PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) BERBASIS KOLABORATIF TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN GENERIK KIMIA.

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERPIKIR BERBASIS KOLABORATIF
TERHADAP KETERAMPILAN PEMECAHAN
MASALAH DAN KEMAMPUAN
GENERIK KIMIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :
Nelius Harefa
NIM. 8156141022

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2017


ABSTRAK
Nelius Harefa. Pengaruh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB) Berbasis Kolaboratif Terhadap Keterampilan Pemecahan
Masalah dan Kemampuan Generik Kimia. Tesis. Medan: Program Studi
Pendidikan Kimia, Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2017.
Kemampuan generik kimia merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki
mahasiswa terhadap suatu materi kimia yang sedang dibelajarkan. Kemampuan
ini harus dikembangkan agar proses pembelajaran terhadap suatu materi kimia
dapat tercapai dengan maksimal. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi
pembelajaran yang tepat agar kemampuan generik kimia mahasiswa dapat
terkembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan
pengaruh SPPKB berbasis kolaboratif dan strategi pembelajaran ekspositori
terhadap kemampuan generik kimia mahasiswa; (2) perbedaan pengaruh
keterampilan pemecahan masalah tinggi dan rendah terhadap kemampuan generik
kimia mahasiswa; (3) interaksi antara SPPKB berbasis kolaboratif dan strategi
ekspositori pada tingkat keterampilan pemecahan masalah terhadap kemampuan
generik kimia. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang
mengambil matakuliah kimia dasar II di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2016/2017 yaitu
Jurusan matematika, fisika, kimia, dan biologi. Sedangkan sampel penelitian ini

sebanyak dua kelas di Jurusan Matematika yaitu kelas Dik.A (sebagai kelas
eksperimen) yang dielajarkan dengan SPPKB berbasis kolaboratif dan kelas
Dik.C (sebagai kelas kontrol) yang dibelajarkan dengan strategi ekspositori.
Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara
purposive sampling. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan
instrumen berupa tes objektif, essay test, dan lembar observasi. Instrumen tes
penelitian yang digunakan telah memenuhi kriteria valid dan reliabel. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu Two Way Anova. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran menggunakan SPPKB berbasis kolaboratif
memiliki pengaruh yang berbeda dan lebih besar dibanding strategi ekspositori
terhadap kemampuan generik kimia mahasiswa sebesar 0,09; (2) keterampilan
pemecahan masalah tinggi memiliki pengaruh yang berbeda dan lebih besar
dibanding keterampilan pemecahan masalah rendah terhadap kemampuan generik
kimia mahasiswa yaitu 0,04; (3) terdapat interaksi antara SPPKB berbasis
kolaboratif dan strategi ekspositori pada tingkat keterampilan pemecahan masalah
terhadap kemampuan generik kimia mahasiswa. Dengan demikian, pembelajaran
menggunakan SPPKB berbasis kolaboratif dapat mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah mahasiswa dan kemampuan generik kimia mahasiswa.
Kata Kunci: SPPKB berbasis kolaboratif, keterampilan pemecahan masalah,
kemampuan generik kimia, mahasiswa, redoks dan elektrokimia.


i

ABSTRACT
Nelius Harefa. The Effect of Study Strategy Improving of Ability Thinking
(SPPKB) Oriented Collaborative Learning on Creative Problem Solving and
The Ability of Generic Chemistry Student. Thesis. Medan : Study Program of
Chemistry, Graduate University of Medan, 2016.
The ability of generic chemistry is the basic skill must be student get before they
study the subject of chemistry. The ability of generic chemistry must be improve
than study process are maximal. So, we must found the strategy who can improve
the ability of generic chemistry student. The purpose of this research are: 1) the
effect of SPPKB oriented collaborative learning and strategy expository on
student generic chemistry ability; 2) the effect of creative problem solving high
and low on student generic chemistry ability; 3) the interaction between SPPKB
and strategy expository and creative problem solving on student generic
chemistry ability. The study population was all in general chemistry II student in
Faculty Math and Natural Science State University of Medan of the 2016/2017
academic year. The sampling technique is purposive sampling. This sample is two
class in Math Program Faculty Math and Natural Science State University of

Medan. The research instruments in the form of objective test results to learn,
creative problem solving test and observation sheet of collaborative learning. All
of instrument are valid and reliable. Technique of analysis used two Way Anava
in SPSS 21.0. The results of the study concluded that: 1) the effect of SPPKB
oriented collaborative learning is different and high than strategy expository on
student generic chemistry ability is 0,09; 2) the effect of creative problem solving
high is different and high than creative problem solving low on student generic
chemistry ability is 0,04; 3) There is interaction between SPPKB oriented
collaborative learning and strategy expository and creative problem solving on
student generic chemistry ability. According to the results, we can concluded the
SPPKB oriented collaborative learning can improve the creative problem solving
and the ability of generic chemistry student.
Keywords: Study Strategy Improving of Ability Thinking, Collaborative Learning,
Problem Solving, The Ability of Generic Chemistry, student, redox
and electrochemistry.

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yesus Kristus

dimana atas berkat dan karunianya, penulis bisa menyelesaikan tesis ini yang
merupakan salah satu syarat menyelesaikan studi magister pendidikan kimia.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada institusi Universitas Negeri
Medan (UNIMED) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melanjutkan studi keprogram Pascasarjana hingga akhirnya berhasil
menyelesakan studi tersebut, semoga UNIMED tetap jaya dan tetap eksis dalam
meningkatkan sumber daya manusia khususnya mahasiswa.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada semua
dosen Pascasarjana Prodi Pendidikan Kimia UNIMED yang telah memberikan
banyak pengetahuan baik dari segi hard skill maupun soft skill yang penulis
yakini akan sangat berguna untuk melanjutkan karir penulis kedepannya. Semoga
bapak dan ibu diberikan Tuhan kesehatan, kesejahteraan, dan kedamaian dalam
melanjutkan profesi dosen kedepannya. Secara khusus penulis mengucapkan
terimakasih kepada bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku ketua Prodi
Pendidikan Kimia Program Pascasarjana UNIMED, bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si
selaku sekretaris Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana UNIMED, dan
Desy Yulian, S.Pd yang telah membantu penulis dalam segala hal yang
berhubungan dengan akademik, semoga bapak dan ibu senantiasa diberkati dan
diberikan kesehatan serta kesejahteraan yang luar biasa dari Allah Tuhan kita.
Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen

pembimbing tesis penulis, ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si selaku
pembimbing I dan bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si selaku pembimbing II
yang telah banyak memberikan saran terhadap tesis ini dari awal penulisan hingga
pada akhirnya. Semoga Tuhan yang senantiasa membalas kebaikan bapak dan ibu.
Demikian juga penulis ucapkan banyak terimakasih kepada dosen penguji tesis ini
bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si., dan bapak
Dr. Saronom Silaban, M.Pd yang telah memberikan perbandingan, kritikan,
maupun saran demi kesempurnaan tesis ini. Semoga Tuhan senantiasa
memberkati dan membalaskan kebaikan bapak.
Secara khusus penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada kedua
orang tua penulis D. Harefa dan Y. Gea yang telah berjuang bersama penulis
dalam menyelesaikan studi ini dengan segala keterbatasan, yang senantiasa tak
pernah berhenti memberikan dukungan moril, dukungan pendanaan maupun
dukungan yang lain yang tidak bisa penulis hanturkan satu per satu. Perjuangan
kita sudah sampai ketahap target dan akan kita lanjutkan. Demikian juga kepada
kelima adek penulis Nita Arni Harefa, Amd., Risman Harefa, S.Si., Niswardani
Harefa, Briman Jaya Harefa, dan Jehan Renesia Harefa yang telah memberikan
iii

bantuan moril maupun bantuan doa. Ini adalah keberhasilan kita semua dan

semoga Tuhan selalu memberkati kita.
Penulis juga ucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman
seperjuangan DIKKIM A 2015 antara lain dekzzzz tari (No Comment), kawan
seminar yang telah direbut orang untuk sidang duluan (Kristina Sianturi), duet
maut yang hamper berjodoh haha (mr. awi dan mr.yogi), duet yang susah banget
saya bedakan orangnya bahkan udah mau tamat masih tetap tidak bisa saya
bedakan (mbak lia gusparina dewi dan mbak yelniati), trio kwek-kwek dengan
kriteria berat badan berlebih dan sesekali jadi kawan begado (sela wanipiro, nia
dan kawan siding nurul wahidah haha), duet yang telah berhasil duluan (ibu
rabiah afifah dan ibu sapnita), trio pendiam dikelas (mbak desy, mbak dian dan
mbak atika), duet mahasiswa termuda dikelas (ibu nursyam dan ibu rabiatul
adawiyah yang ganti-gantian merusak kelas hahahahaha), google map nya kelas
(mr.gaung atmaja), dan kawan berargumen dikelas (mr. kartomo simarmata) serta
yang selalu jadi penengah (Mr. herry purwanto panjaitan) yang telah berjuang
bersama penulis selama kurang lebih 2 tahun dalam menyelesaikan studi ini,
semoga apa yang kita rencanakan diberikan Tuhan kemudahan dan semoga kita
mampu mengaplikasikan ilmu yang kita dapat untuk kemajuan bangsa dan Negara
kita tercinta, Indonesia Raya.
Penulis juga ucapkan banyak terimakasih kepada Novia Fransisca Dewi
Silalahi, S.Pd yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, yang

telah bersedia memberikan waktu untuk berdiskusi. Semoga Tuhan senantiasa
memberkati. Demikian juga kepada semua yang telah membantu penulis dalam
menjalani studi selama kurang lebih 2 tahun yang tak bisa penulis sebutkan satu
per satu, semoga Tuhan senantiasa memberkati dan membalas kebaikan bapak
dan ibu.
Akhir kata, penulis telah berjuang semaksimal mungkin demi
kesempurnaan tesis ini dengan segala daya dan upaya. Namun jika ada saran
maupun kritik yang membangun demi kesempurnaan tesis ini, dengan segala
kerendahan hati akan penulis pertimbangkan dan akomodasi. Terimakasih.

Medan, Maret 2017
Penulis,

Nelius Harefa

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK


i

ABSTRACT

ii

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

v

DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR


xi

DAFTAR LAMPIRAN

xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah

1

1.2.

Identifikasi Masalah

6


1.3.

Batasan Masalah

6

1.4.

Rumusan Masalah

7

1.5.

Tujuan Penelitian

7

1.6.

Manfaat Penelitian

8

1.7.

Defenisi Operasional

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.

Keterampilan Generik Sains dalam Pembelajaran IPA

11

2.1.1.

Kemampuan Generik Kimia

16

2.2.

Pembelajaran Kolaboratif

19

2.2.1.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Kolaborasi

22

2.2.2.

Langkah-Langkah Pembelajaran Kolaboratif

24

2.2.3.

Macam-Macam Pembelajaran Kolaboratif

25

2.2.4.

Pola Pembelajaran Kolaboratif

29

2.2.5.

