Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Setiap individu dan masyarakat dunia tahu bahwa merokok itu
mengganggu kesehatan, dan masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi
masalah nasional bahkan internasional sering sekali kita melihat orang merokok
dimana- mana dalam kehidupan sehari-hari baik dikantor, dipasar ataupun tempat
umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun
dibalik kenikmatan menghisap asap tersebut terdapat bahaya bagi kesehatan, pada
dasarnya terdahulu telah banyak yang mengetahui apa penyebab rokok dibutuhkan
manusia, dikarenakan banyaknya asumsi-asumsi masyarakat yang merasakan
setiap kenikmatan dibalik kebutuhan perokok.
Dan adapun sejarah kegiatan yang melibatkan tembakau pertama kali
dikenal dikalangan suku Maya, Aztec dan Indian di benua yang sekarang kita
kenal sebagai Amerika, sejak lebih dari seribu tahun sebelum masehi tradisi
membakar dan mengunyah tembakau dilakukan sebagai penghormatan dan simbol
persaudaraan ketika beberapa suku berkumpul, dan setelah kedatangan Kolombus
ke Amerika tradisi merokok dengan membakar tembakau mulai dikenal di dataran
Eropa, namun rupanya seoarang diplomat asal Perancis bernama Jean Nicot lah
yang memiliki andil paling besar dalam hal persebaran rokok di seluruh Eropa

bahkan kandungan utama di dalam rokok yakni nikotin juga diambil dari namanya
“Nicot”.

Universitas Sumatera Utara

Kemudian awal mula adanya rokok di Indonesia, berawal dari cerita kretek
dari kota Kudus, Jawa Tengah, Pada akhir abad ke-19, seorang pria bernama Haji
Djamari ingin membuat obat sakit asma dengan meracik cengkeh dan tembakau
karena setelah rajin menghisap ramuan cengkeh ini sakitnya reda, akhirnya rokok
obat ini menyebar cepat dengan cerita dari mulut ke mulut.
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan
baik untuk diri sendiri maupun orang sekitarnya, ada beberapa riset yang
mendukung pernyataan tersebut, jika dilihat dari sisi individu yang bersangkutan
menyatakan bahwa merokok dapat menimbulkan berbagai penyakit bila dillihat
dari segi kesehatan, dikarenakan adanya bahan kimia yang memacu kerja susunan
syaraf pusat dan susunan syaraf simpatif sehingga mengakibatkan tekanan darah
meningkat dan detak jantung bertambah cepat.
Kemudian rokok juga memiliki perbedaan dengan Ganja dan sejenisnya,
namun memiliki efek yang hamper sama pada sipenghisapnya yaitu ketagihan.
Ironisnya di balik itu semua tarik ulur dalam pembahasan rancangan undangundang tentang pengendalian dampak produk tembakau terhadap kesehatan

menjadikan regulasi rokok tidak terkendali. produk tembakau dalam hal ini adalah
rokok yang merambah ke berbagai tatanan kehidupan sosial masyarakat, yang
terdiri dari kelas atas hingga kelas bawah, dari pejabat hingga masyarakat. Bahkan
tren merokok tidak hanya terjadi pada masyarakat kaya, tetapi masyarakat
miskinpun juga banyak yang membakar uang untuk memenuhi keinginannya
terhadap rokok.
Fakta mengungkapkan bahwa kepala keluarga miskin yang merokok,
mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli rokok dibandingkan dengan

Universitas Sumatera Utara

yang dikeluarkan untuk pendidikan dan kesehatan, dampaknya adalah masyarakat
miskin tetap bertahan dalam kemiskinannya, sehingga untuk mencapai derajat
kesehatan yang baik dan memperoleh pendidikan yang optimal tidak dapat diraih.
sangat menyedihkan, di tengah upaya pemerintah untuk menggratiskan pelayanan
kesehatan dan pendidikan, tetapi masyarakat tidak menganggap bahwa kesehatan
dan pendidikan merupakan hal penting.
Beberapa profesi bahkan menjadi penyebab seseorang mulai merokok
dikarenakan


bidang-bidang yang berkaitan dengan konsentrasi tinggi yang

membutuhkan rasa tenang dalam pekerjaannya, seperti seni dan kerja intelektual,
dan seseorang merokok karena menghadapi tekanan hidup dan menjadikannya
sebagai sarana untuk melepaskan diri dari masalah yang sedang dihadapinya
hingga akhirnya tanpa disadari, merokokpun menjadi satu kebiasaan dalam
dirinya.
Rokok dalam promosinya ditampilkan dan digambarkan dalam bentuk
sebagai keberhasilan dan kebahagiaan, sehingga menimbulkan persepsi bahwa
rokok adalah sarana untuk mencapai kedewasaan, mencapai kepercayaan diri dan
sebagainya, hal ini didukung dengan penelitian dari WHO yang memperkirakan
bahwa kenaikan jumlah perokok Indonesia, khususnya anak usia muda, karena
gencarnya iklan rokok melalui berbagai media, sponsor pada kegiatan olahraga
dan hiburan.
Munculnya budaya merokok dikalangan remaja diakibatkan oleh
pergaulan dan gencarnya iklan rokok, yang mendorong remaja untuk merokok.
Selama ini orang menganggap citra atau tampilan dari merokok menandakan
orang gaul, terlihat keren, membuat tubuh bugar, stres hilang, menjaga kecantikan

