Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Tuwed - Kecamatan Melaya - Kabupaten Juwed.

(1)

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE TAHUN 2016/2017

DESA/DUSUN : TUWED/BERAWANTANGI

KECAMATAN : MELAYA

KABUPATEN : JEMBRANA

OLEH

FEBIO TOMASINI MARCIANO MEUS 1309005087

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT(LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA 2016


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya :

Nama Mahasiswa : Febio Tomasini Marciano Meus No. Mahasiswa : 1309005087

Tanda Tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

Tuwed, 26 Agustus 2016

Menyetujui, Menyetujui,

DPL KKN PPM Unud Desa Tuwed

I Made Astika, ST, M.Erg.,MT I Nengah Malya

NIP. 19680619 199702 1 001 Keluarga Dampingan

Mengetahui,

I Gede Coblos Mudiana Kepala Desa Tuwed


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan Hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan keluarga dampingan ini.

Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat membantu dalam proses penilaian dan pertimbangan kelanjutan bimbingan pada keluarga dampingan ini..

Kritik dan saran sangat penulis harapkan sebagai pedoman penulisan laporan selanjutnya. Demikian makalah ini dibuat. Terima kasih.

Tuwed, 26 Agustus 2016


(4)

DAFTAR ISI

COVER ... 1

HALAMAN PENGESAHAN ... 2

KATA PENGANTAR ... 3

DAFTAR ISI ... 4

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ... 5

1.1 Profil Keluarga Dampingan ... 5

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan ... 5

1.2.1 Pendapatan Keluarga ... 5

1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... 5

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ... 7

2.1 Permasalahan Keluarga ... 7

2.2 Masalah Prioritas ... 7

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ... 8

3.1 Program ... 8

3.1.1 Penjelasan Mengenai Prioritas Masalah ... 8

3.2 Jadwal Kegiatan ... 9

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA 10 BAB V PENUTUP ... 12

5.1 Simpulan ... 12

5.2 Saran ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 13


(5)

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1PROFIL KELUARGA DAMPINGAN

NO NAMA STATUS PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGAN

1 I NENGAH MALYA

KAWIN SLTA/SEDERAJAT PETANI/BERKEBUN KEPALA KELUARGA 2 NI KETUT

SANGSI

KAWIN TAMAT

SD/SEDERAJAT

MENGURUS

RUMAH TANGGA ISTRI

3 I KADEK DWI

DARMIKA

BELUM KAWIN

SMK/SEDERAJAT PELAJAR ANAK

4 NI

KOMANG ARINI BELUM KAWIN BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT

PELAJAR ANAK

5 KETUT

ADI LIANTARA BELUM KAWIN BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT

PELAJAR ANAK

1.2EKONOMI KELUARGA DAMPINGAN

1.2.1 PENDAPATAN KELUARGA

Sumber penghasilan keluarga bapak Nengah Malya berasal dari beberapa sumber diantaranya yakni didapatkan dari hasil berkebun coklat dan dari hasil kerja ibu Ketut Sangsi sebagai buruh serabutan dengan upah per hari Rp 50.000.

Keluarga bapak Malya mendapatkan sumbangan berupa ternak (sapi) dari desa sejumlah 1 ekor (betina) dari simantri, dengan program pembagian anak, yang harus dipelihara keluarga tersebut, namun dengan suatu system terikat dengan simantri tersebut.

1.2.2 PENGELUARAN KELUARGA

Dalam memenuhi kehidupan sehari-hari, bapak Nengah Malya mengandalkan penghasilan istri. Pengeluaran untuk kebutuan sehari-harinya berupa:

1. Bekal untuk anak pertama (SMK) sebesar Rp 10.000/hari. Pengeluaran ini disebabkan karena anak tidak sarapan di rumah setiap pagi, sehingga uang yang dibawa digunakan untuk membeli nasi.

