UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KETEPATAN PUKULAN FOREHAND DAN BACKHAND PADA CABANG OLAHRAGA TENIS.

(1)

Abdurrohman, 2012

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.... La tar Belakang Masalah ... 1

B. ... M asalah Penelitian ... 6

C. ... Tu juan Penelitian ... 6

D... M anfaat Penelitian ... 7

E. ... Pe mbatasan Masalah ... 7

F. ... De finisi Oprasional ... 8


(2)

Abdurrohman, 2012

G... A

nggapan Dasar dan Hipotesis ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 12

A.... Te nis Lapang ... 12

B. ... Te knik Dasar Tenis Lapangan ... 13

C. ... Te knik Dasar Memegang Raket Tenis ... 13

Ferehand Continental Grip ... 14

Forehand Eastern Grip ... 15

Forehand Western Grip ... 16

Backhand Eastern Grip ... 16

Backhand Western Grip ... 17

Backhand Two Handed ... 18

D.... Te knik Dasar Pukulan Dalam Olahraga Tenis ... 19

1. ... O verhead Strokes ... 19

a. ... Se rvis ... 19

b... S mash ... 21


(3)

Abdurrohman, 2012

2. ... V olley ... 22 3. ... Gr

oundstrokes ... 24 a.... L

ob ... 24 b. ... Fo

rehand ... 25 c.... B

ackhand ... 29 E. ... K

etepatan Pukulan Forehand dan Backhand Dalam Olahraga Tenis ... 32 F. ... Te

s dan Pengukuran ... 34 G... Fu

ngsi Tes dan Pengukuran ... 35 H... Kr

iteria Tes ... 38 I. ... Ke sahihan(Validity) ... 39 J. ... Ke


(4)

Abdurrohman, 2012

K... O

bjektivitas ... 42

L. ... Te s Ketepatan Pukulan ... 43 1. ... Te

s groundstroke depth ... 43 2. ... Te

s groundstroke accuracy ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A.... M etode Penelitian ... 44 B. ... Po

pulasi dan Sampel ... 45 1. ... Po

pulasi ... 45 2. ... Sa

mpel ... 45 C. ... De sain Penelitian ... 46 D.... In

strumen Penelitian ... 47 1. ... Gr


(5)

Abdurrohman, 2012

2. ... Gr

oundstroke depth ... 50

E. ... Te mpat dan Waktu Pengambilan Data ... 51

F. ... Pr osedur Pengumpulan Data... 52

G.... Pr osedur Pengolahan dan Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 59

A... Pe ngelompokan Data ... 59

B. ... Uji Prasyarat Analisis Data ... 59

C. ... Pe ngujian Hipotesis ... 61

D.... Di skusi Penemuan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN ... 71


(6)

Abdurrohman, 2012

DAFTAR GAMBAR

2.1 Lapangan Tenis ... 13

2.2 Posisi Pegangan Antara Tangan dengan Gagang Raket ... 14

2.3 Forehand Continental ... 15

2.4 Forehand Eastern Grip ... 16

2.5 Forehand Western Grip ... 16

2.6 Backhand Eastern Grip ... 17

2.7 Backhand Western Grip ... 18

2.8 Backhand Two Handed ... 18

2.9 Tenkin Servis ... 20

2.10 Teknik Overhead Smash ... 22

2.11 Teknik Volley ... 23

2.12.1 Ready Position Forehand ... 26

2.12.2 Forehand-Backswing ... 27

2.12.3 Forehand-Forward Swing ... 28

2.12.4 Forehand Follow Through ... 29

2.13.1 Backhand-Backswing ... 30

2.13.2 Backhand-Forward Swing ... 31

2.13.3 Backhand-Follow Through ... 32

3.1 Bagan Desain Penelitian ... 47

3.2 Tes Groundstroke Accuracy ... 49


(7)

Abdurrohman, 2012

DAFTAR TABEL

3.1 Tabel Kriteria Koefisien Korelasi Tes ... 58

4.1 Tabel Hasil Uji Normalitas Liliefors Tes 1 Ketepatan Pukulan Forehand dan Backhand ... 60

4.2 Tabel Hasil Uji Normalitas Liliefors Tes 2 Ketepatan Pukulan Forehand dan Backhand ... 60

4.3 Tabel Hasil Uji Normalitas Liliefors Composite Score ... 61

4.4 Tabel Hasil Uji Validitas Tes Pukulan Forehand dan Backhand ... 62

4.5 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Tes Pukulan Forehand dan Backhand ... 62

4.6 Tabel Hasil Uji Signifikansi Validitas Tes Pukulan Forehand dan Backhand ... 63

4.7 Tabel Hasil Uji Signifikansi Reliabilitas Tes Pukulan Forehand dan Backhand ... 63


(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga ini dimainkan oleh anak-anak, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tetapi disamping itu masih ada tujuan-tujuan yang lainnya. Ada yang bermain tenis untuk mengisi waktu luang, menjaga kesehatan, bergaul dengan orang lain dan ada juga orang yang bermain sebagaimana mestinya. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan olahraga, baik untuk sekedar menjaga tubuh agar tetap bugar maupun sebagai arena adu prestasi. Tenis juga merupakan salah satu olahraga kompetitif, yaitu olahraga yang dipertandingkan dalam kejuaraan-kejuaran.

Dalam kehidupan yang modern ini olahraga tenis sudah popular dan cenderung digemari masyarakat dunia, khususnya di Indonesia. Olahraga ini berkembang karena olahraga tenis sering dipertandingkan dalam event-event internasional, nasional maupun di tingkat daerah. Sebagai olahraga yang sering dipertandingkan, banyak orang yang yang serius belajar tenis agar dapat mencatat rekor prestasinya. Dalam olahraga prestasi sasaran utamanya adalah untuk berprestasi. Agar bisa meraih prestasi seseorang atau atlet harus berlatih secara sungguh-sungguh terhadap olahraga yang digelutinya.


