PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT
PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI
DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS
Progdi Akuntansi

Diajukan Oleh :
SRI HIDAYATI
1013010071/FE/EA

Kepada
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
J AWA TIMUR
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


SKRIPSI
PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT
PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Disususn Oleh:
Sri Hidayati
1013010071/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 28 Maret 2014
Pembimbung:
Pembimbing Utama

Tim Penguji:
Ketua


Dra, Erry Andhaniwati. Maks, Ak

Dr. Gideon SB, M.Si
Sekretaris

Dra, Erry Andhaniwati. Maks, Ak
Anggota

Drs. EC. Eko Riadi, M.Aks
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur

Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, dapat terselesaikan
dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaiakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE.MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasioanal “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timujr.
4. Ibu Dra. Erry Andhaniwati, MAKs, AK. selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak membantu memberikan bimbingan, saran, kritikan, doa,
semangat terhadap penulis serta waktu, tenaga, dan pikiran yang telah

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

diluangkan

untuk

membimbing

dan

mengarahkan

penulis

demi


terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik, mengajar dan mengayomi. Jasajasa yang telah engkau berikan akan selalu tertanam di hati penulis.
6. Untuk Ibunda dan Ayahanda yang tercinta, serta saudara-saudaraku yang
tersayang, terima kasih atas curahan kasih sayang yang engkau berikan dan
dukungannya baik secara moril maupun materil yang tidak terhingga.
7. Keluarga besar H. Roestam Effendi (Alm) terima kasih yang sebanyakbanyaknya, karena selama ini telah memberi dorongan semangat baik moril
maupun materil sampai skripsi ini selesai.
8. Adik-adikku yang tersayang (Freya, Hakeem, Aisyah, Abdulloh) terima kasih
kalian semua penyemangat hidupku.
9. Seluruh sahabat-sahabat “sembilanku” tersayang (Arini, Astrina, Dyah,
Farida, Henik, Jayanti, Ristia, Silvi ) dan juga Ghama, Agil, Ragil, Joko dan
kawan-kawan dari semester pertama sampai terakhir, banyak kisah dan
pengalaman yang tidak akan terlupakan bersama kalian, tanpa kalian semua
saya bukanlah apa-apa. Terima kasih semuanya kalian tidak akan bisa
terlupakan dan pasti akan sangat kurindukan.
10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya, terimaksih atas
bantuan dan dukungan kalian semua selama penulis melakukan penelitian ini.


Surabaya, 13 Maret 2014

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah....................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian........................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian......................................................................... 7


BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................. 8
2.2. Landasan Teori................................................................................ 9
2.2.1. Akuntansi Keperilakuan........................................................ 9
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan.........................10
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan............................. 10
2.2.1.3. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan................ 10
2.2.2. Pemahaman Akuntansi........................................................ 11
2.2.2.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi.......................... 11
2.2.2.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi............................... 11
2.2.3. Pengertian Belajar............................................................... 12
2.2.3.1. Teori-Teori Belajar................................................. 13
2.2.3.2. Faktor-Faktor Yaang Mempengaruhi Belajar......... 13
2.2.4. Kecerdasan Emosional (EQ)............................................... 14
2.2.4.1. Pengertian Kecerdasan Emosional (EQ)................. 14
2.2.4.2. Komponen Kecerdasan Emosional......................... 16
2.2.4.3. Pengenalan Diri....................................................... 17
2.2.4.3.1. Pengertian Pengenalan Diri.................... 17

2.2.4.3.2. Tujuan Pengenalan Diri......................... 17
2.2.4.4. Pengendalian Diri.................................................... 18

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.4.1. Pengertian Pengendalian Diri................ 18
2.2.4.4.2. Tujuan Pengendalian Diri...................... 19
2.2.4.5. Motivasi.................................................................. 19
2.2.4.5.1. Pengertian Motivasi............................... 19
2.2.4.5.2. Tuiuan Motivasi..................................... 20
2.2.4.6. Empati..................................................................... 20
2.2.4.6.1. Pengertian Empati.................................. 20
2.2.4.6.2. Tujuan Empati........................................ 21
2.2.4.7. Keterampilan Sosial ............................................... 21
2.2.4.7.1. Pengertian Keterampilan Sosial............. 21
2.2.4.7.2. Tujuan Keterampilan Sosial................... 22
2.2.5.Pengaruh Pengenalan Diri, Pengendalian Diri, Motivasi,
Empati, dan Keterampilan Sosial Terhadap Tingkat

Pemahaman Akuntansi...................................................... 23
2.2.5.1. Pengaruh Pengenalan Diri Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi.......................................... 23
2.2.5.2. Pengaruh Pengendalian Diri Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi.......................................... 24
2.2.5.3. Pengaruh Motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi............................................................... 24
2.2.5.4. Pengaruh Empati Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi............................................................... 25
2.2.5.5. Pengaruh Keterampilan Sosial Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi.......................................... 27
2.3. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 28
2.4. Hipotesis........................................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian............................................................................ 30
3.2. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel................................... 30
3.2.1. Definisi Operasioanal.......................................................... 30
3.2.2. Pengukuran Variabel........................................................... 31