2. Bekal untuk 2 anak SD Rp 5.000/anak/hari.

3. Sisa uang digunakan untuk membeli kebutuhan lain, seperti sayur, lauk dan lainnya berjumlah Rp 20.000


(6)

4. Pengeluaran darurat lainnya seperti saat tahun ajaran baru membeli peralatan sekolah diusahakan sebisa mungkin untuk dipinjam kepada tetangga.

5. Menurut hasil wawancara dengan bapak Nengah Malya, untuk masalah kesehatan tidak begitu banya pengeluaran yang dihabiskan, karena keluarga ini telah memiliki Kartu Jaminan Kesehatan yang dikeluarkan oleh desa.

Keluarga bapak Malya memiliki 3 anak, dan semuanya sedang bersekolah. Dua diantaranya sekolah dasar dan satu sedang menempuh sekolah menengah. Pengeluaran yang dibutuhkan yakni pada saat tahun ajaran baru diantaranya membeli buku untuk ketiga anaknya, ditambah dengan membayar SPP anaknya yang sedang SMK. Dana yang dikeluarkan berasal dari pinjaman kepada tetangga.

Pengeluaran lainnya oleh bapak Malya berupa listrik sebesar Rp 20.000 per bulan. Listrik dan air yang didapatkan bapak Malya berasal dari tetangga karena keluaraga bapak Malya belum memiliki meteran sendiri. Begitu pula dengan air, bapak Malya mengambil dari sumur tetangga.

Masalah kesehatan yang dialami bapak Malya berupa tidak tersedianya jamban dan kamar mandi. Jamban dan kamar mandi hanya berupa lahan kosong sebelah belakang rumah dan jamban diganti dengan menggali lubang di kebun sebelah belakang menggunakan cangkul. Sampah yang bertebaran di belakang rumah juga sangat mengganggu sehingga membuat tampilan rumah yang begitu kumuh dan rentan dengan masalah kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota keluarga, penyakit yang sering dialami oleh keluarga berupa sakit perut (diare), demam tifus, sakit kepala. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi lingkungan yang ada di sekitar rumah.


(7)

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 PERMASALAHAN KELUARGA

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Nengah Malya, diketahui ada beberapa masalah yang sedang dialami oleh keluarga tersebut, diantaranya :

1. Kondisi rumah rusak sedang. 2. Ekonomi tidak mencukupi.

3. Suami tidak memiliki pekerjaan tetap (hanya menunggu penghasilan coklat) 4. Tidak memiliki jamban dan kamar mandi.

5. Tidak memiliki meteran listrik PLN dan PDAM (menumpang tetangga) 6. Kurang inovasi tentang pemanfaatan lahan dan limbah.

7. Kondisi rumah yang kumuh (kotor)

8. Kurangnya pengethuan tentang beternak (Bapak Malya baru pertama kali beternak).

2.2 MASALAH PRIORITAS

Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan, dapat diambil tiga masalah prioritas yang telah disetujui dan diminati oleh keluarga diantaranya:

1. Suami tidak memiliki pekerjaan tetap.

2. Kurang inovasi pemanfaatan lahan dan limbah. 3. Kurang pengatahuan akan beternak.

Pengambilan prioritas ini dilakukan dengan teknik KUWAT dan memperhatikan minat keluarga. Perlu ditekankan bahwa dengan rendahnya tingkat pendidikan baik bapak Malya maupun ibu Ketut Sangsi serta dengan kondisi mudanya umur pasangan ketika menikah (umur 17 tahun untuk bapak Malya dan 15 tahun untuk ibu Ketut Sangsi), menjadikan SDM pasangan tersebut sangat kurang dan inovasi terhadap sesuatu yang baru menjadi sangat sulit, ditambah dengan pengeluaran jajan anak-anaknya yang tinggi membuat keluarga ini susah untuk menabung dan terkesan tidak dapat melakukan apa-apa.


