Studi Deskriptif Mengenai Evaluasi Tentang Pelaksanaan Student Centered Learning pada Kelas KBK oleh Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2013 di Universitas 'X' Bandung.

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai penilaian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 di dalam kelas KBK Universitas ‘X’ Bandung. Alat ukur penelitian ini disusun berdasarkan teori dari McCombs dan Whisler (1997). Alat ukur ini kemudian dimodifikasi oleh Ruth Irene Cassandra pada tahun 2013. Dari hasil uji validitas dengan menggunakan Pearson dan uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, terdapat 52 item yang diterima dengan validitas berkisar antara 0.301-0.685 dan reliabilitas sebesar 0.922. Sampel penelitian ini sebanyak 182 mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 Universitas “X” Bandung.

Berdasarkan hasil pengolahan data, sebanyak 46% mahasiswa fakultas Psikologi angkatan 2013 Universitas “X” Bandung menilai dosen hampir selalu menerapkan Student Centered Learning dan sebanyak 54% mahasiswa fakultas Psikologi angkatan 2013 Universitas “X” Bandung menilai dosen hampir tidak pernah menerapkan Student Centered Learning. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar mahasiswa fakultas Psikologi angkatan 2013 menilai bahwa dosen hampir tidak pernah menerapkan prinsip Student Centered Learning. Ada sembilan dari dua belas prinsip yang berada dalam kategori hampir tidak pernah menerapkan Student Centered Learning oleh dosen. Hal ini disebabkan oleh kurangnya data penunjang yang dibuat oleh peneliti. Saran yang dapat diberikan pada fakultas Psikologi Universitas “X” adalah meningkatkan pengajaran dengan prinsip-prinsip Student Centered Learning yang masih kurang diterapkan di dalam kelas.


(2)

iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research was done to know the picture concerning evaluation that was carried out by the students of psychology 2013 in the class of KBK at ‘X’ University in Bandung. The implement measured this research was compiled based on the theory from McCombs and Whisler (1997). The implement measured this afterwards was modified by Ruth Irene Casandra during 2013. From the results of the validity test by using Pearson and the reliability test by using the coefficient reliability Alpha Cronbach, was gotten 52 items that was received with the revolving validity between 0,301-0,685 and reliability of 0,922. The respondent of this research is in total of 182 students of Psychology 2013 at ‘X’ University in Bandung.

According to the results of data processing, the total of 46% students of Psychology 2013 at ‘X’ University in Bandung evaluate that the lecturer almost applied Student Centered Learning and the total of 54% students of Psychology 2013 at ‘X’ university in Bandung evaluate that the lecturer almost never applied Student Centered Learning. The conclusion from this research was most students of Psychology 2013 evaluate that the lecturer almost never applied the Student Centered Learning principle. There is nine of twelve principles in the category almost never applied Student Centered Learning by the lecturer. This was caused by the shortage of the supporting data that was made by the researcher. The suggestion that could be give for faculty of Psychology at ‘X’ University is to increase the teaching with Student Centered Learning principles which is have not yet applied in the class.


(3)

iv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Lembar Judul Lembar Pengesahan

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iv

Daftar Bagan ... x

Daftar Tabel ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Peneliti... 7

1.3.1 Maksud Penelitian ... 7

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 7

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

1.5 Kerangka Pikir ... 8


(4)

v Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Student Centered Learning ... 20

2.1.1 Definisi Student Centered Learning ... 20

2.1.2 Prinsip Domain Student Centered Learning ... 21

2.1.2.1 Metakognitif dan Kognitif ... 22

2.1.2.2 Afektif ... 22

2.1.2.3 Perkembangan ... 23

2.1.2.4 Pribadi dan Sosial ... 24

2.1.2.5 Perbedaan Individual ... 24

2.1.3 Duabelas Prinsip Psikologi Student Centered Learning ... 25

2.1.3.1 Prinsip 1 : Sifat Alamai dari Proses Pembelajaran ... 26

2.1.3.2 Prinsip 2 : Tujuan Proses Pembelajaran ... 27

2.1.3.3 Prinsip 3 : Konstruksi Pengetahuan ... 28

2.1.3.4 Prinsip 4 : Berpikir Tingkat Tinggi ... 29

2.1.3.5 Prinsip 5 : Pengaruh Motivasi Terhadap Pembelajaran ... 31

2.1.3.6 Prinsip 6 : Motivasi Instrinsik Untuk Belajar ... 33

2.1.3.7 Prinsip 7 : Karakteristik Tugas Pembelajaran ... 34


(5)

vi Universitas Kristen Maranatha

2.1.3.9 Prinsip 9 : Perbedaan Sosial dan Budaya ... 38

2.1.3.10 Prinsip 10 : Penerimaan Sosial,Self-esteem,Pembelajaran ... 39

2.1.3.11 Prinsip 11 : Perbedaan Individu dalam Belajar ... 41

2.1.3.12 Prinsip 12 : Penyaringan Kognitif ... 42

2.2 Perguruan Tinggi ... 44

2.2.1 Institut dan Universitas ... 44

2.2.2 Metode Pembelajaran dan Jadwal Akademik ... 45

2.3 Remaja ... 46

2.3.1 Perkembangan Pandangan Kognitif ... 47

2.3.2 Perkembangan Emosi ... 48

2.3.3 Tugas Perkembangan Remaja ... 49

2.4 Taksonomi Bloom ... 50

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 54

3.2 Bagan Prosedur Penelitian ... 54

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 55

3.3.1 Variabel Penelitian ... 55


(6)

vii Universitas Kristen Maranatha

3.3.3 Definisi Operasional ... 55

3.4 Alat Ukur ... 58

3.4.1 Kuesioner Student Centered learning ... 58

3.4.2 Prosedur Pengisian ... 60

3.4.3 Sistem Penilaian ... 61

3.4.4 Data Pribadi ... 62

3.4.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 63

3.4.5.1 Validitas Alat Ukur ... 63

3.4.5.2 Reliabilitas Alat Ukur ... 63

3.5 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 64

3.5.1 Populasi Sasaran ... 64

3.6 Teknik Analisis Data ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden ... 66

4.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 66

4.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 66

4.2 Hasil Penelitian Secara Umum... 67


(7)

