PERSEPSI MAHASISWA PEROKOK MENGENAI GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK BAGI Persepsi Mahasiswa Perokok Mengenai Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok Bagi Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2

PERSEPSI MAHASISWA PEROKOK MENGENAI GAMBAR
PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK BAGI
MAHASISWA PRODI PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA TAHUN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
NANDA HASRI PERMATASARI
A510110084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PERSEPSI MAHASISWA PEROKOK MENGENAI GAMBAR PERINGATAN
BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK BAGI MAHASISWA
PRODI PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2014/2015
Oleh:

NANDA HASRI PERMATASARI
A 510110084

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa perokok
mengenai gambar bahaya merokok pada kemasan rokok. Penelitian ini termasuk
Penelitian dekriptif kualitatif yaitu merupakan suatu jenis penelitian yang
dilakukan dengan cara memanfaatkan wawancara mendalam untuk menelaah dan
memahami sikap , pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok
orang. Subyek penelitian adalah mahasiswa perokok prodi PGSD FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan analisis
interaktif yang terdiri dari tiga tahap yakni reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa
perokok prodi PGSD FKIP Universita Muhammadiyah Surakarta mengenai
gambar bahaya merokok pada kemasan rokok tergolong kebijakan pemerintah
yang cukup baik, namun dengan adanya gambar bahaya merokok pada kemasan
rokok tersebut tidak dapat mengurangi intensitas merokok bahkan berhenti
merokok bagi mahasiswa prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Mahasiswa prodi PGSD memiliki cara-cara tersendiri untuk
menghindari sikap jijik dan takut terhadap gambar tersebut. Mereka tidak
menghiraukan adanya gambar bahaya merokok yang tertera pada kemasan rokok
meskipun sudah dicantumkan gambar bahaya merokok yang menyeramkan
bahkan mahasiswa prodi PGSD sendiri juga telah mengetahui bahaya-bahaya
yang timbul akibat merokok serta mereka juga sudah sedikit merasakan akibat
yang ditimbulkan dari rokok bagi kesehatannya masing-masing. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa peraturan pemerintah mengenai aturan
pencantuman gambar bahaya merokok pada kemasan rokok tersebut merupakan
usaha yang bagus namun masih kurang efektif untuk membuat para mahasiswa
perokok prodi PGSD dapat mengurangi intensitas merokok bahkan berhenti
merokok.
Kata kunci: Persepsi, mahasiswa, gambar, bahaya, merokok

1

A. Pendahuluan
Manusia merupakan makhluk sosial, serta makhluk hidup yang
memiliki segala macam hal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan
manusia tentu tak lepas dari sebuah pendidikan. Manusia mengenal

pendidikan

sejak

dini

hingga

akhir

hayat.

Pendidikan

bertujuan

menumbuhkembangkan potensi manusia agar menjadi manusia dewasa,
beradab dan normal. Manusia selain sebagai makhluk sosial dan makhluk
yang memerlukan suatu pendidikan, pada hakekatnya manusia tersebut
memiliki unsur hakekat yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani. Di dalam

unsur rohani terdapat cipta, rasa dan karsa. Sedangkan dipandang dari unsur
jasmani, manusia sebagai makhluk biologis yang memiliki. Agar jasmani
dapat tumbuh memerlukan makanan dan minuman yang disebut dengan
kebutuhan primer. Selain itu, untuk menjaga kesehatan dan kebugaran
jasmani, manusia juga mementingkan satu hal yang dinamakan kesehatan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992
Bab 1 Pasal 1 menyatakan bahwa “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara

sosial

ekonomis”.

Pemeliharaan

kesehatan

adalah


upaya

penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan dan pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu untuk menjaga
kesehatan diperlukan beraneka ragam cara yang dilakukan oleh setiap
individu. Namun, masih terdapat individu yang kurang bahkan tidak terlalu
mementingkan kesehatan pada tubuhnya. Sangat ironis memang bahwa
manusia

sangat

memperhatikan

keseimbangan

alam

akibat

proses


pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi tetapi di
lain pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran
rokok (silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm dengan
diameter 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah) ke
paru-paru mereka. Perilaku merokok adalah menyengaja menghisap asap
rokok padahal asap rokok tersebut mengandung nikotin dan tar yang
membahayakan kesehatan.