Universitas Sumatera Utara


atau membuat tubuh ideal, ini adalah akibat promosi rokok yang dilakukan
sedemikian rupa agar mampu menarik perhatian para pelaku perokok dan
mendapatkan keuntungan dari produk yang terjual.
Pemerintah telah mengeluarkan peringatan tertulis yang memuat sederetan
gangguan kesehatan akibat rokok pada pembungkus rokok akan tetapi terbukti
tidak efektif disamping sulit dibayangkan wujud penyakitnya, pesan tidak pernah
diganti tidak membuat perokok percaya akan bahayanya ini terbukti dengan terus
meningkatnya jumlah perokok. Perokok remaja 15-19 tahun naik 150% selama
tahun 2001-2007 sementara perokok pemula usia 10-14 tahun naik hampir 2 kali
lipat selama periode yang sama penelitian di banyak negara menunjukkan bahwa
peringatan kesehatan berbentuk gambar lebih efektif meningkatkan pemahaman
tentang resiko merokok daripada bentuk tulisan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 109/2012 tentang
Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi
kesehatan pasal 15-18 dan Permenkes No 28/2013 tentang pencantuman
peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau,
industri rokok wajib memberikan peringatan kesehatan bergambar ( pictorial
health warning ). Pemerintah mengeluarkan kebijakan bagi setiap industri rokok


wajib mengunakan tampilan kemasan pada rokok dengan gambar atau visual,
yang menyampaikan pesan akibat dari bahaya merokok bukan hanya rokok dalam
negri yang harus mengunakan kemasan rokok yang menampilkan akibat
kerusakan tubuh karena merokok juga belaku untuk rokok yang masuk ke
Indonesia wajib menerapkannya.

Universitas Sumatera Utara

Perilaku merokok pada dasarnya adalah perilaku yang dipelajari oleh
mereka yang ingin mencoba, salah satunya adalah remaja, bahwa remaja yang
orang tuanya merupakan perokok aktif, tanpa disadari hal tersebut telah memberi
pengaruh terhadap anak remajanya. Hal ini dapat menjadi pernyataan bahwa
orang dapat belajar mengobservasi perilaku orang lain dan mempraktekan
perilaku tersebut. perilaku yang dihasilkan dari melihat perilaku orang lain
(disebut model) dengan belajar.
Observational learning tidak akan terjadi jika proses kognitif tidak
bekerja. Kita harus memberikan perhatian yang penuh terhadap perilaku model,
secara aktif mengkoding apa yang kita observasi dan menyimpan informasi ini
didalam memori. Faktanya, banyak perilaku yang diingat dan ditampilkan oleh
anak hasil dari mengobservasi perilaku model seperti belajar memperhatikan apa

yang dilakukan orang tua dalam kehidupan sehari hari yakni ruang lingkup
masyarakat dan keluarga.
Kondisi lingkungan sosial merupakan faktor utama seseorang memutuskan
untuk menjadi seorang perokok, hal tersebut dapat diamati dari pengalaman
seseorang yang telah terbiasa melihat keluarga maupun orang-orang disekitar
mereka menggunakan rokok tanpa ada rasa bersalah. Lingkungan pertemanan
juga dapat menjadi pemicu masuknya sesorang kedalam racun batang rokok
tersebut, lingkungan yang tanpa pembatas, minimnya perhatian dari orang tua,
intensitas komunikasi antar keluarga yang rendah, membuat seseorang tidak ragu
dan tanpa merasa bersalah ikut menggunakan rokok seperti melakukan hal wajar
lainnya

Universitas Sumatera Utara

Adapun sangsi denda telah di siapkan bagi para pelaku industri rokok, dan
apabila tidak menerapkannya maka sanksi tersebut berupa denda sebesar 500 juta
rupiah atau kurungan penjara selama lima tahun. Oleh karena itu peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian tentang kebijakan pemerintah untuk
mewajibkan para produsen rokok untuk menampilkan gambar peringatan
merokok pada bungkus rokok, dan hasil dari pemasangan gambar peringatan

tersebut berdampak seperti apa pada masyarakat perokok.
Maka dengan ini peneliti mengajukan suatu penelitian yang berjudul
perubahan prilaku perokok terhadap adanya peringatan bahaya rokok melalui
media gambar pada bungkus rokok.
B. Rumusan masalah
Rumusan masalah sering disebut dengan pernyataan masalah (statement of
problems). Rumusan masalah adalah pernyataan singkat suatu masalah yang akan
diteliti (M. Iqbal, 2002:43). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti
mencoba menarik suatu permasalahan. Maka hal yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perubahan prilaku perokok setelah adanya peringatan bahaya
merokok pada kemasan rokok ?
2. Bagaimana perubahan dari perokok setelah adanya peringatan pada
bungkus rokok yang mengunakan media gambar yang menampilkan resiko
kerusakan akibat merokok terhadap kesehatan dalam kebiasaan merokok ?
C. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penalitian adalah :

