POLA PERMUKIMAN KABUPATEN DAIRI.

(1)

POLA PERMUKIMAN KABUPATEN DAIRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SWANNI SAULINA SIMAMORA

NIM. 3113131067

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pola Permukiman Kabupaten Dairi” guna memenuhi persyaratan sebagai tugas akhir studi Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik maupun saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan dan seluruh stafnya.

2. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan dan sekaligus sebagai Penguji penulis.

3. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si selaku Pembatu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial

sekaligus Pembimbing Akademik penulis selama perkuliahan.

4. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah memberikan arahan dari awal sampai akhir penulisan skripsi.

6. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan yang telah memberikan pembelajaran yang berharga kepada penulis selama perkuliahan.


(6)

8. Bapak Kepala BPS Kabupaten Dairi dan seluruh stafnya.

9. Bapak Kepala BAPEMAS Kabupaten Dairi dan seluruh stafnya.

10.Bapak Kepala PU Cipta Karya Kabupaten Dairi dan seluruh stafnya.

11.Seluruh Bapak Kepala Desa/Sekretaris Desa di Kabupaten Dairi yang

telah membantu penulis dalam meperoleh data.

12.Teristimewa penulis ucapkan kepada ayahanda Pilian Simamora dan

ibunda tercinta Rugun Marbun serta saudara/i saya Joy Yusran Simamora, S.Hut, Grace Lola Christina Simamora, Ferdinan Sumurung Ibana Simamora, Tri Wahana Ninta Simamora yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan doa untuk penulis selama kuliah.

13.Tante Pusri Simanungkalit yang telah menemani penulis selama

melakukan penelitian.

14.Teman pengukir kenangan Monica Vianti Siagian, Dimpley Sipayung, Ika

Melisa Siburian, Rasbina Ginting, Lastri Saragih, Syifa Manik.

15.Teman seperjuangan dan sepenanggungan selama perkuliahan Ahmad

Sahbandi, Andromeda Panggabean, Anita Karolina, Ayu Andy, Betty Kristina, Brian Roy, Christian, Dewi, Elisabet, Elpinius, Enrogel, Farans Dina, Ferdinand, Fitrah, Friend Saragih, Halimatussa’diah, Hamimi Aryani, Ira Ningsi, Juwilson Saragih, Logis Berkat, Lolo, Luat Katrini Purba, Meida Silitonga, Melda Turnip, Mentari, Nurhayun, Putri Maulidya, Rheza Wahyudi, Rini Gurusinga, Rio Sinaga, Sajdah Laili, Siti Anisah, Tri Ayu, Tri Harianto, Vera Sinaga, Verdila, Wahyuni Adha, Wanhar Apriyadi, Wendy Yudhistira, Wenni Destria, semoga pertemanan kita tidak pernah terhapus oleh tempat, masa, maupun waktu.


(7)

(8)

ABSTRAK

Swanni Saulina Simamora. NIM 3113131067. Pola Permukiman Kabupaten Dairi. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan, Juni 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran secara deskriptif kuantitatif pola permukiman serta faktor yang berpengaruh terhadap pola permukiman yang ada di Kabupaten Dairi, faktor berpengaruh yang dimaksud disini adalah faktor fisik (ketinggian wilayah, kemiringan lereng), faktor sosial ekonomi (kepadatan penduduk, luas lahan pertanian, prasarana transportasi).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Dairi. Sampel yang diambil menggunakan metode stratified random sampling yaitu menggunakan data ketinggian wilayah, hasil dari pengelompokan data ketinggian wilayah diambil sebanyak 30% dengan menggunakan acak sederhana, maka sampel dalam penelitian ini menjadi 22 desa dalam 5 kawasan kecamatan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif menggunakan analisis tetangga terdekat serta chi kuadarat (chi square) dan koefisien kontingensi untuk analisis data statistik dengan taraf nyata sebanyak 95% .

Hasil penelitian menunjukkan, terjadi variasi pola permukiman di Kabupaten Dairi, pola mengelompok (clustered) sebesar 59,09%, pola acak (random) sebesar 36,36%, pola seragam (uniform) sebesar 4,55%, dan terjadinya variasi pola permukiman diakibatkan oleh seluruh faktor yang berpengaruh terhadap pola permukiman memiliki hubungan yang signifikan, dan faktor sosial ekonomi yaitu kepadatan penduduk memiliki hubungan yang paling besar dari keseluruhan faktor yang berpengaruh.