(8)

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

1.1 PROGRAM

Program yang akan dicanangkan dimulai dari jadwal kunjungan, diskusi dan pensolusian masalah.

1.1.1 PENJELASAN MENGENAI PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan masalah yang telah didiskusikan bersama bapak Malya bersama keluarga, telah disetujui tiga program yang akan dibantu pemecahannya.

Program pertama yakni mengenai pekerjaan yang tidak tetap. Bapak Malya penulis tawarkan untuk mencari pekerjaan tambahan seperti menjadi buruh di pagi sampai sore hari sembari menunggu coklat berbuah dan panen coklat. Hal ini dilakukan melihat kenyataan bahwa bapak Malya pada pagi hari tidak melakukan aktivitas tertentu yang dapat menghasilkan uang dan hanya jalan melakukan aktivitas yang tidak menghasilkan. Beliau hanya menganggur di rumah sembari menunggu anak-anaknya pulang dari sekolah. Hal ini dapat dilihat sebagai kesempatan, dengan ketidakadaanya pekerjaan bapak Malya pada pagi hari dapat dimanfaatkan untuk mencari pekerjaan sehingga penghasilan keluarga bapak Malya dapat meningkat dan dapat menabung untuk keperluan lainnya.

Program kedua yakni kurangnya inovasi pemanfaatan lahan dan limbah, hal ini dapat dilaksanakan melihat pada bagian depan rumah bapak Malya terdapat lahan kosong yang cukup luas. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan menanam sayuran, seperti singkong sehingga dapat mengurangi pengeluaran pembelian harian keluarga bapak Malya. Pemanfaatan limbah yang penulis sarankan kepada keluarga bapak Malya ditujukan untuk makanan tambahan ternak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga, pada saat panen kulit buah coklat yang tidak terpakai dibuang begitu saja. Dengan memanfaatkan kulit buah coklat yakni dengan cara dikeringan dan ditumbuk sampai menjadi bubuk dan diberikan sebagai pakan tambahan, keluarga bapak Malya dapat dilatih untuk melihat kesempatan yang ada di sekitar, yang mungkin saja dapat dijadikan sebagai solusi untuk peningkatan produksi, khususnya di ternak sapi, sekaligus melatih bapak malya dalam beternak. Hal lain ditambahkan oleh penulis yakni penggunaan limbah tidak boleh terlalu banyak dan sering, khususnya pada kulit buah coklat ini mengandung zat yang dapat menghambat pertumbuhan ternak sapi, sehingga pemakaiannya dibatasi.


(9)

Program ketiga kurangnya pengetahuan akan beternak. Hal ini merupakan kelanjutan dengan program sebelumnya yakni pemanfatan limbah. Bapak Malya diberitahukan akan cara menjaga kesehatan ternak. Hal ini berupa kapan waktu pemberian obat cacing dan vitamin yang tepat dan diakhir pertemuan, penulis memberikan injeksi vitamin B kompleks pada ternak dan pemberian obat cacing (Rintal Bolus). Serta memberitahukan harus sering melakukan kontak dengan dokter hewan terdekat.

1.2 JADWAL KEGIATAN

Jadwal kegiatan yang dicanangkan penulis dapat dilihat pada table:

MINGGU PROGRAM

MINGGU KE I

MINGGU KE II

MINGGU KE III

MINGGU KE IV

MINGGU KE V

PERKENALAN

DISKUSI PENENTUAN MASALAH PRIORITAS PELAKSANAAN PROGRAM


(10)

BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

Pelaksanaan program dilakukan sebanyak 2 kali seminggu, namun disesuaikan dengan keadaan keluarga bapak Malya. Artinya dalam melakukan kunjungan harus menghubungi bapak Malya terlebih dahulu, agar tidak terjadi kesalahan misalnya tidak ada orang di rumah. Kunjungan informal lain dikondisikan dengan situasi. Jumlah jam yang dihabiskan dalam sekali kunjungan ke rumah keluarga bapak Malya kira-kira 2-3 jam sekali pertemuan, sehingga waktu efektif formal yang dilakukan didapatkan sebanyak 20-30 jam efektif formal, sedangkan waktu informal yang ada adalah 30-40 jam. Waktu informal maksudnya adalah waktu kunjungan informal diluar jadwal yang telah ditetapkan yakni 2 kali seminggu, dan dalam satu kali kunjungan dihabiskan mencapai 3-4 jam. Waktu informal ini ditujukan untuk mengakrabkan diri dengan keluarga bapak Malya. Hal-hal yang dilakukan selama waktu informal ini adalah membantu pekerjaan sehari-hari bapak Malya, juga ikut serta dan ambil bagian dalam berkebun dan membersihkan lingkungan sekitar rumah keluarga bapak Malya. Sehingga total waktu yang dihabiskan dalam waktu informal ini dalam 5 minggu adalah 30-40 jam. Waktu pergi mengunjungi yang selama ini dilaksanakan untuk pergi mengunjungi keluarga bapak Malya adalah siang hari pukul 10.00-12.00 dan sore hari pukul 16.00-18.00.

Dari penjelasan tersebut, didapatkan waktu total selama 5 minggu mendampingi keluarga bapak Malya sebanyak (20-30) jam formal + (30-40) jam informal = 50-80 jam. Jika ditarik harga tengah jam tersebut didapatkan nilai rata-rata 65 jam.

Jika ditinjau dari segi prosedur, jam ini jauh dari yang diharapkan, yakni 90 jam minimal, namun, mengingat prioritas masalah yang diambil, jumlah jam ini dirasa cukup untuk mendampingi keluarga bapak Malya.

Hasil yang didapatkan selama mendampingi keluarga bapak Malya dapat dikatakan bagus. Dalam pertemuan pada akhir minggu ketiga, setelah melaksanakan program pertama mengenai mencari pekerjaan tambahan, bapak Malya akhirnya berusaha mencari pekerjaan dan pada minggu keempat telah bekerja sebagai kuli bangunan pada sebuah toko bangunan dengan dan digaji perhari.

Program kedua dan ketiga telah selesai berjalan dan keluarga bapak Malya mendapat pencerahan mengenai cara memelihara dan menjaga kesahatan ternak dan mendapat


(11)

pengetahuan mengenai tanaman beracun yang harus diketahui agar pada proses pengembilan pakan (rumput) dapat memilah sebelum diberikan kepada sapi.

Kendala yang dihadapi selama mendampingi keluarga bapak Malya terletak pada kesulitan mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi. Hal ini disebabkan walaupun bapak Malya tidak bekerja, ia sering keluar dan tidak ada di tempat. Jadi rumah itu terkesan selalu kosong. Kendala berikutnya adalah bapak Malya kurang terbuka memberitahukan kepada penulis masalah apa saja yang sedang dihadapi.


(12)

BAB V

PENUTUP

1.1SIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga bapak Malya dan hasil diskusi dengan keluarga, dapat disimpulkan masalah utama yang dihadapi oleh bapak Nengah Malya sekeluarga adalah seputaran ekonomi. Masalah ekonomi ini menyebabkan keluarga ini tidak dapat melakukan banyak aktivitas sebagaimana mestinya hal ini juga mengakibatkan kondisi rumahnya yang tidak bagus dan memberikan kesan menjadi pemukiman yang kumuh.

Hal lain yang menyebabkan kondisi ini adalah rendahnya SDM pasangan ini, karena pendidikan yang rendah. Pendidikan yang rendah ini menyebabkan kurangnya pengetahuan dan kemampuan melihat kesempatan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lahan kosong di bagian depan rumah yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menanam sayuran sehingga biaya untuk membeli sayur dapat dialihkan ke bagian yang lain.

