Lampiran Keputusan Dirjen TP Subsidi Benih 2016
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar sangat perlu memantapkan kestabilan pangan secara berkelanjutan, oleh karenanya perlu melaku-kan strategi dan upaya-upaya yang konkrit untuk antisipasi terjadinya gangguan ketahanan pangan nasional. Peningkatan produksi melalui ekstensifikasi semakin sulit untuk dilakukan, oleh karena itu upaya intensifikasi untuk peningkatan produktivitas pada masa mendatang semakin penting dan harus lebih ditingkatkan.
Dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan, benih mempunyai peranan yang sangat strategis. Ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul bersertifikat yang memenuhi aspek kualitas dan kuantitas dibarengi dengan aplikasi teknologi budidaya lainnya seperti pupuk berimbang
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap
produktivitas, produksi dan mutu hasil produk tanaman pangan. Untuk dapat mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan tersebut, salah satu faktor yang berpengaruh adalah ketersediaan benih varietas unggul bersertifikat serta penggunaannya secara konsisten oleh petani dalam setiap usaha taninya.
Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat dan meringankan beban petani membeli benih tanaman pangan, Pemerintah mengalokasikan
(2)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 2
subsidi benih untuk benih padi inbrida, padi hibrida, dan benih kedelai.
Berdasarkan hal tersebut, agar pemberian subsidi
benih dapat dilaksanakan dengan baik serta
penjualan dan penyaluran benih bersubsidi dapat diawasi sesuai dengan mekanisme, prosedur dan ketentuan yang berlaku, maka perlu diterbitkan
“Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016”.
B. Maksud dan Tujuan
1.Maksud
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran
2016 dimaksudkan sebagai dasar dalam
pelaksanaan subsidi benih Tahun Anggaran 2016.
2.Tujuan
a. Menyediakan benih varietas unggul bersertifikat
padi inbrida, padi hibrida, dan kedelai dengan
mutu yang terjamin untuk memenuhi
kebutuhan benih dalam rangka pelaksanaan budidaya tanaman pangan.
b.Membantu petani agar dapat membeli benih
dengan harga terjangkau.
C. Sasaran
1.Tersedianya benih varietas unggul bersertifikat
padi inbrida, padi hibrida, dan kedelai dengan mutu yang terjamin untuk memenuhi kebutuhan
(3)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 3
benih dalam rangka pelaksanaan budidaya
tanaman pangan.
2.Terbantunya petani untuk membeli benih dengan
harga terjangkau.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 meliputi perencanaan, penyediaan, penjualan dan penyaluran, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan subsidi benih.
E. Pengertian
Dalam petunjuk teknis ini yang dimaksud dengan :
1.Harga Benih, yang selanjutnya disebut HB adalah
semua biaya yang timbul, baik secara langsung maupun tidak langsung dari proses produksi sampai dengan benih siap jual sampai ke kelompok tani, termasuk keuntungan dan biaya angkut.
2.Harga Eceran Tertinggi yang selanjutnya disebut
HET adalah harga tertinggi benih yang dibeli oleh petani di tingkat kelompok tani.
3.Subsidi Benih adalah selisih antara Harga Benih
dengan HET yang harus dibayar oleh Pemerintah atas penjualan benih bersubsidi.
4.Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang
(4)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 4
5.Benih Varietas Unggul Bersertifikat adalah benih
bina yang telah disertifikasi.
6.Benih Bersubsidi adalah benih padi inbrida, padi
hibrida, dan kedelai bersertifikat yang
mendapatkan subsidi bersumber dari dana APBN
dalam proses penyediaan, penjualan dan
penyalurannya oleh produsen benih pelaksana PSO subsidi benih.
7.Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA
pejabat pemegang kewenangan pengguna anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
8.Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disingkat KPA adalah pejabat yang memperoleh
kuasa dari Pengguna Anggaran untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
9.Produsen Benih Pelaksana PSO Subsidi Benih
adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi benih yang ditetapkan sebagai
pelaksana penjualan dan penyaluran benih
bersubsidi oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara. 10.Public Service Obligation (PSO) adalah penugasan
khusus yang diberikan oleh Pemerintah kepada
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
melaksanakan pelayanan umum pada hajat hidup
orang banyak dengan tetap memperhatikan
(5)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 5
11.Calon Petani Calon Lokasi yang selanjutnya disebut
CPCL adalah calon petani dan calon lokasi yang akan melaksanakan budidaya tanaman pangan. Calon petani dimaksud diutamakan petani yang tidak mendapatkan bantuan benih dari kegiatan lain yang dibiayai pemerintah.
12.Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi yang
selanjutnya disebut DU-PBB adalah daftar usulan petani yang akan membeli benih bersubsidi dan merupakan dokumen turunan dari dokumen CPCL.
13.Dinas adalah dinas pertanian yang membidangi
tanaman pangan pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
14.Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengawasan
dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura, yang selanjutnya disebut UPTD
BPSBTPH adalah institusi yang menangani
pengawasan mutu dan sertifikasi benih di daerah.
F. Indikator Keberhasilan
Terlaksananya penjualan dan penyaluran benih bersubsidi kepada petani/kelompok tani pelaksana
kegiatan budidaya tanaman pangan yang
(6)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 6
G. Pelaksana PSO Subsidi Benih
Produsen benih pelaksana PSO subsidi benih Tahun Anggaran 2016 adalah PT Sang Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero), sesuai Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara kepada Menteri Pertanian Nomor S-916/MBU/12/2015 tanggal 21 Desember 2015, hal
Persetujuan Penugasan PSO Dalam Rangka
Pelaksanaan Subsidi Benih 2016. Apabila ada produsen benih swasta/penangkar benih yang ingin ikut serta dalam pelaksanaan subsidi benih, dapat dimungkinkan dengan di bawah koordinasi PT Sang
Hyang Seri (Persero) dan PT Pertani (Persero) selaku
produsen benih pelaksana PSO subsidi benih.
