Pengaruh Perencanaan Pajak dan Tunneling Incentive terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

(1)

ABSTRACT

This study examines the effect of tax planning and tunneling incentive on the probability of earnings management practice of manufacturing companies. The sampling technique used is purposive sampling. Based on predefined criteria, it was acquired 49 companies for 3 years, with the number of observations in this study amounted to 147 observations. The data analysis technique used is multiple regression analysis. The results suggest that all the independent variable has the significant effect on dependent variable the probability of earnings management practice in manufacturing companies listed in BEI within the period of 2011-2013. The tax planning has partially significant effect on at the level of significance less than 0,05 (at 0.029). Both indicator of tunneling incentive; capital structure and transfer pricing has partially significant effect on at 0.023 and at 0.019. While the control variable; profitability and size of the company have significant effect on the probability of earning management practice at 0.000 and at 0.000.

Keywords: earnings management, tax planning, tunneling incentive, profitability, and company size.


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh perencanaan pajak dan tunneling incentive terhadap kemungkinan terjadinya praktik manajemen laba pada perusahaan manufaktur. Dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria, diperoleh 49 perusahaan selama periode 3 tahun, maka jumlah observasi sejumlah 147 observasi. Pengujian analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen praktik manajemen laba dalam perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2011-2013. Perencanaan pajak berpengaruh signifikan dengan nilai lebih kecil dari 0,05, yaitu 0.029. Kedua indikator dari tunneling incentive, struktur modal dan transfer pricing berpengaruh signifikan dengan masing-masing sebesar 0.023 dan 0.019. Sedangkan variabel kontrol, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba masing-masing sebesar 0.000 dan 0.000.

Kata-kata kunci: praktik manajemen laba, perencanaan pajak, tunneling incentive, profitabilitas, dan ukuran perusahaan.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL TESIS ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 15

1.3 Tujuan Penelitian ... 16

1.4 Manfaat Penelitian ... 17

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 17

1.4.2 Manfaat Praktis ... 17

1.5 Sistematika Penulisan ... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 19

2.1.1 Manajemen Laba ... 19

2.1.1.1 Definisi Manajemen Laba ... 19

2.1.1.2 Motivasi manajemen Laba ... 21

2.1.1.3 Teknik Manajemen Laba ... 26

2.1.1.4 Strategi Manajemen Laba ... 27


(4)

2.1.2.1 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Laba ... 30

2.1.2.2 Perencanaan Pajak Agresif ... 32

2.1.3 Agency Theory ... 33

2.1.4 Tunneling Incentive ... 35

2.1.5 Transfer Pricing dan Hubungan Istimewa ... 38

2.1.5.1 Hubungan Istimewa Menurut PSAK ... 39

2.1.5.2 Hubungan Istimewa Menurut Perpajakan ... 40

2.1.6 Profitabilitas – Return on Asset ... 42

2.1.7 Ukuran Perusahaan (Size) ... 43

2.2 Peneliti Terdahulu ... 44

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN, MODEL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran ... 48

3.2 Model Penelitian ... 50

3.3 Hipotesis Penelitian ... 50

BAB IV OBJEK DAN METODE PENELITIAN 4.1.Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 51

4.1.1 Jenis dan Sumber Data ... 54

4.2.Metode Penelitian ... 54

4.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan ... 54

4.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 55

4.2.3 Teknik Analisis Data ... 55

4.2.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 55

4.2.3.1.1 Uji Autokorelasi ... 55

4.2.3.1.2 Uji Multikolonieritas ... 56

4.2.3.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 57

4.2.3.1.4 Uji Normalitas ... 58

4.2.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 59


(5)

4.2.3.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 60

4.2.3.3.1 Uji Korelasi ... 60

4.2.3.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 61

4.2.3.3.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 61

4.3 Operasional Variabel ... 62

4.3.1 Variabel Dependen – Manajemen Laba ... 62

4.3.2 Variabel Independen ... 63

4.3.3 Variabel Kontrol ... 66

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Gambaran Objek Studi ... 70

5.2. Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 71

5.3. Hasil Penelitian ... 73

5.3.1 Uji Asumsi Klasik ... 73

5.3.1.1 Uji Autokorelasi ... 73

5.3.1.2 Uji Multikolonieritas ... 74

5.3.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 75

5.3.1.4 Uji Normalitas ... 76

5.3.2 Pengujian Hipotesis ... 77

5.3.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 77

5.3.2.1.1 Analisis Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ... 77

5.3.2.1.2 Analisis Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 78

5.3.2.1.3 Analisis Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 78

5.3.2.1.4 Analisis Uji Regresi Linear Berganda ... 79

5.3.2.1.5 Analisis Uji Korelasi ... 81

5.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

5.4.1 Pengaruh Perencanaan Pajak terhadap Manajemen Laba ... 84


(6)

5.4.3 Pengaruh Transfer Pricing terhadap Manajemen Laba ... 89 5.4.4 Pengaruh Profitabilitas terhadap Manajemen Laba ... 93 5.4.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba ... 93 5.4.6 Pengaruh Perencanaan Pajak, Tunneling Incentive,

Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan secara Simultan

terhadap Manajemen Laba ... 95 5.5. Implikasi ... 99 5.6. Keterbatasan Penelitian ... 100

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan ... 101 6.2. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 46

Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel ... 52

Tabel 4.2 Jumlah Sampel Perusahaan Berdasarkan Sektor Usaha ... 53

Tabel 4.3 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 61

Tabel 4.4 Operasional Variabel ... 68

Tabel 5.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 71

Tabel 5.2 Hasil Uji Autokorelasi ... 73

Tabel 5.3 Hasil Uji Multikolonieritas... 74

Tabel 5.4 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 75

Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas... 76

Tabel 5.6 Hasil Analisis Regresi Uji F ... 77

Tabel 5.7 Hasil Analisis Regresi Uji Partial t ... 78

Tabel 5.8 Koefisien Determinasi ... 79

Tabel 5.9 Analisis Hasil Uji Regresi Berganda ... 79

Tabel 5.10 Hasil Analisis Korelasi ... 81


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran ... 49 Gambar 3.2 Model Penelitian ... 50


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar perusahaan ... L1-1 Lampiran 2 Hasil Uji SPSS 20 ... L2-1 Lampiran 3 Tabel Perhitungan Effective Tax Rate ... L3-1


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Fenomena globalisasi ekonomi yang diikuti dengan internasionalisasi investasi, bisnis, perdagangan dan aktivitas ekonomi lainnya, telah memunculkan perusahaan multinasional. Perkembangan tersebut dilengkapi dengan merebaknya konglomerasi dan divisionalisasi/departementasi perusahaan di dalam negeri (Gunadi, 1999: 38). Dalam perusahaan multinasional terjadi berbagai transaksi baik intra-company maupun inter-company, yang mana semuanya itu ditujukan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya dari kegiatan operasinya secara global.

Dalam perusahaan multinasional praktik manajemen laba (earnings mangement) merupakan fenomena yang sulit untuk dihindari, karena fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam penyusunan laporan Keuangan. Dalam praktiknya para manajer dapat memilih kebijakan Akuntansi sesuai standar Akuntansi Keuangan. Oleh karena itu sangat wajar bahwa para manajer memilih kebijakan-kebijakan tersebut untuk memaksimalkan utilitinya dan nilai perusahaan. (Scott,2003: 368)

Menurut Scott, (2003: 368), manajemen laba dapat dilihat dari dua sisi, yaitu contracting perspective dan financial perspective. Dalam contracting perspective, praktik manajemen laba digunakan sebagai cara mudah untuk melindungi perusahaan sebagai konsekuensi dari realisasi kontrak-kontrak yang kaku dan tidak lengkap. Dikatakan demikian; “from contracting perspective,


(11)

BAB I Pendahuluan 2

earning management can be used as a low-cost way of protecting the firm from consequences of unforeseen state realization in the precense of rigid and incomplete contract.” Sedangkan dari sisi financial perpective, manager dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaan, melalui manajemen laba. Dikatakan demikian, “From financial reporting perspective, managers may be able to affect the market value of the firm’s shares by earnings management.” (Scott, 2003: 368) maksud dari kedua pandangan tersbut ialah praktik manajemen laba bertujuan untuk memaksimalkan utilitas dan nilai perusahaan.

