PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 KETAPANG

  

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MACROMEDIA FLASH

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 KETAPANG

1)  2) 1)

  Dwi Rindha Adiansyah , M. Agus Wibowo dan Dedeh Kurniasih

  1)

  Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak

  2)

  Program Studi Kimia Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

  

  email :adiansyah6461@gmail.com

  

ABSTRACT

This study aimed at investigating the influence of macromedia flash to student

learning achievement at SMA Muhammadiyah I Ketapang. The use of this learning

media aimed to facilitate teachers in conveying learning material so that students are

effectively able to achieve the learning goals. The population of this study were 20

students of the eleventh grade of Natural Sciences class of SMA Muhammadiyah I

Ketapang . The sample was Natural Science class students consisted of 10 students

as the experimental class and 10 students as the control class. Using a quasi-

experimental, this study used test questions of reaction rate material as the

instruments. The study revealed a significant difference between experimental class

taught using macromedia flash and control class without the media. This was shown

by the results of the data analysis of the t-test obtained by the t-value of 2.682 greater

than the 5% table value of 2.100. Further, the experimental class taught by using flash

macromedia showed an average value of 81.11, and the control class showed an

average value of 63.33. In conclusion, flash media was effective in improving student

learning outcomes, by the score difference of 17.78.

  Keywords: learning media, flash macromedia, learning outcomes PENDAHULUAN

  Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Proses pembelajaran di sekolah sangat membutuhkan strategi dalam penyampaian, dan sistem evaluasi yang tepat. Strategi itu dapat berupa pembelajaran yang menyenangkan, menarik, mengasyikkan, tidak membosankan, variatif, dan kreatif.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Muhammadiyah 1 Ketapang diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi laju reaksi. Hal ini dapat dilihat dalam nilai ulangan harian siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Ketapang tahun ajaran 2017/2018. Hasil ulangan harian pada materi laju reaksi dari 20 siswa hanya sebanyak 2 orang yang tuntas pada materi laju reaksi, Menurut guru kimia ketidaktuntasan siswa dikarenakan siswa mengalami kesulitan memahami konsep faktor-faktor laju reaksi dan orde reaksi. Selain itu juga guru kimia sering menggunakan metode ceramah saat proses pembelajaran sesekali diselingi dengan diskusi siswa. Guru juga tidak pernah menggunakan media apapun dalam proses pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan siswa sulit untuk mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

  Penggunaan media dalam pembelajaran ternyata memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap kemampuan mengingat siswa. Ada berbagai macam bentuk media pembelajaran yaitu media audio adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset, dan piringan hitam. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua (Djamarah, 2006). Dalam penelitian ini media yang digunakan yaitu media visual yang berbentuk flash.

  Media flash juga dapat merangsang retensi (daya ingat) siswa sehingga dapat mengingat materi yang diajarkan lebih lama. Media ini berperan dalam meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Penggunaan media flash pada materi laju reaksi akan membuat siswa mengingat materi pelajaran lebih lama dan siswa akan dapat memahami konsep-konsep dengan mudah di dalam materi. Untuk perhitungan, media ini juga dapat membantu siswa untuk mengingat rumus dan persamaan yang ada di dalam materi.

  Penelitian yang dilakukan oleh Salim (2011) dengan menggunakan Media Pembelajaran Macromedia Flash pada Pelajaran Fisika Materi Konsep Gaya Kelas X SMK Muhammadiyah Majenang memberikan efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran tanpa media flash. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh kelompok pembelajaran menggunakan media pembelajaran macromedia flash dengan nilai rata-rata 20,94 sedangkan untuk kelompok pembelajaran yang tanpa menggunakan media pembelajaran macromedia flash nilai rata-ratanya sebesar 18,87. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Nafsiah (2012) dengan menggunakan media pembelajaran berbasis flash memberikan peningkatan hasil belajar dengan effect size sebesar 0,40 (tergolong sedang) pada materi ikatan kimia. Penelitian Kusuma (2015) dengan menggunakan macromedia flash juga menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa kelas X IPA dengan perolehan skor rata-rata kelas mencapai 70,88% dan total siswa yang mencapai KKM yaitu lebih dari 80%.

  Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan media flash terhadap hasil belajar siswa, karena media flash dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “Pengaruh penggunaan media pembelajaran macromedia flash terhadap hasil belajar siswa pada materi laju reaksi kela XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Ketapang ”.

METODE PENELITIAN

  Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian kuantitatif. Dalam penelitian eksperimen ini, peneliti juga harus membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu Kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan atau stimulus sesuai dengan tujuan peneliti dan kelompok kontrol sebagai pembanding.

  Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa XI IPA SMA Muhammadiyah 1 Ketapang tahun ajaran 2017/2018. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampling Jenuh. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 10 orang siswa kelas kontrol dan 10 orang siswa kelas eksperimen.

  Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pada tahap persiapan penelitian dilakukan 1) Melakukan pra riset di SMA Muhammadiyah 1 Ketapang antara lain pengumpulan data nilai siswa, wawancara dengan guru mata pelajaran kimia. 2) Menyiapkan instrumen penelitian berupa media flash dan soal test. 3) Melakukan validasi instrumen penelitian.

  Pada tahap pelaksanaan penelitian yaitu 1) Memberikan pre-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. 2) Melakukan pembelajaran menggunakan media flash pada kelas eksperimen dan tanpa media flash pada kelas kontrol. 3) Memberikan post- test pada kelas kontrol dan eksperimen. 4) Mengoreksi dan menganalisis jawaban siswa. Kemudian tahap akhir penelitian menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan menyusun laporan penelitian.

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu soal pre-test dan post-test berupa essai pada materi faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

  Pada penelitian ini diperoleh data kuantitatif, maka untuk menganalisis data dilakukan teknik statistik dengan bantuan program SPSS for windows Ver. 25. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik uji

  

kolmogorof-smirnorf. Uji normalitas digunakan untuk menguji kenormalan. Jika nilai

  data signifikansi lebih dari 0,05 maka terdistribusi secara normal. Jika nilai data signifikansi kurang dari 0,05 maka tidak terdistribusi secara normal.

  Selanjutnya dilakukan uji F untuk mengetahui kehomogenan kedua varian homogen atau tidak. Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka kedua varian homogen. Jika signifikansi kurang dari 0,05 maka kedua varian berbeda.

  Kemudian dilakukan uji T untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki perbedaan kemampuan atau tidak. Pedoman pengambilan keputusan untuk uji T adalah jika signifikansi > 0,05 maka kedua kelas tidak memiliki perbedaan kemampuan. Jika signifikansi < 0,05 maka kedua kelas memiliki perbedaan kemampuan.

  Jika terdapat perbedaan kemampuan pada kedua kelas, selanjutnya dilakukan perhitungan seberapa besar pengaruh media flash menggunakan rumus dan kriteria

  effect size sebagai berikut (Arikunto, 2010):

  Berdasarkan persamaan effect size simbol ES Effect Size, simbol Xe rata-rata kelas eksperimen, simbol Xc rata-rata kelas kontrol, simbol Sc standar deviasi kelas kontrol.

  

T a b e l 1. N i l a i K r i t e r i a E f f e c t S i z e

  Interval Kriteria ES Rendah

  0,2

  0,2 < ES < 0,8 Sedang ES Tinggi

  0,8 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

  Analisis perbedaan hasil belajar kelas kontrol dengan kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 1.

  100

  81.11

  80 1.

  63.33

  60 pretest

  36.66

  

32.21

  40 posttest 20 kelas kontrol kelas eksperimen

  

Gambar 1. Grafik nilai rata-rata pretest dan posttest

kelas kontrol dan kelas eksperimen

  Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa rata-rata nilai pretest kelas kontrol adalah 36,66 dan rata-rata nilai posttest adalah 63,33 dengan perubahan nilai sebesar 26,67, sedangkan rata-rata nilai pretest kelas eksperimen adalah 32,21 dan rata-rata nilai

  

posttest adalah 81,11 dengan perubahan nilai sebesar 48,9. Hal ini menunjukkan

  terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan media flash terlihat dari rata-rata nilai pretest dan posttest kedua kelas. Hal ini disebabkan karena media flash mempermudah siswa memahami tumbukan yang terjadi pada laju reaksi. Jika tanpa menggunakan media flash siswa hanya bisa berimajinasi dan tidak tahu bagaimana tumbukan antar partikel terjadi. Media flash mempermudah siswa melihat tumbukan yang terjadi antar partikel secara visual. Penelitian menggunakan media flash ini juga pernah dilakukan oleh Salim (2011) media flash memberikan efektivitas yang tinggi dimana nilai rata-rata pembelajaran menggunakan media flash lebih besar (20,94) daripada pembelajaran yang tidak menggunakan media flash (18,87). Pada kelas kontrol dan eksperimen terjadi kenaikan masing-masing sebesar 26,67 dan 48,9. Perbedaan nilai tersebut menunjukkan kenaikan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol sebesar 22,23.

  Apabila dilihat dari ketuntasan belajar siswa dengan nilai KKM 75, banyaknya siswa yang tidak tuntas pada kelas eksperimen adalah 2 siswa sedangkan kelas kontrol sebanyak 7 siswa. Banyaknya siswa yang tidak tuntas pada kelas kontrol disebabkan adanya perbedaan perlakuan yang diberikan. Adanya perbedaan perlakuan yang diberikan menimbulkan perbedaan suasana belajar. Pada pembelajaran kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan media flash lebih menarik dan berbeda dari pembelajaran dengan metode ceramah tanpa menggunakan media flash, sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

  Pengaruh Penggunaan Media Flash Terhadap Hasil Belajar

  Hasil test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dianalisis untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan siswa. Langkah yang dilakukan adalah menguji normalitas data dengan uji kolmogorof-smirnorf. Hasil uji normalitas pada kelas kontrol menunjukkan signifikansi lebih dari 0,05 (0,75>0,05) dan kelas eksperimen menunjukkan signifikansi lebih dari 0,05 (0,168>0,05). Karena kedua kelas memiliki signifikansi lebih dari 0,05, maka kedua kelas berdistribusi normal.

  Selanjutnya dilakukan uji f untuk mengetahui apakah kedua kelas homogen atau tidak. Berdasarkan hasil uji f menunjukkan signifikansi lebih besar dari 0,05 (0,058>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas homogen. Selanjutnya dilakukan uji t untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan pada kedua kelas. Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,015<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki perbedaan kemampuan.

  Kemudian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan media

  

flash terhadap hasil belajar siswa pada materi laju reaksi dengan menggunakan rumus

effect size. Hasil perhitungan effect size nilai rata-rata hitung posttest kelas eksperimen

  dan nilai rata-rata hitung posttest kelas kontrol serta standar deviasi sehingga diperoleh hasil sebesar 0,98. Hasil perhitungan effect size termasuk katagori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media flash memberikan pengaruh yang tinggi dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan hanya menggunakan metode ceramah.

  Berdasarkan hasil analisis data, terdapat perbedaan hasil belajar antara yang menggunakan media flash dan tidak menggunakan media flash. Kelas yang menggunakan media flash memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan kelas yang tidak menggunakan media flash. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, di antaranya keantusiasan serta ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu media flash jugu bisa membantu dalam menampilkan penjelasan yang bersifat mikroskopik dalam bentuk animasi bergerak, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang bersifat mikroskopik. Hasil penelitian Kusuma (2015) dengan menggunakan macromedia flash juga menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa kelas X IPA dengan perolehan skor rata-rata kelas mencapai 70,88% dan total siswa yang mencapai KKM yaitu lebih dari 80%. Maka dari itu hendaknya pada saat mengajar, guru mampu membawa suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dengan menggunakan media flash sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan media flash memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran menggunakan media flash memberikan peningkatan nilai rata-rata sebesar 48,9 dengan effect size sebesar 0,98 yang tergolong tinggi.

  SARAN

  Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan saran yang diharapkan guru dapat menggunakan media sebagai alternatif dalam proses pembelajaran seperti penggunaan media flash.

DAFTAR PUSTAKA

  Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Kusuma, P.S., Chamisijatin L., & Widodo Nur. (2015). Pengaruh Macromedia Flash terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 4 Pasuruan. Prosiding

  Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

  Nafsiyah, Z. (2012). Pengaruh Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Flash

  terhadap Hasil Belajar pada Materi Ikatan Kimia Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 Pontianak. Pontianak: Universitas Muhammadiyah Pontianak.

  Salim, A., Ishafit, & Toifur M. (2011). Pemanfaatan Media Pembelajaran (Macromedia

  Flash) dengan Pendekatan Kontruktivis dalam Meningkatkan Efektivitas

  Pembelajaran Fisika pada Konsep Gaya. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Penerapan MIPA. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.