PEMBINAAN MORAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Pembinaan Moral Dan Spiritual Pada Warga Binaan Pemasyarakatan (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang).

PEMBINAAN MORAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN
PEMASYARAKATAN
(Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang)

Artikel Publikasi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Pendidikan S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Diajukan Oleh:
ZUHRIZA WIDI HARNANTO
A220080137

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PEMBINAAN MORAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN
PEMASYARAKATAN
(Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang)
Zuhriza Widi Harnanto A220080137, Program Studi Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Keberhasilan sebuah lembaga pemasyarakatan dalam membina warganya
adalah ketika warga binaan yang keluar dari lapas menjadi menjadi manusia
seutuhnya yang menyadari kesalahannya, mampu memperbaiki diri sehingga
dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat. Namun tidak sedikit
kejadian tindak kejahatan banyak dilakukan oleh mantan warga binaan dari
suatu lembaga pemasyarakat. Hal tersebut dapat di ubah dengan adanya
pembinaan moral dan spiritual pada warga binaan di lembaga pemasyarakatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pembinaan moral dan
spiritual pada warga binaan serta bagaimana pelaksanaan pembinaan moral dan
spiritual di Rutan kelas IIB kabupaten Rembang.
Metode dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan penyajian
data naratif deskriptif. Data penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara,
dokumentasi, dan observasi di dalam tempat penelitian. Keabsahan data dapat
dibuktikan dengan menggunakan triangulasi data. Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan teknik analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan pembinaan moral berkaitan dengan
pembentukan kepribadian pada warga binaan agar menjadi lebih baik untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi kondisi masyarakat ketika keluar kelak.

Pembinaan spiritual berkaitan dengan pemberian arahan tentang kerohanian,
memberikan pengetahuan ilmu keagamaan supaya dapat menambah keimanan
dan ketaqwaan. Pembinaan moral dan spiritual di Rutan Rembang masih
terdapat kendala dalam pelaksanaannya diantaranya masih ada warga binaan
yang mengikuti kegiatan pembinaan dengan acuh tak acuh dan bahkan cenderung
mengabaikannya, namun dengan berbagai tindakan yang telah diterapkan
menjadikan pelaksanaan pembinaan moral dan spiritual berjalan dengan baik.
Kata

Kunci:

Pembinaan moral,
pemasyarakatan

pembinaan

spiritual,

warga


binaan

MORAL AND SPIRITUAL GUIDANCE ON PRISONERS
(Case Study in State Prison Rembang class IIB )
Zuhriza Widi Harnanto A220080137 , Civics Education Program (Civics)
Faculty of Teacher Training and Education , University of Muhammadiyah
Surakarta
Abstract
The success of a correctional institution in nurturing its citizens is when
the inmates get out of prison into becoming a whole person who realizes his
mistake , is able to repair itself so that it can be accepted back by the
environmental community . But not a few instances many crimes committed by
former inmates of a correctional institution . This can be changed with the moral
and spiritual guidance to inmates in correctional institutions . The purpose of this
study was to determine the moral and spiritual guidance is there on the inmates
and how the implementation of moral and spiritual guidance in detention class
IIB Apex district .
The method in this study is the presentation of the case study method with
a descriptive narrative data . Data was collected through interviews ,
documentation , and observation in the study sites . The validity of data can be

proven by using triangulation of data . Analysis of the data in this study using the
interactive analysis techniques .
The results showed moral development related to the formation of
personality on prisoners to be better to prepare themselves to face the future
condition of the people when it came out . Spiritual guidance relating to the
provision of spiritual direction , providing knowledge of religious sciences in
order to increase the faith and devotion . Moral and spiritual guidance in
detention Apex there are obstacles in the implementation of which there are
inmates who take part in coaching with an indifferent and even tend to ignore it ,
but the various measures that have been applied to render the exercise of moral
and spiritual guidance goes well .
Keywords : Development of moral , spiritual formation , prisoners

A. PENDAHULUAN
Di era pembangunan dewasa ini, kejahatan merupakan masalah yang
sangat meresahkan masyarakat. Oleh karena itu peran pemerintah sangat penting
dalam hal mengupayakan berbagai hal untuk menanganinya, antara lain berupa
penjatuhan pidana atau pemidanaan bagi mereka yang telah terbukti melakukan
tindak pidana. Kebijakan pembinaan dengan sistem Pemasyarakatan ini
mencerminkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang menjujung tinggi

Hak Asasi Manusia (HAM). Adapun tujuan dari diselenggarakannya sistem
pemasyarakatan adalah seperti yang telah disebutkan dalam Pasal 2 Undangundang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Hartanto dan
Murofiqudin, 2001: 255).
Keberhasilan sebuah lembaga pemasyarakatan dalam membina warganya
adalah ketika warga binaan yang keluar dari lapas menjadi menjadi manusia
seutuhnya yang menyadari kesalahannya, mampu memperbaiki diri dan tidak
mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan
masyarakat serta aktif berperan dalam pembangunan dan hidup secara wajar
sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab. Namun yang sering kita lihat
adalah tidak sedikit kejadian tindak kejahatan di lingkungan masyarakat banyak
dilakukan oleh mantan narapidana atau warga binaan dari suatu lembaga
pemasyarakat. Melihat hal tersebut maka banyak asumsi yang menilai bahwa
terdapat suatu hal yang salah dalam pembinaan warga binaan yang terdapat dalam
lembaga pemasyarakatan.
Peran serta Rutan kelas II B Kabupaten Rembang dalam membina
warganya yakni meningkatkan bimbingan mental, moral, spiritual, sosial dan
tingkat kesadaran hukum serta peningkatan keterampilan kerja sebagai modal atau
bekal untuk memperbaiki tingkat kehidupannya kelak kembali ke dalam
lingkungan masyarakat. Senanda dengan hal diatas visi dan misi Pendidikan
Kewarganegaraan adalah menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan

dan pengembangan program studi dalam mengantarkan mahasiswa memantapkan
kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudakan nilai-

nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam
menguasai, menerapkan dan mengembangkan IPTEK dan seni dengan rasa
tanggung jawab.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis memandang
perlu untuk melakukan sebuah penelitian tentang “Pembinaan Moral dan Spiritual
pada Warga Binaan Pemasyarakatan”. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mengungkapkan apakah pembinaan warga binaan di Rumah Tahanan
Negara Kabupaten Rembang terdapat pembinaan moral dan spiritual
2. Untuk mempelajari dan menganalisis bagaimanakah pembinaan moral dan
spiritual pada warga binaan di Rumah Tahanan Negara Kabupaten Rembang.
3. Untuk mempelajari dan menganalisis faktor yang menjadi kendala dalam
pembinaan moral dan spiritual pada warga binaan di Rumah Tahanan Negara
Kabupaten Rembang.

B. METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini yaitu di Rumah tahanan negara kelas IIB Kabupaten
Rembang. Waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu dari bulan November 2012Februari 2013.
Jenis dan Strategi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dapat dikatakan penelitian ini
menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta
yang terjadi dalam masyarakat dan data-data yang diperoleh dari informan
maupun dari pengamatan.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus tentang:
a. Pembinaan Moral pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Rutan kelas IIB
Kabupaten Rembang.
b. Pembinaan spiritual pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Rutan kelas IIB
Kabupaten Rembang.

Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Warga Binaan Pemayarakatan beserta
Pengelola Rumah tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang. Objek
penelitian ini adalah pembinaan moral dan spiritual pada Warga Bina-an
Pemayarakatan.

Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yang diklasifikasikan menjadi 3 jenis,
yaitu: narasumber, tempat dan peristiwa, dokumen.
Dalam penelitian ini, narasumber (informan) yang dapat memberikan
informasi adalah warga binaan pemasyarakatan di Rutan kelas IIB kabupaten
Rembang, pimpinan Rutan kelas IIB kabupaten Rembang, serta pihak-pihak
terkait yang mengurusi masalah pembinaan warga binaan pemasyarakatan di
Rutan kelas IIB kabupaten Rembang. Tempat atau lokasi untuk mendapatkan data
yang akan dianalisis sebagai titik fokus penelitian mengenai pembinaan moral dan
spiritual warga bianaan pemayarakatan yaitu di Rutan kelas IIB kabupaten
Rembang. Peristiwa yang dicari yaitu berkaitan dengan pembinaan warga binaan
pemasyarakatan.

Dokumen

yang didapat

berhubungan

dengan


kegiatan

pembinaan warga binaan pemasyarakatan berupa surat keterangan, arsip,
pedoman, surat keputusan dan sebagainya tempat peneliti membaca dan
mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan data penelitian. Dokumen
digunakan untuk mengungkapkan data yang berhubungan langsung dengan
pembinaan moral dan spiritual warga binaan pemasyarakatan.
Teknik dan Instrumen Pengumpul Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi,
wawancara mendalam, dan dokumentasi. Instrumen dalam penelitian ini, yaitu
peneliti itu sendiri, kisi-kisi atau pedoman untuk observasi dan wawancara, dan
camera digital. Peneliti sebagai instrumen menetapkan fokus penelitiannya yaitu
mengenai pembinaan moral dan spiritual warga binaan pemasyarakatan di Rutan
kelas IIB kabupaten Rembang.

Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam triangulasi, yaitu
triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber dalam penelitian ini
melalui metode wawancara mendalam diperoleh dari informan. Triangulasi teknik

dalam penelitian ini menggunakan metode observasi langsung, wawancara
mendalam, dan dokumentasi untuk mendapatkan data pelaksanaan pembinaan
moral dan spiritual pada warga binaan pemasyarakatan.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif
karena antar komponen saling timbal balik dan berinteraksi.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
1.

Pembinaan warga binaan pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara
kabupaten Rembang
Pelaksanaan pembinaan warga binaan di Rutan Rembang didasarkan pada

KUHP, Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995, PP No 31 tahun 1999, dan
kebijakan kepala Rutan yang tidak melenceng dari peraturan perundangan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan pembinaan yang ada di Rutan
Rembang maka dapat dikatakan bahwa dalam pembinaan terhadap warga binaan
pemasyarakatan di Rutan Rembang terdapat pembinaan moral dan pembinaan

spiritual.
2.

Pembinaan moral pada warga binaan pemasyarakatan di Rutan kabupaten
Rembang
Implementasi pembinaan moral terhadap warga binaan berhubungan

dengan pemberian pengalaman untuk membentuk kepribadian warga binaan
menjadi lebih baik, pemberian motivasi serta pembinaan mental dengan tujuan
untuk mental para warga binaan bertujuan untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi kondisi masyarakat ketika keluar kelak. Indikator dari tercapainya

pembinaan moral tercermin dalam prinsip-prinsip moral dasar yaitu sikap baik,
keadilan, dan hormat terhadap diri sendiri.
Indikator sikap baik dapat dilihat dari sikap baik para warga binaan terlihat
dari kedisiplinan mereka dalam mengikuti setiap kegiatan yang ada di dalam
rutan. Selain itu banyak warga binaan yang dijadikan tamping (pekerja bantu
dalam rutan), karena tamping diambil dari warga binaan yang berkelakuan baik.
Indikator keadilan dapat dilihat dari setiap warga binaan mendapat
perlakuan yang sama. Semua warga binaan mendapat pelayanan yang sama dan
tidak dibeda-bedakan sama sekali dalam mendapatkan perlakuan dan fasilitas.
Walaupun warga binaan tersebut adalah orang-orang bermasalah mereka juga
berhak mendapatkan perlakuan yang sama seperti manusia lainnya karena semua
manusia di mata Allah SWT adalah sama, hanya kualitas keimanan saja yang
membedakannya.
Indikator hormat terhadap diri sendiri dapat terlihat dari kemauan mereka
untuk memperbaiki diri sendiri dengan mengikuti kegiatan pembinaan dengan
baik, hal ini dapat dibuktikan dengan mereka selalu mentaati peraturan yang ada
di Rutan.

3.

Pembinaan spiritual pada warga binaan pemasyarakatan di Rutan kabupaten
Rembang
Pembinaan spritual merupakan pemberian arahan tentang kerohanian

dengan tujuan untuk memberikan ilmu keagamaan supaya dapat menambah
keimanan dan ketaqwaan serta membantu para warga binaan agar lebih
mengetahui tentang ilmu keagamaan, membekali mereka tentang keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT dan pemberian pengetahuan tentang hal-hal yang
tidak diperbolehkan oleh ajaran agama, dengan adanya pembinaan kerohanian di
Rutan Rembang maka warga binaan bisa lebih tahu tentang ilmu agama.
Implementasi dari pembinaan spiritual di Rutan kelas IIB Rembang
tercermin dalam salah satu kegiatan Majlis Ta’lim Al Inabah yang di adakan rutin
setiap hari senin dan hari kamis. Sebagai contoh adalah pada hari Senin, 22 April

2013 pukul 11.00 WIB Majlis Tak’lim Al Inabah melaksanakan kegiatannya
dengan kajian tentang keutamaan sholat Jum’at.
4.