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.3. Teknik Penentuan Sampel............................................................. 38
3.3.1. Obyek Penelitian................................................................. 38
3.3.2. Populasi............................................................................... 38
3.3.3. Sampel................................................................................. 38
3.4. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 39
3.4.1. Jenis Data.............................................................................39
3.4.2. Sumber Data........................................................................ 40
3.4.3. Pengumpulan Data............................................................... 40
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis................................................. 41
3.5.1. Teknik Analisis.................................................................... 41
3.5.2. Pengujian Hipotesis............................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................. 48
4.1.1. Karakteristik Responden..................................................... 48
4.1.2. Deskripsi Variabel............................................................... 49
4.2. Hasil Penelitian ............................................................................. 57
4.2.1. Goodness Of Fit Outer Model ............................................ 58

4.2.1.1. Uji ConvergentValidity........................................... 58
4.2.1.2. Uji CompositeReliability........................................ 63
4.2.1.3. Uji AverageVarianceExtracted............................... 64
4.2.2. Pengujian Hipotesis............................................................. 65
4.2.2.1. Goodness Of Fit Inner Model (Uji Model
Struktural).............................................................. 65
4.2.2.2. Uji Inner Weight......................................................66
4.3. Pembahasan................................................................................... 67
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 74
5.2. Saran ............................................................................................. 74
5.3. Keterbatasan Penelitian dan Implikasi.......................................... 75
5.3.1. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 75
5.3.2. Impliksi Penelitian .............................................................. 75

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT
PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI
DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR

Sri Hidayati

ABSTRAK
Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan tinggi
akuntansi adalah sikap dan mental mahasiswa dalam mengembangkan
kepribadiannya yang dikenal dengan istilah Emotional Quatient atau kecerdasan
Emosional. Penelitian ini merumuskan masalah mengenai apakah kecerdasan
emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati,
dan keterampilan sosial berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada
mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
angkatan 2010. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menguji secara empiris pengaruh dari kecerdasan emosional yang meliputi
pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial
terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Variabel yang digunakan adalah Pengenalan Diri (X1), Pengendalian Diri
(X2), Motivasi (X3), Empati (X4), dan Keterampilan Sosial (X5) terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi (Y). Skala dalam penelitian ini yaitu skala likert. Populasi
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Strata satu (S1) program studi Akuntannsi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan 2010 yang
berjumlah 189 mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 65 mahasiswa.
Teknik analisis yang digunakan yaitu Partial Least Square (PLS).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan
bahwa variabel Pengenalan Diri, Pengendalian Diri, Motivasi, Empati tidak
berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, sedangkan variabel Keterampilan
Sosial berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Kata Kunci: Pengenalan Diri, Pengendalian Diri, Motivasi, Empati,
Keterampilan Sosial dan Tingkat Pemahaman Akuntansi

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Persaingan di dunia kerja sekarang ini semakin tajam akibat adanya
era globalisasi. Aturan bekerja pun semakin berubah dan penilaian tidak
hanya berdasarkan tingkat kepandaian atau berdasarkan pelatihan dan
pengalaman, tetapi juga berdasarkan seberapa baik mengelola diri sendiri
dan berhubungan dengan orang lain. Pendidikan tinggi akuntansi sebagai
sebuah institusi yang menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi saat ini
dituntut untuk tidak hanya menghasilkan lulusan yang menguasai
kemampuan dibidang akademik, tetapi juga mempunyai kemampuan yang
bersifat teknik analisis dalam bidang humanistic skill dan profesional skill
sehingga mempunyai nilai tambah dalam bersaing di dunia kerja.
Budhiyanto dan Nugroho (2004) dalam Setiawan dan Ika (2010).
McClelland (1973) dalam Goleman (2003) menyatakan bahwa
kemampuan akademik bawaan, nilai rapor, dan predikat kelulusan
pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang
sesudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup.
Sebaliknya seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan
inisiatif mampu membedakan orang-orang sukses dari yang berprestasi
biasa-biasa saja. Faktor ini dikenal sebagai kecerdasan emosional (EQ).
Goleman (2003) dalam Budhiyanto dan Nugroho (2004) berusaha
mengubah pandangan tentang kecerdasan intelektual (IQ) yang menyatakan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

keberhasilan ditentukan oleh intelektualitas belaka, sehingga berusaha untuk
menemukan keseimbangan cerdas antara emosi dan kognisi. Kecerdasan
emosional

menentukan

keterampilan-keterampilan

seberapa
yang

baik

seseorang

dimilikinya,

termasuk

menggunakan
keterampilan

intelektual. Paradigma lama menganggap yang ideal adalah adanya nalar
yang bebaas dari emosi, paradigma baru menganggap adanya kesesuaian
antara kepala dan hati.
Pada

