuan aliran piroklastik.
lembah
hasil
penyelidikan
analisis
dan
peta
DEM
puggungan,
di
(digital
kekar-kekar,
bidang sesar, dan zona hancuran batuan,
Satuan
Lava
Gunung
Malibu
(QMl),
maka di daerah penyelidikan teramati
terdapat
di
bagian
timur
daerah
beberapa struktur sesar, yaitu :
penyelidikan dengan luas sekitar 0,5% dari
luas
daerah
ini
Rim kaldera, yang merupakan bidang yang
lava
kolaps atau amblas yang diakibatkan oleh
sebagai parasit dari Gunung Karua. Secara
terjadinya kekosongan di dalam perut bumi
megaskopis batuannya tidak tersingkap
setelah terjadinya erupsi Gunung Karua.
diperkirakan
penyelidikan.
merupakan
Satuan
kubah
dengan baik karena sebagian besar telah
terlapukkan
dan
Berdasarkan
satuan
tertutup
vegetasi.
hubungan relatif dengan
batuan
lainnya,
satuan
ini
diperkirakan berumur Plistosen.
Sesar-sesar
normal
berarah
baratlaut-
tenggara, baratdaya-timurlaut, dan berarah
hampir utara-selatan (sesar Balla dan sesar
Tombilangi) yang mengontrol kemunculan
manifetasi panas bumi Balla dan Cepeng.
Satuan Lava Gunung Karua-3 (QKl-3),
tersingkap di puncak komplek Gunung
Sesar
Karua pada tengah daerah survei dengan
timurlaut
luas
mengakibatkan pergeseran pada batuan
sekitar
1%
dari
luas
daerah
mendatar
yang
penyelidikan. Satuan ini terdiri dari lava
dan
dengan
sebelumnya.
komposisi
basalt.
Secara
berarah
struktur
baratdaya-
memotong
yang
sudah
dan
terbentuk
megaskopis, basalt berwarna abu-abu tua,
tekstur
porfiritik-afanitik,
disusun
oleh
MANIFESTASI PANAS BUMI
mineral plagioklas, piroksen dan biotit.
Satuan ini merupakan satuan vulkanik
Manifestasi
termuda di daerah survei yang terbentuk di
penyelidikan terdiri dari fumarol, mata air
dalam struktur rim kaldera. Satuan ini
panas,
diperkirakan
lapangan-lapangan solfatara yang tersebar
160
merupakan
satuan
yang
panas
batuan
bumi
ubahan,
di
dan
daerah
bekas
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
di dua daerah, yaitu di daerah Balla dan
Manifestasi Cepeng, terdapat di daerah
Cepeng.
Cepeng yang berada di sebelah selatan
manifestasi Balla, muncul di Kali Putih.
Manifestasi Balla, terdiri dari fumarol dan
Mata air panas bertemperatur 37,6 - 39,8°C
komplek mata air panas dengan temperatur
dengan pH berkisar antara 5,97-6,28, dan
0
berkisar antara 48,1 - 96,7 C, pH antara
debit 1-2 l/detik.
8.40, dan debit 1 l/det. Di sekitar fumarol
dan mata air panas Balla ditemukan batuan
HEAT LOSS
ubahan dengan luas sekitar 250 x 100 m.
Batuan ubahan juga dapat ditemukan
Nilai heat loss atau hilang panas adalah
tersebar
utara
suatu nilai yang menyatakan jumlah energi
kelompok manifestasi Balla pada lapangan-
panas yang dilepaskan secara alami. Nilai
lapangan
mati.
ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk
ini
assessment atau penilaian suatu daerah
diindikasikan dengan masih ditemukannya
panas bumi. Makin besar nilai ini makin
endapan belerang dan batuan ubahan.
tinggi potensi panas bumi yang terkandung.
Hasil
PIMA
Dari hasil perhitungan pada manifestasi
mengalami
yang ada di daerah penyelidikan didapat
setempat
di
solfatara
sebelah
yang
Lapangan-lapangan
analisis
menunjukkan
ubahan
sudah
solfatara
dan
interpretasi
batuan
hidrotermal
telah
menjadi
mineral
nilai hilai heat loss 4,6 MW. (tabel 1).
lempung (kaolin, montmorilonit), halloysit,
dan
nontronit
dikelompokkan
sehingga
ke
dalam
dapat
tipe
HIDROLOGI
ubahan
argilik. Hasil analisis terhadap 11 sampel
Hidrologi
batuan ubahan dari 4 titik pengamatan
umum terbagi menjadi zona resapan air
dengan menggunakan PIMA
ini dapat
(recharge area) tempat terjadinya penetrasi
fluida
air meteorik di permukaan bumi, zona
menginterpretasikan
hidrotermal
pada
kondisi
disebabkan pembentukan mineral ubahan
zona limpasan air permukaan (run-off water
hidrotermal tersebut sangat bergantung
area). Tempat munculan air bisa terjadi di
pada
derajat
permukaan dan bawah permukaan. Zona
keasaman dari fluida hidrotermal. Data di
resapan terletak di daerah-daerah yang
atas mencerminkan bahwa batuan ubahan
berelevasi tinggi, berupa perbukitan di
berada pada lingkungan dan dipengaruhi
daerah penyelidikan, zona munculan air
fluida
tanah terletak di daerah berelevasi rendah,
temperatur
asam,
dengan
o
Hal
secara
munculan air tanah (discharged area) dan
(pH)
itu.
penyelidikan
ini
kondisi
saat
daerah
dan
temperatur
o
rendah sampai tinggi (50 C - 220 C).
berupa
Perbandingan
tertinggi
sedangkan daerah limpasan terletak di
sekarang yang ada di daerah penyelidikan
pedataran yang berupa daerah sekitar
yaitu sekitar 96°C, sebanding dengan
sungai besar.
temperatur
pedataran
dan
tekuk
lereng,
mineral-mineral ubahan yang terbentuk.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
161
Buku 1 : Bidang Energi
Zona
resapan
air
(recharge
area)
tengah dan timur. Aliran lava dan aliran
mencakup wilayah sekitar 46% dari luas
piroklastik
daerah penyelidikan. Pada areal ini air
vulkanik Gunung Karua yang diperkirakan
hujan (meteoric water) meresap ke bumi
berumur
melalui zona permeabilitas (feed-zone).
membentuk morfologi komplek Gunung
Selanjutnya air akan terakumulasi menjadi
Karua.
tersebut
merupakan
Kuarter
(Plistosen)
produk
dan
air tanah dalam dan air tanah dangkal
(catchment/reservoir
area)
dan
daerah
akumulasi air tanah.
Aktivitas
tektonik
daerah
penyelidikan
diperkirakan telah terjadi sejak zaman PraTersier
hingga
sekarang
yang
Zona munculan air tanah mencakup 34 %
menyebabkan
dari luas daerah penyelidikan. Air hujan
banyak ditemukan struktur-struktur sesar
(meteoric water) yang turun di daerah
berupa struktur rim kaldera, sesar normal
resapan air (re-charged area) tersebut
dan
meresap
baratlaut-tenggara, baratdaya-timurlaut dan
ke
permeabilitas
bumi
melalui
zona
batuan,
sebagian
besar
sesar
di
daerah
mendatar
penyelidikan
yang
berarah
utara-selatan.
masuk ke bumi dan terkumpul menjadi air
tanah dalam dan dangkal. Selanjutnya
Aktivitas
pada
mengakibatkan
lokasi
berelevasi
rendah,
yang
tektonik
pada
zaman
terjadinya
Kapur
pemalihan
termasuk ke dalam morfologi pedataran
berderajat
akan muncul berupa mata air panas dan air
batuan malihan. Kemudian pada Kala
dingin.
Miosen Awal ketika daerah penyelidikan
masih
rendah-sedang
belum
berupa
pada
daratan
satuan
seperti
Pada daerah sekitar sungai merupakan
sekarang terjadi endapan sedimen bawah
zona limpasan (run-off water area). Aliran
laut yang membentuk satuan batupasir.
air permukaan merupakan air hujan yang
Pada Kala Miosen Tengah terjadi aktivitas
mengalir
dan
tektonik yang memicu kegiatan vulkanik
membentuk sungai. Aliran air di sungai
bawah laut yang membentuk lava Gunung
secara gravitasi mengalir dari elevasi tinggi
Panusuk dan lava Gunung Ruppu. Aktivitas
ke rendah.
tektonik ini terus berlangsung hingga pada
di
permukaan
tanah
Kala Pliosen terjadi terobosan magma ke
permukaan melalui bidang-bidang rekahan
DISKUSI
membentuk intrusi Rattebombong yang
Batuan
tertua
penyelidikan
yang
adalah
ada
di
batuan
daerah
berkomposisi granit.
malihan
berumur Kapur yang menempati bagian
Pada zaman Kuarter terjadi di daerah
barat daerah penyelidikan. Penyebaran
survei
batuan vulkanik yang terdiri dari aliran lava
pembentukan Gunung Karua yang ditandai
dan aliran piroklastik mendominasi daerah
dengan tersingkapnya satuan lava Karua-1
penyelidikan yang tersebar di bagian utara,
dan
162
terjadi
satuan
lava
aktivitas
Karua-2.
vulkanik
Kemudian
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
aktivitas
vulkanik
mencapai
puncaknya
rambatan panas yang menghasilkan fluida
dengan terjadinya erupsi Gunung Karua
panas.
yang menghasilkan produk aliran piroklastik
kemudian
terakumulasi
dan jatuhan piroklastik Gunung Karua.
reservoir,
yang
Setelah
(permeable)
erupsi
berlangsung,
terjadi
kekosongan di dalam perut bumi yang
Fluida
panas
yang
dalam
berdaya
yang
terbentuk
lulus
diperkirakan
lapisan
tinggi
terletak
pada satuan batupasir.
ditandai dengan adanya bidang kolaps atau
amblas di puncak Gunung Karua yang
Interaksi
membentuk struktur rim kaldera. Kemudian
tersimpan di reservoir dengan batuan di
aktivitas
berlangsung
atasnya (sekitarnya) menghasilkan batuan
sehingga membentuk kubah lava muda
penudung (cap rock) yang bersifat kedap
(lava Gunung Karua-3) di dalam kaldera
air (impermeable). Batuan penudung inilah
tersebut. Aktivitas magmatik tersebut juga
yang
muncul di sebelah timur daerah survei di
panas yang terdapat di lapisan reservoir
luar sistem kaldera tersebut membentuk
tertahan untuk sampai ke permukaan.
kubah
Lapisan batuan penudung di daerah panas
magmatik
lava
terus
Gunung
Malibu
yang
antara
fluida
menyebabkan
panas
pergerakan
yang
fluida
merupakan suatu parasit dari Gunung
bumi
Karua.
batuan piroklastik.
Pembentukan sistem panas bumi di daerah
Manifestasi panas bumi yang terdapat di
Bittuang diperkirakan berkaitan erat dengan
Bittuang terdapat pada zona munculan air
aktivitas vulkanik termuda Gunung Karua
tanah (discharge area) dan zona limpasan
yang masih menyimpan sisa panas dari
air permukaan. Air hujan yang meresap ke
dapur
dalam bumi melalui zona permeabilitas
magma.
Sisa
panas
tersebut
Cubadak
diduga
terdapat
pada
berperan sebagai sumber panas yang
batuan
memanasi air bawah permukaan yang
pemanasan oleh batuan penghantar panas
kemudian naik melalui celah-celah/rekahan
secara konveksi, konduksi atau radiasi, dan
dan terperangkap dalam reservoir panas
selanjutnya muncul ke permukaan berupa
bumi.
mata air panas (Gambar 5).
kemudian
Daerah Bittuang yang berada lingkungan
mengalami
proses
KESIMPULAN
batuan vulkanik dengan banyak struktur
geologi
(kekar
berkembang
dan
menjadikan
sesar)
daerah
yang
ini
Proses pembentukan sistem panas bumi di
daerah
panas
bumi
Bittuang
dimulai
memiliki kemampuan untuk meloloskan air
dengan adanya panas dari sisa panas
permukaan (meteoric water) ke bawah
(dapur
permukaan. Sebagian air meteorik tersebut
aktivitas vulkanik terakhir Gunung Karua.
kemudian
fluida
Aktivitas ini membentuk tubuh lava Gunung
yang
Karua-3 yang muncul di dalam suatu rim
berasal dari tubuh magma dan terjadi
kaldera. Sisa panas dari tubuh vulkanik
magmatik
berinteraksi
dan
gas-gas
dengan
vulkanik
magma)
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
yang
muncul
akibat
163
Buku 1 : Bidang Energi
Gunung Karua ini menopang aktivitas
• Hamilton W.,1979. Tectonic of Indonesia
sistem panas bumi sehingga terbentuknya
Region,
reservoir di daerah panas bumi Bittuang.
U.S.Govt.Print Off.,Washington.
Dari analisis geologi, daerah panas bumi
Bittuang
sangat
pembentukan
berhubungan
menarik,
sistem
erat
Geol.
Surv.
Prof.
• Hutchinson,C.S.,1989.
Papers,
Geological
karena
Evolution of South-East Asia, Oxford
panasbuminya
Mono. Geol. Geoph., 13, Clarendon
dengan
lingkungan
geologi vulkanik Kuarter. Di lokasi ini
manifestasi berasosiasi dengan aktivitas
Press, Oxford.
• Radja, Vincent, 1970. Geothermal Energy
vulkanik yang berumur 0,3 ± 0,1 juta tahun
Prospect
atau pada Kala Plistosen.
Research Indonesia. Jakarta.
in
South
Sulawesi.
Power
• Ratman, N & Atmawinata, S., 1993. Peta
UCAPAN TERIMA KASIH
Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi Skala
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada
1:250.000.
para Pejabat Pusat Sumber Daya Geologi
Pengembangan Geologi. Bandung.
dan semua pihak yang membantu dalam
Pusat
Penelitian
dan
pembuatan tulisan ini, yang telah memberi
• Tim Survei Terpadu. 2009. Laporan
kemudahan dalam mengakses data yang
Survei Terpadu Geologi dan Geokimia
diperlukan.
Daerah Panas Bumi Bittuang, Kabupaten
Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan,
Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung
DAFTAR PUSTAKA
• Bachri, Sjaiful & Alzwar, Muzil, 1975.
Laporan
Gejala
Inventarisasi
Panasbumi
Selatan,
Dinas
Proyek
Survei
Kenampakan
Daerah
Vulkanologi,
Energi
Sulawesi
Bagian
Geothermal,
Bandung.
• Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology
of Indonesia. Vol. I A. General Geology
Of
Indonesia
Archipelagoes.
And
Adjacent
Government
Printing
Office. The Hague. Netherlands.
164
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Tabel 1. Nilai heat loss manifestasi panas bumi Bittuang
No.
1
Kelompok Manifestasi
2
Fumarol Balla
Mata air panas Balla (MAP. Balla 1,2,3)
3
Mata air panas Cepeng (MAP.Cepeng1&2)
Besarnya Kehilangan Panas
(kilo Watt)
Total
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
3752,37
682,4
228,85
4663,62
165
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 1. Peta indek lokasi penyelidikan
166
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 2. Peta geormorfologi daerah panas bumi Bittuang, Kab.Tana Toraja,
Sulawesi Selatan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
167
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 3. Peta geologi daerah panas bumi Bittuang, Kab.Tana Toraja,
Sulawesi Selatan
168
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 4. Peta zonasi hidrologi daerah panas bumi Bittuang, Kab. Tana Toraja,
Sulawesi Selatan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
169
Buku 1 : Bidang Energi
Gambar 5. Model sistem panas bumi Bittuang, Kab. Tana Toraja,
Sulawesi Selatan
170
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009