ANALISIS TERHADAP KEBERADAAN HAK GARAP PETANI DI ATAS LAHAN PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA PADA AREAL IZIN PERTAMBANGAN PT. KALTIM PRIMA COAL.

ANALISIS TERHADAP KEBERADAAN HAK GARAP PETANI DI ATAS
LAHAN PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN
BATUBARA PADA AREAL IZIN PERTAMBANGAN PT. KALTIM PRIMA
COAL
Rezky Danaya Shinta Manurung
110110090198
ABSTRAK
Pengaturan tentang tanah diatur dalam Undang – Undang Nomor 5
Tahun 1960, tetapi terdapat hak atas tanah di luar UUPA yaitu hak garap.
Tidak sedikit pada akhirnya menimbulkan perselisihan antar pihak yang
berkepentingan terhadap tanah garapan, khususnya penggunaan tanah
garapan di atas tanah Negara, salah satu contoh kasus terjadi di
Kalimantan Timur. Penyebab timbulnya konflik pertanahan di Kalimantan
Timur adalah mudahnya pemberian surat keterangan dari tingkat
kelurahan sehingga terjadi tumpang tindih atau timbulnya alat bukti ganda
hak garap tanah. Tujuan dilakukannya penelitian hukum ini adalah untuk
mengetahui kepastian hukum hak garap yang berada di atas lahan
PKP2B pada areal izin Pertambangan PT. Kaltim Prima Coal dan untuk
mengetahui tindakan hukum yang dapat dilakukan oleh PT. Kaltim Prima
Coal terhadap lahan PKP2B yang digunakan oleh para penggarap yang
mendapat surat keterangan izin garap dari Kepala Rukun Tetangga (RT)

dan/atau Kepala Desa.
Penelitian Hukum ini menggunakan metode pendekatan yuridis
normatif, spesifikasi penelitian dalam penelitian ini berupa penelitian
deskriptif analitis, tahapan penelitian diperoleh dengan mengumpulkan
data sekunder dan data primer yang diperoleh melalui penelitian
kepustakaan dan penelitian lapangan, teknik pengumpulan data dengan
studi dokumen dan wawancara, metode analisis data dilakukan dengan
metode yuridis kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemanfaatan lahan oleh para
petani di atas wilayah izin usaha pertambangan PT. KPC dimungkinkan
berdasarkan Pasal 6 UUPA bahwa “Semua hak atas tanah mempunyai
fungsi sosial” sebagai konsekuensi atas terbitnya PP No. 36 Tahun 1998
yang memberikan peluang kepada warga masyarakat untuk
memanfaatkan lahan yang tidak atau belum dipergunakan oleh
perusahaan dalam jangka waktu lama. Lahan PKP2B tersebut telah
digunakan oleh para petani, dimana penggunaan tanah tersebut
memberikan manfaat bagi petani sekaligus memelihara dan menambah
kesuburan tanah. Dengan telah dijaganya lahan tersebut oleh petani
memungkinkan pemberian ganti rugi oleh PT. KPC kepada petani.
Penyelesaian masalah dan kewajiban pembayaran ganti rugi oleh PT.

KPC dilakukan dengan cara mediasi.