Scott juga mempertegas bahwa manejemen laba adalah pilihan kebijakan didalam upaya memperoleh tujuan tertentu (Scott, 2003: 369). Pendapat senada dinyatakan oleh Schipper, (1989) dalam Subramanyam dan (Wild, 2010: 131), bahwa manajemen laba dapat didefinisikan sebagai intervensi manajemen dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi.

Selain dari pada praktik manajemen laba perusahaan multinasional juga dihadapkan pada perbedaan perlakuan perpajakan di setiap negara yang tidak hanya berdampak pada pajak perusahaan (corporate taxation) saja tetapi juga keputusan investasi dan desain perpajakan untuk berbagai keputusan investasi tersebut. Diungkapkan oleh Eiteman, et. al. (2001: 492), bahwa tujuan utama dari perencanaan pajak multinasional adalah memaksimalkan pendapatan MNE setelah pajak dibayar. Dikatakan berikut,

to plan effectively, MNEs must understand not only the intricacies of their own operations worldwide, but also the different structures and interpretations of tax liabilities acros counties. The primary objective of multinational tax planning is the maximization of the MNE’s income after tax are paid.”


(12)

BAB I Pendahuluan 3

Chen et al. (2007) mengemukakan bahwa manajemen laba pada umumnya terdiri dari pilihan akuntansi yang menaikkan laba akuntansi dan agresivitas pajak dengan pilihan akuntansi untuk menurunkan laba fiskal. Kadang kala manajemen mengurangi penggunaan teknik “bebas” manajemen laba yang memungkinkan menaikkan pendapatan akuntansi, tapi tidak menaikkan pendapatan kena pajak. Atau, mengurangi penggunaan teknik “bebas” perencanaan pajak yang mengakibatkan mengurangi pendapatan kena pajak tapi tidak pendapatan akuntansi, atau keduanya.

Munculnya agresivitas pajak atau perencanaan pajak secara agresif atau lebih dikenal dengan istilah tax avoidance (penghindaran pajak) menunjukkan bahwa fungsi kepatuhan tidak lagi menjadi ciri perusahaan dan para manajer dalam pertimbangan kewajiban perpajakan perusahaan mereka. Kompasiana.com edisi 29 Juli 2013 mengutip pernyataan Mentri Keuangan Agus Martowardjo, bahwa praktik transfer pricing oleh perusahaan multinasional marak dilakukan di Indonesia. Diperkirakan lebih kurang 4000 perusahaan multinasional tidak membayar pajak dalam tujuh tahun terakhir.

Dalam undang-undang perpajakan no 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan, pada pasal 18, sorotan kuat atas dugaan transfer pricing adalah 1) keberadaan afiliasi (associated enterprises) atau hubungan istimewa (special relationship; 2) kewajaran (arm’s length principle). Prinsip dasar dalam perpajakan perusahaan afiliasi yang berlokasi di negara-negara yang berbeda adalah untuk menentukan laba kena pajak mereka dengan akuntansi yang terpisah. Menurut Budilaksono (2014), transfer pricing atau pengalihan keuntungan


(13)

BAB I Pendahuluan 4

memungkinkan wajib pajak mencari manfaat dari negara-negara berpajak rendah (tax heaven country). Perusahaan multinasional menggeser barang-barang atau bahan baku produksinya ke negara-negara berpajak rendah tersebut untuk mendapat keuntungan (profit shifting).

Dalam buku Tax Law Design and Drafting terbitan IMF 1996, merekomendasikan dua pendekatan. Pertama, dengan merumuskan dalam ketentuan domestik, suatu negara dapat mengambil laba global grup dan mengalokasikan sebagian laba tersebut berdasar formula tertentu kepada sumber yang berada di negaranya dan kemudian memajaki bagian laba dimaksud. Kedua, suatu negara dapat menentukan laba dari cabang usaha (bentuk usaha tetap) atau anak perusahaan yang beroperasi di negaranya terpisah dari grup berdasar harga yang wajar yang seharusnya terjadi apabila transaksi dilakukan dengan pihak di luar grupnya (arm's length price). (Gunadi, 2006)

Dari kedua pendekatan tersebut, UU Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia menyebut pendekatan kedua (pendekatan harga dan laba wajar atau arm's length profits). Hal ini sejalan dengan praktik pemajakan internasional yang berterima umum dan dianjurkan untuk negara-negara anggota OECD. Pasal 18 ayat (2) UU PPh menegaskan pemberlakuan arm's length price dan profit tersebut dengan memberikan kewenangan kepada Dirjen Pajak untuk menghitung kembali laba fiskal dan menentukan utang sebagai modal, apabila terdapat transaksi antara pihak yang terdapat hubungan istimewa. (Gunadi, 2006)

Sering sekali istilah transfer pricing dikonotasikan dengan sesuatu yang tidak baik (sering disebut abuse of transfer pricing), yaitu suatu pengalihan


(14)

BAB I Pendahuluan 5

penghasilan dari suatu perusahaan dalam suatu negara dengan tarif pajak yang lebih tinggi ke perusahaan lain dalam satu grup di negara dengan tarif pajak yang lebih rendah sehingga mengurangi total beban pajak group perusahaan tersebut (Setiawan, 2014).

Abuse of transfer pricing ternyata tidak hanya bisa dilakukan ke negara yang mempunyai tarif pajak yang lebih rendah (tax heaven countries). Tetapi abuse of transfer pricing juga dapat dilakukan ke perusahaan dalam satu grup di negara yang lebih tinggi tarif pajaknya sepanjang perusahaan di negara tersebut sedang mengalami kerugian atau terdapat banyak loophole perpajakan yang bisa dimanfaatkan di negara tersebut (Setiawan, 2014).

Abuse of transfer pricing hanya dapat dilakukan oleh perusahaan multinasional yang mempunyai anak-anak perusahaan di berbagai negara (international transfer pricing). Sedangkan domestic transfer pricing tidak berpengaruh secara signifikan terhadap potensi penerimaan pajak pada negara tersebut karena pengurangan laba di satu perusahaan akan mengakibatkan penambahan laba di perusahaan lainnya sehingga hasilnya akan sama ke penerimaan pajak. Walaupun domestic transfer pricing masih dapat digunakan untuk mengalihkan laba dari suatu perusahaan ke perusahaan lain yang masih berhak menikmati kompensasi kerugian. (Setiawan, 2014)

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa abuse of transfer pricing sangat berpotensi menyebabkan risiko berkurangnya pendapatan negara dari sisi penerimaan pajak. Lebih lanjut Setiawan (2014), mengatakan rumor menyebutkan bahwa potensi jumlah penerimaan pajak yang hilang akibat praktik abuse of


(15)

BAB I Pendahuluan 6

transfer pricing mencapai Rp1.300 triliun/tahun7. Jumlah yang sangat mencengangkan karena jumlah tersebut mencapai sekitar 114% dari target penerimaan pajak tahun 2013. Pemerintah Indonesia sendiri mulai memperhatikan praktik transfer pricing pada tahun 1993, itu pun hanya diatur secara singkat melalui SE–04 / PJ.7 / 1993 yang kemudian disusul dengan KMK–650 / KMK.04 /1994 tentang daftar tax haven countries. Setelah itu baru pada tahun 2009 (setelah 16 tahun), Indonesia lebih serius memperhatikan praktik transfer pricing melalui UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. (Setiawan, 2014)

Secara universal transaksi antarwajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa disebut transfer pricing. Hal ini dapat mengalihkan penghasilan, dasar pengenaan pajak (tax base) atau biaya dari satu wajib pajak ke wajib pajak lain yang dapat direkayasa untuk menekan keseluruhan jumlah pajak terutang atas wajib pajak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut. (Yuniasih dkk., 2012)

Penelitian mengenai motivasi pajak dalam transaksi transfer pricing telah dilakukan. Swenson (2001), dalam penelitian berjudul “tax reform and evidence of transfer pricing”, menemukan bahwa tarif impor dan pajak mempengaruhi insentif untuk melakukan transaksi transfer pricing; dikatakan bahwa “the manipulation of transfer prices changes the relative tax burdens multinational firm face in their different countries of operation. Transfer price manipulation also triggers changes in the tariffs that are levied on intra-company imports.” Bernard, et al. (2006) menemukan bahwa harga transaksi pihak terkait berhubungan dengan tingkat pajak dan tarif impor negara tujuan.


(16)

BAB I Pendahuluan 7

Topik mengenai permasalahan transfer pricing sedang hangat dewasa ini. Dalam perdagangan perusahaan multinasional baik intra-company mau pun inter-company; transfer pricing menjadi salah satu cara utama perusahaan merancang investasi dengan optimalisasi laba melalui praktik manajemen laba sekaligus penghematan pajak. Harga transfer adalah harga yang dibebankan satu subunit (departemen atau divisi) untuk suatu produk atau jasa yang dipasok ke subunit yang lain di organisasi yang sama (Horngren, 2006: 375).

Anthony dan Govindarajan (2005: 284) bahkan menggunakan definisi yang lebih sempit dengan membatasi istilah harga transfer pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi di mana setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba. Lebih lanjut dikatakan mengenai harga transfer dalam perpajakan bahwa, tingkat pajak penghasilan efektif dapat memiliki perbedaan yang sangat jauh di masing-masing negara asing. Sistem harga transfer yang memungkinkan pengalihan keuntungan ke negara-negara dengan tingkat pajak yang rendah dapat mengurangi jumlah pajak penghasilan perusahaan yang digabung dari seluruh dunia. (Anthony dan Govindarajan, 2005: 475)

Para ahli mengakui bahwa transfer pricing memungkinkan perusahaan untuk menghindari pajak berganda, tetapi juga terbuka untuk penyalahgunaan. Hal ini dapat digunakan untuk mengalihkan keuntungan ke negara yang tarif pajaknya rendah, dengan memaksimalkan beban, dan pada akhirnya pendapatan (PricewaterhouseCoopers, 2009 dalam Yuniasih dkk., 2012).


(17)

BAB I Pendahuluan 8

Transfer pricing dalam company-internal trade biasanya dikendalikan oleh ‘arm’s length principle’. Namun, karena integrasi perekonomian adalah karakteristik khusus dari perusahaan afiliasi, sering kali tidak dimungkinkan untuk menghitung harga transfer yang sebenarnya. Oleh karena itu, perusahaan multinasional harus memiliki kisaran kesempatan-kesempatan untuk menetapkan tax-optimal transfer prices. Hal ini mengimplikasikan distorsi keputusan manajemen internal perusahaan yang mendasarkan keputusannya atas transfer prcing. Lebih lanjut, hal ini akan berdampak pada pendapatan pajak suatu negara (Overesch, 2006).

Selain motivasi pajak, keputusan untuk melakukan transfer pricing juga dipengaruhi oleh kepemilikan saham. Struktur kepemilikan di Indonesia terkonsentrasi pada sedikit pemilik (Claessens et al., 2000; Zuang et al., 2000), sehingga terjadi konflik keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas (Prowsen, 1998).

Melihat struktur kepemilikan di Indonesia yang memungkinkan terjadinya konflik keagenan, penulis melanjutkan dengan melihat faktor utama lainnya yang memengaruhi manajemen laba, yaitu dari sisi teori agensi (agency theory).

Menurut Salno dan Baridwan (2000); konsep manajemen laba menggunakan pendekatan agency theory menyatakan bahwa, praktek earning management dipengaruhi konflik antara kepentingan manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya.


(18)

BAB I Pendahuluan 9

Munculnya masalah keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas disebabkan beberapa hal berikut, antara lain; Pemegang saham mayoritas terlibat dalam manajemen sebagai direksi atau komisaris yang kemungkinan besar melakukan ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas (Mitton, 2002), lebih lanjut dijelaskan bahwa “the lower transparency of diversified firms in emerging markets results in a higher level of asymetric information that may allow managers or controlling shareholders to more easily take advantage of minority shareholders” (Lins dan Servaes, 2000 dalam Mitton, 2002)

Selanjutnya Claessens et al., (2000), menyatakan bahwa hak suara yang dimiliki pemegang saham mayoritas melebihi hak atas aliran kasnya, karena adanya kepemilikan saham dalam bentuk bersilang, piramida dan berkelas. Bentuk kepemilikan seperti ini akan mendorong pemegang saham mayoritas untuk mengutamakan kepentingan mereka sendiri yang sangat berbeda dengan kepentingan investor dan stakeholder lain. Dikatakan; “large shareholders could more likely to pursue objectives that are inconsistent with those of minority shareholders if they are involved with management of the firm or if their voting rights exceed their cash flow rights.” (Claessens et al., 2000)

Kemudian Pemegang saham mayoritas mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang hanya memaksimumkan kepentingannya dan merugikan kepentingan pemegang saham minoritas. Lemahnya perlindungan hak-hak pemegang saham minoritas,


(19)

BAB I Pendahuluan 10

mendorong pemegang saham mayoritas untuk melakukan tunneling yang merugikan pemegang saham minoritas (Claessens et al., 2002).

Istilah tunneling seperti yang disebut oleh Claessens dikenal dengan tunneling incentive atau insentif terowongan didefinisikan lebih sederhana menurut Kompasiana.com, (31 Agustus 2013) bahwa, secara logika sederhana, ‘tunneling’ bisa diartikan sebagai terowongan atau jalan bawah tanah, dimana suatu pihak (controlling shareholder) akan mencari jalan untuk menyalurkan “sesuatu manfaat” tanpa diketahui atau disadari oleh pihak lain (minority shareholders). Oleh sebab itu, istilah tunneling dipakai dalam konteks pengambilan manfaat atau keuntungan dari perusahaan oleh controlling shareholder, yang merugikan kepentingan minority shareholders, biasanya terjadi pada perusahaan terbuka/publik.

Istilah “tunneling” pertama kali didefinisikan menurut La Porta et al., (2000), tunneling datang dalam dua bentuk. Pertama, pemegang saham pengendali hanya dapat mentransfer sumber daya dari perusahaan untuk kepentingan sendiri melalui transaksi self-dealing. Kedua, pemegang saham pengendali dapat meningkatkan kepemilikan perusahaannya tanpa mentransfer aset apapun, yaitu melalui dilutive share issues, freezeouts mionority, insider trading, creeping acquisitions, atau transaksi keuangan lainnya yang mendiskriminasi kelompok minoritas. Dikatakan sebagai berikut:

Tunneling comes in two forms. First, a controlling shareholder can simply transfer resources from firm for its own benefit through self-dealing transaction. Such transactions include outright theft or fraud, which are illegal everywhere though often go undetected or unpunished, but also asset sales, contracts such as transfer pricing advantageous to the controlling shareholder, excessive executive


(20)

BAB I Pendahuluan 11

compensation, loan guarantees, expropriation of corporate opportunities, and so on. Second, the controlling shareholder can increase his share of the form without transferring any assets trough dilutive share issues, mionority freezeouts, insider trading, creeping acquisitions, or other financial transactions that discriminate against minorities.” (La Porta et al., 2000)

Tunneling dapat berupa transfer ke perusahaan induk yang dilakukan melalui transaksi pihak terkait atau pembagian dividen. Transaksi pihak terkait lebih umum digunakan untuk tujuan tersebut daripada pembayaran dividen karena perusahaan yang terdaftar di Bursa harus mendistribusikan dividen kepada perusahaan induk dan pemegang saham minoritas lainnya. Pemegang saham minoritas perusahaan yang terdaftar sering dirugikan ketika harga transfer menguntungkan perusahaan induk atau pemegang saham pengendali (Lo et al., 2010). Lo et al. mengatakan sebagai berikut,

Transfer to parent firm can be accomplished by related-party transaction or dividend distribution. We believe related-party transaction are more commonly used for this purpose than dividend payouts because listed firms have to distribute dividends to both their parent SOEs and other outside shareholders. The minority shareholders of listed firm lose out when the transfer prices favor the parent or controlling shareholders.” (Lo et al., 2010)

Berdasarkan pengertian di atas tunneling akan dapat memengaruhi praktik manajemen laba baik secara langsung melalui dividen ataupun tidak langsung melalui transfer pricing. (Lo et al., 2010)

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat ditarik benang merah yang mendasari penelitian ini, bahwa secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah untuk memaksimalkan laba setelah pajak, karena pajak ikut mempengaruhi pengambilan keputusan atas suatu tindakan dalam operasi


(21)

BAB I Pendahuluan 12

2011: 13). Penulis melihat perencanaan pajak secara agresif yang dilakukan perusahaan dengan tujuan memaksimalkan laba setelah pajak perusahaannya secara global. Ditambah dengan faktor yang tak terhindarkan yaitu tunneling karena struktur kepemilikan yang cenderung terkonsentrasi di Indonesia. Maka praktik manajemen laba bukanlah hal yang aneh terjadi melalui perencanaan pajak yang agresif dan tunneling incentive jika memang tujuan akhir perusahaan multinasional adalah laba setelah pajak sebesar-besarnya secara global.

Penelitian terdahulu oleh Aharony et al., (2010) berjudul “Tunneling as An Incentive for Earnings Management During The IPO Process in China” menemukan bahwa tunneling incentive setelah initial public offering (IPO) berhubungan dengan penjualan hubungan istimewa sebelum IPO. Mengingat motivasi manajemen laba menurut Scott (2003: 377) adalah motivasi bonus, motivasi kontrak, motivasi politik, motivasi pajak, motivsi penggantian CEO, motivasi saham perdana (IPO), dan motivasi pasar modal, yang mana salah satu tujuannya untuk mengurangi kewajiban pajak yang harus dibayar dan memaksimalkan laba secara global.

Penelitian yang dilakukan di Indonesia, oleh Ulfah (2013) berjudul “Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak terhadap Praktek Manajemen Laba” Menemukan bahwa memang terjadi manajemen laba dengan tujuan menghindari pelaporan kerugian pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011. Perencanaan pajak memiliki pengaruh positif, semakin tinggi perencanaan pajak maka semakin besar peluang perusahaan melakukan manajemen laba. Salah satu perencanaan pajak adalah dengan cara mengatur


(22)

BAB I Pendahuluan 13

seberapa besar laba yang dilaporkan, sehingga masuk dalam indikasi adanya praktik manajemen laba.

Penelitian lain dilakukan Yuniasih, dkk., (2012) berjudul “Pengaruh Pajak dan Tunneling Incentive pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia”. Menyimpulkan pajak dan tunneling incentive berpengaruh positif pada keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Beban pajak yang semakin besar memicu perusahaan untuk melakukan transfer pricing dengan harapan dapat menekan beban tersebut. Transaksi pihak terkait lebih umum digunakan untuk tujuan transfer kekayaan dari pada pembayaran dividen karena perusahaan yang terdaftar harus mendistribusikan dividen kepada perusahaan induk dan pemegang saham minoritas lainnya. Kondisi yang unik dimana kepemilikan saham pada perusahaan publik di Indonesia cenderung terkonsentrasi sehingga ada kecenderungan pemegang saham mayoritas untuk melakukan tunneling.

Melalui penelitian ini penulis mencoba mengembangkan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aharony et al. (2010), Yuniasih, dkk. (2012), dan Ulfah (2013). Penelitian ini mengembangkan variabel-variabel independen dan mencoba menguji indikator variabel menggunakan proksi yang berbeda. Selain memang disarankan oleh peneliti-peneliti sebelumnya tersebut, khususnya karena penulis berfokus pada agresivitas pajak dalam variabel perencanaan pajak yang penulis gunakan. Penulis menggunakan proksi yang dirasa lebih baik untuk mengukur perencanaan pajak dalam penelitian ini. Mengacu pada jurnal menurut Lanis dan Richardson (2012) menyatakan bahwa


(23)

BAB I Pendahuluan 14

ETR (effective tax rate) merupakan proksi yang paling banyak digunakan pada penelitian terdahulu untuk mengukur agresivitas pajak. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol profitabilitas dengan return on asset (ROA) dan ukuran perusahaan (size) yang mana akan dibahas lebih mendalam pada bab 4.

Perpajakan internasional telah menjadi topik yang yang paling menarik dan penulis senangi sejak lama. Penelitian ini sangat penting dilakukan khususnya terkait masalah praktik tunneling incentive melalui transfer pricing, yang mana praktik ini diduga marak dibanyak perusahaan multinasional untuk tujuan mempengaruhi kewajiban membayar pajak. Penelitian ini berusaha menguji dan menganalisis pengaruh perencanaan pajak agresif terhadap praktik manajemen laba yang dilakukan oleh para manajer atau pemegang saham mayoritas untuk kepentingan mereka sendiri, atau kepentingan tertentu.

Penelitian ini bermanfaat untuk diteliti sebagai suatu pengembangan pengetahuan untuk lebih memahami praktik-praktik yang dilakukan perusahaan multinasional di Indonesia. Mengingat bagi perusahaan multinasional, isu transfer pricing dan manajemen laba adalah merupakan isu penting, terkait perencanaan pajak agresif, terlebih dengan tujuan optimalisasi laba, skema paling mudah adalah dengan mengalihkan laba mereka dari negara dengan tarif pajak tinggi ke negara yang tarif pajaknya rendah, seperti yang dilakukan oleh beberapa perusahaan besar dan terkenal seperti Google, Strarbuck, dan Amazon.

Keberadaan skema abusive transfer pricing menjadi wujud nyata dan memerankan peran sebagai jembatan bagi perencanaan pajak dan tunneling incentive terhadap tujuan sesungguhnya dari perusahaan multinasional, yaitu


(24)

BAB I Pendahuluan 15

optimalisasi laba group secara global, yang mana optimalisasi laba merupakan tujuan utama dari praktik manajemen laba. Maka dari itu untuk membuktikan teori terhadap fenomena yang tak terhindarkan dalam perusahaan multinasional, penulis melakukan penelitian yang bersifat mengetahui dan menguji pengaruh bahwa isu penting mengenai agresifitas pajak dan tunneling incentive dapat mempengaruhi praktik manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan multinasional di Indonesia.

Amat disayangnya tidak banyaknya penelitian mengenai perpajakan internasional dilakukan di Indonesia. Kebanyakan penelitian serupa malah dikategorikan sebagai bidang penelitian keuangan bukan bidang perpajakan, meskipun titik berat permasalahan adalah pada perpajakan. Hal ini pun memotivasi dan menggerakan penulis untuk melakukan penelitian yang mana akan menguji dan membuktikan pengaruh perencanaan pajak dan tunneling

incentive terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013.

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah perencanaan pajak berpengaruh pada manajemen laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah dividen berpengaruh pada manajemen laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia?


(25)

BAB I Pendahuluan 16

3. Apakah transfer pricing berpengaruh pada manajemen laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh pada manajemen laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada manajemen laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia?

6. Apakah perencanaan pajak, dividen, transfer pricing, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan pada manajemen laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui dan menguji adanya pengaruh perencanaan pajak pada manajemen laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menguji adanya pengaruh dividen pada manajemen

laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui dan menguji adanya pengaruh transfer pricing pada manajemen laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui dan menguji adanya pengaruh profitabilitas pada

manajemen laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. 5. Untuk mengetahui dan menguji adanya pengaruh ukuran perusahaan pada


(26)

BAB I Pendahuluan 17

6. Untuk mengetahui dan menguji adanya pengaruh perencanaan pajak, dividen, transfer pricing, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara simultan pada manajemen laba perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menambah perbendaharaan pengetahuan yang berkaitan dengan perpajakan internasional, kebijakan perpajakan dan standar akuntansi dalam permasalahan transfer pricing. Penelititian ini juga diharap dapat memberikan masukan mengenai berbagai praktik yang dilakukan perusahaan multinasional dalam praktik tunneling incentive, hubungan istimewa, tax planning, dan faktor-faktor lainnya yang memengaruhi praktik manajemen laba.

1.4.1 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah (fiskus) dalam membuat suatu kebijakan, terutama bagi perusahaan multinasional, agar dapat mengatasi masalah yang timbul dari transaksi hubungan istimewa dan tunneling incentive dalam bentuk transfer pricing. Direktorat Jendral Pajak perlu mengembangkan kebijakan yang lebih baik agar potential tax losses dapat diminimalkan dan Wajib Pajak dapat lebih patuh dalam memenuhi kewajiban pajaknya dengan tujuan akhir peningkatan penerimaan pajak negara.


(27)

BAB I Pendahuluan 18

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri dari enam bab, dimana masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Hal ini dilakukan agar penulisan ini lebih sistematis dan teratur. Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menggambarkan latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penulisan tesis, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan kajian teori maupun penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN, MODEL, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

Bab ini menjelaskan apa yang menjadi kerangka pemikiran, model penelitian, dan hipotesis penelitian.

BAB IV METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan populasi dan teknik pengambilan sampel, metode penelitian, dan operasional variabel yang akan diuji.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai hasil uji statistik dan menganalisis hipotesis yang diuji. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menyajikan kesimpulan yang dapat diambil dari uraian pada bab sebelumnya serta saran untuk penelitian selanjutnya.


(28)

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuam, landasan teori, hipotesis dan pada hasil pengujian statistik, maka disimpulkan demikian:

1. Perencanaan pajak berpengaruh pada manajemen laba. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perencanaan pajak secara agresif yang diukur dengan effective tax rate (ETR) mampu mendeteksi praktik manajemen laba.

Perusahaan-perusahaan manufaktur cenderung melakukan perencanaan pajak secara agresif menunjukkan bahwa kepatuhan tidak menjadi hal yang utama dihadapan laba. Jika tujuan perusahaan multinasional adalah optimalisasi laba perusahaan secara global, maka perencanaan pajak agresif merupakan hal yang wajar dilakukan dan bukannya perusahaan berusaha menghindari manajemen laba, tetapi malah terang-terangan melakukannya.

2. Dividen diukur dengan persentase struktur modal asing berpengaruh pada manajemen laba. Struktur modal di Indonesia cenderung terpusat pada segelintir pihak, khususnya pada penelitian ini yang menyoroti struktur modal asing dalam perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode 2011-2013, diduga mampu mendeteksi praktik manajemen laba.

Keberadaan struktur modal asing yang terlalu besar di dalam suatu perusahaan di satu sisi akan memberi dampak positif seperti modal dan teknologi, sedangkan di sisi lain pihak asing mayoritas ini dapat mencari jalan untuk


(29)

BAB VI Simpulan dan Saran 102

menyalurkan “sesuatu manfaat” tanpa diketahui atau disadari oleh pihak lain demi tujuan yang mereka inginkan. Penelitian ini mengingatkan kita, meskipun sangat diperlukan investasi asing, tetapi semakin banyaknya pihak asing menjadi penguasa (pihak mayoritas) apa lagi di bidang-bidang sentral perekonomian menjadi suatu hal yang perlu diwaspadai.

3. Transfer pricing berpengaruh pada manajemen laba. Hasil penelitian menjelaskan bahwa transfer pricing mampu mendeteksi adanya praktik manajemen laba.

Dari sisi tunneling incentive pada poin sebelumnya terlihat betapa besar pengaruh modal asing untuk memberikan efek pada kebijakan perusahaan. Bentuk kedua dari tunneling incentive yaitu dimana transfer pricing menjadi saluran bagaikan jalan tol yang mulus untuk menuju optimalisasi laba sehingga perusahaan sampel menunjukkan bahwa perusahaan multinasional dapat dengan mudahnya melakukan manajemen laba.

4. Profitabilitas melalui rasio return on asset berpengaruh pada manajemen laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on asset mampu mendeteksi adanya praktik manajemen laba.

5. Ukuran perusahaan yang diukur menggunakan nilai kapitalisasi pasar berpengaruh pada manajemen laba. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ukuran perusahaan mampu mendeteksi praktik manajemen laba.

6. Secara simultan ditunjukkan bahwa seluruh variabel indpenden dan variabel kontrol berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen manajemen laba. Berarti variabel dependen dibentuk oleh variabel-variabel independen, seperti


(30)

BAB VI Simpulan dan Saran 103

pada model penelitian yang telah dijelaskan di bab 3. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perencanaan pajak secara agresif, tunneling incentive melalui dividen dan transfer pricing, beserta varibel kontrol profitabilitas, dan ukuran perusahaan mampu mendeteksi adanya praktik manajemen laba.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut:

1. Fokus penelitian ini adalah perencanaan pajak pada perusahaan multinasional, maka aturan perpajakan menjadi hal utama. Kelemahan aturan perpajakan khususnya dalam hal perdagangan internasional sangat penting untuk menjadi fokus pemerintah jika ingin mengurangi potential tax losses yang diderita negara ini. Hasil penelitian ini memberi peringatan bahwa betapa agresifnya perencanaan pajak yang dilakukan perusahaan. DJP harus lebih gencar dalam peraturan-peraturan yang dibuatnya dan segera mengambil tindakan nyata seperti memperbaiki berbagai loopholes dalam aturan perpajakan.

2. Perusahaan manufaktur disarankan agar lebih berhati-hati dalam setiap kebijakannya, termasuk dalam membuat perencanaan pajaknya.

3. Bagi perusahaan manufaktur, baik mengenai struktur modal asing maupun transaksi transfer pricing, keduanya membuktikan perkembangan perusahaan yang semakin besar baik secara modal, teknologi, pasar persaingan, dan berbagai hal positif lainnya. Tetapi perlu dingat bahwa kedua faktor ini merupakan unsur dari saluran yang digunakan oleh tunneling incentive. Pihak


(31)

BAB VI Simpulan dan Saran 104

minoritas diminta lebih waspada terhadap kemungkinan apakah pihak mayoritas memiliki kemungkinan melakukan tunneling incentive yang akan merugikan mereka atau bahkan merugikan perusahaan secara keseluruhan. 4. Disarankan perlu adanya keseimbangan antara perusahaan dan DJP. Hal ini

dimaksudkan agar pengetahuan dan pemahaman mengenai perpajakan internasional dapat diketahui dan dipahami lebih mendalam, mengingat perusahaan memiliki kecenderungan perencanaan yang agresif jika dibandingkan DJP. Maka DJP dituntut untuk lebih gencar dalam menghadapi perusahaan-perusahaan yang melakukan perdagangan internasional.

5. Peneliti selanjutnya perlu mempertimbangkan pembentukan model penelitian, agar model dapat lebih baik menggambarkan fenomena. Penambahan variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap praktik manajemen laba, yaitu seperti mekanisme bonus dan pengaruh akrual dalam metode akuntansi, sehingga dapat dilihat melalui sudut pandang yang berbeda.

6. Peneliti selanjutnya dapat melakukan pengujian menggunakan proksi yang berbeda, baik untuk variabel independen, maupun variabel dependen manajemen laba. Selain itu menelaah kembali sampel yang digunakan dalam penelitian ini, serta disarankan untuk menggunakan klasifikasi lain dari perusahaan yang listing di BEI.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Buku 1. Edisi 11 (Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat

______. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen. Buku 2. Edisi 11 (Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat

Direktorat Jenderal Pajak. Susunan Dalam Satu Naskah Undang-Undang Perpajakan. http://www.pajak.go.id

Eiteman, David K., Arthur I. Stonehill,and Michael H. Moffett. 2001. Multinational Business Finance. Ninth Edition (International Edition). United States of America: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cet. IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

______. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econoetrics. Edisi 4 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga

Gunadi. 1994. Transfer Pricing. Suatu Tinjauan Akuntansi Manajemen dan Pajak. Jakarta: Bina Rena Pariwara

______. 1999. Pajak dalam Aktivitas Bisnis. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen. Edisi 7 (Terjemahan). Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, dan George Foster. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi 12 (Terjemahan). Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

_______. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi 12 (Terjemahan). Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga


(33)

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta : Bumi Aksara

Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan, per 1 Juni 2012 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi & Manajemen. Cetakan kedua. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA Jogiyanto. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Edisi 1. Cetakan Ke-2. Yogyakarta: BPFE

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory. Third Edition. Toronto, Ontario: Pearson Education Canada Inc.