Universitas Sumatera Utara


1. Untuk dapat mengetahui perubahan prilaku perokok setelah adanya
bahaya peringatan merokok pada bungkus rokok yang mengunakan
media gambar.
2. Untuk mengetahui seberapa banyak perubahan jumlah perokok setelah
adanya peringatan bahaya merokok dengan media gambar yang
menampilkan resiko kerusakan akibat merokok terhadap kesehatan
pada pembungkus rokok.

D. Manfaat penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan haruslah memiliki manfaat yang jelas, baik
manfaat secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dilakukannya penelitian
ini adalah:

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi,pemahaman, serta sumbangan bagi pikiran bagi para pembaca
sehingga dapat menambah wawasan ilmiah terhadap perubahan perilaku
perokok. Selain itu juga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan
2.


Manfaat Praktis

a. Bagi penulis, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah. selain itu
penelitian ini juga dapat memperkaya wawasan peneliti dalam hal
pengetahuan tentang prilaku perokok dan dampak negative yang
ditimbulkan dari rokok itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

b. Bagi masyarakat, penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan
tentang bagaimana keseriusan pemerintah dalam mengurangi jumlah
perokok dan memberikan informasi bahaya merokok bagi para
masyarakat yang masi merokok agar bisa menghentikan aktifitas merokok
selain merugikan secara ekonomi merokok sangat merugikan dalam
kesehatan dalam jangka panjang.
E. Defenisi konsep
Untuk memperjelas maksud dan pengertian mengenai konsep yang
digunakan dalam penelitian ini maka peneliti membatasi konsep-konsep yang

digunakan, pemberian batasan konsep ini dperlukan untuk menuntun peneliti
dalam menangani rangakian proses penelitian bersangkutan serta dalam
menginterpretasiakan hasil penelitian (Sanafiah Faisal 1998: 107). Adapun
defenisi konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perubahan prilaku yaitu peralihan prilaku perokok setelah melihat gambar
berupa larangan merokok yang dicantumkan pada kemasan rokok.
2. Peringatan bahaya merokok yaitu larangan yang dibuat dan ditetapkan
oleh pemerintah Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No 109/2012
tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk
tembakau bagi kesehatan pasal 15-18 dan Permenkes No 28/2013 tentang
pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan
produk tembakau, industri rokok wajib memberikan peringatan kesehatan
bergambar (pictorial health warning) sejak 24 Juni.
3. Media gambar pada bungkus rokok, yaitu merupakan sebuah media sarana
penyampaian informasi secara luas yang diharapkan berdampak pada

Universitas Sumatera Utara

berkurangnya minat masyarakat terhadap rokok. Gambar yang ditampilkan
berupa gambar seram yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP)

No 109/2012 pasal 15-18 dan Permenkes No 28/2013. Syarat dari
pencantuman media gamabr ini dengan proporsi 50% dari keseluruhan
bagian depan maupun belakang rokok, berwarna dengan pesan tungal,
ditempatkan pada bagian atas bungkus rokok, tidak tertutup atau terhalang
oleh apapun, dan diganti secara periodik.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PERINGATAN BAHAYA MEROKOK BERUPA GAMBAR PADA KEMASAN ROKOK DENGAN TAHAPAN BERHENTI MEROKOK PADA KEPALA KELUARGA PEROKOK DI DESA RESTU BARU KECAMATAN RUMBIA LAMPUNG TENGAH

2 26 77

PERSEPSI MAHASISWA PEROKOK MENGENAI GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK BAGI Persepsi Mahasiswa Perokok Mengenai Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok Bagi Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2

0 7 15

PERSEPSI MAHASISWA PEROKOK MENGENAI GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK BAGI Persepsi Mahasiswa Perokok Mengenai Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Rokok Bagi Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2

0 2 14

Perbedaan dampak gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok terhadap minat beli ulang rokok.

2 14 118

SIKAP PEROKOK TERHADAP PESAN PERINGATAN BAHAYA MEROKOK DI SURABAYA (Study deskriptif sikap perokok Surabaya terhadap pesan peringatan bahaya merokok pada iklan,reklame, dan label bungkus rokok).

1 2 78

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 10

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 2

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 30

Perubahan Perilaku Perokok di Karenakan Peringatan Bahaya Merokok Melalui Media Gambar Pada Kemasan Rokok

0 0 2

PERILAKU MEROKOK REMAJA PASCA PAPARAN SLOGAN DAN GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA MEDIA IKLAN DAN BUNGKUS ROKOK

0 1 16