umumnya

dalam

masyarakat

adanya

anggapan

bahwa

pendidikan tinggi merupakan suatu persiapan untuk menghadapi kehidupan
di masa depan. Dengan memasuki suatu perguruan tinggi, seorang
mahasiswa

diharapkan

mempersiapkan

diri

untuk

menyongsong

kehidupannya di masa mendatang. Kebutuhan akuntansi di dunia usaha saat
ini sangat dibutuhkan, terlebih dalam menghadaapi era globalisasi.
Akuntansi sebagai bahasa bisnis, sangat membantu dunia usaha dalam
mengukur,

mengkomunikasikan,

dan menginterprestasikan

informasi

aktifitas keuangan. Budhiyanto dan Nugroho ( 2004) dalam Setiawan dan
Ika (2010).
Dalam program Studi Akuntansi, mahasiswa akan diberi bekal
mengenai penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan, perencanaan
perpajakan dan analisis laporan keuangan. Hal tersebut ditujukan untuk
manajer dalam mengambil keputusan dan pengembangan sistem informasi
akuntansi, dan bagaimana memanfaatkan informasi akuntansi. Akuntansi
banyak disalah artikan sebagai bidang studi yang banyak menggunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

angka-angka untuk menghasilkan laporan keuangan. Padahal akuntansi
tidak hanya memfokuskan pada masalah perhitungan semata, namun lebih
pada penalaran yang membutuhkan logika berpikir (Budhiyanto dan
Nugroho, 2004) dalam (Setiawan dan Ika, 2010).
Tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan
seberapa mengerti seorang mahasiswa terhadap apa yang sudah dipelajari,
yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi dan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK). Tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi
tidak hanya ditunjukkan dari nilai –nilai yang didapatkannya dalam mata
kuliah, tetapi juga apabila mahasiswa tersebut mengerti dan dapat
menguasai konsep-konsep yang terkait (Praptiningsih, 2009).
Dari hasil survei pendahuluan dengan jumlah responden 25
mahasiswa

Jurusan

Akuntansi

Universitas

Pembangunan

Nasional

‘Veteran” Jawa Timur angkatan 2010, mengenai tingkat pemahaman
akuntansi, dapat disajikan pada tabel 1.1, sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Tabel 1.1: Hasil Survei Pendahuluan
Mata Kuliah
Nilai Mata
Kuliah
Pengantar Akuntansi I
A
B
C

Persentase
(%)
8
36
56
100

Jumlah
2
9
14
25

Pengantar Akuntansi II

A
B
C

0
32
68
100

0
8
17
25

Akuntansi Keuangan
Menengah I

A
B
C

0
28
72
100

0
7
18
25

Akuntansi Keuangan
Menengah II

A
B
C

0
32
68
100

0
8
17
25

Akuntansi
Lanjutan I

Keuangan

A
B
C

4
44
52
100

1
11
13
25

Akuntansi Keuangan
Lanjutan II

A
B
C

16
60
24

4
15
6

100

25

Auditing I

A
B
C

0
88
12
100

0
22
3
25

Teori Akuntansi

A
B
C

0
48
52
100

0
12
13
25

Sumber: Survei Pendahuluan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Berdasarkan hasil survei terhadap 25 mahasiwa akuntansi UPN
“Veteran” Jawa Timur angkatan 2010 yang mendapat nilai baik sekali (nilai
A) untuk mata kuliah Pengantar Akuntansi I sebesar 8%, nilai baik (nilai B)
sebesar 36%, dan kurang baik (nilai C) sebesar 56 . Hasil survei untuk mata
kuliah Pengantar Akuntansi II yang mendapatkan nilai baik (nilai B) sebesar
32% dan kurang baik (nilai C) sebesar 68%. Hasil survei untuk mata kuliah
Akuntansi Keuangan Menegah I yang mendapatkan nilai baik (nilai B)
sebesar 28% dan kurang baik (nilai C) sebesar 72%. Hasil survei untuk mata
kuliah Akuntansi Keuangan Menegah II yang mendapatkan nilai baik (nilai
B) sebesar 32% dan kurang baik (nilai C) sebesar 68%. Hasil survei untuk
mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan I mahasiswa yang mendapat
nilai baik sekali (nilai A) sebesar 4%, nilai baik (nilai B) sebesar 44%, dan
kurang baik (nilai C) sebesar 52%. Hasil survei untuk mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan II mahasiswa yang mendapat nilai baik sekali
(nilai A) sebesar 16%, mahasiswa yang mendapat nilai baik (nilai B)
sebesar 60%, dan kurang baik (nilai C) sebesar 24%. Hasil survei untuk
mata kuliah Auditing I mahasiswa yang mendapat nilai baik (nilai B)
sebesar 88%, dan kurang baik (nilai C) sebesar 12%. Sedangkan hasil survei
untuk mata kuliah Teori Akuntansi, mahasiswa yang mendapat nilai baik
(nilai B) sebesar 48%, dan kurang baik (nilai C) sebesar 52%. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa kurang memperoleh pemahaman akuntansi
terhadap materi pengetahuan akuntansi sebagai hasil kegiatan belajar dalam
hal ini adalah materi mata kuliah pokok akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Menurut Suwardjono (2005) ini karena mahasiswa kebanyakan
mempunyai perilaku untuk hanya datang, dengar, dan catat dikurangi
berpikir (D3C-B). Dengan adanya fenomena tersebut berarti bahwa
pemahaman pada bidang pokok akuntansi masih kurang. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena mahasiswa kurang mengetahui kecerdasan
emosional yang meliputi pengendalian diri dan motivasi serta minat belajar
yang dimilikinya sehingga mahasiswa kurang mampu mengembangkannya
secara optimal.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
mengambil

