KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA.

(1)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER

PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Elektro Konsentrasi Listrik Tenaga

oleh IMA MAYSHA

NIM 0902095

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014 SKRIPSI


(2)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

Oleh Ima Maysha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Ima Maysha 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

“Kontribusi Kegiatan Pembuatan Solar Charger Ponsel Terhadap

Motivasi Belajar Siswa”

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dilaksanakannya Program Pendampingan SMK sebagai upaya dalam menguatkan SMK yang ada di Indonesia. Pada saat pelaksanaan program Pendampingan SMK ini peneliti mengalami berbagai hambatan salah satunya yaitu kurangnya motivasi belajar siswa. Salah satu solusi yang peneliti lakukan yaitu dengan mengadakan kegiatan produktif berbasis

project berupa kegiatan pembuatan solar charger ponsel yang dilakukan di luar

jam pelajaran sekolah oleh siswa kelas X TITL SMKN 7 Garut. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kegiatan pembuatan

solar charger ponsel ini terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian Pre-Experimental Design dengan rancangan

One-Shot Case Study. Teknik analisis data yang digunakan berupa analisis

korelasi. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, didapatkan bahwa kegiatan pembuatan solar charger ponsel berkontribusi positif terhadap motivasi belajar siswa. Hal tersebut diperoleh berdasarkan koefisien korelasi yang ditemukan termasuk pada kategori sangat kuat. Dengan demikian kegiatan seperti pembuatan solar charger ponsel ini sangat bermanfaat karena merupakan implementasi dari hasil belajar siswa yang direalisasikan secara nyata dalam bentuk suatu produk teknologi dan dapat dikembangkan lebih jauh lagi baik secara kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pembelajaran di sekolah maupun dalam segi model dan media pembelajaran.


(5)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

“Contribution of Making Cell Phone Solar Charger Activities to Students Learning Motivation”

This researched stimulated by performance of Pendampingan SMK Program as an effort to strengthen SMK in Indonesia. Researcher had a lot of problem when realization of Pendampingan SMK Program, one of them was the lack of students learning motivation. The solution that researcher had done was organized productive activities based project making cell phone solar charger that had done out of school learning schedule by X Grade students of SMKN 7 Garut. So, the purpose of this researched was for knowing the contribution of making cell phone solar charger activities to students learning motivation. This researched used research method of Pre-Experimental Design with One-Shot Case Study design. Data analysis technique that used was correlation technique. Based of result data analysis and result of researched had been got that activities making cell phone solar charger have positive contribution to students learning motivation. That result got by correlation coefficient that found in very strong category. So, the activities like making cell phone solar charger was very useful because this activities was implementation from students learning result that real done in technology product and could be developed further more as extracurricular activities that can help in school learning or model and media learning.


(6)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.


(7)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul

“Kontribusi Kegiatan Pembuatan Solar Charger Ponsel Terhadap Motivasi Belajar Siswa”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat

memperoleh gelar Sarjana pendidikan program studi Pendidikan Teknik Elektro. Penyusun menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan do’a dari pihak lain laporan ini tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Skripsi ini, yaitu kepada:

1. Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya.

2. Nabi Muhammad SAW semoga sholawat dan salam tetap tercurah kepadanya.

3. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril, do’a dan kasih sayang.

4. DIKTI dan LPPM UPI selaku penyelenggara Program Pendampingan SMK. 5. Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST., M.SIE. selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Teknik Elektro, Drs. BambangTrisno, MSIE. selaku dosen pembimbing I, Dr. Ade Gaffar Abdullah, M.Si. selaku dosen pembimbing II.

6. Kepala sekolah beserta seluruh guru, staf dan siswa di SMKN 7 Garut.

7. Semua pihak yang telah membantu yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata, penyusun menyadari bahwa mungkin masih terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan sangat bermanfaat bagi penyusun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Bandung, Mei 2014


(8)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Sistematika Penulisan ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 5

A. Tinjauan Motivasi Belajar ... 5

B. Tinjauan Kegiatan Pembuatan Solar Charger Ponsel ... 10

C. Penelitian yang Relevan ... 16

D. Kontribusi Kegiatan Pembuatan Solar Charger Ponsel Terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 18

E. Kerangka Pemikiran ... 19

F. Hipotesis Penelitian ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 22

B. Desain Penelitian ... 22

C. Metode Penelitian ... 23

D. Definisi Operasional ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 26


(9)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

H. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Simpulan ... 51

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN


(10)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rangkaian Hubungan Seri-Paralel ... 14

Gambar 2.2 Proses Pembuatan Solar charger Ponsel oleh siswa ... 15

Gambar 2.3 Solar Charger Ponsel Hasil Produk Siswa ... 16

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran ... 21

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 23


(11)

vii

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 27 Tabel 3.2 Format Tabel Distribusi Frekuensi ... 35 Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 37 Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Tiap Butir Instrumen Kegiatan Pembuatan

Solar Charger Ponsel ... 39

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen dengan Analisis Daya Pembeda Kegiatan Pembuatan Solar Charger Ponsel ... 40 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Tiap Butir Instrumen Motivasi

Belajar Siswa ... 41 Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen dengan Analisis Daya Pembeda

Motivasi Belajar Siswa ... 43 Tabel 4.5 Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data

Kegiatan Pembuatan Solar Charger Ponsel ... 44 Tabel 4.6 Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data

Motivasi Belajar Siswa ... 44 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Variabel Kegiatan Pembuatan

Solar Charger Ponsel dan Motivasi Belajar Siswa ... 45


(12)

viii

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 54

Lampiran 2 ... 66

Lampiran 3 ... 75

Lampiran 4 ... 78

Lampiran 5 ... 86

Lampiran 6 ... 96

Lampiran 7 ... 98

Lampiran 8 ... 101

Lampiran 9 ... 103

Lampiran 10 ... 105


(13)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Program Pendampingan SMK merupakan salah satu model program yang ditawarkan oleh pihak Direktorat Pendampingan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bekerja sama dengan Perguruan Tinggi sebagai upaya untuk menguatkan SMK yang ada di Indonesia. Adapun sekolah-sekolah yang menjadi target utama program Pendampingan SMK ini adalah sekolah terpencil dan sekolah-sekolah baru dalam taraf perkembangan dengan fasilitas pembelajaran yang kurang mendukung. Dalam pelaksanaan program Pendampingan SMK ini mahasiswa dituntut untuk mampu memecahkan berbagai permasalahan di SMK salah satunya yaitu kurangnya motivasi belajar siswa dikarenakan siswa tidak menunjukkan parameter motivasi belajar yang kuat seperti minat, keuletan, ketekunan, keingintahuan, kepuasan, relevansi maupun kepercayaan diri yang seharusnya dimiliki oleh siswa ketika pembelajaran. Keterbatasan guru produktif, fasilitas maupun sarana prasana juga menjadi salah satu penghambat dalam proses belajar mengajar yang ikut menyebabkan berkurangnya motivasi siswa dalam belajar.

Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa tersebut banyak hal yang dapat dilakukan terutama sebagai tenaga pendidik yang dituntut untuk mampu mengembangkan profesionalisme melalui daya kreasinya. Kreativitas ini bukan hanya dalam hal menciptakan metode dan strategi pembelajaran tetapi juga dalam hal kegiatan belajar yang lebih variatif dan menarik minat siswa, seperti kegiatan produktif pembuatan karya ilmiah atau kegiatan berbasis project dan teknologi sebagai implementasi hasil belajar siswa. Sehingga melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena, kegiatan praktikum ataupun kegiatan berbasis project tidak hanya akan membantu siswa dalam memahami konsep tetapi juga dapat mendorong siswa untuk belajar, membuat siswa mengerjakan sesuatu dan belajar untuk mengerjakan sesuatu. Adapun kegiatan produktif berbasis project yang dilakukan yaitu


(14)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa kegiatan pembuatan solar charger ponsel yang dilakukan di luar jam pelajaran sekolah.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah diperlukan agar penelitian yang dilakukan menjadi jelas dan terarah. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Keterbatasan fasilitas, yaitu hanya terdapat dua ruang kelas belajar untuk kelas X, XI dan XII Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL). Belum terdapat Lab. Praktikum untuk siswa TITL sehingga kegiatan praktikum berlangsung di ruang kelas masing-masing serta satu Lab. Komputer yang digunakan oleh seluruh jurusan di SMKN 7 Garut.

b. Kurangnya sarana belajar bagi siswa terutama untuk kegiatan praktikum yang menekankan pada keterampilan siswa, hal ini dapat dilihat dari terbatasnya ketersediaan alat-alat praktikum dasar.

c. Kurangnya inisiatif guru dalam menciptakan kegiatan belajar yang dapat menarik minat siswa disebabkan keterbatasan jumlah guru produktif yaitu hanya ada dua orang guru produktif TITL dan masih harus membagi waktu untuk mengajar di jurusan lain dan di mata diklat normatif.

d. Kurangnya motivasi belajar siswa.

Pembatasan masalah kemudian diperlukan oleh peneliti agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dibatasi pada motivasi belajar siswa kelas X TITL di SMKN 7 Garut setelah diberikan treatment berupa kegiatan pembuatan solar charger ponsel yang dikerjakan oleh para siswa dan dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah.


(15)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini yaitu : Bagaimana kontribusi kegiatan pembuatan solar charger ponsel terhadap motivasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi kegiatan pembuatan solar charger ponsel terhadap motivasi belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini dapat dirangkum menjadi dua, yaitu :

1. Manfaat teoritis

a. Menambah kajian studi pengembangan implementasi pembelajaran dengan memanfaatkan kegiatan produktif yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di SMK.

b. Dapat digunakan sebagai literatur pembanding dalam pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi tambahan dan sebagai sumbangan pemikiran bagi guru sebagai tenaga pendidik dalam usahanya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar.

E. Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini mudah dipahami, penelitian ini terdiri dari lima bab yang disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini mengungkap latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(16)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pada bagian ini dibahas tentang landasan teoritis dan empiris yang mendasari variabel-variabel dalam penelitian sebagai tolak ukur berpikir dalam penelitian ini, anggapan dasar, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bagian ini dibahas mengenai metodologi penelitian yang meliputi tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, teknik pengambilan sampel, variabel dan paradigma penelitian, definisi operasional variabel penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan kisi-kisi instrumen penelitian, pengujian uji coba instrumen penelitian dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini menyajikan hasil pengolahan, analisis hasil pengolahan data, dan penafsiran data.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian penutup, penulis mencoba memberikan kesimpulan, implikasi, serta saran sebagai akhir dari tulisan ini.


(17)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di SMK N 7 Garut Jln. Raya Wado Malangbong, Desa Cisitu, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 - Februari 2013.

2. Subyek Penelitian a. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) SMK N 7 Garut tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 18 siswa.

b. Sampel Penelitian

Dikarenakan jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 subyek dalam hal ini seluruh siswa kelas X TITL SMK N 7 Garut yaitu berjumlah 18 siswa, maka sampel dalam penelitian ini diambil dari keseluruhan populasi tersebut. Kemudian kelompok yang menjadi sampel dari keseluruhan populasi ini diberi treatment (perlakuan), dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Berdasarkan hal tersebut maka teknik sampling yang digunakan yaitu teknik sampling Nonprobability

Sampling dengan jenis sampling jenuh.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kegiatan pembuatan solar charger ponsel yang dilakukan oleh siswa kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) di SMKN 7 Garut. Kegiatan pembuatan solar

charger ponsel adalah salah satu kegiatan produktif dimana siswa menghasilkan

suatu karya ilmiah atau kegiatan berbasis project sebagai implementasi hasil belajar siswa. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah motivasi belajar


(18)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

r

siswa. Selanjutnya dalam penelitian ini terdapat hubungan sebab akibat yang dapat dilihat dari hubungan antar variabel. Pola hubungan antar variabel tersebut kemudian akan diteliti melalui paradigma penelitian.

Adapun paradigma penelitian pada penelitian ini ditunjukkan melalui skema pada gambar 3.1.

Keterangan : alur penelitian lingkup penelitian

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Dengan metode ini siswa dapat sepenuhnya terlibat untuk merencanakan eksperimen, mengendalikan variabel dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, satu variabel bebas (variabel independen) yaitu kegiatan pembuatan solar charger ponsel serta satu variabel

Siswa kelas X TITL SMKN 7 Garut Pembuatan Kegiatan

Solar Charger Ponsel

(Variabel X) Aspek yang diteliti:

1. Pelaksanaan 2. Kontribusi

Motivasi Belajar Siswa (Variabel Y) Aspek yang diteliti: 1. Perhatian 2. Relevansi

3. Kepercayaan diri 4. Kepuasan

Hasil Penelitian & Pembahasan


(19)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terikat (variabel dependen) yaitu motivasi belajar siswa. Ditinjau dari variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini, maka bentuk desain eksperimen yang digunakan termasuk ke dalam jenis Pre-Experimental Design dengan rancangan penelitian One-Shot Case Study dikarenakan tidak adanya variabel kontrol, serta sampel penelitian tidak dipilih secara random melainkan sampel diambil dari keseluruhan populasi (penelitian populasi). Kelompok yang menjadi sampel dari keseluruhan populasi ini diberi treatment (perlakuan), dan selanjutnya diobservasi hasilnya.

D. Definisi Operasional

Setiap variabel penelitian memiliki beberapa indikator yang merupakan penjelasan atas variabel tersebut, yang ditentukan atas dasar konsep teoritik, hasil penelitian sebelumnya serta pemikiran-pemikiran dari para peneliti. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel sebagai berikut.

1. Variabel X (Kegiatan Pembuatan Solar Charger Ponsel)

Kegiatan pembuatan solar charger ponsel sebagai variabel X dalam penelitian ini berfungsi sebagai kegiatan produktif berbasis project yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah. Melalui kegiatan ini siswa memiliki ruang bebas untuk aktif dan berkreasi sehingga secara tidak sadar akan berpengaruh terhadap aspek-aspek lain yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Adapun definisi operasional teori kegiatan pembuatan solar charger ponsel didasarkan pada teori yang dikembangkan oleh Buck Institute for Education (1999) dan Miller dkk. (1961) yang ditinjau dari segi belajar proyek atau project

based learning dan kegiatan ekstrakurikuler. Selanjutnya penjabaran operasional

variabel kegiatan pembuatan solar charger ponsel dibagi menjadi dua indikator kajian, yakni:

a. Pelaksanaan kegiatan pembuatan solar charger ponsel. b. Kontribusi kegiatan pembuatan solar charger ponsel.

Kedua indikator kajian kegiatan pembuatan solar charger ponsel sebagai variabel X tersebut dikembangkan menjadi 11 sub indikator penelitian. Kesebelas sub


(20)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indikator penelitian dioperasionalkan menjadi 14 item kuesioner dengan format Skala Linkert, kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju

3 = ragu-ragu 4 = setuju 5 = sangat setuju

2. Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)

Motivasi belajar siswa sebagai variabel Y dalam penelitian ini adalah sebagai output dari kegiatan pembuatan solar charger ponsel yang menggambarkan proses perubahan perilaku atau sikap yang terjadi pada siswa selama mengikuti proses kegiatan pembuatan solar charger ponsel. Sikap-sikap yang diharapkan muncul saat kegiatan tersebut seperti sikap ingin tahu, percaya diri, ulet dan lain sebagainya akan membangkitkan keinginan dan minat belajar siswa serta merangsang motivasi siswa untuk belajar. Adapun definisi operasional teori motivasi belajar siswa didasarkan pada teori yang dikembangkan oleh Keller (1983) dan yang menjadi sub indikatornya berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Sardiman (2004). Selanjutnya penjabaran operasional variabel motivasi belajar siswa dibagi menjadi empat indikator kajian, yakni:

a. Perhatian b. Relevansi

c. Kepercayaan diri d. Kepuasan

Keempat indikator kajian motivasi belajar siswa sebagai variabel Y tersebut dikembangkan menjadi 7 sub indikator penelitian. Semua sub indikator penelitian tersebut dioperasionalkan menjadi 18 item kuesioner dengan format Skala Linkert, kisaran 1 – 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju


(21)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 = setuju 5 = sangat setuju

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah motivasi belajar siswa setelah diberi treatment berupa kegiatan pembuatan solar charger ponsel yang merupakan variabel indepeden.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, instrumen jenis non tes digunakan untuk mengukur pengaruh kegiatan pembuatan solar charger ponsel terhadap motivasi belajar siswa. Teknik nontes digunakan untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian, dalam hal ini pengukuran dilakukan terhadap variabel motivasi belajar siswa yang telah diberi treatment berupa kegiatan pembuatan solar charger ponsel dengan menggunakan instrumen dalam bentuk angket (kuesioner).

Untuk mengukur variabel yang diinginkan, dalam hal ini peneliti menggunakan skala pengukuran sikap dengan jenis skala yaitu skala Linkert. Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dengan memberikan skor dalam setiap alternatif jawaban yang diberikan kepada responden. Kemudian pada saat menyusun instrumen, peneliti membuat terlebih dahulu kisi-kisi instrumen agar mempermudah penyusunannya. Dalam menentukan kisi-kisi, maka ditentukan indikator dari setiap variabel yang akan diteliti, seperti ditunjukkan pada tabel 3.1.


(22)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Rujukan Teori Indikator Sub Indikator Item Soal

Kegiatan pembuatan

solar charger ponsel

(X)

Buck Institute for Education (1999)

dan Miller dkk. (1961) yang ditinjau dari segi belajar proyek atau project

based learning dan

kegiatan ekstrakurikuler. a. Pelaksanaan kegiatan pembuatan solar charger ponsel.

Referensi berdasarkan Buck

Institute for Education (1999)

1) Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka

kerja.

2) Terdapat masalah yang dapat ditentukan sebelumnya. 3) Siswa merancang proses

untuk mencapai hasil. 4) Siswa bertanggung jawab

untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan.

5) Siswa melakukan evaluasi secara berkesinambungan 1 8 2, 18 5 32


(23)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kontribusi kegiatan pembuatan solar

charger ponsel

dan secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.

6) Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya. 7) Kelas memiliki atmosfir

yang memberikan toleransi kesalahan dan perubahan.

Referensi berdasarkan Miller dkk. (1961)

1) Memberi kesempatan bagi siswa untuk

mengembangkan minat dan menemukan minat-minat baru.

2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk untuk

9

10, 15

19, 22


(24)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlatih mengembangkan kemampuan kreatifitasnya secara lebih baik.

3) Untuk melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas.

4) Untuk menggali

pengalaman-penglaman belajar baru yang mungkin dapat dipadukan secara tepat dalam kurikulum;

27

4

Motivasi Belajar Siswa (Y)

Keller (1983) dan Sardiman (2004)

Referensi berdasarkan Keller (1983)

a. Perhatian

Referensi berdasarkan Sardiman (2004)

1) Tekun menghadapi tugas/kegiatan.

2) Ulet/tertantang menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

6,20


(25)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Relevansi

c. Kepercayaan diri

d. Kepuasan

3) Menunjukkan minat.

1) Senang mencari dan memecahkan masalah.

1) Dapat mempertahankan pendapatnya atau hal yang diyakininya.

2) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

1) cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

13, 14, 26

7, 21, 28

3, 16

25, 31


(26)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini, pengujian instrumen menggunakan pendapat dari ahli (judgment experts) dan teknik uji coba terpakai. Pada judgment experts setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Dalam hal ini Sugiyono (2012) menjelaskan bahwa dalam judgment experts, para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun dan memberi keputusan. Sedangkan untuk teknik uji coba terpakai, pelaksanaan uji coba dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian sesungguhnya. Mengenai teknik uji coba terpakai, Hadi (1990) mengemukakan bahwa:

Dalam uji coba terpakai peneliti langsung menyajikannya pada subjek penelitian, lalu peneliti menganalisis validitasnya sehingga diketahui item valid dan tidak valid; apakah instrumen itu cukup andal atau tidak. Jika hasilnya memenuhi syarat, maka peneliti langsung pada langkah selanjutnya.

1. Uji Validitas

Untuk mengukur validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson

Product Moment.

(Riduwan, 2012) Keterangan :

rhitung = Koefisien korelasi Xi = Jumlah skor item Yi = Jumlah skor total n = Jumlah responden


(27)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kaidah keputusan : Jika rhitung > rtabel berarti valid sebaliknya rhitung < rtabel

berarti tidak valid.

Setelah dilakukan uji validitas tiap butir instrumen, selanjutnya dilakukan pengujian validitas untuk seluruh butir instrumen tiap variabel dengan cara mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah. Dalam hal ini Sugiyono (2012) mengemukakan bahwa jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah diambil 27% dari sampel uji coba.

Untuk menguji daya pembeda digunakan rumus t-test sebagai berikut:

Dimana:

(Sugiyono, 2012) Keterangan:

= Daya pembeda

= Rata-rata skor kelompok tinggi = Rata-rata skor kelompok rendah

= Jumlah responden kelompok tinggi diambil dari 27% sampel = Jumlah responden kelompok rendah diambil dari 27% sampel = Varian kelompok tinggi

= Varian kelompok rendah

= Varian gabungan kelompok tinggi dan rendah

Untuk mengetahui perbedaan kelompok tinggi dan rendah itu signifikan atau tidak, maka harga thitung tersebut perlu dibandingkan dengan harga ttabel. Bila thitung > ttabel, maka perbedaan itu signifikan, sehingga instrumen dinyatakan valid.


(28)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Reliabilitas

Dalam penelitian ini, untuk mencari nilai reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha sebagai berikut:

a. Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

(Riduwan, 2012) Keterangan :

= Varians skor tiap-tiap item = Jumlah kuadrat item

= Jumlah item dikuadratkan = Jumlah responden

b. Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

(Riduwan, 2012) Keterangan :

= Jumlah varians semua item , , ,…n = Varians item ke-1,2,3….n c. Menghitung Varians total dengan rumus:

(Riduwan, 2012) Keterangan :

= Varians total

= Jumlah kuadrat total = Jumlah total dikuadratkan = Jumlah responden


(29)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Riduwan, 2012) Keterangan :

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah Varians skor tiap-tiap item = Varians total

k = Jumlah item

Kemudian membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel.

Adapun kaidah keputusan : jika r11 > rtabel berarti Reliabel dan r11 < rtabel berarti

Tidak Reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data melalui angket (kuesioner). Bentuk angket yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa pernyataan tertutup karena peneliti menghendaki jawaban yang singkat dan telah tersedia dalam bentuk pilihan. Selain itu, sumber data untuk variabel X dan variabel Y diperoleh dari siswa kelas X Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) SMK Negeri 7 Garut.

H. Teknik Analisis Data

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Teknik analisis yang digunakan disesuaikan dengan jenis instrumen yang dikumpulkan. Data akan dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan statistik. Dalam penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak. Teknik pengujian normalitas data dilakukan


(30)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menggunakan Chi Kuadrat (χ2). Pengujian normalitas data dengan (χ2) dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang terkumpul dengan kurva normal baku/standar. Luas enam bidang dalam kurva normal baku adalah 2,7%, 13,34%, 33,96%, 33,96%, 13,34% dan 2,7%. Adapun langkah-langkah pengujian normalitas data ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan Chi Kuadrat ini, jumlah kelas inteval ditetapkan sebanyak enam kelas sesuai dengan enam bidang yang ada pada kurva normal baku.

b. Menentukan panjang kelas interval :

c. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung sesuai dengan format pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Format Tabel Distribusi Frekuensi

No Kelas

Interval

Keterangan : fo = Frekuensi data hasil observasi

fh = Frekuensi yang diharapkan

d. Menghitung fh (frekuensi harapan)

Cara menghitung fh didasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva

normal dikalikan jumlah data observasi atau jumlah individu dalam sampel.

e. Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus

menghitung harga-harga pada kolom yang lain. Harga yang dihasilkan adalah merupakan harga Chi Kuadrat (χ2) hitung.

f. Membandingkan χ2hitung dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Taraf signifikansi 5 %


(31)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Apabila χ2 hitung < χ2tabel , maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan pada penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

Ho : Kegiatan pembuatan solar charger ponsel tidak berkontribusi positif terhadap motivasi belajar siswa.

Ha : Kegiatan pembuatan solar charger ponsel berkontribusi positif terhadap motivasi belajar siswa.

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik korelasi, karena termasuk kedalam hipotesis asosiatif. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment. Digunakan untuk menguji besarnya kontribusi variabel X terhadap Y, dalam hal ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kegiatan pembuatan solar charger ponsel (X) terhadap motivasi belajar siswa (Y).

Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2012) Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.

“Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt) maka Ha diterima” (Sugiyono, 2012:264).

Setelah hasil perhitungan harga koefisien korelasi r didapatkan, maka dilakukan penafsiran harga rxy dengan menggunakan kriteria koefisien korelasi. Kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3.


(32)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0.400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

(Sugiyono, 2012) Selanjutnya untuk mengetahui besar kecilnya persentase kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi. Perhitungan koefisien determinasi dihitung dengan mencari derajat koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100 %

(Riduwan, 2012) Keterangan :

KD = Nilai koefisien Determinan (kontribusi antar variabel) r = Nilai Korelasi


(33)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(34)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembuatan solar charger ponsel berkontribusi positif terhadap motivasi belajar siswa. Hal tersebut diperoleh berdasarkan koefisien korelasi yang ditemukan termasuk pada kategori yang sangat kuat. Selain itu, hasil perhitungan persentase koefisien determinasi juga menunjukkan adanya kontribusi dari kegiatan pembuatan solar charger ponsel yang dilaksanakan terhadap motivasi belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran diantaranya, bagi pihak SMK proses kegiatan berbasis proyek seperti pembuatan

solar charger ponsel akan sangat baik dilaksanakan, karena merupakan

implementasi dari hasil belajar siswa yang telah diterima untuk direalisasikan secara nyata dalam bentuk suatu produk teknologi yang dapat dibuat siswa. Dengan demikian kegiatan seperti pembuatan solar charger ponsel ini sangat bermanfaat dan dapat dikembangkan lebih jauh lagi baik secara kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pembelajaran di sekolah dan mewadahi minat siswa maupun dari segi proses pelaksanaan berupa model dan media pembelajaran sebagai bagian dari kegiatan yang mengimplementasikan Kurikulum 2013.

Melihat keterbatasan yang ada pada penelitian ini, diharapkan adanya penelitian yang lebih lanjut dengan sasaran prestasi siswa serta ruang lingkup yang lebih luas dan bervariasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi.


(35)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Albeta.

Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. B, Suryosubroto. (2005). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Buck Institute for Education. (1999). Project-Based Learning. [Online]. Tersedia di: http://www.bgsu.edu/organization!etl/proj.html [Diakses 2 Januari 2013]. Budiman, N. (2013). Pengaruh Intensitas Penggunaan Internet terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi di SMK KR. 2 Tomohon. Engineering Education Journals UNIMA, 1 (4).

Gunawan. (2012). Fenomena Pendidikan di Daerah Terpencil. [Online]. Tersedia di: http://www.blog-guru.web.id/2012/10/fenomena-pendidikan- di-daerah-terpencil.html [Diakses 4 Juni 2014].

Hadi, S. (1990). Metodologi Research 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Keller, J.M. (1983). Motivational Design of Instruction. In C.M. Reigeluth (Ed.).

Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status.

Hillsdale, NJ: Erlbaum.

M, Sardiman. A. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Maysha, I. (2013). Laporan Akhir Pendampingan SMK oleh Mahasiswa UPI di

SMKN 7 Garut Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Bandung: LPPM UPI.

Maysha, I. (2013). Pemanfaatan Tenaga Surya Menggunakan Rancangan Panel

Surya Berbasis Transistor 2N3055 dan Thermoelectric Cooler (TEC) sebagai Penghasil Energi Listrik Alternatif. Tugas Akhir, Fakultas Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Miller, Frank, W. (1961). Guidance: Principle and Service. Collumbus: Merril Books.

Moursund, D. (2003). Project Based-Learning Using Information Technology. 2nd ed. Eugene: International Society for Technology in Education.


(36)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyaningsih. (2013). Kontribusi Motif Berprestasi Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Skripsi,

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia. Riduwan. (2012). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (untuk

Mahasiswa S-1, S-2, dan S-3). Bandung: Alfabeta.

Santrock, J.W. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D). Bandung: CV. Alfabeta.

Suryaningsih, N.I. (2013). Penggunaan Tabloid Berbasis PjBL (Project Based

Learning) untuk Meningkatkan Kreatif Siswa Materi Pengelolaan Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 19 Semarang. Skripsi, Fakultas Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP PGRI Semarang.

Taharudin. (2012). Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash terhadap Motivasi

dan Prestasi Belajar Mata Diklat Las Busur Manual di SMK N 2 Negeri Pengasih. Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Viana, D.M, dkk. (2011). Including Integrating Projects in Engineering Curricula.

WSEAS Transactions on Advances in Engineering Education, 8 (3).

Wena, M. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tujuan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiratmoko, A. (2012). Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika Terhadap

Kecerdasan Emosional Siswa di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi, Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

___.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

81A Tahun 2003 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Kep. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.


(1)

36

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Apabila χ2 hitung < χ2tabel , maka dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal. 2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan pada penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

Ho : Kegiatan pembuatan solar charger ponsel tidak berkontribusi positif terhadap motivasi belajar siswa.

Ha : Kegiatan pembuatan solar charger ponsel berkontribusi positif terhadap motivasi belajar siswa.

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan teknik korelasi, karena termasuk kedalam hipotesis asosiatif. Teknik korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment. Digunakan untuk menguji besarnya kontribusi variabel X terhadap Y, dalam hal ini yaitu untuk mengetahui kontribusi kegiatan pembuatan solar charger ponsel (X) terhadap motivasi belajar siswa (Y).

Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2012) Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat.

“Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt) maka Ha diterima”

(Sugiyono, 2012:264).

Setelah hasil perhitungan harga koefisien korelasi r didapatkan, maka dilakukan penafsiran harga rxy dengan menggunakan kriteria koefisien korelasi.


(2)

37

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3. Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0.400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

(Sugiyono, 2012) Selanjutnya untuk mengetahui besar kecilnya persentase kontribusi variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi. Perhitungan koefisien determinasi dihitung dengan mencari derajat koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100 %

(Riduwan, 2012) Keterangan :

KD = Nilai koefisien Determinan (kontribusi antar variabel) r = Nilai Korelasi


(3)

23

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(4)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembuatan solar charger ponsel berkontribusi positif terhadap motivasi belajar siswa. Hal tersebut diperoleh berdasarkan koefisien korelasi yang ditemukan termasuk pada kategori yang sangat kuat. Selain itu, hasil perhitungan persentase koefisien determinasi juga menunjukkan adanya kontribusi dari kegiatan pembuatan solar charger ponsel yang dilaksanakan terhadap motivasi belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran diantaranya, bagi pihak SMK proses kegiatan berbasis proyek seperti pembuatan

solar charger ponsel akan sangat baik dilaksanakan, karena merupakan

implementasi dari hasil belajar siswa yang telah diterima untuk direalisasikan secara nyata dalam bentuk suatu produk teknologi yang dapat dibuat siswa. Dengan demikian kegiatan seperti pembuatan solar charger ponsel ini sangat bermanfaat dan dapat dikembangkan lebih jauh lagi baik secara kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menunjang pembelajaran di sekolah dan mewadahi minat siswa maupun dari segi proses pelaksanaan berupa model dan media pembelajaran sebagai bagian dari kegiatan yang mengimplementasikan Kurikulum 2013.

Melihat keterbatasan yang ada pada penelitian ini, diharapkan adanya penelitian yang lebih lanjut dengan sasaran prestasi siswa serta ruang lingkup yang lebih luas dan bervariasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik lagi.


(5)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Albeta.

Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. B, Suryosubroto. (2005). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Buck Institute for Education. (1999). Project-Based Learning. [Online]. Tersedia di: http://www.bgsu.edu/organization!etl/proj.html [Diakses 2 Januari 2013]. Budiman, N. (2013). Pengaruh Intensitas Penggunaan Internet terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi di SMK KR. 2 Tomohon. Engineering Education Journals UNIMA, 1 (4).

Gunawan. (2012). Fenomena Pendidikan di Daerah Terpencil. [Online]. Tersedia di: http://www.blog-guru.web.id/2012/10/fenomena-pendidikan- di-daerah-terpencil.html [Diakses 4 Juni 2014].

Hadi, S. (1990). Metodologi Research 1. Yogyakarta: Andi Offset.

Keller, J.M. (1983). Motivational Design of Instruction. In C.M. Reigeluth (Ed.).

Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status.

Hillsdale, NJ: Erlbaum.

M, Sardiman. A. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Maysha, I. (2013). Laporan Akhir Pendampingan SMK oleh Mahasiswa UPI di

SMKN 7 Garut Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Bandung: LPPM UPI.

Maysha, I. (2013). Pemanfaatan Tenaga Surya Menggunakan Rancangan Panel

Surya Berbasis Transistor 2N3055 dan Thermoelectric Cooler (TEC) sebagai Penghasil Energi Listrik Alternatif. Tugas Akhir, Fakultas Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Miller, Frank, W. (1961). Guidance: Principle and Service. Collumbus: Merril Books.

Moursund, D. (2003). Project Based-Learning Using Information Technology. 2nd ed. Eugene: International Society for Technology in Education.


(6)

Ima Maysha, 2014

KONTRIBUSI KEGIATAN PEMBUATAN SOLAR CHARGER PONSEL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mulyaningsih. (2013). Kontribusi Motif Berprestasi Terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Tasikmalaya. Skripsi,

Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia. Riduwan. (2012). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian (untuk

Mahasiswa S-1, S-2, dan S-3). Bandung: Alfabeta.

Santrock, J.W. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D). Bandung: CV. Alfabeta.

Suryaningsih, N.I. (2013). Penggunaan Tabloid Berbasis PjBL (Project Based

Learning) untuk Meningkatkan Kreatif Siswa Materi Pengelolaan Lingkungan Kelas VII SMP Negeri 19 Semarang. Skripsi, Fakultas Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, IKIP PGRI Semarang.

Taharudin. (2012). Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash terhadap Motivasi

dan Prestasi Belajar Mata Diklat Las Busur Manual di SMK N 2 Negeri Pengasih. Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Viana, D.M, dkk. (2011). Including Integrating Projects in Engineering Curricula.

WSEAS Transactions on Advances in Engineering Education, 8 (3).

Wena, M. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tujuan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiratmoko, A. (2012). Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Robotika Terhadap

Kecerdasan Emosional Siswa di SMK Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi, Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.

___.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor

81A Tahun 2003 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Kep. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI.