Dinas Kesehatan Sleman File

PENTAVALEN
VAKSIN BARU DI TAHUN 2013
LATAR BELAKANG










Pneumonia menyebabkan kematian terbesar pada anak.
Kurang lebih 23% pneumonia yang serius pada anak-anak
disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe b (Hib).
Hib dapat menyebabkan antara lain meningitis (50%),
epiglotitis (17%), pneumonia (15%), arthritis (8%), selulitis
(6%), osteomyelitis (2%) dan bakteriemia (2%). (CDC tahun
2000)
Rekomendasi Komite Ahli Penasihat Imunisasi

Nasional/Indonesian Technical Advisory Group on

Immunization (ITAGI) tahun 2010 à vaksin Hib
diintegrasikan ke dalam program imunisasi nasional
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi
dan balita akibat pneumonia dan meningitis.
Rekomendasi SAGE (Strategic Advisory Group of Experts on

PENTAVALEN (Vaksin DTP-HB-Hib)


Vaksin DTP-HB-Hib à suspensi homogen berisikan :
- difteri murni
- toxoid tetanus,
- bakteri pertusis inaktif
- antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius,
- komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus Influenzae
tipe b (Hib) tidak infeksius yang dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus.





Vaksin ini dikemas dalam vial 5 dosis.
Indikasi : Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus
influenzae tipe b secara simultan.
Kontra indikasi : Hipersensitivitas terhadap komponen vaksin, kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau kelainan
saraf serius lainnya merupakan kontraindikasi terhadap komponen pertusis.
Penyimpanan: Vaksin ini harus disimpan dan ditransportasikan pada suhu antara +2 oC dan +8oC.
Vaksin ini tidak boleh beku sehingga penyimpanannya dilengkapi dengan indikator paparan suhu beku
Vaksin DPT-HB-Hib terbukti aman dan memiliki efikasi yang tinggi.
Tingkat kekebalan yang protektif akan terbentuk pada bayi yang sudah mendapatkan tiga dosis imunisasi DPT-HB-Hib.
Namun, walau vaksin sangat efektif melindungi kematian dari penyakit difteri, secara keseluruhan efektivitas melindungi gejala
penyakit hanya berkisar 70-90 %.
Titer antibodi pasif dari ibu ke anak di daerah endemis bisa mencapai > 0,1 IU/mL, dibanding antibodi dari vaksin sebesar 0,02 IU/mL
Antibodi yang terbentuk hanya bersifat sementara dan akan menurun secara drastis 50% selama sebulan dan rata-rata 14% seminggu
Hasil penelitian Kimura et al,1991) :
à titer antibodi setelah dosis pertama