Kendala dan solusi dalam pelaksanaan pembinaan moral dan spiritual pada
warga binaan pemasyarakatan
Pelaksanaan pembinaan moral dan spiritual kendala yang dihadapi adalah

karena banyaknya warga binaan yang dibina maka terkadang masih ada warga
binaan yang mengikuti kegiatan pembinaan dengan acuh tak acuh. Semua warga
binaan Rutan Rembang merupakan masyarakat yang bermasalah, jadi merupakan
hal yang wajar apabila dalam pelaksanaan pembinaan terjadi hal yang demikian.
Solusi yang telah dilakukan adalah sebisa mungkin para warga binaan mengikuti
kegiatan pembinaan secara rutin.
Temuan Studi dalam Penelitian.
Tujuan diadakan pembinaan adalah untuk memberikan pengalamanpengalaman dan kebiasan-kebiasaan bersikap baik dengan maksud memulihkan
kesatuan hubungan warga binaan pemasyarakatan, baik secara pribadi, anggota
masyarakat maupun sebagai insan Tuhan. Hal ini sesuai dengan dikemukakan
oleh Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (1999).
Implementasi dari pembinaan moral pada warga binaan pemasyarakatan di
rutan kelas IIB Rembang antara lain peningkatan Intelektual, sikap dan perilaku,
profesional, kesehatan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga
Binaan Pemasyaratakan.
Implementasi pembinaan spiritual pada warga binaan pemasyarakatan
rutan kelas IIB Rembang, antara lain pemberian arahan tentang kerohanian
dengan tujuan untuk memberikan ilmu keagamaan supaya dapat menambah
keimanan dan ketaqwaan. Hal ini berkaitan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan.

D. KESIMPULAN
Penelitian dilakukan dengan mengunakan metode triangulasi data yaitu
observasi wawancara mendalam, dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan dapat diambil kesimpulan, antara lain:
1. Implementasi dari pembinaan moral pada warga binaan pemasyarakatan di
Rutan kelas IIB Rembang berkaitan dengan pemberian pengalaman untuk
membentuk kepribadian warga binaan menjadi lebih baik supaya dapat
menghadapi kondisi masyarakat ketika keluar kelak. Hasil dari pembinaan
moral tersebut menghasilkan kepribadian warga binaan pemasyarakatan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip moral dasar yaitu sikap baik, keadilan, dan
hormat terhadap diri sendiri.
2. Implementasi dari pembinaan spiritual pada warga binaan pemasyarakatan di
Rutan kelas IIB Rembang berkaitan dengan pemberian arahan tentang
kerohanian yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan ilmu keagamaan
supaya dapat menambah keimanan dan ketaqwaan. Implementasi dari
pembinaan spiritual ini tercermin dalam salah satu kegiatan Majlis Ta’lim Al
Inabah yang di adakan rutin setiap hari senin dan hari kamis.
3. Pembinaan moral dan spiritual di Rutan Rembang masih terdapat kendala
dalam pelaksanaannya diantaranya masih ada warga binaan yang mengikuti
kegiatan pembinaan dengan acuh tak acuh dan bahkan cenderung
mengabaikannya, namun dengan berbagai tindakan yang telah diterapkan
menjadikan pelaksanaan pembinaan moral dan spiritual di Rutan Rembang
berjalan dengan baik.

Daftar Pustaka
Departement Kehakiman RI dan Hak Asasi Manusia. 1999. Kebijaksanaan
Strategi dan Pola Implementasi Direktorat Jendral Pemasyarakatan.
Jakarta: Badan Pembinaan Nasional
Hartanto dan Murofiqudin. 2001. Udang-undang Hukum Acara Pidana dengan
Undang-undang Pelengkapnya. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
RI. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan
Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. Jakarta: Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 68.