Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:05:50 2017 / +0000 GMT

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
LINK DOWNLOAD [35.45 KB]
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Pengertian SPPKB
SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Joyce dan Weil (1980)
menem-patkan model pembelajaran ini ke dalam bagian model pembelajar-an Cognitive Growth: Increasing the Capacity to Think.
Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja ke-pada siswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri
konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus-me-nerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Walaupun tujuan
SPPKB sama dengan strategi pembelajaran inkuiri (SPI), yaitu agar siswa dapat mencari dan menemukan materi pelajaran sendiri,
akan tetapi keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan ter-sebut terletak pada pola pembelajaran yang digunakan.
Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru memanfaatkan pengalaman siswa se-bagai titik tolak berpikir, bukan teka-teki yang harus
dicari jawaban-nya seperti dalam pola inkuiri.
Hakikat dan Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Telah dijelaskan bahwa salah satu kelemahan proses pem-belajaran yang dilaksanakan para guru adalah kurang adanya usaha
pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dalam setiap proses pembelajaran pada mata pelajaran apa pun guru lebih banyak
mendorong agar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran. Strategi pembelajaran ini pada awalnya dirancang untuk
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini didasar-kan pada asumsi bahwa selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran
hafalan. Namun demikian, tentu saja dengan berbagai penyesuaian topik, strategi pembelajaran yang akan dibahas ini juga dapat

di-terapkan pada mata pelajaran lain. Berdasarkan hasil penelitian, selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran kelas dua. Para orang
tua siswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan pelajaran lainnya, seperti IPA dan
matematika (Sanjaya, 2002). Hal ini merupakan pandangan yang keliru. Sebab, pelajaran apa pun diharapkan dapat membekali
siswa balk untuk terjun ke masyarakat maupun untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kekeliruan ini juga
terjadi pada sebagian besar para guru. Mereka berpendapat bahwa IPS pada hakikatnya adalah pelajaran hafalan yang tidak
menantang untuk berpikir. IPS adalah pelajaran yang sarat dengan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau fakta yang hares
dihafal dan tidak perlu dibuktikan.
Sekarang, bagaimana mengubah paradigma berpikir tentang IPS sebagai mata pelajaran hafalan? Bagaimana IPS dapat dijadikan
mata pelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa? Di bawah ini akan dijelaskan satu strategi pembelajaran
berpikir dalam pelajaran IPS. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran basil dari pengembangan yang telah diuji coba
(Sanjaya, 2002).
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada
pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan
masalah yang diajukan. Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas.

- SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin
dicapai oleh SPPKB adalah bukan sekadar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa
dapat me-ngembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini didasarkan kepada
asumsi bahwa kemampuan berbicara secara verbal merupakan salah satu kemam-puan berpikir.
- Telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial me-rupakan dasar pengembangan kemampuan bepikir, artinya

pe-ngembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan/atau
berdasarkan ke-mampuan anak untuk mendeskripsikan 'hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang
mereka peroleh dalam ke-hidupan sehari-hari.
- Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf
per-kembangan anak.
Karakteristik SPPKB
SPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:05:50 2017 / +0000 GMT

- Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal. Artinya setiap kegiatan
belajar itu disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan stimulus-respons saja, tetapi juga disebabkan karena dorongan mental
yang diatur oleh otaknya. Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi SPPKB perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara mental, maka proses kognitif siswa harus menjadi

kepedulian utama para guru. Artinya, guru harus menyadari bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya apa
yang dipelajari, tetapi bagaimana cara mereka mempelajarinya.
- Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kog-nitif siswa ketika merencanakan topik yang harus dipelajari
serta metode apa yang akan digunakan.
- Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar siswa belajar untuk me-lihat
hubungan antarbagian yang dipelajari.
- Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa, manakala siswa dapat mengorganisasikannya dengan
pe-ngetahuan yang telah mereka miliki. Dengan demikian guru hares dapat membantu siswa belajar dengan memperlihat-kan
bagaimana gagasan bare berhubungan dengan penge-tahuan yang telah mereka miliki.
- Siswa harus secara aktif merespons apa yang mereka pe-lajari. Merespons dalam konteks ini adalah aktivitas mental bukan
aktivitas secara fisik.
- SPPKB dibangun dalam proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab terus-menerus, hal itu diarahkan untuk
memperbaiki dan meningkat-kan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampu-an berpikir itu dapat membantu
siswa untuk memperoleh pe-ngetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
- SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil
belajar.- Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk
meng-konstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.
Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional
Ada perbedaan pokok antara SPPKB dengan pembelajaran yang selama ini banyak dilakukan guru. Perbedaan tersebut adalah:


- SPPKB menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, arti-nya peserta didik berperan aktif dalam setiap proses
pembe-lajaran dengan cara menggali pengalamannya sendiri; sedang-kan dalam pembelajaran konvensional peserta didik
ditempat-kan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.
- Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggalian pengalaman setiap siswa; sedangkan
dalam pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
- Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri, sedang-kan dalam pembelajaran konvensinal perilaku dibangun atas
proses kebiasaan.
4 . Dalam SPPKB, kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman; sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemam-puan
diperoleh melalui latihan-latihan.
- Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui SPPKB adalah kemampuan berpikir melalui proses menghubungkan antara
pengalaman dengan kenyataan; sedangkan dalam pembelajar-an konvensional tujuan akhir adalah penguasaan materi
pem-belajaran.
- Dalam SPPKB, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan perilaku
tertentu karena ia menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat; sedangkan dalam pembelajaran
konvensional tin-dakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya, misalnya individu tidak melakukan
sesuatu disebab-kan takut hukuman.
- Dalam SPPKB, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya,
oleh sebab itu setiap peserta didik bisa terjadi perbedaan dalam me-maknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam
pembelajaran konvensional, hal ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final, oleh karma
pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.

- Tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk memperoleh pengetahuan,
maka kriteria keberhasilan ditentukan oleh proses dan basil belajar; sedangkan dalam pembelajaran konvensional
keberhasilan pem-belajaran biasanya hanya diukur dari tes.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:05:50 2017 / +0000 GMT

Tahapan-tahapan Pembelajaran SPPKB
Ada 6 tahap dalam SPPKB. Setup tahap dijelaskan berikut ini.

- Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan,
per-tama, penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang ber-hubungan dengan penguasaan materi pelajaran yang harus
dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa. Kedua,
penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasan tentang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap
tahapan proses pembelajaran.

Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran seperti yang dijelaskan pada tahap
orientasi sangat menentukan keberhasilan SPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat siswa tahu ke mana mereka akan dibawa,
sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar mereka. Oleh sebab itu, ta-hapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam
imple-mentasi proses pembelajaran. Untuk itulah dialog yang dikembang-kan guru pada tahapan ini harus mampu menggugah dan
menum-buhkan minat belajar siswa.

- Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau
pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap
pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman
itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.

- Tahap Konfrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang ha-rus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalam-an
siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang
dile-matis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa
benar-benar memahami per-soalan yang harus dipecahkan. Mengapa demikian? Sebab, pemaha-man terhadap masalah akan
mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh
tahapan ini.


- Tahap Inkuiri
Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam SPPKB. Pada tahap inilah siswa belajar berpikir yang sesungguhnya. Melalui inkuiri,
siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada tahapan ini guru harus memberikan ruang dan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan. Melalui berbagai teknik bertanya
guru harus dapat menumbuhkan keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap fakta sesuai dengan
peng-alamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan mengem-bangkan gagasan, dan lain sebagainya.

- Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk
dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau terra pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 21:05:50 2017 / +0000 GMT

agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan. Tahap
akomo-dasi bisa juga dikatakan sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampu

mengungkap kembali pembahasan yang dianggap penting dalam proses pem-belajaran.

- Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang se-padan dengan masalah yang disajikan. Tahap transfer dimaksudkan
sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan ber-pikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada
tahap ini guru dapat memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahasan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar SPPKB dapat berhasil dengan sempurna khususnya bagi guru sebagai pengelola
pembelajaran.

- SPPKB adalah model pembelajaran yang bersifat demokratis, oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan suasana yang
terbuka dan sating menghargai, sehingga setiap siswa dapat me-ngembangkan kemampuannya dalam menyampaikan
peng-alaman dan gagasan. Dalam SPPKB guru harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar bukan sebagai objek. Oleh
sebab itu, inisiatif pembelajaran harus muncul dari siswa sebagai subjek belajar.

- SPPKB dibangun dalam suasana tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan
ber-tanya, misalnya kemampuan bertanya untuk melacak, kemam-puan bertanya untuk memancing, bertanya
induktif-deduktif, dan mengembangkan pertanyaan terbuka dan tertutup. Hindari peran guru sebagai sumber belajar yang
memberikan informasi tentang materi pelajaran.
- SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikem-bangkan dalam suasana dialogis, karena itu guru harus mampu
merangsang dan membangkitkan keberanian siswa untuk men-jawab pertanyaan, menjelaskan, membuktikan dengan

mem-berikan data dan fakta sosial serta keberanian untuk menge-luarkan ide dan gagasan serta menyusun kesimpulan dan
men-cari hubungan antar-aspek yang dipermasalahkan.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/4 |

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) BERBASIS KOLABORATIF TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN GENERIK KIMIA.

0 1 30

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) BERBASIS KOLABORASI DENGAN MEDIA EXE LEARNING PADA MATERI REDOKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN GENERIK KIMIA.

1 22 32

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS CERPEN BERDASARKAN MASALAH SOSIAL OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 KISARAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 3 22

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENALARAN SISWA SMA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB).

0 6 33

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB).

0 1 5

Pengaruh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Biologi Peserta Didik Kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung

35 186 257

TAP.COM - STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ...

0 0 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

3 6 6

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMA „AISYIYAH 1 PALEMBANG

0 1 108

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) TERHADAP HASIL BELAJAR FIKIH PESERTA DIDIK DI MAN 1 TALA’SALAPANG MAKASSAR

0 0 107