(9)

iii DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ...i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... ...iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ...vi

ABSTRAK ... ...vii

DAFTAR ISI ... ...viii

DAFTAR TABEL ... ...x

DAFTAR GAMBAR ... ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... ...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kerangka Teoritis ... 8

B. Penelitian yang Relevan ... 20

C. Kerangka Berfikir ... 23

D. Hipotesis Tindakan...24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Polpulasi dan Sampel ... 25

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 27

D. Sumber Data ... ...29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisa Data ... 32


(10)

iv

A. Keadaan Fisik ... 35

B. Keadaan Non Fisik ... 41

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil ... 58

B. Pembahasan ... 69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74


(11)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Klasifikasi Kemiringan Lereng ... ...16

Tabel 2 Ketinggian Wilayah per Kecamatan ... ...26

Tabel 3 Pembagian Sampel ... ...27

Tabel 4 Jenis Data Sekunder ... ...30

Tabel 5 Luas Wilayah per Kecamatan di Kabupaten Dairi Tahun 2013 ...35

Tabel 6 Jumlah Desa, Kelurahan, Dusun dan Lingkungan per Kecamatan di Kabupaten Dairi Tahun2013 ... ...37

Tabel 7 Luas Wilayah Ketinggian Kabupaten Dairi Tahun 2013 ... ...38

Tabel 8 Luas Kemiringan Lereng Kabupaten Dairi Tahun 2013 ... ...39

Tabel 9 Kepadatan Penduduk Kabupaten Dairi Tahun 2013 ... ...41

Tabel 10 Penduduk menurut Jenis Kelamin Kabupaten Dairi Tahun 2013....42

Tabel 11 Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Dairi Tahun 2013... ...43

Tabel 12 Persentase Penggunaan Lahan Kabupaten Dairi Tahun 2013 ...44

Tabel 13 Persentase Permukiman Desa Kabupaten Dairi Tahun 2013 . ...45

Tabel 14 Persentase Lahan Pertanian Kabupaten Dairi Tahun 2013 .... ...46

Tabel 15 Sarana Pendidikan Kabupaten Dairi Tahun 2013 ... ...47

Tabel 16 Sarana Kesehatan Kabupaten Dairi Tahun 2013 ... ...48

Tabel 17 Sarana Ibadah Kabupaten Dairi Tahun 2013 ... ...50

Tabel 18 Panjang Jalan (Km) di Kabupaten Dairi Tahun 2013 ... ...51

Tabel 19 Nilai Aksesibilitas Jalan di Kabupaten Dairi Tahun 2013 ... ...51

Tabel 20 Jumlah dan Kepadatan Permukiman Desa ... ...59

Tabel 21 Jarak Tetangga Terdekat antara Permukiman Desa ... ...60

Tabel 22 Nilai Tetangga Terdekat T (Pola Permukiman) ... ...61

Tabel 23 Pola Permukiman ... ...62

Tabel 24 Pola Permukiman dan Ketinggian Wilayah ... ...63

Tabel 25 Pola Permukiman dan Kemiringgan Lereng ... ...64

Tabel 26 Pola Permukiman dan Kepadatan Penduduk ... ...65

Tabel 27 Pola Permukiman dan Persentase Lahan Pertanian ... ...66


(12)

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Kemiringan Lereng per Kecamatan ... ...100