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

Subramanyam, K. R. Dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10 (Terjemahan). Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

_______. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10 (Terjemahan). Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Cetakan 16. Bandung: Alfabeta, CV.

Surahmat, Rachmanto. 2000. Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman 1986. Positive Accounting Theory. USA: Prentice-Hall.

Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Edisi 3. Cetakan kedua. Jakarta: Salemba Empat

JURNAL

Aharony, Joseph, Jiwei Wang, and Hongqi Yuan. 2010. Tunneling as An Incentive for Earnings Management During The IPO Process in China. Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 29. Pages 1-26.


(34)

Anggraeni, Dewi Harum. 2012. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Komposisi Dewan Komisaris, Reputasi Auditor, dan Komite Audit terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Skripsi: Fakultas Ekonomi. Jurusan Akuntansi. Universitas Kristen Maranatha (tidak dipublikasikan)

Beneish, M.D. 2001. Earnings Management: A Perspective. Managerial Finance 27 (12) : 3-17.

Boedi, Soelistijono. 2008. Pengungkapan Intellectual Capital dan Kapitalisasi Pasar (Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia).Tesis: Program Studi Magister Sains Akuntansi. Universitas Diponegoro

Chen, Linda H., Dhaliwal and, S., Trombley, Mark A.. 2007. The Impact of Earnings Management and Tax Planning on the Information Content of Earnings. Working Paper Series. University of Massachusetts at Boston and University of Arizona. November.

Claesens, S., Simeon Djankov, and Larry H. P. Lang. 2000. The Separation of Ownership and Control in East Asia Corporations. Journal of Financial Economics. Volume 58. Pages 81-112

Claesens, S., Simeon Djankov, and Larry H. P. Lang. 2002. Expropriation of Minority Shareholders in East Asia. Journal of Financial.

Colgan, Patrick. Mc. 2001. Agency Theory and Corporate Governance: A Review of the Literature From a UK Perspective. Working paper. Department of Accounting & Finance. University of Strathclyde. United Kingdom.

Desai, Mihir A. and Dhammika Dharmapala. 2009. Earnings Management and Corporate Tax. Shelters, and Book-Tax Alignment. National Tax Journal. Volume 62. No. 1. Pages 169-186

Gopalan, Radhakrishnan and Sudarshan Jayaraman. 2012. Private Control Benefit and Earnings Management: Evidence from Insider Controlled Firms. Journal of Accounting Research. Volume 50. Issue 1. Pages 117-157

Jacob, J. 1996. Taxes and Transfer Pricing: Income Shifting and The Volume of Intrafirm Transfer. Journal of Accounting Research. Volume 34. Pages 301-312 Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Magerial

Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3. Pages 305-360.

Johnson, Simon, Rafael La Porta, Florencio Lopez-de-Silanes, and Andrei Shleifer. 2000. Tunnelling. American Economic Review. Volume 90. No. 2. Pages 22-27


(35)

Halim, Julia, Carmel Meiden, dan Rudolf Lumban Tobing. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang termasuk pada LQ-45. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Klassen, K. M. Lang, and M. Wolfson. 1993. Geographic Income Shifting by Multinational Corporations in Response to Tax Rate Changes. Journal of Accounting Research .Volume 3. Pages 141–173

La Porta, R., F. Lopez-de-Silanes, A. Shleifer, and R.W. Vishny. 2000. Investor Production and Corporate Governance. Journal of Financial Economics. Pages 3-27

Lanis, R., and G. Richardson. 2012. Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness: an Empirical Analysis. Journal of Accounting and Public Policy, 31 (1): 86-108

________. 2013. Tax Aggressiveness and Corporate Social Responsibility Disclosure: a New Test of Legitimacy Theory. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 26 (1): 75-100

________. 2015. Is Corporate Social Responsibility Performace Associated with Tax Avoidance?. Journal of Business Ethics, 127: 439-457

Liu, Qiao dan Zhou (Joe) Lu. 2002. Earnings Management to Tunnel: Evidence from China’s Listed Companies. Draft working papers for EFMA 2004 Basel Meetings Paper

________. 2007. Corporate Governance and Earnings Management in The Chinese-Listed Companies: A Tunneling Perspective. Journal of Corporate Finance, 13. Pages 881–906

Lo, Agnes W. Y., Raymond M. K. Wong, and Michael Firth. 2010. Tax, Financial Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting: An Empirical Analysis of the Transfer Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies. Journal of the American Taxation Association. Volume 32. No. 2. Pages 1-26

Meutia, Intan. 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 7 (3). Hal 333-350

Mitton, Todd. 2002. A Cross Firm Analysis of the Impact of Corporate Governance on The East Asia Financial Crisis. Journal of Financial Economic. Pages 1-31 Modigliani, Franco and Merton H. Miller. 1958. The Cost of Capital, Corporation

Finance and The Theory of Investment. The American Economic Review. Volume XLVIII. Number three


(36)

Muliati, Ni Ketut. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan pada Praktik Manajemen Laba di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis: Program Studi Magister Akuntansi. Universitas Udayana Octaviana, Natasya Elma. 2014. Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Corporate

Social Responsibility: Untuk Menguji Teori Legitimasi. Skripsi: Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro

Octaviana, Natasya Elma dan Abdul Rohman. 2014. Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Corporate Aocial Responsibility: untuk Menguji Teori Legitimasi. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 3. No. 2. Hal 1-12

Overesch, Michael. 2006. Transfer Pricing of Intrafirm Sales as a Profit Shifting Channel – Evidence from German Firm Data. Discussion Paper No. 06-084. Centre for European Economic Research: ZEW

Permatasari, Paulina. 2004. Transfer Pricing Sebagai Salah Satu Strategi Perencanaan Pajak Bagi Perusahaan Multinasional. Bina Ekonomi. Vol. 8. No. 1. Hlm. 47-63

Richardson, G., G. Taylor, and C. Wright. 2014. Corporate profiling of tax malfeasance: a theoretical and empirical assessment of tax-audited Australian firms. eJournal of Taxation Research, 12. Pages 359-382.

Salno, H.M. dn Z. Baridwan. 2000. Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-faktor yang mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 3. No. 1. Januari

Sari, Ratna Chandra dan Abdullah Taman . 2011. Pengendalian Risiko Tunneling pada Transaksi Merger & Akuisisi dan Mekanisme Corporate Governance: Bukti Empiris di Asia. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2. Hlm. 53- 71

Sari, Ratna Chandra dan Abdullah Taman . 2011. Pengendalian Risiko Tunneling pada Transaksi Merger & Akuisisi dan Mekanisme Corporate Governance: Bukti Empiris di Asia. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2. Hlm. 53- 71

Sumomba, Christina Ranty dan YB. Sigit Hutomo. 2012. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba. KINERJA. Vol. 16. No. 2. Hal. 103-115

Suranta, Eddy dan Pratana Puspita Merdistusi. 2004. Income Smoothing, Tobin’s Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan. Jurnal dan Prosiding SNA Simposium Nasional Akuntansi. Volume 7


(37)

Swenson, Deborah L. 2001. Tax Reforms and Evidence of Transfer Pricing. National Tax Journal. Vol. LIV. No. 1. Pages 7-25

Trisnawati, Rina, Wiyadi, dan Noer Sasongko. 2012. Pengukuran Manajemen Laba: Pendekatan Terintegrasi (Studi komparasi Perusahaan Manufaktur yang Tergabung pada Indeks JII dan LQ 45 Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2010).Jurnal dan Prosiding SNA – Simposium Nasional Akuntansi. Volume 15 Ulfah, Yana. 2013. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak

terhadap Praktek Manajemen Laba. Simposium Nasional Perpajakan, 4

Wiranata, Yulius Ardy dan Yeterina Widi Nugrahanti. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Probabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 15. No.1. hal. 15-26

Yuniasih, Ni Wayan, Ni Ketut Rasmini, dan Made Gede Wirakusuma. 2012. Pengaruh Pajak dan Tunneling Incentive pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal dan Prosiding SNA – Simposium Nasional Akuntansi. Volume 15

Yulianti. 2005. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dalam Mendeteksi manajemen Laba.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2. No. 1. pp. 107- 129

Zhuang, J., E. David, W. David, M.A.C. Virginita. 2000. Corporate Governace and Finance in East Asia – A Study of Indonesia, Republic of Korea, Malaysia, Philippines and Thailand. Asia Development Bank. Manila.