judul

“PENGARUH

KECERDASAN

EMOSIONAL

TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul pertanyaan
penelitian : Apakah kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial berpengaruh
terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi?
1.3. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan diatas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menguji secara empiris
pengaruh dari kecerdasan emosional yang meliputi pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial terhadap
tingkat pemahaman akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

1.4. Manfaaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan
dapat mengambil manfaat antara lain:
a. Bagi Praktisi
Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan
emosional sehingga secara tidak langsung mahasiswa akan memiliki
kemampuan lebih dalam mengelola kecerdasan.
b. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

untuk menyusun sistem yang diterapkan dalam Jurusan Akuntansi
tersebut dalam rangka menciptakan seorang akuntan yang berkualitas.
c. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui pengaruh kecerdasan emosional
terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1.

Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, dkk (2009) membuktikan
bahwa komponen kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, keterampilan sosial, dan empati dalam
kecerdasan emosional secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
tingkat pemahaman akuntansi, dan secara parsial masing-masing tidak
berpengaruh secara positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Suryaningsum, dkk (2009) meneliti pengaruh pendidikan tinggi
akuntansi

terhadap

kecerdasan

emosional.

Penelitian

tersebut

menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosional mahasiswa junior
dan mahasiswa tingkat akhir jurusan akuntansi berbeda secara signifikan,
namun perbedaan itu lebih dipengaruhi oleh faktor usia semata. Hal ini
dapat diketahui karena tingkat kecerdasan emosional mahasiswa tingkat
akhir berbeda secara signifikan dengan pemuda sebaya yang tidak pernah
mengenyang bangku pendidikan tinggi akuntansi, dalam hal ini karyawan
memiliki skor kecerdasan emosional yang lebih baik daripada mahasiswa
tingkat akhir, sehingga pengalaman mengikuti pendidikan tinggi
akuntansi ternyata tidak menimbulkan perbedaan tingkat kecerdasan
emosional seseorang. Kualitas lembaga pendidikan tinggi akuntansi yang
lebih baik terbukti memberikan pengaruh berarti terhadap tingkat
kecerdasan emosional seorang mahasiswa.

8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Sedangkan pada penelitian Setiawan dan Ika (2010) menunjukkan
bahwa variabel parsial dan simultan emosional intelijen yang terdiri dari
pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan
sosial berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.
Perubahan tingkat pemahaman akuntansi dijelaskan oleh pengenalan diri,
pengendalian diri, motivasi, empati, keterampilan sosial sebesar 50,8%
dan sisanya 49,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel
kecerdasan emosional dalam penelitian ini.
2.2.

Landasan Teori

2.2.1.

Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin akuntansi
yang mengkaji hubungan perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta
dimensi keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan sistem
akuntansi itu berada.
Akuntansi keperilakuan bermanfaat dalam mempelajari pengaruh
antara perilaku manusia terhadap desain, bangunan, dan penggunaan
sistem informasi akuntansi

yang

diterapkan dalam perusahaan,

mempelajari perilaku manusia yang mempengaruhi kinerja, motivasi,
produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama;
dan merupakan metode untuk yang dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu.
(Suartana, 2010).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi
keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses
pengambilan keputusan, sedangkan ilmu keperilakuan adalah bagian dari
ilmu sosial manusia yang berhadapan secara langsung dengan perilaku
manusia.

Jadi,

akuntansi

keperilakuan

didefinisikan

ilmu

yang

menghubungkan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi
(Ikhsan dan Ishak, 2005: 4).
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan memfokuskan pada hubungan antara
manusia dan sistem akuntansi, akuntansi keperilakuan menyadari bahwa
mereka dapat merancang sistem informasi untuk mempengaruhi sistem
motivasi individu, moral dan produktivitas.
Tujuan akuntansi keperilakuan adalah usaha untuk melakukan
pengukuran dan pengevaluasian segala tindakan yang berhubungan
dengan kegiatan perusahaan dan pengambilan keputusan, baik yang
bersifat internal maupun eksternal (Ikhsan dan Ishak, 2005: 4).
2.2.1.3. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan mempertimbangkan hubungan antara
perilaku manusia dengan sistem akuntansi. Ruang lingkup akuntansi
keperilakuan meliputi (Ikhsan, Arfan, 2010):
1. Aplikasi dari konsep ilmu kepribadian terhadap desain.
2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam
pengambilan keputusan.
4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan
perilaku para pemakai data.
5. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku,
cita-cita, serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi.
2.2.2.

