PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

(1)

SKRIPSI

Oleh :

WIRAWAN PRASOJO UTOMO 0513010131/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

PENGARUH PERSEPSI DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL

(Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya)

yang diajukan :

WIRAWAN PRASOJO UTOMO 0513010131/FE/EA

disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec. Harymami, MM Tanggal : ……….

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi NIP. 030.194.437


(3)

PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

Disusun oleh :

MARIA PRIMA DEWI 0613015033/FE/EA telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal, 26 November 2010

Pembimbing Utama Tim Penguji Utama Ketua

Dra. Ec. Diah Hari S. Msi, Ak Drs. Ec. Munari, MM

Sekretaris

Dra. Ec. Harymami, MM

Anggota

Dra. Ec. Diah Hari S. MSi, Ak

Dekan Fakultas Ekonomi

DR.H. Dhani Ichsanudin Nur, MM NIP. 030.202.389


(4)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “PENGARUH

KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR”, dapat

terselesaikan dengan baik.

Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.

Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Ibu. Dra. Ec. Diah Hari S. Ak, MSi, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.


(5)

tersayang, tiada kata yang bisa ananda ucapkan, selain kata terima kasih yang sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan, memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.

Surabaya, Oktober 2010

Penulis


(6)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah... 8

1.3. Tujuan Penelitian... 9

1.4. Manfaat Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1. Belajar ... 13

2.2.1.1. Pengertian Belajar ... 13

2.2.1.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 14

2.2.1.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Pengertian Belajar ... 15

2.2.2. Akuntansi ... 15

2.2.2.1. Pengertian Akuntansi ... 15

2.2.2.2. Tujuan Akuntansi... 17


(7)

2.2.4. Akuntansi Keperilakuan... 19

2.2.4.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan ... 19

2.2.4.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan ... 19

2.2.4.3. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan... 20

2.2.5. Kecerdasan Emosional (EQ)... 20

2.2.5.1. Pengertian Kecerdasan Emosional (EQ)... 20

2.2.5.2. Komponen Kecerdasan Emosional (EQ) ... 22

2.2.5.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Kecerdasan Emosional (EQ) ... 24

2.2.6. Pengaruh Pengenalan Diri terhadap Pemahaman Akuntansi ... 25

2.2.7. Pengaruh Pengendalian Diri terhadap Pemahaman Akuntansi ... 25

2.2.8. Pengaruh Motivasi terhadap Pemahaman Akuntansi... 26

2.2.9. Pengaruh Ketrampilan Sosial terhadap Pemahaman Akuntansi ... 28

2.3. Kerangka Pikir ... 29

2.4. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Teknik Pengukuran Variabel ... 30

3.1.1. Definisi Operasional ... 30

3.1.2. Pengukuran Variabel... 31


(8)

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.3.1. Jenis Data ... 37

3.3.2. Sumber Data... 37

3.3.3. Metode Pengumpulan Data... 37

3.4. Uji Kualitas Data ... 38

3.4.1. Uji Validitas ... 38

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 38

3.4.3. Uji Normalitas... 39

3.5. Uji Asumsi Klasik... 39

3.6. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 41

3.6.1. Teknik Analisis ... 41

3.6.2. Uji Hipotesis ... 41

3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model... 41

3.6.2.2. Uji Parsial... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 45

4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur... 45

4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur... 47

4.1.3. Falsafah, Visi, Misi, Dan Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur... 48


(9)

4.3. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 55

4.3.1. Uji Analisis Data... 55

4.3.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas ... 55

4.3.1.1.1. Uji Validitas... 55

4.3.1.1.2. Uji Reliabilitas ... 57

4.3.1.1.3. Uji Normalitas ... 57

4.3.2. Uji Asumsi Klasik... 58

4.3.3. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda... 61

4.3.4. Uji Hipotesis ... 63

4.3.4.1. Uji Kesesuaian Model... 63

4.3.4.2. Uji t ... 64

4.4. Pembahasan ... 67

4.4.1. Implikasi ... 67

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya... 71

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat... 72

4.4.4. Keterbatasan Penelitian... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 73

5.2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Halaman

Tabel. 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai

Pengenalan diri (X1) ... 51

Tabel. 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Pengendalian diri (X2) ... 52

Tabel. 4.3 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Motivasi (X3) ... 53

Tabel. 4.4 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Ketrampilan Sosial (X4)... 54

Tabel. 4.5 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)... 55

Tabel. 4.6 Hasil Uji Validitas... 56

Tabel. 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 57

Tabel. 4.8 Hasil Uji Normalitas ... 58

Tabel. 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas… ... 59

Tabel. 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas… ... 60

Tabel. 4.11 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Berganda … ... 61

Tabel. 4.12 Hasil Analisis Hubungan Kesesuaian Model …... 63

Tabel. 4.13 Koefisien Determinasi (R Square / R2) …... 64

Tabel. 4.14 Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial … ... 65


(11)

Halaman

Gambar. 2.1. Diagram Kerangka Pikir... 29


(12)

ix

JAWA TIMUR

Oleh :

MARIA PRIMA DEWI Abstrak

Kebutuhan akuntansi dalam dunia usaha saat ini, sangat dibutuhkan terlebih dalam menghadapi era globalisasi. Dalam program studi akuntansi, mahasiswa akan diberi bekal mengenai penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan, perencanaan perpajakan, dan analisis laporan keuangan. Proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya sangat berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Dengan kemampuan ini maka mahasiswa akan mampu untuk mengenal siapa dirinya, mengendalikan dirinya, memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan sekitarnya dan memiliki keterampilan social yang akan meningkatan kualitas pemahaman mereka tentang akuntansi karena adanya proses belajar yang didasari oleh kesadaran mahasiswa itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 81 responden (Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur, Angkatan 2006). Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 81 responden. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0 For Windows

Berdasarkan dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa diduga ada pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi, teruji kebenarannya

Keyword : Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, Ketrampilan sosial


(13)

INFLUENCE OF EMOTIONAL INTELLEGENCE of STUDENT ACCOUNTANCY TO STOREY;LEVEL of is UNDERSTANDING OF ACCOUNTANCY

AT UNIVERSITY NATIONAL DEVELOPMENT "VETERAN” JAWA EAST

Oleh :

MARIA PRIMA DEWI Abstrak

Requirement of accountancy in the world of effort in this time, very required particularly in face of globalization era. In accountancy study program, student will give by stock concerning compilation and inspection of financial statement, planning of taxation, and financial statement analysis. Process learn to teach in so many its aspect very relate to emotional intellegence of student. this Emotional intellegence can train ability of student, that is ability to manage its feeling, ability for the self-motivation of [him/ it], readyness to be obstinate in face of frustasi, readyness control motivation and delay momentary satisfaction, arranging mood which is reaktif, and also empathy can and cooperate with others. Ably this hence student will be able to to recognize the who is x'self, have a command over him, him self-motivation have, empathy to to vinicity environment and have skill of social to meningkatan of is quality of the understanding of them about accountancy caused by process learn constituted by awareness of itself student. This research aim to to know and prove influence of emotional intellegence of measured accountancy student with recognition of x'self, selfcontrol, motivation, and is skilled of social to storey;level of is understanding of accountancy.

Sampel which is used in this elite is 81 responder (Student Faculty Of Economics Majors Accountancy University National Development "Veteran" East Java, Generation 2006). While source of used data come from answer of kuisioner disseminated at 81 responder. obtained to be data to be analysed by using technique analyse doubled linear regresi by means of ... assist computer, using program of SPSS. 16.0 For Windows

Pursuant to from result of analysis can be concluded that hypothesis expressing that anticipated there is influence of emotional intellegence of measured accountancy student with recognition of x'self, selfcontrol, motivation, and is skilled of social to storey;level of is understanding of accountancy, tested by its truth

Keyword : Recognition of x'self, Selfcontrol, Motivate, Skilledly of social and Understanding of Accountancy


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih sempurna. Pendidikan juga merupakan suatu kekuatan dinamis yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan fisik, mental, etika, dan seluruh aspek kehidupan manusia (Fauzy, 2008: 1).

