Dinas Kesehatan Sleman File

Mengenal Jurnalistik
Disampaikan pada
Pelatihan Jurnalistik Dinas Kesehatan
Kabupaten Sleman
,
2-3 November 2011
di RM Pandan Garden Resto Monjali

Ahmad Luthfie
Wakil Pemimpin Redaksi
SKH Kedaulatan Rakyat

Pengertian Jurnalistik
Jurnalistik (journalistic) berasal dari kata du
jour atau journal (Perancis) yang artinya
hari atau catatan harian. Jurnalistik adalah
proses penulisan dan penyebaran informasi
berupa berita, feature, dan opini melalui
media massa.

Informasi adalah keterangan, pesan,

gagasan, atau pemberitahuan tentang
suatu masalah atau peristiwa. Dalam
definisi jurnalistik, yang dimaksud
dengan informasi adalah news (berita),
views (pandangan atau opini), dan
karangan khas yang disebut feature
(berisikan fakta dan opini).

Penulisan informasi adalah aktivitas
penulisan atau penyusunan berita,
opini, dan feature untuk
dipublikasikan atau dimuat di media
massa. Pelakunya adalah wartawan
(journalist) dan penulis (writer).

Jenis-jenis Tulisan Jurnalistik
1.

Berita.
Tidak ada definisi baku yang menjelaskan

tentang definisi berita. Menurut Mitchel V.
Charnley, berita adalah laporan tercepat
dari suatu peristiwa atau kejadian yang
faktual, penting, dan menarik bagi
sebagian besar pembaca, serta
menyangkut kepentingan mereka.

2. Feature
Feature merupakan tulisan khas yang
menuturkan fakta, peristiwa atau
proses disertai penjelasan riwayat
terjadinya, duduk perkaranya, proses
pembentukannya, dan cara kerjanya.
Feature umumnya mengedepankan
unsur why dan how.



Feature juga biasa disebut tulisan
penyegar. Fungsinya sebagai oase di

antara berbagai tulisan lain di sebuah
media massa. Feature biasa diangkat dari
kisah tokoh tertentu (karena terkenal,
karena prestasi, atau karena nasibnya yang
menyedihkan).

3. Artikel/Opini




Artikel adalah salah satu bentuk tulisan
nonfiksi berisi fakta dan data yang disertai
sedikit analisis dan opini penulisnya.
Artikel adalah karya tulis lengkap yang
dimuat di koran, majalah, atau internet.
Misal bila kita menulis tentang tips membina
persahabatan dan dimuat di koran atau
media lainnya, maka tulisan itu disebut
dengan artikel


Jenis-jenis artikel






Artikel ringan: antara lain Sungguhsungguh Terjadi, Surat Pembaca, tips
tertentu.
Artikel sedang: antara lain Suara Guru dan
Mahasiswa Berbicara.
Artikel berat: Artikel di rubrik opini atau di
rubrik khusus seperti Analisis di KR.

Teknik Penulisan Berita
Berita adalah bentuk tulisan non fiksi
berdasarkan sebuah peristiwa faktual.
Lazim disebut sebagai stright news/hard
news (berita lempang atau berita

langsung). Selain itu masih ada spot news
(berita singkat); interpeted news (berita
pendapat); interpretative news (berita
dengan interpretasi); investigative news
(berita penyidikan) dll.

Gaya Piramida Terbalik
Judul Berita (Headline)
Baris Tanggal
Teras Berita (Lead/Intro)
Tubuh Berita
(News Bodys)

Fungsi Judul Berita (Headline)
a.
b.

c.

Menolong pembaca yang bergegas mengenal

kejadian di sekelilingnya.
Dengan teknik grafika tipe-tipe huruf, judul
berita dapat ditonjolkan sehingga menarik orang
untuk membaca.
Mengapa bergegas? Karena sifat manusia
modern yang serba tergesa sehingga banyak
pembaca yang hanya membaca judul berita.

Fungsi Baris Tanggal
Baris tanggal dimaksudkan untuk
menunjukkan kapan berita tersebut diupload. Artinya, ini menyangkut soal
aktualitas. Dengan melihat baris tanggal
pembaca segera mengetahui isiannya
masih baru atau sudah lama.

3. Teras Berita
Menulis teras berita merupakan bagian yang
tersulit. Sebab harus menyajikan fakta penting
dan menarik minat pembaca. Karena ingin
menonjolkan bagian penting, teras berita bisa

juga merupakan ringkasan dari berita. Teras
berita umumnya memuat lengkap unsur-unsur
berita (5W dan 1H).

5W dan 1H
1.
2.

3.
4.
5.
6.