2

Di Indonesia sendiri rokok menjadi perbincangan di semua
kalangan baik dari segi pro maupun kontra. Hal utama yang dibahas sudah
tentu tentang berbagai masalah yang disebabkannya, baik bagi kesehatan
ataupun kualitas hidup pencandunya. Hal tersebut disebabkan karena rokok
memberikan dampak buruk yang cukup banyak bagi kesehatan. Banyak
perokok di Indonesia yang sudah menyadari akan bahaya merokok. Namun,
kesadaran bahaya merokok tidak lantas membuat mereka berhenti untuk
merokok. Untuk itu pemerintah mengeluarkan PP No 19 Tahun 2003 tentang
pengamanan rokok bagi kesehatan yang harus dipenuhi oleh produsen. Di

dalam PP tersebut telah dicantumkan indikator-indikator yang harus dipenuhi
oleh produsen.
Upaya

untuk

menyadarkan

para

pecandu

rokok

untuk

meninggalkan rokok memang tidak mudah. Banyak hal yang telah dilakukan,
bahkan yang terkini dan menjadi bahan perbincangan saat ini yaitu tertera
gambar bahaya atau penyakit-penyakit yang disebabkan oleh merokok yang
sangat mengerikan pada kemasan rokok. Akan tetapi gambar mengerikan

tersebut tidak terlalu dihiraukan oleh para pecandu rokok, termasuk para
remaja masa kini. Remaja adalah generasi penerus bangsa, pelopor gerakan
pembaharuan. Jika remaja merokok dibiarkan merajalela, maka amat
berbahaya bagi diri remaja sendiri, lingkungan sekitar dan masa depan
bangsa.

Dikhususkan bagi para mahasiswa yang seharusnya sudah

mengetahui bahaya dari kandungan yang terdapat di dalam rokok.
Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah (1)
Untuk mendeskripsikan persepsi Mahasiswa PGSD mengenai gambar bahaya
merokok

pada

kemasan

rokkok,

(2)


Untuk

mendeskripsikan

perbedaanintensitas dalam merokok bagi Mahasiswa PGSD setelah terdapat
gambar peringatan bahaya merokok, (3) Untuk mendeskripsikan pandangan
Mahasiswa perokok terkait kesehatan akibat merokok bagi mahasiswa prodi
PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014/2015.

3

B. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif.Penelitian
kualitatif

ini

menghasilkan


data

yang

bersifat

deskriptif

untuk

mendeskripsikan segala hal yang diteliti. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan
menemukan pengertian atau pemahaman tentang suatu fenomena dimana
dalam penelitian ini memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan
memahami sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu ataupun
kelompok.Sugiyono (2013:15) mendefinisikan bahwa :
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan data dengan
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi.
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan kampus 1 yaitu prodi
PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta. Peneliti mencari
informan penelitian ini yaitu dengan indikator bahwa mahasiswa terebut
tergolong mahasiswa perokok prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Informan pada penelitian ini sebanyak 7 mahasiswa. Penelitian ini
membutuhkan waktu dari perencanaan hingga pelaporan. Waktu yang
dibutuhkan dari awal sampai akhir dimulai dari akhir bulan Oktober 2014
hingga awal bulan Januari 2015.
Untuk

memperoleh

data

penelitian

ini,

digunakan

teknik

pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
Menurut Moleong (2006:186), “Wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu”. Wawancara dilakukan dengan informan yaitu mahasiswa
prodi PGSD yang tergolong perokok. Observasi adalah pengamatan langsung
di lapangan yang dilakukan oleh peneliti. Observasi dilakukan dengan cara
mengamati kegiatan mahasiswa PGSD jika di luar ruang perkuliahan,
mengamati cara merokok yang dilakukan mahasiswa perokok prodi PGSD

