SOP Dokumen Lingkungan

SOP DOKUMEN LINGKUNGAN
DAN MEKANISMENYA

Dokumen Lingkungan
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup)


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Amdal
adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan / atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan / atau kegiatan ;



Dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang
diakibatkan oleh suatu usaha dan / atau kegiatan.
Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
1.

besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan;


2.

luas wilayah penyebaran dampak;

3.

intensitas dan lamanya dampak berlangsung;

4.

banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;

5.

sifat kumulatif dampak;

6.

berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan


7.

kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
dan/atau



Pedoman Untuk menentukan suatu kegiatan wajib amdal adalah PerMen LH No.
05 Tahun 2012 Tentang Jenis usaha dan kegiatan yang wajib amdal.

Dokumen AMDAL terdiri dari
a. Dokumen KA-ANDAL
b. Dokumen ANDAL, RKL dan RPL


KA (Kerangka Acuan) adalah ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan
hidup yang merupakan hasil pelingkupan.




ANDAL (analisis Dampak Lingkungan Hidup) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak penting suatu rencana Usaha dan / atau kegiatan.



RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup) adalah Upaya penanganan
dampak terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana Usaha
dan atau kegiatan ;

1



RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup) adalah Upaya pemantauan
komponen lingkungan hidup yang terkena dampak akibat rencana Usaha dan /
atau kegiatan.

UKl-UPL
UKL-UPL (Upaya Pengelolaan lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup) adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan / atau
kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelengaraan Usaha dan / atau
kegiatan.


Untuk menentukan suatu kegiatan usaha dan atau kegiatan adalah wajib UKLUPL dapat ditentukan berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 30 Tahun 2011
tentang jenis kegaiatn yang wajib UKL-UPL.



Pedoman penyusunan dokumen UKL-UPL berdasarka PerMen LH No. 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

SPPL (Surat pernyataan pengelolaan lingkungan)
Adalah pernyataan yang harus dibuat oleh pemrakarsa usaha dan atau kegiatan yang
tidak masuk ketgori AMDAL atau UKL-UPL, sehingga tidak diwajibkan
mendapatkan izin lingkungan. Contohnya pembangunan apotek, dll yang besaran
diluar kegiatan yang wajib AMDAL dan UKL-UPL.
Kesesuaian Dokumen Lingkungan dengan Tata Ruang



Penyusunan dokumen Amdal, UKL-UPL dan SPPL yang diajukan oleh
penanggungjawab rencana usaha dan/atau kegiatan harus sesuai dengan rencana tata
ruang wilayah (RTRW) dan/atau rencana tata ruang kawasan.



Apabila dokumen Amdal, UKL-UPL dan SPPL yang diajukan oleh pemrakarsa
lokasinya tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan/atau rencana
tata ruang kawasan maka dokumen Amdal, UKL-UPL dan SPPL yang diajukan tidak
ditanggapi dan dikembalikan kepada pemrakarsa dan/atau penanggungjawab rencana
usaha dan/atau kegiatan.

Beberapa hal penting dalam penyusunan Amdal :
1. Dokumen Amdal yang diajukan kepada Komisi Penilai AMDAL wajib disusun oleh
pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan.

2


2. Dalam menyusun dokumen AMDAL, pemrakarsa dapat menyusun sendiri atau
meminta bantuan pihak lain, baik itu sebagai penyusun perorangan atau yang
tergabung dalam lembaga jasa penyusunan dokumen AMDAL.
3. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun Amdal,
paling sedikit 3 (tiga) orang penyusun dokumen AMDAL yang telah memiliki
sertifikat kompetensi, terdiri dari 1 (satu) orang dengan kualifikasi sebagai ketua tim
dan 2 (dua) orang dengan kualifikasi sebagai anggota tim.
4. Komisi Penilai AMDAL wajib menolak pengajuan dokumen AMDAL yang
penyusunnya tidak memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku.
5. Lembaga penyedia jasa penyusunan AMDAL wajib berbadan hukum dan terdaftar di
Kementerian Lingkungan Hidup.
6. Dokumen AMDAL wajib disusun setelah rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan
mendapatkan izin lokasi, sebelum kegiatan prakonstruksi yang bersangkutan
dilaksanakan.
7. Sebelum Dokumen AMDAL disusun, pemrakarsa wajib melakukan sosialisasi
kepada masyarakat peduli, pemerhati dan yang terkena dampak.
8. Sosialisasi dapat dilakukan melalui media massa, papan pengumuman pada lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan, papan pengumuman di wilayah pemerintah
setempat dan melakukan konsultasi publik kepada masyarakat terkena dampak.


Kewenangan Penilaian AMDAL :

Dalam melaksanakan tugas penilaian dokumen AMDAL, Komisi Penilai AMDAL
mempunyai tugas sesuai dengan tingkat kewenangannya dengan mengacu Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro telah membentuk Komisi Penilai AMDAL
Daerah yang dituangkan Daerah dalam Rekomendasi Badan Lingkungan Hidup Provinsi
Nomor 660/261/207.I/2014 dan telah diberikan lisensi oleh Bupati Bojonegoro Nomor :
660/2818/207.412/2014 perihal Rekomendasi Lisensi Komisi Penilai AMDALKabupaten
Bojonegoro.
Dalam penilaian dokumen AMDAL, kewenangan Komisi Penilai AMDAL Kabupaten
Bojonegoro adalah menilai dokumen terhadap usaha dan/atau kegiatan yang lokasinya
berada di Kabupaten Bojonegoro diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan dan Kabupaten/Kota
Manfaat dokumen Lingkungan

3

Bagi Pemrakarsa:

1.

Sebagai masukan bagi penyempurnaan rencana teknis kegiatan

2.

Sebagai bukti ketaatan dan kepedulian pihak pemrakarsa kegiatan terhadap
ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku

3.

Membantu dalam pengambilan keputusan atas perencanaan & pengelolaan
lingkungan dalam pelaksanaan rencana kegiatan, khususnya dalam pencegahan
dampak negatif dan pengembangan dampak positif yang timbul

Bagi Pemerintah:
1.

Sebagai bahan acuan untuk menilai upaya pengelolaan lingkungan yang telah
dilakukan oleh pemrakarsa


2.

Menjadi bahan acuan dalam pengawasan terutama dalam pelaksanaan UKL-UKL
(Upaya Pengelolaan Lingkungan) & UPL (Upaya Pemantauan Lingkungan)

3.

Menyediakan informasi bagi perencanaan pembangunan wilayah.

Bagi Masyarakat:
1.

Sebagai pedoman keikut-sertaan dalam pengawasan pengelolaan lingkungan
adanya kegiatan / usaha

2.

Turut berperan serta dalam mencegah dan menanggulangi dampak negatif yang
ditimbulkan serta memantau dan mengawasi upaya pengelolaan dan pemantauan

lingkungan yang dilakukan pemrakar

3.

MEKANISME PENGAJUAN UKL- UPL, AMDAL DAN IZIN
LINGKUNGAN
PROSEDUR PROSES AMDAL

Masyarakat
Berkepentingan

Pemrakarsa

Instansi Yang Bertanggung
Jawab

Pengumuman
Persiapan
Penyusunan AMDAL


Pengumuman
Persiapan
Penyusunan AMDAL

Saran, pendapat
dan tanggapan
Konsultasi

Saran, pendapat
dan tanggapan

Penyusunan KA-ANDAL

Penilaian KA-ANDAL oleh Komisi
Penilai (max 75 hari)
Penyusunan ANDAL, RKL-RPL

Saran, pendapat
dan tanggapan

Penilaian ANDAL oleh Komisi (maks 75 hari)

Rekomendasi Kelayakan lingkungan

4

Mekanisme Awal Pengajuan Permohonan Dokumen Lingkungan :
1.

Pemrakarsa mengajukan surat permohonan Izin Lingkungan dan Rekomendasi
dokumen lingkungan hidup yang dilengkapi dengan gambaran rencana kegiatan
termasuk skala besaran kegiatan kepada Bupati Bojonegoro melalui Badan Perijinan
Kabupaten Bojonegoro (sesuai kewenangannya berdasarkan Peraturan Bupati No : 63
Tahun 2014)

2.

Badan Perijinan membuat surat pengantar kepada Badan Lingkungan Hidup perihal
permohonan rekomendasi dokumen Lingkungan unuk memproses dan menjelaskan
kepada pemrakarsa jenis dokumen lingkungan yang harus disusun terkait jenis / usaha
kegiatan yang akan dilakukan.

Dokumen lingkungan yang disusun mengacu pada Permen LH No. 05 Tahun 2012 tentang
jenis dan usaha kegiatan yang wajib AMDAL .

Jika Wajib AMDAL :

1.

Pemrakarsa menunjuk perusahaan/jasa perorangan konsultan penyusun Amdal yang
telah teregristasi dan berkompetensi ;

2.

Pemrakarsa melaksanakan pengumuman rencana kegiatannya di media massa dan
papan pengumuman yang mudah dijangkau masyarakat selama 10 (sepuluh) hari kerja;

3.

Masyarakat dapat mengajukan saran, tanggapan dan pendapat terhadap rencana
kegiatan tersebut kepada Sekretariat Komisi Penilai Amdal (Bidang AMDAL Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro) dimana rencana kegiatan berlokasi, dan
Pemrakarsa;

4.

Dalam masa pengumuman, Pemrakarsa melakukan konsultasi publik kepada
masyarakat yang akan terkena dampak dan pada saat acara
konsultasi public tersebut saran dan masukan masyarakat ditampung ;(berdasarkan
PerMen LH No. 17 Tahun 2012 tentang keteribatan masyarakat dalam informasi
penyusunan dokumen AMDAL)

5.

Pemrakarsa dibantu konsultan menyusun draft dokumen Kerangka Acuan Andal
(sesuai Permen LH No. 16 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan);

6.

Pemrakarsa mengajukan surat permohonan penilaian Kerangka Acuan kepada BLH
Kabupaten Bojonegoro dan diteruskan kepada Sekretariat KPA Kabupaten Bojonegoro
(Bidang AMDAL) disertai2 (dua) buah draft dokumen Kerangka Acuan Andal(KAAndal);

7.

Sekretariat KPA melakukan pemeriksaan administrasi terhadap draft dokumen KAAndal (dengan menggunakan formulir uji Administrasi Dokumen AMDAL), apabila

5

tidak memenuhi ketentuan Sekretariat menyerahkan kembali draft dokumen KA-Andal
kepada Pemrakarsa untuk diperbaiki;
8.

Apabila telah memenuhi persyaratan administrasi, Sekretariat KPA menjadwalkan
untuk melakukan rapat Tim Teknis dan mengundang Pemrakarsa, konsultan, Komisi
Penilai AMDAL, Instansi tertentu dan tenaga ahli bila diperlukan;

9.

Pemrakarsa dibantu konsultan memperbanyak draft dokumen KA-Andal sesuai jumlah
undangan peserta rapat;

10. Tim Teknis KPA Kabupaten Bojonegoro melaksanakan rapat Teknis pembahasan
penilaian draft dokumen KA-Andal yang dihadiri Pemrakarsa, Konsultan, Tim Teknis,
Instansi tertentu dan tenaga ahli bila diperlukan; dan Pemrakarsa/konsultan melakukan
presentasi ;
11. Sekretariat KPA Kabupaten Bojonegoro membuat Berita Acara dan Notulensi saran
dan masukan pembahasan penilaian draft dokumen KA-Andal;
12. Berita Acara rapat Tim Teknis disampaikan kepada Pemrakarsa/Konsultan melalui
surat resmi dari Komisi Penilai AMDAL
13. Atas dasar berita acara dan saran masukan dari peserta rapat Tim Teknis,
pemrakarsa/konsultan harus menanggapi selambat-lambatnya 30 hari dari waktu
pelaksanaan rapat Tim Teknis dan Komisi Penilai Amdal.
14. Dokumen yang telah disempurnakan oleh pemrakarsa/konsultan diserahkan kepada
secretariat Komisi Penilai Amdal ;
15.

Tim Teknis KPA dan Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Bojonegoro melaksanakan
pemeriksaan draft dokumen KA-Andal hasil perbaikan ;

16.

Apabila perbaikan yang harus dilakukan pemrakarsa/konsultan hanya bersifat korektif
dan bukan substantif maka koreksi hanya dilakukan oleh Sekretariat

18.

Bila penyempurnaan draft dokumen KA-Andal telah selesai dan diserahkan
kesekretariat KPA maka Sekretariat membuat draft Surat kesepakatan KA-Andal dan
diajukan ke Kepala BLH Kabupaten Bojonegoro selaku Ketua KPA Kabupaten
Bojonegoro ;

19. Draft surat persetujuan KA-ANDAL dilampiri Berita Acara Sidang Komisi Penilai
AMDAL dan Tim Teknis AMDAL ;
20.

Kepala BLH Kabupaten Bojonegoro selaku Ketua KPA Kabupaten Bojonegoro
menandatangai surat kesepakatan KA-Andal rencana usaha/kegiatan termaksud;

21.

Waktu yang dibutuhkan sejak pengajuan permohonan penilaian KA-Andal (sah secara
administrasi) hingga terbitnya surat kesepakatan KA-Andal maksimal adalah 30
(tigapuluh) hari kerja diluar waktu perbaikan oleh pemrakarsa/dokumen;

22. Setelah KA-ANDAL disetujui, maka persetujuan KA ANDAL dijilid bersama dengan
dokumen KA ANDAL dan diserahkan Ke BLH dan digandakan ke instansi terkait.

6

23. Setelah terbitnya surat kesepakatan KA-Andal , konsultan dan pemrakarsa memulai
penyusunan draft dokumen Andal, RKL & RPL ;
24. Setelah draft dokumen Andal, RKL & RPL tersusun, Pemrakarsa mengajukan
permohonan pembahasan Andal, RKL & RPL,
25. Sekretariat KPA melakukan pemeriksaan administrasi terhadap draft dokumen Andal,
RKL & RPL, apabila tidak memenuhi ketentuan Sekretariat menyerahkan kembali
draft dokumen Andal, RKL & RPL kepada Pemrakarsa untuk diperbaiki;
27. Apabila telah memenuhi persyaratan administrasi, Sekretariat KPA menjadualkan dan
mengundang Pemrakarsa, konsultan, Tim Teknis, Instansi tertentu dan tenaga ahli bila
diperlukan untuk melakukan rapat komisi Penilai AMDAL bersama Tim teknis ;
28. Pemrakarsa dibantu konsultan memperbanyak draft dokumen Andal, RKL &
RPLsesuai jumlah undangan peserta rapat;
29. Tim Teknis KPA dan Komisi Penilai AMDAL

(anggota Komisi Penilai Amdal

(termasuk unsur wakil masyarakat terkena dampak dan LSM serta tenaga ahli bila
diperlukan); Kabupaten Bojonegoro melaksanakan rapat Teknis pembahasan penilaian
draft dokumen Andal, RKL & RPL yang dihadiri Pemrakarsa, Konsultan,Tim Teknis,
Instansi tertentu dan tenaga ahli bila diperlukan;
30. Sekretariat KPA Kabupaten Bojonegoro membuat Berita Acara dan Notulensi saran
dan masukan pembahasan penilaian draft dokumen Andal, RKL & RPL;
31. Berita acara dan notulensi rapat disampaikan kepada Pemrakarsa /Konsultan setelah
rapat ;
32. Atas dasar berita acara dan notulensi

rapat, Pemrakarsa dibantu konsultan

berkewajiban memperbaiki dokumen sejak risalah diterima;
33. Pemrakarsa mengajukan dokumen perbaikan Andal, RKL& RPL kepada Sekretariat
KPA dilengkapi dengan draft dokumen Andal, RKL &RPL hasil perbaikan;
34.

Sekretariat KPA dan Tim Teknis KPA Kabupaten Bojonegoro melaksanakan
pemeriksaan draft dokumen Andal, RKL & RPL yang telah diperbaiki;

35.

Apabila perbaikan yang harus dilakukan pemrakarsa/konsultan hanya bersifat korektif
dan bukan substantif maka koreksi hanya dilakukan oleh Sekretariat KPA;

36.

Sekretariat KPA Kabupaten Bojonegoro menyusun draft Surat Kelayakan Lingkungan
Hidup

37. Kepala BLH Kabupaten Bojonegoro selaku Ketua KPA Kabupaten Bojonegoro
menandatangai surat rekomendasi kelayakan/ketidaklayakan lingkungan rencana
usaha/kegiatan.;
38.

Waktu yang dibutuhkan sejak pengajuan permohonan penilaian Andal, RKL & RPL
(sah secara administrasi) hingga terbitnya surat rekomendasi kelayakan/ketidaklayakan
lingkungan maksimal adalah 75 (tujuh puluh lima) hari kerja diluar waktu perbaikan
oleh pemrakarsa/dokumen.

7

39. Setelah itu BLH Kabupaten Bojonegoro membuat surat pengantar

kepada Dinas

Perijinan dilampiri rekomendasi kelayakan/ketidaklayakan, berita acara rapat KAANDAL, berita acara ANDAL, RKL-RPL.
40. pemrakarsa mengajukan permohonan izin lingkungan. Permohonan izin lingkungan
diajukan secara tertulis oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan selaku
pemrakarsa kepada Bupati Cq. Dinas Perijinan Kab. Bojonegoro
41.

Badan Perijinan melalui website dan papan pengumuman akan dilakukan
pengumuman Izin Lingkungan.

42.

Badan perijinan menerbitkan SKKL dan Izin lingkungan

DOKUMEN UKL-UPL

Prosedur Proses UKL-UPL
PENGAJUAN BLANGKO
PENGISIAN UKL-UPL (Diajukan
Ke badan Perijinan)

Maks
14 Hari
Dinyatakan
lengkap secara
Administrasi

Formulir UKL-UPL (dari
perijinan diserahkan ke BLH
Kab.)
PEMERIKSAAN OLEH TIM TEKNIS
PENGARAH UKL-UPL

Instansi
terkait

REKOMENDASI
UKL-UPL (oleh Kepala BLH Kab.
Bojonegoro)

Jika Wajib UKL -UPL:
1.

Pemrakarsa mengajukan permohonan rekomendasi dokumen UKL-UPL kepada Badan
Perijinan Kabupaten Bojonegoro;

2.

Badan Perijinan membuat surat pengantar ke Badan Perijinan perihal rekomendasi
UKL-UPL

3.

Pemrakarsa berkoordinasi dengan BLH Kab. Bojonegoro dan menyusun dokumen
UKL-UPL sebagaimana perGub No. 30 Tahun 2011

4.

Apabila telah memenuhi persyaratan administrasi, secretariat KPA menjadualkan dan
mengundang Tim Teknis pengarah UKL-UPL Kabupaten Bojonegoro ;

4.

Pemrakarsa memperbanyak draft dokumen UKL- UPL sesuai jumlah undangan peserta
rapat;

8

5.

BLH Kabupaten Bojonegoro melaksanakan rapat pembahasan dokumen UKL-UPL
yang dihadiri Pemrakarsa, Tim Teknis, Instansi tertentu dan wakil masyarakat lokasi
kegiatan ;

6.

Sekretariat KPA Kabupaten Bojonegoro membuat Berita Acara pembahasan draft
dokumen UKL-UPL;

7.

Berita Acara pembahasan dokumen UKL-UPL disepakati oleh peserta rapat
pembahasan dokumenUKL-UPL ;

8.

Atas dasar berita acara Pemrakarsa dibantu konsultan (bila pemrakarsa menggunakan
jasa konsultan) berkewajiban memperbaiki dokumen 14 (empat belas) hari kerja sejak
berita acara diterima;

9.

Pemrakarsa mengajukan kembali dokumen draft dokumen UKL-UPL hasil perbaikan
kepada Sekretariat KPA ;

10. Apabila perbaikan yang harus dilakukan pemrakarsa/konsultan hanya bersifat korektif
dan bukan substantif maka koreksi hanya dilakukan oleh Tim teknis pemeriksa UKLUPL ;
11.

Bila penyempurnaan draft dokumen UKL-UPL telah selesai dan diserahkan
kesekretariat KPA maka Sekretariat membuat draft surat rekomendasi UKL-UPL yang
diajukan ke Kepala BLH Kabupaten Bojonegoro selaku Ketua Tim Teknis Pengarah
UKL-UPL ;

12.

Kepala BLH Kabupaten Bojonegoro selaku Ketua KPA Kabupaten Bojonegoro
menandatang isi surat rekomendasi UKL -UPLrencana usaha/kegiatan termaksud;

13. Waktu yang dibutuhkan sejak pengajuan permohona penilaian UKL- UPL (sah secara
administrasi) hingga terbitnya surat rekomendasi UKL-UPLmaksimal adalah 14
(empat belas) hari kerja diluar waktu perbaikan oleh pemrakarsa/dokumen;
14. Surat

Rekomendasi

UKL-UPL

dijilid

bersama

dokumen

UKL-UPL untuk

mendapatkan persetujuan dari secretariat KPA.
15. Pemrakarsa Mengajukan surat permohonan Izin Lingkungan kepada Badan Perijinan
dengan melampirkan rekomendasi dan dokumen UKL-UPL yang telah disetujui
Komisi Penilai AMDAL.
16. Badan Perijinan mengumumkan permohanan izin lingkungan di website atau papan
pengumuman Badan Perijinan selama 2 (dua) hari
17. Setelah itu Badan Perijinan menerbitkan Izin Lingkungan.

9

Prosedur Proses SPPL
Mengisi Blangko SPPL
(Di badan Perijinan)
Maks 7
hari
lengkap
secara
adminis
trasi

Formulir SPPL (dari
Badan Perjinan diserahkan
Ke BLH)
Rekomendasi oleh
Kepala BLH Kab.
Bojonegoro

Mekanisme pengajuan SPPL
1.

Permohonan rekomendasi SPPL diajukan ke Badan Perijinan

2.

Badan Perijinan membuat surat pengantar ke Badan Lingkungan Hidup

3.

Pemrakarsa menyusun SPPL dan diajukan ke Badan Lingkungan Hidup

4.

Kepala Badan Perijinan menyetujui Surat Pernyataan Pengelolaan lingkungan

5.

Persetujuan SPPL diajukan ke Badan Perijinan untuk mendapatkan izin usaha dan atau
kegiatan.

10