PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) BERBASIS KOLABORASI DENGAN MEDIA EXE LEARNING PADA MATERI REDOKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN GENERIK KIMIA.
(2)
(3)
(4)
i ABSTRAK
Kristina Mandasari Sianturi NIM. 8156141007. Pengaruh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Berbasis Kolaborasi dengan Media eXe Learning Pada Materi Redoks Terhadap Prestasi Belajar Dan Keterampilan Generik Kimia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan pengaruh SPPKB Berbasis Kolaborasi dengan Media eXe Learning dan Model Direct Instruction (DI) terhadap prestasi belajar, (2) pengaruh keterampilan generik kimia (KGK) tinggi/rendah terhadap prestasi belajar, (3) interaksi kedua model dengan KGK terhadap prestasi belajar, (4) hubungan antara KGK dengan prestasi belajar serta (5) efektivitas model ditinjau dari Nilai KKM. Sampel penelitian ini adalah siswa Kelas X SMAN 1 Siborongborong sebanyak 2 kelas, masing-masing kelas berjumlah 30 siswa. Pada kelas eksperimen siswa akan dibelajarkan dengan model SPPKB Berbasis Kolaborasi dengan Media eXe Learning dan kelas kontrol siswa dibelajarkan dengan model DI. Instrumen yang digunakan adalah tes prestasi belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan hasil uji persyaratan data, diperoleh hasil prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi normal dan memiliki varians yang sama (homogen). Dari data penelitian diperoleh hasil bahwa (1) rata-rata prestasi belajar siswa (N-gain) kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu 0,757 dan 0,457, hal ini menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh dari model SPPKB Berbasis Kolaborasi dengan Media eXe Learning dan Model DI terhadap prestasi belajar. (2) siswa dengan keterampilan generik kimia tinggi memperoleh nilai rata-rata N-gain prestasi belajar sebesar 0,689 lebih tinggi dari nilai rata-rata siswa yang memiliki tingkat keterampilan generik kimia rendah yaitu 0,567, sehingga terdapat perbedaan pengaruh keterampilan generik kimia tinggi dan rendah siswa
yang dibelajarkan dengan kedua model terhadap prestasi belajar siswa. (3) terdapat interaksi antara kedua model dengan KGK terhadap prestasi belajar
siswa dengan nilai sig. 0,02. (4) terdapat hubungan KGK siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dengan konstribusi atau pengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 53,2%. (5) SPPKB berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning lebih efektif daripada model DI ditinjau dari nilai KKM siswa. Jumlah siswa yang memenuhi KKM pada kelas eksperimen 27 siswa (90%) lebih banyak dari kelas kontrol yaitu 8 siswa (26%).
(5)
ii ABSTRACT
Kristina Mandasari Sianturi NIM. 8156141007. The Influence of Learning Strategies Enhanced Thinking Skills (SPPKB) Based collaboration with eXe Learning Media on The Topic of Redox for Student’s Achievement and Generic Skill of Chemical.
This research aims to find out (1) differences in the effect model of SPPKB based collaboration with eXe Learning’s media and Direct Instructions (DI) model for student’s achievement, (2) the influence of high and low generic skill of chemical (KGK) on the student’s achievement, (3) the interaction between two models with KGK on the student’s achievement, (4) correlation between KGK with student’s achievement, and (5) the effectiveness of the models in terms value of KKM. Samples were students of class X SMAN 1 Siborongborong as much as 2 classes, respectively each class 30 students. In the experiment class of students are taught with model of SPPKB based collaboration with eXe Learning’s media and control class with DI model. The instrument used is the learning achievement test in the form of multiple choice with 20 questions that have been declared valid and reliable. Based on data, it is known that result of student’s achievement in experiment class and control class otherwise distributed normal and have the same variance (homogen). The result of research that (1) the average of student’s achievement (N-gain) experiment class is higher than control class are 0,757 and 0,457, it shows that there are differences in the effect of the model SPPKB based collaboration with eXe Learning’s media and DI model on student’s achievement. (2) students with high KGK obtain an average value of N-gain student’s achievement is 0,689 is higher than average value of low KGK is 0,567, so that there are differences in the effect of high KGK and low KGK with both of models againts on student’s achievement. (3) there are interaction between two models with KGK againts student’s achievement with sig.value 0,02. (4) there are correlation between KGK with student’s achievement amounted to 53,2%. (5) SPPKB based collaboration with eXe Learning’s media is more effective than DI model in the terms of KKM’s value. The total studens pass KKM’s value of experiment class is 27 students (90%) more than student of control class is 8 students (26%).
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Adapun tesis saya ini berjudul “Pengaruh Model Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Kritis Berbasis Kolaborasi dengan Media eXe Learning Pada Materi Redoks Terhadap Prestasi Belajar Dan Keterampilan Generik Kimia”, disusun untuk memperoleh gelar magister Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing Tesis I dan Bapak Dr. Saronom Silaban, M.Pd sebagai dosen pembimbing Tesis II yang telah banyak membimbing penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, dan Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai pada penyusunan tesis ini. Dan juga kak Desi selaku pegawai di jurusan Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Unimed. Terimakasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Siborongborong, Bapak Drs. Alfa Simanjuntak M.Pd , Bapak PB Sinaga, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah dan Ibu P. Simanjuntak, S.Pd selaku guru kimia di SMA Negeri 1 Siborongborong yang telah memberikan izin dan membantu penelitian tesis ini.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta Bapak R. Sianturi dan Ibunda M. Br Lbn.Toruan, terimakasih untuk jerih payahnya selama ini, terimakasih karena telah menjadi orang tua terbaik untuk penulis yang telah bekerja keras dan tidak pernah lelah memanjatkan doa, memberi semangat dan motivasi demi selesainya studi penulis, serta abang tersayang Togap Raju Andi, SH dan kakak tersayang Evi Suriani, S.Pd, Elly Sartika, A.Md, Juita Lestari, M.Pd, Medy Manurung, S.Pd, Johan Efendy Sinaga,
(7)
iv
S.Pd serta adik tersayang Rizal Ferianto, S.Sn yang memberikan semangat yang luar biasa dan doanya kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Pasca UNIMED.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada sahabat tersayang Bestleader Nababan, Ando TM Simbolon, Rusman Sihombing, Roida Sinurat, dan semua sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Teristimewa kepada Tim kece badai (Sela, Nurul, Atika, Tari, Awi, Nelius, Yogi, Lia, Yelni, Nia, Gaung) dan semua rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Pasca Kimia Reguler A 2015 yang selalu memberikan motivasi dan bantuan dari mulai study hingga menyusun tugas akhir ini.
Dalam penulisan tesis ini penulis telah berupaya semaksimal mungkin dengan harapan untuk mencapai tujuan yang terbaik, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tatabahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan penulisan tesis ini bagi para peneliti selanjutnya. Kiranya tesis ini bermanfaat untuk memperkaya ilmu pendidikan. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, 1 Maret 2017 Penulis,
(8)
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 5
1.3.Batasan Masalah 6
1.4.Rumusan Masalah 7
1.5.Tujuan Penelitian 7
1.6.Manfaat Penelitian 8
1.7.Defenisi Operasional 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 10
2.1. Kerangka Teoritis 10
2.1.1. Hakikat Prestasi Belajar 10
2.1.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar 10
2.1.1.3. Prestasi Belajar Kimia 11
2.1.2. Keterampilan Generik 12
2.2.1.1. Pengertian Keterampilan Generik Sains 13
2.1.2.2. Indikator Keterampilan Generik Sains 14
2.1.2.3. Keterampilan Generik Kimia 17
2.1.3. Media Pembelajaran 19
2.1.3.1.Media Komputer dalam Pembelajaran Kimia 21
(9)
vi
2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran 23 2.1.4.1. Ciri-ciri Model Pembelajaran 23 2.1.4.2. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan 24
2.1.4.3. Tahapan-Tahapan Pembelajaran SPPKB 26
Berpikir (SPPKB)
2.1.4.4. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional 28 2.1.5. Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking) 30 2.1.5.1. Indikator Berpikir Kritis 32 2.1.6. Pembelajaran Berorientasi Kolaboratif 36 2.1.6.1. Hakikat Colaborative Learning 37 2.1.6.2. Model Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir Kritis Berbasis Kolaboratif 40 2.1.7. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) 42
2.1.8. Penelitian Yang Relevan 44
2.2. Kerangka Konseptual 46
2.3. Hipotesis 48
BAB III METODE PENELITIAN 50
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 50
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 50
3.2.1. Populasi 50
3.2.2. Sampel 51
3.3. Disain Penelitian 51
3.3.1. Jenis Penelitian 51
3.3.2. Rancangan Penelitian 51
3.3.3. Variabel Penelitian 53
3.3.4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 54
3.4. Teknik Pengumpulan Data 56
3.4.1. Tes Objektif 56
3.4.2. Lembar Observasi 59
(10)
vii
3.5. Teknik Analisa Data 63
3.5.1. Pengujian Normalitas 63
3.5.2. Pengujian Homogenitas 63
3.5.3. Menghitung Peningkatan Prestasi Belajar dan Keterampilan
Generik Kimia 63
3.5.4. Pengujian Hipotesis 64
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 68
4.1. Hasil Penelitian 68
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 68
4.1.1.1. Validitas Item Tes 68
4.1.1.2. Reliabilitas Item Tes 68
4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Item Tes 69
4.1.1.4. Daya Beda Item Tes 69
4.1.1.5. Distraktor (Pengecoh) 69
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 70 4.1.2.1. Model Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB) Kritis Berbasis Kolaborasi 70 4.1.3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa 75
4.1.3.1. Prestasi Belajar Kimia Siswa Berdasarkan Model
Pembelajaran 75
4.1.3.2. Prestasi Belajar Kimia Siswa Berdasarkan Keterampilan
Generik Kimia 77
4.1.4. Uji Persyaratan Perlakuan Penelitian 77
4.1.4.1. Uji Normalitas Data 78
4.1.4.2. Uji Homogenitas Data 78
4.1.5. Uji Hipotesis 80
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 89
4.2.1. Perbedaan pengaruh Model Pembelajaran terhadap Prestasi
Belajar Siswa 90
(11)
viii
Prestasi Belajar Siswa 92
4.2.3. Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Keterampilan
Generik Kimia terhadap Prestasi Belajar Siswa 94 4.2.4. Hubungan antara Keterampilan Generik Kimia dengan Prestasi
Belajar Siswa 95
4.2.5. Efektivitas Kedua model ditinjau dari nilai KKM siswa 96
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 98
5.1. Simpulan 98
5.2. Saran 98
DAFTAR PUSTAKA 100
(12)
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Proses Dan Kata-Kata Operasional Berpikir Kritis 32
Tabel 2.2. Aspek Kemampuan Berpikir Kritis 33
Tabel 2.3. Perbedaan Kooperatif Dan Kolaboratif 36
Tabel 2.4. Sintaks Model Pembelajaran Direct Instructions (DI) 42
Tabel 3.1. Distribusi Waktu Penyusunan Proposal 50
Tabel 3.2. Rancangan Penelitian 51
Tabel 3.3. Desain Penelitian Anava 2 x 2 52
Tabel 3.4. Kisi- Kisi Instumen Prestasi Belajar 58
Tabel 3.5. Kisi- Kisi Keterampilan Generik Kimia 59
Tabel 3.6. Ringkasan Anava Dua Jalur 66
Tabel 4.1. Rekapitulasi Analisis Instrumen Tes 70
Tabel 4.2. Deskripsi Data Pretes Siswa 75
Tabel 4.3. Deskripsi Data Postes Siswa 76
Tabel 4.4. Deskripsi Data N-Gain Siswa 76
Tabel 4.5. Deskripsi Data Keterampilan Generik Kimia Siswa 77
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas Data 78
Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Data 79
Tabel 4.8. Ringkasan Hasil Uji ANAVA Dua Jalur 81
Tabel 4.9. Hasil Uji Korelasi Data 82
Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Regresi Data 82
Tabel 4.11. Hasil Rata-rata N-Gain Kedua Kelas 84
Tabel 4.12. Hasil Rata-Rata N-Gain Berdasarkan Tingkat Keterampilan Generik Kimia (Tinggi Dan Rendah) 86
(13)
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Langkah- Langkah SPPKB 29
Gambar 2.2. Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pengajaran
Langsung 41
Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian 55
Gambar 4.1 Grafik Hasil Observasi Aspek Kegiatan Kolaboratif 72 Gambar 4.2 Grafik Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa 74
Gambar 4.3 Grafik Rata-rata N-Gain Pada Kelas Eksperimen & Kontrol 84 Gambar 4.4 Grafik Rata-rata N-Gain Berdasarkan Tingkat
Keterampilan Generik Kimia Siswa 86 Gambar 4.5 Grafik Interaksi Model dengan Keteramplan Generik Kimia
(14)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Mata Pelajaran Kimia 107 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan
(15)
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Pada milenium ketiga ini, dunia memasuki era ekonomi global berbasis pengetahuan dan teknologi. Seiring perkembangan tersebut juga diikuti oleh makin kuatnya kecenderungan sistem terbuka yang menimbulkan persaingan bebas. Untuk menghadapi persaingan global, bangsa Indonesia harus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM-nya), agar memiliki daya saing yang tinggi. Kualitas SDM ditandai dengan perkembangan pola berpikir yang cepat setiap individu untuk mempertahankan dirinya dan memenangkan persaingan. Pola berpikir tingkat tinggi yang dimaksudkan berupa kemampuan berpikir kreatif, kritis, pemecahan masalah, serta kemampuan mengambil keputusan (Mulyani dkk., 2016).
Selama ini, kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis belum sepenuhnya dikembangkan karena masih dominanya pendekatan pengajaran konvensional dan kurang variatifnya strategi pembelajaran aktif (active learning). Kurang variatifya metode/ strategi pembelajaran aktif menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa rendah. Selain itu minimnya aktivitas bertanya, menjawab, menangggapi dan mengemukakan pendapat, menalar, tidak terbiasa menyelesaikan suatu masalah dengan baik, menyebabkan pengambilan suatu kesimpulan secara induksi dan deduksi masih kurang dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Padahal sebenarnya belajar bukan hanya proses menghafal ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana siswa memahami konsep dan pengetahuan yang diperolehnya bermakna (Sanjaya, 2008).
Sesuai dengan karakteristik ilmu kimia, pembelajaran kimia di sekolah seharusnya membentuk pemahaman kimia yang sebenarnya. Pembentukan pemahaman melalui pengerjaan masalah nyata akan memberikan siswa beberapa keuntungan. Pertama siswa dapat lebih memahami adanya hubungan yang erat antara kimia dengan situasi, kondisi, dan kejadian di lingkungan sekitarnya.
(16)
2
Kedua, siswa akan terampil dalam menyelesaikan masalah secara mandiri sehingga rasa percaya diri untuk berpikir sains dapat ditumbuhkan. Pada kenyataanya aspek pola pikir sains ini jarang sekali diperhatikan oleh guru karena faktor ketidaktahuan. Hal ini terlihat dari cara guru membelajarkan materi kimia di sekolah yang masih berpusat pada guru dengan memfokuskan pembelajaran pada pelatihan menuliskan rumus molekul, pelatihan hitungan kimia dan menghafal reaksi (Sunyono, 2010). Berkenaan dengan ini Liliasari (2007) menyatakan bahwa dalam pembelajaran sains (khususnya kimia) di Indonesia umumnya masih menggunakan strategi pembelajaran Direct Instruction (DI) yaitu pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan dari pendidikan adalah guru (pengajar), yang memiliki andil yang sangat besar sebagai kunci utama (Soehendro, 2012). Guru adalah seseorang yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran siswa di dalam kelas pada setiap jenjangnya (Bell, 2011). Selain seorang guru harus memahami materi secara baik dan benar, salah satu keterampilan yang harus diberikan kepada siswa sebagai bakal atau dasar adalah keterampilan generik. Keterampilan generik adalah keterampilan employability yang digunakan untuk menerapkan pengetahuan (Lim, 1999).
Brotosiswojo (2005) menyatakan keterampilan generik sains ini saat sangat penting dalam membangun kepribadian dan pola tindakan dalam kehidupan setiap insan Indonesia, karena keterampilan generik sains ini sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Ciri pembelajaran sains dalam kimia adalah menanamkan keterampilan generik kimia kepada siswa sebagai pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran Fisika, Biologi, dan Kimia dapat sebagai modal dasar dalam keterampilan generik melalui pengamatan langsung atau tak langsung, bahasa simbolik, inferensi logika, pemodelan matematik, dan membangun konsep. Kerangka logika taat azas dan hukum sebab akibat merupakan ciri khas keterampilan generik kimia dan fisika. Sedangkan kesadaran akan skala besaran merupakan ciri keterampilan generik biologi (Liliasari, 2007). Oleh sebab itu,
(17)
3
pembelajaran kimia berorientasi keterampilan generik sains dapat dilakukan melalui eksperimen (pengamatan langsung atau tak langsung, bahasa simbolik, logika taat azas, hukum sebab-akibat, dan membangun konsep) dan melalui simulasi komputasi (pengamatan tak langsung, bahasa simbolik, logika taat azas, pemodelan matematik, dan membangun konsep) (Sudarmin dan Suyanti, 2012).
Penelitian yang relevan tentang keterampilan generik sains yang telah dilakukan oleh beberapa ahli, diantaranya: Sudarmin dan Haryani (2015), mengemukakan keterampilan generik pada observasi dan logika inferensi mahasiswa meningkat dan masuk kategori prestasi sedang sesuai dengan nilai N-gain. Sunyono (2010) juga mengemukakan adanya peningkatan keterampilan generik sains siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan LKS yang disusun berada pada kategori sedang. Anwar (2014) dalam penelitiannya mengemukakan adanya hasil yang signifikan dengan pembelajaran kooperatif aktif pada keterampilan generik sains calon guru. Sementara Rudianto dkk. (2013) mengemukakan buku saku praktikum kimia dapat mengembangkan kerja ilmiah dan keterampilan generik siswa pada praktikum larutan asam basa.
Materi pokok reaksi redoks merupakan salah satu materi kimia yang membutuhkan proses pemahaman konsep dan pemecahan masalah karena terkait pada fenomena dalam kehidupan sehari-hari, sehingga guru harus mampu memilih strategi yang sesuai yang mampu merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pemahaman konsep materi tersebut. Untuk mempermudah penyampaiannya kepada peserta didik diperlukan suatu perangkat pembelajaran yang dapat mengaplikasikan materi reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari misalnya proses pembakaran, perkaratan, transfer elektron, dan sebagainya yang dapat diamati dengan melakukan praktikum (eksperimen). Dengan demikian, perangkat pembelajaran memegang peranan penting dalam kesuksesan proses pembelajaran guna mendukung kelancaran dalam kegiatan belajar mengajar (Matanari, 2014).
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) sebagai salah satu strategi pembelajaran diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam SPPKB siswa dibimbing untuk
(18)
4
menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui dialog dan tanya jawab yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. SPPKB identik dengan strategi pembelajaran kritis yang banyak diungkapkan para ahli (Suyanti, 2010). Berdasarkan hasil penelitian oleh Suprakarti (2016), dikemukakan bahwa persepsi mahasiswa terhadap SPPKB 83 % bermakna positif yang artinya persepsi mahasiswa matematika terhadap SPPKB dalam perkuliahan geometri analitik sangat baik. Ada pengaruh SPPKB yang signifikan terhadap hasil belajar kewirausahaan kelas XI semester genap SMK Muhammadiyah 2 Metro Tahun Pelajaran 2015/2016, yaitu siswa yang dinyatakan tuntas belajar dengan KKM ≥ 70 setelah diberikan treatment sebanyak 66,88% dan proses pembelajaran dengan SPPKB dinyatakan berhasil (Amri dan Triani, 2016). Sementara Rentika dan Jumroh (2014), mengemukakan bahwa diperoleh peningkatan kemampuan kemandirian belajar matematika siswa menggunakan SPPKB dengan kategori prestasi sedang.
Pemilihan media pembelajaran juga sangat mendukung proses belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa sehingga tercipta interaksi dalam kelas antara siswa dan guru. Guru harus membuat suatu media animasi agar konsep abstrak yang terdapat dalam materi pembelajaran dapat disampaikan dengan baik. Hal ini juga dinyatakan oleh Rosen (2009), bahwa media animasi berbasis online atau offline dapat menunjukkan hasil belajar yang lebih baik, dapat memotivasi siswa dan siswa lebih terpusat pada interaksi antar siswa di dalam kelas. eXe Learning merupakan salah satu program aplikasi open source yang dipergunakan untuk pembuatan bahan ajar berbasis e-learning (Pusat Komputer, 2010). eXe Learning adalah software yang dapat memudahkan pengajar dalam mendesain, mengembangkan dan mempublikasi konten pembelajaran berbasis web tanpa memerlukan keahlian dalam penulisan HTML, XML, atau program aplikasi pembuatan web (Jim, 2013).
Penelitian tentang media eXe Learning dengan strategi pembelajaran berbasis masalah telah dilakukan oleh Copriady (2014) dan dikemukakan bahwa hasil belajar mahasiswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah yang diintegrasikan dengan media komputer program eXe
(19)
5
learning lebih tinggi daripada hasil belajar mahasiswa yang diajarkan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah tanpa media komputer program eXe learning. Yulinda (2015) mengemukakan bahwa adanya peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan aplikasi eXe (e-learning XHTML editor) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Geyer yang dapat dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) siswa sebelum dilakukan penelitian adalah 42,857%, pada siklus I meningkat menjadi 67,875%, dan pada akhir siklus II menjadi 100%. Sementara Zebua (2010) mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajarn berbasis masalah menggunakan media eXe Learning lebih tinggi 21% dari hasil belajar siswa tanpa menggunakan media eXe Learning dan mempengaruhi aktivitas siswa secara signifikan sebesar 57,4%.
Berdasarkan uraian, pemikiran, dan alasan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana dan prestasi belajar dan keterampilan generik kimia siswa pada implementasi Strategi Pembelajaran Peningkatan pada Kemampuan Berpikir Kritis dengan judul penelitian “Pengaruh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Kritis Berbasis Kolaborasi dengan Media eXe Learning Pada Materi Redoks Terhadap Prestasi Belajar Dan Keterampilan Generik Kimia ”.
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut.
1. Cara guru membelajarkan materi kimia di sekolah yang masih berpusat pada guru dengan memfokuskan pembelajaran pada pelatihan menuliskan rumus molekul, pelatihan hitungan kimia dan menghafal reaksi.
2. Guru- guru sains (terkhusus kimia) yang masih menggunakan strategi pembelajaran Direct Instruction (DI).
3. Prestasi belajar kimia siswa yang belum memenuhi KKM.
4. Kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis tidak dikembangkan karena masih dominanya pendekatan pengajaran konvensional dan kurang
(20)
6
variatifnya strategi pembelajaran active learning sehingga kemampuan berpikir siswa rendah.
5. Selain strategi pembelajaran, media pembelajaran juga perlu dibuat oleh seorang pengajar dan harus dapat membangkitkan motivasi siswa dalam penyampaian materi ajar agar terjadi interaksi di dalam kelas antara siswa dan guru.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas, maka perlu adanya batasan masalah. Batasan masalah penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Siborongborong dan Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X Peminatan Ilmu Alam semester genap T. A 2016/2017.
2. Materi pembelajaran yang dipilih dalam penelitian ini yaitu reaksi redoks. 3. Model pembelajaran yang digunakan adalah Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning untuk kelas eksperimen dan model Direct Instruction (DI) untuk kelas kontrol.
4. Media yang digunakan adalah berupa software eXe-Learning.
5. Target yang diharapkan adalah adanya perbedaan pengaruh SPPKB berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning dan model Direct Instruction (DI) terhadap prestasi belajar dan keterampilan generik kimia siswa.
(21)
7
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning dan model Direct Instruction (DI) terhadap prestasi belajar siswa?
2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh keterampilan generik kimia tinggi dan rendah siswa yang dibelajarkan dengan SPPKB berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning dan model Direct Instruction (DI) terhadap prestasi belajar siswa?
3. Apakah terdapat interaksi antara kedua model dengan keterampilan generik kimia terhadap prestasi belajar siswa?
4. Apakah terdapat hubungan antara keterampilan generik kimia dengan prestasi belajar siswa?
5. Apakah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning lebih efektif daripada model Direct Instruction (DI) ditinjau dari nilai KKM siswa? 1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning dan model Direct Instruction (DI) terhadap prestasi belajar siswa.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh keterampilan generik kimia tinggi dan rendah siswa yang dibelajarkan dengan SPPKB berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning dan model Direct Instruction (DI) terhadap prestasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui interaksi antara kedua model dengan keterampilan generik kimia terhadap prestasi belajar siswa.
(22)
8
4. Untuk mengetahui hubungan antara keterampilan generik kimia dengan prestasi belajar siswa.
5. Untuk mengetahui apakah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning lebih efektif daripada model Direct Instruction (DI) ditinjau dari nilai KKM siswa
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara teoritis adalah sebagai pengembangan ilmu pendidikan bagi tenaga kependidikan yang dapat menjadi referensi dalam mengajarkan pembelajaran materi reaksi redoks dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning dan manfaat secara praktis adalah untuk mengatasi permasalah yang muncul dalam pendidikan dan memberikan informasi bahwa keterampilan generik sains sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran kimia.
1.7. Defenisi Operasional
Untuk menghindari penyimpangan dari tujuan yang diharapkan dan menghindari penafsiran yang berbeda, maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Strategi pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) adalah strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa melalui telaah, fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan (Sanjaya, 2006). Dalam penelitian ini berpikir tingkat tinggi yang dimaksud adalah berpikir kritis.
2. Keterampilan Generik Kimia merupakan kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan pengetahuan kimia/ sains yang dimilikinya (Liliasari, dkk., 2009). Dalam penelitian ini ada sembilan indikator yang digunakan dala tes keterampilan generik kimia siswa.
(23)
9
3. eXe learning adalah suatu software yang digunakan sebagi media pembelajaran berbasis komputer yang dirancang untuk membuat dan menyajikan bahan ajar tanpa harus menguasai HTML. Dalam penelitian ini bahan ajar reaksi redoks disusun secara hirarki dan disajikan dengan bantuan eXe learning yang ditampilkan dalam kelas eksperimen dengan bantuan projector (Jim,2013).
4. Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2005).
5. Direct Instruction adalah model pembelajaran yang digunakan dalam kelas kontrol, dilakukan guru secara langsung dalam mengajarkan keterampilan dasar dan didemonstrasikan langsung kepada siswa dengan tahapan yang terstruktur (Sofiyah, 2010).
(24)
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitan, dan pembahasan maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan pengaruh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) berbasis kolaborasi dengan media eXe learning dan model (DI) terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang dibelajarkan dengan SPPKB berbasis kolaborasi dengan media eXe learning memperoleh nilai rata-rata N-gain prestasi belajar sebesar 0,757 lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai siswa yang dibelajarkan dengan model DI dengan nilai rata-rata 0,457.
2. Terdapat perbedaan pengaruh keterampilan generik kimia tinggi dan rendah siswa yang dibelajarkan dengan SPPKB berbasis kolaborasi dengan media eXe learning dan model Direct Instruction (DI) terhadap prestasi belajar siswa. Siswa dengan keterampilan generik kimia tinggi memperoleh nilai rata-rata N-gain prestasi belajar sebesar 0,689 lebih tinggi dari nilai rata-rata siswa yang memiliki tingkat keterampilan generik kimia rendah yaitu 0,567.
3. Terdapat interaksi antara SPPKB berbasis kolaborasi dengan media eXe learning dan model Direct Instruction (DI) dengan keterampilan generik kimia terhadap prestasibelajar siswa. Baik siswa yang memiliki keterampilan generik kimia tinggi dan rendah yang dibelajarkan dengan SPPKB berbasis kolaborasi dengan media eXe learning memiliki rata-rata N-gain prestasi belajar yang lebih tinggi yaitu 0,763 dan 0,746 dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan model DI dengan rata-rata N-gain prestasi belajar untuk siswa yang memiliki keterampilan generik tinggi yaitu 0,407 dan siswa yang memiliki keterampilan generik rendah yaitu 0,489.
4. Terdapat hubungan antara keterampilan generik kimia yang dibelajarkan dengan SPPKB berbasis kolaborasi dengan media eXe learning dengan prestasi
(25)
99
belajar siswa dengan konstribusi atau pengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 53,2%.
5. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) berbasis kolaborasi dengan media eXe Learning lebih efektif daripada model Direct Instruction (DI) ditinjau dari nilai KKM siswa. Jumlah siswa yang memenuhi KKM yang dibelajarkan dengan model SPPKB kritis berbasis kolaborasi dengan media eXe learning adalah 27 siswa (90%) lebih banyak dari jumlah siswa yang dibelajarkan dengan model DI yaitu hanya 8 siswa (26%).
5.2 Saran
Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Disarankan jika akan menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) berbasis kolaborasi dengan media eXe learning, sebelumnya harus dapat mengkoordinasi/ mengatur alokasi waktu dengan sintaks sesuai strategi yang akan digunakan, agar dalam menyampaikan konsep – konsep siswa lebih efektif dan tujuan pembelajaran juga dapat tercapai.
2. Peneliti juga menyarankan sebaiknya jika menggunakan media komputer dengan software eXe learning, siswa difasilitasi atau diarahkan untuk membawa laptop agar siswa juga dapat membuka media yang digunakan sehingga pembelajaran berjalan baik dan interaktif.
(26)
100
DAFTAR PUSTAKA
Amri., dan Triani. (2016). Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan siswa Kelas XI Semester Genap SMK Muhammadiyah 2 Metro T.P 2015/2016. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, 4 (1): 46-54. Anwar, M. (2014). The Effect of Active-Cooperative Learning on Science
Generic Skills of Students in Chemical Kinetics Course for Prospective Teachers. Journal of Education and Practice, 5 (31): 149-154.
Arends, R. I. (2008). Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar Buku Dua, edisi ke – 7. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2009). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan edisi revisi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Asyhar. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pengembangan. Jakarta: Referensi
Bell , J. (2011). Who Will Prepare Tomorrow's Science Teachers? How?. Journal of Chemical Education, 74(14): 35-46.
Brotosiswoyo, B.S. (2000). Kiat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi. Jakata: Departemen Pendidikan Nasional.
Copriady, J. (2014). Penerapan SPBM Yang Diintegrasikan Dengan Program Exe Learning Terhadap Motivasi Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Kimia Dasar. Jurnal Pendidikan Universitas Riau. Tersedia: (http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JP/article/download/2508 /2465)
Daryanto., Raharjo., dan Muljo. (2012). Model Pembelajaran Inovatif Malang: Gava Media.
De Bono, E. (2007). Revolusi Berpikir. Bandung: Mizan Media Utama.
Dillenbourg, P. (1999). What do you mean by collaborative learning?. In Dillenbourg P (Ed) Collaborative-learning: Cognitive and Computa-tional Approaches. (1-19). Oxford: Elsevier.
Dimyati., dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
(27)
101
Elvinawati., Sumpomo., dan Hermansyah. (2012). Kolaborasi pada Mata Kuliah Kimia Sekolah I sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Pembangunan Karakter. Jurnal Exacta. X(2), 156-159.
Fatimah. (2001). Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI.
Filsaime, D,W. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis (terjemahan). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Gagne. (1987). Instructional Technology: Foundations. London: Lawrence Erlbum Associates.
Hake, R. (1998). Interactive engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand student survey of Mechanics Test Data for Instroductory Physisc Courses. America Journal of Physics, 66(1), 64-74.
Hamalik, O. (2001). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara,. Heinich, R., Molenda , M., Smaldino, S., and Russell J. (2005). Instructional
Technology and Media For Learning, 8th Edition. New Jersey :Pearson.
Herlina, R., dan Jumroh. (2016). Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Untuk Meningkatkan Kemampuan Kemandirian Belajar Matematika Siswa SMPN 1 Betung. Makalah telah dipresentasikan pada Semnas Pendidikan, 28 Mei 2016 Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.
Ibrahim., dan Suardiman. 2014. Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri Tahunan Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Indonesia. Tersedia online (http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/viewFile/2645/2200)
Ilaah, Y.F., dan Bertha, Y. (2015). Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Kemala Bhayangkari I Surabaya pada Materi Laju Reaksi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri. UNESA Journal of Chemical Education , 1(1), 78-83.
Irianto, A. (2012). Statistik : Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya. Jakarta: Kencana.
(28)
102
Jennifer, G. (2004). Generic skills in Vocational Education and Training: Research Readings. Australia: National Centre for Vocational Education Research Ltd. Diambil dari http://ww.ncver. edu.au/publications/1448.html. Jim. (2013), eXe Learning. Diambil dari http://exelearning.org/html, diakses 10
agustus 2016.
John., M and Young. (2011). Generic Skills Teaching in Materials Science and Engineering. Journal of Engineering Education. Diambil dari Onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/j.2168-9830.2001.tb00662.x/pdf Liliasari. (2007). Model-model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
Untuk Mengembangkan Keterampilan Generik Sains dan Berfikir Tingkat Tinggi Pebelajar. Laporan Penelitian.
Liliasari. (2008). Model-Model Pembelajaran Berbasis TI untuk mengembangkan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Tingkat Tinggi Pebelajar, Penelitian HPTP. Bandung.
Liliasari. (2011). Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa Melalui Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Unnes tahun 2011. Tersedia di http://liliasari.staf.upi.edu/files/2011/05/Makalah-Semnas-UNNES 2011.Liliasari.pdf
Lim, B. (1999). Basic Methods of Instruction. Diambil dari http://www.indiana.edu/~idtheory/ methods/methods.html
Luthvitasari., Ngurah, M., dan Suharto, L. (2012). Implementasi Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Kemahiran Generik Sains. Journal of Innovative Science
Education, 1 (2), 92-97. Diambil dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise
Matanari, S. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Pada Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi (Tesis tidak dipublikasi). Universitas Negeri Medan.
Masaaki, A. (2012). Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama
Praktek “ Learning Community”. Pelita Kerjasama Diknas, Kemenag, dan
Jica.
Mitchell,. (2004). ECTN Association. German
Moore, T. (2007). Critical Thinking and Intelligence Analysis. National Defense Intelligence College. Wanhinton.
(29)
103
Mulyani., Liliasari, Wiji., Hana., dan Nursadah. (2016). Improving Students’ Generic Skill In Science Through Chemistry Learning Using ICT-Based Media On Reaction Rate And Osmotic Pressure Material. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), 5 (1), 150-156. Diambil dari http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi Alfabeta. Bandung.
Mussoi., and Eunice, M. (2011). GeoGebra and eXe Learning : applicability in the teaching of Physics and Mathematics. International Journal Systemics, Cybernetics And Informatics. Diakses (http://www.iiisci.org/Journal/ CV$/sci/pdfs/OL886GV.pdf)
Nurohman, A. (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah Fisika menggunakan Model Think Talk Write Berbasis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir. Jurnal Radiasi – Pendidikan Fisika, 5(1),15-19.
Octafiana, H., Zulfiani., dan Sujiyo, M. (2015). Perbedaan Keterampilan Generik Sains Antara Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Dengan Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Sel. Research Artikel Edusains, 7 (2), 185-190. Diambil http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains
Panitz, T. (1996). Collaborative versus cooperative learning a comparison of two concepts which will help us understand the underlying nature of interactive learning. http://ses.une.edu.au/cf/papers/pdf
Polman, j., dan Eva, L. (2003). Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rhieka Cipta.
Pusat Komputer.(2010). Pedoman Exelearning. Universitas terbuka. Tersedia: http://student.ut.ac.id/repository/uploads/Pedoman%20ExeLearning.pdf. Ramlawati., Liliasari., Martoprawiro., and Wulan. (2014). The Effect of
Electronic Portfolio Assessment Model to Increase of Students’ Generic Science Skills in Practical Inorganic Chemistry. Journal of Education and Learning, 8 (3), 179-186.
Reiser. (2005). Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Rosen, Y. (2009). The Effects Of An Animation-Based On-line Learning Environment On Transfer Of Knowledge And On Motivation For Science
(30)
104
And Technology Learning. Journal of Educational Computing Research, 3 (4), 451-467.
Rudianto., Cahyono., dan Subroto. (2013). Penggunaan Buku Saku Meningkatkan Kerja Ilmiah dan Keterampilan Generik, Journal Chemistry in Education, 7(1). Diambil dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined
Rusman. (2012). Model - Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sabri, A. (2007). Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat: Quantum Teaching.
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sardiman, A. M. (1998). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saptorini. (2012). Peningkatan Keterampilan Generik Sains bagi Mahasiswa
malalui Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2(1). Diambil dari http://Journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/1218/1174
Sato, M. (2006). Tantangan Yang Harus Dihadapi Sekolah (Makalah, Terjemahan). Tokyo: SISTTEMS-JICA
Sato, M. (2006a). Tantangan Yang Harus Dihadapi Sekolah (Makalah, Terjemahan). Tokyo: SISTTEMS-JICA
Scriven, M., & Paul, R. (1987). Defining Critical Thinking. Tersedia Online http://www.criticalthinking.org/aboutCT/define_critical_thinking.cfm Silitonga, P.M. (2006). Statistik. Medan: FMIPA Universitas Negeri Medan. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soehendro, B. (2012) Fungsi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Menjelang Tahun 2020. Jurnal Pendidikan Mimbar Pendidikan, 25(1), 23-30.
(31)
105
Sofiyah. (2010). Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa (Tesis tidak dipublikasi). Universitas Negeri Medan.
Somantri, A., dan Muhidin, S. A. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Splitter, L. J. (1991). Critical Thinking : What, Why, When, and How. Educational Philosophy and Teory 23 (1). 89-109.
Sudarmin., dan Sri Haryani. (2015). The Ability of Generic Science at Observation and Inference Logic Prospective Chemistry Teacher in Organic Chemistry Experiment. International Journal of Science and Research (IJSR), 4 (5), 2975- 2960.
Sudarmin. (2014). Pengembangan Pembelajaran Kimia Organik dan Keterampilan Generik Sains (MPKOKG) Bagi Calon Guru Kimia. Tesis Publikasi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana, N. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sugandi, A. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKK UNNES
Sunyono. (2010). Perbedaan Keterampilan Generik Sains Antara Siswa Yang. Makalah Pendamping Pendidikan Kimia SN-KPK II (464-469).
Suprakarti. (2016). Persepsi Mahasiswa Matematika Terhadap Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Dalam Perkuliahan Geometri Analitik. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) (329-336).
Suryosubroto, B. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Suyanti.,R.,D. (2010). Strategi Pembelajarn Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Taufik, R. (2013). Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum untuk
Meningkatkan Kemampuan Generik Calon Guru Biologi (Tesis tidak dipublikasi). Univeritas Negeri Medan.
(32)
106
Taufiq., and Ketang, W. (2013). The Application Of Hypothetical Deductive Learning Cycle Learning Model To Improve Senior High School Students’ Science Generic Skills On Rigid Body Equilibrium. Proceeding Of The Third International Seminar On Science Education (641-648).
Tawil,M., dan Liliasari. (2014). Keterampilan-Keterampilan Sains Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tsui, I. (2002). Fostering Critical Thingking through Effective Pedagogy: Evidence from Four Institutional Case Studies. The Journal Of Higher Education, 73(6), 740-763.
Victor, J. (2003). Generic Sill: Undersatnding Vocational Education and Training
Teacher and Student Atitudes. Diambil dari
http://180degreesofreflection.acfe.vic.edu.au/file/view/nr1010.pdf
Victor, J. (2003). Generic Skill: Understanding Vocational Education and Training Teacher and Student Atitudes. Australia: National Centre for Vocational Education Research Ltd. Diambil dari http://180degreesofreflection.acfe.vic.edu.au/file/view/nr1010.pdf
Willingham, D. (2007). Critical Thinking. America: American Educator.
Yulinda, M. (2015). Peningkatan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Matematika Melalui Aplikasi eXe Learning. Naskah Publikasi. Universitas
Muhammadiah Surakarta. Tersedia online
(http://ejournal.ums.ac.id/index.php/JP/naskapubliksi/download/2508 /2465) Zebua, S.R.W. (2010). Pengaruh Media eXe Learning dalam Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi (Tesis tidak dipublikasi). Universitas Negeri Medan.
(1)
101
Elvinawati., Sumpomo., dan Hermansyah. (2012). Kolaborasi pada Mata Kuliah Kimia Sekolah I sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran dan Pembangunan Karakter. Jurnal Exacta. X(2), 156-159.
Fatimah. (2001). Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Kimia di Perguruan Tinggi. Jakarta: PAU-PPAI.
Filsaime, D,W. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis (terjemahan). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Gagne. (1987). Instructional Technology: Foundations. London: Lawrence Erlbum Associates.
Hake, R. (1998). Interactive engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand student survey of Mechanics Test Data for Instroductory Physisc Courses. America Journal of Physics, 66(1), 64-74.
Hamalik, O. (2001). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hamalik, O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara,. Heinich, R., Molenda , M., Smaldino, S., and Russell J. (2005). Instructional
Technology and Media For Learning, 8th Edition. New Jersey :Pearson. Herlina, R., dan Jumroh. (2016). Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB) Untuk Meningkatkan Kemampuan Kemandirian Belajar Matematika Siswa SMPN 1 Betung. Makalah telah dipresentasikan pada Semnas Pendidikan, 28 Mei 2016 Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.
Ibrahim., dan Suardiman. 2014. Pengaruh Penggunaan E-Learning Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri Tahunan Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Indonesia. Tersedia online (http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/viewFile/2645/2200)
Ilaah, Y.F., dan Bertha, Y. (2015). Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Kemala Bhayangkari I Surabaya pada Materi Laju Reaksi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri. UNESA Journal of Chemical Education , 1(1), 78-83.
Irianto, A. (2012). Statistik : Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya. Jakarta: Kencana.
(2)
102
Jennifer, G. (2004). Generic skills in Vocational Education and Training: Research Readings. Australia: National Centre for Vocational Education Research Ltd. Diambil dari http://ww.ncver. edu.au/publications/1448.html. Jim. (2013), eXe Learning. Diambil dari http://exelearning.org/html, diakses 10
agustus 2016.
John., M and Young. (2011). Generic Skills Teaching in Materials Science and Engineering. Journal of Engineering Education. Diambil dari Onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/j.2168-9830.2001.tb00662.x/pdf Liliasari. (2007). Model-model Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
Untuk Mengembangkan Keterampilan Generik Sains dan Berfikir Tingkat Tinggi Pebelajar. Laporan Penelitian.
Liliasari. (2008). Model-Model Pembelajaran Berbasis TI untuk mengembangkan Keterampilan Generik Sains dan Berpikir Tingkat Tinggi Pebelajar, Penelitian HPTP. Bandung.
Liliasari. (2011). Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa Melalui Pembelajaran. Makalah Seminar Nasional Unnes tahun 2011. Tersedia di http://liliasari.staf.upi.edu/files/2011/05/Makalah-Semnas-UNNES 2011.Liliasari.pdf
Lim, B. (1999). Basic Methods of Instruction. Diambil dari http://www.indiana.edu/~idtheory/ methods/methods.html
Luthvitasari., Ngurah, M., dan Suharto, L. (2012). Implementasi Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif dan Kemahiran Generik Sains. Journal of Innovative Science
Education, 1 (2), 92-97. Diambil dari
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jise
Matanari, S. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Pada Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi (Tesis tidak dipublikasi). Universitas Negeri Medan.
Masaaki, A. (2012). Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama
Praktek “ Learning Community”. Pelita Kerjasama Diknas, Kemenag, dan
Jica.
Mitchell,. (2004). ECTN Association. German
Moore, T. (2007). Critical Thinking and Intelligence Analysis. National Defense Intelligence College. Wanhinton.
(3)
103
Mulyani., Liliasari, Wiji., Hana., dan Nursadah. (2016). Improving Students’ Generic Skill In Science Through Chemistry Learning Using ICT-Based Media On Reaction Rate And Osmotic Pressure Material. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), 5 (1), 150-156. Diambil dari http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpii
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan komunikasi Alfabeta. Bandung.
Mussoi., and Eunice, M. (2011). GeoGebra and eXe Learning : applicability in the teaching of Physics and Mathematics. International Journal Systemics, Cybernetics And Informatics. Diakses (http://www.iiisci.org/Journal/ CV$/sci/pdfs/OL886GV.pdf)
Nurohman, A. (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dalam Pemecahan Masalah Fisika menggunakan Model Think Talk Write Berbasis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir. Jurnal Radiasi – Pendidikan Fisika, 5(1),15-19.
Octafiana, H., Zulfiani., dan Sujiyo, M. (2015). Perbedaan Keterampilan Generik Sains Antara Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terstruktur Dengan Siswa Yang Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Sel. Research Artikel Edusains, 7 (2), 185-190. Diambil http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/edusains
Panitz, T. (1996). Collaborative versus cooperative learning a comparison of two concepts which will help us understand the underlying nature of interactive learning. http://ses.une.edu.au/cf/papers/pdf
Polman, j., dan Eva, L. (2003). Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rhieka Cipta.
Pusat Komputer.(2010). Pedoman Exelearning. Universitas terbuka. Tersedia: http://student.ut.ac.id/repository/uploads/Pedoman%20ExeLearning.pdf. Ramlawati., Liliasari., Martoprawiro., and Wulan. (2014). The Effect of
Electronic Portfolio Assessment Model to Increase of Students’ Generic
Science Skills in Practical Inorganic Chemistry. Journal of Education and Learning, 8 (3), 179-186.
Reiser. (2005). Pengembangan Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Rosen, Y. (2009). The Effects Of An Animation-Based On-line Learning Environment On Transfer Of Knowledge And On Motivation For Science
(4)
104
And Technology Learning. Journal of Educational Computing Research, 3 (4), 451-467.
Rudianto., Cahyono., dan Subroto. (2013). Penggunaan Buku Saku Meningkatkan Kerja Ilmiah dan Keterampilan Generik, Journal Chemistry in Education, 7(1). Diambil dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined
Rusman. (2012). Model - Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sabri, A. (2007). Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat: Quantum Teaching.
Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito. (2011). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sardiman, A. M. (1998). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Saptorini. (2012). Peningkatan Keterampilan Generik Sains bagi Mahasiswa
malalui Perkuliahan Praktikum Kimia Analisis Instrumen Berbasis Inkuiri, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2(1). Diambil dari http://Journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JIPK/article/view/1218/1174
Sato, M. (2006). Tantangan Yang Harus Dihadapi Sekolah (Makalah, Terjemahan). Tokyo: SISTTEMS-JICA
Sato, M. (2006a). Tantangan Yang Harus Dihadapi Sekolah (Makalah, Terjemahan). Tokyo: SISTTEMS-JICA
Scriven, M., & Paul, R. (1987). Defining Critical Thinking. Tersedia Online http://www.criticalthinking.org/aboutCT/define_critical_thinking.cfm Silitonga, P.M. (2006). Statistik. Medan: FMIPA Universitas Negeri Medan. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Soehendro, B. (2012) Fungsi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Menjelang Tahun 2020. Jurnal Pendidikan Mimbar Pendidikan, 25(1), 23-30.
(5)
105
Sofiyah. (2010). Pengaruh Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa (Tesis tidak dipublikasi). Universitas Negeri Medan.
Somantri, A., dan Muhidin, S. A. (2006). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Splitter, L. J. (1991). Critical Thinking : What, Why, When, and How. Educational Philosophy and Teory 23 (1). 89-109.
Sudarmin., dan Sri Haryani. (2015). The Ability of Generic Science at Observation and Inference Logic Prospective Chemistry Teacher in Organic Chemistry Experiment. International Journal of Science and Research (IJSR), 4 (5), 2975- 2960.
Sudarmin. (2014). Pengembangan Pembelajaran Kimia Organik dan Keterampilan Generik Sains (MPKOKG) Bagi Calon Guru Kimia. Tesis Publikasi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudjana, N. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sugandi, A. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKK UNNES
Sunyono. (2010). Perbedaan Keterampilan Generik Sains Antara Siswa Yang. Makalah Pendamping Pendidikan Kimia SN-KPK II (464-469).
Suprakarti. (2016). Persepsi Mahasiswa Matematika Terhadap Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Dalam Perkuliahan Geometri Analitik. Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya (KNPMP I) (329-336).
Suryosubroto, B. (1997). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.
Suyanti.,R.,D. (2010). Strategi Pembelajarn Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Taufik, R. (2013). Pengembangan Program Pembelajaran Praktikum untuk
Meningkatkan Kemampuan Generik Calon Guru Biologi (Tesis tidak dipublikasi). Univeritas Negeri Medan.
(6)
106
Taufiq., and Ketang, W. (2013). The Application Of Hypothetical Deductive
Learning Cycle Learning Model To Improve Senior High School Students’
Science Generic Skills On Rigid Body Equilibrium. Proceeding Of The Third International Seminar On Science Education (641-648).
Tawil,M., dan Liliasari. (2014). Keterampilan-Keterampilan Sains Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tsui, I. (2002). Fostering Critical Thingking through Effective Pedagogy: Evidence from Four Institutional Case Studies. The Journal Of Higher Education, 73(6), 740-763.
Victor, J. (2003). Generic Sill: Undersatnding Vocational Education and Training
Teacher and Student Atitudes. Diambil dari
http://180degreesofreflection.acfe.vic.edu.au/file/view/nr1010.pdf
Victor, J. (2003). Generic Skill: Understanding Vocational Education and Training Teacher and Student Atitudes. Australia: National Centre for Vocational Education Research Ltd. Diambil dari http://180degreesofreflection.acfe.vic.edu.au/file/view/nr1010.pdf
Willingham, D. (2007). Critical Thinking. America: American Educator.
Yulinda, M. (2015). Peningkatan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar Matematika Melalui Aplikasi eXe Learning. Naskah Publikasi. Universitas
Muhammadiah Surakarta. Tersedia online
(http://ejournal.ums.ac.id/index.php/JP/naskapubliksi/download/2508 /2465) Zebua, S.R.W. (2010). Pengaruh Media eXe Learning dalam Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi (Tesis tidak dipublikasi). Universitas Negeri Medan.