viii Universitas Kristen Maranatha

4.3.1 Gambaran Prinsip Sifat Alami dari Proses Pembelajara (Prinsip 1) ... 68

4.3.2 Gambaran Prinsip Tujuan Proses Pembelajaran (Prinsip 2) ... 69

4.3.3 Gambaran Prinsip Pembentukan Pengetahuan (Prinsip 3) ... 69

4.3.4 Gambaran Prinsip Berpikir Tingkat Tinggi (Prinsip 4) ... 70

4.3.5 Gambaran Prinsip Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran (Prinsip 5) . 71 4.3.6 Gambaran Umum Prinsip Motivasi Intrinsik Untuk Belajar (Prinsip 6) . 71 4.3.7 Gambaran Prinsip Karakteristik Tugas Pembelajaran yang Meningkatkan Motivasi (Prinsip 7)... 72

4.3.8 Gambaran Prinsip Hambatan dan Kesempatan Perkembangan (Prinsip 8) ... 73

4.3.9 Gambaran Umum Prinsip Keragaman Sosial dan Budaya (Prinsip 9) .... 73

4.3.10 Gambaran Umum Prinsip Penerimaan Sosial, Self-Esteem, dan Pembelajaran (Prinsip 10) ... 74

4.3.11 Gambaran Umum Prinsip Individual Dalam Belajar (Prinsip 11) ... 75

4.3.12 Gambaran Umum Prinsip Penyaringan Kognitif (Prinsip 12) ... 75


(8)

ix Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 85

5.2.1 Saran Teoritis ... 85

5.2.2 Saran Praktis... 86

DAFTAR PUSTAKA ... xii

DAFTAR RUJUKAN ... xiii LAMPIRAN


(9)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

1.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 17 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ... 50


(10)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ... 54

Tabel 3.2 Sistem Penilaian ... 56

Tabel 3.3 Data Hasil Mean Per-prinsip ... 62

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 4.3 Gambaran Umum Student Centered Learning... 62

Tabel 4.4 Gambaran Prinsip Sifat Alami dari Proses Pembelajaran (Prinsip 1) ... 63

Tabel 4.5 Gambaran Prinsip Tujuan Proses Pembelajaran (Prinsip 2) ... 64

Tabel 4.6 Gambaran Prinsip Pembentukan Pengetahuan (Prinsip 3) ... 64

Tabel 4.7 Gambaran Prinsip Berpikir Tingkat Tinggi (Prinsip 4) ... 65

Tabel 4.8 Gambaran Prinsip Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran (Prinsip 5) .. 66

Tabel 4.9 Gambaran Prinsip Motivasi Intrinsik Untuk Belajar (Prinsip 6) ... 66

Tabel 4.10 Gambaran Prinsip Karakteristik Tugas Pembelajaran yang Meningkatkan Motivasi (Prinsip 7)... 67

Tabel 4.11 Gambaran Prinsip Hambatan dan Kesempatan Perkembangan (Prinsip 8) ... 68

Tabel 4.12. Gambaran Prinsip Keragaman Sosial dan Budaya (Prinsip 9) ... 68

Tabel 4.13 Gambaran Prinsip Penerimaan Sosial, Self-Esteem, dan Pembelajaran (Prinsip 10) ... 69


(11)

xii Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.14 Gambaran Prinsip Perbedaan Individual dalam Belajar (Prinsip 11) ... 70 Tabel 4.15 Gambaran Prinsip Penyaringan Kognitif (Prinsip 12) ... 70


(12)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 Latar Belakang Masalah

Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan adaptasi dan kreativitas. Hal ini dilakukan agar lulusan perguruan tinggi dapat mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi di dunia kerja. Alasan ini menjadi pendorong bagi perguruan tinggi untuk melakukan perubahan paradigma dalam penyusunan kurikulum. Menurut Kepmendiknas No. 232/U/2000 yang dimaksud dengan kurikulum perguruan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi. Jadi kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah program yang memiliki rincian mata kuliah, silabus, rancangan pembelajaran, sistem evaluasi keberhasilan (dokumen program). Selain itu kurikulum juga memiliki bentuk pembelajaran yang jelas dilakukan di dalam kelas (pelaksanaan program).

Dinas Pendidikan Perguruan Tinggi telah mencanangkan mengenai perubahan kurikulum bagi perguruan tinggi menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) semenjak tahun 2008. Dalam SK Mendiknas No. 045/U/2002 dilakukan pembaharuan terhadap kurikulum agar tidak terfokus pada usaha pengelompokan


(13)

2

Universitas Kristen Maranatha mata kuliah tetapi lebih ke arah pencapaian kompetensi. Kompetensi tersebut memiliki elemen-elemen yaitu landasan kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan, kemampuan berkarya, sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai, dan pemahaman kaidah dalam hidup bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Dalam sistem kurikulum yang diperbaharui ini yaitu KBK, pencapaian kompetensilah yang menjadi sasaran dari kurikulum tersebut.

Perubahan kurikulum menjadi KBK membuat perubahan terhadap cara belajar-mengajar yang diterapkan oleh dosen kepada para mahasiswa di kelas. Dalam buku Pengembangan KBK Pendidikan Tinggi (2008) sistem kurikulum KBK menerapkan prinsip pengajaran yang berfokus kepada mahasiswa atau disebut Student Centered Learning. Student Centered Learning (SCL) menurut McCombs dan Whisler (1997) adalah model pembelajaran yang memadukan fokus antara siswa secara individual dengan fokus pada pembelajaran. Dalam hal ini mahasiswa sebagai pribadi yang memiliki pengalaman, perspektif, latar belakang, talenta, minat, kapasitas dan kebutuhan berbeda-beda menjadi perhatian dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran pada Student Centered Learning mengarah pada pengetahuan mengenai pembelajaran terbaik yang tersedia serta tentang praktek pengajaran yang paling efektif dalam meningkatkan motivasi, pembelajaran, dan prestasi para mahasiswa.