4

dan untuk mencari informan yang benar-benar sering merokok di area
kampus. Sedangkan dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan
melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri
atau oleh orang lain tentang objek. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi pada penelitian
ini didapatkan dari peraturan pemerintah mengenai pencantuman gambar
bahaya merokok pada kemasan rokok, jenis-jenis gambar yang diwajibkan
untuk dicantumkan di kemasan rokok serta dokumentasi foto.
Dalam tahap analisis data, penelitian ini menggunakan teknik
analisis data interaktif yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data
(penarikan kesimpulan). Reduksi data merupakan proses pengumpulan data
penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk
mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode
observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan
subjek yang diteliti. Maknanya pada tahap ini, peneliti harus bisa merekam
data lapangan dalam bentuk catatan-catatan lapangan (field note), harus
ditafsirkan atau diseleksi masing-masing data yang relevan dengan fokus
masalah yang diteliti. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya, dan
membuang yang tidak perlu.
Tahap yang kedua adalah penyajian data. Dengan menyajikan data
peneliti akan mudah memahami apa yang sedang terjadi, apa yang harus
dilakukan, dan juga menganalisis serta mengambil tindakan berdasarkan atas
pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut. Dalam penyajian data
disusun secara sistematis atau simultan sehingga data yang diperoleh dapat
menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti. Langkah ke tiga dalam
analisis data kualitatif menurut Miles and Hubermen (dalam Sugiyono,
2013:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang
diambil akan ditangani secara longgar dan tetap terbuka sehingga kesimpulan
yang semula belum jelas, kemudian akan meningkat menjadi lebih rinci dan
mengakar dengan kokoh. Kesimpulan ini juga diverifikasi selama penelitian

5

berlangsung dengan maksud-maksud menguji kebenaran, kekokohan dan
kecocokannya yang merupakan validitasnya.

C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian
a. Persepsi mahasiswa perokok pada prodi PGSD mengenai gambar
bahaya merokok pada kemasan rokok
Mengingat Peraturan Pemerintah mengenai gambar bahaya
merokok bagi kesehatan pada kemasan rokok, peneliti melakukan
penelitian mengenai persepsi gambar bahaya merokok tersebut dengan
mahasiswa pada prodi PGSD. Setelah melakukan kegiatan wawancara,
maka peneliti memperoleh suatu data yang berkaitan dengan fokus
penelitian tersebut.
Data dari hasil wawancara yang telah diperoleh peneliti dari
informan tersebut menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa PGSD
FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam menanggapi
gambar bahaya merokok pada kemasan rokok termasuk peraturan yang
baik dari pemerintah, menurut Mahasiswa perokok pada prodi PGSD,
dengan adanya peraturan pemerintah mengenai pencantuman gambar
bahaya merokok pada kemasan rokok tersebut dapat menurunkan
jumlah perokok aktif di Indonesia, dapat membuat perokok yang
tergolong pemula bisa berhenti merokok dan dapat mencegah
masyararakat umum khususnya pelajar dan mahasiswa yang belum
mencoba atau mengkonsumsi rokok. Selain tanggapan dari informan
mengenai peraturan pemerintah peringatan gambar bahaya merokok
tersebut, informan (mahasiswa perokok pada prodi PGSD) mengaku
memiliki perasaan yang jijik dan takut saat melihat gambar bahaya
merokok yang menyeramkan tersebut
Persepsi mengenai gambar bahaya merokok pada kemasan
rokok

berbeda-beda.

