PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.P. 2013/2014.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASILBELAJARSISWAPADA MATERI POKOKELASTISITAS KELAS

XISEMESTERI DI MAN 1 MEDAN T.P 2013/2014

Oleh: Fitriani NIM 409121031

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan


(2)

i JuduJ Skripsi

N:mu

l\'11\f

Pengnrub Model Pembelajaran Inquiry Training terbadap HasiJ Belajar Siswa pada Matcri 'Pokok Elastisitas Kelas XI Semester I di MAN 1 Medan T.'P 201312014

: Fitriani : 409121031 Program Studi : Pendidikan Fisika Jurusan : Fisilca

Mtn~ etujui: Dostn Pcmhimhint Skrip'i

1\t~ac~bui :

Junasaa H ika Kma,


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul”Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Elastisitas di Kelas XI Semester I MAN 1 Medan

T.P2013/2014”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Dengan selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Alkhafi Maas Siregar, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan nasehat kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd, Bapak Purwanto, S.Si, M.Pd, dan Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd selaku dosen penguji 1,2, dan 3 yang telah memberikan masukan agar skripsi ini menjadi lebh baik, dan kepada Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd selaku dosen penasehat akademik yang telah membimbing penulis selama menjalankan perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr.H.Burhanuddin, M.Pd selaku kepala sekolah MAN 1 Medan, Bapak Drs. H. Samsul Bahri, M.Pd selaku ketua laboratorium fisika di MAN 1 Medan, dan Ibu Dewi Arisanti, S.Pd selaku guru bidang studi Fisika di MAN 1 Medan yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian serta para guru serta staf administrasi MAN 1 Medan yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda Khairul Adwar, Ibunda Halimatun, Adinda Ratna Juwita dan Ananda Husnul Yaqin atas


(4)

v

Asmidar Dalimunthe, Poppy Aulia Septika, Samrihot Sihotang, Sarlestari Hutauruk, Imam Novpriyandi, Pangeran Affandy Siregar, Dwi Pratiwi dan seluruh teman-teman stambuk 2009 Pendidikan Fisika Reguler A yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamaan, kasih sayang, dukungan, persahabatan dan kekeluargaan serta semua hal yang telah diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun dan menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Medan, Januari 2014 Penulis,

Fitriani


(5)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASILBELAJARSISWAPADA MATERI POKOKELASTISITAS KELAS

XISEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.P 2013/2014 Fitriani (NIM 409121031)

ABSTRAK

Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok elastisitas kelas XI semester I di MAN 1 Medan T.P 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan menggunakan desain penelitian two group pretest-postest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Medan yang terdiri dari 7 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas XI IPA-3 dengan 43 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA-4 dengan 43 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu tes dan lembar observasi. Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda sebanyak 15 soal dengan 5 option dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh dua orang observer. Uji hipotesis menggunakan uji t dua pihak.

Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata pretes kelas eksperimen 43.8 dengan standar deviasi 13.5 dan kelas kontrol 40.7 dengan standar deviasi 12.9. Pada pengujian normalitas untuk pretes kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0.0951 dan Ltabel = 0.135 dan kelas kontrol dengan Lhitung = 0.0780, dan Ltabel = 0.135, sehingga diperoleh Lhitung < Ltabel, maka data kedua kelas berdistribusi normal. Pada uji homogenitas pretes untuk kedua sampel diperoleh Fhitung = 1.08 dan Ftabel = 1.67 sehingga Fhitung < Ftabel , maka kedua sampel berasal dari kelompok yang homogen. Setelah pembelajaran selesai diperoleh rata-rata postes kelas eksperimen 88.06 dengan standar deviasi 8.30 dan kelas kontrol 84.34 dengan standar deviasi 10.17. Hasil uji t dengan α = 0.05 diperoleh thitung = 3.20 dan ttabel= 1,99 sehingga thitung> ttabelmaka Hodi tolak dan Hadi terima. Dari hasil

pengamatan yangg dilakukan observer diperoleh bahwa aktivitas siswa pada pertemuan I adalah 73.79, pertemuan II adalah 80, dan pertemuan III adalah 84.49. Dari hasil uji t diperoleh bahwa ada pengaruh yang signifikan dari model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar siswa materi pokok Elastisitas kelas XI Semester I di MAN 1 Medan T.P 2013/2014.


