PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PENETASAN TELUR DI KELAS XI SMK/SPP-SNAKMA CIKOLE.

(1)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Analisis Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Asumsi ... 6

G. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ……… 8

1. Teori Pembelajaran ……… 8

2. Teori yang Mendasari Teori Pembelajaran Kooperatif ……… 9

3. Teori Pembelajaran Kooperatif ……… 14

4. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran yang Lain 15 5.Teori Motivasi ……….. 16

6. Fungsi Motivasi dalam Belajar ………. 17

7. Prestasi Belajar ……… 18

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ……… 19

B. Kerangka Pemikiran……… 28

C. Hipotesis ………. 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ………. 30

B. Desain Lokasi dan Sampel Penelitian……… ……. 30

C. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel ………. 31

D. Instrumen Penelitian ………. 32

E. Pengembangan Instrumen ………... 34

F. TeknikPengumpulan Data ……….. 35

G. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian ……….. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 39

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……… …… 49

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………... 53

B. Rekomendasi ……… 53


(2)

vi DAFTAR PUSTAKA


(3)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kejuruan dirancang untuk membekali peserta didik supaya memiliki keahlian, yaitu menguasai kemampuan standar yang dinamakan kompetensi, konsep kompetensi difokuskan pada apa yang

diharapkan dari seorang pekerja di tempat kerja dan bukan di tempat belajar (Bachtiar Hasan, 2006:150). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

(UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15, menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya.

Sistem pendidikan yang sedang berjalan saat ini belum sepenuhnya memenuhi harapan dari lulusannya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya setelah lulus, dan belum seutuhnya memenuhi persyaratan dari industri untuk melakukan suatu pekerjaan. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya dalam pembelajaran.

SMK/SPP-SNAKMA (Sekolah Peternakan Menengah Atas) merupakan Sekolah Menengah Kejuruan dengan program studi Peternakan. Adapun kurikulum yang digunakan di SMK/SPP-SNAKMA Cikole mengacu kepada Kurikulum Diknas (Program Normatif dan Adaptif) dan Kurikulum Departemen Pertanian (Program Produktif).


(4)

2

Implementasi KTSP merujuk pada misi yang telah ditetapkan, yaitu menjadikan peserta didik kelak sebagai warga negara yang cerdas, terampil dan berwatak, kompeten secara memadai serta mampu mewujudkan keberlangsungan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. KTSP merupakan suatu model pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Oleh sebab itu inti dari pelaksanaanya harus bertolak dari visi misi yang telah ditetapkan.

Upaya mewujudkan misi tersebut, mempersyaratkan perlunya dilakukan inovasi terhadap pembelajaran yang berlangsung selama ini di sekolah/kelas, yaitu pembelajaran yang semula berorientasi pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berorientasi pada optimalisasi kompetensi siswa (student centered) serta proses pencapaiannya. Perubahan tersebut perlu dilakukan karena pembelajaran yang berorientasi pada guru, keterlaksanaannya lebih bersifat indoktrinatif dengan menekankan pencapaian target kurikulum pada ranah pengetahuannya saja. Pembelajaran hanya untuk kepentingan jangka pendek. Kebutuhan siswa pada ranah sikap dan psikomotorik kurang mendapat perhatian secara memadai. Pengembangan kemampuan psikomotorik dan afektif sangat diperlukan untuk kepentingan kehidupan jangka panjang. Pembekalan-pembekalan terhadap kemampuan tersebut belum terwujud secara optimal. Kenyataan ini berkontribusi terhadap rendahnya kualitas lulusan dan menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh bangsa saat ini.

Mata pelajaran produktif yang ada di SMK/SPP-SNAKMA Cikole salah satunya adalah Usaha Teknologi Produksi Ternak Unggas (UTPTU),


(5)

3

mata pelajaran yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan unggas serta pemasarannya. Salah satu kompetensi yang perlu dipahami dan dilaksanakan pada mata pelajaran produktif UTPTU di kelas XI selama satu semester yaitu kompetensi Penetasan Telur. Selama ini pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran klasikal (kompetitif dan individual), sehingga kurangnya motivasi dan prestasi siswa

dalam melaksanakan kegiatan penetasan tersebut. Hal ini terlihat dari keterampilan sosial siswa dan guru kurang berkembang atau kurang

bersinergi sehingga komunikasi dan interaksinya kurang hidup. Siswa kurang berkolaborasi , tidak peduli pada yang lain, rendahnya motivasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu hasil tes formatif siswa yang menunjukkan hanya 47% siswa yang mendapat skor minimal 70, sedangkan sisanya harus mendapatkan remedial. Sedangkan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahwa jika seluruh siswa dapat mencapai skor minimal 70 maka proses pembelajaran telah berhasil atau dikatakan tuntas. Dengan hasil tersebut maka upaya peneliti untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada kompetensi penetasan telur dengan pembelajaran kooperatif.

B. Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dianalisis masalah bahwa dengan pembelajaran klasikal (kompetitif dan individual) mengalami kekurangan dalam pelaksanaannya, kecenderungan siswa


(6)

4

kurang berinteraksi, kurang menciptakan norma-norma proakademik dikalangan siswa.

Sedangkan norma-norma proakademik memiliki pengaruh kuat terhadap motivasi dan prestasi belajar.

Pembelajaran akan efektif apabila siswa mempunyai karakteristik yang identik dengan pendekatan pembelajaran, karakteristik mata pelajaran cocok dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

C. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan kepada jawaban pertanyaan penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran kompetensi penetasan telur dikhususkan pada sub kompetensi persiapan mesin tetas, seleksi telur tetas, dan pelaksanaan kegiatan penetasan telur.

2. Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi: semangat/antusiasme, tekun, rajin dan disiplin siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Prestasi belajar siswa dalam penelitian ini meliputi penguasaan ilmu peternakan (knowledge), keterampilan proses penetasan telur (skill) dan perilaku (attitude), rajin dan tekun (diligent), mau dan mampu bekerjasama (cooperative).


(7)

5 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis berkeyakinan bahwa pembelajaran kooperatif akan dapat mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) kepada pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada kompetensi penetasan telur di kelas XI SMK/SPP-SNAKMA Cikole ?”

Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan penelitian Sebagai berikut:

1. Seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar siswa?

2. Seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar siswa?

3. Seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap motivasi dan prestasi siswa dibandingkan dengan pembelajaran klasikal?

4. Seberapa besar tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran kooperatif pada kompetensi penetasan telur?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar siswa pada kompetensi penetasan telur


(8)

6

2. Mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar siswa pada kompetensi penetasan telur

3. Mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa pada kompetensi penetasan telur dibandingkan dengan pembelajaran klasikal

4. Mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran kooperatif pada kompetensi pembelajaran telur.

F. Asumsi

Berdasarkan pemikiran teoritis, maka asumsi penelitian ini:

1. Jika pendekatan pembelajaran koperatif (coopetrative learning) diterapkan motivasi belajar siswa akan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran klasikal.

2. Jika pendekatan pembelajaran koperatif (coopetrative learning) diterapkan prestasi belajar siswa akan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran klasikal

3. Jika pendekatan pembelajaran koperatif (coopetrative learning) diterapkan motivasi dan prestasi belajar siswa akan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran klasikal

4. Jika pembelajaran kooperatif diterapkan, terdapat tanggapan positif dari guru dan siswa.

G. Kegunaan Penelitian

Kegunaan/manfaat hasil penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran kooperatif menjadi alternatif model pembelajaran yang baik untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa.


(9)

7

2. Memberikan informasi kepada guru-guru bahwa pembelajaran dengan menganut prinsip learning to live together meningkatkan motivasi dan prestasi peserta didik.

3. Memberikan informasi kepada guru-guru bahwa pembelajaran kooperatif dapat lebih meningkatkan motivasi dan prestasi siswa.


(10)

(11)

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2008:6).

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional karena penelitian ini berusaha menyelidiki pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap motivasi dan prestasi belajar.

B. Desain Lokasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian ini di SMK/SPP-SNAKMA(Sekolah Peternakan Menengah Atas) Cikole yang beralamat di Jalan Tangkuban Parahu Km. 22 Cikole Lembang.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ya ng ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2008:117). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Ruminansia A, B dan C.

Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan cara cluster random sampling yaitu pengambilan sampelnya bertdasarkan populasi yang telah ditetapkan (perkelas) dan dilakukan secara random.


(12)

Control Group Design” menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelompok (kelas) yang telah dipilih secara acak kelas yaitu kelas Kontrol (A), proses pembelajaran menggunakan pembelajaran klasikal (X1) dan kelas eksperimen (B), proses pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif (X2). Untuk mengukur perlakuan digunakan tes, berupa pretes (O1) dan postes (O2).