Kualitas manusia berkaitan dengan kualitas pendidikan erat dengan kualitas pendidikan tingkat dasar, menengah, dan tinggi (Afifah, 2004: 4). Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi saat ini dituntut untuk tidak hanya menghasilkan lulusan yang menguasai dibidang akuntansi, tetapi juga kemampuan yang bersifat teknis analisis dalam bidang humanistic skill dan professional skill, sehingga mempunyai nilai tambah dalam dunia kerja.

Kebutuhan akuntansi dalam dunia usaha saat ini, sangat dibutuhkan terlebih dalam menghadapi era globalisasi. Akuntansi sebagai bahasa bisnis, sangat membantu dunia usaha dalam mengukur, mengkomunikasikan dan menginterpretasikan informasi aktifitas keuangan. Dalam program studi akuntansi, mahasiswa akan diberi bekal mengenai penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan, perencanaan perpajakan, dan analisis laporan keuangan. Hal tersebut ditujukan untuk manajer dalam mengambil keputusan, penyusunan, dan pengembangan sistem informasi akuntansi, dan bagaimana memanfaatkan informasi akuntansi (Ernawati, 2007: 2).


(15)

Salah satu bagian penting dalam proses pendidikan akuntansi adalah evaluasi hasil belajar. Bentuk proses evaluasi yang digunakan dan lingkungan evaluasi sangat memengaruhi sikap mahasiswa dalam menjalani proses pendidikan. Keberadaan audience (pengamat, pesaing) merupakan salah satu konteks evaluasi yang bisa mendorong kinerja objek evaluasi namun bisa pula mengakibatkan tekanan yang mencekik objek (Suhardianto dan Yusunus, 2009: 1).

Jika proses evaluasi menempatkan mahasiswa pada posisi tidak aman karena ada kemungkinan ‘kehilangan muka’ selama proses evaluasi maka kemungkinan besar mahasiswa akan termotivasi untuk menjauhi proses atau jika tidak bisa maka akan mencari dalih pembenaran atas kinerjanya dan bertahan dengan pendapat-pendapatnya. Karakter ini, dalam konteks arah orientasi kepribadian (self presentational orientation), dikenal dengan protective (Suhardianto dan Yusunus, 2009 : 1)

Hal sebaliknya akan terjadi jika proses evaluasi yang kompetitif menempatkan mahasiswa pada posisi aman dari ‘kehilangan muka’ yang justru memotivasi mahasiswa untuk lebih bisa mengakui kesalahannya dan terbuka pada saran serta ada keinginan untuk terus berada dalam lingkungan evaluasi (Suhardianto dan Yusunus, 2009: 2).

Banyak contoh di sekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak saja, atau banyak memiliki gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan seringkali yang berpendidikan formal lebih rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ) saja, padahal


(16)

yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru. Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan tampak begitu menjanjikan, namun karirnya terhambat atau lebih buruk lagi, tersingkir, akibat rendahnya kecerdasan emosional mereka. Banyak contoh di sekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak saja, atau banyak memiliki gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Bahkan seringkali yang berpendidikan formal lebih rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ) saja, padahal yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru. Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan tampak begitu menjanjikan, namun karirnya terhambat atau lebih buruk lagi, tersingkir, akibat rendahnya kecerdasan emosional mereka (Melandy dan Aziza, 2006: 2)

Melandy dan Aziza (2006: 2) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka yang berprestasi biasa-biasa saja, selain kecerdasan akal yang dapat mempengaruhi keberhasilan orang dalam bekerja. Ia juga tidak mempertentangkan kecerdasan intelektual dan


(17)

kecerdasan emosional, melainkan memperlihatkan adanya kecerdasan yang bersifat emosional, ia berusaha menemukan keseimbangan cerdas antara emosi dan akal. Kecerdasan emosional menentukan seberapa baik seseorang menggunakan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, termasuk keterampilan intelektual. Paradigma lama menganggap yang ideal adalah adanya nalar yang bebas dari emosi, paradigma baru menganggap adanya kesesuaian antara kepala dan hati.

Proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya sangat berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan mahasiswa tersebut, yaitu kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Kemampuan-kemampuan ini mendukung seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan cita-citanya (Melandy dan Aziza, 2006: 2).

Kecerdasan emosional menurut Melandy, dkk., (2007: 2) merupakan kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Dengan kemampuan ini maka mahasiswa akan mampu untuk mengenal siapa dirinya, mengendalikan dirinya, memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan sekitarnya dan memiliki keterampilan social yang akan meningkatan kualitas pemahaman mereka tentang akuntansi karena adanya proses belajar yang didasari oleh kesadaran mahasiswa itu


(18)

sendiri. Dalam kehidupan dunia kerja sekarang ini, para pemberi kerja umumnya tidak hanya melihat pada kemampuan tekhnik saja melainkan adanya kemampuan dasar lain sepert kemampuan mendengarkan, berkomunikasi lisan, adaptasi, kreatifitas, ketahanan mental terhadap kegagalan, kepercayaan diri, motivasi, kerjasama tim dan keinginan untuk memberi kontribusi terhadap perusahaan.

Salah satu faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa adalah kecerdasan emosional yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa, tepatnya kesadaran diri untuk memotivasi diri sendiri dan mengolah emosi dengan baik, berfikir rasional untuk mencapai hasil yang maksimal (Trisniwati dan Suryaningsum, 2003:2)

Menurut Melandy dan Aziza (2006: 6) mengatakan bahwa secara garis besar membagi dua kecerdasan emosional yaitu kompetensi personal yang meliputi pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi dan kompetensi sosial yang terdiri dari empati dan ketrampilan sosial. Dalam penelitian ini, komponen kecerdasan emosional yang dipakai adalah komponen kecerdasan menurut Melandy dan Aziza.

Pada penelitian ini akan menguji kembali pengaruh kecerdasan emosional sebagai faktor internal pemahaman akuntansi

Hasil observasi sementara yang dilakukan peneliti pada bulan Mei 2010 di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”, melalui wawancara dengan mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang menanyakan tingkat pemahamaan akuntansi yang diukur dengan nilai-nilai mata kuliah dibidang akuntasi yang diwakili


(19)

oleh mata kuliah: Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Akuntansi Keuangan Lanjutan 2, Audit 1, Audit 2 dan Teori Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur, dan diperoleh hasil bahwa untuk mahasiswa yang nilai mengulang matakuliah tersebut cukup banyak, dan beberapa mahasiswa mengaku tidak terlalu paham terhadap matakuliah ini. Hal ini menunjukkan bahwa nilai matakuliah dibidang akuntasi tersebut sangat tidak memuaskan dan bila dihubungkan dengan hasil tes awal untuk masuk ke jurusan Akuntansi, dapat dikatakan pengetahuan tentang mata kuliah di bidang akuntansi menurun.

Penelitian ini dilakukan karena adanya fakta tersebut padahal kenyataannya jurusan telah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Disini kampus juga telah banyak menyediakan sarana dan prasarana guna menunjang proses pembelajaran mahasiswa disamping itu beberapa dosen juga memberikan fasilitas konsultasi terhadap mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Masih rendahnya tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa ini disebabkan oleh salah satunya faktor internal yaitu kecerdasan emosional.

Mengenalkan sesuatu yang baru kepada pemula bukan pekerjaan yang mudah, termasuk mengenalkan pengetahuan akuntansi kepada mereka yang belajar di Perguruan Tinggi. Kesalahan strategi dan pendekatan pengenalan dapat menimbulkan perilaku dan persepsi yang tidak diharapkan terhadap akuntansi.