Pemahaman Akuntansi

2.2.2.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi
Paham dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti pandai atau
mengerti benar, sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan
memahami atau memahamkan. Hal ini berarti orang yang memiliki
pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar
akuntansi. Dalam hal ini pemahaman akuntansi diukur dengan
menggunakan nilai mata kuliah akuntansi yaitu Pengantar Akuntansi,
Akuntansi Keuangan Menengah I dan II, Akuntansi Keuangan Lanjutan I
dan II, Pemeriksaan Akuntansi I, dan Teori Akuntansi. Mata kuliah
tersebut merupakan mata kuliah yang menggambarkan unsur-unsur
akuntansi secara umum (Pamela, 2012).
2.2.2.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi
Akuntansi banyak disalah artikan sebagai bidang studi yang banyak
menggunakan angka-angka untuk menghasilkan laporan keuangan. Padahal
akuntansi tidak hanya memfokuskan pada masalah perhitungan semata,
namun

lebih pada penalaran

yang

membutuhkan logika berpikir

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

(Budhiyanto dan Nugroho 2004) dalam (Setiawan dan Ika 2010).
Tujuan pemahaman akuntansi menurut Suwardjono (1999) adalah:
a. Memahamkan

pengetahuan

akuntansi

tanpa

menimbulkan

kekeliruan tentang akuntansi.
b. Menanamkan sifat positif terhadap pengetahuan akuntansi yang
cukup luas lingkupnya.
c. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam
praktik bisnis atau organisasi yang keberhasilannya sebenarnya
ditentukan oleh informasi keuangan.
2.2.3.

Pengertian Belajar
Menurut Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning
(1975) dalam (Purwanto, 2006: 84), belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu,
di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat
manusia.
Whiterington dalam buku Educational Psycology (Purwanto,
2006: 84), menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dari dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertaian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2.3.1. Teori-Teori Belajar
a. Teori Belajar Gesalt
Menurut teori Gestalt, belajar dapat diterangkan sebagai berikut.
Pertama, dalam belajar pemahaman atau pengertian (insight)
merupakan faktor yang penting untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar pribadi atau
organisme memegang peranan yang sangat sentral. Belajar itu tidak
hanya dilakukan secara reaktif saja tetapi dilakukan dengan sadar,
bermotif dan bertujuan (Purwanto, 2006: 101).
b. Teori Belajar Pavlon dan Watson
Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses perubahan yang
terjadi karena adanya syarat-syarat yang kemudian menimbulkan
reaksi. Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita
memberikan syarat-syarat yang tertentu. Yang terpenting dalam
belajar menurut teori ini adalah adanya latihan-latihan yang
kontinyu, yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yang
terjadi secara otomatis.
Kelemahan dari teori ini adalah teori ini menganggap bahwa
belajar hanya terjadi secara otomatis, keaktifan dan penentuan
pribadi dalam tidak dihiraukan. Pada manusia teori ini hanya dapat
kita terima dalam hal-hal belajar tertentu saja (Purwanto, 2006: 91).
2.2.3.2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Purwanto (2006:102) faktor-faktor yang mempengaruhi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

belajar digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang ada pada diri individu itu
sendiri atau disebut faktor individual. Sedangkan faktor ekstern yaitu
faktor yang ada di luar individu atau disebut faktor sosial. Yang termasuk
faktor intern yaitu faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial
adalah

faktor

keluarga/keadaan

rumah

tangga,

guru

dan cara

mengerjakannya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar,
lingkungan, dan kesempatan yang tersedia.
2.2.4.

Kecerdasan Emosional (EQ)

2.2.4.1. Pengertian Kecerdasan Emosional (EQ)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) mendefinisikan emosi
sebagai luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat
serta keadaan dan reaksi psikologi dan fisiologis seperti kegembiraan,
kesedihan, keharuan dan kecintaan. Istilah kecerdasan emosional muncul
secara luas pada pertengahan tahun 1990-an. Sebelumnya Gardner
(Goleman, 2009: 51-53) mengemukakan 8 kecerdasan pada manusia
(kecerdasan

majemuk)

yaitu

kecerdasan

linguistik,

kecerdasan

matematika, kecerdasan kinestetik/fisik, kecerdasan visual spasial,
kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan musikal,
kecerdasan naturalis. Menurut Goleman (2009:50) menyatakan bahwa
kecerdasan

majemuk

yang

dikemukakan

oleh

Gardner

adalah

manisfestasi dari penolakan akan pandangan Intelektual Quotient (IQ).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Salovey (Goleman, 2009: 57), menempatkan kecerdasan pribadi dari
Gardner sebagai definisi dasar dari kecerdasan emosional. Kecerdasan
yang dimaksud adalah kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan
intrapribadi. Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi individu pada
porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik.
Goleman (2009:45) menyatakan bahwa kecerdasan emosi
merupakan kemampuan emosi yang meliputi kemampuan untuk
mengendalikan diri, memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu
masalah, mampu mengendalikan impuls, memotivasi diri, mampu
mengatur suasana hati, kemampuan berempati dan membina hubungan
dengan orang lain. Kecerdasan emosi dapat menempatkan emosi
seseorang pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur
suasana hati. Koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial
yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana
hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan
memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah
menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya.
Peter Salovey dan Jack Mayer dalam Stein dan Book (2002)
mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk
mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk
membantu