WEBSITE

Anshuman, V. Ravi dan Nivedita Sinha. 2012. Power Struggles, Tunneling Incentives, and Investment Efficiency in Diversified Business Groups. Working paper. http://world-finance-conference.com/paper_wfc/428.pdf

Balakrishnan, Karthik, Jennifer Blouin, dan Wayne Guay. 2012. Does Tax Aggressiveness Reduce Corporate transparency? http://areas.kenan-flagler.unc.edu/Accounting/TaxCenter/Ftaxdoctoral2013/Documents/Balakrishn an%2520Blouin%2520Guay%25202012.pdf. Diakses: Minggu, 29 Maret 2015 Bernard, Andrew. B., J. Bradford Jensen, and Peter K. Schott. 2006. Transfer Pricing

by US-Base Multinational Firms. Papers. http://dev3.cepr.org/meets/wkcn/2/ 2363/papers/Bernard.pdf


(38)

Budilaksono, Agung. 2014. Potret Kecil Transfer Pricing Dalam Bingkai Besar Perdagangan Dunia. http://www.bppk.depkeu.go.id/images/file/pusbc/ dmdokumen/2014_POTRET_KECIL_TRANSFER_PRICING_DALAM_BING KAI_BESAR_PERDAGANGAN_DUNIA.pdf

Kompasiana. http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/08/31/corporate-governance-sekilas-tentang-tunneling-type-2-agency-problem-588530.html. Diakses: Minggu, 18 Mei 2014

________. http://birokrasi.kompasiana.com/manajemen/2013/07/29/4000-perusahaan-tak-bayar-pajak-selama-7-tahun—580545.html/. Diakses: Senin, 22 September 2014

________. http://www.kompasiana.com/zen-muttaqin/4000-perusahaan-tak-bayar-pajak-selama-7-tahun_552c16f76ea834744a8b459a. Diakses: Senin, 22 September 2014

Gunadi. 2006. Mampukah ASW Atasi Transfer Pricing?. (Dalam Bisnis Indonesia/30 Januari 2006). http://lavlinesia.wordpress.com/2008/09/10/mampukah-asw-atasi- Transfer-pricing/. Diakses: Minggu, 18 Mei 2014

https://grundelanbankcentury.wordpress.com/category/tunnelling/. Diakses: Minggu, 18 Mei 2014

Prowsen, Stephen. 1998. Corporate Governance, Emerging Issues and Lesson form East Asia. http://www1.worlbank.org./finance/assets/images/prowse.pdf

Setiawan, Hadi. 2014. Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara. www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pprf_Transfer%20Pricin g%20dan%20Risikonya%20Terhadap%20Penerimaan%20Negara.pdf. Diakses Sabtu, 24 Januari 2015

Wilmshurst, P.. 2013. UK Transfer Pricing and the Tax Avoidance Debat. The Tax Executive Institue, Inc.. UK.


(1)

Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta : Bumi Aksara

Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan, per 1 Juni 2012 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi & Manajemen. Cetakan kedua. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA Jogiyanto. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Edisi 1. Cetakan Ke-2. Yogyakarta: BPFE

Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory. Third Edition. Toronto, Ontario: Pearson Education Canada Inc.

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat

Subramanyam, K. R. Dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10 (Terjemahan). Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

_______. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10 (Terjemahan). Buku 2. Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Cetakan 16. Bandung: Alfabeta, CV.

Surahmat, Rachmanto. 2000. Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman 1986. Positive Accounting Theory. USA: Prentice-Hall.

Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Edisi 3. Cetakan kedua. Jakarta: Salemba Empat

JURNAL

Aharony, Joseph, Jiwei Wang, and Hongqi Yuan. 2010. Tunneling as An Incentive for Earnings Management During The IPO Process in China. Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 29. Pages 1-26.


(2)

Anggraeni, Dewi Harum. 2012. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Komposisi Dewan Komisaris, Reputasi Auditor, dan Komite Audit terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Skripsi: Fakultas Ekonomi. Jurusan

Akuntansi. Universitas Kristen Maranatha (tidak dipublikasikan)

Beneish, M.D. 2001. Earnings Management: A Perspective. Managerial Finance 27 (12) : 3-17.

Boedi, Soelistijono. 2008. Pengungkapan Intellectual Capital dan Kapitalisasi Pasar (Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia). Tesis: Program Studi Magister Sains Akuntansi. Universitas Diponegoro

Chen, Linda H., Dhaliwal and, S., Trombley, Mark A.. 2007. The Impact of Earnings Management and Tax Planning on the Information Content of Earnings. Working Paper Series. University of Massachusetts at Boston and University of Arizona. November.

Claesens, S., Simeon Djankov, and Larry H. P. Lang. 2000. The Separation of Ownership and Control in East Asia Corporations. Journal of Financial Economics. Volume 58. Pages 81-112

Claesens, S., Simeon Djankov, and Larry H. P. Lang. 2002. Expropriation of Minority Shareholders in East Asia. Journal of Financial.

Colgan, Patrick. Mc. 2001. Agency Theory and Corporate Governance: A Review of the Literature From a UK Perspective. Working paper. Department of Accounting & Finance. University of Strathclyde. United Kingdom.

Desai, Mihir A. and Dhammika Dharmapala. 2009. Earnings Management and Corporate Tax. Shelters, and Book-Tax Alignment. National Tax Journal. Volume 62. No. 1. Pages 169-186

Gopalan, Radhakrishnan and Sudarshan Jayaraman. 2012. Private Control Benefit and Earnings Management: Evidence from Insider Controlled Firms. Journal of Accounting Research. Volume 50. Issue 1. Pages 117-157

Jacob, J. 1996. Taxes and Transfer Pricing: Income Shifting and The Volume of Intrafirm Transfer. Journal of Accounting Research. Volume 34. Pages 301-312 Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Magerial

Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics 3. Pages 305-360.

Johnson, Simon, Rafael La Porta, Florencio Lopez-de-Silanes, and Andrei Shleifer. 2000. Tunnelling. American Economic Review. Volume 90. No. 2. Pages 22-27


(3)

Halim, Julia, Carmel Meiden, dan Rudolf Lumban Tobing. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang termasuk pada LQ-45. Simposium Nasional Akuntansi VIII.

Klassen, K. M. Lang, and M. Wolfson. 1993. Geographic Income Shifting by Multinational Corporations in Response to Tax Rate Changes. Journal of Accounting Research .Volume 3. Pages 141–173

La Porta, R., F. Lopez-de-Silanes, A. Shleifer, and R.W. Vishny. 2000. Investor Production and Corporate Governance. Journal of Financial Economics. Pages 3-27

Lanis, R., and G. Richardson. 2012. Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness: an Empirical Analysis. Journal of Accounting and Public Policy, 31 (1): 86-108

________. 2013. Tax Aggressiveness and Corporate Social Responsibility Disclosure: a New Test of Legitimacy Theory. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 26 (1): 75-100

________. 2015. Is Corporate Social Responsibility Performace Associated with Tax Avoidance?. Journal of Business Ethics, 127: 439-457

Liu, Qiao dan Zhou (Joe) Lu. 2002. Earnings Management to Tunnel: Evidence

from China’s Listed Companies. Draft working papers for EFMA 2004 Basel Meetings Paper

________. 2007. Corporate Governance and Earnings Management in The Chinese-Listed Companies: A Tunneling Perspective. Journal of Corporate Finance, 13. Pages 881–906

Lo, Agnes W. Y., Raymond M. K. Wong, and Michael Firth. 2010. Tax, Financial Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting: An Empirical Analysis of the Transfer Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies. Journal of the American Taxation Association. Volume 32. No. 2. Pages 1-26

Meutia, Intan. 2004. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan Non Big 5. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 7 (3). Hal 333-350

Mitton, Todd. 2002. A Cross Firm Analysis of the Impact of Corporate Governance on The East Asia Financial Crisis. Journal of Financial Economic. Pages 1-31 Modigliani, Franco and Merton H. Miller. 1958. The Cost of Capital, Corporation

Finance and The Theory of Investment. The American Economic Review. Volume XLVIII. Number three


(4)

Muliati, Ni Ketut. 2011. Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan pada Praktik Manajemen Laba di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis: Program Studi Magister Akuntansi. Universitas Udayana Octaviana, Natasya Elma. 2014. Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Corporate

Social Responsibility: Untuk Menguji Teori Legitimasi. Skripsi: Fakultas

Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro

Octaviana, Natasya Elma dan Abdul Rohman. 2014. Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Corporate Aocial Responsibility: untuk Menguji Teori Legitimasi. Diponegoro Journal of Accounting. Volume 3. No. 2. Hal 1-12

Overesch, Michael. 2006. Transfer Pricing of Intrafirm Sales as a Profit Shifting Channel – Evidence from German Firm Data. Discussion Paper No. 06-084. Centre for European Economic Research: ZEW

Permatasari, Paulina. 2004. Transfer Pricing Sebagai Salah Satu Strategi Perencanaan Pajak Bagi Perusahaan Multinasional. Bina Ekonomi. Vol. 8. No. 1. Hlm. 47-63

Richardson, G., G. Taylor, and C. Wright. 2014. Corporate profiling of tax malfeasance: a theoretical and empirical assessment of tax-audited Australian firms. eJournal of Taxation Research, 12. Pages 359-382.

Salno, H.M. dn Z. Baridwan. 2000. Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-faktor yang mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 3. No. 1. Januari

Sari, Ratna Chandra dan Abdullah Taman . 2011. Pengendalian Risiko Tunneling pada Transaksi Merger & Akuisisi dan Mekanisme Corporate Governance: Bukti Empiris di Asia. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2. Hlm. 53- 71

Sari, Ratna Chandra dan Abdullah Taman . 2011. Pengendalian Risiko Tunneling pada Transaksi Merger & Akuisisi dan Mekanisme Corporate Governance: Bukti Empiris di Asia. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 2. Hlm. 53- 71

Sumomba, Christina Ranty dan YB. Sigit Hutomo. 2012. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba. KINERJA. Vol. 16. No. 2. Hal. 103-115

Suranta, Eddy dan Pratana Puspita Merdistusi. 2004. Income Smoothing, Tobin’s Q, Agency Problems dan Kinerja Perusahaan. Jurnal dan Prosiding SNA Simposium Nasional Akuntansi. Volume 7


(5)

Swenson, Deborah L. 2001. Tax Reforms and Evidence of Transfer Pricing. National Tax Journal. Vol. LIV. No. 1. Pages 7-25

Trisnawati, Rina, Wiyadi, dan Noer Sasongko. 2012. Pengukuran Manajemen Laba: Pendekatan Terintegrasi (Studi komparasi Perusahaan Manufaktur yang Tergabung pada Indeks JII dan LQ 45 Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2010). Jurnal dan Prosiding SNA – Simposium Nasional Akuntansi. Volume 15 Ulfah, Yana. 2013. Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak

terhadap Praktek Manajemen Laba. Simposium Nasional Perpajakan, 4

Wiranata, Yulius Ardy dan Yeterina Widi Nugrahanti. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Probabilitas Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 15. No.1. hal. 15-26

Yuniasih, Ni Wayan, Ni Ketut Rasmini, dan Made Gede Wirakusuma. 2012. Pengaruh Pajak dan Tunneling Incentive pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal dan Prosiding SNA – Simposium Nasional Akuntansi. Volume 15

Yulianti. 2005. Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Dalam Mendeteksi manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2. No. 1. pp. 107- 129

Zhuang, J., E. David, W. David, M.A.C. Virginita. 2000. Corporate Governace and Finance in East Asia – A Study of Indonesia, Republic of Korea, Malaysia, Philippines and Thailand. Asia Development Bank. Manila.

WEBSITE

Anshuman, V. Ravi dan Nivedita Sinha. 2012. Power Struggles, Tunneling Incentives, and Investment Efficiency in Diversified Business Groups. Working paper. http://world-finance-conference.com/paper_wfc/428.pdf

Balakrishnan, Karthik, Jennifer Blouin, dan Wayne Guay. 2012. Does Tax Aggressiveness Reduce Corporate transparency? http://areas.kenan-flagler.unc.edu/Accounting/TaxCenter/Ftaxdoctoral2013/Documents/Balakrishn an%2520Blouin%2520Guay%25202012.pdf. Diakses: Minggu, 29 Maret 2015 Bernard, Andrew. B., J. Bradford Jensen, and Peter K. Schott. 2006. Transfer Pricing

by US-Base Multinational Firms. Papers. http://dev3.cepr.org/meets/wkcn/2/ 2363/papers/Bernard.pdf


(6)

Budilaksono, Agung. 2014. Potret Kecil Transfer Pricing Dalam Bingkai Besar Perdagangan Dunia. http://www.bppk.depkeu.go.id/images/file/pusbc/ dmdokumen/2014_POTRET_KECIL_TRANSFER_PRICING_DALAM_BING KAI_BESAR_PERDAGANGAN_DUNIA.pdf

Kompasiana. http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/08/31/corporate-governance-sekilas-tentang-tunneling-type-2-agency-problem-588530.html. Diakses: Minggu, 18 Mei 2014

________. http://birokrasi.kompasiana.com/manajemen/2013/07/29/4000-perusahaan-tak-bayar-pajak-selama-7-tahun—580545.html/. Diakses: Senin, 22 September 2014

________. http://www.kompasiana.com/zen-muttaqin/4000-perusahaan-tak-bayar-pajak-selama-7-tahun_552c16f76ea834744a8b459a. Diakses: Senin, 22 September 2014

Gunadi. 2006. Mampukah ASW Atasi Transfer Pricing?. (Dalam Bisnis Indonesia/30 Januari 2006). http://lavlinesia.wordpress.com/2008/09/10/mampukah-asw-atasi- Transfer-pricing/. Diakses: Minggu, 18 Mei 2014

https://grundelanbankcentury.wordpress.com/category/tunnelling/. Diakses: Minggu, 18 Mei 2014

Prowsen, Stephen. 1998. Corporate Governance, Emerging Issues and Lesson form East Asia. http://www1.worlbank.org./finance/assets/images/prowse.pdf

Setiawan, Hadi. 2014. Transfer Pricing dan Risikonya Terhadap Penerimaan Negara. www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pprf_Transfer%20Pricin g%20dan%20Risikonya%20Terhadap%20Penerimaan%20Negara.pdf. Diakses Sabtu, 24 Januari 2015

Wilmshurst, P.. 2013. UK Transfer Pricing and the Tax Avoidance Debat. The Tax Executive Institue, Inc.. UK.


Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH BEBAN PAJAK, TUNNELING INCENTIVE, DAN MEKANISME BONUS TERHADAP TRANSFER PRICING PERUSAHAAN MULTINASIONAL YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

17 152 97

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN NONMANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 14 15

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN NONMANUFAKTUR PENGARUH PERENCANAAN PAJAK TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN NONMANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 3 13

PENUTUP PENGARUH BEBAN PAJAK TANGGUHAN DAN PERENCANAAN PAJAK TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 5 63

Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5 19 21

Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Non Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

14 48 20

Pengaruh Beban Pajak Tangguhan dan Perencanaan Pajak terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.

1 2 22

TESIS S431208012 LINTANG KURNIAWATI

0 0 96

PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE DAN MEKANISME BONUS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH PAJAK, TUNNELING INCENTIVE DAN MEKANISME BONUS TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 1 17