(20)

Dengan mengenal diri, seseorang dapat mengenal kenyataan dirinya, dan sekaligus kemungkinan-kemungkinannya, serta (diharapkan) mengetahui peran apa yang harus dia lakukan untuk mewujudkannya.

Melandy dan Azizah (2006: 10) ada beberapa cara untuk mengembangkan kekuatan dan kelemahan dalam pengenalan diri yaitu intropeksi diri, mengendalikan diri, membangun kepercayan diri, mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan, dan berfikir positif dan optimis tentang diri sendiri. Selain itu perlu adanya pengelolaan emosi yang berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu.

Para mahasiswa yang memiliki upaya untuk meningkatkan diri akan menunjukkan semangat juang yang tinggi ke arah penyempurnaan diri yang merupakan inti dari motivasi untuk meraih prestasi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi seorang mahasiswa, salah satunya adalah kepercayaan diri. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat cenderung lebih memiliki motivasi yang tinggi karena dia percaya akan kemampuan dirinya sendiri dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah yang cenderung memiliki motivasi yang rendah pula.

Di kalangan mahasiswa yang paling efektif dari empati adalah mempunyai kemampuan paling tinggi dalam penolakan terhadap sinyal-sinyal emosi tubuh sendiri mulai dari mendengar, memahami, dan bersosial


(21)

dengan lingkungan kampus. Orang yang yang memiliki empati yang tinggi akan lebih mampu membaca perasaan dirinya dan orang lain yang akan berakibat pada peningkatan kualitas belajar sehingga akan tercipta suatu pemahaman yang baik tentang akuntansi. Dalam pengaruhnya dengan dunia kampus, keterampilan sosial dapat dilihat dari sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh yang mereka rasakan. Perasaan bersahabat antara dosen dan mahasiswa akan menciptakan sebuah interaksi yang efektif dalam rangka pemahaman di bidang akuntansi.

Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL

MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR. Dari penelitian ini diharapakan mampu

menunjukkan pengaruh dan dapat memberikan umpan balik bagi universitas untuk dapat menghasilkan para akuntan yang berkualitas, oleh sebab itu objek yang digunakan peneliti adalah mahasiswa karena dapat digunakan sebagai sarana untuk menguji calon akuntan apakah output yang dihasilkan oleh universitas ini benar-benar seorang yang berkualitas yang dicerminkan dengan tingkat pemahaman akuntansi yang tinggi.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan suatu masalah yaitu : “Apakah ada pengaruh kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial) mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi?”


(22)

1.3. Tujuan Penelitian

Setelah perumusan masalah diketahui, maka dapat di berikan suatu tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh dari kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial) mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa mampu menunjukkan pengaruh dan diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan para mahasiswa yang berkualitas, serta untuk memberikan sumbangan bagi perbendaharaan karya tulis ilmiah di perpustakaan.

2. Bagi obyek yang diteliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi Universitas mengenai pengaruh dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang meliputi pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengimplementasikan pengetahuan teoritis yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan formal dibangku kuliah.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan penelitin ini, telah dilakukan oleh

1. Trisniwati dan Suryaningsum (2003)

Judul :

Pengaruh kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi

Permasalahan :

Apakah kecerdasan Emosional mahasiswa akuntansi mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi dan seberapa besar pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi

Kesimpulan :

Pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan ketrampilan sosial dalam penelitian ini secara berurutan mempunyai pengaruh positif terhadap pemahaman akuntansi adalah motivasi dan pengendalian diri, sedangkan pengaruh negatif ditunjukkkan oleh keterampilan sosial, pengendalian diri, dan empati. Keterkaitan antara kecerdasan emosional dengan perubahan tingkat pemahaman akuntansi pengaruhnya tidak begitu kuat. Kecerdasan emosional secara statistis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi.


(24)

2. Melandy dan Aziza (2006)

Judul :

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi

Permasalahan :

a. Apakah kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi.

b. Apakah kepercayaan diri mahasiswa akuntansi memiliki pengaruh sebagai variabel moderating yang mempengaruhi kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

c. Apakah ada perbedaan tingkat kecerdasan emosional antara mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri kuat dan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah.

Kesimpulan :

Pengaruh kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial dalam penelitian ini yang memiliki pengaruh positif adalah pengendalian diri dan empati, sedangkan pengaruh negatif yaitu pengenalan diri, motivasi dan ketrampilan sosial.

3. Ernawati (2007)

Judul :

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(25)

Permasalahan :

a. Apakah minat, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar serta media pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi ?

b. Apakah motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi ?

Kesimpulan :

a. Minat, motivasi, kualitasdan potensi tenaga pengajar, media Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahan akuntans.

b. Media pendidikan berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman akuntansi

4. Suhardianto dan Yusunus (2009)

Judul :

Orientasi Self Presentational dan Kemauan untuk berprestasi dengan motivasi Self Presentational sebagai variabel moderating

Permasalahan :

a. Apakah perbedaan kualitas grup pembanding akan menyebabkan arah orientasi kepribadian yang berbeda (acquisitive / protective)? b. Apakah arah orientasi kepribadian (Self Presentational Orientation)

mempengaruhi kemauan untuk terus berprestasi?

c. Dengan tingkat kekuatan motivasi kepribadian teertentu, apakah individu dengan arah orientasi kepribadian (Self Presentational Orientation) acquisitive mempunyai keinginan untuk terus berprestasi lebih tinggi daripada protective?


(26)

Kesimpulan :

a. Perbedaan grup pembanding menyebabkan munculnya perbedaan arah orientasi Self Presentational

b. Arah kepribadian (Self Presentational Otientations) mempengaruhi kemauan untuk berprestasi

c. Dengan menggunakan motivasi Self Presentational sebagai variabel moderating, arah orientasi Self Presentational tidak mempengaruhi kemauan untuk berprestasi.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Belajar

2.2.1.1. Pengertian Belajar

Sumarsono (2004: 11) menyatakan bahwa belajar di perguruan tinggi merupakan suatu pilihan strategik dalam mencapai tujuan individual seseorang. Semangat, cara belajar dan sikap mahasiswa terhadap belajar sangat dipengaruhi oleh kesadaran akan adanya tujuan individual dan tujuan lembaga pendidikan yang jelas. Keselarasan tujuan akan menjadikan belajar di perguruan tinggi merupakan kegiatan yang menyenangkan tanpa meninggalkan scientific vigor perguruan tinggi.

Menurut Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perilaku manusia adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, prestasi, persuasi dan atau genetika (Anonim, 2010).


(27)

Iksan dan Ishak (2005: 29) mengatakan bahwa perilaku menekankan pada interaksi antara orang- orang dan bukan pada rangsangan fisik serta diterangkan dalam hubungannya dengan ilmu sosial, dan ilmu dinamika sosial.

2.2.1.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Keberhasilan belajar tergantung dari beberapa faktor. Slameto (2003: 54), menyatakan faktor- faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :

1. Faktor intern, merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti:

a. Kesehatan b. Intelegence c. Minat d. Bakat e. Motif f. Kematangan g. Kelelahan

2. Faktor ekstern, merupakan faktor yang ada di luar individu, seperti: a. Keluarga

b. Sekolah, yang meliputi: 1) Metode mengajar, 2) Kurikulum,


(28)

2.2.1.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Belajar

Menurut Purwanto (2006 : 101) ada beberpa teori yang berkaitan dengan belajar, yaitu :

1. Teori Belajar Gesalt

Menurut teori ini, belajar dapat diterangkan sebagai berikut :Pertama, dalam belajar pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Kedua, dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang sangat sentral. Belajar itu tidak hanya dilakukan secara reaktif saja tetapi dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuan.