(14)

3

Universitas Kristen Maranatha McCombs dan Whisler (1997) menjelasan tentang bagaimana siswa dapat menilai guru memperlakukan siswa di dalam kelas dan bagaimana siswa menilai gurunya. Jika dianalogikan pada dunia perkuliahan dapat dikatakan pada saat mahasiswa percaya bahwa dosen mendengarkan dan menunjukkan usaha untuk mengenal mereka, hal tersebut dapat membuat mahasiswa memiliki keinginan belajar yang lebih. Saat mahasiswa percaya bahwa apa yang mereka pelajari memiliki keterkaitan dengan dunia luar maka mereka akan menjadi lebih penasaran dengan apa yang sedang dipelajari. Hal ini dapat membuat mahasiswa lebih memiliki arahan dalam proses belajarnya. Mahasiswa menjadi percaya kepada dosen ketika mereka melihat tindakan yang dilakukan dosen di dalam kelas. Mahasiswa dapat menilai tindakan dosen tersebut setelah mereka melihat apa yang dilakukan dosen di dalam kelas, kemudian mahasiswa menilai mengenai tindakan dosen dengan perasaan mereka dan setelah itu baru akan muncul motivasi dari dalam diri mereka sesuai dengan tindakan dosen tersebut.

Menurut buku Panduan Pengembangan KBK Pendidikan Tinggi (2008) dalam proses pembelajaran Student Centered Learning, setiap dosen dan mahasiswa memiliki peran yang penting. Peran penting dari dosen adalah bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip SCL (McCombs dan Whisler, 1997) yaitu sifat alami proses belajar, tujuan proses belajar, dan motivasi instrinsik untuk belajar. Selain itu dosen mengkaji kompetensi mata kuliah yang perlu dikuasai mahasiswa di akhir pembelajaran. Dosen


(15)

4

Universitas Kristen Maranatha merancang strategi dan lingkungan pembelajaran dengan menyediakan berbagai pengalaman belajar yang diperlukan mahasiswa dalam rangka mencapai kompetensi yang dibebankan pada mata kuliah yang ditempuh. Hal ini sejalan dengan prinsip SCL dalam McCombs dan Whisler (1997) yaitu mengenai kosntruksi pengetahuan dan pengaruh motivasi dalam belajar. Dosen membantu mahasiswa untuk mengakses informasi, hal ini sejalan dengan prinsip SCL yaitu berpikir tingkat tinggi dan pemberian tugas-tugas yang meningkatkan motivasi belajar. Selain itu, dosen menata dan memproses pengetahuan untuk dimanfaatkan dalam memecahkan permasalahan nyata, mengidentifikasikan serta menentukan pola penilaian hasil belajar mahasiswa yang relevan dengan kompetensinya. Hal ini sesuai dengan prinsip hambatan dan kesempatan perkembangan dalam belajar.

Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ adalah salah satu fakultas yang

menggunakan sistem KBK dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran dengan sistem KBK ini dimulai sejak bulan Agustus tahun 2013 dan diterapkan pada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013. Fakultas Psikologi di Universitas ‘X’ ini menjadi Fakultas Psikologi pertama di Jawa Barat yang menerapkan KBK pada sistem pembelajarannya (Pembantu Dekan Fakultas Psikologi Universitas ‘X’). Sejak penerapan kurikulum tersebut, perubahan yang cukup besar terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas. Beberapa hal yang berubah adalah jam belajar-mengajar di dalam kelas, peran dosen di dalam kelas menjadi lebih banyak sebagai fasilitator, pengerjaan tugas-tugas yang dilakukan di dalam kelas lebih banyak berkelompok dan


(16)

5

Universitas Kristen Maranatha berdiskusi, dan juga mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mencari sumber informasi dengan internet. Namun komentar dari 5 orang mahasiswa di kelas KBK ini, tugas-tugas yang diberikan sangat banyak dan sering kali tugas tersebut monoton. Hal ini terdapat didalam salah satu prinsip yang menjadi perhatian dalam SCL yaitu prinsip kaarkteristik tugas belajar yang meningkatkan motivasi (prinsip 7). Dalam prinsip ini diharapkan dosen memberikan tugas-tugas yang dapat merangsang motivasi dan membuat mahasiswa tertarik. Beberapa dosen di dalam kelas jika sudah selesai menjelaskan materi lebih sering melakukan hal yang lain daripada memantau para mahasiswa, seperti bimbingan skripsi atau usulan penelitian di dalam kelas. Selain itu menurut komentar 5 mahasiswa, terkadang dosen hanya akan mendatangi mahasiswa jika mahasiswa tersebut bertanya terlebih dahulu, sehingga mahasiswa yang aktif bertanya akan mudah diingat oleh dosen namun mahasiswa yang pasif dalam bertanya sulit diingat oleh dosen. Hal ini terdapat di dalam prinsip SCL yaitu, pengaruh motivasi dalam belajar (prinsip 5). Maksud dari prinsip tersebut adalah dosen mampu mengerahkan usaha untuk membangun keyakinan, persepsi dan perasaan positif mahasiswa sewaktu pembelajaran berlangsung di dalam kelas.

Menurut hasil wawancara dengan Pembantu Dekan Fakultas Psikologi

Universitas ‘X’, dengan adanya perubahan kurikulum tersebut banyak hal dalam

proses belajar mengajar di kelas yang juga ikut berubah. Perubahan yang terjadi adalah jam belajar mengajar di kelas menjadi bertambah. Pengelompokan mata kuliah berdasarkan kompetensi, misalnya dalam mempelajari perkembangan, mahasiswa


(17)