Lampiran 2 Kelas Klasifikasi Ketinggian Wilayah Desa Sampel...101

Lampiran 3 Kelas Klasifikasi Kemiringan Lahan Desa Sampel...102

Lamipiran 4 Tingkat Klasifikasi Kepadatan penduduk Desa Sampe...103

Lamipiran 5 Nilai Aksesibilitas Jalan Desa Sampel ...104

Lamipiran 6 Persentase Lahan Pertanian Desa Sampel...105

Lamipiran 7 Jarak Permukiman Desa...106

Lamipiran 8 Perhitungan Chi Square ...111

Lamipiran 9 Perhitungan Koefisien Kontingensi...115


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permukiman tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia karena permukiman salah satu kebutuhan pokok, tempat manusia tinggal, berinteraksi dan melakukan segala aktivitasnnya. Permukiman berada dimanapun di permukaan Bumi, baik di dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan maupun perbukitan. Umumnya permukiman dikategorikan kedalam dua bagian, permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan, meskipun karakteristik keduanya ada kesamaan tetapi cenderung terjadi perbedaan diakibatkan oleh variasi kondisi geografis pada suatu wilayah, hal tersebut sejalan dengan pendapat Koestoer (Mulyana, 2013) yang menyatakan permukiman berhubungan erat dengan konsep lingkungan hidup dengan penataan ruang, sehingga permukiman merupakan area tanah yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan merupakan bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan.

Pemilihan lokasi untuk pembangunan permukiman di suatu wilayah memang perlu mempertimbangkan banyak faktor, karena tidak mungkin masyarakat lebih memilih tempat bermukim yang sumber airnya jauh dan tanahnya tidak subur serta kemungkinan besar didaerah yang rawan terjadi bencana seperti longsor ataupun banjir daripada wilayah yang berada dekat dengan sumber mata pencaharian, tanah yang subur, sumber air melimpah dan


(15)

2

memungkinkan adanya sarana dan prasarana yang baik yang mendukung serta membantu kegiatan masyarakat.

Kecenderungan penduduk memilih wilayah permukiman yang mendukung mata pencahariannya mengakibatkan terjadinya pemusatan serta penyebaran permukiman pada suatu wilayah sehingga yang sering terlihat permukiman berdiri berada dekat dengan sungai, pantai, wilayah pertanian, sarana umum, maupun daerah industri. Kecenderungan pemilihan lokasi permukiman tersebut menjadi salah satu penyebab terjadinya variasi pola permukiman.

Pola permukiman merupakan bentuk atau struktur tempat tinggal manusia pada suatu wilayah permukiman. Variasi pola permukiman terjadi pada daerah– daerah yang memiliki kondisi geografis yang beragam sehingga menciptakan pola permukiman mengelompok (clustered), menyebar (random), dan seragam (uniform). Salah satu penyebab terjadinya variasi pola permukiman merupakan dampak dari ketidakmerataan penyebaran penduduk yang arahnya kepada pemenuhan kesejahteraan masyarakat, karena pada wilayah yang penduduknya mengelompok cenderung lebih sejahtera diakibatkan penyediaan pemberdayaaan masyarakat serta pembangunan sarana dan prasarana juga pemenuhan dan peningkatan kebutuhan lebih merata dibandingkan dengan penduduk pada pola permukiman yang menyebar.

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti pola permukiman serta ingin mengetahui terjadinya variasi pola permukiman yang dilihat dari faktor fisik dan sosial ekonomi, hal ini berpacu dari pendapat beberapa ahli yang menyatakan faktor yang mempengaruhi pola permukiman di suatu wilayah, yaitu letak permukiman, keadaan iklim, kesuburan tanah, tata air,


(16)

3

keadaan ekonomi, keadaan kultur penduduk (budaya) (Nasrudin, 2007). Singh (Ruhimat, 1987) mengklasifikasikan pola permukiman desa atas compact type, semi compact type, dispersed type dan faktor yang mempengaruhinya adalah permukiman memusat dikarenakan permukaan lahan yang datar, lahan yang subur, curah hujan yang relatif kurang, kebutuhan akan kerjasama, ikatan sosial ekonomi, agama atau kepercayaan, kurangnya keamanan pada waktu yang lampau, tipe pertanian, lokasi industri, dan mineral. Permukiman tersebar dikarenakan topografi yang kasar, keanekaragaman kesuburan lahan, curah hujan dan air permukaan yang melimpah, keamanan pada waktu yang lampau, dan susunan kasta.

Berdasarkan pernyataan diatas, wilayah Kabupaten Dairi merupakan salah satu dari 33 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, yang luasnya

1927,77 Km2. Permukiman Kabupaten Dairi dikatergorikan ke dalam

permukiman perdesaan karena penduduk Kabupaten Dairi masih cenderung bermatapencaharian petani atau agraris.