Karakteristik Pembelajaran Kolaboratif

30

2.3.

Keterampilan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran IPA

30

v

2.3.1.

Indikator dan Langkah Keterampilan Pemecahan Masalah

32

2.3.2.

Sintaks Keterampilan Pemecahan Masalah

33

2.4.

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
(SPPKB)

35

2.4.1.

Karakteristik SPPKB

37

2.4.2.

Tahapan Pembelajaran SPPKB

38

2.4.3.

Sintaks SPPKB

40

2.5.

Strategi Pembelajaran Ekspositori

42

2.5.1.

Karakteristik Pembelajaran Ekspositori

44

2.5.2.

Pelaksanaan Strategi Ekspositori

45

2.6.

Media Pembelajaran

46

2.6.1.

Fungsi Dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran

47

2.6.2.

Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran

48

2.6.3.

Prinsip-Prinsip Penggunaan Media

49

2.6.4.

Pemanfaatan Komputer Sebagai Media Pembelajaran

50

2.7.

Penelitian yang Relevan

51

2.8.

Kerangka Berpikir

56

2.9.

Hipotesis Penelitian

57

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.

Lokasi dan Waktu Penelitian

59

3.2.

Populasi dan Sampel Penelitian

59

3.3.

Desain Penelitian

59

3.3.1.

Prosedur Penelitian

60

3.3.2.

Variabel Penelitian

63

3.4.

Teknik Pengumpulan Data

63

3.4.1.

Instrumen Penelitian

63

3.4.2.

Analisis Instrumen Tes

64

3.4.2.1. Validitas Item Test

64

3.4.2.2. Reliabilitas

65

3.4.2.3. Tingkat Kesukaran

65

vi

3.4.2.4. Daya Beda

66

3.4.2.5. Distraktor

66

3.5.

Teknik Analisis Data

67

3.5.1.

Menganalisis Tingkat Kemampuan Generik Kimia Mahasiswa 67

3.5.2.

Pengujian Normalitas

68

3.5.3.

Pengujian Homogenitas

68

3.5.4.

Hipotesis Penelitian

68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.

Deskripsi Data Hasil Penelitian

70

4.2.

Analisis Data Instrumen

73

4.2.1.

Validitas Item Test

73

4.2.2.

Reliabilitas Test

73

4.2.3.

Tingkat Kesukaran Soal

73

4.2.4.

Daya Pembeda Test

74

4.2.5.

Distraktor

74

4.3.

Deskripsi Data Hasil Kemampuan Generik Kimia Mahasiswa 74

4.3.1.

Kemampuan Generik Kimia Berdasarkan Staretegi
Pembelajaran

4.3.2.

75

Kemampuan Generik Kimia Berdasarkan Tingkat
Keterampilan Pemecahan Masalah

76

4.3.1.

Kemampuan Generik Kimia yang Terkembangkan

77

4.4.

Persyaratan Analisis Data

79

4.4.1.

Uji Normalitas Data

79

4.4.2.

Uji Homogenitas Data

79

4.4.

Uji Hipotesis

80

4.4.1.

Perbedaan Pengaruh SPPKB Berbasis Kolaboratif Dan
Strategi Ekspositori Terhadap Kemampuan Generik Kimia
Mahasiswa

4.4.2.

81

Perbedaan Pengaruh Keterampilan Pemecahan Masalah
Tinggi Dengan Keterampilan Pemecahan Masalah Rendah

vii

Terhadap Kemampuan Generik Kimia Mahasiswa
4.4.3.

83

Interaksi SPPKB Berbasis Kolaboratif Dan Strategi
Ekspositori Dengan Tingkat Keterampilan Pemecahan
Masalah Terhadap Kemampuan Generik Kimia Mahasiswa

84

4.5.

Pembahasan Hasil Penelitian

86

4.5.1.

Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap
Kemampuan Generik Kimia

4.5.2.

Perbedaan Pengaruh Keterampilan Pemecahan
Masalah Terhadap Kemampuan Generik Kimia Mahasiswa

4.5.2.

87

88

Interaksi Antara Model Pembelajaran dengan
Keterampilan Pemecahan Masalah Terhadap Kemampuan
Generik Kimia

89

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1.

Simpulan

92

5.2.

Saran

93

DAFTAR PUSTAKA

94

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Generik Sains

12

Tabel 2.2. Sintax Keterampilan Pemecahan Masalah Termokimia

34

Tabel 2.3. Sintax SPPKB

41

Tabel 2.4. Penelitian yang Relevan

51

Tabel 3.1. Desain penelitian pada pembelajaran redoks dan elektrokimia

60

Tabel 4.1. Data Pretest dan Postest Mahasiswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol

71

Tabel 4.2. Deskripsi nilai pretest, posttest, dan N-gain mahasiswa
Berdasarkan strategi pembelajaran pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol

75

Tabel 4.3. Nilai N-gain Mahasiswa berdasarkan indikator kemampuan
generik kimia

78

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

79

Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Data Kedua Kelompok Sampel

80

Tabel 4.6. Ringkasan hasil uji analisis varian (ANAVA) dua jalur

81

Tabel 4.7. Rata-rata N-gain kemampuan generik kimia mahasiswa yang
dibelajarkan dengan SPPKB berbasis kolaboratif dan
mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi ekspositori

81

Tabel 4.8. Rata-rata N-gain Mahasiswa berdasarkan Tingkat Keterampilan
Pemecahan Masalah

83

Tabel 4.9. Hasil rata-rata N-gain berdasarkan tingkat keterampilan
pemecahan masalah yang dibelajarkan dengan SPPKB
berbasis kolaboratif dan strategi ekspositori
Tabel 4.10. Hasil uji Post Hoct Test dengan uji LSD SPPKB berbasis

ix

84

kolaboratif dan model Ekspositori dengan keterampilan
pemecahan masalah tinggi dan rendah

x

85

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Diagram Alir Prosedur Penelitian

62

Gambar 4.1. Grafik hasil observasi terhadap aspek kegiatan pembelajaran
kolaboratif di kelas eksperimen

72

Gambar 4.2. Grafik perbedaan rata-rata nilai pretest dan posttest mahasiswa
dari kelas yang dibelajarkan dengan SPPKB berbasis
kolaboratif dan kelas yang dibelajarkan dengan
strategi ekspositori

76

Gambar 4.3. Persentase jumlah mahasiswa berdasarkan tingkat
keterampilan pemecahan masalah pada kelas yang
dibelajarkan dengan SPPKB berbasis kolaboratif
dan strategi ekspositori

77

Gambar 4.4. Rata-rata nilai N-gain mahasiswa yang dibelajarkan dengan
SPPKB berbasis kolaboratif dan mahasiswa yang
dibelajarkan dengan strategi ekspositori
Gambar 4.5. Grafik interaksi antara strategi (SPPKB berbasis
kolaboratif dan ekspositori) dengan keterampilan pemecahan
masalah (tinggi dan rendah) terhadap kemampuan generik
kimia mahasiswa

xi

82

86

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran ditingkat perguruan tinggi (universitas) merupakan kegiatan
pembelajaran yang sangat menentukan perkembangan sumber daya manusia
(SDM) suatu bangsa. SDM yang memadai akan sangat mendukung dalam usaha
peningkatan kemajuan suatu bangsa sebaliknya SDM yang kurang memadai akan
menjadi penghalang dalam usaha peningkatan kemajuan bangsa tersebut. Oleh
karena tugas yang berat ini maka pembelajaran ditingkat perguruan tinggi harus
menjadi prioritas utama baik dari segi hard skill (kemampuan akademis) maupun
soft skill (akhlak) demi terwujudnya SDM yang memadai.
Tuntutan meningkatkan SDM kearah yang memadai mengharuskan
perguruan tinggi harus siap mengemban tugas yang berat ini. Perguruan tinggi
harus siap dari segala aspek baik dari aspek sarana dan prasarana, aspek
stakeholder pendidikan dan yang paling utama dari aspek pembelajaran beserta
pendukung pembelajaran tersebut.
Aspek pembelajaran menjadi faktor utama dalam peningkatan SDM
kearah yang memadai. Oleh karena itu, tanpa mengesampingkan aspek yang lain
maka aspek pembelajaran harus menjadi prioritas utama bagi setiap perguruan
tinggi. Atas dasar ini maka mulai angkatan 2016, Universitas Negeri Medan
(UNIMED) resmi memberlakukan proses pembelajaran berbasis Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk semua jenjang pendidikan
khususnya jurusan kimia UNIMED.
Proses pembelajaran berbasis KKNI diharapkan menjadi solusi dalam
rangka mengembangkan proses pembelajaran di Indonesia kearah yang lebih baik
lagi. Oleh karena tujuan ini, maka peningkatan SDM harus menjadi prioritas
utama terutama para guru atau calon guru yang akan menjadi tumpuan utama
dalam proses pembelajaran sehingga tujuan peningkatan SDM dapat tercapai
sebagaimana yang diharapkan. Dalam rangka peningkatan mutu SDM ini, maka
telah banyak dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengasah kemampuan

1

2

calon guru (mahasiswa) agar kelak menjadi guru yang dapat membantu para
siswanya untuk lebih memahami apa hal esensi dari apa yang dipelajarinya
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermanfaat bagi para siswa tersebut. Salah
satu kemampuan yang harus dimiliki oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran
sains khususnya kimia adalah kemampuan generik dari kimia itu sendiri.
Brotosiswoyo (2000), melaporkan bahwa kemampuan seorang mahasiswa
bersaintifik ditentukan oleh kemampuan generiknya. Kemampuan generik yang
baik akan menjadikan seorang mahasiswa menjadi seorang saintifik yang baik dan
sebaliknya. Oleh karena itu, maka kemampuan generik harus dimiliki oleh
mahasiswa sehingga suatu saat dia mampu menerapkan metode saintifik
dipekerjaannya secara khusus di sekolah.
Suyanti (2006), melaporkan bahwa kemampuan generik kimia merupakan
keterampilan dasar dari kimia itu sendiri. Keterampilan dasar dimaksud mencakup
kemampuan mendemonstrasikan pengetahuan dan pemahaman terhadap faktafakta esensial, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori yang berkaitan dengan
konten; kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dalam menyelesaikan
masalah; keterampilan dalam evaluasi; keterampilan mempresentasikan materi
dan argumen ilmiah dalam tulisan dan secara oral untuk diinformasikan kepada
audiensi;

dan keterampilan komputasi dan pemrosesan data, yang berkaitan

dengan data dan informasi kimia. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan generik kimia sangat penting untuk dipahami
oleh calon guru dalam proses pembelajaran kimia.
Kesadaran tentang pentingnya kemampuan generik ini, maka telah banyak
dilakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan kemampuan generik.
Penelitian-penelitian ini bertujuan untuk mencari metode, model, dan strategi
yang tepat yang dapat meningkatkan kemampuan generik siswa maupun
mahasiswa. Sudarmin dan Haryani (2014), melaporkan bahwa metode praktikum
dapat meningkatkan kemampuan generik sains dan pengambilan keputusan logis
mahasiswa jurusan kimia dalam pembelajaran kimia organik. Penelitian yang
membagi sampel menjadi tiga kelompok (kelompok kemampuan tinggi, sedang
dan rendah) ini menunjukkan peningkatan kemampuan generik untuk setiap

3

tingkat kemampuan baik kemampuan tinggi, kemampuan sedang maupun
kemampuan rendah. Namun, tidak semua materi kimia dapat dipraktikumkan
karena metode praktikum sangat bergantung terhadap sarana dan prasarana, biaya,
waktu, dan keamanan.
Anwar (2013), melaporkan bahwa mahasiswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif memiliki tingkat peningkatan kemampuan generik
yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional. Kemampuan generik yang dianalisis pada penelitian
ini meliputi mathematical modeling, logical frame, logical consistency, dan
logical inference. Namun peningkatan kemampuan generik mahasiswa dengan
model pembelajaran kooperatif ini masih tergolong rendah jika dilihat dari
capaian hasil yang diperoleh mahasiswa (rata-rata peningkatan kemampuan
generik adalah 56,21) sehingga masih diperlukan model atau strategi
pembelajaran yang lebih sesuai untuk peningkatan kemampuan generik
mahasiswa.
Ramlawati, dkk (2014), melaporkan bahwa model APE dengan
menggunakan metode praktikum dapat meningkatkan keterampilan generik sains
mahasiswa pada matakuliah praktikum kimia anorganik. Penelitian yang
menggunakan sistem mixed methods ini, sampel dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah. Namun,
pengembangan model APE ini hanya signifikan pada mahasiswa kelompok atas
dan mahasiswa kelompok tengah.
Sudarmin (2013), melaporkan bahwa kemampuan generik sains kesadaran
tentang skala mampu menjadi wahana dalam mengembangkan praktikum kimia
organik berbasis green chemistry. Kesadaran tentang skala sangat membantu
dalam menghemat penggunaan bahan kimia yang tadinya makro menjadi mikro
sehingga bahan kimia yang dibuang ke alam menjadi berkurang. Sudarmin
(2013), melaporkan bahwa pembelajaran kimia yang terintegrasi dengan
kemampuan generik sains mampu meningkatan kemampuan berpikir mahasiswa.
Penelitian yang menggunakan pendekatan Research and Development (R & D) ini
menggunakan metode peta konsep, pemecahan masalah, visualisasi animasi,

4

simulasi gambar, simbol, dan pemodelan dengan objek kajian pada matakuliah
Kimia Dasar 1, Dasar Pemisahan Analitik, dan Kimia Organik 1. Pengaruh model
pembelajaran kimia terhadap penguasaan kemampuan generik sains mahasiswa
pada penelitian ini hanya pada level sedang.
Saptorini (2013), melaporkan bahwa metode praktikum berbasis inkuiri
mampu meningkatkan keterampilan generik sains mahasiswa pada kimia analisis
instrument. Keterampilan generik sains yang diamati pada penelitian ini meliputi
pengamatan, sense of scale, sebab-akibat, logical frame, dan logical inference.
Namun, hasil peningkatan keterampilan generik sains mahasiswa pada penelitian
ini hanya sampai pada level sedang. Sehingga diperlukan model, strategi, metode,
dan media yang sesuai terutama untuk materi yang susah dan/atau tidak bisa
dipraktikumkan oleh mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan generik sains
mahasiswa.
Sumarni (2009), melaporkan bahwa strategi learning cycle dengan
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat meningkatkan
keterampilan generik sains inferensi logika mahasiswa dalam pembelajaran
praktikum kimia dasar. Pada penelitian ini, peningkatan keterampilan generik
sains inferensi logika pada mahasiswa kelompok prestasi rendah terdapat pada
level tinggi sedangkan mahasiswa pada kelompok prestasi tinggi dan sedang,
peningkatan keterampilan generik sains hanya pada level sedang.
Tohri (2012), bahwa Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB) mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi
sosiologi. Cahyadi (2011), melaporkan bahwa SPPKB mampu meningkatkan
kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran Teknologi Informasi Komputer
(TIK). Hidayati (2011), melaporkan bahwa penerapan SPPKB dengan metode
demonstrasi mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika di
SMP.
Setelah didapatkan strategi yang tepat, maka seseorang yang melakukan
proses pembelajaran harus memahami keterampilan apa yang akan dikembangkan
berdasarkan

strategi

yang

telah

ditentukan.

Hal

ini

bertujuan

untuk

memaksimalkan proses pembentukan kemampuan generik yang diharapkan. Oleh

5

karena itu, maka calon guru harus memiliki keterampilan agar dia mampu
mengaplikasikan keterampilan tersebut. Keterampilan pemecahan masalah
merupakan salah satu keterampilan yang cocok dikembangkan untuk dijadikan
metode dalam menumbuhkan kemampuan generik. Dalam pemecahan masalah
ini, mahasiswa mencari jawaban dari masalah yang sedang dihadapinya sendiri
maupun berkelompok. Melalui metode ini maka seorang mahasiswa mampu
menumbuhkan atau mengasah kemampuannya serta mampu menemukan hal
esensi dari masalah tersebut dengan sendirinya, sehingga dengan kesadaran
sendiri dia mampu menemukan kemampuan apa yang harus dia miliki
berdasarkan permasalahan tersebut.
Selvaratnam dan Canagaratna (2010), melaporkan bahwa pemberian peta
pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Dalam penelitian tersebut juga disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan
pemecahan masalah mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang
sedang dibelajarkan. Keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan
yang harus dikembangkan karena mampu meningkatkan pemahaman siswa
tentang sutu materi, namun ada baiknya kalau peningkatan bukan hanya pada
peningkatan pemahaman tetapi juga dalam hal kemampuan generik.
Kesumawati (2009), melaporkan bahwa pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan realistik mampu meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa, mampu
mempengaruhi hasil belajar dari para siswa tersebut. kecenderungan peningkatan
pemecahan masalah siswa menyebabkan siswa tersebut cenderung mengalami
peningkatan hasil belajar.
Pohan (2014), melaporkan bahwa model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) yang dikolaborasi dengan media computer mampu meningkatkan
hasil belajar siswa. Soraya (2014), melaporkan bahwa kolaborasi pengembangan
model pembelajaran inkuiri mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan
signifikan. Pardede (2013), melaporkan bahwa pembelajaran berbasis kolaboratif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa jika dibanding dengan pembelajaran
konvensional. Dari ketiga penelitian tersebut disimpulkan bahwa pembelajaran

6

kolaboratif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi apakah kolaborasi
antara SPPKB dengan keterampilan pemecahan masalah dapat meningkatkan
kemampuan generik mahasiswa atau tidak merupakan hal yang menarik untuk
diteliti.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang dikemukakan, maka peneliti
tertarik meneliti tentang SPPKB, keterampilan pemecahan masalah, pembelajaran
berbasis kolaboratif, dan kemampuan generik kimia. Adapun judul penelitian ini
adalah “Pengaruh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Berbasis Kolaboratif Terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah Dan
Kemampuan Generik Kimia”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran yang berlangsung dengan metode konvensional sehingga
berjalan dengan monoton dan masih berpusat pada guru yang
menyebabkan kemampuan generik belum terkembangkan dengan
maksimal.
2. Tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi terutama keterampilan
pemecahan masalah belum terkembangkan.
3. Pemanfaatan media pembelajaran yang masih kurang digunakan dalam
proses pembelajaran.

1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka dilakukan
pembatasan masalah agar penelitian dapat terarah dan terfokus pada suatu
masalah yang akan diteliti, antara lain:
1. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan pada penelitian ini adalah
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir.
2. Keterampilan berpikir yang dikembangkan pada penelitian ini adalah
keterampilan pemecahan masalah.

7

3. Kemampuan yang dibentuk pada penelitian ini adalah kemampuan generik
yang terdiri dari pengamatan langsung, pengamatan tak langsung,
pemahaman tentang skala, bahasa simbolik, konsistensi logis, hukum
sebab akibat, pemodelan, logical inference dan abstraksi.
4. Materi kimia yang diteliti adalah materi termokimia pada matakuliah
kimia dasar II semester genap.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah
yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh SPPKB berbasis kolaboratif dan
strategi ekspositori terhadap kemampuan generik kimia mahasiswa pada
materi redoks dan elektrokimia?
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh keterampilan pemecahan masalah
tinggi dan keterampilan pemecahan masalah rendah terhadap kemampuan
generik kimia mahasiswa pada materi redoks dan elektrokimia?
3. Apakah terdapat interaksi SPPKB berbasis kolaboratif dan strategi
ekspositori pada tingkat keterampilan pemecahan masalah terhadap
kemampuan generik kimia mahasiswa pada materi redoks dan
elektrokimia?

1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui perbedaan pengaruh SPPKB berbasis kolaboratif dan strategi
ekspositori terhadap kemampuan generik kimia mahasiswa pada materi
redoks dan elektrokimia.
2. Mengetahui perbedaan pengaruh keterampilan pemecahan masalah tinggi
dan rendah terhadap kemampuan generik kimia mahasiswa pada materi
redoks dan elektrokimia.

8

3. Mengetahui interaksi SPPKB berbasis kolaboratif dan model ekspositori
pada tingkat keterampilan pemecahan masalah terhadap kemampuan
generik kimia mahasiswa pada materi redoks dan elektrokimia.

1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan pelajaran
kimia baik secara teoritis maupun secara praktis, antara lain:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi serta
khasanah ilmu pengetahuan terutama bagi yang ingin mengkaji tentang
SPPKB, keterampilan pemecahan masalah, dan kemampuan generik
kimia.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran positif bagi pemerhati dan praktisi pendidikan serta
memberikan manfaat sebagai salah satu usaha dalam peningkatan Sumber
Daya Manusia (SDM) terutama dalam menumbuhkan kemampuan generik
kimia.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi (atau akan
menjadi) tenaga kependidikan sehingga dapat menambah wawasan
pengetahuan.

1.7. Definisi Operasional
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir merupakan
strategi

pembelajaran

siswa/mahasiswa.

yang

Sehingga

menekankan
dengan

kepada

kemampuan

berpikir

terbentuknya

kemampuan

berpikir

siswa/mahasiswa, maka diharapkan siswa/mahasiswa mampu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan proses berpikir yang dia
miliki. Oleh karena itu, proses berpikir juga akan membantu siswa/mahasiswa
untuk berpikir saintik sehingga proses sains dapat teraplikasi dalam setiap
permasalahan yang dia hadapi.
1. Keterampilan

berpikir

merupakan

keterampilan

seseorang

dalam

menggunakan proses berpikir secara maksimal sehingga dengan proses

9

berpikir tersebut masalah yang dihadapi akan lebih mudah untuk
diselesaikan. Keterampilan berpikir terdiri dari empat yaitu: (1)
keterampilan berpikir kritis, (2) keterampilan berpikir kreatif, (3)
keterampilan pemecahan masalah, dan (4) keterampilan pengambilan
keputusan. Keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan
yang menggunakan dasar proses berpikir untuk memecahkan kesulitan
yang didefenisi, mengumpulkan fakta tentang kesulitan tersebut dan
menentukan informasi tambahan yang diperlukan. Dengan adanya
keterampilan pemecahan masalah, maka masalah yang tadinya begitu
rumit untuk dipecahkan sekarang menjadi lebih mudah karena adanya
keterampilan tersebut.
2. Kemampuan generik kimia merupakan keterampilan dasar

yang

terkandung dari setiap materi kimia. Kemampuan generik kimia ini terdiri
dari: pengamatan langsung, pengamatan tak langsung, pemahaman tentang
skala, bahasa simbolik, logical frame, konsistensi logis, hukum sebab
akibat, pemodelan, logical inference, dan abstraksi. Setiap materi kimia
mengandung kemampuan generik yang berbeda-beda. Adakalanya materi
kimia menekankan pada pengamatan langsung, adakalanya juga materi
kimia menekankan pada hukum sebab akibat, dan sebagainya. Oleh sebab
itu, maka sangat penting bagi seseorang yang belajar kimia untuk
mengetahui dan memahami tentang kemampuan generik yang terkandung
dari setiap materi kimia tersebut, hal ini bertujuan supaya proses
pembelajaran kimia lebih efisien dalam menentukan model, strategi, dan
media yang tepat untuk setiap materinya sehingga materi yang
disampaikan dapat diserap oleh yang dibelajarkan dengan maksimal.
3. Model pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang
menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal. Pada model
pembelajaran ini, pebelajar tidak dituntut untuk mencari sendiri atau
mengembangkan sendiri materi yang sedang dibelajarkan. Semua sumber
pembelajaran berasal dari pengajar (guru).

10

4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir merupakan
strategi pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir pebelajar
terhadap suatu materi. Pada strategi pembelajaran ini, pebelajar akan
selalu dilibatkan dalam proses pembelajaran hingga dia mampu
menumbuhkan sendiri pengetahuan baru dari proses berpikirnya tentang
suatu materi. Tujuan akhir dari strategi pembelajaran ini adalah bagaimana
seorang pebelajar mampu menggunakan proses berpikirnya terhadap suatu
masalah secara saintifik.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Terdapat

perbedaan

pengaruh

Strategi

Pembelajaran

Peningkatan

Kemampuan Berpikir (SPPKB) berbasis kolaboratif dan strategi
ekspositori terhadap kemampuan generik kimia mahasiswa (p = 0,000 <
0,05). Mahasiswa yang dibelajarkan dengan SPPKB berbasis kolaboratif
memperoleh nilai rata-rata N-gain kemampuan generik kimia sebesar
0,753 lebih besar dibanding mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi
ekspositori sebesar 0,664, dengan demikian maka SPPKB berbasis
kolaboratif memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan
kemampuan generik kimia mahasiswa dibanding dengan strategi
ekspositori.
2. Terdapat perbedaan pengaruh keterampilan pemecahan masalah tinggi dan
rendah terhadap kemampuan generik kimia mahasiswa (p = 0,006 < 0,05).
Mahasiswa dengan tingkat keterampilan pemecahan masalah tinggi
memperoleh nilai rata-rata N-gain kemampuan generik kimia sebesar
0,769 lebih besar dibanding mahasiswa dengan tingkat keterampilan
pemecahan masalah rendah sebesar 0,691, dengan demikian maka
keterampilan pemecahan masalah tinggi memberikan pengaruh yang lebih
besar terhadap peningkatan kemampuan generik kimia mahasiswa
dibanding dengan tingkat keterampilan pemecahan masalah rendah.
3. Terdapat interaksi antara SPPKB dan strategi ekspositori dengan tingkat
keterampilan pemecahan masalah terhadap kemampuan generik kimia (p =
0,002 < 0,05). Mahasiswa yang memiliki keterampilan pemecahan
masalah tinggi yang dibelajarkan dengan SPPKB berbasis kolaboratif
memiliki nilai rata-rata kemampuan generik kimia yang lebih tinggi
(0,769) dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki keterampilan

92

93

pemecahan masalah rendah yang dibelajarkan dengan strategi ekspositori
(0,667), dengan demikian maka terdapat interaksi antara strategi
pembelajaran dengan tingkat keterampilan pemecahan masalah terhadap
peningkatan kemampuan generik kimia mahasiswa.

5.2. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas maka sesuai dengan
hasil penelitian yang didapatkan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Hendaknya dosen untuk dapat membelajarkan mahasiswa dengan SPPKB
berbasis kolaboratif agar mahasiswa lebih berperan aktif, tingkat
keterampilan pemecahan masalah terkembangkan dan kemampuan generik
kimia mahasiswa dapat terkembangkan.
2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melakukan penelitian
lebih lanjut dengan topik atau permasalahan yang sama. Hal ini penting
agar hasil penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun
sebagai reformasi terhadap dunia pendidikan khususnya indikator
keterampilan pemecahan masalah dan indikator kemampuan generik
kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M., (2013), The Effect Of Active-Cooperative Learning On Science Generic
Skills Students In Chemical Kinetics Course Of Prospective Teachers, Journal
of Education and Practice, Vol.5, No.31.
Brotosiswoyo, B. S., (2000), Hakekat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi
(Dalam Hakekat Pembelajaran MIPA & Kiat Pembelajaran Fisika di
Perguruan Tinggi, Tim Penulis Bidang MIPA DEPDIKNAS, Jakarta.
Chang, R., (2003), Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga, Erlangga,
Jakarta.
Cooper, M. M., Cox, C. T., Nammouz, M., dan Case, E., (2011), An Assessment Of
The Effect Collaborative Group On Students Problem-Solving Strategies And
Abilities, Journal of Chemical Education, Vol.85, No.6.
Harjanto, (2011), Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Hidayati, S., (2011), Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB) Dengan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Fisika
Di SMP, Skripsi, FKIP Universitas Jember, Jember.
Hossain, Md. A., Tarmizi, R. A., dan Ayu, A. F. M., (2011), Collaborative And
Cooperative Learning In Malaysian Mathematics Education, Malaysian
Journal of Education, Vol.3, No.2, pp.103-114.
Kesumawati, N., (2009), Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik, Prosiding,
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, FMIPA UNY.
Liliasari, (2005), Membangun Keterampilan Berpikir Manusia Indonesia Melalui
Pendidikan Sains. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Dalam Ilmu
Pendidikan IPA, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo,
Yogyakarta.
Pardede, E., (2013), Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis Kolaboratif
Terhadap Hasil Belajar Siswa, Tesis, PPs Unimed, Medan.
Pohan, A. A., (2014), Pengaruh Penerapan Model PBL Berbasis Kolaboratif
Dengan Pemanfaatan Media Computer Terhadap Hasil Belajar Dan

94

95
Kreativitas Siswa Di SMA Negeri 1 Rantau Parapat Utara Dan SMA Negeri 2
Rantau Parapat Utara TP 2013/2014, Tesis, PPs Unimed, Medan.
Ramlawati, Liliasari, dan Wulan, A. R., (2014), Pengembangan Model Assesmen
Portofolio Elektronik (APE) Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik
Sains Mahasiswa, Jurnal Chemica, Vol.13, No.1.
Saptorini, (2013), Peningkatan Keterampilan Generik Sains Bagi Mahasiswa Melalui
Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis Instrument Berbasis Inkuiri, Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.2, No.1, pp.179-186.
Sanjaya, W., (2011), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Selvaratnam, M., dan Canagaratna, S. G., (2010), Using Problem Solution Maps To
Improve Students Problem-Solving Skills, Journal of Chemical Education,
Vol.85, No.3.
Sihombing, I., (2015), Efek Model Problem Based Learning (PBL) Dengan
Macromedia Flash Dan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan Pemecahan
Masalah Autentik, Tesis, PPs Unimed, Medan.
Soraya, H., (2014), Pengembangan Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis
Kolaboratif Untuk Pengajaran Kimia Di SMA/MA Agar Didapatkan Hasil
Belajar Yang Maksimal Dari Para Siswa, Tesis, PPs Unimed, Medan.
Spaeth, A. D., dan Black, R. S., (2010), Google Docs As A Form Of Collaborative
Learning, Journal of Chemical Education, Vol.87, No.6.
Sri, A., (2001), Strategi Belajar Mengajar, Universitas Terbuka, Jakarta.
Sudarmin, dan Haryani, S., (2014), The Ability Of Generic Science At Observation
And Inference Logic Prospective Chemistry Teacher In Organic Experiment,
International Journal of Science and Research, Vol.4, No.5.
Sudarmin, (2013), Kemampuan Generik Sains Kesadaran Tentang Skala Sebagai
Wahana Mengembangkan Praktikum Kimia Organik Berbasis Green
Chemistry, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol.6, No.3.
_____, (2013), Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa
Melalui Pembelajaran Kimia Terintegrasi Kemampuan Generik Sains, Varia
Pendidikan, Vol.24, No.1.
Sudjana, (2001), Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

96
Sumarni, W., (2009), Penerapan Learning Cycle Sebagai Upaya Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Inferensi Logika Mahasiswa Melalui Perkuliahan
Praktikum Kimia Dasar, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.4, No.1.
Suyanti, R. D., (2006), Pembekalan Kemampuan Generik Bagi Calon Guru Melalui
Pembelajaran Kimia Anorganik Berbasis Multimedia Komputer, Disertasi,
PPs UPI, Bandung.
_____, (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Suyanti, R. D., dan Efrida, S., (2012), Inquiry Learning Based Multimedia Towards
the Student’s Achievement and Creativity on Topic Chemical Bonding. USChina Education, Vol.6, No.12, pp 701-707.
Suyanti, R. D., dan Nurul, W. N., (2014), The Effectivity of Inquiry Strategy Based
on Collaborative Learning towards the Student’s Achievement in Chemistry.
Journal of Modern Education, Vol.5, No.2, pp 204-212.
Tawil, M., dan Liliasari, (2013), Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam
Pembelajaran IPA, Universitas Negeri Makasar, Makasar.
_____, (2014), Keterampilan-Keterampilan Sains dan Implementasinya dalam
Pembelajaran IPA, Universitas Negeri Makasar, Makasar.
Tohri, A., (2012), Metode SPPKB (Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa, Jurnal
EducatiO, Vol.6, No.1.

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) BERBASIS KOLABORASI DENGAN MEDIA EXE LEARNING PADA MATERI REDOKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN GENERIK KIMIA.

1 22 32

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 2 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENALARAN SISWA SMA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB).

0 6 33

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB).

0 1 5

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS, KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS, DAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SMP.

1 6 89

PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI MHM BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF, KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, DAN DISPOSISI MATEMATIS, SERTA PERSEPSI TERHADAP KREATIVITAS.

0 1 51

Pengaruh Pembelajaran dengan Strategi MHM Berbasis Masalah terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis, serta Persepsi terhadap Kreativitas.

0 0 51

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

0 1 4

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PENGAJUAN DAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF

0 0 12