6

Universitas Kristen Maranatha sudah langsung mempelajari perkembangan anak, remaja, dewasa awal, dewasa akhir. Dalam pengajarannya pun dosen seharusnya menjadi lebih berorientasi kepada mahasiswa. Dalam hal ini dosen tidak memberikan materi di kelas sampai jam pelajaran habis. Dosen menyampaikan materi dengan waktu yang lebih singkat. Setelah itu dosen memberikan tugas kepada mahasiswa dan harus dikerjakan di kelas secara berkelompok. Mahasiswa dapat menanyakan apa saja yang tidak dimengerti kepada dosen di kelas. Dalam proses penyelesaian tugas oleh mahasiswa, dosen berperan sebagai sumber informasi. Ketika mahasiswa bertanya, dosen menerangkan kepada mahasiswa di dalam kelompok mahasiswa yang bertanya. Mahasiswa boleh membawa laptop, ipad, modem dan alat-alat teknologi lainnya untuk membantu dalam mencari informasi dan menyelesaikan tugas di dalam kelas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pembantu Dekan Fakultas Psikologi

Universitas ‘X’, peneliti ingin mengetahui seberapa sering mahasiswa angkatan 2013

menilai dosen menerapkan pembelajaran Student Centered Learning di dalam kelas.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui mengenai apakah mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 di Universitas “X” kota Bandung menilai dosen sudah menerapkan pendekatan Student Centered Learning pada pembelajaran di dalam kelas.


(18)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan Peneliti

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai penilaian tentang penerapan Student Centered Learning pada Mahasiswa Psikologi angkatan 2013 di Universitas “X” kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran penilaian mengenai penerapan 12 prinsip Student Centered Learning oleh dosen kepada mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2013 di Universitas “X” kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberikan informasi bagi Ilmu Psikologi, khususnya setting pendidikan mengenai penerapan Student Centered Learning pada perguruan tinggi.

2. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai Student Centered Learning.


(19)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada Fakultas Psikologi Universitas “X” di kota Bandung yaitu pimpinan fakultas dan bagian kurikulum mengenai sejauh mana penilaian terhadap penerapan pendekatan Student Centered Learning yang baru diberlakukan terhadap mahasiswa angkatan 2013.

2. Memberikan informasi kepada bagian kurikulum Fakultas

Psikologi Universitas ‘X’ mengenai upaya pengembangan

pembelajaran Student Centered Learning bagi para dosen.

1.5 Kerangka Pikir

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengusulkan perubahan dalam kurikulum Pendidikan Perguruan Tinggi yaitu menjadi KBK. Hal ini sudah diterapkan oleh Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ dalam sistem pembelajaran di kelas pada mahasiswa angkatan 2013. Dalam sistem KBK ini pengelompokan mata kuliah sudah berdasarkan kepada kompetensi-kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh para mahasiswa di kelas.

Menurut buku Panduan Pengembangan KBK Pendidikan Tinggi (2008) dalam proses pembelajaran di dalam kelas, mengenai peran-peran yang diharapkan dilakukan oleh dosen beberapa sejalan dengan prinsip-prinsip


(20)

9

Universitas Kristen Maranatha Student Centered Learning yang ada di dalam buku McCombs & Whisler (1997). Model pembelajaran dengan Student Centered Learning ini mulai diterapkan oleh Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ semenjak Agustus 2013. Dalam pembelajaran ini, mahasiswa menggunakan informasi, pengalaman, talenta, minat, kapasitas untuk mengolah materi yang diberikan didalam perguruan tinggi.

Dalam proses pembelajaran mahasiswa di dalam kelas, ada proses-proses yang dilewati mahasiswa agar sampai pada proses-proses evaluasi atau penilaian terhadap apa yang diberikan oleh dosen di dalam kelas. Dosen di dalam kelas melakukan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan sistem KBK dan mahasiswa menilai bagaimana sistem KBK itu sudah diterapkan pada mahasiswa di kelas. Sebelum sampai kepada penilaian ada tahapan-tahapan yang harus dilewati mahasiswa. Mahasiswa terlebih dahulu harus memahami prinsip-prinsip dasar dari setiap materi yang disampaikan oleh dosen, bagaimana cara dosen menyampaikan materi. Setelah memahami prinsip dasarnya baru mahasiswa dapat mengulang kembali informasi yang didapat dengan pemahaman sendiri. Kemudian mahasiswa mampu mengaplikasikan materi yang didapat lewat tugas-tugas yang diberikan oleh dosen di dalam kelas. Setelah itu mahasiswa bisa menganalisis tugas-tugas yang diberikan, bagaimana peran dosen di dalam kelas dalam membantu mahasiswa menganalisis tugas. Hal tersebut membuat mahasiswa di dalam


(21)

10

Universitas Kristen Maranatha kelas dapat membuat solusi dari setiap permasalahan yang ada, baik tugas maupun permasalahan yang dihadapi di dalam kelas. Setelah itu mahasiswa sampai kepada proses penilaian dari setiap kegiatan belajarmengajar di dalam kelas termasuk bagaimana perilaku dosen mengajar di dalam kelas.

Fokus metode pengajaran Student Centered Learning di dalam kelas Fakultas Psikologi pada angkatan 2013 berada pada mahasiswa sebagai individu yang memiliki pengalaman, perspektif, latar belakang, talenta, minat, kapasitas dan kebutuhan berbeda-beda. Pengajaran tidak hanya berorientasi kepada dosen yang menjelaskan saja, tetapi lebih berorientasi kepada mahasiswa yang mengikuti pelajaran di dalam kelas. Student Centered Learning memiliki lima domain yaitu Metakognitif dan Kognitif, Afektif, Perkembangan, Pribadi dan Sosial, dan Perbedaan Individual. Dalam kelima domain tersebut terdapat dua belas prinsip psikologis yang mengarahkan pada dasar pemikiran mengenai keunikan mahasiswa psikologi. Perbedaan setiap mahasiswa dalam mengungkapkan informasi serta materi yang telah mereka dapatkan untuk membangun pengetahuan baru dari pengetahuan serta pengalaman yang telah dialami oleh mahasiswa psikologi sebelumnya.