(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

DAFTAR TABEL x

BAB I : PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Belajar 8

2.1.2. Pengertian Hasil Belajar 9

2.1.3. Aktivitas Siswa 10

2.1.4. Pengertian Model Pembelajaran 12

2.1.5. Model Pembelajaran Inquiry Training 13

2.1.5.1. Peran Guru 16

2.1.5.2. Keunggulan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry Training 17

2.1.6. Model Pembelajaran Konvensional 18

2.2. Materi Pelajaran 20

2.3. Kerangka Konseptual 24

2.4. Hipotesis 25

BAB III METODE PENELITIAN 26

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 26

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 26

3.2.1. Populasi Penelitian 26

3.2.2. Sampel Penelitian 26

3.3. Variabel Penelitian 26

3.3.1. Variabel Bebas (X) 26

3.3.2. Variabel Terikat (Y) 26

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 26

3.5. Prosedur Penelitian 27


(7)

3.6.1. Tes 28

3.6.1.1. Validitas Isi 29

3.6.1.2. Validitas Ramalan 30

3.6.2. Lembar Observasi 32

3.7. Teknik Analisa Data 33

3.7.1. Uji Normalitas 33

3.7.2. Uji Homogenitas 34

3.7.3. Uji Hipotesis 35

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36

4.1. Hasil Penelitian 36

4.1.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 36

4.1.2. Perlakuan dan Observasi 37

4.1.3. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39

4.1.4. Pengujian Analisa Data 40

4.1.4.1 Uji Normalitas Data 40

4.1.4.2 Uji Homogenitas Data 41

4.1.4.3 Uji Hipotesis Penelitian 41

4.2. Pembahasan 42

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 50

5.1. Kesimpulan 50

5.2. Saran Penelitian 50

DAFTAR PUSTAKA 52


(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group Pretest-Postest Design 27 Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Elastisitas 28 Tabel 3.3 Kategori ketuntasan penguasaan materi pelajaran 29

Tabel 3.4 Kategori aktivitas 33

Tabel 4.1 Data nilai pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 36 Tabel 4.2 Perkembangan aktivitas belajar sisiwa kelas eksperimen 38 Tabel 4.3 Data postest kelas eksperimen dan kelas kontrol 39 Tabel 4.4 Uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 40 Tabel 4.5 Uji normalitas data postest kelas eksperimen dan kelas kontrol 40 Tabel 4.6 Ringkasan hasil uji homogenitas data pretes 41 Tabel 4.7 Ringkasan hasil uji homogenitas data postes 41 Tabel 4.8 Ringkasan perhitungan uji t postes 42 Tabel 4.9 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas eksperimen 45

kategori tinggi

Tabel 4.10 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas eksperimen 45 kategori sedang

Tabel 4.11 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas eksperimen 46 kategori rendah

Tabel 4.12 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas kontrol 47 kategori tinggi

Tabel 4.13 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas kontrol 47 kategori sedang

Tabel 4.14 Perbandingan nilai pretes dan postes kelas kontrol 48 kategori rendah


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bahan elastis yang diberi gaya 20

Gambar 2.2 Sebuah benda elastis berbentuk batang 20

Gambar 2.3 Suspensi sepeda motor dipasang paralel 22

Gambar 2.4 Susunan pegas seri dan parallel 23

Gambar 2.5 Susunan pegas campuran 23

Gambar 4.1 Diagram batang data pretes kelas eksperimen 37 Gambar 4.2 Diagram batang data pretes kelas kontrol 37 Gambar 4.3 Perkembangan aktivitas belajar siswa kelas eksperimen 38 Gambar 4.4 Diagram batang data postes kelas eksperimen 39 Gambar 4.5 Diagram batang data postes kelas kontrol 40


(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas 54

Eksperimen

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas 73 Kontrol

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa 89

Lampiran 4. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar 96

Lampiran 5. Tes Hasil Belajar 107

Lampiran 6. Kunci Jawaban 111

Lampiran 7. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa 112 Lampiran 8. Deskriptor Observasi Belajar Siswa 113