2. Teori Belajar Pavlon dan Watson

Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat yang kemudian menimbulkan reaksi. Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan-latihan yang kontinue, yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yang terjadi secara otomatis.

2.2.2. Akuntansi

2.2.2.1. Pengertian Akuntansi

Tidak ada definisi yang cukup umum untuk dapat menjelaskan apa sebenarnya akuntansi itu. Oleh karena itu banyak definisi yang diajukan oleh para ahli atau buku teks tentang pengertian akuntansi.


(29)

American Accounting Association mendefinisikan akuntansi sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut (Ikhsan dan Ishak, 2005: 5).

Menurut Melandy dan Aziza (2006: 9) pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktekkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perguruan tinggi. Akuntansi sebagai objek pengetahuan di perguruan tinggi, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktek dan teori. Bidang praktek berkepentingan dengan masalah bagaimana praktek dijalankan sesuai dengan prinsip akuntansi. Bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktek akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian data keuangan (laporan keuangan) yang terjadi dari kejadian– kejadian, transaksi– transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan cara tertentu dan sesuai dengan prinsip akuntansi untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan, dengan satuan pengukuran rupiah.


(30)

2.2.2.2. Tujuan Akuntansi

Menurut IAI (2009, 3), informasi keuangan melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan di antaranya adalah:

1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan.

2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen, atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.

2.2.3. Pemahaman Akuntansi

2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi

Paham dalam kamus besar bahasa indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan


(31)

memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi. Dalam hal ini pemahaman akuntansi akan diukur dengan menggunakan nilai mata kuliah akuntansi yaitu pengantar akuntansi 1, pengantar akuntansi 2, akuntansi keuangan menengah 1, akuntansi keuangan menengah 2,. Akuntansi keuangan lanjutan 1, akuntansi keuangan lanjutan 2, pengauditan 1, pengauditan 2 dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang menggambarkan akuntansi secara umum. (Melandy dan Aziza, 2006: 9)

2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi

Akuntansi banyak disalahartikan, sebagai bidang studi yang banyak menggunakan angka-angka yang menghasilkan laporan keuangan. Padahal akuntansi tidak hanya memfokuskan pada masalah penghitungan semata, namun lebih pada penalaran yang membutuhkan logika berfikir (Lusia, 2005 : 23).

Tujuan Pemahaman akuntansi menurut Suwardjono (1999) dalam Lusia (2005 : 23) adalah :

1. Memahamkan pengetahuan tanpa menimbulkan kekeliruan tentang arti akuntansi, artinya jangan sampai mahasiswa mempunyai wawasan yang sempit mengenai ruang lingkup akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun sebagai bidang pekerjaan.

2. Menanamkan sikap positif terhadap pengetahuan akuntansi yang cukup luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang tidak mengambil jurusan akuntansi.


(32)

3. Memotivasikan agar pengetahuan akuntansi di manfaatkan dalam praktek bisnis atau organisasi lainnya yang keberhasilannya sebenarnya ditentukan oleh informasi keuangan.

2.2.4. Akuntansi Keprilakuan

2.2.4.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi merupakan suatu sistem yang menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan para pemakainya, sedangkan ilmu keperilakuan adalah merupakan bagian dari ilmu sosial yang membahas tentang perilaku manusia. Jadi akuntansi keperilakuan dapat didefinisikan ilmu yang menghubungkan manusia dengan sistem akuntansi (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 1).

2.2.4.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi perilaku memfokuskan pada hubungan antara manusia dan sistem akuntansi. Akuntansi perilaku juga menyadari bahwa mereka dapat merancang sistem informasi untuk mempengaruhi motivasi karyawan, moral, dan produktivitas. Akuntan perilaku percaya bahwa tujuan utama dari laporan akuntansi adalah untuk mempengaruhi perilaku agar dapat memotivasi tindakan yang diharapkan.

Tujuan dari akuntansi keperilakuan adalah untuk melakukan pengukuran dan evaluasi tindakan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan pengembalian keputusan, baik bersifat internal maupun eksternal (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4).


(33)

2.2.4.3. Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan

Menurut Ikhsan dan Ishak (2005 : 12). Akuntansi keperilakuan mempertimbangan hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi, ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi :

1. Aplikasi dari konsep ilmu kepribadian terhadap desain.

2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.

3. Cara dengan mana informasi diproses untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku para pemakai data.

5. Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, cita-cita serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi

2.2.5. Kecerdasan Emosional

2.2.5.1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Berdasarkan pengertian tradisional, kecerdasan meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang merupakan keterampilan kata dan angka yang menjadi fokus di pendidikan formal (sekolah), dan sesungguhnya mengarahkan seseorang untuk mencapai sukses di bidang akademis. Tetapi definisi keberhasilan hidup tidak hanya ini saja. Pandangan baru yang berkembang mengatakan bahwa ada kecerdasan lain di luar kecerdasan intelektual (IQ) seperti bakat, ketajaman pengamatan sosial, pengaruh sosial, kematangan emosional, dan lainnya yang juga harus dikembangkan (Melandy dan Aziza, 2006: 5)


(34)

Melandy, dkk, (2007: 4) memberikan pengertian kecerdasan sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Sementara itu, Anita E. Woolfolk dalam Melandy, dkk (2007: 4) mengemukan bahwa menurut teori lama, kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu : (1) kemampuan untuk belajar; (2) keseluruhan pengetahuan yang diperoleh; dan (3) kemampuan untuk beradaptasi dengan dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya.

Emosi adalah hal begitu saja terjadi dalam hidup Anda. Anda menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekedar respon Anda terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada Anda. Membahas soal emosi maka sangat eratan kaitannya dengan kecerdasan emosi itu sendiri dimana merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadap frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain- lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan mampu mengendalikan stres (Melandy, dkk., 2007: 5).

Goleman dalam Melandy, dkk (2007: 4), merupakan salah seorang yang mempopulerkan jenis kecerdasan manusia lainnya yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yakni Kecerdasan Emosional, yang kemudian kita mengenalnya dengan sebutan Emotional Quotient (EQ) Goleman mengemukakan bahwa kecerdasan emosi merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam pengaruh dengan orang lain.


(35)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari- hari.

2.2.5.2. Komponen Kecerdasan Emosional

Melandy, dkk., (2007: 6) terdapat lima dimensi atau komponen kecerdasan emosional (EQ) yaitu:

1. Pengenalan diri (Self awareness)

Pengenalan diri (Self awareness), artinya mengetahui keadaan dalam diri, hal yang lebih disukai, dan intuisi. Melandy dan Aziza (2006, 10) menyatakan pengenalan diri adalah mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri.

2. Pengendalian diri (self regulation)

Pengendalian diri (self regulation), artinya mengelola keadaan dalam diri dan sumber daya diri sendiri. Kompetensi dimensi kedua ini adalah menahan emosi dan dorongan negatif, menjaga norma kejujuran dan integritas, bertanggung jawab atas kinerja pribadi, luwes terhadap perubahan, dan terbuka terhadap ide- ide serta informasi baru. Pengendalian diri merupakan sikap hati– hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan dan kebijaksanaan


(36)

yang terkendali. Dan tujuannya adalah untuk keseimbangan emosi, bukan menekan emosi, setiap perasaan mempunyai nilai dan makna (Melandy, dkk., 2007: 7).

3. Motivasi (motivation)

Motivasi (motivation), artinya dorongan yang membimbing atau membantu peraihan sasaran atau tujuan. Kompetensi dimensi ketiga adalah dorongan untuk menjadi lebih baik, menyesuaikan dengan sasaran kelompok atau organisasi, kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan, dan kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan. Motivasi adalah merupakan pendorong atas suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak atau melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Melandy, dkk, 2007: 7).