Kondisi geografis Kabupaten Dairi yang memiliki relief yang beragam, seperti topografinya berupa gunung-gunung dan bukit-bukit dengan ketinggian 450–1400 mdpl serta memiliki kemiringan lereng yang berbeda (BPS Kabupaten Dairi dalam Angka 2014) yang berdampak kepada terjadinya variasi pola permukiman. Daerah yang topografinya beragam cenderung memiliki pola permukiman yang beragam pula hal ini dikarenakan topografi yang kasar lebih dominan pada pola permukiman yang tersebar, tetapi topografi yang cenderung datar lebih dominan kepada pola permukiman yang memusat atau mengelompok, hal ini sejalan dengan pendapat Sandy (Ruhimat, 1988) yang menyatakan bahwa


(17)

4

semakin meningkat topografi suatu tempat maka semakin meningkat pula kekasaran topografi suatu wilayah hal ini akan memungkinkan terjadinya pola permukiman secara tersebar.

Jumlah penduduk yang merupakan salah satu faktor sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap pola permukiman, hal ini berdampak kepada ketidakmerataan penyebaran penduduk pada setiap wilayah, seperti pola permukiman yang mengelompok cenderung pada daerah yang penduduknya padat sedangkan pola permukiman yang menyebar cenderung penduduknya sedikit atau daerah yang jarang penduduk.

Berdasarkan kondisi diatas, permukiman Kabupaten Dairi masih belum diketahui secara pasti bagaimana pola permukiman serta faktor yang berpengaruh terhadap pola permukiman, berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Kabupaten Dairi dengan judul “Pola Permukiman Kabupaten Dairi”.

B. Identifiksi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, dimana ada penduduk pasti terdapat permukiman, permukiman akan selalu mengalami pertambahan karena kebutuhan akan rumah tinggal akan selalu meningkat, disisi lain pertumbuhan dan perkembangan permukiman di suatu wilayah yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pola permukiman.

Pola permukiman di setiap wilayah yang ada di permukaan Bumi mangalami perbedaan hal ini dikarenakan faktor fisik yaitu kemiringan lereng,


(18)

5

ketinggian tempat, sumber air, dan kesuburan tanah serta faktor sosial ekonomi yaitu jumlah penduduk, kepadatan penduduk, tekanan penduduk, luas lahan, prasarana transportasi, lokasi industri, pembagian warisan, keamanan dan politik, agama dan ideologi, penyekapan lahan yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya variasi pola permukiman. Terjadinya variasi pola permukiman pada suatu wilayah belum tentu membawa perubahan yang baik pada masyarakat karena dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat itu sendiri yang berdampak kepada pemenuhan dan peningkatan kebutuhan hidup. Perlu adanya mengetahui pola permukiman pada suatu wilayah agar dapat membantu dan mempercepat proses pengembangan suatu wilayah dengan cara pemerataan, pemberdayaan masyarakat serta sarana dan prasaraan umum yang mampu membantu kebutuhan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan hidup.

C. Pembatasan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah perlu dilakukan pembatasan masalah agar lebih memudahkan dalam melakukan penelitian, maka dalam penelitian ini hanya membahas mengenai pola permukiman yang ada di Kabupaten Dairi serta melihat faktor–faktor yang mempengaruhi pola permukiman di Kabupaten Dairi berdasarkan faktor fisik (ketinggian tempat, kemiringan lereng) dan faktor sosial ekonomi (kepadatan penduduk, luas lahan pertanian, prasarana transportasi).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian:


(19)

6

1. Bagaimana pola permukiman di Kabupaten Dairi?

2. Faktor apa yang mempengaruhi pola permukiman di Kabupaten Dairi yang

dilihat dari faktor fisik (ketinggian tempat, kemiringan lereng) dan faktor sosial ekonomi (kepadatan penduduk, luas lahan pertanian, prasarana transportasi)?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran secara deskriptif kuantitatif pola permukiman serta faktor yang berpengaruh terhadap pola permukiman yang ada di Kabupaten Dairi.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:

a. Kepentingan ilmu pengetahuan; yakni sebagai upaya pemanfaatan

terhadap konsep-konsep ilmu geografi, khususnya menyangkut konsep geografi sosial, terutama pada pola permukiman termasuk faktor yang mempengaruhinya khususnya yang terdapat di Kabupaten Dairi sebagai salah satu kawasan yang mengalami variasi pola permukiman.