Berdasarkan

paparan

di

atas,

peneliti

6

mengungkapan terdapat temuan-temuan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1) Pemberian gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan
rokok dapat mengurangi intensitas perokok pada masyarakat umum
atau dapat mencegah masyarakat umum yang belum merokok,
namun tidak dapat mengurangi intensitas merokok bagi mahasiswa
prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2) Gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok
memberikan kesan menakutkan dan menjijikkan bagi perokok.
3) Terdapat persepsi mahasiswa yang mengungkapkan bahwa
intensitas merokok akan dapat berkurang jika harga rokok
dinaikkan.
b. Perbedaan intensitas dalam merokok bagi mahasiswa PGSD setelah
terdapat gambar peringatan bahaya merokok
Hasil penelitian pada penelitian ini menunjukkan bahwa
tidak terdapat perbedaan intensitas dalam merokok bagi mahasiswa
PGSD antara sebelum dan sesudah terdapat gambar peringatan bahaya
merokok pada kemasan rokok. Mereka mengaku hal tersebut masih
kurang efektif dan tidak dapat mempengaruhi dirinya sendiri. Menurut
hasil penelitian, perbedaan intensitas merokok itu dapat berkurang dari
dirinya sendiri bukan dari orang lain, apa lagi hanya dengan adanya
gambar peringatan bahaya merokok.
Berdasarakan penelitian tersebut, peneliti mengungkapkan
beberap temuan sebagai berikut:
1) Mahasiswa

perokok

pada

prodi

PGSD

FKIP

Universitas

Muhammadiyah Surakarta tidak mampu mengurangi intensitas
merokoknya meskipun tertera gambar peringatan bahaya merokok
bagi kehesatan pada kemasan rokok.
2) Banyak cara yang beraneka ragam dilakukan oleh mahasiswa
perokok pada prodi PGSD untuk mengatasi adanya gambar bahaya
merokok tersebut sebelum ia menghisap rokok. Hal tersebut

7

membuat para perokok tidak mampu berhenti untuk merokok
ataupun mengurangi intensitas dalam merokok.
c. Pandangan mahasiswa perokok pada prodi PGSD terkait kesehatan
akibat merokok
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pandangan mahasiswa
perokok pada prodi PGSD terkait kesehatan akibat merokok itu pun
beragam, banyak yang sudah mengetahui bermacam-macam penyakit
yang timbul akibat merokok, namun ada juga yang hanya memiliki
pengetahuan kecil mengenai akibat merokok bagi kesehatan.
Gangguan-gangguan kesehatan yang timbul pada mahasiswa perokok
pada prodi PGSD masih tergolong ringan, yang dirasakan pada
kesehatannya seperti pusing dan sesak nafas. Berdasarkan paparan
tersebut, maka terdapat temuan penelitian sebagai berikut:
1) Mahasiswa perokok pada prodi PGSD sudah paham bahwa
merokok dapat membayahakan kesehatannya.
2) Mahasiswa perokok pada prodi PGSD mampu menyebutkan
bahaya-bahaya yang ditimbulkan karena merokok.
3) Mahasiswa perokok pada prodi PGSD mengungkapkan bahwa
terdapat perbedaan kesehatan dan kondisi tubuh antara perokok dan
bukan perokok.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Persepsi mahasiswa perokok pada prodi PGSD mengenai gambar
bahaya merokok pada kemasan rokok
Persepi merupakan gagasan atau pendapat yang timbul
karena suatu rangsangan yang didapat melalui pengalaman atau
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya oleh reseptor. Pada
penelitian ini, yang dikaji dan diteliti adalah mengenai persepsi
mahasiswa perokok pada prodi PGSD mengenai gambar bahaya
merokok pada kemasan rokok. Sejauh ini Pemerintah telah menerbitkan
Peraturan Pemerintah No.109/2014 tentang pencatuman gambar bahaya
rokok pada kemasan rokok yang ditujukan kepada produsen rokok.