Prinsip pertama yaitu sifat alami dari proses belajar yang artinya pembelajaran merupakan proses menemukan dan mengkonstruksi makna dari informasi dan pengalaman yang difilter melalui persepsi-persepsi, pemikiran dan perasaan mahasiswa yang unik. Dalam hal ini dosen diminta untuk


(22)

11

Universitas Kristen Maranatha menunjukkan antusiasme dikelas mengenai topik yang akan dibahas. Hal ini agar membuat mahasiswa merasa antusias untuk mempelajari apa yang disampaikan oleh dosen. Dosen dapat memberitahukan tujuan dari proses mempelajari topik ini, mengapa topik ini penting dan apa saja hal yang bisa dipraktekkan oleh mahasiswa psikologi mengenai topik ini sehingga mahasiswa dapat mengerti melalui pengalaman yang sudah didapatnya setelah mempelajari topik ini. Hal ini membuat ahasiswa psikologi mampu untuk menemukan dan memfilterasi informasi-informasi yang sudah didapat dan pengalaman-pengalaman yang sudah dialami sebelumnya mengenai suatu topik tertentu yang akan dibahas oleh dosen didalam kelas.

Prinsip kedua yaitu tujuan proses pembelajaran untuk menciptakan makna dari pengetahuan dan pengalaman dengan tidak terlalu memperhatikan kuantitas dan kualitas yang ada. Dalam hal ini dosen mendorong mahasiswa serta menunjukkan kepedulian akan proses pemaknaan yang dilakukan oleh mahasiswa psikologi tersebut. Dosen dapat lebih sering memberikan pertanyaan kepada mahasiswa untuk menggali seberapa paham mahasiswa dengan konsep yang diberikan. Mahasiswa akan secara perlahan memperbaiki sendiri konsep pemikiran mereka yang salah mengenai topik yang diberikan di dalam kelas.

Prinsip ketiga yaitu konstruksi pengetahuan yaitu pengaitan informasi baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya melalui cara-cara yang


(23)

12

Universitas Kristen Maranatha unik. Dalam prinsip ini, dosen memperlengkapi mahasiswa psikologi dalam memilih strategi yang tepat bagi mahasiswa untuk mengorganisasikan informasi yang telah mereka dapatkan. Mahasiswa psikologi akan menemukan caranya yang unik dan berbeda-beda dalam mengorganisasikan informasi atau materi kuliah yang disampaikan dalam pembelajaran didalam kelas. Pengetahuan yang diterima oleh mahasiswa psikologi berbeda-beda, dan para mahasiswa psikologi akan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi mereka.

Prinsip keempat yaitu berpikir tingkat tinggi yang artinya adalah memfasilitasi kreatifitas dan berpikir kritis sert pengembangan keahlian. Dalam prinsip ini, dosen memberikan stimulus mengenai hakekat dari pengetahuan dan tantangan baru yang menyenangkan dalam penelitian ini. Dengan demikian mahasiswa psikologi akan merasa dirinya tertantang dan bersemangat dalam membuat penelitian ataupun tugas-tugas yang diberikan. Mahasiswa psikologi dapat mengembangkan kemampuan kognisinya dengan bantuan dosen dalam mencoba berpikir secara lebih kompleks.

Prinsip kelima yaitu pengaruh motivasi terhadap pembelajaran, yang artinya bahwa dalam dan luasnya informasi serta apa dan berapa banyak informasi yang diperoleh dipengaruhi oleh beberapa faktor (self warness, value, emosi). Dalam hal ini dosen berperan untuk memberikan waktu bagi para mahasiswa untuk menciptakan iklim yang positif dalam pembelajaran,


(24)

13

Universitas Kristen Maranatha memberikan tujuan-tujuan serta pengalaman yang positif bagi mahasiswa psikologi sendiri (seperti pengalaman-pengalaman atau informasi penting yang bisa didapatkan mahasiswa dalam belajar materi tersebut). Mahasiswa akan menyadari beberapa hal yang mempengaruhi diri mereka dalam proses pembelajaran dikelas. Hal tersebut adalah kesadaran akan kemampuan mahasiswa, minat dan tujuan mahasiswa untuk belajar di bidang psikologi.

Prinsip keenam yaitu motivasi intrinsik mahasiswa psikologi untuk belajar. Yang dimaksud dalam prinsip ini adalah banyaknya faktor-faktor dari dalam diri mahasiswa yang akan mempengaruhi mahasiswa dalam belajar. Dosen dapat peka terhadap perasaan-perasaan takut terhadap kegagalan yang dimiliki oleh mahasiswa, kehilangan minat di tengah jalan mengenai materi atau bahkan bidang psikologi sendiri. Dalam hal ini dosen harus mendorong mahasiswa psikologi (bukan membenahi), memunculkan ketertarikan para mahasiswa kembali untuk belajar mengenai bidang tertentu atau bahkan untuk kembali tertarik dalam bidang psikologi, dengan berbagi pengalaman dan memberikan gambaran bahwa dosen sendiri pernah mengalami pasang-surut motivasi dalam diri untuk mempelajari bidang psikologi sendiri. Disini, mahasiswa psikologi bukan lagi dilihat sebagai individu yang akan belajar, tetapi manusia seutuhnya yang memiliki motivasi berbeda-beda. Hal inilah yang harus ditangkap oleh dosen.


(25)

14

Universitas Kristen Maranatha Prinsip ketujuh yaitu tugas-tugas mata kuliah dalam pembelajaran psikologi yang meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Maksud dalam prinsip ini adalah rasa ingin tahu, kreatifitas dan berpikir tingkat tinggi itu dirangsang oleh tugas belajar yang memiliki tantangan yang real dan juga hal-hal yang baru. Dalam pengajarannya, dosen menunjukkan pengajaran dengan proses yang memperlihatkan kenyataan dari materi tersebut, sehingga mahasiswa dapat memiliki minat serta ketertarikan mengenai materi tersebut. Selama ini, tugas-tugas yang diberikan oleh dosen merupakan tugas-tugas yang otentik. Dimana mahasiswa akan diberikan tugas dalam kelas mengenai contoh kasus nyata yang terjadi di dunia mengenai topik dan materi yang dibahas didalam kelas.

Prinsip kedepalan mengenai hambatan dan kesempatan perkembangan yang artinya progress individu melalui tahapan fisik, intelektual, emosi dan perkembangan sosial adalah hal yang berbeda-beda dan unik. Dosen harus mampu menentukan strategi apa yang akan diberikan didalam kelas dalam penyampaian materi. Seperti, dosen akan konsentrasi terhadap penyampaian materi kepada mahasiswa psikologi angkatan 2013 yang terlihat memiliki kemampuan menangkap informasi yang lebih lama dibandingkan yang lain. Hal ini didasarkan pada perbedaan kapasitas dan kemampuan mahasiswa psikologi sepanjang hidupnya baik fisik, intelektual, emosional, dan sosial yang unik secara genetik. Kemajuan dalam perkembangan ini tidak bisa


(26)

15

Universitas Kristen Maranatha digeneralisasikan kepada seluruh mahasiswa psikologi angkatan 2013 dalam kelas di Universitas “X”. Pada fakultas psikologi yang terdiri dari jenjang umur mahasiswa yang berbeda-beda, kemampuan menangkap informasi, gaya belajar yang berbeda-beda sehingga akan mempengaruhi para mahasiswa dalam penerimaan materi dikelas. Dalam hal ini, dosen akan memilah dan merencanakan pemberian materi kepada mahasiswa psikologi, cara penyampaiannya seperti apabila dikelas terdapat proses kecepatan menangkap informasi yang berbeda dari mahasiswa.

Prinsip kesembilan yaitu keragaman sosial dan budaya. Didalam Fakultas Psikologi khususnya kelas KBK angkatan 2013 yang terdiri dari berbagai macam kultur yang berbeda dari masing-masing mahasiswa. Dosen berusaha untuk membuat mahasiswa psikologi memahami dan menghormati setiap kultur yang ada dan tersebar diantara mahasiswa psikologi. Hal ini akan berpengaruh pada proses interaksi sosial dan komunikasi bagi para mahasiswa secara fleksibel, juga pengajaran yang adaptif bagi dosen kepada mahasiswa psikologi. Mahasiswa psikologi yang berlatar belakang Jawa dan mahasiswa psikologi yang berlatar belakang Sumatra akan mempunyai cara berbicara, intonasi, pola berpikir yang jauh berbeda dan kemungkinan akan menghambat komunikasi mereka dalam proses pembelajaran. Hal ini yang harus dimengerti oleh mahasiswa psikologi untuk dapat memahami dan menghargai satu sama lainnya.


(27)

16

Universitas Kristen Maranatha Prinsip kesepuluh yaitu penerimaan sosial, self-esteem dan pembelajaran dimana dosen berusaha untuk mengerti, memahami, dan peduli terhadap potensi dari para mahasiswa. Hal ini dilakukan agar self-esteem mahasiswa psikologi meningkat. Mahasiswa psikologi, yang selama perkuliahan banyak menemukan tugas berkelompok akan merasakan prinsip ini, dimana dalam satu kelompok akan terdapat berbagai mahasiswa yang berbeda-beda, disinilah para mahasiswa tersebut akan belajar menerima satu sama lain dengan keunikan dan cara belajar yang berbeda. Dalam hal inilah self-esteem para mahasiswa psikologi akan lebih meningkat.

Prinsip kesebelas yaitu perbedaan individu dalam belajar, yang dimaksud adalah mahasiswa memiliki perbedaan kemampuan dan pilihan tersendiri dalam strategi belajarnya. Dalam prinsip ini dosen harus mempunyai strategi sendiri untuk mengetahui kemampuan masing-masing mahasiswa psikologi. Mahasiswa psikologi yang datang dari berbagai macam daerah, memiliki latar belakang baik suku, agama, bahkan pola asuh dari masing-masing orang tua yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, mahasiswa psikologi memiliki strategi masing-masing yang berbeda dan unik dalam memprosesnya. Baik dengan membuat catatan-catatan kecil didalam buku, mencatat semua yang dikatakan dosen, menggaris bawahi buku, atau hanya dengan mendengarkan guru saja.


(28)

17

Universitas Kristen Maranatha Prinsip keduabelas yaitu penyaringan kognitif yang merujuk pada keyakinan, pemikiran dan pemahaman pribadi dari mahasiswa psikologi dari pembelajaran dan interpretasi yang ada sebelumnya. Dosen berusaha untuk melihat perbedaan dari masing-masing mahasiswa psikologi. Disini dosen kemungkinan akan menerima pandangan negatif dari mahasiswa psikologi yang akan merasa bahwa mereka memiliki bagian penting yang berbeda, sehingga mahasiswa merasa kurang cocok dengan dosen tersebut. Hal ini yang akan memperlihatkan hal apa yang penting bagi mahasiswa psikologi itu sendiri selama pembelajaran di fakultas psikologi. Baik nilai, atau pemahaman, ataupun materi yang harus dihafalkan sebanyak-banyaknya menjadi bagian yang terpenting dalam pembelajaran di fakultas psikologi ini.

Untuk mempermudah melihat proses dari kerangka pemikiran ini, peneliti membuat bagan pemikiran sebagai berikut :


(29)

18

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

Mahasiswa Psikologi angkatan 2013 di

Universitas “X” kota

Bandung

Penilaian Penerapan SCL

Hampir Selalu Menerapkan Hampir Tidak Pernah Menerapkan

Prinsip Student Centered Learning: Metakognitif dan Kognitif

Prinsip 1 : Sifat alami dari proses belajar Prinsip 2 : Tujuan proses pembelajaran Prinsip 3 : Konstruksi pengetahuan Prinsip 4 : Berpikir tingkat tinggi Afektif

Prinsip 5 : Pengaruh motivasi dalam belajar Prinsip 6 : Motivasi intrinsik untuk belajar

Prinsip 7 : Tugas-tugas yang meningkatkan motivasi belajar Perkembangan

Prinsip 8 : Hambatan dan kesempatan perkembangan Pribadi dan Sosial

Prinsip 9 : Keragaman sosial dan budaya

Prinsip 10 : Penerimaan sosial, self-esteem, dan pembelajaran Perbedaan Individual

Prinsip 11 : Perbedaan individual dalam pembelajaran Prinsip 12 : Penyaringan kognitif