pikiran,

mengendalikan

memahami

perasaan

secara

perasaan
mendalam

dan

maknanya,

sehingga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan

membantu

16

perkembangan emosi dan intelektual.
Menurut Mu’tadin (2002) dalam Setiawan dan Ika (2010) terdapat
tiga unsur penting kecerdasan emosional yang terdiri dari: kecakapan
pribadi (mengelola diri sendiri), kecakapan sosial (menangani suatu
hubungan), dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan
yang di kehendaki pada orang lain).
Salovey dan Mayer dalam Goleman (2003) mendefinisikan
kecerdasan emosi sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan
perasaan diri sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaanperasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Mayer, dalam
Goleman (2003), menyimpulkan bahwa kecerdasan emosi berkembang
sejalan dengan usia dan pengalaman dari kanak-kanak hingga dewasa,
lebih penting lagi bahwa kecerdasan emosional dapat dipelajari.
2.2.4.2.

Komponen Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman (2003) terdapat lima dimensi atau komponen
kecerdasan emosional yaitu:
1. Pengenalan diri (self awareness) yaitu mengetahui kondisi diri
sendiri, kesukaan, sumber daya dan intuisi.
2. Pengendalian diri (self regulation) yaitu mengelola kondisi, impuls,
dan sumber daya diri sendiri.
3. Motivasi (motivation) yaitu kecenderungan emosi yang mengantar
atau memudahkan peraihan sasaran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

4. Empati (empathy) yaitu kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan,
dan kepentingan orang lain.
5. Keterampilan sosial (social skills) yaitu kepintanran dalam
menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain.
2.2.4.3.

Pengenalan Diri

2.2.4.3.1. Pengertian Pengenalan Diri
Pengenalan diri merupakan kesadaran sesorang terhadap sikap
terhadap dirinya sendiri. Menurut Goleman (2003), kesadaran diri
merupakan kemampuan memantau perasaan dari waktu ke waktu
merupakan hal yang penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman
diri, ketidakmampuan untuk mencermati perasaan kita berada dalam
kekuasaan perasaan.
Kesadaran diri merupakan ketrampilan dasar yang vital untuk
ketiga kecekapan emosi:
1. Kesadaran emosi: mengetahui pengaruh emosi terhadap kinerja, dan
mampu menggunakan nilai-nilai untuk memandu membuat keputusan.
2. Penilaian diri secara akurat: mengetahui kekuatan dan batas-batas diri
sendiri.
3. Percaya diri: keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri.
2.2.4.3.2. Tujuan Pengenalan Diri
Menurut Goleman (2003: 73), pengenalan diri mempunyai
beberapa tujuan yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

1. Sebagai pedoman diri dalam pengambilan keputusan-keputusan
pribadi yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila
perasaan yang terlalu kuat dapat menciptakan kekacauan dalam
penalaran, tidak adanya kesadaran perasaan dapat menjadi bencana
terutama dalam mempertimbangkan keputusan-keputusan yang
sangat menetukan nasib kita selanjutnya.
2. Pengenalan diri penting bagi pemahaman psikologis. Sebagian
besar kehidupan emosional berada dalam alam bawah sadar,
perasaan-perasaan yang

bergejolak dalm diri kita tidaklah

senantiasa melintansi ambang sadar.
3. Sebagai pelepas suasana hati yang tidak mengenakkan. Emosi yang
bergejolak di bawah ambang sadar berpengaruh besar terhadap
bagaimana kita menerapkan dan bereaksi, meskipun kita tidak
mengetahui betul bagaimana emosi bekerja.
4. Mampu menumbuhkan sikap percaya diri yang kuat, sehingga
mempunyai keyakinan tentang kemampuan diri dan harga diri yang
tinggi.
2.2.4.4.

Pengendalian Diri

2.2.4.4.1. Pengertaian Pengendalian Diri
Merupakan mengelola emosi yang berarti menangani perasaan agar
perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang
sangat bergantung pada kesadaran diri Salovey dalam Goleman (2003).

Menurut Gibson dan Donnely (1996: 74), di dalam kepribadian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

itu ada tempat pengendalian, ini merupakan tempat pengendalian
individu menentukan kadar sejauh mana mereka percaya bahwa
perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi terhadap mereka.
2.2.4.4.2. Tujuan Pengendalian Diri
Menurut Goleman (2003: 79-85), pengendalian diri mempunyai
tujuan:
1. Mampu mengelola emosi dan desakan hati yang merusak.
2. Memiliki sifat yang dapat dipercaya.
3. Mempunyai rasa tanggungjawab atas kinerja pribadi.
4. Mempunyai keluwesan dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
5. Mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan
informasi baru.
2.2.4.5.

Motivasi

2.2.4.5.1. Pengertian Motivasi
Menurut Purwanto (2006: 71) motivasi adalah pendorong suatu
usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seorang agar
tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai
hasil atau tujuan tertentu.
Sedangkan Goleman (2003) menyatakan bahwa motivasi adalah
kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan perahian sasaran.
Penataan emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat
penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri
sendiri, dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi.
Kecakapan emosi yang terdapat dalam motrivasi adalah:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

a. Dorongan prestasi: dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi
keberhasilan
b. Komitmen menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau
perusahaaan
c. Inisiatif: kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan
d. Optimisme: kegigihan dalam memperjuangkan sasaran kendati ada
halangan dan kegagalan.

2.2.4.5.2. Tujuan Motivasi
Menurut Purwanto (2006: 73), motivasi mempunyai tujuan
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan
dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh
hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang mahasiswa motivasi
mempunyai tujuan untuk memacu diri sendiri agar timbul keinginan
dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai
tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
2.2.4.6.

Empati

2.2.4.6.1. Pengertian Empati
Menurut Goleman (2003) empati adalah kecerdasan terhadap
perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain. Pada tingkat yang paling
rendah, empati mempersyaratkan kemampuan membaca emosi orang lain;
pada tataran yang lebih tinggi, empati mengharuskan kita mengindra dan
menanggapi kebutuhan atau perasaan seseorang yang tidak diungkapkan
lewat kata-kata. Ditataran yang paling tinggi, empati adalah menghayati
masalah-masalah atau kebutuhan-kebutuhan yang tersirat dibalik perasaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

seseorang. Empati merupakan ketrampilan dasar untuk semua kecakapan
sosial yang penting untuk bekerja

2.2.4.6.2. Tujuan Empati
Menurut

Goleman (2003: 144-153), empati mempunyai

beberapa tujuan, diantaranya:
1. Mampu memahami orang lain, seperti menunjukkan minat aktif
terhadap mereka.
2. Menumbuhkan sikap kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar.
3. Mampu mengatasi keseragaman yaitu memperlancar keefektifan
dalam bergaul, memudahkan hubungan sosial dengan orang lain.
4. Agar dapat terhindar dari tindakan-tindakan amoral.
5. Mempunyai kesadaran politis yaitu mampu membaca arus emosi
sebuah kelompok dan hubungannnya denga kekuasaan.
6. Adanya orientasi pelanggan hal ini berlaku pada pemasaran dan
manajemen seperti mengantisipasi, mengenali, dan berusaha
memenuhi kebutuhan.
2.2.4.7.

Keterampilan Sosial

2.2.4.7.1. Pengertian Keterampilan Sosial
Keterampilan

sosial

merupakan

kecakapan

sosial

yang

mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain (Goleman,
2004:158).
Menurut Trisniwati dan Suryaningsum (2003) dalam Pamela
(2012) keterampilan sosial dapat dilihat dari sinkronisasi dosen dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh hubungan yang mereka
rasakan. Studi-studi kelas membuktikan bahwa semakin erat koordinasi
gerakan antara dosen dan mahasiswa, semakin besar perasaan
bersahabat, bahagia, antusias, minat dan adanya keterbukaan ketika
melakukan interaksi. Hal inilah yang menyebabkan mahasiswa dapat
belajar dengan suasana yang baik sehingga hasil yang dicapai dapat
maksimal.
Menurut Jones (1996) dalam Rahayu, dkk (2009) kemampuan
membina hubungan dengan orang lain adalah serangkaian pilihan yang
dapat membuat anda mampu berkomunikasi secara efektif dengan
orang lain yang berhubungan dengan Anda atau orang lain ingin Anda
hubungi.
2.2.4.7.2. Tujuan Keterampilan Sosial
Menurut Goleman (2003: 158-170) tujuan dari keterampilan
sosial antara lain:
1. Menjadi orang-orang yang terampil dalam kecerdasan sosial dapat
menjalin hubungan dengan orang lain secara lancar, peka membaca
reaksi dan perasaan orang lain, mampu mengorganisir dan
memimpin, pintar menangani perselisihan yang muncul dalam
setiap kegiatan manusia.
2. Menjadi orang yang mampu menyuarakan perasaan kolektif serta
merumuskannya dengan jelas sebagai panduan bagi kelompok
untuh meraih sasaran.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

3. Menjadi orang yang disukai banyak orang di sekitarnya karena
secara emosional mereka menyenangkan, mereka membuat orang
lain merasa nyaman.
2.2.5.

Pengaruh Pengenalan Diri, Pengendalian Diri, Motivasi, Empati,
dan Keterampilan Sosial Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi

2.2.5.1.