Pelaksana PSO Subsidi Benih dalam penyediaan benih agar melibatkan produsen penangkar penerima kegiatan Pemberdayaan Penangkar Benih dan Desa Mandiri Benih melalui kerja sama produksi maupun kerja sama pemasaran.
(7)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 7
II. PERENCANAAN, KRITERIA DAN PROSEDUR
PENETAPAN PETANI/KELOMPOK TANI, SERTA REALOKASI BENIH BERSUBSIDI
A. Perencanaan Kebutuhan
1.Jenis dan jumlah/volume benih bersubsidi
direncanakan berdasarkan anggaran yang tersedia.
2.Alokasi benih bersubsidi Tahun Anggaran 2016
untuk masing-masing jenis benih per provinsi sebagaimana Tabel 1. Rincian alokasi per provinsi seperti pada Lampiran 1. Sedangkan alokasi volume benih per kabupaten/kota per produsen Pelaksana PSO Subsidi ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan benih
bersubsidi bagi petani/kelompok tani alokasi volume benih dalam 1 (satu) kabupaten dapat dilayani oleh PT Sang Hyang Seri atau PT Pertani dengan catatan wilayah kecamatan dan kelompok tani pembeli benih bersubsidi berbeda.
Tabel 1. Alokasi Benih Bersubsidi TA 2016
VOLUME (kg) LUAS (ha)
1 PADI INBRIDA 97.500.000 3.900.000 2 PADI HIBRIDA 2.250.000 150.000 3 KEDELAI 2.500.000 50.000
102.250.000
4.100.000
ALOKASI SUBSIDI
NO BENIH
(8)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 8
B. Kriteria dan Prosedur Penetapan Petani/Kelompok
Tani Pembeli Benih Bersubsidi.
1.Kriteria Petani/Kelompok Tani Pembeli Benih
Bersubsidi
a. Petani/Kelompok tani pembeli benih padi
inbrida, padi hibrida, dan kedelai bersubsidi diutamakan petani/kelompok tani yang tidak mendapatkan bantuan benih dari sumber pendanaan lainnya dari pemerintah (pusat, provinsi, atau kabupaten/kota).
b. Petani/Kelompok tani pembeli benih bersubsidi
adalah kelompok tani yang sudah
ditetapkan/dikukuhkan oleh instansi
berwenang.
c. Untuk mengoptimalkan/memanfaatkan benih
bersubsidi oleh petani/kelompok tani, apabila
masih tersedia alokasi (pagu) maka
petani/kelompok tani yang telah menerima bantuan benih dari kegiatan lain dapat membeli benih bersubsidi.
2.Prosedur Penetapan Petani/Kelompok Tani Pembeli
Benih Bersubsidi
a. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
memberitahukan kepada Dinas Pertanian
Provinsi dan produsen benih pelaksana PSO subsidi benih tentang kegiatan subsidi benih.
Selanjutnya, Dinas Pertanian Provinsi
melakukan sosialisasi kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan unsur terkait di wilayahnya
dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
(9)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 9
stakeholder dan petugas lapangan terkait di wilayahnya.
Dinas Pertanian Kabupaten/Kota pada saat pelaksanaan sosialisasi tersebut menyampaikan alokasi benih bersubsidi serta mekanisme penjualan/penyaluran benih bersubsidi kepada kelompok tani.
b. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menetapkan
CPCL petani/kelompok tani pembeli benih bersubsidi yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota.
c. Kelompok tani menyusun Daftar Usulan
Pembelian Benih Bersubsidi (DU-PBB)
berdasarkan CPCL dan ditandatangani oleh ketua/pengurus kelompok tani serta diverifikasi dan disetujui oleh petugas lapangan yang
ditunjuk/ditugaskan oleh Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota, antara lain Kepala Cabang Dinas (KCD), Kepala Unit Pelaksana
Teknis Kecamatan (KUPTK) atau petugas
pertanian lainnya. Contoh format surat
penugasan dan DU-PBB seperti pada Lampiran 2 dan 3.
d. DU-PBB dibuat rangkap 3 (tiga), satu berkas
disampaikan oleh kelompok tani kepada
produsen benih pelaksana PSO subsidi benih diupayakan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum waktu tanam agar produsen benih
pelaksana PSO subsidi benih dapat
mempersiapkan benih yang akan dijual dengan baik. Satu berkas lainnya disampaikan kepada
(10)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 10
petugas lapangan (KCD, KUPTK atau petugas pertanian lainnya), dan satu berkas lagi disimpan oleh kelompok tani.
e. Petugas lapangan (KCD, KUPTK atau petugas
pertanian lainnya) menyampaikan satu berkas DU-PBB tersebut kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan selanjutnya dilakukan rekapitulasi di tingkat kabupaten/kota yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota seperti pada Lampiran 4.
f. Untuk kepentingan administrasi dan
dokumentasi data, seluruh berkas DU-PBB disimpan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan BUMN pelaksana PSO Subsidi Benih.
Sedangkan Rekapitulasi DU-PBB tingkat
Kabupaten/Kota disampaikan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Pusat melalui
BUMN sebagai bahan verifikasi dokumen
kegiatan benih bersubsidi.
C. Spesifikasi Teknis
1. Benih Padi Inbrida
a. Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian.
b.Benih bersertifikat minimal kelas Benih Sebar
(BR/ES) dengan standar mutu sesuai peraturan yang berlaku.
c. Benih dikemas menggunakan bahan kedap air
dan udara minimal poly ethylene (PE) 8-10
mikrometer, berat/volume benih per kemasan maksimal 10 kg, serta diberi tanda tulisan BENIH BERSUBSIDI TAHUN 2016.