1.2SARAN

Saran yang dapat penulis berikan kepada keluarga ini diantaranya;

1. Perbanyak mengikuti kegiatan baik dengan kelompok tani ataupun dengan simantri mengenai pemanfaatan dan pengetahuan mengenai beternak sehingga dengan demikian dapat meningkatkan SDM keluarga.

2. Keluarga ini harus bisa belajar menabung, walaupun sedikit, agar pada saat darurat tidak begitu banyak meminjam uang kepada orang lain.

3. Pengetahuan akan pentingnya jamban sederhana (seperti VIP latrine) dan kamar mandi harus lebih banyak diberikan lagi, agar dapat menghindari kemungkinan terhindar dari penyakit yang disebabkan karena BAB sembarangan.

4. Keluarga ini harus lebih memperketat pengeluaran, dan membatasi uang jajan kepada anaknya, mengingat pendapatan keluarga yang kecil harus diimbangi dengan pengeluaran jajan yang banyak untuk setiap anak terhitung besar untuk ukuran rumah tangga miskin. Hal ini termasuk harus membiasakan anak-anak untuk sarapan pagi di rumah sebelum pergi ke sekolah.

5. Keluarga ini harus lebih banyak berdoa agar kuat menghadapi cobaan yang dihadapi.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

____. 2016. “Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM)”. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kepada Masyarakat Universitas Udayana.


(14)

LAMPIRAN

NAMA : FEBIO TOMASINI MARCIANO MEUS

NIM :1309005087

KK DAMPINGAN : BAPAK I NENGAH MALYA

Gambar 1 Kartu keluarga bapak I Nengah Malya


(15)

Gambar 3 Kondisi kamar mandi di belakang rumah tanpa jamban


(1)

10 BAB IV

PELAKSANAAN, HASIL DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

Pelaksanaan program dilakukan sebanyak 2 kali seminggu, namun disesuaikan dengan keadaan keluarga bapak Malya. Artinya dalam melakukan kunjungan harus menghubungi bapak Malya terlebih dahulu, agar tidak terjadi kesalahan misalnya tidak ada orang di rumah. Kunjungan informal lain dikondisikan dengan situasi. Jumlah jam yang dihabiskan dalam sekali kunjungan ke rumah keluarga bapak Malya kira-kira 2-3 jam sekali pertemuan, sehingga waktu efektif formal yang dilakukan didapatkan sebanyak 20-30 jam efektif formal, sedangkan waktu informal yang ada adalah 30-40 jam. Waktu informal maksudnya adalah waktu kunjungan informal diluar jadwal yang telah ditetapkan yakni 2 kali seminggu, dan dalam satu kali kunjungan dihabiskan mencapai 3-4 jam. Waktu informal ini ditujukan untuk mengakrabkan diri dengan keluarga bapak Malya. Hal-hal yang dilakukan selama waktu informal ini adalah membantu pekerjaan sehari-hari bapak Malya, juga ikut serta dan ambil bagian dalam berkebun dan membersihkan lingkungan sekitar rumah keluarga bapak Malya. Sehingga total waktu yang dihabiskan dalam waktu informal ini dalam 5 minggu adalah 30-40 jam. Waktu pergi mengunjungi yang selama ini dilaksanakan untuk pergi mengunjungi keluarga bapak Malya adalah siang hari pukul 10.00-12.00 dan sore hari pukul 16.00-18.00.

Dari penjelasan tersebut, didapatkan waktu total selama 5 minggu mendampingi keluarga bapak Malya sebanyak (20-30) jam formal + (30-40) jam informal = 50-80 jam. Jika ditarik harga tengah jam tersebut didapatkan nilai rata-rata 65 jam.

Jika ditinjau dari segi prosedur, jam ini jauh dari yang diharapkan, yakni 90 jam minimal, namun, mengingat prioritas masalah yang diambil, jumlah jam ini dirasa cukup untuk mendampingi keluarga bapak Malya.

