PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK DAN KESEGARAN JASMANI ANTARA ANAK YANG MEMIILIKI STATUS GIZI NORMAL DAN TIDAK NORMAL DI Perbedaan Aktivitas Fisik Dan Kesegaran Jasmani Antara Anak Yang Memiliki Status Gizi Normal Dan Tidak Normal Di SD Negeri Banyuanyar III K

PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK DAN KESEGARAN JASMANI ANTARA
ANAK YANG MEMIILIKI STATUS GIZI NORMAL DAN TIDAK NORMAL DI
SD NEGERI BANYUANYAR III KOTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
ATIKA NUR RAHMAWATI
J 310 090 051

PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

0

PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK DAN KESEGARAN JASMANI ANTARA
ANAK YANG MEMIILIKI STATUS GIZI NORMAL DAN TIDAK NORMAL DI
SD NEGERI BANYUANYAR III KOTA SURAKARTA


Atika Nur Rahmawati
Program S1 Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
It is known that 26.1% of Indonesia's population above 10 years have lack
physical activity, as well as physical fitness is only 5.15% in the category of good
and excellent. Based on some studies, 41.4% of physical fitness in elementary
school children (6-12 years) have less physical fitness level. Several studies showed
that there is a close connection between nutritional status, physical activity and
physical fitness.
To determine differences in physical activity and physical fitness between
school children who had normal and abnormal nutritional status in Banyuanyar III
state elementary school of Surakarta.
This study is an observational study using cross-sectional approach.
Sampling technique with proportional stratified random sampling. Total sample of 40
children taken from the class III-V. Measurement of nutritional status conducted by
using anthropometry, physical activity using a 3x24 hour recall and physical fitness
using aerobic tests. Differences in physical activity and physical fitness test the data
were analyzed using Independent t-test.
The results show that most respondents aged 10 years (82.5%). Majority of
respondents (53.8%) were male. Physical activity in children who have normal and

abnormal nutritional status most have mild physical activity. Physical fitness in
children who have normal and abnormal nutritional status most have less physical
fitness once.
There was no difference in physical activity between children with normal and
abnormal nutritional status (p = 0.495). There are differences in physical fitness
among children who had normal and abnormal nutritional status, physical fitness in
children with normal nutritional status better (p = 0.010).
Keywords
Bibliography

: Physical Activity, Physical Fitness, Nutritional Status
: 14 (2003-2013)

1

PENDAHULUAN

(IMT/U) adalah 11,2% terdiri dari

Kualitas sumber daya manusia

(SDM)

memiliki

dalam

peranan

penting

pembangunan

bangsa.

sangat kurus 4,0%, kurus 7,2% dan
gemuk 18,8%.
Pentingnya

gizi


bagi

anak

Perkembangan ilmu dan pengetahuan

sekolah adalah untuk pertumbuhan

(iptek) yang kini berlangsung amat

dan perkembangan, sumber energi,

cepat

barometer

berpikir, penunjang berbagai aktivitas

bangsa,


fisik, untuk menjaga daya tahan tubuh

membutuhkan SDM berkualitas tinggi

maupun untuk kesegaran jasmani

(Sibuea,

merupakan

(Devi, 2012). Kekurangan gizi pada

salah satu aset sumber daya manusia

anak sekolah akan berdampak pada

di masa depan yang perlu mendapat

aktivitas


perhatian khusus.

sluggishness (lesu), mudah letih/lelah,

dan

menjadi

kemajuan

suatu
2002).

Anak

Anak

Sekolah

Dasar


(SD)

siswa

hambatan

antara

pertumbuhan

lain,

(stunting),

adalah investasi bangsa yang kelak

kurang gizi pada masa dewasa dan

akan


penurunan pencapaian prestasi di

menjadi

generasi

penerus

perjuangan bangsa, sehingga perlu
dipertahankan

dan

ditingkatkan

sekolah (Elnovriza, 2008).
Data

RISKESDAS


(2013)

kualitas sumber daya manusianya dari

diketahui 26,1% penduduk Indonesia

segi kesehatan dan intelektualnya.

diatas 10 tahun ke atas memiliki

Anak sekolah dasar merupakan salah

aktivitas fisik kurang, demikian pula

satu

kesegaran

jasmani


yang

rawan

gizi

dengan

Masalah

gizi

hanya 5,15% yang masuk dalam

pada anak usia sekolah yang utama

kategori baik dan baik sekali. Dari

hingga saat ini adalah Kurang Energi


beberapa kajian, 41,4% kesegaran

Protein

Akibat

jasmani pada anak sekolah dasar

(GAKY),

umur 6-12 tahun memiliki tingkat

golongan

(Judarwanto,

2006).

(KEP),

Kekurangan
Obesitas,
Anemia

yang

Gangguan
Yodium

Kurang
Defisiensi

Vitamin A dan
Besi

(Depkes,

kesegaran jasmani yang kurang.
Beberapa

kajian

penelitian

(2013)

menunjukkan bahwa terdapat kaitan

bahwa di Jawa Tengah, prevalensi

yang erat antara status gizi, aktivitas

status gizi pada anak umur 6-12 tahun

fisik dan kesegaran jasmani. Aktivitas

2008).

Data

RISKESDAS

1

yang

masyarakat masih belum mengerti

dihasilkan oleh otot rangka termasuk

dan memahami pentingnya status gizi,

olahraga)

tingkat

fisik

(setiap

gerakan

dan

tubuh

asupan

zat

gizi

aktivitas

fisik

dan

tingkat

mempunyai dampak yang sinergis

kesegaran jasmani yang dimiliki putra-

terhadap

putrinya.

kesehatan

Kesehatan

jasmani.

jasmani

merupakan

Berorientasi

dengan

hal

tersebut, status gizi, aktivitas fisik dan

manifestasi dari keseimbangan antara

kesegaran

aktivitas

gizi.

masalah yang penting untuk dikaji,

Gambaran keseimbangan ini dapat

maka penulis ingin meneliti tentang

dilihat

perbedaan

fisik

dan

zat-zat

dari penampilan fisik

atau

status gizi berdasarkan antropometri.

kesegaran

jasmani

merupakan

aktivitas
jasmani

fisik

dan

antara

anak

dan

sekolah yang memiliki status gizi

Leblanc (2010), bahwa murid yang

normal dengan berstatus gizi tidak

memiliki kesegaran jasmani yang baik

normal di SD Negeri Banyuanyar III

ditemukan

pada

Surakarta.

mempunyai

status

Penelitian

Janssen

murid

yang
normal

Tujuan penelitian ini adalah

sedangkan kesegaran jasmani yang

untuk mengetahui perbedaan aktivitas

rendah/kurang ditemukan pada murid

fisik dan kesegaran jasmani antara

yang

Hasil

anak sekolah yang memiliki status gizi

dengan

normal dan status gizi tidak normal di

berstatus

gizi

penelitian

Kholida

indikator

BB/TB

Banyuanyar
prevalensi
status

gizi

gizi

III
siswa
kurus

lebih.

(2013)
di

SD

Negeri

Kota

Surakarta,

yang

mengalami

sekali

sebesar

45,24%.
Berdasarkan

teori

dan

SD Negeri Banyuanyar III Surakarta.
METODE PENELITIAN
Penelitian

ini

merupakan

penelitian

observasional

dengan

metode

crossectional.

Lokasi

kenyataan yang ada serta yang dapat

penelitian

diamati oleh peneliti di lapangan

Banyuanyar III Kota Surakarta dan

bahwa jarang sekali guru dan orang

dilakukan

tua

sampai

murid

keadaan

yang
gizi

memperhatikan
siswanya

dan

ini

adalah

pada

bulan

SD
Mei

Negeri
2013

Juni 2014. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa siswi kelas

2

3, 4, dan 5 di SD Negeri Banyuanyar

dan analisis data dilakukan dengan

III Kota Surakarta sebesar 127 siswa.

menggunakan software statistic SPSS

Jumlah sampel penelitian 80

for Window versi 16.0 dan WHO

anak yang memenuhi kriteria inklusi

AnthroPlus versi 1.0.2.

Hasil uji

dan eksklusi. Kriteria inklusi yaitu

kenormalan

dilakukan

siswa memiliki status gizi normal dan

dengan menggunakan uji Kolmogorof

yang memiliki status gizi tidak normal

Smirnov, menunjukkan semua data

yang dikelompokkan menjadi : status

berdistribusi normal maka digunakan

gizi sangat kurus, kurus, gemuk dan

uji-t Independent t-test.

gemuk sekali,
menderita

data

siswa sekolah tidak

penyakit

kronis

dan

bersedia menjadi responden. Kriteria

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Subjek

eksklusi yaitu siswa pindah tempat
tinggal/sekolah,

tidak

bersedia

Karakteristik
berdasarkan

subjek

umur,

menjadi responden dan siswa dalam

status

keadaan

kesegaran jasmani.