8

Gambar peringatan tersebut cukup beraneka ragam karena
terdapat berbagai macam gambar yang menyeramkan dan menjijikkan.
Gambar peringatan bahaya merokok yang telah dibuat oleh pemerintah
tersebut meliputi gambar kanker paru-paru kronis, kanker mulut, kanker
tenggorokan, gambar seseorang menggendong bayi yang menandakan
bahwa merokok berbahaya bagi anak serta gambar merokok
membunuhmu yang terdapat gambar tengkorak.
Mahasiswa PGSD menganggapi Peraturan Pemerintah
mengenai gambar bahaya merokok pada kemasan rokok tersebut
tergolong baik, namun menurut mereka hal tersebut masih belum bisa
dilihat keefektifannya. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa mahasiswa
PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta masih tetap
merokok, dan faktanya rokok masih sangat laku di kalangan masyarakat
umum juga. Mahasiswa PGSD mengaku memiliki perasaan yang jijik
dan takut saat melihat gambar bahaya merokok yang menyeramkan
tersebut.
b. Perbedaan intensitas dalam merokok bagi mahasiswa PGSD setelah
terdapat gambar peringatan bahaya merokok
Merokok secara terus-menerus akan membuat perokok itu
menjadikan

perilaku

tersebut

sebagai

suatu

kebiasaan

dalam

kehidupannya. Maka sudah banyak sekali perokok yang sudah
mengalami kecanduan terhadap rokok. Bagi mereka yang sudah
kecanduan rokok, tentu sangat sulit dan membutuhkan usaha yang keras
untuk bisa berhenti merokok. Harapan pemerintah dalam mengeluarkan
Peraturan Pemerintah No.109/2014 mengenai pencantuman gambar
bahaya merokok bagi setiap produsen rokok tentu saja untuk menekan
angka perokok aktif di Indonesia. Namun, pada kenyataannya tidak ada
perbedaan intensitas merokok bagi mahasiswa perokok prodi PGSD.
Mereka masih tetap merokok seperti semula.
Mahasiswa PGSD tergolong kreatif dalam menyikapi hal
ini. Beragam cara yang dilakukan oleh mahasiswa PGSD karena

9

mereka merasa jijik dan takut melihat gambar tersebut maka ada yang
ketika merokok gambar bahaya merokok tersebut ditutupi, menyobek
bagian gambar, bahkan ada yang menyobek bagian gambar beserta
tutupnya. Hal ini dilakukan tentu agar mereka tidak melihat, tidak
mempedulikan sehingga tidak timbul rasa takut dan jijik.
c. Pandangan mahasiswa perokok pada prodi PGSD terkait kesehatan
akibat merokok
Mahasiswa PGSD tentu sudah memahami bahaya merokok
bagi kesehatan. Bahaya merokok bagi kesehatan dapat diperoleh
dengan cara yang beragam. Mereka dapat mengetahui bahaya tersebut
dari bahaya-bahaya yang tercantum pada label maupun gambar pada
kemasan rokok, melalui media informasi baik media cetak maupun
media elektronik, bahkan ada juga yang sudah mengalami sedikit
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh merokok tersebut. Gangguan
kesehatan yang dialami oleh mahasiswa PGSD belum begitu parah
seperti gambar peringatan pada kemasan rokok. Hanya saja yang
dirasakan adalah sering pusing dan sesak napas pada waktu tertentu.
Sedangkan penyakit umum lainnya yang dapat ditimbulkan
akibat merokok diantaranya dapat menyebabkan kanker mulut, kanker
tenggorokan, kanker paru-paru, jantung, bibir dan struktur gigi yang
rusak, bahkan bisa mengakibatkan perokok berat kehilangan pita
suaranya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugeng (2014), yang
mengungkapkan bahwa “merokok dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seperti kanker, gangguan pernapasan, gangguan janin,
penyakit jantung, penyakit paru-paru, diabetes, menyebabkan kebutaan,
penyakit mulut, dan impotensi”.

D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:

10

1.

Persepsi mahasiswa perokok pada prodi PGSD mengenai gambar
bahaya merokok pada kemasan rokok
Persepsi Mahasiswa perokok prodi PGSD dalam menanggapi
gambar bahaya merokok pada kemasan rokok merupakan hal baik yang
dibuat oleh pemerintah, karena dapat menekan jumlah perokok di
Indonesia dan dapat mencegah masyarakat umum termasuk mahasiswa
untuk tidak mencoba mengkonsumsi rokok. Mahasiswa perokok prodi
PGSD mengakui bahwa dengan adanya pencantuman gambar tersebut
mereka juga merasa jijik dan takut dengan gambar tersebut.