4. Keterampilan sosial (social skills)

Keterampilan sosial (social skills), artinya kemahiran dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki oleh orang lain. Diantaranya adalah kemampuan persuasi, mendengar dengan terbuka dan memberi pesan yang jelas, kemampuan menyelesaikan pendapat, semangat leadership, kolaborasi dan kooperasi, serta team building. (Aziza, 2007: 7). Ketrampilan sosial ini dapat dilihat dari sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh yang mereka rasakan, studi dikelas membuktikan bahwa semakin erat koordinasi gerak antara dosen dan mahasiswa, semakin besar


(37)

perasaan bersahabat, bahagia, antusias, minat dan adanya keterbukaan etika melakukan interaksi. Hal inilah yang menyebabkan mahasiswa dapat belajar dengan suasana yang baik sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal (Trisniwati dan Suryaningsum, 2003, 6).

5. Empati

Menurut Melandy, dkk (2007: 8).Empati adalah merupakan kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain, sedangkan menurut Trisniwati dan Suryaningsum, 2003 : 8). Kemampuan berempati adalah kemampuan untuk mengetahui perasaan orang lain, ikut serta dalam pergaulan dikarenakan kehidupan.

2.2.5.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Kecerdasan Emosional (EQ)

Teori tentang kecerdasan emosional dikemukakan oleh Robert K Cooper dan Anyam Sawaf, mereka menawarkan model kecerdasan emosional yang di sebut dengan model 4 batu penjuru kecerdasan emosional. Dalam model ini, mereka berupaya menerjemahkan dan memindahkan kecerdasan emosional dari dunia analisis psikologis dan teori filosofis ke dalam dunia yang nyata dan praktis. Model 4 batu penjuru kecerdasan emosional meliputi : (1) emosi, (2) kebugaran emosi, (3) kedalaman emosi, (4) alkimia emosi. Dari masing-masing batu penjuru tersebut terdapat bentuk-bentuk kecerdasan praktis dan kreatif tersebut sebagai faktor dalam diri individu yang mempengaruhi untuk mendapatkan pemahaman akuntansi.


(38)

2.2.6. Pengaruh Pengenalan Diri Terhadap Pemahaman Akuntansi

Mengenal diri berarti memahami kekhasan fisiknya, kepribadian, watak dan temperamennya, mengenal bakat bakat alamiah yang di milikinya serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kesulitan dan kelemahannya. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kekuatan dan kelemahan dalam pengenalan diri yaitu intropeksi diri, mengendalikan diri, membangun kepercayan diri, mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan, dan berfikir positif dan optimis tentang diri sendiri. Dari beberapa cara untuk mengembangkan pengenalan diri diatas dapat diketahui bahwa kepercayaan diri merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi bagaimana mahasiswa mengenal dirinya Melandy dan Aziza (2006: 10).

Adapun teori yang mendukung adalah teori kognitif. Teori ini menekankan pada proses daripada hasil, belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. llmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungannya (Uno, 2006: 10).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengenalan diri berpengaruh positif terhadap Pemahaman Akuntansi, yang artinya semakin tinggi tingkat pengenalan diri dari mahasiswa maka Ia akan semakin mudah dapat memahami akuntansi.

2.2.7. Pengaruh Pengendalian Diri Terhadap Pemahaman Akuntansi

Pengendalian diri merupakan pengelolaan emosi yang berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat. Emosi


(39)

dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Kepercayaan diri mahasiswa akan mempengaruhi kemampuan untuk mengendalikan dirinya. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri yang kuat maka akan cenderung lebih mampu mengendalikan dirinya dalam menghadapi permasalahan yang terjadi dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri lemah (Melandy dan Aziza, 2006: 11).

Dalam hal ini, teori yang mendukung adalah teori freudianisme dan psikobiolagi menekankan pada perlunya peran ego dalam diri setiap inividu. Jika ego lemah, maka emosi akan mudah terpicu sehingga dapat melakukan hal- hal yang melanggar batas (Uno, 2006: 124). Maka dari itu mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan dapat mengontrol emosinya akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan dalam perkuliahan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian diri berpengaruh positif terhadap Pemahaman Akuntansi, yang artinya semakin tinggi tingkat pengendalian diri dari mahasiswa maka Ia akan semakin mudah dapat memahami akuntansi.

2.2.8. Pengaruh Motivasi Terhadap Pemahaman Akuntansi

Melandy dan Aziza (2006: 12), motivasi didefinisikan sebagai keinginan (desire) dari dalam yang mendorong seseorang untuk bertindak. Aziza menggambarkan motivasi sebagai dorongan dan usaha untuk


(40)

memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau suatu tujuan. Motivator yang paling berdaya guna adalah motivator dari dalam, bukan dari luar. Keinginan untuk maju dari dalam diri mahasiswa akan menimbulkan semangat dalam meningkatkan kualitas mereka. Para mahasiswa yang memiliki upaya untuk meningkatkan diri akan menunjukkan semangat juang yang tinggi ke arah penyempurnaan diri yang merupakan inti dari motivasi untuk meraih prestasi.

Teori yang mendukung adalah teori behavioristik. Hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan perubahan tingkah laku (dalam hubungannya dengan lingkungan). Pada dasarnya setiap stimulus yang diberikan berinteraksi satu dengan lainnya, dan interaksi ini akhirnya mempengaruhi respon yang dihasilkan. Sedangkan respon yang diberikan menghasilkan berbagai konsekuensi, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku mahasiswa (Uno, 2006: 9).

Teori motivasi konvensional menekankan pada keinginan untuk memenuhi kebutuhannya yang menyebabkan orang mau bekerja keras. Dengan teori ini seseorang akan mau berbuat atau tidak berbuat di dorong oleh ada atau tidaknya imbalan yang akan diperoleh bersangkutan. Sedangakn menurut teori hierarkhi kebutuhan manusia itu diklasifikasikan ke dalam 5 hierarkhi kebutuhan yaitu: kebutuhan fisiolagis, rasa aman, hubungan sosial, pengakuan, dan kebutuhan Aktualisasi diri (Sutrisno, 2009: 131). Dengan adanya kebutuhan tersebut manusia akan berusaha sebaik- baiknya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Begitu pula, motivasi yang tinggi untuk mengikuti pelajaran dan mendapatkan nilai yang memuaskan tentunya tingkat pemahaman terhadap apa yang diajarkan akan lebih baik pula.


(41)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap Pemahaman Akuntansi, yang artinya semakin tinggi tingkat motivasi dari mahasiswa maka Ia akan semakin mudah dapat memahami akuntansi.

2.2.9. Pengaruh Ketrampilan Sosial Terhadap Pemahaman Akuntansi

Melandy dan Aziza (2006: 12), kemampuan membina pengaruh dengan orang lain adalah serangkaian pilihan yang dapat membuat anda mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang yang berpengaruh dengan anda atau orang lain yang ingin anda hubungi. Dalam pengaruhnya dengan dunia kampus, keterampilan sosial dapat dilihat dari sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh yang mereka rasakan. Perasaan bersahabat antara dosen dan mahasiswa akan menciptakan sebuah interaksi yang efektif dalam rangka pemahaman di bidang akuntansi.

Teori yang mendukung adalah teori kognitif , teori ini menekankan pada ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungannya (Uno, 2006: 10). Dengan adanya lingkungan sosial yang baik akan semakin meningkatkan perkembangan mental individu sehingga dapat menunjang dalam proses pembelajaran dan pemahaman terhadap apa yang diajarkan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan sosial berpengaruh positif terhadap Pemahaman Akuntansi, yang artinya semakin tinggi tingkat ketrampilan sosial dari mahasiswa maka Ia akan semakin mudah dapat memahami akuntansi.