(11)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 11
d.Jumlah benih bersubsidi yang dapat dibeli
maksimal 25 kg/ha.
e. Benih diterima petani minimal 1 bulan sebelum
masa kadaluarsa label.
2. Benih Padi Hibrida
a. Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian.
b.Benih bersertifikat kelas Benih Sebar (BR/ES)
dengan standar mutu sesuai peraturan yang berlaku.
c. Benih dikemas menggunakan bahan kedap air
dan udara minimal poly ethylene (PE) 8-10
mikrometer, berat/volume benih per kemasan maksimal 10 kg, serta diberi tanda tulisan BENIH BERSUBSIDI TAHUN 2016.
d.Jumlah benih bersubsidi yang dapat dibeli
maksimal 15 kg/ha.
e. Benih diterima petani minimal 1 bulan sebelum
masa kadaluarsa label.
3. Benih Kedelai
a. Varietas unggul yang dilepas Menteri Pertanian.
b.Benih bersertifikat minimal kelas Benih Sebar 4
(BR 4) dengan standar mutu sesuai peraturan yang berlaku.
c. Benih dikemas menggunakan bahan kedap air
(12)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 12
mikrometer, berat/volume benih per kemasan maksimal 10 kg, serta diberi tanda tulisan BENIH BERSUBSIDI TAHUN 2016.
d.Jumlah benih bersubsidi yang dapat dibeli
maksimal 50 kg/ha.
e. Benih diterima petani minimal 1 bulan sebelum
masa kadaluarsa label.
D. Realokasi Benih Bersubsidi
Apabila terjadi perubahan volume antar provinsi dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Tanaman
Pangan. Realokasi antar kabupaten/kota
dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi dan disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
(13)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 13
III. HARGA BENIH (HB), SUBSIDI BENIH DAN
HARGA ECERAN TERTINGGI (HET)
Harga benih (HB), subsidi benih dan harga eceran tertinggi (HET) benih bersubsidi sesuai Keputusan
Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
68/Kpts/TP.030/1/2016 tentang Harga Benih, Subsidi Benih dan Harga Eceran Tertinggi Benih Untuk Komodi-tas Padi Inbrida, Padi Hibrida, dan Kedelai Pada Kegiatan Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016.
Harga Eceran Tertinggi (HET) Benih Bersubsidi yang dibeli oleh petani sebagai berikut: padi inbrida sebesar Rp. 2.500,-/kg, padi hibrida sebesar Rp. 4.100,-/kg, dan kedelai sebesar Rp. 3.100,-/kg (kelas Benih Sebar/BR), Rp. 2.500,-/kg (kelas Benih Sebar 1/ BR1, kelas Benih Sebar 2/BR2, kelas Benih Sebar 3/BR3, dan kelas Benih Sebar 4/BR4) sampai di lokasi kelompok tani.
(14)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 14 IV. PENYEDIAAN, PENJUALAN DAN PENYALURAN
BENIH BERSUBSIDI
A. Penyediaan
Benih bersubsidi disediakan oleh produsen benih pelaksana PSO subsidi benih. Benih bersubsidi tersebut dapat berasal dari areal penangkaran milik produsen benih pelaksana PSO subsidi benih, areal penangkaran kerjasama produksi atau kerjasama pemasaran dengan produsen benih lainnya.
B. Penjualan dan Penyaluran
Mekanisme pelaksanaan penjualan dan penyaluran benih bersubsidi dengan pola tertutup, yaitu produsen benih pelaksana PSO subsidi benih akan menjual dan menyalurkan benih bersubsidi sampai ke lokasi kelompok tani.
Mekanismenya adalah sebagai berikut :
1.DU-PBB yang sudah diverifikasi dan disetujui oleh
petugas yang ditugaskan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota (KCD atau KUPTK atau petugas pertanian lainnya) sesuai Lampiran 3, diajukan ke produsen benih pelaksana PSO subsidi benih untuk segera menjual dan menyalurkan benih bersubsidi kepada kelompok tani pembuat DU-PBB dimaksud. Tembusan DU-PBB dikirim ke Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk dibuat
rekapitulasinya di tingkat kabupaten/kota.
(15)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 15
disampaikan kepada Kepala Dinas Pertanian Provinsi dan Pusat melalui BUMN.
2.Kelompok tani membeli benih bersubsidi kepada
produsen benih pelaksana PSO subsidi benih. Tanda bukti pembelian benih bersubsidi tersebut
berupa faktur penjualan yang ditandatangani dan
diberi stempel atau cap oleh petugas produsen benih pelaksana PSO subsidi benih dan kelompok tani serta diketahui oleh petugas yang ditugaskan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota (KCD atau KUPTK atau petugas pertanian lainnya) seperti pada Lampiran 5.
3. Apabila petugas pertanian yang ditugaskan tidak
memiliki atau tidak berwenang menggunakan stempel atau cap maka Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau pejabat eselon III yang
ditugaskan mewakili wajib membuat surat
keterangan.
4. Produsen benih pelaksana PSO subsidi benih
membuat rekapitulasi faktur penjualan benih ber-subsidi berdasarkan faktur penjualan tingkat kabupaten, ditandatangani oleh produsen benih pelaksana PSO subsidi benih. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota atau Pejabat Eselon III
yang ditugaskan mewakili menandatangani
rekapitulasi faktur penjualan benih bersubsidi dimaksud setelah diverifikasi, dan diketahui oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi atau Pejabat Eselon III yang ditugaskan mewakili, dengan melampirkan masing-masing faktur penjualan. Rekapitulasi faktur penjualan benih bersubsidi tersebut seperti pada Lampiran 6.
(16)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 16
5.Produsen benih pelaksana PSO subsidi benih
sebagai penjual dan penyalur menyampaikan rekapitulasi DU-PBB Kabupaten/Kota yang telah
ditandatangani oleh Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota, faktur (seperti pada butir 2) dan rekapitulasi faktur penjualan benih (seperti pada butir 4) kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku KPA sebagai dasar permintaan pembayaran benih bersubsidi yang telah dijual dan disalurkan.
6.Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku KPA
melakukan verifikasi terhadap rekapitulasi DU-PBB, faktur dan rekapitulasi faktur penjualan benih bersubsidi yang disampaikan oleh Direktur Utama produsen benih pelaksana PSO subsidi benih kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku KPA. Untuk pelaksanaan verifikasi Direktur
Jenderal Tanaman Pangan membentuk Tim
Verifikasi Dokumen Pelaksanaan Kegiatan Subsidi
Benih. Untuk selanjutnya dilakukan proses
pembayaran kepada produsen benih pelaksana PSO subsidi benih sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 66/PMK.02/2013, Nomor
190/PMK.05/2012, Nomor 250/PMK.05/2010, dan Nomor 256/PMK.05/2010).
7.Untuk benih bersubsidi yang berasal dari luar
provinsi sebelum dijual dan disalurkan ke
kelompok tani, produsen benih pelaksana PSO
(17)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 17
benih bersubsidi kepada BPSBTPH provinsi
penerima untuk dilakukan pengecekan fisik benih.
Apabila dari hasil pengecekan fisik diragukan
mutunya maka perlu dilakukan pengujian
laboratorium. Hasil pengujian yang memenuhi
standar mutu benih yang berlaku, dapat dijual dan
disalurkan, tetapi apabila tidak memenuhi standar
mutu yang berlaku maka benih bersubsidi tersebut tidak dapat dijual dan disalurkan.
8.Kebenaran dokumen dan fisik penjualan dan
penyaluran benih bersubsidi (harga eceran
tertinggi/HET, jenis, volume, dan mutu benih) menjadi tanggung jawab produsen benih pelaksana PSO subsidi benih.
9.Apabila produsen benih pelaksana PSO subsidi
benih tidak memenuhi permintaan pembelian
sesuai DU-PBB yang diajukan oleh
petani/kelompok tani, maka Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku KPA memberikan teguran tertulis kepada produsen benih pelaksana PSO
subsidi benih. Teguran tertulis tersebut
ditembuskan kepada Menteri Pertanian dan
(18)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 18 V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Monitoring dan Evaluasi
1.Monitoring dan Evaluasi diperlukan agar
pelaksanaan subsidi benih tepat sasaran. Hal-hal yang dimonitor meliputi rencana dan realisasi penjualan dan penyaluran benih bersubsidi, kondisi mutu benih yang dijual dan disalurkan, ketepatan waktu penjualan dan penyaluran serta
permasalahan di lapangan. Monitoring dan
Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat daerah sampai pusat.
2.Monitoring dan evaluasi di tingkat daerah
dilaksanakan oleh Tim Monitoring dan Evaluasi yang dibentuk di Provinsi yang terdiri dari unsur
Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota, dan UPTD BPSBTPH. Tim
Monitoring dan Evaluasi tersebut ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Provinsi. Hasil monitoring
dan evaluasi tersebut disampaikan kepada
Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
3.Monitoring dan evaluasi di tingkat pusat
dilaksanakan oleh Tim Monitoring dan Evaluasi Tingkat Pusat yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Tanaman Pangan. Monitoring dan
evaluasi yang dilaksanakan Tingkat Pusat hanya bersifat uji petik, yaitu tidak dilakukan di semua lokasi.
(19)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 19 B. Pelaporan
Laporan yang disusun meliputi laporan bulanan dan laporan tahunan. Laporan Bulanan merupakan laporan realisasi penjualan dan penyaluran benih
bersubsidi, sedangkan Laporan Tahunan
merupakan pelaksanaan kegiatan subsidi benih.
1. Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menyusun
rekapitulasi DU-PBB, realisasi penjualan dan
penyaluran benih bersubsidi setiap bulan.
Laporan disampaikan kepada Dinas Pertanian
Provinsi. Format tabel laporan seperti
Lampiran 7.
2. Dinas Pertanian Provinsi menyusun rekapitulasi
DU-PBB, realisasi penjualan dan penyaluran
benih bersubsidi setiap bulan. Laporan
disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Format tabel laporan seperti Lampiran 8.
3. Produsen benih pelaksana PSO subsidi benih
wajib menyusun laporan secara tertulis realisasi penjualan dan penyaluran benih bersubsidi setiap bulan. Laporan disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku KPA.
4. Laporan tersebut sebagai bahan evaluasi
perkembangan realisasi penjualan dan
penyaluran benih bersubsidi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
(20)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 20
5. Direktur Jenderal Tanaman Pangan menyusun
Laporan Pelaksanaan Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016.
(21)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 21 VI. PENUTUP
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 ini merupakan acuan dalam pelaksanaan, penjualan, dan penyaluran benih bersubsidi Tahun Anggaran 2016. Sehingga diharapkan tujuan dan sasaran pelaksanaan subsidi benih dapat tercapai.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 9 Februari 2016
DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,
HASIL SEMBIRING
(22)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 22
(23)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 23
LAMPIRAN 1.
RINCIAN ALOKASI BENIH BERSUBSIDI TA 2016
(24)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 24 ALOKASI BENIH BERSUBSIDI PER PROVINSI TA 2016
(HA) (KG) (HA (KG) (HA) (KG)
1 ACEH 200.000 5.000.000 5.000 75.000 2.000 100.000
2 SUMATERA UTARA 300.000 7.500.000 15.000 225.000 300 15.000
3 SUMATERA BARAT 75.000 1.875.000 - - 90 4.500
4 RIAU 15.000 375.000 - - 100 5.000
5 KEPULAUAN RIAU - - - - -
-6 JAMBI 40.000 1.000.000 - - 330 16.500
7 SUMATERA SELATAN 200.000 5.000.000 1.500 22.500 40 2.000
8 BANGKA BELITUNG - - - - -
-9 BENGKULU 15.000 375.000 2.000 30.000 150 7.500
10 LAMPUNG 200.000 5.000.000 15.000 225.000 100 5.000
11 BANTEN 215.000 5.375.000 - - 850 42.500
12 DKI JAKARTA - - - - -
-13 JAWA BARAT 300.000 7.500.000 17.500 262.500 2.000 100.000
14 JAWA TENGAH 550.000 13.750.000 20.000 300.000 8.000 400.000
15 DI YOGYAKARTA 12.500 312.500 2.500 37.500 2.600 130.000
16 JAWA TIMUR 700.000 17.500.000 25.000 375.000 17.000 850.000
17 BALI 18.500 462.500 1.000 15.000 500 25.000
18 NUSA TENGGARA BARAT 110.000 2.750.000 17.500 262.500 9.000 450.000
19 NUSA TENGGARA TIMUR 95.000 2.375.000 1.000 15.000 150 7.500
20 KALIMANTAN BARAT 150.000 3.750.000 - - 180 9.000
21 KALIMANTAN TENGAH 75.000 1.875.000 - - 90 4.500
22 KALIMANTAN SELATAN 150.000 3.750.000 1.000 15.000 270 13.500
23 KALIMANTAN TIMUR 8.500 212.500 - - 100 5.000
24 KALIMANTAN UTARA 5.500 137.500 - - -
-25 SULAWESI UTARA - - - - -
-26 SULAWESI TENGAH 22.500 562.500 - - 600 30.000
27 SULAWESI SELATAN 280.000 7.000.000 25.000 375.000 4.500 225.000
28 SULAWESI TENGGARA 60.000 1.500.000 - - 250 12.500
29 GORONTALO 35.000 875.000 - - 180 9.000
30 SULAWESI BARAT 40.000 1.000.000 - - 180 9.000
31 MALUKU 11.500 287.500 1.000 15.000 20 1.000
32 MALUKU UTARA 1.000 25.000 - - 90 4.500
33 PAPUA 10.000 250.000 - - 300 15.000
34 PAPUA BARAT 5.000 125.000 - - 30 1.500
3.900.000
97.500.000 150.000 2.250.000 50.000 2.500.000
PADI INBRIDA PADI HIBRIDA KEDELAI
JUMLAH
(25)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 25 ALOKASI BENIH BERSUBSIDI PADI INBRIDA TA 2016
NO PROVINSI
(HA) (KG) (HA (KG) (HA) (KG)
1 ACEH 200.000 5.000.000 100.000 2.500.000 100.000 2.500.000 2 SUMATERA UTARA 300.000 7.500.000 150.000 3.750.000 150.000 3.750.000 3 SUMATERA BARAT 75.000 1.875.000 37.500 937.500 37.500 937.500 4 RIAU 15.000 375.000 7.500 187.500 7.500 187.500 5 KEPULAUAN RIAU - - - - - -6 JAMBI 40.000 1.000.000 20.000 500.000 20.000 500.000 7 SUMATERA SELATAN 200.000 5.000.000 100.000 2.500.000 100.000 2.500.000 8 BANGKA BELITUNG - - - - - -9 BENGKULU 15.000 375.000 7.500 187.500 7.500 187.500 10 LAMPUNG 200.000 5.000.000 100.000 2.500.000 100.000 2.500.000 11 BANTEN 215.000 5.375.000 107.500 2.687.500 107.500 2.687.500 12 DKI JAKARTA - - - - - -13 JAWA BARAT 300.000 7.500.000 150.000 3.750.000 150.000 3.750.000 14 JAWA TENGAH 550.000 13.750.000 275.000 6.875.000 275.000 6.875.000 15 DI YOGYAKARTA 12.500 312.500 6.250 156.250 6.250 156.250 16 JAWA TIMUR 700.000 17.500.000 350.000 8.750.000 350.000 8.750.000 17 BALI 18.500 462.500 9.250 231.250 9.250 231.250 18 NUSA TENGGARA BARAT 110.000 2.750.000 55.000 1.375.000 55.000 1.375.000 19 NUSA TENGGARA TIMUR 95.000 2.375.000 47.500 1.187.500 47.500 1.187.500 20 KALIMANTAN BARAT 150.000 3.750.000 75.000 1.875.000 75.000 1.875.000 21 KALIMANTAN TENGAH 75.000 1.875.000 37.500 937.500 37.500 937.500 22 KALIMANTAN SELATAN 150.000 3.750.000 75.000 1.875.000 75.000 1.875.000 23 KALIMANTAN TIMUR 8.500 212.500 4.250 106.250 4.250 106.250 24 KALIMANTAN UTARA 5.500 137.500 2.750 68.750 2.750 68.750 25 SULAWESI UTARA - - - - - -26 SULAWESI TENGAH 22.500 562.500 11.250 281.250 11.250 281.250 27 SULAWESI SELATAN 280.000 7.000.000 140.000 3.500.000 140.000 3.500.000 28 SULAWESI TENGGARA 60.000 1.500.000 30.000 750.000 30.000 750.000 29 GORONTALO 35.000 875.000 17.500 437.500 17.500 437.500 30 SULAWESI BARAT 40.000 1.000.000 20.000 500.000 20.000 500.000 31 MALUKU 11.500 287.500 5.750 143.750 5.750 143.750 32 MALUKU UTARA 1.000 25.000 500 12.500 500 12.500 33 PAPUA 10.000 250.000 5.000 125.000 5.000 125.000 34 PAPUA BARAT 5.000 125.000 2.500 62.500 2.500 62.500
3.900.000
97.500.000 1.950.000 48.750.000 1.950.000 48.750.000 ALOKASI PT SANG HYANG SERI
(PERSERO)
PT PERTANI (PERSERO)
(26)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 26 ALOKASI BENIH BERSUBSIDI PADI HIBRIDA TA 2016
NO PROVINSI
(HA) (KG) (HA (KG) (HA) (KG)
1 ACEH 5.000 75.000 2.500 37.500 2.500 37.500 2 SUMATERA UTARA 15.000 225.000 7.500 112.500 7.500 112.500 3 SUMATERA BARAT - - - - - -4 RIAU - - - - - -5 KEPULAUAN RIAU - - - - - -6 JAMBI - - - - - -7 SUMATERA SELATAN 1.500 22.500 750 11.250 750 11.250 8 BANGKA BELITUNG - - - - - -9 BENGKULU 2.000 30.000 1.000 15.000 1.000 15.000 10 LAMPUNG 15.000 225.000 7.500 112.500 7.500 112.500 11 BANTEN - - - - - -12 DKI JAKARTA - - - - - -13 JAWA BARAT 17.500 262.500 8.750 131.250 8.750 131.250 14 JAWA TENGAH 20.000 300.000 10.000 150.000 10.000 150.000 15 DI YOGYAKARTA 2.500 37.500 1.250 18.750 1.250 18.750 16 JAWA TIMUR 25.000 375.000 12.500 187.500 12.500 187.500 17 BALI 1.000 15.000 500 7.500 500 7.500 18 NUSA TENGGARA BARAT 17.500 262.500 8.750 131.250 8.750 131.250 19 NUSA TENGGARA TIMUR 1.000 15.000 500 7.500 500 7.500 20 KALIMANTAN BARAT - - - - - -21 KALIMANTAN TENGAH - - - - - -22 KALIMANTAN SELATAN 1.000 15.000 500 7.500 500 7.500 23 KALIMANTAN TIMUR - - - - - -24 KALIMANTAN UTARA - - - - - -25 SULAWESI UTARA - - - - - -26 SULAWESI TENGAH - - - - - -27 SULAWESI SELATAN 25.000 375.000 12.500 187.500 12.500 187.500 28 SULAWESI TENGGARA - - - - - -29 GORONTALO - - - - - -30 SULAWESI BARAT - - - - - -31 MALUKU 1.000 15.000 500 7.500 500 7.500 32 MALUKU UTARA - - - - - -33 PAPUA - - - - - -34 PAPUA BARAT - - - - -
-150.000
2.250.000 75.000 1.125.000 75.000 1.125.000 JUMLAH
ALOKASI PT SANG HYANG SERI (PERSERO)
PT PERTANI (PERSERO)
(27)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 27 ALOKASI BENIH BERSUBSIDI KEDELAI TA 2016
NO PROVINSI
(HA) (KG) (HA (KG) (HA) (KG)
1 ACEH 2.000 100.000 1.000 50.000 1.000 50.000
2 SUMATERA UTARA 300 15.000 150 7.500 150 7.500
3 SUMATERA BARAT 90 4.500 45 2.250 45 2.250
4 RIAU 100 5.000 50 2.500 50 2.500
5 KEPULAUAN RIAU - - - - -
-6 JAMBI 330 16.500 165 8.250 165 8.250
7 SUMATERA SELATAN 40 2.000 20 1.000 20 1.000
8 BANGKA BELITUNG - - - - -
-9 BENGKULU 150 7.500 75 3.750 75 3.750
10 LAMPUNG 100 5.000 50 2.500 50 2.500
11 BANTEN 850 42.500 425 21.250 425 21.250
12 DKI JAKARTA - - - - -
-13 JAWA BARAT 2.000 100.000 1.000 50.000 1.000 50.000
14 JAWA TENGAH 8.000 400.000 4.000 200.000 4.000 200.000
15 DI YOGYAKARTA 2.600 130.000 1.300 65.000 1.300 65.000
16 JAWA TIMUR 17.000 850.000 8.500 425.000 8.500 425.000
17 BALI 500 25.000 250 12.500 250 12.500
18 NUSA TENGGARA BARAT 9.000 450.000 4.500 225.000 4.500 225.000
19 NUSA TENGGARA TIMUR 150 7.500 75 3.750 75 3.750
20 KALIMANTAN BARAT 180 9.000 90 4.500 90 4.500
21 KALIMANTAN TENGAH 90 4.500 45 2.250 45 2.250
22 KALIMANTAN SELATAN 270 13.500 135 6.750 135 6.750
23 KALIMANTAN TIMUR 100 5.000 50 2.500 50 2.500
24 KALIMANTAN UTARA - - - - -
-25 SULAWESI UTARA - - - - -
-26 SULAWESI TENGAH 600 30.000 300 15.000 300 15.000
27 SULAWESI SELATAN 4.500 225.000 2.250 112.500 2.250 112.500
28 SULAWESI TENGGARA 250 12.500 125 6.250 125 6.250
29 GORONTALO 180 9.000 90 4.500 90 4.500
30 SULAWESI BARAT 180 9.000 90 4.500 90 4.500
31 MALUKU 20 1.000 10 500 10 500
32 MALUKU UTARA 90 4.500 45 2.250 45 2.250
33 PAPUA 300 15.000 150 7.500 150 7.500
34 PAPUA BARAT 30 1.500 15 750 15 750
50.000
2.500.000 25.000 1.250.000 25.000 1.250.000 JUMLAH
ALOKASI PT SANG HYANG SERI
(PERSERO)
PT PERTANI (PERSERO)
(28)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 28
Lampiran 2
Yang Bertanda tangan dibawah ini:
Nama : ... NIP : ... Jabatan : Kepala ... Kabupaten Kota : ... Memberikan penugasan kepada:
Nama : ... NIP : ... Jabatan : ………... Untuk :
1. Menyetujui Daftar Usulan Pembelian Benih Bersubsidi (DU-PBB) yang dibuat oleh kelompok tani 2. Mengetahui Faktur Penjualan Benih Bersubsidi
Demikian Surat Penugasan ini, agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
NIP.
( ... )
SURAT PENUGASAN
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota ...2016
(29)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 29
Catatan :
Apabila petugas pertanian yang ditugaskan tidak memiliki atau tidak berwenang menggunakan stempel atau cap agar melampirkan Surat Keterangan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Pejabat Eselon III yang ditugaskan mewakili
Lampiran 3
Tanggal : Nama Kelompok Tani : Jumlah Anggota : Desa : Kecamatan :
Kabupaten/Kota : Kepada Yth.
KEPALA CABANG/SATUAN TUGAS/BAGIAN PEMASARAN/PENJUALAN PT Sang Hyang Seri (Persero)/PT Pertani (Persero)*)
Untuk memenuhi kebutuhan benih budidaya tanaman pangan kami mengajukan pembelian benih bersubsidi sebagai berikut : Jenis Benih : Padi Inbrida, Padi Hibrida, Kedelai *)
Varietas***) Jadwal Tanam ... / ... (Bulan,Tahun)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
***) Dapat dibuat 2 (dua) alternatif varietas
………..……….. ………..……….. NIP.
ttd dan Cap/Stempel ttd dan Cap/Stempel
Jumlah
Menyetujui,
Kepala Cabang Dinas/Kepala UPT Kecamatan/ Ketua/Pengurus Kelompok Tani,
Petugas Pertanian Lainnya
**) Kebutuhan benih maksimal untuk padi inbrida 25kg/ha; padi hibrida 15kg/ha; dan kedelai 50kg/ha.
DAFTAR USULAN PEMBELIAN BENIH BERSUBSIDI (DU-PBB)
No Nama Petani Luas (ha) Kebutuhan
(30)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 30 Lampiran 4
PROVINSI : KABUPATEN :
Jenis Benih : Padi Inbrida, Padi Hibrida, Kedelai *)
Luas Kebutuhan Varietas**) Jadwal Tanam Kelompok Tani Ketua (Ha) Benih (Kg) ... / ... (Bulan, Tahun)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
**) Dapat dibuat 2 (dua) alternatif varietas
REKAPITULASI DAFTAR USULAN PEMBELIAN BENIH BERSUBSIDI (DU-PBB) TINGKAT KABUPATEN/KOTA
No Kecamatan/Desa Nama
Jumlah
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
ttd dan Cap/Stempel
( ………. ) NIP.
(31)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 31 Lampiran 5
Nomor :
Nama Pembeli : Kelo pok Ta i ……….. Alamat : Desa ………
Keca ata ……….. Kabupaten/Kota ………. Tanggal : ………..
Jumlah Masa Berlaku Harga Jual Benih Jumlah Penjualan (Kg) Label (Rp/Kg) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 = (3 x 6)
Mengetahui,
( ………...……… ) NIP.
FAKTUR PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI
( ………. )
Kelompok Tani Bagian Pemasaran/Penjualan
Petugas Pertanian Lainnya
ttd dan Cap/Stempel Jumlah
No Jenis Benih/
Varietas Nomor Lot
Ketua/Pengurus
ttd dan Cap/Stempel
( ……….. )
Kepala Cabang/Satuan Tugas/
PT Sang Hyang Seri (Persero)/PT Pertani (Persero)
ttd dan Cap/Stempel
Kepala Cabang Dinas/Kepala UPT Kecamatan/
Catatan :
Apabila petugas pertanian yang ditugaskan tidak memiliki atau tidak berwenang menggunakan stempel atau cap agar melampirkan Surat Keterangan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Pejabat Eselon III yang ditugaskan mewakili
(32)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 32
Lampiran 6
Kabupaten/Kota :
Jenis Benih : Padi Inbrida, Padi Hibrida, Kedelai *)
Nama Kelompok Volume Nomor Lot
Tani Desa Kecamatan Nomor Tanggal (Kg)
Keterangan : *) Coret yang tidak perlu
NIP.
ttd dan Cap/Stempel
REKAPITULASI FAKTUR PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI
Tanggal, ………
Faktur Alamat
Varietas
Jumlah No
Mengetahui, Kepala Dinas Pertanian Provinsi atau Pejabat Eselon III yang ditugaskan mewakili
( ………...………)
Kepala Cabang/Satuan Tugas/ PT Sang Hyang Seri (Persero)/PT Pertani (Persero)
ttd dan Cap/Stempel
( ………. ) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
atau Pejabat Eselon III yang ditugaskan mewakili
( ……… )
ttd dan Cap/Stempel
(33)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 33
KABUPATEN/KOTA : JENIS BENIH :
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
% TERHADAP
ALOKASI ALOKASI DU PBB
1 2 3 4 5 6 7=(5/3)*100 8 9 10=(8/3)*100 11=(8/5)*100
NIP.
(...)
% TERHADAP Lampiran 7
RENCANA DAN REALISASI PENJUALAN DAN PENYALURAN BENIH BERSUBSIDI KABUPATEN/KOTA
NO KECAMATAN
RENCANA REALISASI
ALOKASI DU PBB
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
(34)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016 34
PROVINSI : JENIS BENIH :
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
% TERHADAP
ALOKASI ALOKASI DU PBB
1 2 3 4 5 6 7=(5/3)*100 8 9 10=(8/3)*100 11=(8/5)*100
NIP.
(...) RENCANA DAN REALISASI PENJUALAN DAN PENYALURAN BENIH BERSUBSIDI PROVINSI
Lampiran 8
NO KABUPATEN/KOTA ALOKASI DU PBB
RENCANA
% TERHADAP REALISASI
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
Kepala Dinas Pertanian Provinsi
(1)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016
29
Catatan :Apabila petugas pertanian yang ditugaskan tidak memiliki atau tidak berwenang menggunakan stempel atau cap agar melampirkan Surat Keterangan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Pejabat Eselon III yang ditugaskan mewakili
Lampiran 3
Tanggal : Nama Kelompok Tani : Jumlah Anggota : Desa : Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Kepada Yth.
KEPALA CABANG/SATUAN TUGAS/BAGIAN PEMASARAN/PENJUALAN PT Sang Hyang Seri (Persero)/PT Pertani (Persero)*)
Untuk memenuhi kebutuhan benih budidaya tanaman pangan kami mengajukan pembelian benih bersubsidi sebagai berikut : Jenis Benih : Padi Inbrida, Padi Hibrida, Kedelai *)
Varietas***) Jadwal Tanam ... / ... (Bulan,Tahun)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
***) Dapat dibuat 2 (dua) alternatif varietas
………..……….. ………..………..
NIP.
ttd dan Cap/Stempel ttd dan Cap/Stempel
Jumlah
Menyetujui,
Kepala Cabang Dinas/Kepala UPT Kecamatan/ Ketua/Pengurus Kelompok Tani, Petugas Pertanian Lainnya
**) Kebutuhan benih maksimal untuk padi inbrida 25kg/ha; padi hibrida 15kg/ha; dan kedelai 50kg/ha. DAFTAR USULAN PEMBELIAN BENIH BERSUBSIDI
(DU-PBB)
No Nama Petani Luas (ha) Kebutuhan
(2)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016
30
Lampiran 4
PROVINSI : KABUPATEN :
Jenis Benih : Padi Inbrida, Padi Hibrida, Kedelai *)
Luas Kebutuhan Varietas**) Jadwal Tanam
Kelompok Tani Ketua (Ha) Benih (Kg) ... / ... (Bulan, Tahun)
Keterangan :
*) Coret yang tidak perlu
**) Dapat dibuat 2 (dua) alternatif varietas
REKAPITULASI DAFTAR USULAN PEMBELIAN BENIH BERSUBSIDI (DU-PBB) TINGKAT KABUPATEN/KOTA
No Kecamatan/Desa Nama
Jumlah
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
ttd dan Cap/Stempel ( ………. ) NIP.
(3)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016
31
Lampiran 5 Nomor :
Nama Pembeli : Kelo pok Ta i ……….. Alamat : Desa ………
Keca ata ……….. Kabupaten/Kota ………. Tanggal : ………..
Jumlah Masa Berlaku Harga Jual Benih Jumlah Penjualan
(Kg) Label (Rp/Kg) (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 = (3 x 6)
Mengetahui,
( ………...……… ) NIP.
FAKTUR PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI
( ………. )
Kelompok Tani Bagian Pemasaran/Penjualan
Petugas Pertanian Lainnya
ttd dan Cap/Stempel
Jumlah
No Jenis Benih/
Varietas Nomor Lot
Ketua/Pengurus
ttd dan Cap/Stempel
( ……….. )
Kepala Cabang/Satuan Tugas/ PT Sang Hyang Seri (Persero)/PT Pertani (Persero)
ttd dan Cap/Stempel
Kepala Cabang Dinas/Kepala UPT Kecamatan/
Catatan :
Apabila petugas pertanian yang ditugaskan tidak memiliki atau tidak berwenang menggunakan stempel atau cap agar melampirkan Surat Keterangan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau Pejabat Eselon III yang ditugaskan mewakili
(4)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016
32
Lampiran 6Kabupaten/Kota :
Jenis Benih : Padi Inbrida, Padi Hibrida, Kedelai *)
Nama Kelompok Volume Nomor Lot
Tani Desa Kecamatan Nomor Tanggal (Kg)
Keterangan : *) Coret yang tidak perlu
NIP.
ttd dan Cap/Stempel
REKAPITULASI FAKTUR PENJUALAN BENIH BERSUBSIDI
Tanggal, ……… Faktur
Alamat
Varietas
Jumlah No
Mengetahui, Kepala Dinas Pertanian Provinsi atau Pejabat Eselon III yang ditugaskan mewakili
( ………...………)
Kepala Cabang/Satuan Tugas/ PT Sang Hyang Seri (Persero)/PT Pertani (Persero)
ttd dan Cap/Stempel
( ………. ) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
atau Pejabat Eselon III yang ditugaskan mewakili
( ……… )
ttd dan Cap/Stempel
(5)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016
33
KABUPATEN/KOTA :JENIS BENIH :
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
% TERHADAP
ALOKASI ALOKASI DU PBB
1 2 3 4 5 6 7=(5/3)*100 8 9 10=(8/3)*100 11=(8/5)*100
NIP.
(...)
% TERHADAP Lampiran 7
RENCANA DAN REALISASI PENJUALAN DAN PENYALURAN BENIH BERSUBSIDI KABUPATEN/KOTA
NO KECAMATAN
RENCANA REALISASI
ALOKASI DU PBB
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota
(6)
Petunjuk Teknis Subsidi Benih Tahun Anggaran 2016
34
PROVINSI : JENIS BENIH :
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
% TERHADAP
ALOKASI ALOKASI DU PBB
1 2 3 4 5 6 7=(5/3)*100 8 9 10=(8/3)*100 11=(8/5)*100
NIP.
(...)
RENCANA DAN REALISASI PENJUALAN DAN PENYALURAN BENIH BERSUBSIDI PROVINSI
Lampiran 8
NO KABUPATEN/KOTA ALOKASI DU PBB
RENCANA
% TERHADAP REALISASI
VOLUME (kg)
LUAS AREAL (ha)
Kepala Dinas Pertanian Provinsi