Hasil yang didapatkan selama mendampingi keluarga bapak Malya dapat dikatakan bagus. Dalam pertemuan pada akhir minggu ketiga, setelah melaksanakan program pertama mengenai mencari pekerjaan tambahan, bapak Malya akhirnya berusaha mencari pekerjaan dan pada minggu keempat telah bekerja sebagai kuli bangunan pada sebuah toko bangunan dengan dan digaji perhari.

Program kedua dan ketiga telah selesai berjalan dan keluarga bapak Malya mendapat pencerahan mengenai cara memelihara dan menjaga kesahatan ternak dan mendapat


(2)

pengetahuan mengenai tanaman beracun yang harus diketahui agar pada proses pengembilan pakan (rumput) dapat memilah sebelum diberikan kepada sapi.

Kendala yang dihadapi selama mendampingi keluarga bapak Malya terletak pada kesulitan mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi. Hal ini disebabkan walaupun bapak Malya tidak bekerja, ia sering keluar dan tidak ada di tempat. Jadi rumah itu terkesan selalu kosong. Kendala berikutnya adalah bapak Malya kurang terbuka memberitahukan kepada penulis masalah apa saja yang sedang dihadapi.


(3)

12 BAB V PENUTUP 1.1SIMPULAN

Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga bapak Malya dan hasil diskusi dengan keluarga, dapat disimpulkan masalah utama yang dihadapi oleh bapak Nengah Malya sekeluarga adalah seputaran ekonomi. Masalah ekonomi ini menyebabkan keluarga ini tidak dapat melakukan banyak aktivitas sebagaimana mestinya hal ini juga mengakibatkan kondisi rumahnya yang tidak bagus dan memberikan kesan menjadi pemukiman yang kumuh.

Hal lain yang menyebabkan kondisi ini adalah rendahnya SDM pasangan ini, karena pendidikan yang rendah. Pendidikan yang rendah ini menyebabkan kurangnya pengetahuan dan kemampuan melihat kesempatan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lahan kosong di bagian depan rumah yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menanam sayuran sehingga biaya untuk membeli sayur dapat dialihkan ke bagian yang lain.

1.2SARAN

Saran yang dapat penulis berikan kepada keluarga ini diantaranya;

1. Perbanyak mengikuti kegiatan baik dengan kelompok tani ataupun dengan simantri mengenai pemanfaatan dan pengetahuan mengenai beternak sehingga dengan demikian dapat meningkatkan SDM keluarga.

2. Keluarga ini harus bisa belajar menabung, walaupun sedikit, agar pada saat darurat tidak begitu banyak meminjam uang kepada orang lain.

3. Pengetahuan akan pentingnya jamban sederhana (seperti VIP latrine) dan kamar mandi harus lebih banyak diberikan lagi, agar dapat menghindari kemungkinan terhindar dari penyakit yang disebabkan karena BAB sembarangan.

4. Keluarga ini harus lebih memperketat pengeluaran, dan membatasi uang jajan kepada anaknya, mengingat pendapatan keluarga yang kecil harus diimbangi dengan pengeluaran jajan yang banyak untuk setiap anak terhitung besar untuk ukuran rumah tangga miskin. Hal ini termasuk harus membiasakan anak-anak untuk sarapan pagi di rumah sebelum pergi ke sekolah.

5. Keluarga ini harus lebih banyak berdoa agar kuat menghadapi cobaan yang dihadapi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

____. 2016. “Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata Pelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM)”. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kepada Masyarakat Universitas Udayana.


(5)

14 LAMPIRAN

NAMA : FEBIO TOMASINI MARCIANO MEUS

NIM :1309005087

KK DAMPINGAN : BAPAK I NENGAH MALYA

Gambar 1 Kartu keluarga bapak I Nengah Malya


(6)

Gambar 3 Kondisi kamar mandi di belakang rumah tanpa jamban