(30)

19

Universitas Kristen Maranatha 1.6. Asumsi Penelitian

1. Mahasiswa dapat menghayati penerapan proses pembelajaran Student Centered Learning di dalam kelas.

2. Student Centered Learning di dalam kelas KBK dapat diukur melalui penilaian mahasiswa.

3. Dalam kelas KBK sudah diterapkan 12 prinsip Student Centered Learning.


(31)

84 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Student Centered Learning pada mahasiswa fakultas Psikologi angkatan 2013 di Universitas ‘X’ Bandung, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a) Secara umum masih lebih banyak mahasiswa yang menilai bahwa dosen hampir tidak pernah menerapkan model pembelajaran Student Centered Learning di dalam kelas KBK.

b) Sembilan dari 12 prinsip Student Centered Learning dinilai mahasiswa hampir tidak pernah diterapkan di dalam kelas KBK oleh dosen yaitu prinsip sifat alami dalam proses pembelajaran (prinsip 1), prinsip pembentukan pengetahuan (prinsip 3), prinsip berpikir tingkat tinggi (prinsip 4). Prinsip 1, 3, dan 4 tersebut merupakan prinsip-prinsip yang membahas mengenai metakognitif dan kognitif. Prinsip pengaruh motivasi dalam pembelajaran (prinsip 5), prinsip karakteristik tugas pembelajaran yang meningkatkan motivasi (prinsip 7). Prinsip 5 dan 7 merupakan prinsip-prinsip yang membahas mengenai sisi afektif mahasiswa. Prinsip hambatan dan kesempatan perkembangan (prinsip 8), prinsip keragaman sosial dan budaya


(32)

85

Universitas Kristen Maranatha (prinsip 9), prinsip penerimaan sosial, self-esteem, dan pebelajaran (prinsip 10), dan prinsip penyaringan kognitif (prinsip 12). Prinsip 9 dan 10 merupakan prinsip-prinsip yang membahas mengenai pribadi dan sosial mahasiswa. Prinsip 12 membahas mengenai perbedaan individual.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai Student Centered Learning disarankan agar :

a) Melakukan penelitian yang serupa namun meneliti mengenai penghayatan mahasiswa terhadap dosen yang mengajar di dalam kelas KBK agar mendapatkan gambaran yang lebih mendalam.

b) Melakukan studi korelasi antara Student Centered Learning dengan variabel-variabel lain yang terkait dengan proses belajar mengajar di dalam kelas seperti motivasi berprestasi, pengaruh dari self esteem terhadap prestasi belajar di dalam kelas KBK Fakultas Psikologi.


(33)

86

Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis

a) Disarankan kepada pimpinan Fakultas Psikologi untuk memberikan pelatihan secara teratur mengenai model pembelajaran Student Centered Learning kepada para dosen yang mengajar di dalam kelas KBK.

b) Disarankan dosen untuk dapat lebih menunjukkan antusiasme atau sisi menarik dari materi yang ingin dibagikan kepada mahaiswa. Hal ini dapat membuat mahasiswa tertarik dengan sendirinya dan mau mempelajari materi lebih dalam dengan lebh antusias.

c) Disarankan dosen untuk memberikan waktu kepada mahasiswa dalam proses menyaring materi yang disampaikan oleh dosen, jangan memberikan kuis terlalu cepat. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mempunyai waktu untuk bertanya kepada dosen dan memperbaiki konsep-konsep yangsalah dalam pemahan mahasiswa.

d) Disarankan dosen untuk memberikan tugas-tugas yang lebih merangsang mahasiswa untuk dapat berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi namun masih dalam batas kemampuan rata-rata mahasiswa di kelas. Dosen disarankan untuk mendampingi mahasiswa agar dapat memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap ateri setelah selesai mengerjakan tugas-tugas tersebut.


(34)

87

Universitas Kristen Maranatha e) Disarankan agar dosen menciptakan dan mengusahakan kepercayaan

mahasiswa terhadap dosen yang memperdulikan mahasiswa dan mau membantu mahasiswa yang kesulitan di dalam kelas. Dosen membuat mahasiswa percaya bahwa dosen akan memberikan perhatian yang ama terhadap mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk membangun iklim positif dari mahasiswa sehingga motivasi mahasiswa bisa terus ditingkatkan.

f) Disarankan agar dosen tidak memberikan tugas-tugas yangmonoton kepada mahasiswa. Dosen dapat memberikan tugas-tugas yang merangsang kreatifitas mahasiswa, membuat ras ingin tahu mereka menjadi lebih tinggi, dan ada relevansi terhadap apa yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa.

g) Disarankan untuk dosen dapat lebih peka terhadap kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran, sehingga dosen akan bisa menangani mahasiswa dengan cara yangterbaik agarmahasiswa memiliki pemahaman dalam pembelajaran seperti yang diharapkan. Dosen juga perlu menyadari kembali bahwa setap mahasiswa memiliki kapasitas berbeda dalam proses belajar.

h) Disarankan dosen untuk memahami latar belakang mahasiswa yang berbeda-beda dan dapat mengajarkan mahasiswa untuk aling meneria perbedaan tersebut baik perbedaan budaya, cara berpikir, dan cara berkomunikasi mahasiswa yangberbeda-beda.


(35)

88

Universitas Kristen Maranatha i) Disarankan dosen untuk memahami cara belajar mahasiswa yang

berbeda-beda dan menunjukkan bahwa dosen memahami hal tersebut kepada mahasiswa. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam belajar, dari yang tadinya tidak percayadiri mungkin mahasiswa akan menjadi lebih percaya diri sehingga tidak malu bertanya atau mengeluarkan pendapat di kelas.

j) Disarankan dosen untuk lebih dapat menempatkan diri pada pemahaman mahasiswa, dosen dapat lebih berempati terhadap mahasiswa sehingga jika dalam pemahaman konsep ada yang salah dosen mengetahui etak kesalahannya dan dapat memperbaiki konsep pemahaman dari mahasiswa tersebut.


(36)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Guildford, J. P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. (3rd Ed.). Tokyo: Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.