b. Kepentingan Perencanaan dan Pembangunan Wilayah; yakni sebagai

masukan bagi penentu kebijakan dalam pengelolaan bagian permukiman yang dapat dikembangakan maupun dievaluasi berdasarkan karakteristik permukiman yang bersangkutan. Selain itu, hasil penelitian sangat


(20)

7

bermanfaat bagi perumusan konsep pola permukiman yang dapat dikembangakan dalam sub bidang ilmu geografi sosial.

c. Kepentingan penelitian; hasil penelitian yang dilakukan diharapkan

bermanfaat bagi pengembangan ilmu geografi yaitu untuk penelitian pola permukiman baik di kawasan Kabupaten Dairi maupun di kawasan lain yang mempunyai karakteristik sama ataupun berbeda.


(21)

73

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Terjadinya variasi pola permukiman di Kabupaten Dairi yaitu pola

permukiman mengelompok (clustered), acak (random), seragam (uniform). Secara umum berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh lebih didominasi oleh pola permukiman yang mengelompok (clustered) dengan tingkat persentase lebih dari 50% dari seluruh persentase pola permukiman.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat pengaruh antara faktor fisik (ketinggian wilayah, kemiringan lereng) dan faktor sosial ekonomi (kepadatan penduduk, luas lahan pertanian, prasarana transportasi) dengan pola permukiman.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari setiap variabel bebas yaitu ketinggian wilayah, kemiringan lereng, kepadatan penduduk, luas lahan pertanian, prasarana transportasi yang memiliki derajat hubungan yang paling tinggi dengan variabel terikat pola permukiman adalah variabel bebas kepadatan penduduk.

4. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari setiap variabel bebas yaitu ketinggian wilayah, kemiringan lereng, kepadatan penduduk, luas lahan pertanian dan prasarana transportasi yang memiliki derajat hubungan yang paling rendah dengan variabel terikat pola permukiman adalah variabel bebas luas lahan pertanian, prasarana transportasi.


(22)

74

B. Saran

a. Pemerintah Kabupaten Dairi hendaknya lebih memperhatikan

kebutuhan masyarakat hal ini terlihat dari 22 desa yang penulis teliti lebih dari 50% yang memiliki prasarana transportasi yang tidak memadai ataupun tidak layak dilalui salah satu contohnya Desa Kempawa dan Desa Parbuluan II. Desa Kempawa yang jaringan jalannya hampir seluruhnya batu kerikil dan jalan tanah, desa Parbuluan II yang sama sekali belum mendapatkan listrik dan jaringan jalan masih jalan batu dan jalan tanah padahal jika diperhatikan desa tersebut memiliki potensi alam yang mampu menambah pendapatan daerah hal ini menandakan pemerintah tidak mengerti apa yang masyarkat butuhkan.

b. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi

yang ada kepada Pemerintah Kabupaten Dairi, sehingga dapat melakukan perubahan yang baik yang mengarah kepada kemajuan untuk daerah perdesaan yang ada di Kabupaten Dairi.

c. Diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi yang

dibutuhkan apabila mengakaji mengenai penelitian sejenis, sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada.


(23)

75

DAFTAR PUSTAKA

Arlius Putra, Budi. 2006. Pola Permukiman Melayu Jambi (Studi Kasus Kawasan Tanjung Pasir Sekoja. Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

BAPEMAS. 2013. Profil Desa. Sidikalang: BAPEMAS.

Bintarto, R dan Hadisumarno, Surastopo. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.

Bintarto, R. 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta: UGM.

Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahnnya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

BPS. 2011. Kabupaten Dairi dalam Angka. Sidikalang: BPS. BPS. 2013. Hasil Sensus Pertanian. Sidikalang: BPS.

BPS. 2014. Kabupaten Dairi dalam Angka. Sidikalang: BPS. BPS. 2014. Kecamatan Parbuluan dalam Angka. Sidikalang: BPS.

BPS. 2014. Kecamatan Siempat Nempu Hulu dalam Angka. Sidikalang: BPS. BPS. 2014. Kecamatan Silima Pungga Pungga dalam Angka. Sidikalang: BPS. BPS. 2014. Kecamatan Tanah Pinem dalam Angka. Sidikalang: BPS.

BPS. 2014. Kecamatan Tigalingga dalam Angka. Sidikalang: BPS.

D. Sinulingga, Budi. 1999. Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Daldjoeni, N. 2003. Geografi Kota dan Desa. Bandung: P.T. Alumni.

Editor Djenen. 1981. Pola Pemukiman Penduduk Pedesaan Daerah Sumatera Barat. Padang: Kemendikbud.

Firdianti, Sri. 2010. Perkembangan Permukiman Penduduk di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 1997–2007. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sebelas Maret.


(24)

76

H. Koestoer, Raldi. 1997. Perspektif Lingkungan Desa–Kota. Jakarta: UI Press. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyana, Rahmat. 2013. Merancang Pemukiman Sehat dan Berwawasan Lingkungan. Medan: Unimed Press.

Muta’ali, Lufti. 2013. Pengembangan Wilayah Perdesaan. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.

Nasrudin, Dindin. 2007. Melirik Potensi Desa menuju Masyarakat Sejahtera. Jakarta: CV Karya Mandiri Pratama.

Republik Indonesia. 1992. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan permukiman. Jakarta: Sekretariat Negara.

Ruhimat, Mamat. 1987. Pola Permukiman di Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Geografi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Syafrudin. 2009. Pergeseran Pola Ruang Pemukiman Berbasis Budaya Lokal Di

Desa Hu`u Kabupaten Dompu NTB. Skripsi. Semarang: Program Pasca

Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro.

S. Sadana, Agus. 2014. Perencanaan Kawasan Permukiman.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tampubolon, Amos. 2000. Faktor–faktor Geografi yang mempengaruhi Pola Permukiman di Kota Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Triana, Karlina. 2012. Pola Persebaran Rumah Perdesaan dan kaitannya dengan Mobilitas Penduduk di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak. Skripsi. Depok: Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Widyastomo, Deasy. 2013. Pola Pemukiman dan Pola Perumahan Kampung Ebungfau di Pesisir Danau Sentani Kabupaten Jayapura Papua. Jurnal Arsitektur. (Online), No. 2, Vol. 2 (ejournal.unlam.ac.id/),( diakses 3 Februari 2015, 12:09).

Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(25)

77

Zoraya, Olivia. 2008. Pola Permukiman Wliyah Menteng dan Nieuw Menteng Awal Abad XX (1923–1942). Skripsi. Universitas Indonesia: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.


(1)

bermanfaat bagi perumusan konsep pola permukiman yang dapat dikembangakan dalam sub bidang ilmu geografi sosial.

c. Kepentingan penelitian; hasil penelitian yang dilakukan diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu geografi yaitu untuk penelitian pola permukiman baik di kawasan Kabupaten Dairi maupun di kawasan lain yang mempunyai karakteristik sama ataupun berbeda.


(2)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Terjadinya variasi pola permukiman di Kabupaten Dairi yaitu pola permukiman mengelompok (clustered), acak (random), seragam (uniform). Secara umum berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh lebih didominasi oleh pola permukiman yang mengelompok (clustered) dengan tingkat persentase lebih dari 50% dari seluruh persentase pola permukiman.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat pengaruh antara faktor fisik (ketinggian wilayah, kemiringan lereng) dan faktor sosial ekonomi (kepadatan penduduk, luas lahan pertanian, prasarana transportasi) dengan pola permukiman.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari setiap variabel bebas yaitu ketinggian wilayah, kemiringan lereng, kepadatan penduduk, luas lahan pertanian, prasarana transportasi yang memiliki derajat hubungan yang paling tinggi dengan variabel terikat pola permukiman adalah variabel bebas kepadatan penduduk.

4. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari setiap variabel bebas yaitu ketinggian wilayah, kemiringan lereng, kepadatan penduduk, luas lahan pertanian dan prasarana transportasi yang memiliki derajat hubungan yang paling rendah dengan variabel terikat pola permukiman adalah variabel bebas luas lahan pertanian, prasarana transportasi.


(3)

B. Saran

a. Pemerintah Kabupaten Dairi hendaknya lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat hal ini terlihat dari 22 desa yang penulis teliti lebih dari 50% yang memiliki prasarana transportasi yang tidak memadai ataupun tidak layak dilalui salah satu contohnya Desa Kempawa dan Desa Parbuluan II. Desa Kempawa yang jaringan jalannya hampir seluruhnya batu kerikil dan jalan tanah, desa Parbuluan II yang sama sekali belum mendapatkan listrik dan jaringan jalan masih jalan batu dan jalan tanah padahal jika diperhatikan desa tersebut memiliki potensi alam yang mampu menambah pendapatan daerah hal ini menandakan pemerintah tidak mengerti apa yang masyarkat butuhkan.

b. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi yang ada kepada Pemerintah Kabupaten Dairi, sehingga dapat melakukan perubahan yang baik yang mengarah kepada kemajuan untuk daerah perdesaan yang ada di Kabupaten Dairi.

c. Diharapkan penelitian ini mampu memberikan informasi yang dibutuhkan apabila mengakaji mengenai penelitian sejenis, sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arlius Putra, Budi. 2006. Pola Permukiman Melayu Jambi (Studi Kasus Kawasan Tanjung Pasir Sekoja. Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

BAPEMAS. 2013. Profil Desa. Sidikalang: BAPEMAS.

Bintarto, R dan Hadisumarno, Surastopo. 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.

Bintarto, R. 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta: UGM.

Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa Kota dan Permasalahnnya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

BPS. 2011. Kabupaten Dairi dalam Angka. Sidikalang: BPS. BPS. 2013. Hasil Sensus Pertanian. Sidikalang: BPS.

BPS. 2014. Kabupaten Dairi dalam Angka. Sidikalang: BPS. BPS. 2014. Kecamatan Parbuluan dalam Angka. Sidikalang: BPS.

BPS. 2014. Kecamatan Siempat Nempu Hulu dalam Angka. Sidikalang: BPS. BPS. 2014. Kecamatan Silima Pungga Pungga dalam Angka. Sidikalang: BPS. BPS. 2014. Kecamatan Tanah Pinem dalam Angka. Sidikalang: BPS.

BPS. 2014. Kecamatan Tigalingga dalam Angka. Sidikalang: BPS.

D. Sinulingga, Budi. 1999. Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Daldjoeni, N. 2003. Geografi Kota dan Desa. Bandung: P.T. Alumni.

Editor Djenen. 1981. Pola Pemukiman Penduduk Pedesaan Daerah Sumatera Barat. Padang: Kemendikbud.

Firdianti, Sri. 2010. Perkembangan Permukiman Penduduk di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 1997–2007. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sebelas Maret.


(5)

H. Koestoer, Raldi. 1997. Perspektif Lingkungan Desa–Kota. Jakarta: UI Press. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mulyana, Rahmat. 2013. Merancang Pemukiman Sehat dan Berwawasan Lingkungan. Medan: Unimed Press.

Muta’ali, Lufti. 2013. Pengembangan Wilayah Perdesaan. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada.

Nasrudin, Dindin. 2007. Melirik Potensi Desa menuju Masyarakat Sejahtera. Jakarta: CV Karya Mandiri Pratama.

Republik Indonesia. 1992. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan permukiman. Jakarta: Sekretariat Negara.

Ruhimat, Mamat. 1987. Pola Permukiman di Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Geografi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Syafrudin. 2009. Pergeseran Pola Ruang Pemukiman Berbasis Budaya Lokal Di Desa Hu`u Kabupaten Dompu NTB. Skripsi. Semarang: Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro.

S. Sadana, Agus. 2014. Perencanaan Kawasan Permukiman.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tampubolon, Amos. 2000. Faktor–faktor Geografi yang mempengaruhi Pola Permukiman di Kota Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Triana, Karlina. 2012. Pola Persebaran Rumah Perdesaan dan kaitannya dengan Mobilitas Penduduk di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak. Skripsi. Depok: Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.

Widyastomo, Deasy. 2013. Pola Pemukiman dan Pola Perumahan Kampung Ebungfau di Pesisir Danau Sentani Kabupaten Jayapura Papua. Jurnal Arsitektur. (Online), No. 2, Vol. 2 (ejournal.unlam.ac.id/),( diakses 3 Februari 2015, 12:09).

Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(6)

Zoraya, Olivia. 2008. Pola Permukiman Wliyah Menteng dan Nieuw Menteng Awal Abad XX (1923–1942). Skripsi. Universitas Indonesia: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.