(42)

2.3. Kerangka Pikir

Untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis, maka dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka pikir, ynag disajikan pada gambar 2.1 sebagai berikut.

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Pikir

Pengenalan Diri (X1)

Pengendalian Diri (X2)

Motivasi (X3)

Tingkat Pemahaman Akuntansi

(Y)

Uji Statistik : Regresi Linier Berganda Ketrampilan Sosial

(X4)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut

“Diduga ada pengaruh kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial) mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi”.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut (Nazir, 2005: 126) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Adapun definisi operasional dari masang – masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X), Kecerdasan Emosional Mahasiswa Akuntansi Yang Diukur Dengan :

a. Pengenalan diri (X1)

Merupakan kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri.

b. Pengendalian diri (X2)

Merupakan sikap hati-hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan dan kebijaksanaan yang terkendali. c. Motivasi (X3)

Merupakan pendorong atas suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu


(44)

d. Ketrampilan Sosial (X4)

Merupakan hubungan yang sinkron antara dosen dan mahasiswa yang dapat menciptakan suasana belajar dengan baik sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.

2. Variabel Terikat (Y)

Tingkat Pemahaman Akuntansi

Merupakan tingkat kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti, serta memahami tentang akuntansi, meliputi Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah 1 dan 2, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 dan 2, Auditing 1 dan 2, Teori Akuntansi.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan mengukur persepsi dari mahasiswa mengenai pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi

Adapun pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengenalan diri (X1)

Variabel ini dikembangkan oleh Trisniwati dan Suryaningsum, (2003) dan dikembangkan oleh peneliti yang terdiri dari 12 (duabelas) pertanyaan.


(45)

Pengukuran variabel ini dengan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang berskala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju Instrumen ini menggunakan skala rendah (1) untuk menunjukkan pengenalan diri yang rendah dan skala tinggi (7) untuk menunjukkan pengenalan diri yang tinggi. Sedangkan makna point bagi variabel adalah poin 1 – 3 mempunyai makna pengenalan dan pemahaman dirinya kurang, poin 4 merupakan nilai tengah yang menyatakan cukup mengenal dirinya sendiri, serta poin 5 - 7 mempunyai makna sangat mengenal dirinya sendiri.

2. Pengendalian diri (X2)

Variabel ini dikembangkan oleh Trisniwati dan Suryaningsum, (2003) dan dikembangkan oleh peneliti yang terdiri dari 6 (enam) pertanyaan.

Pengukuran variabel ini dengan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang berskala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju Instrumen ini menggunakan skala rendah (1) untuk menunjukkan pendendalian diri yang rendah dan skala tinggi (7) untuk menunjukkan pendendalian diri yang tinggi. Sedangkan makna point bagi variabel adalah poin 1 – 3 mempunyai makna pengendalian


(46)

dirinya kurang bagus, poin 4 merupakan nilai tengah yang menyatakan cukup bisa mengendalikan dirinya sendiri, serta poin 5 -7 mempunyai makna sangat baik untuk pengendalian dirinya.

3. Motivasi (X3)

Variabel ini dikembangkan oleh Trisniwati dan Suryaningsum, (2003) dan dikembangkan oleh peneliti yang terdiri dari 9 (sembilan) pertanyaan.

Pengukuran variabel ini dengan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang berskala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju Instrumen ini menggunakan skala rendah (1) untuk menunjukkan motivasi yang rendah dan skala tinggi (7) untuk menunjukkan motivasi yang tinggi. Sedangkan makna point bagi variabel adalah poin 1 – 3 mempunyai makna tidak memiliki motivasi dalam belajar maupun dalam kehidupannya , poin 4 merupakan nilai tengah yang menyatakan cukup motivasi, serta poin 5 -7 mempunyai makna memili motivasi yang besar dalam mempelajari akuntansi dan dalam kehidupannya.

4. Ketrampilan Sosial (X4)

Variabel ini dikembangkan oleh Trisniwati dan Suryaningsum, (2003) dan dikembangkan oleh peneliti yang terdiri dari 7 (tujuh) pertanyaan.


(47)

Pengukuran variabel ini dengan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang berskala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju Instrumen ini menggunakan skala rendah (1) untuk menunjukkan ketrampilan sosial yang rendah dan skala tinggi (7) untuk menunjukkan ketrampilan sosial yang tinggi. Sedangkan makna point bagi variabel adalah poin 1 – 3 mempunyai makna ketrampilan sosialnya kurang, poin 4 merupakan nilai tengah yang menyatakan ketrampilan sosialnya cukup, serta poin 5 -7 mempunyai makna sangat baik untuk kemempuan dan kehidupan sosialnya.

5. Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y)

Variabel ini dikembangkan oleh Trisniwati dan Suryaningsum, (2003) dan dikembangkan oleh peneliti yang terdiri dari 8 (delapan) pertanyaan.

Pengukuran variabel ini dengan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang berskala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju Instrumen ini menggunakan skala rendah (1) untuk menunjukkan ketrampilan sosial yang rendah dan skala tinggi (7) untuk menunjukkan ketrampilan sosial yang tinggi. Makna point bagi variabel adalah point 1 – 3 mempunyai makna tidak paham terhadap akuntansi, point 4 merupakan nilai tengah yang menyatakan cukup paham, serta point 5 – 7 mempunyai makna sangat paham terhadap akuntansi.


(48)

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi merupakan kelompok subyek/obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek/obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44). Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan adalah mahasiswa akuntansi angkatan tahun 2006 yang sudah menempuh mata kuliah Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Auditing, dan Teori Akuntansi yang jumlahnya 428 mahasiswa.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sebuah sampel harus merupakan representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2004: 45). Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

yaitu teknik penarikan sampel non probabilitas yang menyeleksi responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel, dan sampel tersebut yang merupakan representasi dari populasi (Sumarsono 2004: 52). Ciri-ciri dan alasan yang dipergunakan adalah telah mengikuti


(49)

dan lulus mata kuliah Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Auditing, dan Teori Akuntansi sebanyak 428 Mahasiswa Akuntansi Angkatan 2006.

Agar jumlah sampel bisa mewakili jumlah populasi yang ada, maka jumlah sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Umar, 2002: 146) yaitu sebagai berikut :

n = 2

1 Ne N

(Umar, 2002 : 74) Dimana :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sample yang masih dapat ditolelir atau diinginkan (e = 10%).

Cara Perhitungan : n = 2

.(0,1) 428 1 428  = 4,28 1 428  = 5,28 428

= 81 responden

Berdasarkan dari perhitungan di atas, maka jumlah anggota sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 81 mahasiswa akuntansi Angkatan 2006 yang telah mengikuti dan lulus mata kuliah Pengantar Akuntansi, Akuntansi Keuangan Menengah, Akuntansi Keuangan Lanjutan, Auditing, dan Teori Akuntansi.


(50)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Dalam mengadakan penelitian ini diperlukan teknik atau cara agar penelitian ini dapat berhasil dengan baik sehingga penelitian ini tersusun dengan baik dan teratur. Jenis data pada penelitian ini adalah data primer, merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti (Indrianto dan Supomo, 2002: 147).

3.3.2. Sumber Data

Sumber data merupakan asal mula pengambilan data. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari pengisian kuesioner pada mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur angkatan tahun 2006.

3.3.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah pengumpulan data melalui daftar pertanyaan. Alat lain untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner, atau daftar Pertanyaan-pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap (Nazir, 2005: 175).

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner pada para mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(51)

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas Data

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005: 45)

Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2002: 227) yaitu sebagai berikut :

1. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel maka butir atau variabel tersebut valid.

2. Jika r hasil negatif, serta r hasil < r tabel maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

Untuk mencari nilai r tabel digunakan rumus : N – k, dimana N adalah merupakan jumbah sampel dan k adalah merupakan jemlah variabel bebas.(X) (Santoso, 2002: 227)

3.4.2. Uji Reliabilitas

Suatu variabel diukur dengan menggunakan beberapa indikator dan setiap indikator dijabarkan dalam beberapa pertanyaan dan menggunakan teknik semantic differential (Ghozali, 2005: 132)

Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005: 132) yaitu sebagai berikut :

1. Jika r alpha positif, serta r alpha > 0,6 maka item pertanyaan variabel tersebut reliabel.

2. Jika r alpha negatif, serta r alpha < 0,6 maka pertanyaan variabel tersebut tidak reliabel.


(52)

3.4.3. Uji Normalitas

Merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari variabel – variabel yang digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi normal adalah : (Sumarsono, 2002: 43)

1. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) < 5%, maka distribusi adalah tidak normal

2. Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) > 5%, maka distribusi adalah normal

3.5. Asumsi Klasik

Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier

Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji regrasi ini

tidak bias (Sesuai dengan tujuan Untuk mengambil keputusan BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi klasik yang tidak boleh dilanggar oleh persamaan tersebut, yaitu (Gujarati, 1999 : 153)

1. Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan cara uji Durbin-Watson (DW test).


(53)

Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2002 : 218) yaitu sebagai berikut :

a. Angka D-W di bawah - 2, hal ini berarti ada Autokolerasi positif. b. Angka D-W diantara -2 sampai +2, hal ini berarti tidak ada

Autokolerasi.

2. Multikolineritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikoliniaritas adalah dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor).

Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10, maka hal ini berarti dalam persamaan regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau bebas Multikolinieritas (Ghozali, 2005 : 57-59)

3. Heteroskedasitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas dapat diuji dengan uji korelasi

rank spearman

Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005: 77) yaitu sebagai berikut :

a. Apabila nilai signifikan hitung (sig) > tingkat signifikan α = 0,05 maka H0 diterima berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

b. Apabila nilai signifikan hitung (sig) < tingkat signifikan α = 0,05 maka H0 ditolak berarti terjadi heteroskedastisitas.


(54)

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, dengan tujuan untuk menggambarkan pengaruh linier antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun dengan model persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e

(Anonim, 2009: L-21) Keterangan :

Y = Tingkat pemahaman akuntansi β0 = Konstanta

β1…4 = Koefisien regresi

X1 = Pengenalan diri

X2 = Pengendalian diri

X3 = Motivasi

X4 = Ketrampilan sosial

e = Standart Error

3.6.2. Uji Hipotesis

3.6.2.1. Uji Kesesuaian Model

Uji F ini digunakan untuk mengetahui sesuai tidaknya model regresi yang dihasilkan guna melihat pengaruh dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi. (Anonim, 2009: L-21)


(55)

Hipotesis Statistik

1. Ho : β1 = 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan tidak cocok

guna melihat pengaruh dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi

H1 : β1 ≠ 0, menunjukkan model regresi yang dihasilkan cocok guna

melihat pengaruh dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi

2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05. 3. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05,, maka H0 diterima dan H1 ditolak

yang berarti model regresi yang dihasilkan tidak cocok guna melihat pengaruh dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti model regresi yang dihasilkan cocok guna melihat pengaruh dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi


(56)

3.6.2.2. Uji Parsial

Uji t ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial secara parsial terhadap tingkat pemahaman akuntansi. (Anonim, 2009: L-21)

Hipotesis Statistik

1. Ho : β1 = 0, menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dari

kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial secara parsial terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

2. H1 : β1 ≠ 0, menunjukkan ada pengaruh yang signifikan dari

kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial secara parsial terhadap tingkat pemahaman akuntansi.

3. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05. 4. Kriteria keputusan

i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak

yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial secara parsial terhadap tingkat pemahaman akuntansi.


(57)

ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial secara parsial terhadap tingkat pemahaman akuntansi.


(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur didirikan oleh para veteran pejuang kemerdekaan pada tanggal 5 Juli 1959. Pada awalnya merupakan perguruan tinggi kedinasan yang bernama Akademi Adminitrasi Perusahaan Veteran (AAPV) surabaya,dengan keputusan Menteri Urusan Veteran Dimobilisasi Nomor 133/KPTS/1996. Mulai tanggal 1 April 1966 oleh Departemen Pertahanan dan Keamanan disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan dan selanjutnya pada tanggal 30 Juni 1978 menjadi Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor Kep/01/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang perataan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” cabang Jawa Timur yang semula di awah Universitas Penbangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta menjadi mandiri menjadi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

Berdasarkan keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor 0307/U/1994 atau 10/XI/1994 tanggal 29 Nopember 1994 tentang peningkatan


(59)

pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui pelaksanaan keterkaitan dan kewaspadaan terhitung mulai tanggal 1 April 1995 beralih status dari Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) di bawah Departemen Pertahanan dan Keamanan menjadi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah Yayasan Kejuangan Panglima Sudirman (YKPBS) meliputi lima (5) Fakultas (Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Ilmu Administrasi dan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan) dengan 16 jurusan atau program studi (Progdi), yang terakreditasi sebanyak 9 program studi dan sedang dalam proses akreditasi sebanyak 7 program studi.

Berdasarkan indtruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor Ins/01/II 1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang pelimpahan wewenang tanggung jawab pembina Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS). Yayasan Kejuang Panglima Besar Sudirman didirikan oleh Menteri Pertahanan Keamanan dan Pangab dengan Akte Notaris Koesbiono Sarmanhadi,SH., Nomor 58 tanggal 26 Januari 1990 yang telah disempurnakan dengan akte Notaris Koesbino Sarmanhadi,SH., Nomor 14 tanggal 6 Maret 1996.

Yayasan Kejuangan Panglima Besar jenderal Sudirman (YKPBS) adalah induk dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.Jawa Timur dan Jakarta yang berkedudukan di Departemet Keamanan jalan Merdeka Barat 13 Jakarta juga membina Sekolah Menengah Umum (SMU) Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.


(60)

Saat ini Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mempunyai 7 (tujuh) Fakultas yaitu :

1. Fakultas Ekonomi dengan 3 jurusan yaitu Ilmu Ekonomi (Akerditasi B), Manajemen (Akreditasi B), dan Akuntansi (Akreditasi A).

2. Fakultas Pertanian dengan 2 jurusan yaitu Argeteknologi (Akreditasi B) dan Argibisnis (Akreditasi B).

3. Fakultas Teknologi Industri dengan 6 jurusan yaitu Teknik Kimia (Akreditasi B), Teknik Industri (Akreditasi A), Teknologo Pangan (Akreditasi A), Teknik Informatika (Akreditasi B), Sistem Informasi (Proses Akreditasi) dan Ilmu Komputer (Proses Akreditasi).

4. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan 3 Jurusan yaitu Adminitrasi Publik (Akreditasi B), Adminitrasi Bisnis (Akreditasi A) dan Ilmu Komunikasi (Akreditasi B).

5. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dengan 3 jurusan yaitu Teknik Arsitek (Akreditasi B), Teknik Lingkungan (Akreditasi B) dan Teknik Sipil (Akreditasi B).

6. Fakultas Hukum dengan jurusan Ilmu Hukum (Proses Akreditasi). 7. Program Pasca Sarjana dengan 3 Jurusan yaitu Magister Manajemen

Argibisnis (Akreditasi B), Magister Manajemen (Akreditasi B), dan Magister Akuntansi (Akerditasi B).

4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi UPN “Veteran “ Jawa Timur

Program pendidikan Starta I bidang ekonomi nasional merupakan suatu kebutuhan khususunya dalam pembangunan nasional era


(61)

reformasi.Program pendidikan Stara I Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa timur dimaksudkan untuk mengasilkan Sarjana Ekonomi yang mampu memenuhi tuntutan pembangunan nasional, mandiri, peka terhadap oerubahan sosial dan IPTEK yang berkaitan dengan pembangunan ilmu ekonomi. Disamping itu Sarjan Ekonomi harus mampu memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengembangkan Demokrasi Pancasila dan UUD 1945.

Dengan bekal pengalaman Fakultas Ekonomi yang didirikan sejak 21 Maret 1966,yang semula bernama Akademik Adminitrasi Perusahaan Veteran (AAPV),Fakultas Ekonomi UPN “Veteran”Jawa Timur selalu berupaya untuk meningkatkan kinerja dengan mencetak Sarjana Ekonomi yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.

Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390/DIKTI/KEP/1999 telah di buka program Magister Manajemen Agribisnis (MAA),dan disusul kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi (MM) dan Magister Akuntansi (Mak) dengan ijin penyelenggara Nomor 230/JD/T/2001 tanggal 4 Juli 2001.

4.1.3. Gambaran Umum Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran “ Jawa Timur

Program Studi Akuntansi dibagi menjadi 3 (tiga konsentrasi, yaitu sebagai berikut

1 Akuntansi Keuangan bertujuan untuk mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi keuangan (Akuntan Publik) yang handal


(62)

dan kompeten, yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan perusahaan.

2 Akuntansi Manajemen bertujuan untuk mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi manajemen (Akuntan Internal) yang handal dan kompeten, yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen.

3 Akuntansi Sektor Publik bertujuan untuk mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi sektor publik (Akuntan Pemerintahan) yang handal dan kompeten, yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan pemerintahan daerah dan pusat di sektor pemerintahan dan penanggung jawab pemerintah daerah ke pusat.

4.1.4. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

Falsafah

Mencerdaskan sumber daya manusia indonesia melalui wahana pendidikan tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ adalah sebagian dari perbuatan mulia, dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Visi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur mempunyai cita – cita ke depan yang dituangkan dalam visi yaitu, sebagai


(63)

Perguruan Tinggi terdepan, modern dan mandiri dalam mengembagkan Tri Darama Penguruan Tinggi, untuk menghasilkan lulusan pionir Pembangunan yang profesional, inovatif, produktif, dilandasi moral pancasila, mempunyai jiwa kejuangan yang tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka menunjang Pembangunan Nasional.

Misi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur mempunyai Misi yaitu, sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan senantiasa mengedepankan mutu hasil didik yang didukung oleh tenaga pengajar yang berkualitas dan berpengalaman di bidang manajemen, akutanis dan moneter perbankan.

2. Menghasilkan lulusan yang cakap, profesional, inovatif dan produktif yang mampu bersaing dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha serta mampu menciptakan lapangan kerja.

3. Membekali dan menetapkan setiap mahasiswa agarmenjadi manusia yang bertawa kepada Tuhan Yang maha Esa, memiliki jiwa pengabdian dan tanggung jawab serta disiplin tinggi, cinta kepada Tanah Air dan Bangsa dalam rangka menunjang Pembangunan Nasional.

Tujuan

Menunjang dan memberikan kotribusi yang nyata pada Pembangunan Nasional di bidang Pendidikan Tinggi dalam rangka


(1)

72

yang terjadi pada ketrampilan akan mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi, yang artinya semakin baik tingkat ketrampilan soasial yang dimiliki oleh mahasiswa maka tingkat pemahaman akuntansi akan turun, hal ini kemungkinan disebabkan karena kesalahan persepsi mahsiswa, dimana kemampuan membina pengaruh dengan orang lain adalah serangkaian pilihan yang dapat membuat anda mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang yang berpengaruh dengan anda atau orang lain yang ingin anda hubungi. Dalam pengaruhnya dengan dunia kampus, keterampilan sosial dapat dilihat dari sinkronisasi antara dosen dan mahasiswa yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh yang mereka rasakan. Perasaan bersahabat antara dosen dan mahasiswa akan menciptakan sebuah interaksi yang efektif dalam rangka pemahaman di bidang akuntansi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Trisniwati dan Suryaningsum (2003), dan Melandy dan Aziza (2006), sehingga dapat disimpulkan bahwa ketrampilan sosial tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa

4.4.2. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya

Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi, sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek, jumlah sampel dan periode penelitian, sehingga penelitian ini bukan merupakan replikasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UPN “Veteran“ Jawa Timur, Angkatan 2006


(2)

73

4.4.3. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini ádalah untuk menguji secara empiris pengaruh dari kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi, telah tercapai.

Dari manfaat yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian diharapkan dapat memberikan umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan para mahsiswa akuntansi yang berkualitas, dengan pemahaman akuntansi yang lenih baik.

4.5. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini. Adapun batasan-batasan tersebut yaitu: 1. Adanya perbedaan persepsi di antara masing-masing responden

(Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur, Angkatan 2006) di dalam memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner. 2. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner

belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

3. Populasi yang diambil hanya berasal dari 1 (satu) Universitas saja, yang juga akan mempengaruhi pengambilan sampel, sehingga jumlahnya sedikit


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis pada uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga ada pengaruh dari kecerdasan emosional (pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, dan ketrampilan sosial) mahasiswa akuntansi terhadap tingkat pemahaman akuntansi, teruji kebenarannya.

5.2.Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan pemahaman akuntansi, dimasa yang akan datang, yaitu antara lain :

1. Dengan melakukan introspeksi diri, mengendalikan diri, membangun kepercayan diri, mengenal dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh teladan, dan berfikir positif dan optimis tentang diri sendiri.

2. Mampu menghibur diri ketika di timpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua permasalahan yang terjadi.

3. Dengan menciptkan adanya lingkungan sosial yang baik yang akan dapat meningkatkan perkembangan mental individu sehingga dapat menunjang dalam proses pembelajaran dan pemahaman terhadap apa yang diajarkan.


(4)

75

4. Bagi individu yang memiliki pengendalian emosi yang baik serta kepercayaan diri yang tinggi tentunya bisa menghargai orang lain dalam lingkungannya yang kemudian akan memperlancar proses pembelajaran dan peningkatan prestasi akademik.

5. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya memperhatikan dari adanya pengaruh dari variabel – variabel lain yang diteliti, sehingga dalam penelitian yang akan datang hendaknya diperhitungkan variabel lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks :

Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Penerbit UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Ghozali, Imam, 2007, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga.

Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keprilakuan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Indriyo, Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita, 2000, Perilaku Keorganisasian, Edisi pertama, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta

Mahmud, Damayanti, 1990, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Purwanto, Ngalim, 2006, Psikologi Pendidikan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Santoso, Singgih, 2001, SPSS Statistik Parametik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta

Sumarsono, 2002, Akuntansi Suatu Pengantar, Penerbit PT. Salemba Empat Ptria. Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit UPN

“Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Umar, Husein, 2002, Metode Riset Bisnis, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Uno, Hamzah, 2006, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.


(6)

Skripsi :

Oktavia, Frida, 2008, Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) Dan Kecerdasan Spiritual (SQ) Terhadap Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi di UPN “Veteran” Jawa Timur, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Jurnal :

Melandy RM, Rissyo dan Nurma Aziza, 2006, Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi, Simposium Nasional Akuntansi IX, 23-26 Agustus 2006, Padang.

Trisnawati, Eka, Indah dan Suryaningsum, Sri 2003, Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pemahaman Akuntansi, Simposium Nasional Akuntansi VI 13-17 Oktober 2003.


Dokumen yang terkait

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 1 90

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 87

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 2 107

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur).

0 0 107

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

0 0 93

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 22

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 24

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ), KECERDASAN INTELEKTUAL (IQ), DAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)

0 0 27

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 18

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA AKUNTANSI DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

0 0 16