Lampiran 9. Tabulasi Hasil Validitas Tes 114

Lampiran 10. Analisis Butir Soal untuk Siswa Kelompok Atas dan 116 Kelompok Bawah

Lampiran 11. Perhitungan Validitas Tes 118

Lampiran 12. Rangkuman Analisis Validitas Ramalan Instrumen 123 Penelitian

Lampiran 13. Nama-nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 124 Lampiran 14. Distribusi Skor Nilai Pretes Kelas Eksperimen 126 Lampiran 15. Distribusi Skor Nilai Pretes Kelas Kontrol 128 Lampiran 16. Distribusi Skor Nilai Postes Kelas Eksperimen 129 Lampiran 17. Distribusi Skor Nilai Postes Kelas Kontrol 131 Lampiran 18. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 133 Lampiran 19. Data Pretes dan Postes Kelas Kontrol 135 Lampiran 20. Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standar Deviasi 137

Lampiran 21. Uji Normalitas 140

Lampiran 22. Uji Homogenitas 143

Lampiran 23. Uji Hipotesis 146

Lampiran 24. Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 149 Lampiran 25. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 158

Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian 160

Lampiran 27. Tabel Harga Kritik dan r Product Moment 164 Lampiran 28. Daftar nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 165 Lampiran 29. Tabel Wilayah Luas di Bawah kurva normal 0 ke Z 166 Lampiran 30. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 167 Lampiran 31. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 169


(11)

RIWAYAT HIDUP

Fitriani dilahirkan di Teluk Kepayang, Aceh Tamiang pada tanggal 26 April 1992. Ayah bernama Khairul Adwar dan Ibu bernama Halimatun merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk MIS AL-Washliyah Medan Krio dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di MTsS AL-Washliyah Medan Krio dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di MAN 1 Medan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan lulus pada tahun 2014.


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Trianto, 2011).

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar tentang proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (Rusman, 2011).

Dalam upaya mengetahui hasil belajar siswa, pemerintah melakukan evaluasi secara nasional melalui ujian nasional (UN) untuk beberapa mata pelajaran termasuk fisika. Namun hasil UN belum menggambarkan mutu pembelajaran karena belum ada data akurat tentang proses pembelajaran yang terjadi di semua level pendidikan. Permasalahan penyelesaian soal UN di propinsi Sumatera Utara terjadi untuk semua mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Setelah menelaah hasil UN selama 3 tahun terakhir diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami wacana sebuah teks bahasa Indonesia. Kondisi ini dapat terjadi karena proses belajar mengajar yang kurang tepat, atau karena minimnya aktivitas siswa dalam membaca wacana, atau karena kurangnya buku di sekolah terkait dengan aktivitas membaca, atau sebab lainnya (Sani, R.A, 2011).


(13)

2

Fisika merupakan ilmu yang mempelajari gejala atau fenomena alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta. Fisika mempunyai arti penting dalam pengembangan teknologi. Konsep-konsep fisika digunakan oleh para ilmuwan untuk mengembangkan teknologi sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan manusia. Sebagai contoh, internet yang saat ini digunakan untuk sarana komunikasi di seluruh penjuru dunia menggunakan fisika sebagai ilmu dasarnya. Begitu pentingnya fisika bagi kehidupan manusia mendorong guru untuk selalu berusaha meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam konteks pendidikan Fisika, sebagai contoh, hasil belajar dimaksud tidak hanya pada aspek kemampuan mengerti fisika sebagai Ilmu Pengetahuan Alam atau

cognitive tetapi juga aspek sikap atau attitude terhadap Fisika. Rendahnya hasil

belajar fisika disebabkan oleh banyak hal antara lain: kurikulum yang padat, materi pada buku pelajaran yang dirasakan terlalu sulit untuk di ikuti, media belajar yang kurang efektif, laboratorium yang tidak memadai, kurang tepatnya penggunaan media pembelajaran yang dipilih oleh guru, kurang optimal dan kurangnya keselarasan siswa itu sendiri, atau sifat konvesional, dimana siswa tidak banyak terlibat dalam proses pembelajaran dan keaktifan kelas sebagian besar didominasi oleh guru (Supardi, U.S, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di kelas XI IPA di MAN 1 Medan kepada 42 orang siswa yang telah disebari angket oleh peneliti, terdapat sebanyak 57,1% (24 orang siswa) berpendapat fisika adalah pelajaran yang sulit dan kurang menarik, 31% (13 orang siswa) berpendapat fisika biasa saja, dan hanya 11,9% (5 orang siswa) yang berpendapat fisika mudah dan menyenangkan. Data angket juga menunjukkan bahwa sebanyak 50% (21 orang siswa) menyatakan mereka senang mengerjakan soal-soal fisika apabila dilakukan dengan cara berdiskusi atau berkelompok. Serta sebanyak 59,5% (25 orang siswa)


(14)

3

Hasil observasi pada saat kegiatan pembelajaran yang terjadi di MAN 1 Medan berupa penyampaian materi pembelajaran yang berpusat pada guru, pemberian contoh soal, mengerjakan soal latihan dan tanya jawab. Dengan kata lain, model pembelajaran yang digunakan masih klasikal yakni model pembelajaran konvensional. Dimana pada proses pembelajaran konvensional tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Siswa di MAN 1 Medan juga memberi respon yang kurang baik terhadap mata pelajaran fisika, ini dapat dilihat ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran, mereka kurang memperhatikan materi yang disampaikan guru tersebut. Karena kurangnya perhatian saat guru sedang menjelaskan, seringkali mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru tersebut. Ketidakmampuan mengerjakan tugas mengakibatkan mereka menganggap pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit dipahami. Inilah yang menyebabkan rendahnya pencapaian hasil belajar siswa (Fitriani, 2013).

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, peneliti menggunakan model pembelajaran Inquiry Training. Dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut. Hal ini didasarkan karena rangkaian kegiatan pembelajaran Inquiry Training menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Pembelajaran ini juga menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Selain itu, pemilihan model pembelajaran ini dasarkan pada pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa. Dimana karakteristik siswa di lokasi penelitian memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu.

Penelitian mengenai Model Pembelajaran Inquiry Training ini sudah pernah diteliti oleh Mawar Siregar (2012) pada sub materi Pemantulan Cahaya di SMA Teladan Indrapura. Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen (dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training) adalah


(15)

4

71,53 sedangkan kelas kontrol (dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional) adalah 63,04.

Pada penelitian diatas, peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah dari Model Pembelajaran Inquiry Training sebagaimana yang ditekankan dalam model ini, namun peneliti masih mengalami kendala yang mengakibatkan hasil penelitian kurang maksimal. Menurut Mawar Siregar (2012) kendala yang dialami adalah kondisi kelas yang sulit dikontrol karena jumlah siswa di dalam kelompok terlalu banyak sehingga menimbulkan keributan serta mengakibatkan kurang aktifnya siswa di dalam kelompok dan juga peneliti kurang mengarahkan situasi belajar yang kondusif dan kurang memperhatikan aktivitas siswa. Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti menyarankan sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 3-4 orang saja agar semua siswa bekerja dalam setiap kelompoknya dan juga peneliti menyarankan sebelum pembelajaran dimulai lebih baik jika melakukan adaptasi terlebih dahulu agar siswa serta peneliti tidak bingung dengan tahap-tahap inquiry training.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi bahwa rendahnya hasil belajar disebabkan oleh:

1. Anggapan siswa mengenai pelajaran fisika yang sulit dan kurang menarik. 2. Kurang aktifnya siswa pada saat pelajaran fisika berlangsung.

3. Penerapkan model pembelajaran yang belum bervariasi dan masih bersifat konvensional.

4. Seringmya siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.


(16)

5

2. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada Materi Pokok Elastisitas.

3. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen adalah Model Pembelajaran Inquiry Training.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan T.P 2013/2014?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan T.P 2013/2014?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa di kelas XI di MAN 1 Medan T.P 2013/2014 selama pelaksanaan model pembelajaran Inquiry Training? 4. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap

hasil belajar siswa pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan T.P 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa di kelas XI di MAN 1 Medan T.P 2013/2014 selama pelaksanaan model pembelajaran inquiry training.


(17)

6

4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni:

1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru-guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat pada pembelajaran fisika.

2. Sebagai acuan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran Inquiry

Training dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada

materi pokok elastisitas.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model ini.