Penentuan Kelompok Pretes Perlakuan Postes Acak

A O1 X1 O2 R B O1 X2 O2

Waktu

C. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2008:60)

Definisi Operasional yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa (Gagne, Briggs, dan Wager 1992:3). Istilah pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa, interaksi siswa tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara fisik. Siswa dapat belajar melalui bahan ajar cetak, program radio, proram televisi atau media lainnya. Ciri utama pembelajaran adalah meningkatkan dan mendukung proses belajar siswa, adanya interaksi, adanya komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.


(13)

kelompok yang terstruktur, yang termasuk dalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab

individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok (Lie, 2002:17).

3. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual (Sardiman, 2004 :75). Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat.

4. Prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport Poerwanto (1986:28). Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, soal test, lembar observasi,wawancara dan kuesioner.

a. Rencana pembelajaran disusun berdasarkan rumusan–rumusan tujuan yang ingin dicapai, cara apa yang digunakan, materi dan bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan bahan, serta media atau alat yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran kompetens penetasan telur tersebut.


(14)

Lembar kerja disusun sedemikian rupa sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep dan dapat melakukan kegiatan penetasan telur dengan benar. c. Soal tes

Soal tes berupa pretes dan postes. Pretes dilakukan pada awal pembelajaran, tepatnya sebelum pembelajaran dimulai, digunakan untuk mengukur sejauh mana materi yang akan dibicarakan telah dikuasai siswa dan mendapatkan informasi apakah bahan yang mendasari materi yang akan dibicarakan telah dikuasai peserta didik. Postes dilakukan pada bagian terakhir dari suatu penggalan materi atau penggalan waktu belajar, digunakan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang telah dibicarakan telah dikuasai oleh masing-masing siswa.

d. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari sumber data (siswa) sebagai sumber data penelitian selama pelaksanaan pembelajaran model cooperative learning.

e. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan sebagai pedoman dalam pengumpulan data pada studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti dan ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam.

f. Kuesioner

Kuesioner diberikan kepada responden dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan secara langsung untuk dijawabnya.


(15)

Untuk menganalisis data penelitian digunakan statistik deskriptif berupa perhitungan data rata-rata (mean) dan simpangan baku tiap ubahan penelitian. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008). Dari data awal yang dianalisis ini akan diperoleh data ubahan-ubahan dan pengkategorian kemampuan siswa dalam pengelompokan kemampuan sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah.

Untuk mengetahui tingkat signifikan perbedaan hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan uji beda dua rerata. Uji beda dua rerata data penelitian yang terdiri dari data pretes dan data postes.

Supaya data yang didapat reliabilitas dan validitas, maka terlebih dahulu kepada data-data dilakukan pengujian, uji normalitas, uji homogenitas

1) Uji normalitas data penelitian

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Chi Kwadrat (X2)(Sudjana, 2002:273)

= − = k i X Ei Ei Oi 1 ) ( 2

Perhitungan dengan rumus dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan.

2) Uji Homogenitas data penelitian

Pengujian homogenitas mengasumsikan bahwa skor setiap ubahan memiliki varians (Somantri, 2006:294). Untuk pengujian ini menggunakan Uji –F (Zelditch Jr dalam Narsoyo, 1988:88):


(16)

2 2 1 S S F = Dengan kriteria ba < Ftabel

dimana :

S1 = simpangan ba S2 = simpangan ba 3) Uji Hipotesis

Untuk mengu ditemukan kedua alat uji statistik ya t hitung =

S =

= rerata ke = rerata M

n

1 = banyakny

n

2

= banyakny

S = standar d

s

1 = varians k

s

2 = varians k

F. Teknik Pengumpu Teknik Peng uji coba soal tes, tes (PBM),tes akhir (post berdasarkan teknik pe

dimana 2 2 2 1 S S

bahwa data tersebut bervariansi homogen apab

baku skor ubahan pertama baku skor ubahan kedua

nguji hipotesis data tersebut digunakan uji beda ua data skor berdistribusi normal dan juga h yang tepat digunakan adalah Sudjana (1996:23

kelas eksperimen MD kelas kontrol

knya sampel kelas eksperimen nya sampel kelas kontrol r deviasi gabungan s kelompok eksperimen s kelompok kontrol

pulan Data

ngumpulan data dilakukan melalui kegiatan o tes awal (pretes), observasi saat proses bela ostes), angketkepada siswa.Data yang diperoleh pengumpulan data seperti tercantum pada tabel

pabila

hitung

F

da (uji-t). Karena homogen, maka :239):

n observasi awal, elalajar mengajar leh dikelompokan bel 3.1


(17)

N o.