Pengaruh

Pengenalan

Diri

Terhadap

Tingkat

Pemahaman

Akuntansi
Menghadapi perkembangan ilmu akuntansi yang semakin
kompleks mahasiswa diharapkan mampu mengenali diri sendiri sesuai
dengan keterampilan dasar dan kecakapan emosi yang dimiliki.
Menurut teori cermin yang dikemukakan oleh Cooley (1902) dalam
Praptiningsih (2009) menyebutkan bahwa cermin diri dalam “cermin”
reaksi orang lain terhadapanya dan perasaan orang itu terhadap reaksireaksi orang lain tersebut.
Menurut teori Diri Antisosial yang dikemukan Freud (1960)
dalam Praptiningsih (2009), Freud melihat diri dan masyarakat dalam
konflik yang mendasar yang tidak selaras. Ia melihat diri itu sebagai
produk

dari

cara-cara

masyarakat

memandang

dan

dorongan

manusiayang mendasar.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengenalan diri dapat mempengaruhi pemahaman akuntansi. Dengan
pengenalan diri yang baik diharapkan mahasiswa dapat belajar dengan
sungguh-sungguh

dan

sadar

sesuai

dengan

kemampuan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan

24

kewajibannya serta mempunyai rasa percaya diri yang kuat sehingga
mereka memperoleh pemahaman akuntansi yang lebih baik.
2.2.5.2.

Pengaruh Pengendalian Diri Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi
Menurut Teori Psikodinamis yang dikemukakan oleh Freud
(1960) dalam (Gibson dan Donelly, 1996: 158) menyatakan bahwa
seorang dalam menghadapi perangsang itu berbeda-beda, seperti halnya
dengan pengendalian diri.
Menurut Teori Humanistik yang dikemukakan oleh Rogers
(1997) dalam (Gibson dan Donelly, 1996: 160) menyatakan bahwa
kepribadian dicirikan oleh penekanannya atas perkembangan dan
perwujudan dari individu. Teori ini menekankan pada pentingnya cara
orang bersepsi terhadap dunia mereka dan semua kekuatan yang
mempengaruhinya.
Berdasarkan

uraian

di

atas

dapat

disimpulkan

bahwa

pengendalian diri dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi.
Pengendalian diri mampu membuat mahasiswa menjadi seorang yang
bertanggung jawab, berhati-hati dan teliti dalam mengerjakan tugastugas sehingga mahasiswa dapat memperoleh pemahaman akuntansi
yang lebih baik.
2.2.5.3.

Pengaruh Motivasi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Menurut teori Hedonisme menyatakan bahwa manusia pada
hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

kesenangan dan kenikmatan oleh karena itu, setiap menghadapi
persoalan yang perlu dipecahkan, manusia cenderung memilih alternatif
pemecahan

yang

dapat

mendatangkan

kesenangan

daripada

mengakibatkan kesukaran, kesulitan, dan penderitaan. (Purwanto, 2006:
74).
Menurut Teori Reaksi yang dipelajari menyatakan bahwa
tindakan manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan
pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang
itu hidup. Orang belajar banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat
ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena teori ini disebut juga teori
lingkungan kebudayaan, menurut teori ini apabila seorang pemimpin
ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak buahnya atau anak
didiknya pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benarbenar

latar

belakang

kehidupan

dan kebudayaan

orang-orang

dipimpinnya.
Berdasarkan uiraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
dapat mempengruhi tingkat pemahaman akuntansi. Seorang mahasiswa
yang termotivasi untuk berprestasi akan lebih jeli menemukan cara-cara
untuk belajar lebih baik, berusaha, membuat inovasi, atau menemukan
keunggulan kompetitif.
2.2.5.4.

Pengaruh Empati Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Menurut Teori Keadilan yang dikemukakan oleh Walster dan
Bersheid (1978) dalam (O Sears, Freeman, 1992: 242) ada tiga asumsi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

dasar yaitu pertama, orang berusaha memaksimalkan hasil yang
mungkin mereka peroleh dalam satu hubungan. Kedua, satu kelompok
yang terdiri dari dua orang atau lebih dapat memaksimalkan
keuntungan kolektifnya dengan menyusun aturan-aturan atau normanorma tentang cara membagi keuntungan yang adil. Ketiga, bila
individu menganggap suatu hubungan tidak adil, mereka akan merasa
tertekan dan mulai mengusahakan langkah-langkah untuk memulihkan
keadilan itu.
Menurut Teori Pertukaran yang dikemukakan oleh Blau (1964)
dalam (O Sears, Freeman, 1992: 242) menyatakan tentang analisis
keuntungan dan kerugian yang diterima dan diberikan oleh orang-orang
yang terlibat dalam suatu hubungan. Menurut teori ini hubungan
manusiawi pertama-tama dan terutama didasarkan pada rasa tertarik
antar pribadi. Oleh karena itu orang sering melukiskan suatu
persahabatan sebagai sesuatu yang hanya dimotivasi oleh apa yang
dapat diperoleh seseorang dari yang lain.
Berdasarkan

Dokumen yang terkait

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 90

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 2 107

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 0 107

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 93

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 90

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 22

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 24

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 27

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 18

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 16