1.7 Definisi Operasional

• Belajar merupakan akibat dari perubahan dalam struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu dari struktur medan kognitif itu sendiri, yang lainnya dari kebutuhan dan motivasi internal individu (Lewin dalam Sagala, 2012)

• Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari anak setelah belajar. Hasil belajar merupakan cerminan dari keberhasilan siswa yang diperoleh dalam proses belajar. Hasil belajar yang baik dapat dicapai melalui usaha yang keras dengan keuletan dan disiplin tinggi (Arikunto, 2002).


(18)

7

pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (Reekahdo, 2012)

Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran inquiry

training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan

siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif. Model pembelajaran inquiry training memiliki lima tahap yaitu sebagai berikut : menghadapkan pada masalah, pengumpulan data verifikasi, pengumpulan data eksperimen, mengolah, merumuskan suatu penjelasan, dan analisis proses inquiry (Joyce et al, 2009).

• Model pembelajaran konvensional merupakan sebuah sistem pengajaran yang biasa dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Model pembelajaran konvensional adalah interaksi antara guru dan siswa dalam proses pengajaran dipandang sebagai yang mengetahui sesuatu apapun. Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut: kegiatan pendahuluan pembelajaran, guru mengkonsentrasikan siswa pada materi yang akan dipelajari dengan memberikan apersepsi; kegiatan inti pembelajaran, terdapat proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; dan kegiatan penutup pembelajaran, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan tes (Dormatio, 2013).


(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN 1 Medan T.P 2013/2014 memiliki rata-rata 88.06 termasuk ke dalam kategori baik sekali.

2. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN 1 Medan T.P 2013/2014 memiliki rata-rata 84.34 termasuk ke dalam kategori baik sekali.

3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training diperoleh nilai rata-rata aktivitas 79.43 dengan kriteria aktif.

4. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel (3.20 > 1.99) maka Hadi terima yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara

hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training dan model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN 1 Medan T.P 2013/2014.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih menguasai dalam mengelola tahap-tahap/sintaks dari model pembelajaran Inquiry Training, karena


(20)

51

3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya membagi anggota kelompok saat praktikum lebih baik jangan lebih dari 3 atau 4 orang siswa agar dapat mengontrol siswa dalam melakukan praktikum.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training disarankan agar memilih kelas yang sudah terbiasa dalam membentuk dan bekerja kelompok karena dalam pembelajaran Inquiry Training ini dituntut keaktifan dan kerjasama siswa baik secara individu maupun dalam kelompok.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama disarankan untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan mempersiapkan permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan.


(1)

71,53 sedangkan kelas kontrol (dengan menggunakan Model Pembelajaran Konvensional) adalah 63,04.

Pada penelitian diatas, peneliti sudah melaksanakan langkah-langkah dari Model Pembelajaran Inquiry Training sebagaimana yang ditekankan dalam model ini, namun peneliti masih mengalami kendala yang mengakibatkan hasil penelitian kurang maksimal. Menurut Mawar Siregar (2012) kendala yang dialami adalah kondisi kelas yang sulit dikontrol karena jumlah siswa di dalam kelompok terlalu banyak sehingga menimbulkan keributan serta mengakibatkan kurang aktifnya siswa di dalam kelompok dan juga peneliti kurang mengarahkan situasi belajar yang kondusif dan kurang memperhatikan aktivitas siswa. Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti menyarankan sebaiknya jumlah siswa dalam setiap kelompok cukup 3-4 orang saja agar semua siswa bekerja dalam setiap kelompoknya dan juga peneliti menyarankan sebelum pembelajaran dimulai lebih baik jika melakukan adaptasi terlebih dahulu agar siswa serta peneliti tidak bingung dengan tahap-tahap inquiry training.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi bahwa rendahnya hasil belajar disebabkan oleh:

1. Anggapan siswa mengenai pelajaran fisika yang sulit dan kurang menarik. 2. Kurang aktifnya siswa pada saat pelajaran fisika berlangsung.

3. Penerapkan model pembelajaran yang belum bervariasi dan masih bersifat konvensional.

4. Seringmya siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

5. Kurang baiknya respon siswa terhadap mata pelajaran fisika.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di kelas XI MAN 1 Medan pada semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.


(2)

5

2. Materi pembelajaran pada penelitian ini hanya dibatasi pada Materi Pokok Elastisitas.

3. Model pembelajaran yang digunakan selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen adalah Model Pembelajaran Inquiry Training.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan T.P 2013/2014?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan T.P 2013/2014?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa di kelas XI di MAN 1 Medan T.P 2013/2014 selama pelaksanaan model pembelajaran Inquiry Training? 4. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap

hasil belajar siswa pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan T.P 2013/2014?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan.

3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa di kelas XI di MAN 1 Medan T.P 2013/2014 selama pelaksanaan model pembelajaran inquiry training.


(3)

4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok elastisitas kelas XI di MAN 1 Medan.

1.6 Manfaat Penelitian

Sehubungan dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni:

1. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru-guru fisika untuk memilih model pembelajaran yang lebih baik dan tepat pada pembelajaran fisika.

2. Sebagai acuan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran Inquiry Training dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa khususnya pada materi pokok elastisitas.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model ini.

1.7 Definisi Operasional

• Belajar merupakan akibat dari perubahan dalam struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif itu adalah hasil dari dua macam kekuatan, satu dari struktur medan kognitif itu sendiri, yang lainnya dari kebutuhan dan motivasi internal individu (Lewin dalam Sagala, 2012)

• Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh dari anak setelah belajar. Hasil belajar merupakan cerminan dari keberhasilan siswa yang diperoleh dalam proses belajar. Hasil belajar yang baik dapat dicapai melalui usaha yang keras dengan keuletan dan disiplin tinggi (Arikunto, 2002).

• Aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar yang merupakan interaksi antara siswa dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu selalu berkaitan. Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem


(4)

7

pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (Reekahdo, 2012)

Model pembelajaran inquiry training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran inquiry training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif. Model pembelajaran inquiry training memiliki lima tahap yaitu sebagai berikut : menghadapkan pada masalah, pengumpulan data verifikasi, pengumpulan data eksperimen, mengolah, merumuskan suatu penjelasan, dan analisis proses inquiry (Joyce et al, 2009).

• Model pembelajaran konvensional merupakan sebuah sistem pengajaran yang biasa dilakukan dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Model pembelajaran konvensional adalah interaksi antara guru dan siswa dalam proses pengajaran dipandang sebagai yang mengetahui sesuatu apapun. Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut: kegiatan pendahuluan pembelajaran, guru mengkonsentrasikan siswa pada materi yang akan dipelajari dengan memberikan apersepsi; kegiatan inti pembelajaran, terdapat proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi; dan kegiatan penutup pembelajaran, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan tes (Dormatio, 2013).


(5)

50

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN 1 Medan T.P 2013/2014 memiliki rata-rata 88.06 termasuk ke dalam kategori baik sekali.

2. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN 1 Medan T.P 2013/2014 memiliki rata-rata 84.34 termasuk ke dalam kategori baik sekali.

3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training diperoleh nilai rata-rata aktivitas 79.43 dengan kriteria aktif.

4. Berdasarkan hasil perhitungan uji t diperoleh bahwa thitung > ttabel (3.20 > 1.99) maka Hadi terima yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara

hasil belajar siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training dan model pembelajaran konvensional pada materi pokok elastisitas di kelas XI semester I MAN 1 Medan T.P 2013/2014.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar lebih menguasai dalam mengelola tahap-tahap/sintaks dari model pembelajaran Inquiry Training, karena sebagian tahap dapat menyita waktu yang lebih banyak dari yang ditargetkan. 2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan ketersediaan alat dan


(6)

51

3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya membagi anggota kelompok saat praktikum lebih baik jangan lebih dari 3 atau 4 orang siswa agar dapat mengontrol siswa dalam melakukan praktikum.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training disarankan agar memilih kelas yang sudah terbiasa dalam membentuk dan bekerja kelompok karena dalam pembelajaran Inquiry Training ini dituntut keaktifan dan kerjasama siswa baik secara individu maupun dalam kelompok.

5. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama disarankan untuk memperhatikan kemampuan awal siswa dan mempersiapkan permasalahan yang menggugah rasa ingin tahu siswa sehingga siswa termotivasi untuk menemukan jawaban dari permasalahan.