McCombs, Barbara. L & Wishler, Joe Sue. 1997. The Learner-Centered Classroom and School: Strategies For Increasing Student Motivation and Achievemen, First edition. San Francisco: John Wiley & Sons.

Moh. Nazir. 2009. Metode Penelitian, Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Santrock, John W. 2007. Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup, Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.


(37)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Ruth, Irene Cassanda. Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Terhadap Penerapan Student Centered Learning Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

“X” Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Agus Salam Rahmat. Model pengembangan Pendidikan Nilai di Perguruan Tinggi.

(Diakses tanggal 10 April

http://file.upi.edu/Direktori/Pengertian_Perguruan_Tinggi.pdf)

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana. (Edisi Revisi III). Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Soewardjono. Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi. 2004. (Diakses tanggal 10 April, http://students.mmugm.ac.id)

Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi


(1)

(prinsip 9), prinsip penerimaan sosial, self-esteem, dan pebelajaran (prinsip 10), dan prinsip penyaringan kognitif (prinsip 12). Prinsip 9 dan 10 merupakan prinsip-prinsip yang membahas mengenai pribadi dan sosial mahasiswa. Prinsip 12 membahas mengenai perbedaan individual.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai Student Centered Learning disarankan agar :

a) Melakukan penelitian yang serupa namun meneliti mengenai penghayatan mahasiswa terhadap dosen yang mengajar di dalam kelas KBK agar mendapatkan gambaran yang lebih mendalam.

b) Melakukan studi korelasi antara Student Centered Learning dengan variabel-variabel lain yang terkait dengan proses belajar mengajar di dalam kelas seperti motivasi berprestasi, pengaruh dari self esteem terhadap prestasi belajar di dalam kelas KBK Fakultas Psikologi.


(2)

86

Universitas Kristen Maranatha

5.2.2 Saran Praktis

a) Disarankan kepada pimpinan Fakultas Psikologi untuk memberikan pelatihan secara teratur mengenai model pembelajaran Student Centered Learning kepada para dosen yang mengajar di dalam kelas KBK.

b) Disarankan dosen untuk dapat lebih menunjukkan antusiasme atau sisi menarik dari materi yang ingin dibagikan kepada mahaiswa. Hal ini dapat membuat mahasiswa tertarik dengan sendirinya dan mau mempelajari materi lebih dalam dengan lebh antusias.

c) Disarankan dosen untuk memberikan waktu kepada mahasiswa dalam proses menyaring materi yang disampaikan oleh dosen, jangan memberikan kuis terlalu cepat. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mempunyai waktu untuk bertanya kepada dosen dan memperbaiki konsep-konsep yangsalah dalam pemahan mahasiswa.

d) Disarankan dosen untuk memberikan tugas-tugas yang lebih merangsang mahasiswa untuk dapat berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi namun masih dalam batas kemampuan rata-rata mahasiswa di kelas. Dosen disarankan untuk mendampingi mahasiswa agar dapat memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap ateri setelah selesai mengerjakan tugas-tugas tersebut.


(3)

e) Disarankan agar dosen menciptakan dan mengusahakan kepercayaan mahasiswa terhadap dosen yang memperdulikan mahasiswa dan mau membantu mahasiswa yang kesulitan di dalam kelas. Dosen membuat mahasiswa percaya bahwa dosen akan memberikan perhatian yang ama terhadap mahasiswa. Hal ini bertujuan untuk membangun iklim positif dari mahasiswa sehingga motivasi mahasiswa bisa terus ditingkatkan.

f) Disarankan agar dosen tidak memberikan tugas-tugas yangmonoton kepada mahasiswa. Dosen dapat memberikan tugas-tugas yang merangsang kreatifitas mahasiswa, membuat ras ingin tahu mereka menjadi lebih tinggi, dan ada relevansi terhadap apa yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari mahasiswa.

g) Disarankan untuk dosen dapat lebih peka terhadap kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran, sehingga dosen akan bisa menangani mahasiswa dengan cara yangterbaik agarmahasiswa memiliki pemahaman dalam pembelajaran seperti yang diharapkan. Dosen juga perlu menyadari kembali bahwa setap mahasiswa memiliki kapasitas berbeda dalam proses belajar.

h) Disarankan dosen untuk memahami latar belakang mahasiswa yang berbeda-beda dan dapat mengajarkan mahasiswa untuk aling meneria


(4)

88

Universitas Kristen Maranatha

i) Disarankan dosen untuk memahami cara belajar mahasiswa yang berbeda-beda dan menunjukkan bahwa dosen memahami hal tersebut kepada mahasiswa. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam belajar, dari yang tadinya tidak percayadiri mungkin mahasiswa akan menjadi lebih percaya diri sehingga tidak malu bertanya atau mengeluarkan pendapat di kelas.

j) Disarankan dosen untuk lebih dapat menempatkan diri pada pemahaman mahasiswa, dosen dapat lebih berempati terhadap mahasiswa sehingga jika dalam pemahaman konsep ada yang salah dosen mengetahui etak kesalahannya dan dapat memperbaiki konsep pemahaman dari mahasiswa tersebut.


(5)

Guildford, J. P. 1956. Fundamental Statistics in Psychology and Education. (3rd Ed.). Tokyo: Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.

McCombs, Barbara. L & Wishler, Joe Sue. 1997. The Learner-Centered Classroom and School: Strategies For Increasing Student Motivation and Achievemen, First edition. San Francisco: John Wiley & Sons.

Moh. Nazir. 2009. Metode Penelitian, Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Santrock, John W. 2007. Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup, Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.


(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Ruth, Irene Cassanda. Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Terhadap Penerapan Student Centered Learning Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Agus Salam Rahmat. Model pengembangan Pendidikan Nilai di Perguruan Tinggi.

(Diakses tanggal 10 April

http://file.upi.edu/Direktori/Pengertian_Perguruan_Tinggi.pdf)

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi Sarjana. (Edisi Revisi III). Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Soewardjono. Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi. 2004. (Diakses tanggal 10 April, http://students.mmugm.ac.id)

Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Direktorat Akademik Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi