PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KENAIKAN HARGA BAWANG PUTIH (Studi Analisis Framing Berita Tentang Kenaikan Harga Bawang Putih Pada Jawa Pos dan Kompas Edisi 11 – 15 Maret 2013).

1

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KENAIKAN HARGA
BAWANG PUTIH
(Studi Analisis Framing Berita Tentang Kenaikan Harga Bawang Putih Pada
J awa Pos dan Kompas Edisi 11 – 15 Maret 2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi Pada FISIP - UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh :
Lucky Ar mando
NPM. 0843010137

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013
1


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KENAIKAN HARGA
BAWANG PUTIH
(Studi analisis Framing Berita Tentang Kenaikan Harga Bawang Putih Pada
J awa Pos dan Kompas Edisi 11 – 15 Maret 2013)

Oleh

:

LUCKY ARMANDO
0843010137

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi,

PEMBIMBING


Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2000 1

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KENAIKAN HARGA
BAWANG PUTIH
(Studi analisis Framing Berita Tentang Kenaikan Harga Bawang Putih Pada
J awa Pos dan Kompas Edisi 11 – 15 Maret 2013)

Oleh

:

LUCKY ARMANDO
0843010137
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas
Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 18 J uli 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji
1. Ketua

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001

J uwito, S. Sos, M. Si
NPT. 3 6704 95 00361
2. Sekretaris


Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 1 9580 801 198402 1001
3. Anggota

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si
NIP. 19641225 199309 2001

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2000 1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

KATA PENGANTAR


Segala ucapan puji syukur kehadiran ALLAH SWT penulis panjatkan atas
segala rahmat, hidayah dan karunia-NYA. Sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik – baiknya.
Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dengan penuh kesungguhan
hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada Dra. Herlina Suksmawati, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan pengarahan dan dorongan
yang sangat bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
sebesar – besarnya kepada :
1. Dra.Ec.Hj. Suparawati,M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik ( FISIP ) UPN “VETERAN” Jatim.
2. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP
UPN “VETERAN” JATIM.

3. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP UPN “VETERAN” JATIM.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

4. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staff Karyawan
FISIP hingga UPN “VETERAN” Jatim pada umumnya.
5. Terima kasih kepada Ayah dan Ibu atas dukungan dan motivasi.
6. Ryo Handy Putra. Terima kasih Ryo telah membantu saya dalam memberi
masukan untuk Skripsi ini.
7. Lulus Yuliani. Terimakasih Lulus karena sudah membantu saya dalam
memberi masukan untuk Skripsi ini.
8. Arfinna Nirmala Putri. Terimakasih telah membuat saya semangat dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
9. Herry Agen koran, Terima kasih selalu menyisakan koran untuk saya beli.
10. Terima kasih untuk, teman – teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih atas dukungannya.

Akhirnya kata penulis berharap agar skripsi

ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca serta penulis mengharapkan segala kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, 13 Mei 2013

Penulis

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................


i

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................

ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI

.................................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
ABSTRAK

................................................................................. ix

ABSTRACT


.................................................................................

x

PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah ........................................................

1

1.2

Perumusan Masalah .............................................................. 10

1.3


Tujuan Penelitian .................................................................. 11

1.4

Manfaat Penelitian ................................................................ 11

BAB I

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA .................................................................... 12
2.1

Penelitian Terdahulu .............................................................. 12

2.2

Landasan Teori ..................................................................... 14
2.2.1 Surat Kabar Sebagai Media Kontrol Sosial ................ 14

2.2.2 Surat Kabar dan Konstruksi Realitas .......................... 15
2.2.3 Ideologi Media .......................................................... 20
2.2.4 Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas ................... 21
2.2.5 Wartawan Sebagai Agen Konstruksi Realitas ............. 22

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

2.2.6 Framing dan Proses Produksi Berita .......................... 26
2.2.7 Analisis

Framing

Termasuk

Paradigma

Konstruktifitas ............................................................ 27
2.2.8 Analisis Framing ....................................................... 28
2.2.9 Proses Framing Entman ............................................. 31
2.2.10 Perangkat Framing Entman ....................................... 32
2.2.11 Efek Framing ............................................................ 35
2.2.12 Dampak Kenaikan Harga Bawang ............................. 37
2.3

Kerangka Berpikir ................................................................. 38

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 41
3.1

Definisi Operasional ............................................................. 41

3.2

Subyek dan Obyek Penelitian ................................................ 42

3.3

Unit Analisis ......................................................................... 42

3.4

Subyek Berita ....................................................................... 43

3.5

Objek Berita .......................................................................... 44

3.6

Teknik Pengumpulan Data .................................................... 45

3.7

Teknik Analisis Data ............................................................. 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 48
4.1

Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 48
4.1.1. Profil Jawa Pos ............................................................ 48
4.1.1.1. Kebijakan Redaksional Jawa Pos ......................... 51
4.1.2. Gambaran Umum Surat Kabar Harian Kompas ........... 51

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

4.1.2.1. Sejarah Perkembangan Surat Kabar Kompas ........ 51
4.1.2.2 Kebijakan Redaksional Kompas ............................ 55
4.2

Hasil dan Penelitian .............................................................. 56
4.2.1. Analisis Framing Surat Kabar Harian Jawa Pos ........... 58
4.2.1.1. Framing Berita Jawa Pos Tanggal 13 Maret 2013 . 58
4.2.1.2. Framing Berita Jawa Pos Tanggal 14 Maret 2013 . 62
4.2.1.3. Frame Surat Kabar Jawa Pos ................................ 66
4.2.2. Analisis Framing Surat Kabar Harian Kompas ............ 68
4.2.2.1. Framing Berita Kompas Tanggal 13 Maret 2013 . 68
4.2.2.2. Framing Berita Kompas Tanggal 14 Maret 2013 . 76
4.2.2.3. Frame Surat Kabar Harian Kompas ...................... 82
4.2.3. Perbandingan Frame Surat Kabar Harian Jawa Pos
Dan Kompas ............................................................... 84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 86
5.1

Kesimpulan............................................................................ 86

5.2

Saran ..................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 88

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

viii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
11. Harian Jawa Pos tanggal 13 Maret 2013 ................................................... 89
12. Harian Jawa Pos tanggal 14 Maret 2013 .................................................. 90
13. Harian Kompas tanggal 13 Maret 2013 .................................................... 92
14. Harian Kompas tanggal 14 Maret 2013 .................................................... 95

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ix

ABSTRAK
LUCKY ARMANDO, PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KENAIKAN
HARGA BAWANG PUTIH (Studi Analisis Framing Berita Tentang Kenaikan
Harga Bawang Putih Pada J awa Pos dan Kompas Edisi 11 – 15 Maret 2013)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pemberitaan kenaikan harga bawang
putih yang menjadi pro dan kontra di Negara kita. Pada penelitian ini dijelaskan
media membingkai berita tentang kebijakan pemerintah saat kenaikan harga bawang
putih, melalui penonjolan maupun penekanan isu.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis framing.
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah konsep model Entman yang
menggunakan empat cara tentang menganalisis framing. Adapun empat cara yang
digunakan dalam analisis framing model Robert N. Entman, yaitu : Define Problem,
Diagnose Causes, Make Moral Judgement, Treatment Recommendation. Penelitian
ini adalah berita – berita tentang rencana kenaikan harga bawang putih di surat kabar
Jawa Pos dan Kompas tanggal 11 Maret – 15 Maret 2013.
Hasil analisis peneliti dapat diketahui bahwa di Surat Kabar Jawa Pos
memandang kenaikkan harga bawang putih ini sebagai permasalahan import, karena
upaya pemerintah membatasi import produk holtikultura. Sehingga kegiatan bongkar
muat produk impor di pelabuhan tersendat. Penilaian moral atas kenaikan harga
bawang yakni pemerintah telah melakukan upaya berupa mengeluarkan SPI untuk
importer yang terdaftar. Pemerintah memberikan solusi dengan menambah jumlah
import bawang untuk upaya tekan harga bawang putih. Sedangkan Kompas memiliki
pandangan bahwa kenaikan harga bawang putih ini, dianggap pemerintah kurang
sigap dalam mengantisipasi. Importir cenderung mengutamakan barang secepatnya
tiba di Indonesia. Pemerintah menjadi penyebab masalah karena dua peraturan
pemerintah, (RIPH), dan (SPI) yang harus diurus importir. Penilaian moral bahwa
Kedua peraturan tersebut adalah perlindungan kepada petani, pemerintah akan
menambah import untuk mengatasi problem kenaikan harga sejumlah produk pangan.
Meski demikian, pemerintah tidak akan lupa untuk meningkatkan produksi pertanian.
Pemerintah seharusnya mempercepat proses penerbitan rekomendasi importnya.
Kata kunci : Berita, framing

ABSTRACT

LUCKY ARMANDO, fr aming NEWS ABOUT PRICE INCREASE IN
GARLIC (News Framing Analysis Study About Garlic Pr ice Increase In J awa
Pos and Kompas Edition 11 to 15 March 2013)
The research was motivated by reports rise in garlic prices to be pros and cons
in our country. In this study, described the media frame the news of current
government policy garlic price hikes, through projection and suppression issues.
The method used is a qualitative method of analysis framing. The analysis
used in this study is the concept Entman models that use four ways of analyzing
framing. The four methods used in the analysis of models framing Robert N. Entman,
namely: Define Problem, Diagnose Causes, Make Moral Judgment, Treatment
Recommendation. This study is the news - news of garlic price hikes in the
newspaper Jawa Pos and Kompas dated 11 March to 15 March 2013.
Results of our analysis can be seen that in Jawa Pos Newspaper garlic looked
up prices as import problems, because the government's efforts to limit imports of
horticultural products. So that loading and unloading activities at the port of imported
products faltered. Moral judgments on the rise in onion prices the government has
made efforts to be issued to importers registered SPI. The Government provides a
solution to increase the amount of imported onions to garlic prices hit effort.
Meanwhile, Compass has the view that the rise in garlic prices, the government
considered to be less vigilant in anticipation. Importers tend to prioritize items arrived
in Indonesia as soon as possible. Government is causing a problem because the two
regulations, (RIPH), and (SPI) which must be taken care importers. Both moral
judgment that the regulation is the protection of the farmers, the government will
increase imports to address the problem of rising prices of some food products.
However, the government will not forget to increase agricultural production. The
government should speed up the process of issuing importnya recommendation.
Keywords: News, framing

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia

akan informasi. Media massa menyajikan kegiatan atau peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan manusia. Hingga antara keduanya tidak dapat dipisahkan dan
saling membutuhkan satu sama lainnya. Berita – berita yang disajikan oleh media
massa merupakan hasil seleksi dari berbagai issue yang berkembang di
masyarakat. Tidak semua kejadian atau peristiwa yang terjadi didalam kehidupan
manusia ditampilkan oleh media massa. Media massa berhak untuk menentukan
fakta apa yang akan diambil bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta
hendak kemana berita tersebut dibawa. Ini tentu saja berkaitan dengan cara
pandang atau perspektif yang digunakan oleh masing- masing media (Sobur, 2002
: 162).
Media massa sebagai ruang dimana berbagai ideologi di presentasikan yang
berarti disatu sisi media dapat menjadi sarana penyebaran ideology penguasa, alat
legistimasi dan kontrol atas wilayah public. Namun disisi lain media juga dapat
menjadi alat representasi terhadap kekuasaan. Meskipun demikian, media
sesungguhnya berada ditengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai
kepentingan, konflik dan fakta yang kompleks dan beragam, sehingga media
massa mempresentasikan kepentingan banyak pihak. Media massa juga dapat

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

menjadi instrument perjuangan bagi kaum tertindas untuk membangun kultur dan
ideologi tandingan (Eriyanto, 2003 : 47).
Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian atau gambaran,
media massa mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat
membentuk opini public. Media massa ikut menentukan baik tidaknya masyarakat
dan apa yang ditampilkan akan diikuti oleh khalayak. Selain itu dalam media
massa ada pemilik modal, pemimpin redaksi, pemerintah dan masyarakat. Masing
– masing kelompok ini mempunyai ukuran, keinginan yang berbeda satu sama
lain. Perbedaan kepentingan ini yang membuka peluang memunculkan conflict of
interest (konflik kepentingan), sehingga perlu adanya aturan yang konkret untuk
membatasi apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak, sehingga diharapkan
dapat mewadahi atau menjadi tolak ukur dalam mengatur “pergaulan” antara
media massa, pemerintah dan masyarakat. Hal tersebut yang menjadikan media
massa dapat memberikan pengaruh – pengaruh positif dan negatif, dengan adanya
peran tersebut media massa merupakan sebuah kekuatan raksasa yang sangat
diperhitungkan.
Namun sebagian masyarakat berpendapat bahwa media massa tidak lebih
banyak memberikan kebenaran atau fakta apa yang adanya. Media cenderung
menciptakan peristiwa, menafsirkan dan mengarahkan terbentuknya kebenaran.
Tidak selalu untuk melayani kepentingan pihak – pihak tertentu secara terkontrol.
Maka yang nama realitas dan subjek politik menjadi luntur, keduanya tidak selalu
menjadi penting ketimbang yang dikatakan media tentang realitas dan subyek
politik tersebut (Sobur,2002 : 30-31).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Meskipun demikian tak dapat dipungkiri bahwa media massa mempunyai
peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, terlepas dari bagaimana
wartawan mengemas dan menyajikan beritanya. Karena media massa juga
merupakan jembatan dalam membangun stabilitas nasional serta konrol sosial
antara pemerintah dan masyarakat, yang ada dalam penyampaiannya tidak hanya
dapat disampaikan secara langsung namun secara efisiensi dan efektifitas hal
tersebut juga dapat disampaikan melalui media massa.
Media massa dibedakan menjadi dua macam yaitu media massa elektronik
dan media massa cetak. Media massa elektronik adalah suatu media yang
menampilkan pesan – pesan baik secara audio maupun visual. Contohnya :
televise, radio, internet, dan sebagainya. Sedangkan media massa cetak adalah
suatu media statis dan mengutamakan pesan – pesan visual. Dan salah satu
bentuknya adalah surat kabar (Koran), (Eriyanto, 2002 : 3-5).
Surat kabar secara spesifik memiliki keunggulan, antara lain informasi –
informasi yang dicantumkan setiap hari sesuai dengan apa yang terjadi didalam
masyarakat, dan mampu menjangkau masyarakat luas. Berbeda dengan majalah
yang terbit setiap seminggu sekali, atau sebulan sekali. Maka surat kabar terbit
setiap hari. Surat kabar juga menyajikan berita dan informasi yang singkat, padat
dan jelas. Surat kabar hanya dapat dinikmati secara visual, yaitu menggunakan
satu indera, pengelihatan. Ini menjadikan surat kabar sebagai hot media dan tidak
multitafsir. Surat kabar pun merupakan media yang praktis.
Dalam menyajikan berita apa yang akan disampaikan kepada khalayak,
tentunya ada kebijakan – kebijakan yang sudah ditentukan oleh keredaksian yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

dapat membatasi wartawan dalam menulis berita. Kebijakan redaksional menjadi
sebuah pedoman serta ukuran dalam menentukan kejadian macam apa yang oleh
surat kabar itu patut diangkat dan dipilih untuk menjadi berita maupun bahan
komentar. Visi pokok yang dijabarkan menjadi kebijakan redaksional tersebut
menjadi kerangka acuan serta criteria dalam menyeleksi dan mengolah bahan
menjadi berita (Oetama, 2001 : 146).
Berita pada dasarnya dibentuk melalui proses aktif dari pembuatan berita.
Peristiwa yang kompleks dan tidak beraturan, disederhanakan dan dibuat
bermakna oleh pembuat berita. Tahap paling awal dari produksi sebuah berita
adalah bagaimana wartawan mempersepsikan peristiwa atau fakta yang akan
diliput.
Fakta yang akurat dan aktualisasi masyarakat, merupakan perwujudan dari
sebuah informasi atau berita yang selaras, seimbang, dan dapat dipercaya. Oleh
karena selalu berbeda – beda, baik dalam kemasan atau dalam tampilannuya. Hal
tersebut dikarenakan adanya segmentasi yang berbeda – beda serta visi misi yang
dibangun dan diciptakan oleh masing – masing media.
Oleh karena itu dalam mengkonstruksi suatu realitas, setiap surat kabar
memiliki kebijakan yang akan membuat berita terlihat objektif atau tidak dimata
pembaca. Seperti halnya Jawa Pos dan Kompas yang memiliki cara pandang atau
arah pemberitaan yang spesifik dan berbeda satu sama lain dalam menyeleksi
suatu isu dan menulis berita. Termasuk berita tentang kenaikan harga bawang
yang dimuat dalam surat kabar Jawa Pos dan Kompas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Isu ini dipilih karena kenaikan harga bawang menjadi pro dan kontra di
Negara kita, dan menjadi bahan pembicaraan dari level masyarakat biasa hingga
elite politik. Tidak sedikit dari masyarakat biasa maupun elite politik yang kini
ramai memperbincangkan hal tersebut. Seperti Ketua Komisi Pengawas
Persaingan Usaha (KPPU) M. Nawir messsi mengatakan

:

“Dugaan telah terjadi persekongkolan harga ( kartel ) berdasarkan
kenaikan harga yang terbilang tidak wajar”. (Jawa Pos, 15 Maret
2013).
Melonjaknya harga bawang yang berakibat pada kelangkaan dan tingginya
harga bawang terus menjadi isu politik di parlemen. Menko Perekonomian Hatta
Rajasa, langsung menugasi menteri pertanian dan menteri perdagangan untuk
segera bertindak dia tidak ingin inflasi terbang tinggi hanya gara – gara bawang.
Harus segera mungkin memastikan akar persoalan yang ada. Sebab dengan
mengetahui akar masalahnya, solusi untuk mengatasi persoalan itu tentu juga bisa
segera di ambil.
Melejitnya harga bawang kini menjadi topik hangat yang sering
diperbincangkan semua kalangan, bahkan menjadi pro dan kontra, dan aksi saling
tuding. Presiden Susilo Bambang Yudhyono mengatakan :
“Saya belum melihat langkah – langkah yang lebih serius, nyata dan
kemudian masalah itu bisa diatasi jajaran terkait. Saya malah dengar
seperti saling menyalahkan dari satu kementerian dan kementerian
yang lain. Ini buruk”. (Kompas,15 Maret 2013).
Sementara itu kenaikan harga bawang juga meresahkan bagi para produsen
terasi, karena bawang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Masyarakat biasa
juga resah dikarenakan harga bawang yang makin tinggi, yakni dari harga sekitar
Rp. 20.000 per kilogram (Kg), menjadi Rp. 30.000 per kilogram (Kg) dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

akhirnya meningkat menjadi Rp. 60.000 per kilogram (Kg), bahkan di sebagian
daerah ada yang menembus hingga Rp. 100.000 per kilogram (Kg) melebihi harga
daging sapi per kg, udang per kg, atau ayam seekor.
Isu seperti inilah yang menjadi sorotan surat kabar, yang kemudian oleh
pers dijadikan bahan berita dan disebarluaskan kepada khalayak, untuk dapat
mengetahui informasi tentang peristiwa tersebut. Namun setiap surat kabar akan
melakukan seleksi isu yang berkembang dimasyarakat secara berbeda – beda.
Tidak semua kejadian yang ada dimasyarakat ditampilkan oleh surat kabar. Surat
kabar juga memilih untuk menentukan dibawa kemana berita tersebut. Hal ini
berkaitan dengan cara pandang atau perspektif yang digunakan oleh masing –
masing surat kabar (Sobur, 2002 : 162). Selain itu berita yang akan disampaikan
kepada khalayak juga harus, mengandung nilai – nilai berita. Jadi hanya berita
yang mempunyai nilai berita saja yang akan diangkat oleh surat kabar, tentunya
hal tersebut juga sesuai dengan kebijakan dari bagaimana cara pandang surat
kabar itu sendiri.
Perbedaan cara pandang surat kabar sangat dipengaruhi oleh visi dan misi
yang dimiliki suatu surat kabar, baik secara eksplisit dan implisit dalam teks yang
disampaikan kepada khalayak. Secara teknis kandungan implisit dapat ditelusuri
dari proses pemberitaan dalam merekonstruksi suatu fakta dalam konteks tertentu,
yaitu saat jurnalis melakukan framing (pembingkaian).
Pembingkaian berita antara surat kabar yang satu dengan surat kabar yang
lain berbeda – beda. Seperti halnya dengan Harian Jawa Pos dan Harian Kompas,
yang mana kedua surat kabar ini memiliki cara pandang yang berbeda – beda

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

dalam membingkai berita tentang kenaikan harga bawang yang terjadi mulai
tanggal 11 Maret 2013.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Perdagangan menerbitkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60 tahun 2012 tentang Rekomendasi Import
Produk Hortikultura dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 60 Tahun 2012
tentang Ketentuan Import Produk Hortikultura. Peraturan Menteri Pertanian dan
Perdagangan ini mengatur 20 jenis komoditas, terdiri dari sayuran 7 jenis
( termasuk bawang ), buah – buahan 10 jenis, dan florikultura 3 jenis. Surat
Kabar Jawa Pos memandang kenaikan harga bawang ini

disebabkan karena

pemerintah membatasi import produk hortikultura. Sedangkan pada Kompas
memandang kenaikan harga bawang disebabkan karena pemerintah belum
membatasi import, sehingga banyak importer yang tidak professional.
Harian Jawa Pos dipilih karena Jawa Pos mengangkat pemberitaan seputar
kenaikkan harga bawang dan membingkai pemberitaan tersebut dalam lima hari
berturut – turut terhitung mulai 11 – 15 Maret 2013. Dalam pemberitaannya Jawa
Pos mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan upaya dalam menstabilkan
harga bawang. Jawa Pos menempatkan berita yang berkaitan dengan kenaikan
harga bawang sering pada halaman depan sebagai headline.
Sedangkan Harian Kompas dipilih karena Kompas, memberitakan tentang
kenaikan harga bawang putih serta bagaimana pemerintah dalam mencari solusi
atas kenaikan bawang yang semakin tinggi, pada 11,13 – 15 Maret 2013. Kompas
melihat dari segi pemerintah yang sepertinya lamban dalam memberikan solusi
dari permasalahan ini. Dalam beberapa pemberitaannya Kompas menempatkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

berita kenaikan harga bawang pada halaman terkadang pada headline dan
terkadang pada rubik ekonomi saja.
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau
cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis
berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang
diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan serta hendak dibawa
kemana berita tersebut. Framing seperti dikatakan Todd Gittlin (Eriyanto, 2002)
adalah sebuah strategi bagaimana realitas atau dunia dibentuk dan disederhanakan
sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Melalui frame,
jurnalis mengemas peristiwa yang kompleks itu menjadi peristiwa yang dapat
dipahami, dengan perspektif tertentu dan lebih menarik perhatian khalayak.
Laporan berita yang akhirnya ditulis oleh wartawan pada akhirnya menampilkan
apa yang dianggap penting, apa yang dianggap perlu ditonjolkan dan apa yang
dianggap perlu disampaikan oleh wartawan kepada khalayak pembaca.
Sebagai salah satu teks media, analisis framing mempunyai perbedaan yang
mendasar dibandingkan dengan analisis isi kualitatif. Prinsip analisis framing
menyatakan bahwa terjadi proses seleksi isu fakta tertentu yang diberitakan
media. Fakta tidak ditampilkan apa adanya, namun diberi bingkai (frame)
sehingga menghasilkan konstruksi makna yang spesifik. Dalam hal ini biasanya
media menyeleksi sumber berita, memanipulasi pernyataan, dan mengedepankan
perspektif terntentu sehingga suatu saat interpretasi menjadi lebih mencolok
(noticeable) daripada interpretasi yang lain (Sobur, 2002 : 165).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Mengutip pendapat Huda dan Eriyanto bahwa “Analisis framing merupakan
salah satu model analisis yang alternative yang bsa mengungkap fakta. Analisis
framing membongkar bagaimana realitas dibingkai oleh media. Melalui analisis
framing dapat diketahui mana kawan, mana lawan, mana patron mana klien, siapa
diuntungkan, siapa dirugikan, siapa dibentuk siapa membentuk, dan seterusnya. “
(Eriyanto, 2004 : VI).
Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti bagaimana Harian Jawa
Pos dan Harian Kompas membingkai suatu fakta atau peristiwa, terutama dalam
menulis, menyajikan serta memberikan penekanan terhadap fakta kenaikan harga
bawang.
Dalam penelitian yang menggunakan framing ada metode yang bisa
digunakan yaitu framing Zhongdang Pan, framing Gerald M. Kosicki dan framing
Robert N. Entman. Pada perangkat framing Kosicki menyebutkan bahwa framing
sebagai cara mengetahui bagaimana suatu media mengemas berita dan
mengkonstruksi realitas melalui pemakaian kata, kalimat, lead, hubungan antar
kalimat,foto,grafik, dan perangkat lain untuk membantu dirinya mengungkapkan
pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Berita dilihat terdiri
dari berbagai simbol yang disusun lewat perangkat simbolik yang dipakai yang
akan dikonstruksi dalam memori khalayak. Dengan kata lain tak ada pesan atau
stimuli yang bersifat objektif, sebaliknya berita dilihat sebagai seperangkat kode
yang membutuhkan interpretasi makna (Eriyanto, 2002 : 251). Peneliti memilih
menggunakan framing Robert N. Entman karena melihat framing dalam dua
dimensi besar yakni seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek – aspek

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

realitas yang dilakukan dengan empat cara yaitu define problems (pendefinisian
masalah), diagnose causes (memperkirakan masalah atau sumber masalah), make
moral judgement (membuat keputusan moral), treatment recommendation
(menekankan penyelesaian). Hal ini sangat sesuai dengan kebutuhan peneliti
untuk mengetahui siapa atau apa penyebab masalah timbulnya isu tentang
pemberitaan kenaikan harga bawang.
Dengan menggunakan model Entman, dapat dilihat bagaimana Jawa Pos
dan Kompas membingkai berita tentang kenaikan harga bawang. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, perbedaan pembingkaian berita dari kedua media
akan semakin terlihat jelas dengan cara analisa dari model Entman. Bagaimana isu
tersebut diangkat, apa saja penekanan atau penonjolan beritanya dan bagaimana
membongkar kasus atau isu dalam suatu pemberitaan.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
“ Bagaimana Jawa Pos dan Kompas membingkai berita naiknya harga
bawang putih tanggal 11 – 15 Maret 2013”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di uraikan

diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah
“ Untuk mengetahui pembingkaian berita naiknya harga bawang putih
pada surat kabar Jawa Pos dan Kompas tanggal 11 – 15 Maret 2013”.

1.4

Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan pada
perkembangan ilmu komunikasi, khususnya mengenai analisis teks
media dengan analisis framing, dengan menggunakan metode model
Robert N. Entman
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menjadi
kerangka acuan bagi pihak institusi media surat kabar, khususnya harian
Jawa Pos dan Kompas dalam membingkai atau mengkonstruksi suatu
realita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1.

Penelitian Terdahulu
Pada dasarnya, analisis framing

merupakan versi pengembangan dari

pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis teks media. Dari
penelitian terdahulu yang relevan, maka yang dapat digunakan sebagai acuan
pembanding ialah penelitian analisis Framing tentang suatu pemberitaan di media
cetak, sebelumnya dikemukakan dalam penelitian di bawah ini :
1. Penelitian dilakukan oleh Nur Indah Yogadiasti. Mahasiswa Program
Studi Ilmu Komunikasi FPSB UII. Penelitian ini berjudul Analisis
Framing Berita Meninggalnya Mantan Presiden Soeharto di Majalah
Tempo dan Gatra. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah bagaimana
majalah Tempo dan Gatra membingkai berita mengenai meninggalnya
mantan Presiden Soeharto. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan
analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah majalah Gatra dan Tempo sangat berbeda dalam
menuliskan berita mengenai Soeharto. Mulai dari berita meninggal, kasus
hokum, kepercayaan sampai makam keluarga. Majalah Gatra cenderung
mencari aman dalam memberitakan Soeharto, sedangkan Tempo lebih
berani dan lebih kritis dalam memberikan pendapat.

12

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Penelitian tersebut semakin memperkuat peneliti dalam meneliti berita
tentang kenaikan harga bawang putih di Jawa Pos dan Kompas. Memberikan
informasi dan dapat dijadikan acuan dalam menyeleksi suatu wacana.
2. Penelitian dilakukan oleh Arief Fajar dari Universitas Muhammadiyah
Surakarta jurusan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini berjudul konstruksi
surat kabar harian kompas mengenai lingkungan hidup ( Analisis Framing
Dalam Penyajian Berita Banjir Citarum ). Tujuan dilakukan penelitian ini
adalah untuk mengetahui konstruksi surat kabar Kompas dalam
pemberitaan lingkungan hidup melalui pembingkaian ( framing )
penyajian Berita Banjir Citarum. Penelitian ini menggunakan pendekatan
dan analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Kesimpulan
dari penelitian ini adalah Kontruksi Kompas mengenai isu lingkungan
hidup dalam teks pemberitaan Banjir Citarum adalah kebijakan pemerintah
dalam pengelolaan lingkungan terkait pengelolaan DAS ( Daerah Aliran
Sungai ) Citarum sudah tepat.
Penelitian tersebut dapat memberikan gambaran mengenai analisis
Framing tentang suatu pemberitaan di media cetak. Sehingga dapat dijadikan
bahan perbandingan dalam penelitian ini.
Dari dua penelitian terdahulu di atas, memunculkan penelitian baru yang
diambil peneliti, yaitu analisis Framing Berita Tentang Kenaikan Harga Bawang
Putih Pada Jawa Pos dan Kompas Edisi 11 – 15 Maret 2013. Perbedaan dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

kedua penelitian terdahulu selain objek penelitiannya, juga metode analisis yang
digunakan nantiya.
2.2.

Landasan Teori

2.2.1. Surat Kabar Sebagai Media Kontrol Sosial
Surat kabar merupakan kumpulan dari berita, cerita, artikel, iklan, dan
sebagainya yang dicetak ke dalam lembaran kertas ukuran plano yang diterbitkan
secara teratur, bisa terbit setiap hari atau seminggu sekali (Djuroto, 2002:11).
Pada ilmu komunikasi khususnya studi komunikasi massa, surat kabar
merupakan salah satu kajiannya. Dalam buku “Ensiklopedi Pers Indonesia”
disebutkan bahwa pengertian surat kabar sebagai sebutan bagi penerbit pers yang
masuk dalam media cetak yaitu berupa lembaran – lembaran berisi berita,
karangan – karangan dan iklan yang diterbitkan secara berkala : bisa harian,
mingguan, bulanan, serta diedarkan secara umum (Junaedhi, 1991:257).
Pada perkembangannya, surat kabar menjelma sebagai salah satu bentuk
dari pers yang memiliki kekuatan dan kewenangan untuk menjadi sebuah kontrol
sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini disebabkan adanya
falsafah pers yang selalu identik dengan kehidupan sosial, politik, dan budaya.
Idealisme yang melekat pada pers dijabarkan dalam pelaksanaan
fungsinya, selalu menyiarkan informasi yang objektif dan edukatif, menghibur.
Melakukan kontrol sosial yang konstruktif dengan menyalurkan segala aspirasi
masyarakat, serta mempengaruhi masyarakat dengan melakukan dan peran serta
positif dari masyarakat itu sendiri (Effendy, 2003:149).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2.2.2. Surat Kabar dan Konstruksi Realitas
Dalam pandangan kontruksionis media dilihat bukanlah sekedar saluran
yang bebas. Media juga mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias,
dan pemihaknya. Media bukan hanya memiliki peristiwa dan menentukan sumber
berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan actor dan peristiwa lewat
bahasa. Lewat pemberitaan pula media dapat membingkai dengan bingkaian
tertentu dan pada akhirnya menentukan bagaimana khalayak harus melihat dan
memahami peristiwa dalam kacamata tertentu (Eriyanto, 2004:24).
Peristiwa – peristiwa yang dijadikan berita oleh media massa tertentu
melalui proses penyeleksi terlebih dahulu. Hanya peristiwa yang memenuhi
criteria kelayakan informasi yang akan diangkut oleh media massa kemudian
ditampilkan kepada khalayak (Eriyanto, 2004:24).
Isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan
menggunakan bahasa sebagai perangkatnya. Sedangkan bahasa bukan hanya
sebagai alat realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang
diciptakan oleh bahasa tentang realitas. Akibatnya media massa memiliki peluang
yang sangat besar untuk mempengaruhi gambar yang dihasilkan dari realitas yang
dikonstruksikan (Sobur, 2001:88).
Penggunaan bahasa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan
makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realita turut menentukan
bentuk konstruktif realtias yang sekaligus menentukan makna yang muncul
darinya. Bahkan menurut (Sobur, 2001:90) bahasa bukan cuma mampu
mencerminkan realitas, tetapi sekaligus menciptakan realitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Dalam kontruksi realitas, bahasa dapat dikatakan sebagai unsure utama.
Bahasa merupakan instrument pokok untuk mencerminkan realitas, sehingga
dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat konseptual dan alat narasi media
(Sobur, 2001:91).
Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan
Luckman telah direvisi dengan melihat variable atau fenomena media massa
menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi, subyektivasi, dan
internalisasi inilah yang kemudian dikenal sebagai “konstruksi sosial media
massa”. Substansi dari konstruksi sosial media massa ini adalah pada sirkulasi
informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan
sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga
membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung
sinis.
Proses konstruksi sosial media massa melalui tahapan sebagai berikut :
1.

Tahap menyiapkan materi konstruksi
Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa merupakan tugas
redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada
disetiap media massa. Masing – masing media massa memiliki desk yang
berbeda – beda sesuai dengan keutuhan dan visi suatu media. Isu – isu
penting setiap hari menjadi focus medua massa, terutama yang berhubungan
dengan tiga hal yaitu kedudukan, harta, dan perempuan. Ada tiga hal
penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial yaitu :
a.

Keberpihakan

media

massa

kepada

kapitalisme.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Sebagaimana

17

diketahui, saat ini hamper tidak ada lagi media massa yang tidak
dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti kekuatan – kekuatan kapital untuk
menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang dan
pelipatgandaan modal.
b.

Keberpihakan semu kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakkan ini
adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagai partisipasi kepada
masyarakat, namun ujun – ujungnya adalah juga untuk menjual berita
demi keuntungan kapitalis.

c.

Keberpihakkan kepada kepentingan umum. Bentuk keberpihakkan
kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah
visi setiap media massa, namun akhir – akhir ini visi tersebut tak pernah
menunjukkan jati dirinya, namun slogan – slogan tentang visi ini tetap
terdengar. Jadi, dalam menyiapkan materi konstruksi, media massa
memposisikan diri pada tiga hal tersebut diatas, namun pada umumnya
keberpihakkan pada kepentingan kapitalis menjadi sangat dominan
mengingat media massa adalah mesin produksi kapitalis yang mau
ataupun tidak harus menghasilkan keuntungan.

2.

Tahap sebaran konstruksi
Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi media
massa. Konsep konkret strategi sebaran media massa masing – masing
media berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Media cetak
memiliki konsep real time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu, atau
bulan, seperti terbitan harian, terbitan mingguan, atau terbitan beberapa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

mingguan dan bulanan. Walaupun media cetak memiliki konsep real time
yang sifatnya tertunda, namun konsep aktualitas menjadi pertimbangan
utama sehingga pembaca merasa tepat waktu memperoleh berita tersebut.
Pada

umumnya

sebaran

konstruksi

sosial

media

massa

menggunakan model satu arah, dimana media menyodorkan informasi
sementara konsumen media tidak memiliki pilihan lain kecuali
mengkonsumsi informasi itu. Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial
media massa adalah semua informasi harus sampai pada pembaca
secepatnya dan setepatnya berdasarkan pada agenda media. Apa yang
dipandang penting oleh media menjadi penting pula bagi pembaca.
3.

Tahap pembentukan konstruksi realitas.
a.

Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, dimana pemberitaan telah
sampai pada pembaca yaitu terjadi pembentukan konstruksi di
masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung secara genetik.
Pertama, konstruksi realitas pembenaran; kedua, kesediaan dikontruksi
oleh media massa; ketiga, sebagai pilihan konsumtif. Tahap pertama
adalah kontruksi pembenaran sebagai suatu bentuk kontruksi media
massa yang terbangun di masyarat yang cenderung membenarkan apa
saja yang ada (tersaji) di media massa sebagai sebuah realitas
kebenaran. Dengan kata lain, informasi media massa sebagai otoritas
sikap untuk membenarkan sebuah kejadian. Tahap kedua adalah
kesediaan dikonstruksi oleh media massa, yaitu sikap generik dari tahap
pertama. Bahwa pilihan seseorang untuk menjadi pembaca media massa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

adalah karena pilihannya.
b.

Pembentukan konstruksi citra
Pembentukan konstruksi citra banguna yang diinginkan oleh tahap
konstruksi. Dimana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh
media massa ini terbentuk dalam dua model : 1) model good news dan
2) model bad news adalah sebuah konstruksi yang cenderung
mengkonstruksi suatu pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik.
Pada model ini objek pemberitaan dikonstruksi sebagai sesuatu yang
memiliki citra baik sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya
kebaikkan yang ada pada objek itu sendiri. Sementara, pada model bad
news adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengkonstruksikan
kejelekan atau cenderung memberi citra buruk pada objek pemberitaan
sehingga terkesan lebih

jelek,

lebih

buruk, lebih

jahat dari

sesungguhnya sifat jelek, buruk, dan jahat yang ada pada objek
pemberitaan itu sendiri.
4.

Tahap konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca
memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat
dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu
sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir
dalam proses konstruksi sosial. Ada beberapa alasan yang sering
digunakan dalam konfirmasi ini yaitu a) kehidupan modern menghentikan
pribadi yang selalu berubah dan menjadi bagian dari produksi media

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

massa, b ) kedekatan dengan media massa adalah life style orang modern,
dimana orang modern sangat menyukai popularitas terutama sebagai
subjek media massa itu sendiri, dan c) media massa walaupun memiliki
kemampuan mengkonstruksi realtias media berdasarkan subyektivitas
media, namun kehadiran media massa dalam kehidupan seseorang
merupakan sumber pengetahuan tanpa batas yang sewaktu – waktu dapat
diakses.

2.2.3. Ideologi Media
Pada proses produksi sebuah berita, sebuah berita selalu melibatkan
pandangan dan ideologi wartawan, juga kepentingan media itu sendiri. Ideologi
ini menentukan aspek fakta yang dipilih dan membuang apa saja yang dibuang.
Artinya jika seseorang wartawan menulis berita dari salah satu sisi, menampilkan
sumber dari satu pihak, dan memasukkan opininya pada suatu berita. Dapat
dikatakan media bukanlah merupakan sarana netral dalam menampilkan kekuatan
kelompok masyarakat secara apa adanya tetapi kelompok dan ideologi yang
dominan dalam media itulah yang akan ditampilkan dalam berita – beritanya
(Eriyanto, 2005:90).
Pada kenyataannya berita di media massa tidak pernah netral dan obyektif.
Jika kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan mediapun selalu dapat ditemukan
adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek fakta yang lain yang
mencerminkan pemilihan media pada salah satu kelompok atau ideologi tertentu.
Bahasa ternyata tidak pernah lepas dari subyektifitas seorang wartawan dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

mengkonstruksi realitas dengan mengetahui bahasa apa yag digunakan dalam
berita. Pada saat itu kita menemukan ideologi yang dianut oleh wartawan dan
media yang bersangkutan.

2.2.4. Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas
Pada dasarnya berita merupakan laporan peristiwa. Peristiwa disini adalah
realitas atau fakta yang diliput oleh wartawan dan pada gilirannya akan dilaporkan
secara terbuka melalui media massa (Birowo, 2004:168).
Peristiwa – peristiwa yang dapat dijadikan berita oleh media massa akan
melalui proses penyeleksian terlebih dahulu, hanya peristiwa yang memenuhi
kriteria kelayakan informasi yang akan diangkat oleh media massa kemudian
ditampilkan kepada khalayak (Eriyanto, 2004:26).
Setelah proses penyeleksian tersebut, maka peristiwa itu akan dibingkai
sedemikan rupa oleh wartawan. Pembingkaian yang dilakukan oleh wartawan
tentunya melalui proses konstruksi. Proses konstruksi suatu realitas ini dapat
berupa penonjolan dan penekanan pada aspek tertentu atau dapat juga berita
tersebut ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan disembunyikan dalam
pemberitaan (Eriyanto, 2002:VI).
Berita merupakan hasil konstruksi sosial dimana selalu melibatkan
pandangan, ideology, dan nilai – nilai dari wartawan ataupun dari institusi media,
tempat dimana wartawan tersebut bekerja. Bagaimana realitas tersebut dijadikan
berita sangat tergantung pada bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai
(Birowo, 2004:176).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Peristiwa atau realitas yang sama dapat dibingkai secara berbeda (Sobur,
2001:VI), hal ini terkait dengan visi, misi, dan ideologi yang dipakai oleh masing
– masing media. Sehingga kadangkala hasil pembingkaian tersebut dapat
diketahui bahwa media lebih berpihak kepada siapa (jika yang diberitakan adalah
seorang tokoh, golongan, atau kelompok tertentu). Keberpihakkan pemberitaan
media terhadap salah satu kelompok atau golongan dalam masyarakat, dalam
banyak hal tergantung pada etika, moral, dan nilai – nilai tertentu.
Aspek – aspek etika, moral, dan nilai – nilai tertentu tidak mungkin
dihilangkan dalam pemberitaan media. Hal ini merupakan bagian dari intergral
dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkonstruksi suatu realitas.
Media menjadi tempat pertarungan ideology antara kelompok – kelompok yang
ada di masyarakat.

2.2.5. Wartawan Sebagai Agen Konstruksi Realitas
Wartawan adalah profesi yang dituntut untuk mengungkap kebenaran dan
menginformasikan kepada public seluas mungkin tentang temuan dari fakta –
fakta yang berhasil digalinya, apa adanya, tanpa rekayasa, dan tanpa tujuan
seubyektifitas tertentu, semata – mata demi pembangunan kehidupan dan
peradaban kemanusiaan yang lebih baik (Djatmika, 2004:25).
Sebagai seorang agen, wartawan telah menjalin transaksi dan hubungan
dengan objek yang diliputnya, sehingga berita merupakan produk dari transaksi
antara wartawan dengan fakta yang diliputnya (Eriyanto, 2007:31). Suatu obyek
mencirikan sebagaimana orang mempersepsikannya. Sesungguhnya, relasi antara

Hak Cipta © milik UPN "Veteran

Dokumen yang terkait

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM (Analisis Framing Berita Tentang Kasus Korupsi Simulator SIM Yang Melibatkan Djoko Susilo Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi Desember 2012 – Maret 2013 ).

0 1 110

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM (Analisis Framing Berita Tentang Kasus Korupsi Simulator SIM Yang Melibatkan Djoko Susilo Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi Desember 2012 – Maret 2013 ).

0 1 110

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT VERSI KENAIKAN HARGA BBM (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur Clekit Versi Kenaikan Harga BBM Edisi 3 Maret 2012 di Jawa Pos).

0 0 136

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG RENCANA KENAIKAN BBM PER 1 APRIL 2012 (Analisis Framing Pemberitaan rencana Kenaikan BBM per 1 April 2012 di Harian Jawa Pos dan Kompas Edisi 28 Februari – 1 Maret 2012 )”.

0 1 127

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG SKANDAL M. NAZARUDDIN ( Analisis Framing Berita tentang M. Nazaruddin pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi 25-31 Juli 2011 ).

0 0 119

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBEKUAN PSSI OLEH PEMERINTAH (Studi Analisis Framing Tentang Berita Pembekuan PSSI Oleh Pemerintah pada Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos Edisi 29 s.d 30 Maret 2011).

0 0 121

PEMBINGKAIAN BERITA PEMBEKUAN PSSI OLEH PEMERINTAH (Studi Analisis Framing Tentang Berita Pembekuan PSSI Oleh Pemerintah pada Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos Edisi 29 s.d 30 Maret 2011)

0 0 21

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG SKANDAL M. NAZARUDDIN ( Analisis Framing Berita tentang M. Nazaruddin pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi 25-31 Juli 2011 )

0 0 20

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KENAIKAN HARGA BAWANG PUTIH (Studi Analisis Framing Berita Tentang Kenaikan Harga Bawang Putih Pada Jawa Pos dan Kompas Edisi 11 – 15 Maret 2013)

0 0 21

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM (Analisis Framing Berita Tentang Kasus Korupsi Simulator SIM Yang Melibatkan Djoko Susilo Pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi Desember 2012 – Maret 2013 )

0 0 17