REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM FILM “AIR MATA IBUKU” : ANALISIS SEMIOTIK TERHADAP TOKOH IBU.

(1)

REPRESENTASI KASIH SAYANG DALAM FILM “AIR MATA IBUKU”

(Analisis Semiotik Terhadap Tokoh Ibu)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam

Dalam Bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam (S.Kom.I)

Oleh : Wawan Hermawan

NIM. B01212050

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Wawan Hermawan, B01212050, 2016. Makna Kasih Sayang dalam Film “Air Mata

Ibuku ” (Analisis Semiotika Terhadap Tokoh Ibu). Skripsi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Jurusan Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Film, Kasih Sayang, Ibu, Analisis Semiotika.

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana makna kasih sayang ibu terhadap anaknnya dalam film Air Mata Ibuku terhadap tokoh lira?

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif interpetatif dengan menggunakan metode analisis semiotika yang mengacu pada teori Roland Barthes Sedangkan unit analysis dalam penelitian ini adalah dialog yang dilakukan, pemeranan, serta ilustrasi musik dalam Film“Air Mata Ibuku”.

Dari hasil penelitian ini ditemukan dua makna konotasi dan denotasi dari kasih sayang seorang ibu bahwa : Makna denotatif : seorang ibu yang selalu memberikan kasih sayang terhadap anaknya tanpa seorang ayah. Menimbulkan makna konotatif sebagai berikut : keinginan dari seorang ibu yang memberikan kasih sayang ingin anaknya mempunyai akhlak yang baik dan mempunyai pendidikan yang bagus. Keinginan tersebut yang dinamakan kasih sayang seoranng ibu terhadap anaknya. Karena kasih sayang terhadap anaknya dalam islam juga dianjurkan, seperti yang di lakukan oleh Rasulullah dan para sahabt-sahabatnya.

Rekomendasi dalam penelitian ini mengharapkan agar ada peneliti-peneliti yang lain yang bersedia meneruskan penelitian ini, ataupun meneliti objek yang lain yang sama-sama mengandung kasih sayang. Tentunya penelitian yang diharapkan selanjutnya membahas lebih mendalam pemikiran tentang film, kasih sayang dan juga Islam dengan memakai metode atau jenis penelitian yang berbeda dengan penelitian ini, sehingga penelitian dengan arah atau fokus seperti ini dapat berkembang dengan berbagai perspektif dan pandangan lain yang lebih bervariasi dan lebih baik. Peneliti juga mengharap agar penelitian selanjutnya lebih baik daripada penelitian ini.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 8

E. Definisi Konsep... 8

1. Representasi... 8

2. Kasih Sayang ... 9

3. Ibu... 10

4. Film... 11

5. Analisis Semiotik... 12

F. Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II KAJIAN TEORETIK TENTANG KASIH SAYANG SEORANG IBU A. Kajian Pustaka... 16

1. Representasi... 16

2. Kasih Sayang ... 18

3. Kasih Sayang Dalam Islam ... 20

4. Ibu... 22

a. Pengertian ibu... 22


(8)

c. Peran ibu dalam mendidik anak ... 26

5. Film... 29

a. Pengertian film ... 29

b. Film Sebagai Media Dakwah ... 30

c. Sejarah perkembangan film ... 32

d. Fungsi film ... 34

e. Jenis film ... 35

f. Unsur film dari segi teknik... 37

B. Kajian Teori 1. Analisi Semiotik ... 42

2. Semiotik Model Roland Barthes... 47

a. Denotasi dan Konotasi ... 48

b. Mitos ... 49

C. Penelitian Terdahulu ... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 57

B. Unit Analisis... 60

C. Tahap-tahap Penelitian ... 61

D. Teknik Analisis Data ... 63

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Profil Film Air Mata Ibuku ... 65

B. Sinopsis Film Air Mata Ibuku ... 71

C. Penyajian Data... 71

D. Analisis Data ... 83

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 89

B. Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah pada era kontemporer ini dihadapkan pada berbagai tantangan dan problematika yang semakin kompleks. Hal ini tidak terlepas dari adanya perkembangan dan dinamika masyarakat yang semakin maju dalam peradaban.1

Pengertian dakwah di atas adalah manusia agar berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk agama. Dalam pemikiran M. Natsir, dakwah islam adalah yang berisi amar ma’ruf nahi munkar. Menurutnya, ajakan tersebut tidak cukup dengan lisan saja, melainkan juga dengan bahasa, perbuatan, dan kepribadian mulia secara nyata.2

Dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125 disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia kejalan Allah dengan cara yang bijaksana, nasehat yang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula. Dalam firmannya:

ۡ

ۡ

ۡ

ۡۡ

ۡ

ۖ

ۡ

ۡ

ۚ

ۡ

ۦ

ۡ

ۡۡ

Artinya :Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dijalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.3

1

Wahyu ilaihi, Lukman Hakim, Tyas satrio adhitama, surabaya: komunikasi dakwah, h. 9

2

Thohir lutha,M.Natsir, Dakwah dan Pemikirannya,Cet:2 (Jakarta: Gemma Insani, 2005), h. 80

3


(10)

2

Maka dapat disimpulkan bahwa dakwah itu sendiri adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan-tuntunan bagaimana seharusnya menjalankan usaha untuk menarik perhatian manusia kepada perbuatan-perbuatan yang dapat membawa manusia kepada jalan kebenaran yaitu mengajak, menyeru, mereka agar manerima ideologi, pendapat, pekerjaan tertunda dengan cara bijaksana dan meninggalkan amal-amal yang jelek sesuai dengan yang difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an untuk kemaslahatan dan

keselamatan di dunia dan di akhirat.

A.Muis memahami dakwah sebagai aktifitas yang tidak lagi diartikan sebagai kegiatan ceramah yang dilakukan di pusat-pusat keagamaan, semisal di masjid-masjid, pengajian dan lain sebagainya.4

Dakwah juga bisa dilakukan di mana saja seperti melalui media dan salah satu komponen yang terpenting dalam dakwah tidak lain yaitu media. Peranan media sebagai wadah merupakan suatu hal yang tidak bisa dianggap remeh, berhasil tidaknya penyampaian dakwah juga dipengaruhi oleh penggunaan media yang tepat. Begitu juga cara da’i membingkai pesan dakwah haruslah sebagus mungkin agar dapat dipahami serta mudah diterima oleh mad’u sehingga terjadi

timbal balik.

Media yang dapat digunakan sebagai media dakwah yang efisien adalah media komunikasi massa. Media komunikasi massa (media massa) memiliki peran yang besar dalam membentuk pola pikir dan hubungan sosial di masyarakat, memberikan ilustrasi dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakatnya.

4


(11)

3

Komunikasi adalah pertukaran informasi. Komunikasi harus dibedakan dari representasi, komunikasi adalah penghantaran, penyiaran, atau pemancaran pesan dengan suatu cara melalui udara, dengan sentuhan, secara visual, dan seterusnya.5 Dalam melakukan komunikasi unsur penting di antaranya adalah pesan, karena pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai dengan maksud, serta tujuan pesan itu yang akan disampaikan dan mudah dicernah oleh komunikan.

Dalam konteks komunikasi massa, film menjadi salah satu media atau saluran penyampaian pesannya, apakah itu pesan verbal atau nonverbal. Hal ini disebabkan karena film dibuat dengan tujuan tertentu, kemudian hasilnya diproyeksikan ke layar lebar atau ditayangkan melalui televisi dan dapat ditonton oleh sejumlah khalayak.

Salah satu media yang mempunyai peluang besar saat ini adalah film, karena hampir semua orang dari berbagai kalangan usia menyukai film. Gambar bergerak (film) merupakan bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Dunia perfilman sangatlah pesat, yang mana tidak hanya membutuhkan modal namun juga harus didukung oleh sumberdaya yang mengetahui pengetahun tentang perfilman baik dalam teori maupun prakteknya. Meskipun tidak semua film mampu menyampaikan pesan dakwah di dalamnya.

Film adalah teknik audio visual yang sangat efektif dalam mempengaruhi penonton-penontonnya. Ini merupakan kombinasi dari drama dengan paduan suara dan musik, serta drama dengan panduan dari tingkah laku dan emosi, dapat

5


(12)

4

dinikmati benar-benar oleh penontonnya, sekaligus dengan mata, telinga dan di ruang yang remang-remang, antara gelap dan terang.6 Menurut Yoyon Mudjiono film dalam sebuah kajian penelitian semiotik sangatlah penting dan juga menarik, karena perkembangan dan pertumbuhan film yang begitu pesat dan mampu menggerakkan penonton. Serta hasil kajian tentang film yang dilakukan dapat menentukan layak atau tidaknya film tersebut disajikan karena sebuah film layaknya dinilai dari segi artistik bukan hanya dari segi rasional saja sebab hanya dinilai dari segi rasional saja boleh jadi film tidak berharga karena tidak mempunyai maksud dan makna tertentu.7

Di sini peneliti akan mengambil sebuah film drama Indonesia yang berjudul Air Mata Ibuku. Film ini menceritakan seorang kekasih yang saling mencintai tetapi dari pihak orang tua Rangga (mertua) tidak merestui hubungan mereka karena Lira hidupnya sangatlah serba kekurangan dan anak yatim piatu, sedangkan dari keluarga Rangga adalah orang yang terpandang di kota tersebut dan kaya raya, menurut orang tua dari Rangga (mertua) tidak menyukai Lira karena akan merusak reputasi keluarga.

Lira sangatlah lemah lembut, cantik dan baik hati kelebihan inilah Rangga sangatlah jatuh cinta kepada Lira yang pada akhirnya Lira tersebut hamil dan Rangga mengajak kepada keluarga pria untuk memaksa minta restu, kedua orang tua pun tetap bersih kuat tidak menyetujuinya. Sebaliknya, mereka bahkan telah

6

A. W. Widjaja,Komunikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 84 7

Yoyon,Andjrah,Fitriana,Isma,dkk.Kajian Semiotika dalam film, (Jurnal Ilmu Komunikasi.vol.1, no.1, Surabaya. Program Studi Ilmu Komunikasi Fak.Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2011), h. 137


(13)

5

mencarikan jodoh yang sepadan untuk anaknya. Rangga berusaha meyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah menetapkan keputusannya apapun resikonya bagi dia untuk bersama kekasihnya dan tidak mau di jodohkan. Rangga terus beragumen dengan orang tuanya bahkan membantah perkataan orang tuanya, yang belum pernah di lakukan selama hidupnya.

Rangga gagal membujuk orang tua lalu menetapkan mengajak Lira kawin lari, ia memutuskan meninggalkan semua yang ada di rumah akan tetapi waktu Rangga ingin kabur diketahui oleh orang tuanya, lalu ibunya Rangga meminta Lira bertemu untuk meminta menggugurkan kandungannya dan meninggalkan anaknya dengan mengasih uang yang banyak agar masa depan Rangga baik, Lira pun menangis terseduh dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa perbedaan setatus sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini, tetapi menolak untuk menerima uang tersebut karena ia mencintai Rangga bukan uangnya, dengan berat hati sang wanita tersebut menulis surat menjelaskan akan meninggalkan Rangga.

Tak terasa 7 tahun berlalu ternyata Lira telah menjadi seorang ibu, Lira merawat anaknya dari segi kesopanan dan akhlak yang baik, meskipun harus mencari nafkah sendiri tanpa ada rasa mengeluh untuk berhenti bekerja, siang dan malam Lira lalui demi anaknya tidak peduli panas maupun hujan Lira tetap mencari nafkah sendiri untuk biaya sekolah dan membesarkan anaknya, ketika itu anaknya jatuh sakit lira pun bingung dan cemas akhirnya memanggilkan dokter datang kerumahnya ternyata anaknya terkena radang paru-paru Lira pun membelikan obat untuk kesembuhan anaknya sampai menghabiskan uang yang


(14)

6

Lira punya, Lira pun bingung mau mencari kemana uang tersebut, karena uang yang digunakan membeli obat itu sebenarnya untuk melanjutkan sekolah anaknya yang lebih baik lagi.

Rangga pun sudah menikah dengan wanita yang di jodohkan oleh ibu Rangga akan tetapi tidak mempunyai anak, Ibunya Rangga ingin sekali mempunyai cucu dari Rangga tersebut, akhirnya ia berfikir mencari Lira untuk mengambil dan memisahkan anaknya agar di rawat oleh Rangga karna ibunya Rangga beranggapan masih ada darah daging dari Rangga, Lira pun tidak menyerahkan anaknya begitu saja karna Lira sangat sayang. Ia tidak ingin ada orang yang memisahkan anaknya akhirnya ibu Rangga pergi meninggalkan lira, lama-lama Lira berfikir kalau anakku di rawat oleh Rangga akan cerah masa depanya dan bisa menempuh pendidikan yang lebih bagus, lira pun menemui ibu Rangga dan bilang akan menerima kalau anakku di asuh oleh Rangga supaya biar bisa mendapatkan pendidikan lebih bagus.

Film Air mata Ibuku film yang sudah tayang sejak lama, tetapi peniliti melihat film Air Mata Ibuku ini sangat bagus untuk diteliti karena mempunyai makna yang sangat mendalam, seperti makna kasih sayang yang terdapat pada film tersebut, film Air Mata Ibuku adalah film keluarga yang dapat membawa penonton yang menyaksikan sehingga hanyut dalam film tersebut dan terharu akan sebuah pengorbanan sosok seorang ibu, kasih sayang yang begitu besar, saling mengerti satu sama lain, menjadikan keluarga dalam film Air Mata Ibuku ini terlihat penuh drama yang mengharukan.


(15)

7

Dengan gambaran cerita di atas dapat dikatakan bahwa kasih sayang terhadap anak adalah hal yang paling penting dan dapat membuat seseorang bangkit dan tersadar akan indahnya pengorbanan untuk orang yang disayangi, oleh karena itu peneliti ingin mencoba menggali sebuah makna kasih sayang yang terpapar dalam sebuah film yang telah dipilih oleh peneliti yaitu Air Mata Ibuku.

Berdasar latar belakang diatas kemudian dalam penelitian ingin membahas lebih mendalam tentang bagaimana : Kasih Sayang seorang ibu. Film ini memiliki banyak unsur untuk diteliti dan dianalisis berdasarkan analisis semiotik. Analisis semiotik adalah meneliti makna atau apa yang terkandung dalam film itu berdasarkan tanda yang muncul.

Karena penelitian mengenai film itu banyak memakai analisis yaitu semiotika. Semiotika adalah analisis berdasarkan simbol atau tanda yang muncul dari suatu peristiwa, dan film adalah suatu karya yang berupa audio visual yang mana visual itu memunculkan sebuah gambar yang memungkinkan muncul adanya simbol maupun tanda yang dapat dianalisis.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dapat dikemukakan suatu perumusan malalah sebagai berikut :

Bagaimana representasi kasih sayang ibu terhadap anaknya dalam film Air Mata Ibuku terhadap tokoh lira?


(16)

8

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Untuk mengetahui bagaimana representasi kasih sayang ibu terhadap anaknnya dalam film Air Mata Ibuku terhadap tokoh Lira.

D. Manfaat penilitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat beguna bagi pengembangan kajian penelitian Komunikasi dan Penyiaran pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Suabaya, khususnya mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiran Islam.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah film.

E. Definisi Konsep 1. Representasi

Representasi adalah sebuah cara dimana memaknai apa yang diberikan pada benda yang digambarkan. Konsep ini digambarkan pada premis bahwa


(17)

9

ada sebuah gap representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna yang diberikan oleh representasi dan arti benda yang sebenarnya digambarkan.

Menurut Stuart Hall8, representasi harus dipahami dari peran aktif dan kreatif orang memaknai dunia. Representasi adalah jalan dimana makna diberikan kepada hal-hal yang tergambar melalui citra atau bentuk lainnya, pada layar atau pada kata-kata. Hall menunjukkan bahwa sebuah citra akan mempunyai makna yang berbeda dan tidak ada garansi bahwa citra akan berfungsi atau bekerja sebagaimana mereka dikreasi atau dicipta.

Representasi menunjuk baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep-konsep ideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang kongkret. Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia: dialog, tulisan, video, film, fotografi, dan sebagainya. Secara ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa.

2. Kasih Sayang

Kasih sayang adalah cinta dan saling mencintai, dalam bahasaTurki, kasih sayang disebut muhabbet, yang berasal dari kata Arab hub,9kasih sayang adalah cerita indah yang mampu menghiasi taman hati kita. Taburan bunga cinta akan mewarnai setiap gerak dan langkah kita. Pesona penampilan diri mampu meneduhkan suasana hati orang lain.10

8

Barker, Chris.Cultural Studies teori dan praktik.(Bantul: Kreasi Wacana Offset. 2000) hlm:16 9

Syeh Muzaffer Ozak Al-jerrahi.Dekap Aku Dalam Kasih Sayang-mu Jalan Cinta Pendamba Allah.(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006), h.35

10


(18)

10

Dalam makna lain kasih sayang adalah rasa yang didamba setiap manusia di dunia, contohnya kasih sayang ibu terhadap anaknya sebaliknya kasih sayang anak terhadap ibunya. Kasih sayang akan muncul ketika ada perasaan simpatik dari dalam diri kepada yang di kasihi, namun kemunculan kasih sayang sangat alamiah dan tidak bisa dibuat-buat atau direkayasa. setiap manusia ingin dirinya disayangi terutama kasih sayang ibu terhadap anak, Karena dengan merasakan kasih sanyang dari sang ibu maka setiap manusia dapat merasakan kebahagiaan yang luar biasa. dari kasih sayang sang ibu tidak hanya memberikan kebahagiaan anaknya akan tetapi dengan mendidik anak dengan baik.

Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategi dalam pembentukan kepribadian anak. Sejak kecil anak sudah mendapat pendidikan dari kedua orang tuanya melalui keteladan dan kebiasaan hidup sehari – hari dalam keluarga. Baik tidaknya keteladanan yang diberikan dan bagaimana kebiasaan hidup orang tua sehari-hari dalam keluarga akan mempengaruhi perkembanagan jiwa anak.11

3. Ibu

Seorang ibu adalah titik pusat gaya cara yang membesarkan dengan mengidupkan sehari-hari dalam keluarga. Bahkan, sentuhan terlemah dari golongan itu, member arti keindahan hakiki dalam kehidupan ini. Maka tak berlebihanlah kiranya jika dikatakan bahwa seorang ibu dan alah sebuah

11

Saiuful Bahri Djamarah.Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga.(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 24


(19)

11

anugerah tak tenilai dari yang Maha kuasa, baik ibu dalam pengertian biologis maupun ibu psikologis.

Kasih ibu sepanjang masa, seorang anak tak akan sanggup membayar kasih sayang ibu kepada dirinya. Betapa pun ia berusaha. Meski begitu, seorang anak wajib berusaha untuk membahagiakan orang tua, terutama ibu. Tak jarang seorang anak harus rela berkorban bagi orang tuanya.12

Maka ibu adalah sosok yang penting dan berharga dalam sebuah keluarga, ketika dalam sebuah keluarga tidak ada seorang ibu akan hilang arti kasih sayang yang sesungguhnya dalam keluarga

4. Film

Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang yang berkumpul disuatu tempat tertentu. Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambing-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.

Dilihat dari jenisnya, film dibedakan menjadi empat jenis yaitu, film cerita, film berita, film documenter, dan film kartun.13Sedangkan di tinjau dari durasi film dibagi dalam film panjang dan pendek.kemunculan televisi

12

Pracoyo Wiryoutomo.Hikmah Sabar.(Jakarta : PT Qultum Media,2009), h. 66 13

Elvinaro Ardianto dan Lukiyati komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (bandung; Simbiosa Rekatama Media, 2004), h. 138.


(20)

12

melahirkan film dalm bentuk lain, yakni film berseri (Film Seri), filmbersambung (seprti telenovela dan sinetron), dan sebagainya sedangkan ditinjau dari isinya film-film di bagi dalam film action, film drama, film komedi, film propaganda.14

Film Air Mata Ibuku ini sebuah film yang berkisah perjuanga seorang ibu menjaga dan merawat anaknya. Film Air Mata ibuku disutradarai oleh Alip Santoso. Film ini bercerita tentang sepasang kekasih yang bernama Rangga dan Lira hidupnya saling mencintai akan tetapi tidaklah direstui untuk melanjutkan pernikhana. Lira pun hamil di luar nikah, Rangga memberitahukan kepada ibunya akan tetapi ibunya tetap tidak mnyetujuinya karena rangga akan di jodohkan, lira pun akhirnya mau tidak mau melahirkan anknya tanpa seorang ayah dan terus membesarkannya, Lira berusaha memberikan kasih sayang kepada anaknya dengan sangat lebih. Lira selalu memberikan kasih sayang dengan cara mendidik anaknya salah satunya mendidik anaknya sopan santun/akhlak dan berbakti kepada orang tua.

5. Analisis Semiotik

Sebelum memahami secara detail atau rinci tentang analisis semiotik, peneliti di sini akan mencoba untuk memberikan pengertian analisis semiotik. Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani Semeion yang

berarti “tanda”. Semiotika adalah studi tentang tanda dan segala yang

berhubungan dengannya: cara berfungsinya, hubungannya, dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang

14


(21)

13

mempergunakannya.15 Contohnya, munculnya asap menandai adanya api.

Seperti halnya makna kasih sayang dalam film Air Mata Ibu pasti ada “Tanda” yang tersembunyi dibaliknya. “Tanda” merupakan kode atau sistem dimana

lambang-lambang itu di susun, studi ini meliputi bagaimana beragam kode yang berbeda dibangun untuk mempertemukan dengan kebutuhan masyarakat dalam sebuah kebudayaan.

Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan dari pakar komunikasi

salah satunya Preminger yang menyatakan “Semiotik adalah ilmu tentang

tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial/masyarakat dan kebudayaan sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi yang memungkinkan

tanda-tanda tersebut mempunyai arti”16

Menurut Ferdinan de Saussure (1857-1913) semiotik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan tanda-tanda dalam masyarakat dapat dibayangkan ada. ia menjadi bagian dari psikologi sosial dan karenanya juga bagian dari psikologi umum. Semiologi akan menunjukkan hal-hal yang membangun tanda-tanda dan hukum yang mengaturnya.17

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa semiotik adalah ilmu yang menjawab tentang tanda dapat berupa apapun, mulai dari sebuah kata atau isyarat hingga keseluruhan komposisi seperti dalam film.

15

Panuti Sudjiman, Aart Van Zoest,Serba-Serbi Semoitika,Cet: II (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1996), h. 5

16

Alex Sobur,Analisis Teks Media,Cet: 5(Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2009), h. 95-96 17

Marcel Danes,Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semotika daan Teori Komunikasi,(Yogyakarta:Jalsutra, 2012), h. 5


(22)

14

Dalam penelitian ini, peniliti menggunakan analisis semiotik model Roland Barthes merupakan salah seorang pengikut Saussure, Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes lebih tertuju kepada gagasan tentang signifikasi dua tahap (two order of signification).18 Dengan model analisis Roland Barthes inilah peneliti mencoba untuk mencari makna kasih sayang dalam Film Air Mata Ibuku.

F. Sistematika Pembahasan

Agar penelitian skripsi ini tersusun dengan secara rapi dan jelas sehingga mudah dipahami, maka peneliti susun sistematika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini meliputi : latar balakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, definisi konsep, dan terakhir sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN

Membahas tentang kajian pustaka yang berisi tentang pembahasan representasi, kasih sayang, definisi film, film sebagai media dakwah, jenis film dan sejarah perkembangan film. Pembahasan berikutnya mengenai kajian teori yang di dalamnya berisi tentang teori semiotika, semiotika pendekatan Roland Barthes, dan penelitian terdahulu yang relevan sebagai acuan dan pembuktian bahwa penelitian kali ini belum pernah diteliti sebelumnya.

18


(23)

15

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang metode penelitian. Pada bab ini memuat secara rinci tentang metode dan langkah-langkah penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan, unit analisis, tahap-tahap penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini berisi tentang penyajian dan analisis data yang meliputi profil

film “Air Mata Ibuku”, sinopsis film “Air Mata Ibuku”, penyajian data berupa

makna dari adegan dalam film dan analisis data menurut teori semiotik Rolland Barthes.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan penutup yang meliputi kesimpulan tentang makna konotasi dan denotasi kasih sayang seorang ibu yang ada pada film “Air Mata Ibuku”


(24)

BAB II

KAJIAN TEORETIK TENTANG KASIH SAYANG SEORANG IBU MELALUI FILM

A. Kajian Pustaka 1. Representasi

Menurut Eriyanto19 konsep ‘representasi’ dalam studi media massa,

termasuk film, bisa dilihat dari beberapa aspek bergantung sifat kajiannya. Dalam representasi ada tiga hal penting yaitu signifier (penanda), signified (petanda) danmental conceptataumental representationyang tergabung dalam sistem representasi. Kemudian bahasa juga sangat berpengaruh dalam sebuah representasi karena bahasa, baik itu gambar, suara, gerak tubuh, atau lambang, dapat menjadi sebuah jembatan untuk menyampaikan apa yang ada dalam isi kepala setiap manusia.

Menurut David Croteau dan William Hoynes20 Representasi merupakan hasil dari suatu proses penyeleksian yang menggarisbawahi hal-hal tertentu dan hal lain diabaikan. Dalam representasi media, tandayang akan digunakan untuk melakukan representasi tentang sesuuatu mengalami proses seleksi. Makna yang sesuai dengan kepentingan dan pencapaian tujuan komunikasi ideologisnya itu yang digunakan sementara tanda-tanda lain diabaikan.

19

Eriyanto. “Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media”.(Yogyakarta : LkiS,2001) hlm:112

20

Wibowo,Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi komunikasi


(25)

17

Marcel Danesi21 mendefinisikan representasi sebagai, proses perekaman gagasan, pengetahuan, atau pesan secara fisik. Secara lebih tepat dapat

diidefinisikan sebagai penggunaan ‘tanda-tanda’ (gambar, suara, dan

sebagainya) untuk menampilkan ulang sesuatu yang diserap, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik.

Chris Barker22 menyebutkan bahwa representasi merupakan kajian utama dalam cultural studies. Representasi sendiri dimaknai sebagaibagaimana dunia dikonstruksikan secara sosial dan disajikan kepada kita dan oleh kita di dalam pemaknaan tertentu. Cultural studies memfokuskan diri kepada bagaimana proses pemaknaan representasi itu sendiri.

Menurut panji23“Culture is the way we make sense if, give meaning to the world”. Budaya terdiri dari peta makna, kerangka yang dapat dimengerti, jadi muncul sebagai akibat dari berbagi peta konseptual ketika kelompok atau anggota-anggota dari sebuah budaya atau masyarakat berbagi bersama. Setidaknya terdapat dua hal penting berkaitan dengan representasi; pertama, bagaimana seseorang, kelompok, atau gagasan tersebut ditampilkan bila dikaitkan dengan realias yang ada dalam arti apakah ditampilkan sesuai dengan fakta yang ada atau cenderung diburukkansehingga menimbulkan kesan meminggirkan atau hanya menampilkan sisi buruk seseorang atau kelompok

21Marcel danesi, “pengertian representasi”

http://www.scribd.com/doc/4634605.Minggu 14/08/16 at 09:30am

22

Chris, Barker.Cultural Studies teori dan praktik.(New Dehli, Sage2004). hlm:08

“http://yearrypanji.wordpress.com/2009/01/03/film-dan-representasi-budaya”Minggu14/08/16 at 3:15am

23


(26)

18

tertentu dalam pemberitaan. Kedua, bagaimana eksekusi penyajian objek tersebut dalam media gagasan tersebut di ungkapkan oleh Eriyanto24.

Sementara itu, menurut John Fiske25 representasi merupakan sejumlah tindakan yang berhubungan dengan teknik kamera, pencahayaan, proses editing, musik dan suara tertentu yang mengolah simbol-simbol dan kode-kode konvensional ke dalam representasi dari realitas dan gagasan yang akan dinyatakannya. Seseorang dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama jika masyarakat yang ada disitu membagi pengalaman yang sama.

2. Kasih Sayang

Menurut Ilfen26 Kasih sayang begitu penting di dunia ini, bahkan manusia akan merasa kekeringan dalam hidup jika tanpa kasih sayang. Semua orang pasti ingin dicintai dan dikasihi dari bayi sampai lanjut usia semua membutuhkan cinta dan kasih sayang. Merupakan renungan yang harus benar-benar diperhatikan adalah bagaimana kita menumbuhkan cinta dan kasih sayang yang baik terhadap diri kita dan orang lain, yang kita semua adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Kasih sayang yang baik sebenarnya adalah memberi bukan menerima, tidak menuntut orang lain berbuat baik dulu kepada kita baru kita membalasnya dengan kasih, tetapi kita harus tetap mengasihi tanpa syarat. Kasih sayang itu juga dapat didefinisikan Kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, kasih tidak

24

Eriyanto. “Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media”.(Yogyakarta : LkiS,2001) hlm:113

25

Trinugrahadi “culture representation” Fiske, John.Television Culture.London: Rotledge, 1997.

http://trinugrahadi.wordpress.comMinggu 14/08/16 at 03:15am 26

http://ilfen.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-kasih-sayang.html di akses pada tanggal 28 April 2016


(27)

19

memegahkan diri dan tidak sombong. Kasih tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, kasih tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersuka cita karena ketidak adilan tetapi karena kebenaran. Kasih mendorong kita dalam pengembangan mendahulukan kepentingan orang lain, dari pada kepentingan diri sendiri.

Menurut Muzaffer Ozak26 kasih sayang adalah dasar penciptaan seluruh alam semesta, seluruh keberadaan dan seluruh makhluk. Segala sesuatu mempunyai kasih sayang sebagai dasar dan pondasinya. Kasih sayang merupakan sum-sum dan esensi dari seluruh alam, yang kasat mata ataupun ghaib, yang dikenal maupun tak dikenal.

Tetapi yang dimaksud disini kasih sayang ibu terhadap anaknya, kasih sayang ibu terahadap anak tidak sama dengan kasih sayang anak terhadap ibu. Kasih sayang ibu sangat panjang seperti jalan raya, tetapi kasih sayang anak terhadap ibu sering terbatas, hanya sebanding dengan panjangnya panggilan.

Ibu mau mengorbankan apa saja yang ada padanya kalau perlu nyawanya sendiri untuk keselamatan anak yang dicintainya. Demikian ibu pada umumya, di manapun di dunia ini. Tetapi, cerita anak yang menyia-nyiakan ibunya banyak kita baca atau kita dengar. Suatu bukti bahwa kasih sayang anak terhadap ibunya hanya sepanjang penggalan.

26

Syeh Muzaffer Ozak Al-jerrahi.Dekap Aku Dalam Kasih Sayang-mu Jalan Cinta Pendamba Allah.(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006), h.35


(28)

20

Begitu besar kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya bahkan anak tidak bisa membalas semua jasa-jasa seorang ibu yang diberikan oleh ibu kepada anaknya

3. Kasih Sayang Dalam Islam

kisah ini menunjukkan kepada kita, betapa agama islam menganjurkan kasih dan sayang kepada siapa pun. Walaupun pada bintang, agama islam menganjurkan menanamkan rasa kasih sayang. Karena islam sesungguhnya adalah kasih sayang. Walaupun kita mungkin beda agama, beda pandanngan, beda aliran, juga beda politik. Rasa kasih sayang semestinya kita junjung tinggi.

Dalam kisah di atas digambarkan bahwa Umar bin Khattab masuk surge karena bersikap kasih dan sayang terhadap seekor burung, yang dia tidak tega dipermainkan oleh seorang anak berbuat kasih dan sayang terhadap bintang saja ada balasannya, apalagi terhadap sesama manusia.27

Secara biologis, wanita memiliki hati yang lebih lembut dibandingkan laki-laki. Ia memiliki kepekaan dan sensitivitas yang lebih, perasaanya lemah lembut sehingga mudah berimpati. Ia lebih mudah merasakan kondisi yang sedang terjadi sehingga ia bisa menjadi tempat bersandar dari masalah-masalah yang ada. Hal ini sangat terlihat dari bagaimana Rasulullah mengadukan ketakutan kepada istrinya, Khadijah saat menerima wahyu pertama kali. Dengan sederhana setenang mungkin, Khodijah mengkondisikan Rasulullah, ia

27


(29)

21

menyelimuti beliau dan meyakinkan bahwa ia akan ada di sisi Rasulullah. Hal sderhana itu ternyata mampu menenangkan kegelisaan Rasulullah.28

Realitas kasih sayang yang dituntut oleh agama ialah seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Beliau telah mengajarkan bahwa ukuran kasih sayang optimal yang semetinya diberikan kepada makhluk Allah adalah seperti kasih sayang pada diri sendiri. Sebaliknya jika kasih saying pada diri sendiri tidak berbanding lurus dengan kasih sayuang pada orang lain, Rasulullah

menilainya dengan sebutan “tidak beriman”. Dengan demikian, kualitas

keimanan menunjukkan kepekaan rasa untuk mengasihi orang lain. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:29

ٍس َﻧَأ ْن َﻋ َةَدﺎَﺗَﻗ ْن َﻋ َﺔَﺑْﻌُﺷ

ِ◌

Begitu juga dengan kasih sayang seorang ibu. Meski jasad ibu sudah di liang lahad, dampak dari kasih sayang tersebut akan tetap ada. Kasih sayang yang kita curahkan kepada anak tak semata berhenti di situ saja, karena sang anak juga akan memberikan kasih sayang nya nanti kepada anaknya, saudara, temen, sahabat, masyarakat, bahkan seluruh makhluk Allah. Hal ini sejelas

28

Arlina Azti.Keep Smiling for Mom, (Bandung, PT: Mizan Pustaka, 2009), h. 54 29

http://www.tongkronganislami.net/2015/10/konsep-cinta-dan-kasih-sayang-dalam-islam.html#ixzz4HQVTrtG5 di akses pada tanggal 14/08/2016


(30)

22

dengan nasihat para pakar psikologi anak bahwa anak yang dibesarkan dengan kekerasan, maka akan tumbuh menjadi anak yang keras.30

Dan anak dibesarkan dengan kasih sayang, maka akan besar menjadi anak yang penuh kasih sayang. Maka, jadilah anda orang yang pertama yang memancarkan kasih sayang tersebut.

4. Ibu

a. Pengertian Ibu

Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian ibu adalah 1.Wanita yang telah melahirkan seseoramg, mak: anak harus menyayangi 2.Sebutan untuk wanita yang sudah bersuami 3.Panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum 4.Bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya) 5.Yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting.31 Ibu adalah orang tua perempuan seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, ibu memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu dapat diberikan untuk perempuan yang bukan orang tua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak).32

30

Arlina Azti.Keep Smiling for Mom, (Bandung, PT: Mizan Pustaka, 2009), h. 56 31

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 32


(31)

23

Menurut Ahmad Sudirman33 seorang ibu adalah orang yang rela mempertaruhkan nyawa demi lahirnya sang buah hati. Ibu adalah sosok paling penyayang yang dengan penuh kesabaran merawat sang bayi mungil, yang setiap keinginannya hanya dibahasakan dengan tangisan, bahasa yang terkadang menjengkelkan bagi sang pendengar. Ibulah sosok yang tegar menghadapi kenakalan anak-anak yang membuat orang marah. Tidak sekali atau dua kali kenakalan itu di lakukan, bahkan berulang-ulang. Namun, ibu tetap sabar menghadapi dan terus menasehati buah hati untuk tidak melakukannya lagi. Cinta ibu juga yang membuat sang anak mampu menghadapi masa remaja yang penuh dengan emosi, gejolak muda yang agak sulit terkendali. Tapi, semua itu terasa mudah dilalui melalui perhatian ibu yang penuh kasih sayang.

Dari pengertian ibu di atas, ibu adalah seorang yang sangat berperan penting dalam merawat anak atau mendidik anak agar bisa mempunyai kepribadian yang baik. Dari kepribadian anak yang baik itu tidak lepas dengan kasih sayang seorang ibu yang begitu besar terhadap anak.

b. Peran Ibu Dalam Keluarga

Ada beberapa peran ibu dalam sebuah keluarga menurut Gunarsa34, antara lain adalah:

1) Memenuhi Kebutuhan Fisiologis dan Psikis

33

Ahmad Sudirman Abbas.Mukjizat Doa dan Air Mata Ibu,cet 1(Jakarta: QultumMedia, 2009), h. 43

34

Singgih D. Gunarsa. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga, cet. 6(Jakarta: Gunung Mulia, 2001), h. 31.


(32)

24

Sering dikatakan bahwa Ibu adalah jantung dari keluarga. Jantung dalam tubuh merupakan alat yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Apabila jantung berhenti berdenyut maka orang itu tidak bisa melangsungkan hidupnya.

Dari perumpaan ini bisa disimpulkan bahwa kedudukan seorang ibu sebagai tokoh sentral, sangat penting untuk melaksanakan kehidupan. 2) Peran Ibu dalam Merawat dan Mengurus Keluarga dengan Sabar, Mesra

dan Konisten.

Ibu mempertahankan hubungan-hubungan dalam keluarga. Ibu menciptakan suasana yang mendukung kelancaran perkembangan anak dan semua kelangsungan keberadaan unsur keluarga lainnya. Seseorang ibu yang sabar menanamkan sikap-sikap, kebiasaan pada anak, tidak panik dalam menghadapi gejolak di dalam maupun di luar diri anak, akan memberi rasa tenang dan rasa tertampungnya unsur-unsur keluarga. 3) Peran Ibu Sebagai Pendidikan yang Mampu Mengatur dan

Mengendalikan anak.

Ibu juga berperan dalam pendidikan anak dan mengembangkan kepribadiannya. Pendidikan juga menuntut ketegasan dan kepastian dalam melaksanakannya. Biasanya seorang ibu sudah lelah dari pekerjaan rumah tangga setiap hari, sehingga dalam keadaan tertentu, ituasi tertentu, cara mendidiknya dipengaruhi oleh emosi. Misalnya suatu kebiasaan yang seharusnya dilakukan oleh anak, anak tidak perlu melakukannya, bila ibu dalam keadaan senang. sebaliknya bila ibu


(33)

25

sedang keadaan lelah, maka apa yang harus dilakukan anak disertai bentak-bentakan.

4) Ibu Sebagai Contoh dan Teladan.

Dalam mengembangkan kepribadian dan membentuk sikap-sikap anak, seorang ibu perlu memberikan contoh dan teladan yang dapat diterima.

5) Ibu Sebagai Manajer yang Bijaksana.

Seorang ibu menjadi manajer di rumah. Ibu mengatur kelancaran rumah tangga dan menanamkan rasa tanggung jawab pada anak. Anak pada usia dini sebaiknya sudah mengenal adanya peraturan-peraturan yang harus diikuti. Adanya disiplin di dalam keluarga akan memudahkan pergaulan di masyarakat kelak.

6) Ibu Memberi Rangsangan dan Pelajaran.

Seorang Ibu juga memberi rangsangan sosial bagi perkembangan anak. Sejak masa bayi pendekatan Ibu dan percakapan dengan ibu memberi rangsangan bagi perkembangan anak, kemampuan bicara dan pengetahuan anak.

Dari beberapa peran ibu dalam keluarga diatas dapat disimpulkan bahwa ibu adalah sosok yang paling penting dalam sebuah keluarga lebih pentingnya lagi sangat perperan terhadap anak, dengan adanya peran sang ibu anak bisa belajar dari sosok sang ibu.


(34)

26

c. Peran Ibu Dalam Mendidik Anak

Selain ibu berperan dalam kelarga ibu sangatlah berperan penting dalam mendidik anak, menurut Mohammad Fauzil Adhim memberikan pendidikan kepada anak, berlangsung sejak masih bayi masih berada dalam kandungan.35 Ketika bayi mulai bisa menendang-nendang perut ibunya dalam kandungan, atau ketika bayi mengajak begadang ibu yang telah capek dan mengantuk, proses interaksi antara ibu dan anak mulai berlangsung. Orang tua mulai menjalani komunikasi dengan anak, sekaligus mengembangkan sikap-sikap terhadapnya.

Begitu pun ketika bayi lahir dan mulai memenuhi rumah orang tuanya dengan tangis, terjadi proses pendidikan akhlak. Tangis bayi bisa ditanggapi bermacam-macam oleh orangtua. Sebagi bahagia sekali karena inilah saatnya ia merasakan lengkapnya hidup sebagai manusia, sebagai suami atau istri sempurnalah makna pernikahan dengan hadirnya bayi sebagai pengikat kasih sayang.

Menurut Khalillurrahan El-Mahfani36 seorang ibu mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap pendidikan anaknya. Hal ini terkait dengan pembentukan mental dan kepribadian anak sejak dini. Peran ibu lebih besar dari peran seorang ayah, karena ibu lebih banyak berinteraksi dengan anaknya. Ibu lebih paham terhadap setiap fase perkembangannya dari pada

35

Mohammad Fauzil Adhim, Bersikap Terhadap Anak, cet. II(Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1997), h. 23.

36

Khalillurrahman El-Mahfani, Semua Perempuan calon Penghuni Surga, (Jakarta Selatan: Wahyu qolbu, 2015), h. 57.


(35)

27

seorang ayah. Bahkan, ibu lebih peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada diri anaknya. Hubungan psikologis seorang ibu terhadap anaknya juga lebih erat daripada ayahnya. Ini tidak mengherankan karena ibulah yang mengandungnya selama Sembilan bulan, melahirkan, dan menyusui selam 2 tahun.

perempuan mempunyai kedudukan yang istimewa dalam kehidupannya. Ia adalah istri bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya. Ibu bagi seorang anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah atau suci. Anak ibarat kertas putih yang siap ditulis apa saja dan menggunakan tinta warna apa saja. Seorang ibu dibebani tugas berat nan mulia untuk mengisi kertas putih tersebut dngan tulisan yang fitrah sebagaimana dituntunkan oleh agama yang fitrah, islam.

Mendidik dan membesarkan anak adalah pekerjaan yang mahaberat. Diperlukan ketekunan, kesabaran, serta kejelian untuk mengenal karakter dan jiwa anak, sehingga dapat dengan mudah mendidiknya. Anak dilahirkan dalam keadaan suci yang harus dipertahankan oleh orangtua, terutama ibunya yang setiap hari berinteraksi dengan mereka.

Karena posisinya yang amat signifikan dalam mendidik anak, seorang ibu diwajibkan membekali diri dengan metodologi pendidikan anak yang islami, memahami psikologi anak, membekali dengan pengetahuan tentang tanggung jawab terhadap anak, mempersiapkan diri agar mampu memberikan alternative dan jalan keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi oleh anak. Dengan demikian, seorang ibu benar-benar mengerti akan tanggung jawab tehadap anak.


(36)

28

Seorang ibu juga mendidik anak dalam segi akhlaknya, akhlak menyagkut cara anak berbicara, bersikap, dan bertingkah laku. Agar sesuai dengan ajaran islam, anak harus dibiasakan berperilaku mulia sejak kecil. Tetntunya orang tua harus membinanya dengan memberikan suri teladan yang baik. Mengingat anak mudah sekali meniru dan menyerap apa yang ia lihat dan mendengar dari orang-orang di sekelilingnya.

Suasana rumah yang kondusif, yang dipenuhi dengan nilai-nilai moralitas keamanan, akan sangat mendukung anak bersikap dan bertingkah laku santun dan islami. Maka dari itu, sedapat mungkin orangtua tidak menampakkan

hal-hal yang bisa “meracuni” anak. Perkataan kotor dan tidak senonoh hendak

tidak sampai terdengar oleh anak. Perbuatan buruk dan tak sewajarnya hendaknya jangan sampai terlihat oleh anaknya.

Di antara nilai-nilai moralitas yang harus ditanam kepada anak sejak dini, antara lain.

1. Berkata jujur, santun , dan sopan.

2. Kasih sayang terhadap sesama, kepada hewan, dan tumbuhan. 3. Hormat dan patuh kepada orang tua.

4. Membiasakan berdoa setiap beraktivitas, seperti makan, tidur dan lain-lain

5. Hormat kepada kakak dan orang yang lebih usianya. 6. Memohon dan member maaf.

7. Adab sehari-hari.


(37)

29

5. Film

a. Pengertian Film

Film merupakan alat komunikasi massa yang muncul pada akhir abad ke-19. Di buat dari dasar bahan seluloid yang sangat mudah terbakar bahkan percikan abu rokok sekalipun. Berjalannya waktu, para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film agar lebih aman, lebih mudah diproduksi dan enak ditonton.37 Film adalah gambar yang bergerak disertai suara yang ditampilkan di layar televisi.

Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian lebih luas bisa juga termasuk yang disiarkan di televisi.38

Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, Karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara yang hidup. Film sangatlah disukai oleh banyak khalayak dari usia anak-anak maupun dewasa bahkan dari kalangan orang tua, film sangatlah disukai, Setiap orang melihat film salah satunya untuk menghibur karena dengan melihat film setiap orang bisa tertawa dan menangis. Kebanyakan film di buat dengan makna tersendiri agar penonton film bisa mngerti isi dari film tersebut.

37

Heru Effendy,Mari Membuat Film,(Jakarta: Erlangga, 2009), h. 10. 38


(38)

30

b. Film Sebagai Media Dakwah

Dakwah menjadikan perilaku Muslim dalam menjalankan Islam sebagai agamarahmatan lil’alaminyang harus didakwahkan kepada seluruh manusia, yang dalam prosesnya melibatkan unsur: da’i (subyek), maaddah (materi), thoriqoh (metode), wasilah (media), dan mad’u (objek) dalam mencapai maqashid (tujuan) dakwah yang melekat dengan tujuan Islam yaitu mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.39

Ditinjau dari etimologis atau secara bahasa, dakwah berasal bahasa Arab yaitu da’a-yad’i-da’watan, yang artinya mengajak, menyeru, dan memanggil.40Ditinjau dari terminologi, dakwah terdapat beberapa pengertian menurut ahli, Prof. Toha Yahya Omar, M. A yang mengatakan “Mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan

akhirat.”41

Setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah Islam kepada seluruh umat manusia, sehingga mereka dapat merasakan ketentraman dan kedamaian.42Dalam berdakwah selalu ada unsur-unsur yang mendukung proses

berdakwah, yaitu : Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan,

tulisan maupun perbuatan baik secara individu, kelompok atau organisasi.43

39

Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah,2003, (Jakarta:Dakwah Press), h.3 40

Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah, 2009, (Jakarta:Amzah), h. 1 41

Toha Yahya Omar,Ilmu Dakwah,1979, (Jakarta: Wijaya), h.1. 42

Awaludin Pimay,Paradigma Dakwah Humanis, 2005, (Semarang: Rasail), h.30 43


(39)

31

Seorang da’i harus memulai dakwahnya yang dimulai dari dirinya sendiri sehingga menjadi panutan yang baik bagi orang lain.

Mad’u adalah seluruh manusia, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, miskin atau kaya, muslim atau non muslim, kesemuanya menjadi objek dari kegiatan dakwah Islam, semua berhak menerima ajakan dan seruan ke jalan Allah.44 Materi dakwah pesan atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, yaitu keseluruhan ajaran Islam

yang ada dalam kitab Al Qur’an maupun sunnah Rasul.

Berdakwah tentunya membutuhkan sebuah media agar dakwah tersebut dapat diketahui dan diterima oleh mad’u. Media dakwah tetap menjadi salah

satu komponen penting untuk mencapai tujuan dakwah. Media dakwah adalah

sarana yang digunakan da’i dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah.45 Dalam bahasa Arab media sama dengan wasilah atau dalam bentuk jamak, wasailyang berarti alat atau perantara. Media dakwah adalah alat yang menjadi perantara penyampaian pesan dakwah kepada mitra dakwah. Banyak alat yang bisa dijadikan media dakwah, asalkan media tersebut ditujukan untuk berdakwah.46

Pesan dakwah tidak akan sampai kepada mad’u tanpa metode, begitu

pula dengan metode tidak akan berjalan tanpa adanya media. Dengan demikian

44

Fathul Bahri An-Nabiry,Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i, 2008, (Jakarta: Amzah), h.230

45

Acep Aripudin,Pengembangan Metode Dakwah: Respon Da’i Terhadap Dinamika Kehidupan di Kaki Cerimai, 2011, (Jakarta: Rajawali Pers), h. 13

46


(40)

32

media dakwah adalah instrumen yang dilalui oleh pesan atau saluran saluran

pesan yang menghubungkan antara da’i dengan mad’u.

Instrumen yang berfungsi sebagai media itu ada dalam diri da’i adalah seluruh dirinya sendiri, sedangkan yang ada di luar diri da’i dapat berupa media

cetak, elektronika, film, dan benda lain.47 c. Sejarah Perkembangan Film

Para teoritikus film menyatakan, film yang kita kenal dewasa ini merupakan perkembangan lanjut dari fotografi.48 Seiring perkembangan teknologi fotografi. Dan sejarah fotografi tidak bisa lepas dari peralatan pendukungnya, seperti kamera. Kamera pertama di dunia ditemukan oleh seorang ilmuwan Muslim, Ibnu Haitham. Fisikawan ini pertama kali menemukan Kamera Obscura dengan dasar kajian ilmu optik menggunakan bantuan energi cahaya matahari. Mengembangkan ide kamera sederhana tersebut, mulai ditemukan kamera-kamera yang lebih praktis, bahkan inovasinya demikian pesat berkembang sehingga kamera mulai bisa digunakan untuk merekam gambar gerak.

Ide dasar sebuah film sendiri, terfikir secara tidak sengaja. Pada tahun 1878 ketika beberapa orang pria Amerika berkumpul dan dari perbincangan

ringan menimbulkan sebuah pertanyaan: “Apakah keempat kaki kuda berada

pada posisi melayang pada saat bersamaan ketika kuda berlari?" Pertanyaan itu terjawab ketika Eadweard Muybridge membuat 16 frame gambar kuda

47

Aep Kusnawan,Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), 2004, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy), h. 53

48


(41)

33

yang sedang berlari. Dari 16 frame gambar kuda yang sedang berlari tersebut, dibuat rangkaian gerakan secara urut sehingga gambarkuda terkesan sedang berlari. Dan terbuktilah bahwa ada satu momen dimana kaki kuda tidak menyentuh tanah ketika kuda tengah berlari kencang Konsepnya hampir sama dengan konsep film kartun.

Gambar gerak kuda tersebut menjadi gambar gerak pertama di dunia. Dimana pada masa itu belum diciptakan kamera yang bisa merekam gerakan dinamis. Setelah penemuan gambar bergerak Muybridge pertama kalinya, inovasi kamera mulai berkembangketika Thomas Alfa Edison mengembangkan fungsi kamera gambar biasa menjadi kamera yang mampu merekam gambar gerak pada tahun 1988, sehingga kamera mulai bisa merekam objek yang bergerak dinamis. Maka dimulailah era baru sinematografi yang ditandai dengan diciptakannya sejenis film dokumenter singkat oleh Lumière Bersaudara. Film yang diakui sebagai sinema pertama di dunia tersebut diputar di Boulevard des Capucines, Paris, Prancis dengan judul Workers Leaving the Lumière's Factory pada tanggal 28 Desember 1895 yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya sinematografi.

Film inaudibel yang hanya berdurasi beberapa detik itu menggambarkan bagaimana pekerja pabrik meninggalkan tempat kerja mereka di saat waktu pulang. Pada awal lahirnya film, memang tampak belum ada tujuan dan alur cerita yang jelas. Namun ketika ide pembuatan film mulai tersentuh oleh ranahindustri, mulailah film dibuat lebih terkonsep, memiliki alur dan cerita yang jelas. Meskipun pada era baru dunia film, gambarnya masih tidak


(42)

34

berwarna alias hitam-putih, dan belum didukung oleh efek audio. Ketika itu, saat orang-orang tengah menyaksikan pemutaran sebuah film, akan ada pemain musik yang mengiringi secara langsung gambar gerak yang ditampilkan di layar sebagai efek suara.49

Pada awal 1960-an, banyak teknik film yang dipamerkan, terutama teknik-teknik penyuntingan untuk menciptakan adeganadegan yang menegangkan. Penekanan juga diberikan lewat berbagai gerak kamera serta tarian para pendekar yang sungguhsungguh bisa bersilat. Juga menambahkan trik penggunaan tali temali, yang tak tertangkap oleh kamera, yang memungkinkan para pendekar itu terbang atau melenting-lenting dengan nyaman dari satu tempat ke tempat lain. Akhirnya, teknik-teknik mutakhir dilakukan dengan memanfaatkan sinar laser, seni memamerkan kembang api dan berbagai peralatan canggih yang lain.

Jika diingat, setiap pembuat film hidup dalam masyarakat atau dalam lingkungan budaya tertentu, proses kreatif yang terjadi merupakan pergulatan antara dorongan subyektif dan nilai-nilai yang mengendap dalam diri.50

d. Fungsi film

Film sebagai hasil seni dan budaya mempunyai fungsi dan manfaat yang luas dan besar baik dibidang sosial, ekonomi, maupun budaya dalam rangka

49

http://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_Film di akses pada tanggal 28 April 2016. 50


(43)

35

menjaga dan mempertahankan keanekaragaman nilai-nilai dalam penyelanggaraan berbangsa dan bernegara.51Film berfungsi sebagai:

1. sarana pemberdayaan masyarakat luas.

2. Pengekspresian dan pengembangan seni, budaya, pendidikan, dan hiburan. 3. sebagai sumber penerangan dan informasi.

4. bagian dari komoditas ekonomi ( saat ini ). e. Jenis Film

Seiring perkembangan zaman, film semakin berkembang, tidak menutup kemungkinan berbagai variasi baik dari segi cerita, aksi para aktor dan aktris, dan segi pembuatan film semakin berkembang. Dengan berkembangnya teknologi perfilman, produksi film pun menjadi lebih mudah, film-film pun akhirnya dibedakan dalam berbagai macam menurut cara pembuatan, alur cerita dan aksi para tokohnya. Adapun jenis-jenis film yaitu:

1. Film Horror

Film jenis ini biasanya bercerita tentang hal-hal mistis, supranatural, berhubungan dengan kematian, atau hal-hal diluar nalar yang lain. Film horror ini memng dibuat menyeramkan agar penonton ketakutan dan merasa ngeri.

2. Film Drama

Film dengan kategori ini termasuk lebih ringan dibandingkan dengan film horror. Umumnya bercerita tentang suatu konflik kehidupan,

macam-51

http://filmmoviemania14.blogspot.co.id/2011/12/fungsi-film.html di akses pada tanggal 28 April 2016.


(44)

36

macam film drama bisa kita kategorikan sesuai dengan tema atau ide cerita.52

3. Film Romantis

Film percintaan membuat kisah cinta romantis atau mencari cinta yang kuat dan murni dan asmara merupakan alur utama dari film ini. Kadang-kadang, tokoh dalam film ini menghadapi hambatan seperti keuangan, penyakit fisik, berbagai bentuk diskriminasi, hambatan psikologis atau keluarga yang mengancam untuk memutuskan hubungan cinta mereka. 4. Film Komedi

Film lucu tentang orang-orang yang lucu/kocak atau melakukan hal-hal yang tidak biasa yang membuat penonton tertawa dengan dialog-dialog dan gerakan yang bersifat menghibur.

5. Film Action/laga

Film ini biasanya memiliki banyak efek menarik dengan identik peperangan senjata, kekrasan dan balapan mobil/sepeda dengan melibatkan kejahatan dan kebaikan seperti film Transformers yang adegannya penuh dengan peperangan dengan senjata.

6. Film Animasi

Film ini menggunakan gambar buatan, seperti kucing yang berbicara untuk menceritakan sebuah cerita. Film ini menggunakan gambaran tangan, satu frame pada satu waktu, tetapi sekarang dibuat dengan komputer.

52


(45)

37

7. Film Dokumenter

Film jenis ini sedikit berbeda dengan film-film kebanyakan. Jika rata-rata film adalah fiksi, maka film ini termasuk film non fiksi, dimana film ini menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan.53

8. Film Pendek

Film pendek biasanya dikemas dibawah 60 menit, film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Dibanyak Negara seperti jerman Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film pendek ini dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang untuk memproduksi film cerita panjang.54

f. Unsur Film Dari Segi Teknik

Ada beberapa unsur film dari segi teknik menurut Sastro Subroto55 a. Perencanaan / Ide / Pengembangan Ide

Disini tugas seorang penulis naskah / skenario mencari ide cerita apa yang akan diangkat didalam sebuah filmnya. Dan dalam pengambangan ide diharuskan semenarik mungkin supaya cerita yang akan diangkat dapat menarik masa penonton. Dan merupakan cikal bakal sebuah naskah baik film maupun film. Dari ide sederhana kita bisa membuat film / sinetron yang bagus, yang banyak ditonton masyarakat luas.

53

Heru Effendy,Mari Membuat Film,(Jakarta: Erlangga, 2009), h. 3. 54

Ibid,h. 4. 55

Darwanto Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Duta Wacana Univercity Pres), h. 175.


(46)

38

b. Pengumpulan data

Pengumpulan data disini tuga merupakan tugas penulis naskah / skenario untuk mencari trensenter apa yang ada pada masyarakat luas agar masyarakat tidak merasa bosan dengan penayangan film-film yang ada.

c. Penyusunan struktur naskah

Penyusunan sruktural naskah merupakan hal terpenting dalam perfilman seperti siapa saja yang menjadi peran utama, peran pengganti, peran pembantu juga peran antagonis dan protagonis.

d. Penulisan naskah

Sebagai tahapan terakahir dalam penulisan cerita untuk film/sinetron, sebuah skenario ditulis, apakah oleh seorang penulis skenario atau oleh sutradara, dan juga bisa ditulis secara bersama atau kolaborasi. Skenario merupakan proses kreatif pertama dalam proses pembuatan sebuah film / sinetron. Ia merupakan rancangan utama sebuah film / sinetron. Skenario bukanlah hasil karya sastra sebagai mana sebuah ceriata pendek atau novel. Kalau sebuah naskah sandiwara baru dapat dikatakan hadir, bila telah diperagakan atau dipentaskan ketimbang tercetak dikertas saja. Maka penulis skenario film / sinetron hanya dapat berkomunikasi dengan penontonnya melalui perantara.56

56


(47)

39

e. Penggadaan dan distribusi naskah

Penggadaan dan distribusi naskah guna untuk para pemain film/sinetron juga para kru agar mereka dapat mengetahui bagaimana jalan skenario yang di inginkan oleh sutradara mau penulis skenario.

f. Pengkajian naskah

Pengkajian naskah maksudnya reading naskah agar para pemain dapat menguasai peran masing-masing.

g. Konsultasi bersama artis pendukung

Konsultasi bersama artis pendukung agar kerja sama antara pemain dengan kru terliat kompak dapat juga disebut persamaan persepsi antara pemain dan kru.

h. Hunting Lokasi (Pencarian Lokasi)

Hunting lokasi atau pencarian lokasi untuk dibuat produksi film / sinetron didalam ataupun diluar studio.57

i. Latihan-latihan

Latiahan merupakan langkah awal para artis pendukungnya. Latiahan dibagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:

1. Read through(persiapan membaca naskah)

Dipimpin oleh pengarah acara, para artis pendukung mengadakan latihan membaca skenerio secara lengkap. Selama latihan pengarah acara memberikan petunjukpentunjuk tentang tanda baca bagi acara yang sifatnya menolong dan tentang vocal acting (langkah vokal) dan penafsiran

57


(48)

40

peran yang dibebankan kepadanya. Hal ini akan sangat membantu dalam latihan berikutnya.

2. Walk through(persiapan gerak)

Dalam latihan ini artis pendukung diarahkan sudah tidak menggunkan naskah lagi serta dalam berdialog artis sudah dengan perasaan. Disampaing itu, sudah diarahkan masalah gerakan yang sesuai dengan visual aktingnya (gerak visualnya).58

3. Blocking(posisi)

Latihan bloking (posisi) dapat dumulai duluar studio, kemudian diteruskan didalam studio. Waktu latihan distudio pengarah acara didampingi kamerawan, penata cahaya, penata suara, dan asisten pengarah acara. Tujuan latihan blocking ini dimaksudkan untuk mengatur posisi artis sesusai dengan aktingnya.

4. Dry rehearsal(latihan kering)

Dry rehearsal atau lebih dikenal latihan kerig, adalah latihan yang para artisnya masih belum menggunakan tata rias, tata busana, dan tata rambut sesuai dengan peran yang dibawakan. Dalam latiahan kering ini, semua bagian harus melakukan semua yang diarahkan oleh pengarah acara, baik masalah akting, visual acting, movement acting, maupun blockingnya. Tetapi, latihan ini sudah menggunakan kamera dan sebagainya. Dengan demikian, semua petugas sudah mulai menggunakan pedoman yang ditulis oleh pengarah acara, meskipun kemungkinan masih terjadi perubahan akibatdry rehearsalini.

58


(49)

41

5. Camera rehearsal(latihan kamera)

Camera rehearsalmerupakan tindak lanjut dari dry rehearsal. Dalam latihan lebih ditekankan kepada latihan gerakan kamera (camera work), sesuai dengan hasil yang dicatat dan dituangkan dalam camera script maupun camera cut. Selama latihan ini pengarah acara akan selalu melakukan koreksi-koreksi apabila terjadi kesalahan-kesalahan.59

6. General rehearsal(gladi bersih)

General rehearsal lebih dikenal dengan gladi bersih. Dalam gladi bersih ini sifatnya sudah lain dengan gladi kering, karena dalam gladi bersih semuanya sudah dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan sebenarnya. Para artis sudah bertata busana lengkap, tata dekorasi serta penetaan suara.

j. Penulisanshooting scrip(naskah tayang)

Penulisan shooting scrip disebut juga mencatat tiap adegan pada sebuah film / sinetron. Ditahap ini sudah mulai penyutingan atau pembuatan film / sinetron. Disini yang mengatur adalah sutradara film / sinetron.60

k. Produksi diluar studio

Produksi diluar studio adalah produksi film / sinetron yang dilakukan diluar. Biasanya dilakukan dilapangan, ditaman, dikebun dan lain sebagainya. Biasanya disebut juga syutingoutdoor.

59

Ibid,h. 182. 60


(50)

42

l. Produksi didalam studio

Produksi didalam studio adalah produksi film / sinetron yang dilakukan didalam ruangan. Biasanya dilakukan didalam rumah, didalam gedung, didalam kelas, dan sebagainya. Biasanya disebut juga syutingindoor.

m.Editing(Penyutingan)

Editing merupakan tahap terakhir dalam pembuatan film / sinetron sebelum film / sinetron tersebut dinyatakan siap disiarkan kepada kalayak / masyarakat luas.

n. Evaluasi/ perbaikan

Evaluasi merupakan tahap paling akhir setelah editing guna untuk mengecek ulang apa saja yang kurang sebelum film/sinetron disiarkan.

o. Program siap siar.

Disini para kru menyatakan kalau film / sinetronnya layak disiarkan.61

B. Kajian Teori 1. Analisis Semiotik

Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebut dengan

‘tanda’.62

Menurut Eco secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeionyang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang

61

Ibid,h. 185. 62


(51)

43

atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.63

Tanda-tanda adalah sesuatu yang berdiri pada sesuatu yang lain atau menambahkan dimensi yang berbeda pada sesuatu, dengan memakai segala apapun yang dipakai untuk mengartikan sesuatu yang lainnya.

Tanda itu sendiri didefisinikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.64

Berpijak dari definisi secara etimologi dan terminologi dalam hal ini akan dikemukakan beberapa definisi semiotik dari beberapa ahli:

a. Van Zoest mengartikan semiotik sebagai “Ilmu tanda (sign) dan segala

yang berhubungan dengan cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimnya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.65

b. Charles Sanders Pierce, mendefisinikan semiotik sebagai “a relationship among a sign, an objec, and a meaning (sesuatu hubungan diantara tanda,

objek, dan makna)”.66

c. Dalam definisi Saussure, semiologi merupakan sebuah ilmu yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakatdan dengan demikian menjadi bagian dari disiplin psikologi sosial.67

63

Ibid.,h. 95. 64

Aaart Van Zoest,Semiotika(Jakarta: Yayasan Sumber Agung, 1993) h. 1. 65

Alex Sobur,Analisis Teks Media,Cet: 5(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009), h. 96. 66


(52)

44

Dalam kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta, disebutkan bahwa tanda adalah simbol atau lambang yang menyatakan sesuatu hal, atau mengandung maksud tertentu.

Tanda sebenarnya merepresentasikan dari gejala yang memiliki sejumlah kriteria seperti: nama (sebutan), peran, fungsi, tujuan dan keinginan tanda terdapat dimana-mana. Kata adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera dan sebagainya. Struktur film sastra, sruktur film, bangunan atau nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda.

Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis struktural atau semiotika. Van Zoest berpendapat bahwa film dibangun dengan tanda semata-mata. Pada film digunakan tanda-tanda ikonis, yakni tanda- tanda yang menggambarkan sesuatu. Gambar yang dinamis dalam film merupakan ikonis bagi realitas yang dinotasikannya. Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara.

Tidaklah mengherankan bahwa film merupakan bidang kajian penerapan semiotika, karena film dibangun dengan tanda-tanda tersebut termasuk berbagai sistem tanda yang bekerjasama dalam rangka mencapai efek yang diharapkan.

Hingga saat ini, sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotik yang umum pada saat ini. Jenis-jenis semiotik ini antara lain semiotik analitik, diskriptif, faunal zoosemiotic, kultural, naratif, natural, normatif, sosial, struktural:

67


(53)

45

1) Semiotik analitik merupakan semiotik yang menganalisis system tanda. Peirce mengatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, obyek dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu pada obyek tertentu.

2) Semiotik deskriptifadalah semiotik yang memperhatikan system tanda yang dapat dialami sekarang meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang.

3) Semiotik faunal zoo merupakan semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan. Hewan biasanya menghaslkan tanda untuk berkomunikasi antara sesamanya, tetapi juga sering mengahsilkan tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia.

4) Semiotik kultural merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang ada dalam kebudayaan masyarakat tertentu. Telah diketahui bahwa masyarakat sebagai makhluk sosial memiliki system budaya tertentu yang telah turun-temurun dipertahankan dan dihormati.

5) Semiotik naratif adalah semiotik yang menelaah system tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (folklor). Telah diketahui bahwa mitos dan cerita lisan, ada di antaranya memiliki kultural tinggi.

6) Semiotik natural atau semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Seperti air sungai yang keruh menandakan di hulu telah turun hujan, dan daun phon–pohonan yang menguning lalu gugur.


(54)

46

7) Semiotik normatif merupakan semiotik yang khusus membahas sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norm-norma. Misalnya rambu-rambu dan lalu-lintas.

8) Semiotik sosial merupakan semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang berwujud kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat.

9) Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.68

Jika dilihat dari perspektif semiotik signifikasi, meninjau film bererti memberi tekanan pada pemahaman sebagai bagian dari proses semiotik. Dalam signifikasi ini yang terpenting adalah interpretan. Mengutip pada Eco, Alex Sobur menerangkan tentnag interpretan yang di dalamnya mencakup tiga kategori semiotik sebagi berikut:

a. Merupakan makna suatu tanda yang dilihat sebagai suatu satuan budaya yang diwujudkan juga melalui tanda-tanda yang lain yang tidak bergantung pada tanda pertama.

b. Merupakan analisis komponen yang membagi-bagi suatu satuan budaya menjadi komponen-komponen berdasarkan maknanya.

c. Setiap satuan yang membentuk makna satuan budaya itu dapat menjadi satuan budaya sendiri yang diwakili oleh tanda lain yang juga bisa

68


(55)

47

mengalami analisis komponen sendiri dan menjadi bagian dari sistem tanda yang lain.

Film dalam konteks semiotik dapat diamati sebagai suatu upaya menyampaikan pesan dengan menggunakan seperangkat tanda dalam suatu sistem. Dalam semiotik film dapat diamati dan dibuat berdasarkan suatu hubungan antara penanda (signifier) dan petanda (signified), seperti halnya tanda pada umumnya, yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dilepaskan antara penanda dan petanda.

2. Semiotik Model Roland Barthes

Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya.

Berdasarkan semiotika yang dikembangkan Saussure, Barthes mengembangkan dua sistem penanda bertingkat yang disebutnya sistem denotasi dan sistem konotasi. Sistem denotasi adalah system pertandaan tingkat pertama, yang terdiri dari rantai penanda dan petanda, yakni hubungan materialitas penanda atau konsep abstrak di baliknya.

Pada sistem konotasi atau sistem penandaan tingkat kedua rantai penanda atau petanda pada sistem denotasi menjadi penanda, dan seterusnya berkaitan dengan petanda yang lain pada rantai pertandaan lebih tinggi.


(56)

48

Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “two order

of signification”, mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan

konotasi (makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan personal).69 Di sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilahsignifier-signifiedyang diusung Saussure.

Bagan 2.1 Teori Roland Barthes

a. Denotasi dan Konotasi

Dalam semiologi, makna denotasi dan konotasi memegang peranan penting jika dibandingkan peranannya dalam ilmu linguistik. Makna denotasi bersifat langsung, yaitu makna khusus yang terdapat dalam suatu tanda, dan pada intinya dapat disebut juga sebagai gambaran sebuah

69


(57)

49

petanda.70 Dalam pengertian umum, makna denotasi adalah makna yang sebenarnya. Denotasi ini biasanya mengacu pada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan makna apa yang terucap.

Sedangkan makna konotatif, akan sedikit berbeda dan akan dihubungkan dengan kebudayaan yang tersirat dalam pembungkusnya, tentang makna yang terkandung di dalamnya.

Konotasi memberikan gambaran interaksi yang berlangsung apabila tanda bertemu dengan emosi pengguna dan nilai-nilai kulturalnya bagi Barthes, faktor penting pada konotasi adalah penanda dalam tataran pertama. Penanda tataran pertama adalah konotasi.

Konotasi bekerja pada level subjektif, oleh karena itu manusia seringkali tidak menyadarinya. Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebut mitos dan berfungsi sebagai pengungkapan dan pemberian pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Konotasi digunakan Barthes untuk menjelaskan salah satu dari tiga cara kerja tanda dalam tataran pertanda kedua.

b. Mitos

Cara kedua dari tiga cara Barthes mengenai bekerjanya tanda dalam tataran kedua adalah melalui mitos. Mitos berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam

70

Arthur Asa Berger,Tanda-tanda dalam Kedubayaan Kontemporer,(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000), h. 55


(58)

50

suatu periode tertentu. Barthes menggunakan mitos sebagai orang yang percaya, dalam artiannya yangorisional.

Mitos merupakan tipe wicara. Sebab mitos merupakan sistem komunikasi, yakni sebuah pesan. Hal ini membenarkan seseorang untuk berprasangka bahwa mitos tidak bisa menjadi sebuah obyek, konsep atau ide: mitos adalah cara pemaknaan sebuah bentuk. Sebab mitos adalah tipe wicara, maka segala sesuatu bisa menjadi mitos asalkan disajikan oleh sebuah wacana.71

Pada dasarnya semua hal bisa menjadi mitos. Satu mitos timbul untuk sementara waktu dan tenggelam untuk waktu yang lain karena digantikan oleh berbagai mitos lain. Mitos menjadi pegangan atas tanda-tanda yang hadir dan menciptakan fungsinya sebagai penanda pada tingkatan yang lain.

Mitos oleh karenanya bukanlah tanda yang tidak berdosa, netral, melainkan manjadi penanda untuk memainkan pesan-pesan tertentu yang boleh jadi berbeda sama sekali dengan makna asalnya. Kendati demikian, kandungan makna mitologis tidaklah dinilai sebagai sesuatu yang salah (mitos diperlawankan dengan kebenaran).72

Cukuplah dikatakan bahwa praktik penandaan seringkali memproduksi mitos. Produksi mitos dalam teks membantu pembaca untuk

71

Roland Barthes,Mitology,terjemahan Nurhadi dan Sihabul Millah, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004), h. 151.

72

Anang Hermawan, “Mitos Dan Bahasa Media: Mengenal Semiotika Roland Barthes”Dalam Http/Abunavis.Wordpress.Com/2007/12/31/Mitos-Dan-Bahasa-Media-Mengenal-Semiotika-Roland-Barthes/ Di Akses Pada Tanggal 2 Mei 2016.


(1)

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tentang kasih sayang seorang

ibu yang terdapat dalam film Air Mata Ibuku di media online Youtube, maka

penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

Makna denotatif dari kasih sayang seorang ibu dalam film Air Mata Ibuku

adalah seorang ibu yang berjuang sendiri tanpa seorang ayah ingin membesarkan

anaknya kelak menjadi orang yang berpendidikan dan mempunyai akhlak yang

biak. Namun, di tengah semangat perjuangan seorang ibu yang ingin

membesarkan anaknnya ibunya Rangga telah merebut Teguh dari tangan Lira.

Makna konotatif dari kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya yang luar biasa

dalam film Air Mata Ibuku merupakan suatu penggambaran tanggung jawab

yang besar untuk seorang ibu yang ingin anaknya tumbuh besar dengan

mempunyai akhlak yang baik. Di mana ketika seorang ibu ingin anaknya tumbuh

besar dengan baik selalu ada kekecewaan terhadap ibunya Rangga.

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, penelitian ini memiliki beberapa saran yang

ditujukan kepada pihak terkait, yaitu : Pertama, saran untuk masyarakat

Indonesia pada umumnya agar menonton film Air Mata Ibuku ini karena di

dalamnya terdapat pelajaran-pelajaran yang dapat membuat kita memahami


(2)

khususnya seorang ibu harus menyayangi anaknya dan menanamkan akhlak yang

baik untuk anaknya. Seperti yang dilakukan oleh tokoh utama dalam film

tersebut.

Saran kedua adalah kepada insan film di luar sana, agar meneruskan

perjuangan dari Jelitavisindo Megah Film ini untuk dapat memfilmkan ini

menjadi sebuah film bioskop agar masyarakat mudah untuk melihatnya, karena

jika di Youtube maka penonton yang menikmatinya hanya terbatas. Juga untuk

pembuat film yang lain agar meniru pembuat film ini untuk terus berkarya

membuat film yang memiliki makna kasih sayang untuk menyadarkan bagi

seorang ibu yang terkadang tidak terlalu peduli dengan anaknya.

Untuk selanjutnya, penelitian ini mengharapkan agar ada peneliti-peneliti

yang lain yang bersedia meneruskan penelitian ini, ataupun meneliti objek yang

lain yang sama-sama mengandung kasih sayang. Tentunya penelitian yang

diharapkan selanjutnya membahas lebih mendalam pemikiran tentang film, kasih

sayang dengan memakai metode atau jenis penelitian yang berbeda dengan

penelitian ini, sehingga penelitian dengan arah atau fokus seperti ini dapat

berkembang dengan berbagai perspektif dan pandangan lain yang lebih bervariasi

dan lebih baik. Lebih baik apabila kemudian mengkaitkan fokus penelitiannya


(3)

91

DAFTAR PUSTAKA

“http://yearrypanji.wordpress.com/2009/01/03/film -dan-representasi-budaya”Minggu14/08/16 at 14/08/16 at 09:30am 3:15am

A. Muis,Komunikasi Islam(Bandung : Rosda, 2001)

A. W. Widjaja,Komunikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)

Aaart Van Zoest,Semiotika(Jakarta: Yayasan Sumber Agung, 1993)

Acep Aripudin,Pengembangan Metode Dakwah: Respon Da’i Terhadap

Dinamika Kehidupan di Kaki Cerimai, 2011, (Jakarta: Rajawali Pers)

Aep Kusnawan,Ilmu Dakwah (Kajian Berbagai Aspek), 2004, (Bandung:

Pustaka Bani Quraisy)

Ahmad Sudirman Abbas.Mukjizat Doa dan Air Mata Ibu,cet 1(Jakarta:

QultumMedia, 2009)

Alex Sobur,Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotika dan Analisis Framing, 2001, (Bandung:Remadja Karya)

Alex Sobur,Analisis Teks Media,Cet: 5(Bandung: PT.Remaja Rosda Karya,

2009)

Alex Sobur,Semiotika Komunikasi, cet 5(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006)

Ali Nurdin dkk, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Surabaya: MItra Media

Nusantara, 2013)

AL-Qur an terjemah

Anang Hermawan, “Mitos Dan Bahasa Media: Mengenal Semiotika Roland Barthes”Dalam Http/Abunavis.Wordpress.Com/2007/12/31/Mitos-Dan-Bahasa-Media-Mengenal-Semiotika-Roland-Barthes/ Di Akses Pada Tanggal 2 Mei 2016.

Arlina Azti.Keep Smiling for Mom, (Bandung, PT: Mizan Pustaka, 2009)

Arthur Asa Berger,Tanda-tanda dalam Kedubayaan Kontemporer,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000)


(4)

Barker, Chris.Cultural Studies teori dan praktik.(Bantul: Kreasi Wacana Offset.

2000)

Burhan Bungin,Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial,(Jakarta: Kencana Pranada Media, 2007)

Chris, Barker.Cultural Studies teori dan praktik. (New Dehli, Sage2004). hlm:08

Darwanto Sastro Subroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, (Yogyakarta: Duta Wacana Univercity Pres)

Dody M. Ghozali,Communication Measurement; Konsep dan Aplikasi

Pengukuran Kinerja Public Relation, 2005, (Bandung:Simbiosa Ekatama Media) Elvinaro Ardianto dan Lukiyati komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (bandung; Simbiosa Rekatama Media, 2004)

Eriyanto. “Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media”.( Yogyakarta : LkiS,2001)

Fathul Bahri An-Nabiry,Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i,

2008, (Jakarta: Amzah)

Heru Effendy, Mari Membuat Film, (Jakarta ; Konfiden, 2002)

Http://en.wikipedia.org/wiki/Romance_film di akses pada tanggal 21 April 2016

http://filmmoviemania14.blogspot.co.id/2011/12/fungsi-film.html di akses pada tanggal 28 April 2016.

http://goo.gl/6MTZ83 Di akses pada tanggal 29 juli 2016

http://id.wikipedia.org/wiki/Perkembangan_Film di akses pada tanggal 28 April 2016.

http://ilfen.blogspot.co.id/2012/03/pengertian-kasih-sayang.html di akses pada tanggal 28 April 2016

http://trinugrahadi.wordpress.comMinggu 14/08/16 at 03:15am

http://www.tongkronganislami.net/2015/10/konsep-cinta-dan-kasih-sayang-dalam-islam.html#ixzz4HQVTrtG5 di akses pada tanggal 14/08/2016

http://www.tongkronganislami.net/2015/10/konsep-cinta-dan-kasih-sayang-dalam-islam.html#ixzz4HQVTrtG5 di akses pada tanggal 14/08/2016


(5)

93

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Khalillurrahman El-Mahfani,Semua Perempuan calon Penghuni Surga, (Jakarta

Selatan: Wahyu qolbu, 2015)

Kris Budiman,Semiotika Visual, 2011, (Yogyakarta:Jalasutra)

Lexy J. Meleong,Metode Penelitian Kualitatif,(Bandung;Rosda, 1989)

Marcel Danes,Pesan, Tanda, dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai Semotika

daan Teori Komunikasi,(Yogyakarta:Jalsutra, 2012)

Marcel danesi, “pengertian representasi”http://www.scribd.com/doc/4634605. Minggu

Marselli Sumarno.Dasar-dasar Apresiasi Film. (Jakarta: PT Grasindo. 1996)

Moh Ali Aziz,Ilmu Dakwah, 2004, (Jakarta: Kencana)

Mohammad Fauzil Adhim, Bersikap Terhadap Anak, cet. II(Yogyakarta: Titian

Ilahi Press, 1997)

Moleong Lexy,Metode Penelitian KUalitatif Edisi Revisi, (Bandung; Remaja

Rosdakarya, 2009)

Mulyana Dedi, Metodologi penilitian kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002)

no.1, Surabaya. Program Studi Ilmu Komunikasi Fak.Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2011)

Panuti Sudjiman, Aart Van Zoest,Serba-Serbi Semoitika,Cet: II (Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama, 1996

Pawito,Penelitian Komunikasi Kualitatif, 2007, (Yogyakarta:PT. Lkis Pelangi

Aksara)

Pracoyo Wiryoutomo.Hikmah Sabar.(Jakarta : PT Qultum Media,2009)

Rakhmat, Himawan.Memahami Film. (Yogyakarta: Homerian Pustaka2008)

Robert Bogdan, Steven j, Taylor,Introduction to Qualitatif menthode,


(6)

Roland Barthes,Mitology,terjemahan Nurhadi dan Sihabul Millah,

(Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004)

Saiuful Bahri Djamarah.Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam

Keluarga.(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004)

Samsul Munir Amin,Ilmu Dakwah, 2009, (Jakarta:Amzah)

Samsul Munir Amir. Surga di Bawah Kaki Ibu, (Yogyakarta, PT: Pelangi

Aksara, 2005)

Singgih D. Gunarsa. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga, cet.

6(Jakarta: Gunung Mulia, 2001)

Sugiono,Metode Penelitian Kualitatif, cet IV(Bandung: Alfabeta, 2008)

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian, 1998, (Yogyakarta: Rineka Cipta)

Sumartono.Komunikasi kasih Sayang. (Elek Media Komputindo, 2004)

Sumbo Tinarbuko,Semiotika Komunikasi Visual,2009, (Yogyakarta: Jalasutra)

Syeh Muzaffer Ozak Al-jerrahi.Dekap Aku Dalam Kasih Sayang-mu Jalan

Cinta Pendamba Allah.(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006)

Thohir lutha,M.Natsir, Dakwah dan Pemikirannya,Cet:2 (Jakarta: Gemma

Insani, 2005)

Toha Yahya Omar,Ilmu Dakwah,1979, (Jakarta: Wijaya)

Trinugrahadi “culture representation” Fiske, John.Television Culture.London: Rotledge, 1997.

Wahidin Saputra,Pengantar Ilmu Dakwah,2003, (Jakarta:Dakwah Press)

Wahyu ilaihi, Lukman Hakim, Tyas satrio adhitama, surabaya: komunikasi dakwah,

Wibowo,Semiotika komunikasi aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi

komunikasi

Yoyon,Andjrah,Fitriana,Isma,dkk.Kajian Semiotika dalam film, (Jurnal Ilmu