2.

Perbedaan intensitas dalam merokok bagi mahasiswa prodi PGSD
setelah terdapat gambar peringatan bahaya merokok
Tidak terdapat perbedaan intensitas dalam merokok bagi
mahasiswa PGSD baik sebelum maupun sesudah tertera gambar
peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok. Mereka masih tetap
mengkonsumsi rokok seperti sebelumnya.

3.

Pandangan mahasiswa perokok prodi PGSD terkait kesehatan akibat
merokok
Mahasiswa perokok prodi PGSD dalam menanggapi terkait
kesehatan akibat merokok tergolong cukup. Dalam arti mereka
mengetahui bahaya yang ditimbulkan akibat merokok seperti kanker
mulut, kanker tenggorokan, kanker paru-paru, gangguan jantung, dan
sebagainya. Namun, mereka sendiri belum memiliki pemahaman yang
tinggi terkait akibat merokok bagi kesehatan. Hal ini dikarenakan selama
mereka merokok, mereka belum merasakan sakit serius, diantara mereka
mengaku pusing-pusing dan gangguan pada pernapasan saat maupun
sesudah merokok. Mahasiswa PGSD FKIP yang merokok memandang
bahwa merokok merupakan hal yang dapat membuat mereka enjoy dan
merokok tidak akan menimbulkan penyakit serius apabila diimbangi
dengan olahraga yang teratur.

11

DAFTAR PUSTAKA

Sugeng, 2014. http://ayokesehatan.blogspot.com/2014/07/9-bahaya-merokokyang-dapat-mengancam-kesehatan.html. Diakses pada tanggal 18
November 2014, pukul 14:20 WIB.
Istiqomah, Umi. 2003. Upaya Menuju Generasi Tanpa Merokok. Surakarta : SetiAji.
Lahir, Muhammad dan Zuldafrial. 2011. Penelitian Kualitatif. Surakarta : Yuma
Pustaka.
Lenardi, Melissa. 2014. Label Visual Peringatan Pada Bungkus Rokok : Upaya
Mutakhir
Penekanan
Angka
Perokok
di
Indonesia.
http://www.academia.edu/7729774/. Diakses pada tanggal 5 November
2014, pukul 00.14 WIB.
Mahmudin, 2014. Persepsi Perokok Aktif dalam Menanggapi Label Peringatan
Bahaya Merokok. digilib.uin-suka.ac.id. Diakses pada tanggal 4 September
2014, pukul 17:22 WIB.
Moleong, J. Lexy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nainggolan, 2009. Anda Mau Berhenti Merokok? Pasti Berhasil!. Bandung :
Indonesia Publishing House.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Oktarianto, Dedy. 2009. Dampak Kebiasaan Merokok terhadap Perubahan Emosi
Orang Dewasa. digilib.uin-suka.ac.id. Diakses pada tanggal 30 Oktober
2014, pukul 11:24 WIB.
Sugeng, 2014. 9 Bahaya Merokok yang Dapat Mengancam Kesehatan.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Target, George. 1995. Cara Berhenti Merokok. Jakarta : Arcan.

Dokumen yang terkait

PERSEPSI MAHASISWA PEROKOK MENGENAI GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK BAGI Persepsi Mahasiswa Perokok Mengenai Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok Bagi Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2

0 7 15

PENDAHULUAN Persepsi Mahasiswa Perokok Mengenai Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok Bagi Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014/2015.

0 3 8

PERSEPSI BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN PADA MAHASISWA PRODI PGSD FKIP UNIVERSITAS Persepsi Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Pada Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014/2015.

0 6 15

PERSEPSI BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN PADA MAHASISWA PRODI PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Persepsi Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Pada Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2014/2015.

0 3 14

Perbedaan dampak gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap minat beli ulang rokok.

2 14 118

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 10

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 2

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 9

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 30

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 2