Dinas Kesehatan Sleman File

Editing

Editing atau menyunting adalah suatu
proses dalam pekerjaan redaksi yang
sifatnya mempertimbangkan setiap
materi publikasi secara substansial serta
up grading teknis penyajian materi
publikasi setelah melewati penilaian
substansi dipandang layak untuk
disiarkan. Staf redaksi yang melakukan
editing biasa disebut editor atau redaktur.

Tujuan editing adalah menjadikan
materi publikasi (naskah, foto
maupun bahan publikasi lain) dapat
menyampaikan pesan secara efektif,
dapat dipahami pembaca dengan
cepat (dengan menggunakan waktu
sesingkat mungkin) dan termuat
dalam media dengan pemakaian
tempat yang efisien pula.


Penyampaian pesan dengan
menggunakan waktu dan tempat
(space) yang efisien serta teknik
penyampaian yang efektif merupakan
prinsip pokok jurnalistik. Azas yang
berlaku dalam jurnalistik memang
menghendaki komunikasi
berlangsung dengan cepat dan jelas
dalam waktu dan tempat yang relatif
terbatas.

Sebagai filter terakhir dalam jajaran
redaksi, redaktur memiliki wewenang
untuk memperbaiki atau mengubah
laporan reporter dan artikel opini
agar sesuai dengan standar
penulisan yang telah ditentukan,
yaitu tulisan yang efisien dan efektif.


Cakupan Editing
Editing meliputi pemeriksaan dan perbaikan
(up grading) naskah, baik secara teknis
maupun non teknis. Pemeriksaan dan
perbaikan naskah berdasarkan aspek non
teknis pada dasarnya adalah pemeriksaan
perihal substansi sebuah naskah. Sedang
pemeriksaan dan perbaikan naskah dari aspek
teknisnya dalah mengupayakan agar
penyajian naskah menjadi lebih efisien dan
penyampaian pesan menjadi efektif.

Ketika membaca naskah seorang
redaktur harus berpikir apakah isi dan
teknik penyajian naskah sudah sesuai
dengan kriteria yang dirumuskan dalam
politik keredaksian. Sedang ketika
redaktur memeriksa, memilih dan
kemudian memperbaiki naskah ia harus
berpikir apakah naskah sudah disajikan

sedemikian rupa sehingga membantu
penyampaian informasi yang efektif dan
efisien.

Redaktur dituntut kritis terhadap
tulisan/naskah yang diterima. Sikap
kritis tidak hanya naskah harus
memenuhi standar jurnalistik, tetapi
juga apakah isinya sudah sesuai
dengan politik keredaksian, sudah
sesuai dengan kebutuhan
pembacanya.

Aspek yang harus
dipertimbangkan ketika
melakukan editing antara lain:
News Value (nilai berita). Artinya,
kalau tidak semua naskah bisa
dimuat dan harus dipilih, maka
harus memilih mana yang

memiliki news value paling tinggi.

Relevansi: Artinya apakah isi naskah
bermanfaat dan relevan untuk
disampaikan kepada para pembaca.
Maksudnya apakah penting dan menarik
bagi mereka. Bisa dikatakan penting jika
informasinya memiliki dampak langsung
maupun tidak langsung bagi kehidupan
pembaca. Sedang menarik jika mampu
mengusik dan memikat perhatian
pembaca.

Angle atau sudut pandang. Sudut
pandang yang baik adalah yang
bukan pengulangan pemberitaan
yang sudah disiarkan sebelumnya,
baik oleh media sendiri maupun
media lain. Kalau pengulangan maka
fakta yang disajikan harus lebih

lengkap atau memiliki hal-hal yang
lebih baru.

Kelengkapan fakta: Pada berita (straight
news) kelengkapan fakta lebih mudah
diperiksa, yakni dilihat dari unsur 5 W + 1
H. Untuk feature dan laporan mendalam
atau artikel kelengkapan fakta sering
menjadi persoalan, yaitu seberapa
lengkap fakta yang disajikan untuk
mendukung sudut pandang yang dipilih,
sebab dituntut penjabaran lebih rinci
untuk menguraikan jawaban why dan
how.

Aspek Pelanggaran Etika Jurnalistik:
Acuannya bisa dua, yaitu kode etik
jurnalistik yang sudah ditetapkan secara
nasional dan yang ditetapkan secara
internal di suatu media. Bentuk

pelanggaran bisa pencemaran nama baik
orang atau institusi, deskripsi yang
sangat jelas terhadap sesuatu yang
dilarang, misalnya deskripsi soal
sadisme atau pemaparan seks.

Aspek Hukum: Unsur yang
memungkinkan adanya tuntutan
hukum dari pihak lain harus
dihilangkan. Untuk itu redaktur
harus jeli.

Keberimbangan (balance) dan
Ketidakberpihakan (fairness):
Keberimbangan adalah memberi
kesempatan yang sama bagi dua
pihak yang berseberangan untuk
memberi kesaksian atau tanggapan,
dengan porsi yang sama juga.
Sedang fairness adalah sikap tidak

memihak salah satu pihak yang
berselisih.

Masalah SARA: Ada sejumlah hal yang
mengandung unsur-unsur yang secara
politis dilarang untuk disiarkan, yaitu
menyangkut unsur SARA (suku, agama,
ras dan antargolongan). Batasannya
memang tidak cukup jelas. Karena itu
seorang redaktur harus memiliki pikiran
jernih untuk mempertimbangkan apa saja
yang betul-betul masuk SARA. Untuk itu
bisa didiskusikan di internal redaksi.

Perbaikan aspek teknis. Jika
semua aspek non teknis sudah
beres, barulah editing memasuki
pekerjaan teknis, yaitu up grading
naskah yang mengupayakan
penyajian menjadi efisien dan

penyampaian menjadi efektif.

Struktur Tulisan: Struktur laporan
yang diserahkan reporter termasuk
yang perlu dinilai ulang. Sangat
mungkin terjadi, ada sejumlah alenia
yang harus dipertukarkan letaknya,
agar ‘jalan pikiran’ naskah tersebut
menjadi lebih jernih dan mudah
dipahami. Jika yang disunting berita
langsung, maka patokannya adalah
pola piramida terbalik.

Kalau naskah yang disunting berbentuk
feature, laporan in-depth, atau artikel opini,
maka struktur tulisan lebih banyak ditentukan
oleh tahapan-tahapan uraian yang
bersambung dengan baik satu sama lain, yang
memungkinkan pembaca dibawa ‘memahami
persoalan’ secara mudah, terang dan terhindar

dari pengulangan serta tidak berbelit-belit.
Pemeriksaan struktur tulisan dimulai dengan
melihat keterkaitan logis antar alenia, sejak
alenia pertama sampai akhir.