Teknik Pengumpulan Data

Sumber Setting Data

yang diperoleh 1. Observasi awal •Silabus Usaha Teknologi

Produksi Ternak Unggas Kurikulum Deptan

•Referensi mengenai model pembelajaran klasikal & koperatif

Sekolah, Perpustakaan

kompetensi penetasan telur Landasan teori penelitian 2. Uji Coba soal tes Siswa Kelas XI Hasil analisis

butir soal

3. Pretes Siswa Kelas kontrol

(XI A) dan kelas eksperimen(XI B)

Nilai,Sikap dan aktivitas siswa 4. Observasi

Pembelajaran

Siswa Kelas Kontrol

(XI A) dan kelas eksperimen (XIB)

Nilai,sikap dan aktivitas siswa

5. Postes Siswa Kelas kontrol

(XIA) dan kelas eksperimen (XIB)

Nilai,sikap dan aktivitas siswa 6. Interview

(Wawancara)

Siswa dan guru Sekolah Tanggapan

terhadap pelaksanaan pemb.koperatif

G. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian

Waktu penelitian ini dirancang seefektif mungkin sehingga penelitian ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal seperti berikut:

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan Penelitian

NO

Kegiatan/Waktu

Bulan/Minggu

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Persiapan penelitian √ √ √ √ √ √ √ √

2. Pelaksanaan Penelitian √ √ √ √

3. Pengolahan data √ √ √ √

4. Penyusunan laporan akhir

Penelitian


(18)

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

Bagan di atas menunjukkan prosedur atau alur kegiatan penelitian yang menjelaskan tentang pelaksanaan penelitian yang dilakukan mulai dari latar belakang masalah, pelaksanaan penelitian, pengumpulan dan pengolahan data

Studi literatur

Telaah kurikulum dan sylabus mata pelajaran

Usaha Teknologi Produksi Ternak Unggas

Survey Pendahuluan

Masalah Penyusunan Instrumen

Uji coba Instrumen & Revisi

Pelaksanaan Penelitian

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Pre-Tes Pre-Tes

Pelaksanaan PBM

Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Klasikal

Pos-Tes Pos-Tes

Analisis Data Kuesioner

Observasi

Hasil Penelitian


(19)

pelaksanaannya dapat diuraikan dalam 5 (lima ) tahap sebagai berikut:

a. Tahap pertama, pemberian kuisoner dan tes awal (pre-tes) kepada kelas eksperimen dengan pembelajaran kooperatif dan kelas kontrol dengan pembelajaran klasikal, untuk mengetahui motivasi dan prestasi belajar siswa sebelum pembelajaran kompetensi penetasan telur.

b. Tahap kedua, pemberian perlakuan (eksperimen) dengan pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran kompetensi penetasan telur dengan alokasi waktu 3 kali pertemuan @ 3 jam (1 jam pelajaran=45 menit) untuk kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol digunakan pembelajaran klasikal. c. Tahap ketiga, pemberian kuesioner dan tes akhir (pos-tes) kepada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui motivasi dan prestasi belajar siswa setelah pembelajaran kompetensi penetasan telur.

d. Tahap keempat, membandingkan motivasi dan nilai prestasi belajar siswa melalui hasil kuesioner dan tes awal (pre-tes) dengan hasil kuesioner dan tes akhir (pos-tes) pada kelompok eksperimen terhadap penerapan pembelajaran kooperatif dalam kompetensi penetasan telur.

e. Tahap kelima, membandingkan motivasi dan nilai prestasi belajar siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol setelah pembelajaran kompetensi penetasan telur.


(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pembelajaran kooperatif pada kompetensi penetasan telur berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

2. Pembelajaran kooperatif pada kompetensi penetasan telur berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

3. Siswa memberi tanggapan positif terhadap pembelajaran kooperatif. Siswa merasakan dengan pembelajaran kooperatif ini termotivasi untuk turut serta berperan aktif dalam pembelajaran, baik dalam diskusi kelompok, diskusi kelas dan kegiatan praktik penetasan telur.

4. Tanggapan guru terhadap pembelajaran kooperatif sangat positif. Mereka merasa dengan pembelajaran kooperatif ini siswa dapat dipacu dan termotivasi berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun kegiatan praktik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka direkomendasikan kepada : 1. Kepala Sekolah ; Pembelajaran kooperatif dapat menjadi alternatif

model pembelajaran yang baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.


(21)

2. Wakasek Kurikulum ; Pembelajaran dengan menganut prinsip learning to live together meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada mata pelajaran produktif, khususnya kompetensi penetasan telur.

3. Guru ; Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif, siswa dapat dipacu dan termotivasi berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tegasnya pembelajaran kooperatif dapat menjadi alat unggul untuk mencapai tujuan, membangun kerjasama, memperdalam pemahaman, memperkaya pengalaman, bahan dan sumber belajar apalagi siswanya berasal dari latar belakang pendidikan dan etnis yang berbeda.

4. Peneliti ; Pembelajaran kooperatif yang dikembangkan hanya melibatkan beberapa indikator motivasi dan prestasi belajar, karena itu harus dilakukan pengembangan indikator motivai dan prestasi belajar lainnya, pada beberapa penerapan konsep.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo

Abdul Kadir. (2000). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STA dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Tesis pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Anas Sudijono. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Bachtiar Hasan.(2006). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi. Bandung : Pustaka Ramadhan

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pengembangan dan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: tidak diterbitkan.

Elida Prayitno. (1989). Motivasi dalam Belajar. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kedudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Heru Supriyadi. (2008). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik Arus Searah untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Berfikir Rasional Siswa. Tesis SPs UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Lundgren, Linda. 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York :Glencoe, Macmillan/McGraw-Hill.

Martinis Yamin. (2009).Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta :Gaung Persada

Nasution, Noehi. (2004). Tes, Pengukuran dan Penilaian. Jakarta: Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional.

Nur, Mohamad. (1996). “Pembelajaran kooperatif dalam kelas IPA” dalam Nur, dkk. 1996. Pengembangan Model PBM IPA berorientasi PKP untuk Meningkatakan Daya Nalar Siswa dalam Rangka Menyongsong Masyarakat IPTEK pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, laporan Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi II/4, Suplemen D-2 Pembelajaran Koperatif

Pannen, Paulina. (2005). Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Depatemen Pendidikan Nasional

Reksoatmodjo, Tedjo. N, (2006). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Reflika Aditama


(23)

Sardiman.(2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Slavin Robert, E. (1994). Educational Psychology. Theory and Practice. Massachusetts: Allyn and Baco Publishers

……….(1995). Cooperative Learning. Second Edition. Boston: Allyn and Bacom Publishers

Sondang P Siagian. (1989).Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Susilo, Herawati. (2005). Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(24)

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo

Departemen Pendidikan Nasional,2008. Pengembangan dan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi . Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Tidak diterbitkan.

Lundgren, Linda. 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York:Glencoe, Macmillan/McGraw-Hill.

Nasution, Noehi. 2004. Tes, Pengukuran dan Penilaian. Jakarta: Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional.

Nur, Mohamad. 1996. “Pembelajaran kooperatif dalam kelas IPA” dalam NUr, dkk. 1996. Pengembangan Model PBM IPA berorientasi PKP untuk Meningkatakan Daya Nalar Siswa dalam Rangka Menyongsong Masyarakat IPTEK pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, laporan Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi II/4, Suplemen D-2 Pembelajaran Koperatif

Pannen, Paulina. 2005. Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Depatemen Pendidikan Nasional

Reksoatmodjo, Tedjo. N, 2006. Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Reflika Aditama

Sardiman.2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Slavin Robert E. 1994. Educational Psychology. Theory and Practice. Massachusetts: Allyn and Baco Publishers

Slavin Robert E. 1995. Cooperative Learning. Second Edition. Boston: Allyn and Bacom Publishers

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: alfabeta

Susilo, Herawati. 2005. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional.


(25)

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PENETASAN TELUR DI KELAS XI

SMK/SPP-SNAKMA CIKOLE

T E S I S

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan

Oleh;

Hani Satriani Gambar Rahayu NIM 0808213


(26)

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(1)

54

2. Wakasek Kurikulum ; Pembelajaran dengan menganut prinsip learning

to live together meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Oleh

karena itu pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada mata pelajaran produktif, khususnya kompetensi penetasan telur.

3. Guru ; Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif, siswa dapat dipacu dan termotivasi berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Tegasnya pembelajaran kooperatif dapat menjadi alat unggul untuk mencapai tujuan, membangun kerjasama, memperdalam pemahaman, memperkaya pengalaman, bahan dan sumber belajar apalagi siswanya berasal dari latar belakang pendidikan dan etnis yang berbeda.

4. Peneliti ; Pembelajaran kooperatif yang dikembangkan hanya melibatkan beberapa indikator motivasi dan prestasi belajar, karena itu harus dilakukan pengembangan indikator motivai dan prestasi belajar lainnya, pada beberapa penerapan konsep.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo

Abdul Kadir. (2000). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STA dalam

Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Tesis

pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Anas Sudijono. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Bachtiar Hasan.(2006). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi. Bandung : Pustaka Ramadhan

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pengembangan dan Penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah

Menengah Kejuruan: tidak diterbitkan.

Elida Prayitno. (1989). Motivasi dalam Belajar. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kedudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Heru Supriyadi. (2008). Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD pada Pokok Bahasan Rangkaian Listrik Arus Searah untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Berfikir Rasional Siswa. Tesis SPs

UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Lundgren, Linda. 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York :Glencoe, Macmillan/McGraw-Hill.

Martinis Yamin. (2009).Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta :Gaung Persada

Nasution, Noehi. (2004). Tes, Pengukuran dan Penilaian. Jakarta: Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional.

Nur, Mohamad. (1996). “Pembelajaran kooperatif dalam kelas IPA” dalam Nur, dkk. 1996. Pengembangan Model PBM IPA berorientasi PKP untuk

Meningkatakan Daya Nalar Siswa dalam Rangka Menyongsong Masyarakat IPTEK pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, laporan

Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi II/4, Suplemen D-2 Pembelajaran Koperatif

Pannen, Paulina. (2005). Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Depatemen Pendidikan Nasional

Reksoatmodjo, Tedjo. N, (2006). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Reflika Aditama


(3)

Sardiman.(2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada.

Slavin Robert, E. (1994). Educational Psychology. Theory and Practice. Massachusetts: Allyn and Baco Publishers

……….(1995). Cooperative Learning. Second Edition. Boston: Allyn and Bacom Publishers

Sondang P Siagian. (1989).Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Susilo, Herawati. (2005). Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(4)

Anita Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo

Departemen Pendidikan Nasional,2008. Pengembangan dan Penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Kompetensi . Jakarta: Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan Tidak diterbitkan.

Lundgren, Linda. 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York:Glencoe, Macmillan/McGraw-Hill.

Nasution, Noehi. 2004. Tes, Pengukuran dan Penilaian. Jakarta: Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional.

Nur, Mohamad. 1996. “Pembelajaran kooperatif dalam kelas IPA” dalam NUr, dkk. 1996. Pengembangan Model PBM IPA berorientasi PKP untuk

Meningkatakan Daya Nalar Siswa dalam Rangka Menyongsong Masyarakat IPTEK pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua,

laporan Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi II/4, Suplemen D-2 Pembelajaran Koperatif

Pannen, Paulina. 2005. Belajar dan Pembelajaran 1. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. Depatemen Pendidikan Nasional

Reksoatmodjo, Tedjo. N, 2006. Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: Reflika Aditama

Sardiman.2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Slavin Robert E. 1994. Educational Psychology. Theory and Practice. Massachusetts: Allyn and Baco Publishers

Slavin Robert E. 1995. Cooperative Learning. Second Edition. Boston: Allyn and Bacom Publishers

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: alfabeta

Susilo, Herawati. 2005. Kapita Selekta Pembelajaran Biologi. Jakarta:Penerbit Universitas Terbuka. Departemen Pendidikan Nasional.


(5)

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PENETASAN TELUR DI KELAS XI

SMK/SPP-SNAKMA CIKOLE

T E S I S

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknologi Kejuruan

Oleh;

Hani Satriani Gambar Rahayu NIM 0808213


(6)

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


Dokumen yang terkait

PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SAINS DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMTI TANJUNG KARANG

2 35 49

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 4 KOTABUMI LAMPUNG UTARA

2 18 85

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS XI SEMESTER GANJIL PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMK YAPEMA GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3 28 67

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG

1 21 108

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI SMA SWADHIPA BUMISARI NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 7 89

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KELAS XI SMA NUSANTARA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 4 69

PENGARUH TINGKAT INTELEGENSI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 1 BANJARMASIN

0 0 6

PENGARUH KEPRIBADIAN SISWA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG MODEL PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK GONDANG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

0 0 11

View of PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMK PGRI 1 KERTOSONO

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI KELAS XI SMA

1 1 12