What: Apa yang terjadi.
Who: Siapa yang terlibat dalam kejadian
Itu.
Where: Di mana hal itu terjadi.
When: Kapan peristiwa itu terjadi.
Why: Kenapa hal itu terjadi, dan
How: Bagaimana peristiwa itu terjadi.


3A – 3M


Untuk istilah Indonesia, unsur 5W + 1H
adalah : 3A – 3M
Kependekan dari Apa; si-Apa; meng-Apa;
bila-Mana; di-Mana; dan bagai-Mana.

Gaya Bahasa
Umumnya orang ingin membaca beritaberita di media massa secara cepat. Selain
”daya tahan mata” terbatas, juga
kemungkinan mereka terburu-buru.
Karena itu, gaya bahasa jurnalisme
hendaknya: ringkas, padat, atau to the
point, dan menarik.

Perhatian utama pembaca biasanya pada
judul dan lead. Keduanya harus dibuat
semenarik mungkin sehingga ”eye

catching” (menarik perhatian dan minat
baca). Umumnya, lead adalah alinea
pertama dari artikel berita tersebut, walau
tidak mesti demikian –bisa dibuat tersendiri
misalnya menampilkan isi berita paling
menarik sebagai ”eye cacther”.

Bahasa Jurnalistik


Jelas; bahasa yang digunakan mudah dipahami
dan tidak menimbulkan makna ganda, serta tidak
menggunakan bahasa kiasan. Jelas, artinya
informasi yang disampaikan jurnalis dengan
mudah dapat dipahami oleh khalayak umum
(pembaca). Struktur kalimatnya tidak
menimbulkan penyimpangan/pengertian makna
yang berbeda, menghindari ungkapan bersayap
atau bermakna ganda (ambigu).


 Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu
menyampaikan pengertian atau makna
informasi secara langsung dengan
menghindari bahasa yang berbunga-bunga.
 Menarik, artinya dengan menggunakan
pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan
berkembang. Menghindari kata-kata yang
sudah mati.

 Sederhana; artinya bahasa pers sedapatdapatnya memilih kalimat tunggal dan sederhana,
bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan
kompleks. Kalimat yang efektif, praktis,
sederhana pemakaian kalimatnya, tidak
berlebihan pengungkapannya (bombastis).
Menggunakan bahasa awam dan menghindari
penggunaan kata dan istilah asing yang terlalu
teknis dan ilmiah. Jika harus digunakan, maka
harus dijelaskan pengertiannya.






Hemat kata (ekonomi kata): Daripada
menjadi dari ; kemudian – lalu; sekarang –
kini; kurang lebih – sekitar; terkejut – kaget;
barangkali – mungkin; semakin – kian.
Hindari penggunaan kata mubazir (kata
yang bisa dihilangkan) dan kata jenuh
(ungkapan klise). Contoh: Syukuran
milangkala LSS telah diselenggarakan hari
Sabtu (23/04) Syukuran milangkala LSS
diselenggarakan Sabtu (23/04).





Singkat. artinya bahasa jurnalistik harus
menghindari penjelasan yang panjang dan
bertele-tele.
Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu
sudah mampu menyampaikan informasi yang
lengkap. Semua yang diperlukan pembaca sudah
tertampung didalamnya. Menerapkan prinsip 5 W
+ 1 H, membuang kata-kata mubazir dan
menerapkan ekonomi kata.





Dinamis dan tidak monoton terutama
dalam menyebutkan nama tokoh atau
tempat secara berulang.
Membatasi diri dalam singkatan atau
akronim, kalau perlu dipakai maka pada
awal tulisan harus dijelaskan
kepanjangannya.

Saran-saran
1.
2.

Buatlah judul yang sederhana (simple)
dan tepat sasaran (straightforward).
Buat tulisan yang membantu pembaca
agar dapat memindai (scannable),
misalnya dengan subjudul, highlight katakata penting dengan warna yang berbeda,
cetak tebal, jenis huruf, ukuran huruf,
hypertext/hyperlink.

Saran-saran
3. Buatlah tulisan pendek/ringkas. Satu alinea
idealnya hanya terdiri dari 65 karakter.
4. Jika perlu, uraian panjang dipecah-pecah
menjadi beberapa judul, sambungkan
melalui multiple hyperlink.

Saran-saran
5. Pembaca tidak suka tulisan panjang.
6. Gunakan tabel atau poin/angka urut ke
bawah. Pembaca lebih mudah dan lebih
nyaman membaca uraian berurut ke bawah
daripada membaca alinea yang panjang.

Saran-saran
7. Gunakan alinea/paragraf pendek dan jarak
antar-alinea.
8. Terapkan prinsip Piramida Terbalik -- yang
penting di atas, uraian selanjutnya.
9. Gunakan bahasa sederhana dan
”informal”.
10. Jika ada uraian panjang, hendaknya
dipecah-pecah menjadi beberapa judul.