sakit/tidak

hadir

saat

pengambilan

sampel

yang digunakan adalah Proportionate
Stratified Random Sampling. Teknik
pengambilan sampel ini dilakukan
karena subjek populasinya heterogen
(tidak sejenis). Pengukuran status gizi
dengan menggunakan antropometri
dengan cara pengukuran tinggi badan
dan

berat

badan,

aktivitas

fisik

menggunakan recall 3x24 jam dan
kesegaran jasmani menggunakan tes
aerobik.
Pengolahan

gizi,

jenis

aktivitas

dilihat
kelamin,

fisik

dan

1. Umur Subjek

pengambilan data.
Teknik

yang

data

meliputi

editing, coding, entry data, tabulating,

Subjek dalam penelitian ini berasal
dari kelas III-V dengan rentang umur
8-12 tahun. Rata-rata umur siswa
kelas 3 sebesar 9 tahun, kelas 4
sebesar 10 tahun, dan

kelas 5

sebesar 11 tahun.
2. Jenis Kelamin Subjek
Distribusi jenis kelamin

subjek

penelitian ini adalah sebagian besar
laki-laki (53,8%).
3. Status Gizi Subjek
Pengukuran

status

gizi

menggunakan indikator IMT/U sesuai
dengan
2010.

pedoman
Status

dari

gizi

Kemenkes

dikategorikan

3

menjadi

status

gizi

nomal

yakni

gemuk

dan

obesitas.

Distribusi

normal dan status gizi tidak normal

frekuensi status gizi subjek penelitian

yang terdiri dari sangat kurus, kurus,

seperti berikut :

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Status Gizi
Status Gizi
Status Gizi Normal
Status Gizi Tidak
Normal

Kategori
Normal
Sangat Kurus
Kurus
Gemuk
Obesitas

Jumlah
40
3
23
1
13
80

Total

Hasil penelitian pada Tabel 1

jam,

yang

Persentase (%)
50,0
3,8
28,8
1,3
16,3
100

dihitung

dengan

cara

menunjukkan bahwa jumlah subjek

menghitung rata-rata alokasi waktu

penelitian yang berstatus gizi normal

yang dipergunakan untuk aktivitas fisik

sebesar 40 siswa (50%) dan subjek

dengan metode Physical Activity Level

yang

(PAL).

berstatus

gizi

tidak

normal

Penilaian

aktivitas

fisik

sebagian besar memiliki status gizi

dikelompokkan menjadi 3 kelompok

kurus

yaitu aktivitas ringan (1,40-

Dokumen yang terkait

Asupan energi dan protein serta aktivitas fisik pada mahasiswi dengan status gizi normal dan gemuk

1 6 89

Kebiasaan Makan, Aktivitas Fisik, Dan Kebugaran Pada Anak Sekolah Dasar Dengan Status Gizi Normal Dan Lebih Di Kota Bogor.

4 8 47

PERBEDAAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTERI BERSTATUSGIZI NORMAL DAN BERSTATUS GIZI LEBIH BERDASARKAN AKTIVITAS FISIK Perbedaan Status Gizi Pada Remaja Puteri Berstatusgizi Normal Dan Berstatus Gizi Lebih Berdasarkan Aktivitas Fisik Di SMA Batik 1 Surakarta

0 2 17

PENDAHULUAN Perbedaan Status Gizi Pada Remaja Puteri Berstatusgizi Normal Dan Berstatus Gizi Lebih Berdasarkan Aktivitas Fisik Di SMA Batik 1 Surakarta.

0 2 5

PERBEDAAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTERI BERSTATUS GIZI NORMAL DAN BERSTATUS GIZI LEBIH BERDASARKAN AKTIVITAS FISIK Perbedaan Status Gizi Pada Remaja Puteri Berstatusgizi Normal Dan Berstatus Gizi Lebih Berdasarkan Aktivitas Fisik Di SMA Batik 1 Surakart

0 3 14

PERBEDAAN AKTIVITAS FISIK DAN KESEGARAN JASMANI ANTARA ANAK YANG MEMILIKI STATUS GIZI NORMAL DAN TIDAK NORMAL DI Perbedaan Aktivitas Fisik Dan Kesegaran Jasmani Antara Anak Yang Memiliki Status Gizi Normal Dan Tidak Normal Di SD Negeri Banyuanyar III K

0 6 20

PENDAHULUAN Perbedaan Aktivitas Fisik Dan Kesegaran Jasmani Antara Anak Yang Memiliki Status Gizi Normal Dan Tidak Normal Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta.

0 5 7

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Aktivitas Fisik Dan Kesegaran Jasmani Antara Anak Yang Memiliki Status Gizi Normal Dan Tidak Normal Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta.

0 4 7

PERBEDAAN STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN Perbedaan Status Gizi, Aktivitas Fisik Dan Prestasi Belajar Siswa Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Muhammadiya

0 2 18

PERBEDAAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG ANEMIA DAN NON ANEMIA DI SD NEGERI BANYUANYAR III Perbedaan Kesegaran Jasmani Pada Anak Usia Sekolah Yang Anemia Dan Non Anemia Di SD Negeri Banyuanyar III Kota Surakarta.

0 1 18