(9)

Tenis adalah olahraga yang menggunakan alat yang berupa bola karet yang bermain secara dipantulkan kemudian dipantulkan dan dipukul oleh raket. Tenis merupakan salah satu olahraga prestasi yang dipertandingkan baik perorangan, ganda dan ganda campuran. Tujuan permainan tenis sebagai olahraga prestasi adalah memenangkan pertandingan dengan cara memukul bola kearah lawan melewati net kearah yang tak bisa dijangkau oleh lawan untuk mendapatkan angka.

Prestasi dapat diraih dengan cara berlatih. Karena dengan latihan untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilannya. Untuk aspek teknik, seorang atlet dituntut untuk menguasai teknik dasar dengan baik. Agar dapat bermain tenis dengan baik seorang atlet harus menguasai jenis pukulan dalam permainan tenis, seperti yang dijelaskan oleh Loman (2008:46). “Dalam olahraga tenis ada tiga jenis pukulan yaitu ; Ground strokes, Volley, dan Overhead strokes”.

Pukulan groundstroke merupakan jenis pukulan yang sering digunakan dalam pertandingan, selain itu juga pukulan ini merupakan pondasi utama dalam bermain tenis terutama pukulan forehand dan backhand. Karena pukulan forehand dan backhand sering digunakan dalam pertandingan maka pukulan ini wajib dikuasai oleh atlet.

Untuk mengetahui perkembangan dan peningkatan atletnya, seorang pelatih harus mempunyai alat untuk mengukurnya. Tes merupakan alat ukur yang bisa dipakai oleh pelatih untuk mengetahui peningkatan atletnya. Tak dapat dipungkiri tes dan pengukuran merupakan bagian yang integral yang tak dapat dipisahkan


(10)

dalam proses pelatihan. Dalam menjalankan proses pelatihan yang baik kita membutuhkan data yang objektif. Salah satu cara untuk mendapatkan data yang objektif yaitu dengan melakukan tes dan pengukuran.

Tes merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif dari hasil pelatihan atau pekerjaan. Menurut Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:12) : “Tes adalah suatu alat untuk memperoleh data atau informasi”. Sedangkan Menurut Sutonda, Andi (2009:1) : “Tes merupakan suatu alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk memperoleh informasi / data tentang seseorang atau obyek tertentu”.

Pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari sebuah objek tertentu. Menurut Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:12):

“Pengukuran adalah suatu proses untuk memperoleh data atau informasi dari individu atau objek yang akan diukur”. Menurut Sutonda, Andi (2009:1) mengemukakan bahwa :

Pengukuran adalah Proses pengumpulan data atau informasi tentang individu maupun objek tertentu, yaitu mulai dari mempersiapkan alat ukur yang digunakan sampai diperolehnya hasil (misalnya; frekuensi, jarak, waktu, dan satuan ukuran suhu). Hasilnya pengukuran bersifat kuantitatif. Jadi pengertian Pengukuran adalah suatu proses untuk memperoleh data obyektif dan kuantitatif yang hasilnya dapat diolah secara statistika.

Tes dan pengukuran mempunyai peranan besar dalam olahraga, seperti yang dijelaskan Sutonda, Andi (2009:2) tentang tujuan dan fungsi tes dan pengukuran yaitu ;

(a). Merangsang pelatih untuk mencapai tujuan, (b). Merupakan umpan balik bagi pelatih dan atlet, (c). Membangkitkan motivasi berlatih, (d). Membantu atlet dalam menilai kemampuannya, (e). Membantu pelatih menata kembali bahan-bahan yang telah diberikan, (f). Menentukan klasifikasi atau pengelompokan atlet, (g). Sebagai alat untuk memperoleh


(11)

data yang obyektif (h). Keperluan diagnosa (body mekanik, kebugaran jasmani, dan keterampilan gerak) (i). Menentukan seleksi atlet dengan fair.

Sebuah tes dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan tes, salah satunya adalah tes itu harus memiliki tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi. Syarat ini sangat mutlak harus terpenuhi dalam suatu tes. Jika syarat itu tak terpenuhi maka tes itu kurang layak untuk dipakai. Tes yang valid adalah tes yang menjalankan fungsi ukurnya. Seperti yang dikemukakan oleh Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007 : 35) : “Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang hendak diukur. Suatu pengukuran dikatakan valid, apabila alat pengukuran atau tes benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur dan sesuai dengan gejala yang diukurnya”.

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila sebuah tes menjalankan fungsi ukurnya atau pengukurannya sesuai. Sedangkan tes yang memiliki validitas yang rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.

Reliabilitas berhubungan dengan taraf kepercayaan. Sebuah tes memiliki reliabilitas tinggi apabila tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabilitas sebuah tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, Jika seandainya hasil tes berubah-ubah maka perubahan yang terjadi dikatakan tidak berarti. Karena alat ukur atau tes yang reliabel walaupun tes itu dilakukan berulang-ulang dengan menggunakan alat yang sama maka hasilnya akan sama atau relatif sama. Untuk mengetahui sejauh mana tujuan dari pelatihan tercapai, maka perlu dilakukan tes, pengukuran dan evaluasi agar tercipta feedback atau umpan balik agar bisa lebih baik lagi.


(12)

Dalam cabang olahraga apapun ketepatan sangat diperlukan, begitu juga dalam olahraga tenis. Seorang pemain harus mempunyai ketepatan pukulan yang baik agar mendapatkan poin dan bisa memenangkan pertandingan. “Menurut statistik hanya 25% seluruh biji kekalahan disebabkan oleh pukulan-pukulan yang benar-benar jitu dan terarah dari lawan; jadi 75% dari seluruh biji kekalahan disebabkan oleh kesalahan-kesalahan sendiri” (Loman, 2008:79). Bukan hanya pada pertandingan, bahkan pada latihan pun atlet sering melakukan kesalahan seperti bola menyangkut ke net ataupun bola keluar dari lapangan atau out. Oleh sebab itu maka atlet harus dilatih ketepatan pukulannya agar atlet mempunyai pukulan yang jitu dan terarah dan meminimalisir kesalahan. Ketepatan pukulan juga merupakan salah satu kunci bagi seorang pemain atau atlet untuk memenangkan pertandingan.

Untuk mengetahui ketepatan pukulan seorang pemain atau atlet maka perlu diadakan suatu tes. Salah satu tes untuk ketepatan pukulan forehand dan backhand adalah tes dari ITF (International Tennis Federation) pada tahun 2004. Ada dua tes untuk groundstrokes pada olahraga tenis diantaranya groundstrokes accuuacry dan groundstrokes depth. Tes ini dirancang untuk mengetes keterampilan pukulan groundstokes diantaranya pukulan forehand dan backhand. Dalam beberapa informasi tes ini belum diketahui tingkat validitas dan realibilitasnya.

Atas dasar diatas maka penulis ingin mengetahui tingkat validitas dan realibilitas tes dari tes yang dikembangkan oleh ITF (International Tennis Federation), terutama untuk teknik pukulan forehand dan backhand. Karena dalam permainan ataupun pertandingan tenis, pukulan forehand dan pukulan


(13)

backhand yang sering dilakukan oleh pemain dibandingkan teknik dasar lainnya. Oleh sebab itulah teknik pukulan forehand dan backhand perlu diuji ketetapannya.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul : “Uji Validitas dan Realibilitas Tes Ketepatan Pukulan

Forehand dan Backhand pada Cabang Olahraga Tenis”.

B.Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Berapa besar tingkat validitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand pada cabang olahraga tenis ?

2. Berapa besar tingkat reliabilitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand pada cabang olahraga tenis ?

C.Tujuan Penelitian

Dari beberapa masalah yang telah dipaparkan diatas, adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui tingkat validitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand pada cabang olahraga tenis.

2. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes ketepatan hasil pukulan forehand dan backhand pada cabang olahraga tenis.


(14)

D.Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan bagi para pelatih olahraga khususnya untuk olahraga tenis untuk mengetahui tingkat ketepatan pukulan forehand dan backhand. Dan memberikan feedback pada atletnya, agar atlet bisa berkembang dan menjadi lebih baik.

b. Secara Praktis.

Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau informasi bagi pelatih olahraga dan bagi orang yang akan meneliti keterampilan pukulan groundstokes terutama ketepatan pukulan forehand dan backhand sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. Untuk para pelatih olahraga tenis lapang bisa dijadikan bahan acuan agar potensi atlet berkembang menjadi lebih baik lagi, serta mengetahui ketepatan pukulan atletnya.

E.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini hanya terbatas pada beberapa permasalahan saja. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perluasan makna dalam penelitian, sehingga sasaran serta tujuan dalam penelitian ini tercapai. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel bebas yaitu tes validitas. 2. Variabel bebas lainnya yaitu reliabilitas.

3. Variabal terikatnya yaitu hasil tes ketepatan pukulan forehand dan backhand.


(15)

4. Populasi dan sampel yaitu atlet Yadi Tenis Club-Cirebon yang sudah menguasai pukulan forehand dan backhand berjumlah dari 15 orang .

F. Definisi Oprasional

1. Tes menurut Nurhasan dan Dudung Hasanudin dalam buku tes dan pengukuran keolahragaan (2007:12) adalah suatu alat untuk memperoleh data atau informasi.

2. Pengukuran menurut Nurhasan dalam buku tes dan pengukuran keolahragaan (2007:12) adalah suatu proses untuk memperoleh data atau informasi dari individu atau objek yang akan diukur.

3. Validitas adalah kemampuan alat ukur untuk dapat mengukur apa yang hendak diukur.

4. Reliabilitas adalah keterandalan yang menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil tes dan pengukuran.

5. Ketepatan secara kasar diterjemahkan sebagai varian titik perkenaan bola pada target yaitu lapangan permainan.

6. Pukulan forehand adalah jenis pukulan, dimana raket digerakan ke belakang di samping badan, kemudian diayunkan kedepan untuk memukul bola (Magethi, 1990:13).

7. Backhand adalah pukulan yang dilakukan dengan mengayunkan raket

lewat depan badan, ke belakang, selanjutnya diayunkan ke depan untuk bertumbukan dengan bola (Magethi, 1990:12).

8. Tes groundstroke depth adalah tes untuk mengetahui kedalaman pukulan groundstroke.


(16)

9. Tes groundstroke accuracy adalah tes untuk mengetahui akurasi atau ketepatan pukulan groundstroke.

G. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar

Penelitian ilmiah membutuhkan suatu anggapan dasar, karena dengan anggapan dasar seseorang peneliti memiliki landasan dan keyakinan dalam menetapkan dan melaksanakan kegiatannya. Menurut Surakhmad yang dikutip Arikunto (2006:65) menerangkan bahwa : “Anggapan dasar atau posulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenaranya diterima oleh penyelidik.” Hal itu berarti bahwa setiap penelitian dapat suatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai suatu kebenaranya.

Tes dan pengukuran merupakan alat ukur pengukuran data dalam mengadakan penilaian, yang merupakan salah satu unsur penting sebagai kelengkapan tindakan pelatihan. Kualitas dan ketepatan hasil pengukuran tergantung pada kecocokan alat ukur atau instrumen yang digunakan serta kemahiran para pelaksananya. Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:1) menjelaskan bahwa :

Dalam proses pembelajaran tes dan pengukuran merupakan suatu bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan evaluasi. Tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran merupakan data yang objektif, yang dapat dijadikan dasar melakukan penilaian dalam proses pembelajaran.

Dalam permaianan tenis, pemain yang mempunyai ketepatan pukulan yang baik, akan mudah untuk mendapatkan poin atau angka dalam setiap permainan,


(17)

dan bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan pada saat memukul bola. Untuk mengetahui ketepatan pukulan dalam tenis yaitu pukulan forehand dan backhand, maka harus dilakukan tes. Hal ini dikarenakan agar data yang diperoleh objektif, maka dari itu alat ukur yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai alat ukur yang baik hendaknya valid dan reliabel. Hasil tes tersebut tentunya dapat memberikan informasi terhadap suatu keberhasilan dari suatu tes yang telah dilakukan dan mempunyai arti terutama sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi bagi tindak lanjut yang berkenan dengan program atau metode jika dilakukan evaluasi. Oleh karenanya pengukuran dan evaluasi merupakan dua konsep yang saling berkaitan satu sama lain.

ITF (International Tennis Federation) induk dari olahraga tenis dunia pada tahun 2004. Tes yang diciptakan ITF melalui ITN On Court Assessment memberi bonus poin untuk pantulan bola yang kedua untuk mengetahui tingkat power yang digunakan saat memukul. ITF terus melakukan percontohan-percontohan melalui ITN On Court Assessment pada negara anggotanya seperti Australia, Inggris dan Finlandia sebelum mengakui ITN On Court Assessment pada tahun 2004. Tes ini diciptakan untuk atlet pemula yang akan menghadapi pertandingan sekaligus mengetahui tingkat keterampilan pukulan terutama ketepatan pukulan groundstroke diantaranya pukulan forehand dan backhand karena pukulan ini pukulan pokok sekaligus pondasi bagi pukulan-pukulan yang lainnya.

Untuk tes groundstroke ITF dalam ITN On Court Assessment merancang Tes Groundstroke Depth dan Groundstroke Accuracy untuk pemula. ITF merancang assasment ini untuk mengetahui peningkatan kemajuan pemain.


(18)

Perubahan-perubahan yang dilakukan ITN bertujuan untuk memajukan tenis dan meningkatkan keterampilan teknik dasar khususnya bagi pemula yang tidak mengikuti kompetisi secara terartur melalui analisis yang ada dilapangan permainan.

2. Hipotesis

Berdasarkan anggapan dasar diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Tes ketepatan pukulan dari ITN On Court Assessment memiliki nilai validitas dan realibilitas yang tinggi.


(19)

Abdurrohman, 2012

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan metode. Metode merupakan suatu usaha untuk menemukan kebenaran suatu ilmu untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada dengan cara tertentu yang prosesnya dilakukan secara terencana, sistematis, dan teratur sedemikian rupa sehingga setiap tahap diarahkan kepada pemecahan masalah. Menurut Arikunto (2006:160) : “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya”. Hal ini membuktikan bahwa metode penelitian mempunyai

kedudukan yang sangat penting dalam pengumpulan dan analisa data.

Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penelitian ialah metode deskriptif. Arikunto (2006 : 10) menjelaskan bahwa : “Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang

terjadi), adalah penelitian deskriptif.” Menurut pendapat diatas, penelitian

deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan situasi yang ada pada sekarang ini. Data yang diperoleh dari penelitian dikumpulkan kemudian dianalis untuk memperoleh suatu kesimpulan. Hal ini dilakukan untuk memberikan penjelasan suatu gambaran yang ada sehingga penelitian sesuai apa yang diharapkan. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena penelitian ini ingin mengungkapkan permasalahan yang ada pada situasi sekarang.


(20)

Abdurrohman, 2012

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam menyusun dan menganalisis data hingga penelitian mendapatkan suatu gambaran yang diharapkan membutuhkan sumber data yang biasanya disebut populasi dan sampel penelitian. Arikunto (2006:130) mengengemukakan

bahwa : “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Mengenai populasi

Sugiono (2009:117) mengemukakan : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pupolasi merupakan keseluruhan subjek penelitian tempat diperolehnya informasi suatu data baik perorangan maupun kelompok. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet Yadi Tenis Club atau YTC – Cirebon.

2. Sampel

Tentang sampel penelitian Nasution (1987:115) mengemukakan : “memilih suatu jumlah tertentu untuk diselidiki dari keseluruhan populasi disebut

sampling”. Kemudian dikemukakan juga oleh Arikunto (2006:131) yang

sependapat : „Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.‟ Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah atlet YTC (Yadi Tenis Club) – Cirebon yang berjumlah 15 orang yang sudah menguasai pukulan forehand dan backhand.


(21)

Abdurrohman, 2012

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling (sampel bertujuan). Menurut Nasution (1987:128) mengemukakan : “Sampling purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut cirri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu”. Sementara untuk karakteristik purposive sample Arikunto (2006:140) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel, yaitu :

1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan cirri-ciri pokok populasi.

2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis.)

3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.

Berdasarkan penjelasan uraian diatas maka penulis mengambil sampel 15 orang atlet putra dari YTC (Yadi Tenis Club) Cirebon yang sudah menguasai pukulan forehand dan backhand.

C. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian, hal ini dilakukan untuk memberikan pedoman tentang langkah-langkah penelitian sesuai dengan prosedur yang dan bisa menjadi pedoman bagi peneliti agar tujuan penelitian sesuai dengan apa yang ditetapkan. Untuk desain penelitian deskriptif, multivariat yaitu mempunyai dua variabel atau lebih variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel X merupakan variabel bebas dan variabel Y merupakan variable terikat.

Menurut Nasution (1987:40) menjelaskan bahwa : “Disain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat


(22)

Abdurrohman, 2012

dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu.” Untuk mencari nilai validitas dan reliabilitas antara X¹ dengan Y dan X² dengan Y, maka menggunakan teknik korelasi sederhana.

Adapun desain penelitian yang disusun oleh penulis adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Bagan desain penelitian

Keterangan :

X1 : Validitas tes. X2 : Reliabilitas tes.

Y : Hasil tes pukulan forehand dan backhand.

D. Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian dibutuhkan alat yang disebut Instrumen. Instrumen merupakan alat merupakan alat yang digunakan dalam penelitian terutama yang berkaitan dengan proses pengumpulan data penelitian. Menurut Arikunto (2006:149) mengemukakan : “Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode.” Dalam pengumpulan data instrumen yang digunakan bisa berupa tes dan non-test. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan cara tes. Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:4-5) menjelaskan tentang tes dan

X1

X2


(23)

Abdurrohman, 2012

pengukuran : “Tes merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui apa

yang akan diukur, sedangkan pengukuran adalah proses pengumpulan data dari suatu objek.”

Berkaitan dengan penelitian ini, instrumen yang akan digunakan ialah tes yang dirancang oleh ITF melalui ITN yang diciptakan pada tahun 2004. Adapun tes yang diciptakan oleh ITF untuk pukulan groundstroke yaitu ; (1). Groundstroke accuracy, dan (2). Groundstroke depth. Tes ini dibuat untuk atlet pemula yang belum mengikuti kompetisi ataupun untuk atlet yang sudah bertanding tetapi tidak rutin. Tes ini dibuat untuk pemain pemula untuk mengetahui sejauh mana kemampuan teknik yang dikuasainya, terutama teknik pukulan forehand dan backhand.

1. Groundstroke accuracy

Berdasarkan ITN Ount Court Assesment 2004, dalam tes ini memerlukan dua garis yang ditambahkan dalam area single dilapangan, dimulai dari area servis sampai garis baseline. Ukur dari samping kedalam lapangan yang berukuran 2,05 meter (81 inchi). Kemudian berikan garis dari area servis sampai garis baseline pada kedua sisi bagian dalam lapangan. Setelah itu ukur bagian tengah lapangan dibelakang baseline yang ukurannya 4,87 dan di kedua sisi samping belakang baseline dengan ukuran garis 4,57 meter sebagai tambahan poin atau poin bonus 1 untuk pantulan bola yang kedua. Tambahan poin 2 diberikan jika bola pantulan kedua melewati batas bonus poin 1. Poin diberikan berdasarkan pantulan bola


(24)

Abdurrohman, 2012

yang pertama dan kedua. Untuk lebih jelas tentang bentuk tes groundstroke accuracy, perhatikan gambar 3.2 dibawah ini :

Gambar 3.2

Tes Grondstroke accuracy

Sumber : ITN On Court Asassment (2004:7)

Dalam tes groundstroke accuracy ITN memberikan nilai tertinggi pada samping lapangan yang dekat dengan baseline lapangan, karena untuk mengarahkan kesisi lebih sulit dibandingkan ditengah lapangan. Selain itu penempatan bola disisi samping bisa menyulitkan lawan sehingga peluang mendapatkan poin cukup besar, seperti yang diungkapkan oleh Magethi, B.

4,57 m 4,87 m 4,57 m

1

2 2

3 3

P

F

Single point


(25)

Abdurrohman, 2012

(1990:59) menjelaskan : “Daerah dipojok samping dalam baseline merupakan

daerah dimana suatu pukulan panjang yang bagus atau volley akan memantul”.

2. Groundstroke depth

Menurut ITN On Court Assessment 2004, dalam tes ini dibutuhkan tiga garis didalam lapangan yang ukurannya 1,82 meter untuk poin 2, 3 dan 4.Dimulai mengukur dari 1,82 meter dibelakang garis servis, selanjutnya lakukan sampai garis baseline. Setelah setelah selesai memberikan garis didalam lapangan, selanjutnya itu ukur bagian tengah lapangan dibelakang baseline yang ukurannya 4,87 dan di kedua sisi samping belakang baseline dengan ukuran garis 4,57 meter sebagai tambahan poin atau poin bonus 1 untuk pantulan bola yang kedua. Tambahan poin 2 diberikan jika bola pantulan kedua melewati batas bonus poin 1. Lihat gambar 3.3 dibawah ini :

Gambar 3.3 Tes grounstroke depth

Sumber : ITN On Court Assessment (2004:6) 1,82 m 1,82 m 1,82 m P F

1

1 2 3 4

4,57 m 4,87 m Single Point 4,57 m

Power Area – Double Point

1 1

1,82 m 1,82 m 1,82 m P F

1

1 2 3 4

4,57 m 4,87 m Single Point 4,57 m

Power Area – Double Point


(26)

Abdurrohman, 2012

Pada tes grounstroke depth nilai atau poin tertinggi diletakan pada bagian dalam lapangan yang dekat dengan garis baseline karena penempatan pada daerah dekat baseline bisa menyulitkan lawan. Seperti yang dijelaskan oleh Marwoto dan

Sutyono (1981:96) menjelaskan : “Suatu pukulan diusahakan setidak-tidaknya

untuk menyulitkan pengembalian lawan maupun posisi lawan. Salah satu untuk menyulitkan lawan adalah dengan mengadakan pukulan dalam-dalam (deep), yaitu sedekat mungkin dengan baseline.”

Dalam pemilihan tes ketepatan pukulan forehand dan backhand pada olahraga tenis didasarkan pada penjelasan Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:367) yaitu ;

1. Tes harus mengukur kemampuan-kemampuan yang penting 2. Tes itu menyerupai permainan yang sesungguhnya

3. Tes itu harus mendorong bentuk gerakan yang baik 4. Tes itu harus dilakukan oleh hanya seorang pelaku saja 5. Tes harus menarik dan mempunyai arti

6. Tes harus cukup sukar

7. Tes harus dapat membedakan tingkat kemampuan 8. Tes harus dilengkapi dengan cara menskor yang teliti 9. Tes harus mempunyai cukup jumlah percobaan

10.Tes harus dapat dipertimbangkan dengan bukti-bukti statistik.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka pemilihan atau penyusunan tes ketepatan pukulan forehand dan backhand pada olahraga tenis mengacu pada kriteria tersebut. Dalam beberapa informasi yang penulis dapatkan, tes ini belum diketahui tingkat validitas dan reliabilitasnya, sedangkan suatu tes dikatakan baik apabila tes tersebut memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang tinggi. Oleh karena itu penulis ingin mencari tahu nilai validitas dan reliabilitas tes tersebut.


(27)

Abdurrohman, 2012

Hari/Tanggal : Minggu, 30 September – Jumat, 5 Oktober 2012

Waktu : 09.00 – Selesai pada hari minggu, 16.20 - selesai pada hari senin, rabu dan jumat.

Tempat : Lapangan Tenis Bima-Cirebon

Sebelum melakukan pengambilan data penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan observasi 3 Juli 2012, dilanjutkan pada tanggal 25-28 September. Pra penelitian ini dimaksudkan untuk mengurus perizinan baik dari pihak UPI maupun pihak Yadi Tenis Club. Kemudian menyiapkan sarana prasarana yang akan dalam dalam penelitian.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, peneliti mencobakan instrumen tes dari yang diciptakan oleh ITF yaitu groundstroke accuracy dan groundstroke depth yang belum diketahui nilai validitas dan reliabilitasnya. Dalam penelitian ini penulis dibantu oleh 3 orang, 2 diantaranya pelatih dan penulis sendiri sebagai koordinator tester. Testee dalam penelitian ini adalah atlet putra YTC (Yadi Tenis Club) – Cirebon yang berjumlah 15 orang.

Adapun tata cara pelaksanaan tes adalah sebagai berikut :

1. Tujuan : Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand groundstroke.

2. Alat / fasilitas : Lapangan tenis, raket dan bola tenis, meteran, selotip, peluit, ATK (Perlengkapan tulis), kamera digital (Nokia C3) dan scorring sheet.


(28)

Abdurrohman, 2012

3. Tahap Persiapan

Mempersiapkan alat / perlengkapan (Lapangan, raket dan bola tenis, meteran, tali/kapur, peluit, ATK, scoring sheet) yang akan diujikan tingkat validitas dan reliabilitasnya. Setelah mempersiapkan perlengkapan, selanjutnya langkah yang dilakukan oleh tester adalah sebagai berikut : a. Persiapan Umum

Mengarahkan testee untuk memukul bola yang datang yang diberikan tester dan mengarahkannya kesasaran yang sudah dipersiapkan dilapangan dengan menggunakan teknik pukulan forehand dan backhand groundstrokes yang sudah dikuasai.

Mengarahkan tester tentang tugasnya masing-masing. Tester 1 bertugas mengambil gambar testee , Tester 2 memberikan bola kepada testee setelah ada aba-aba peluit, dan tester 3 pemberi aba-aba dimulainya tes dan sekaligus mencatat hasil skor yang diperoleh oleh masing-masing testee.

Memberitahu testee bahwa masing-masing testee diberikan 5 bola sebagai pemanasan, kemudian diberi kesempatan 10 kali untuk memukul bola dengan pukulan forehand, dan 10 kali untuk pukulan backhand untuk tes groundstrokes depth sedangkan untuk tes groundstrokes accuracy 6 bola untuk pukulan forehand dan 6 bola untuk pukulan backhand.

b. Tahap pemberian skor


(29)

Abdurrohman, 2012

 Bola yang dipukul menyentuh lapangan terlebih dahulu.

 Bola yang dipukul masuk kedalam lapangan dan mengenai sasaran yang sudah diberikan angka atau poin.

 Apa bila pantulan bola pertama masuk kedalam lapangan mengenai sasaran dan pantulan kedua masih didalam lapangan, maka pantulan kedua tidak dihitung. Yang dihitung hanya pantulan bola yang pertama.

 Bola yang sah dihitung dari pantulan pertama berada didalam lapangan dan pantulan kedua mengenai mengenai daerah bonus poin. Contohnya ; pada pantulan bola pertama testee mendapatkan poin 3 dan pantulan bola kedua melewati garis baseline dan dan mendarat didaerah bonus poin 1, maka testee mendapatkan poin 4.

Bola dianggap tidak sah apabila :

 Bola dipukul terlebih dahulu sebelum menyentuh lapangan.

 Bola yang dipukul menyangkut net.

 Bola yang dipukul keluar dari lapangan.

Tester memberikan bola kepada testee pada saat testee belum siap. Maka dalam kasus ini pukulan bisa diulangi.

 Bola mengenai perlengkaan tetap yang berada diluar lapangan dan bola berikutnya masuk kedalam lapangan.

4.Kegiatan Pendahuluan

 Berbaris dan berdoa

 Melakukan pemanasan dengan cara statis dan dinamis sesuai dengan cabang olahraga tenis.


(30)

Abdurrohman, 2012

5. Kegiatan inti

Pada bunyi pluit pertama testee mulai bersiap dilapangan, tester memberikan 3-5 bola untuk percobaan.

Pada bunyi pluit kedua testee diberikan 10 bola untuk pukulan forehand dan 10 bola untuk pukulan backhand untuk tes groundstroke depth, sedangkan untuk tes groundstroke accuracy diberikan 6 bola untuk pukulan forehand dan 6 bola untuk pukulan backhand. Tata cara memukul bola yaitu testee untuk forehand dan bola berikutnya untuk pukulan backhand dan seterusnya.

Pada bunyi pluit ketiga menandakan testee selesai melakukan tes, dan testee berikutnya bersiap kelapangan untuk melakukan tes. Begitu pula seterusnya langkah ini dilakukan sampai testee terakhir.

6. Penutup

 Pendinginan

 Koreksi umum tentang pelaksanaan tes

 Ucapan terima kasih

Tes groundstroke depth dilakukan dua kali, tes yang pertama dilakukan pada hari minggu, tanggal 30 September 2012, sedangkan tes ulangannya dilakukan pada hari senin, tanggal 1 Oktober 2012. Sedangkan untuk tes dilakukan pada hari rabu dan jumat pada tanggal 3 dan 5 Oktober 2012.


(31)

Abdurrohman, 2012

Dalam tes ini belum diketahui nilai validitas dan rebialitasnya, sehingga tes ini belum mempunyai kriteria. Sedangkan tes yang baik adalah tes yang mempunyai nilai validitas dan reliabilitas yang tinggi. Nasution (1987:100) menjelaskan : “Tujuan dari penelitian ialah mencari kebenaran. Dalam usaha itu soal validitas merupakan aspek yang sangat penting. Kebenaran hanya dapat diperoleh dengan instrument yang valid. Sedangkan Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:38) menjelaskan : “ Untuk mengetahui derajat validitas suatu tes, dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil tes itu dengan kriterium”.

Adapun prosedur pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut ;

1. Menguji normalitas data dengan menggunakan uji normalitas liliefors sebagai berikut :

a. Semua nilai pengamatan X1, X2, ..Xn dijadikan angka baku Z1, Z2, ..Zn dengan menggunakan rumus :

Z1

b. Untuk setiap angka baku dapat menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian hitung F (Z1) dan S (Z1).

c. Selanjutnya menghitung proporsi Z1, Z2, .. , Zn ∑Zi. Jika proporsinya

dinyatakan S(Zi), maka :


(32)

Abdurrohman, 2012

d. Meng hitung antara selisih F (Zi) – S (Zi), dan menentukan harga mutlaknya.

e. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada, kemudian beri symbol Lo. Dengan bantuan Nilai kritis L untuk liliefors maka tentukanlah nilai L. Kriterianya yaitu ; Diterima jika Lo lebih kecil dari pada Lα, jika nilai Lo lebih besar dari Lα maka ditolak.

2. Untuk mengetahui derajat validitas instrument tes ketepatan pukulan dikorelasikan dengan kriteria (composite score). Adapun rumus yang digunakan ialah :

rxy = 2 2 2 2 ) ( ) . ( ) ( ) . ( ) )( ( Y Y n X X n Y X XY n           dimana :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X : Jumlah skor dari X

Y : Jumlah skor dari Y

N : Jumlah responden uji coba

3. Menghitung reliabilitas dengan pendekatan korelasional, yaitu dengan mengkorelasikan hasil tes pertama dengan tes yang kedua (test-retest). Rumus yang digunakan yaitu ;

rxy =

2 2 2 2 ) ( ) . ( ) ( ) . ( ) )( ( Y Y n X X n Y X XY n          

4. Menguji signifikansi koefesien korelasi antara variabel X dengan Y sebagai berikut :


(33)

Abdurrohman, 2012

t =

Keterangan :

t : nilai t yang dicari. r : koefisien korelasi. n : Jumlah sampel.

5. Hasil perhitungan koefisien korelasi selanjutnya dibandingkan dengan kriteria tingkat korelasi. Mathews dalam Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:48) menyusun standar untuk menilai koefisien korelasi suatu tes sebagai berikut :

R Kriteria

0.90 – 0.99 Sempurna (tinggi)

0.80 – 0.89 Tinggi

0.70 – 0.79 Cukup tinggi 0.60 – 0.69 Kurang tinggi Dibawah 0.59 Kurang sekali.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis data, besarnya tingkat validitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand yaitu tes groundstroke accuracy sebesar 0.951, adapun besarnya tingkat reliabilitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand yaitu groundstroke accuracy 0,909 yang termasuk kedalam kriteria sangat tinggi.

B. Saran

Adapun saran yang penulis kemukakan mengenai hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi para pembina, pelatih, atlet tenis dan pembaca pada umumnya agar menggunakan instrumen atau alat ukur tes groundstroke accuracy untuk ketepatan pukulan forehand dan backhand karena mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi.

2. Berkaitan dengan hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan pedoman untuk mengukur ketepatan pukulan forehand dan backhand.

3. Untuk rekan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian alat-alat ukur keterampilan pukulan, dianjurkan untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan uji validitas dan reliabilitas, dianjurkan untuk melakukan penelitian ketepatan service dan volley dan dalam penelitian menggunakan subjek atau sampel yang sudah mahir.


(35)

4. Instrumen tes dalam penelitian ini dipakai hanya untuk atlet pemula atau atlet yang tidak mengikuti pertandingan secara teratur, jika ingin diuji cobakan kepada atlet yang mahir atau atlet profesional maka hendaknya dimodifikasi sedemikian rupa agar instrumen penelitian ini tingkat kesukaran sendiri untuk atlet yang profesional sehingga tes tidak terlalu mudah untuk atlet profesional dan bisa meningkatkan kemampuan tekniknya agar lebih baik lagi.

5. Untuk penelitian selanjutnya, kecepatan bola hendaknya diperhatikan dalam prosedur pengambilan data. Agar data lebih objektif dalam mengukur ketepatan pukulan.


(36)

Abdurrohman, 2012

Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Ketepatan Pukulan Forehand Dan Backhand Pada Cabang Olahraga Tenis

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Surasmini. (2006) Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis Revisi. Jakrta ; Rineka Cipta

Imanul, Ahmad. (2012) : Perbandingan Efektifitas Eastern Grip dan Continental Grip Terhadap Ketepatan Hasil Pukulan Backhand Groundstroke Dalam Permainan Tenis.

Skripsi FPOK UPI Bandung : Tidak diterbitkan

ITF Assessment Guide (2004) : ITN On Court Assessment [Online] tersedia : http://www.itftennis.com/shared/medialibrary/pdf/original/IO 2885_original.PDF. [26 Maret 2012]

Lautan, Rusli dkk. (2007) Modul Evaluasi Pendidikan Jasmani. Bandung : Percetakan FPOK UPI

Loman, Lucas. (2008). Petunjuk Praktis Bermain Tenis. Bandung : PN Angkasa.

Magethi, Bey. (1990). Tenis Para Bintang. Bandung : Pionir Jaya.

Marwoto, dan Alis, Sutyono. (1981) Menuju Tenis Sempurna. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Nasution. (1987). : Medote Reasech. Penelitian Ilmiah. Bandung : Jemars

Navrathilova, Martina. (1983). : Tenis My Way. New York ; Charles Scribner’s .S

Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007) Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung : Percetakan FPOK UPI.


(37)

Abdurrohman, 2012

Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Ketepatan Pukulan Forehand Dan Backhand Pada Cabang Olahraga Tenis

Scharff, Robert. Alih bahasa Almatsier (1979). : Bimbingan Main Tenis Cepat dan Mudah. Jakarta : Mutiara.

Sugiyono. (2009). : Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suntoda, Andi. (2009) Tes, Pengukuran, Dan Evaluasi Dalam Cabang Olahraga. [Online] tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19580620198601 1-ANDI_SUNTODA_SITUMORANG/Pntrn_Softball.pdf. [27 Maret 2012] Teniss Freak. (2007). : Teknik Dasar Bermain Tenis (Grip). [Online] tersedia : http://prasso.wordpress.com/2007/08/02/teknik-dasar-bermain-tennis-grip/.

[2 Juli 2012]

____(2007). : Teknik Pukulan Overhead Smash. [Online] tersedia : http://prasso.wordpress.com/2007/10/30/teknik-overhead-smash/ [28 Juni 2012] ____(2007). : Teknik Pukulan Servis. [Online] tersedia : http://prasso.wordpress.com/2007/09/17/teknik-servis/#more-159. [28 Juni 2012] ____(2007) : Teknik Pukulan Voli [Online] tersedia : http://prasso.wordpress.com/2007/10/05/teknik-pukulan-voli/ [28 Juni 2012]


(38)

Abdurrohman, 2012

Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Ketepatan Pukulan Forehand Dan Backhand Pada Cabang Olahraga Tenis


(1)

58

Abdurrohman, 2012

Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Ketepatan Pukulan Forehand Dan Backhand Pada Cabang Olahraga Tenis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

t =

Keterangan :

t : nilai t yang dicari. r : koefisien korelasi. n : Jumlah sampel.

5. Hasil perhitungan koefisien korelasi selanjutnya dibandingkan dengan kriteria tingkat korelasi. Mathews dalam Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007:48) menyusun standar untuk menilai koefisien korelasi suatu tes sebagai berikut :

R Kriteria

0.90 – 0.99 Sempurna (tinggi)

0.80 – 0.89 Tinggi

0.70 – 0.79 Cukup tinggi 0.60 – 0.69 Kurang tinggi Dibawah 0.59 Kurang sekali.


(2)

68

Abdurrohman, 2012

Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Ketepatan Pukulan Forehand Dan Backhand Pada Cabang Olahraga Tenis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis data, besarnya tingkat validitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand yaitu tes groundstroke accuracy sebesar 0.951, adapun besarnya tingkat reliabilitas tes ketepatan pukulan forehand dan backhand yaitu groundstroke accuracy 0,909 yang termasuk kedalam kriteria sangat tinggi.

B. Saran

Adapun saran yang penulis kemukakan mengenai hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi para pembina, pelatih, atlet tenis dan pembaca pada umumnya agar menggunakan instrumen atau alat ukur tes groundstroke accuracy untuk ketepatan pukulan forehand dan backhand karena mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi.

2. Berkaitan dengan hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan pedoman untuk mengukur ketepatan pukulan forehand dan backhand.

3. Untuk rekan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian alat-alat ukur keterampilan pukulan, dianjurkan untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan uji validitas dan reliabilitas, dianjurkan untuk melakukan penelitian ketepatan service dan volley dan dalam penelitian menggunakan subjek atau sampel yang sudah mahir.


(3)

68

Abdurrohman, 2012

Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Ketepatan Pukulan Forehand Dan Backhand Pada Cabang Olahraga Tenis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4. Instrumen tes dalam penelitian ini dipakai hanya untuk atlet pemula atau atlet yang tidak mengikuti pertandingan secara teratur, jika ingin diuji cobakan kepada atlet yang mahir atau atlet profesional maka hendaknya dimodifikasi sedemikian rupa agar instrumen penelitian ini tingkat kesukaran sendiri untuk atlet yang profesional sehingga tes tidak terlalu mudah untuk atlet profesional dan bisa meningkatkan kemampuan tekniknya agar lebih baik lagi.

5. Untuk penelitian selanjutnya, kecepatan bola hendaknya diperhatikan dalam prosedur pengambilan data. Agar data lebih objektif dalam mengukur ketepatan pukulan.


(4)

Abdurrohman, 2012

Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Ketepatan Pukulan Forehand Dan Backhand Pada Cabang Olahraga Tenis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

69

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Surasmini. (2006) Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis Revisi. Jakrta ; Rineka Cipta

Imanul, Ahmad. (2012) : Perbandingan Efektifitas Eastern Grip dan Continental Grip Terhadap Ketepatan Hasil Pukulan Backhand Groundstroke Dalam Permainan Tenis.

Skripsi FPOK UPI Bandung : Tidak diterbitkan

ITF Assessment Guide (2004) : ITN On Court Assessment [Online] tersedia : http://www.itftennis.com/shared/medialibrary/pdf/original/IO 2885_original.PDF. [26 Maret 2012]

Lautan, Rusli dkk. (2007) Modul Evaluasi Pendidikan Jasmani. Bandung : Percetakan FPOK UPI

Loman, Lucas. (2008). Petunjuk Praktis Bermain Tenis. Bandung : PN Angkasa.

Magethi, Bey. (1990). Tenis Para Bintang. Bandung : Pionir Jaya.

Marwoto, dan Alis, Sutyono. (1981) Menuju Tenis Sempurna. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Nasution. (1987). : Medote Reasech. Penelitian Ilmiah. Bandung : Jemars

Navrathilova, Martina. (1983). : Tenis My Way. New York ; Charles Scribner’s .S

Nurhasan dan Dudung Hasanudin (2007) Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung : Percetakan FPOK UPI.


(5)

Abdurrohman, 2012

Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Ketepatan Pukulan Forehand Dan Backhand Pada Cabang Olahraga Tenis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

70

Scharff, Robert. Alih bahasa Almatsier (1979). : Bimbingan Main Tenis Cepat dan Mudah. Jakarta : Mutiara.

Sugiyono. (2009). : Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suntoda, Andi. (2009) Tes, Pengukuran, Dan Evaluasi Dalam Cabang Olahraga. [Online] tersedia :

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19580620198601 1-ANDI_SUNTODA_SITUMORANG/Pntrn_Softball.pdf. [27 Maret 2012] Teniss Freak. (2007). : Teknik Dasar Bermain Tenis (Grip). [Online] tersedia : http://prasso.wordpress.com/2007/08/02/teknik-dasar-bermain-tennis-grip/.

[2 Juli 2012]

____(2007). : Teknik Pukulan Overhead Smash. [Online] tersedia : http://prasso.wordpress.com/2007/10/30/teknik-overhead-smash/ [28 Juni 2012] ____(2007). : Teknik Pukulan Servis. [Online] tersedia : http://prasso.wordpress.com/2007/09/17/teknik-servis/#more-159. [28 Juni 2012] ____(2007) : Teknik Pukulan Voli [Online] tersedia : http://prasso.wordpress.com/2007/10/05/teknik-pukulan-voli/ [28 Juni 2012]


(6)

Abdurrohman, 2012

Uji Validitas Dan Reliabilitas Tes Ketepatan Pukulan Forehand Dan Backhand Pada Cabang Olahraga Tenis

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu