PROFIL KONDISI FISIK SISWA PEMBINAAN SEPAK BOLA USIA MUDA KELOMPOK USIA 13-14 TAHUN : Studi Deskriptif Pada Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda UPI.

(1)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL KONDISI FISIK SISWA PEMBINAAN SEPAKBOLA USIA MUDA KELOMPOK USIA 13-14 TAHUN

(Studi Deskriptif Pada Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh : MUNAWARDI

0801419

PRODI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

==================================================================

PROFIL KONDISI FISIK SISWA PEMBINAAN SEPAKBOLA USIA MUDA KELOMPOK USIA 13-14 TAHUN

(Studi Deskriptif Pada Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI)

Oleh Munawardi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Munawardi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Munawardi NIM.0801419


(3)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar Pengesahan

MUNAWARDI

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun

(Studi Deskritif Pada Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. H. R. Boyke Mulyana, M. Pd NIP. 196202311989031001

Pembimbing II,

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M. Pd NIP. 196812181994021001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. R. Boyke Mulyana, M. Pd NIP. 196202311989031001


(4)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PROFIL KONDISI FISIK SISWA PEMBINAAN SEPAK BOLA USIA MUDA KELOMPOK USIA 13-14 TAHUN (STUDI DESKRIPTIF PADA

SISWA PEMBINAAN SEPAK BOLA USIA MUDA UPI) Munawardi*

2014

Penelitian ini dilatarbelakangi akan pentingnya penbinaan dan latihan kondisi fisik dalam olahraga, khususnya dalam cabang olahraga sepakbola. Latihan fisik bertujuan untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi. Adapun penelitian ini ditunjukkan pada kelompok usia 13-14 tahun, karena pada kelompok usia ini dapat dibilang usia kritis. Pada masa ini pemain sulit belajar teknik sepakbola baru. Proses pubertas yang dialami di usia ini membuat pemain menjadi kaku dan lambat. Untuk itu, tujuan program di usia ini salah satunya dapat difokuskan pada memelihara kemampuan koordinasi, kecepatan, dan mengasah kemampuan daya tahan dan kekuatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kebugaran jasmani atau kondisi fisk siswa PSBUM UPI kelompok usia 13-14 tahun.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, sedangkan subyeknya siswa PSBUM UPI kelompok usia 13-14 tahun sebanyak 22 siswa. Instumen yang digunakan berupa lembar observasi tes kondisi fisik cabang olahraga sepakbola, diantaranya; kemampuan anaerobik menggunakan tes lari 20 meter, shuttle run,

medicine ball push, vertical jump, push ups, squat jumps, sit ups, back lifts,sit and reach, dan untuk kemampuan aerobik menggunakan tes lari 15 menit.

Berdasarkan pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa; kemampuan anaerobik tidak ada satu pun siswa dalam kategori sempurna dan baik sekali, satu siswa (4%) kategori baik, empat belas siswa (64%) kategori cukup, dan tujuh siswa (32%) kategori kurang. Jadi nilai rata-rata kemampuan anaerobik 4,3 (43%), sehingga masuk dalam kategori cukup, sedangkan untuk kemampuan aerobik diperoleh data berikut; tidak ada satu siswa pun dalam kategori sempurna dan baik sekali, dua siswa (9%) kategori baik, tujuh siswa (32%) kategori cukup, dan tiga belas siswa (59%) kategori kurang. Jadi nilai rata-rata kemampuan aerobik 3,0 (30%), sehingga masuk dalam kategori kurang, kemudian kemampuan kebugaran siswa diperoleh data; tidak ada satu pun siswa dalam kategori sempurna dan baik sekali, satu siswa (4%) kategori baik, tujuh siswa (32%) kategori cukup, dan empat belas siswa (64%) kategori kurang, sehingga nilai rata-rata kebugaran 3,7 (37%) termasuk dalam kategori kurang Jadi secara keseluruhan kondisi fisik siswa PSBUM UPI kelompok usia 13-14 tahun diperoleh rata-rata 3,1 (31%), sehingga secara keseluruhan kondisi fisik termasuk dalam kategori kurang.


(5)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

STUDENT PROFILE PHYSICAL CONDITION SOCCER COACHING YOUNG AGE 13-14 YEARS OF AGE GROUPS (DESCRIPTIVE STUDY

ON STUDENTS AGES YOUNG SOCCER COACHING UPI) Munawardi *

2014

This research is motivated penbinaan the importance of exercise and physical condition in the sport, especially in the sport of football. Physical exercise aims to establish the condition of the body as a basis for improving endurance, fitness, and achievement of a feat. As this study is shown in the age group 13-14 years, because this age group can be considered a critical age. At this time football players difficult to learn new techniques. Process experienced puberty at this age makes players become stiff and slow. To that end, the purpose of the program at this age one can be focused on maintaining the ability of coordination, speed, endurance and hone skills and strength. This study aims to get a clear picture of physical fitness or condition of Fisk students PSBUM UPI age group 13-14 years.

The method used is descriptive method, while the subject UPI PSBUM students 13-14 years age group were 22 students. Instrument used in the form of physical condition test observation sheet sport of football, including: the ability to use anaerobic test run 20 meters, shuttle run, medicine ball push, vertical jump, push-ups, squat jumps, sit-ups, back lifts, sit and reach, and to use the aerobic capacity test run 15 minutes.

Based on the processing and analysis of the data showed that: the ability of anaerobic none of the students in the category of perfect and excellent , one student (4%) either category , and fourteen students (64%) categories sufficient , and seven students (32%) less category . Thus the average value of 4.3 anaerobic capabilities (43%) , so that in the category of sufficient , while for aerobic capacity obtained the following data : there is no one else in the category of students perfect and very well , two students (9%) either category , seven students (32%) categories sufficient , and thirteen students (59%) less category . Thus the average value of 3.0 aerobic capacity (30%) , less so in the category , then the ability of the student fitness data obtained ; none of the students in the category of perfect and excellent , one student (4%) either category , seven students (32%) categories sufficient , and fourteen students (64%) less category , so the average fitness value of 3.7 (37%) included in the category of less so overall physical condition of students PSBUM UPI age group 13-14 years gained an average of


(6)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1 (31%) , so that the overall physical condition are included in the category of less .


(7)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN………. i

ABSTRAK………... ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMAKASIH………. DAFTAR ISI………... iv

DAFTAR TABEL……… DAFTAR GAMBAR……… DAFTAR DIAGRAM……… DAFTAR LAMPIRAN……….. BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang……….………... 1

B. Rumusan Masalah………... 6

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Manfaat Penelitian……….. E. Batasan Penelitian………..…….. F. Batasan Istilah………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….…... 8

A. Sejarah Sepakbola………... 8

B. Karakteristik Pemain Sepakbola…….……… 12

C. Karakteristik Lapangan Permainan Sepakbola………... 23

D. Karakteristik Permainan Sepakbola………... 27

E. Karakteristik Gerakan Permainan Sepakbola………. F. Sepakbola di Indonesia……… G. Perkembangan Sekolah Sepakbola di Indonesia……… H. Sejarah Singkat PSBUM UPI……….……… I. Hakekat Kondisi Fisik……… J. Hubungan Kondisi Fisik dengan Cabang Olahraga Sepakbola………. BAB III PROSEDUR PENELITIAN……… 34

A. Metode Penelitian……….. 34

B. Populasi Sampel dan LokasiPenelitian……… 35

C. Definisi Operasional………... 37

D. Desain dan Langkah-Langkah Penelitian……….. 40 i ii iii iv viii x xi xii xiii 1 1 6 6 7 7 8 10 10 11 11 12 15 16 17 21 22 35 45 45 46 47 49


(8)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian……….. 42

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian……….……... 64

G. Prosedur dan Pengolahan Data……….…. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 55

A. Pengolahan dan Analisis Data………... 55

B. Tingkat Kondisi Fisik Keseluruhan Siswa………. C. Disikusi Penemuan……….. 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 65

A. Kesimpulan………... 65

B. Saran……….. 66

DAFTAR PUSTAKA………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….

50 62 66 69 69 80 85 93 93 93 95 97


(9)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1Tahapan Latihan Aerobik...……….... 3.1 Konversi Nilai dan Kriteria Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Kepada Nilai Tafsiran... 3.2 Kategori Skor Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Putra Dalam Cabang Olahraga Sepakbol... 3.3 Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Sepakbola ...……… 4.1 Konversi Nilai Tes Anaerobik ………... 4.2 Konversi Nilai Tes Aerobik ………... 4.3 Konversi Nilai Kondisi Fisik Setiap Siswa Dilihat dari Data Tes Kondisi Fisik Secara Keseluruhan ……….. 4.4 Data Kondisi Fisik Secara Keseluruhan ………...………. 4.5 Kendala dan Solusi Latihan Kondisi Fisik ……….

31 64 65 65 80 82 84 86 90


(10)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bentuk Lapangan Permainan Sepakbola dan Ukuranya………... 2.2 Salah Satu SSB Lokal yang Mengikuti Kompetisi Internasiona…….……….. 2.3 SSI Arsenal Salah Satu SSB Asing di Indonesia... 2.4 Pelepasan AC Milan Junior Camp Oleh Menpora Salah Satu Dukungan Pemerintah Terhadap SSB Asing... 2.5 Peregangan Dinamis dengan Menggerak-gerakan Tubuh Secara Ritmis... 2.6 Peregangan Statis Sendi Pinggul, Lutut, Pergelangan Kaki, dan Otot Paha.….. 2.7 Peregangan Pasif Pada Otot Tungkai... 2.8 Pereganag PNF Yang Melibatkan Kontraksi Isometrik dari Otot Yang Mengalami Spasme/Ketegangan Yang Diikuti Fase Relaksai Kemudian Diberikan Peregangan Secara Pasif dari Otot Yang Mengalami Ketegangan tersebut... 2.9 Bagan Tahap-tahap Periodesasi Latihan... 3.1 Langkah – Langkah Pengambilan Data... 3.2 Bentuk Lari 20 Meter...……….. 3.3 Bentuk Baring Duduk (Sit Up)... 3.4 Bentuk Loncat Tegak (Vertical Jump)... 3.5 Bentuk (Push Ups)... 3.6 Bentuk (Squat Jumps)... 3.7 Bentuk Medicine Ball Push... 3.8 Bentuk Shuttle Run... 3.9 Bentuk Flexometer (Sit and Reach)... 3.10 Bentuk Back Lifts... 3.11 Bentuk Tes Lari 15 Menit...

12 19 20 20 33 33 34 35 42 49 51 52 54 55 56 57 59 60 61 62


(11)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Hasil Tes Kelentukan (Flexometer Sit and Reach)... 4.2 Hasil Tes Power Lengan dan Bahu (Medicine Ball)... 4.3 Hasil Tes Power Tungkai (Vertical Jump)... 4.4 Hasil Tes Daya Tahan Otot Punggung (Back Lifts)... 4.5 Hasil Tes Daya Tahan Otot Lengan dan Bahu (Push Ups)... 4.6 Hasil Tes Daya Tahan Otot Perut (Sit Ups)... 4.7 Hasil Tes Daya Tahan Otot Tungkai (Squat Jumps)... 4.8 Hasil Tes Kecepatan Lari 20 Meter... 4.9 Hasil Tes Kelincahan (Shuttle Run)... 4.10 Hasil Tes (Balke Test), Lari 15 Menit... 4.11 Konversi Nilai Tes Anaerobik ………... 4.12 Konversi Nilai Tes Aerobik ………... 4.13 Hasil Keseluruhan Tes Kebugaran Siswa ………..

70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 81 83 85


(12)

Munawardi, 2014

Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepak Bola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 HASIL TES KONDISI FISIK SISWA PSBUM UPI... 1.1 Data Hasil Tes Kelentukan (Flexometer Sit an Reach)... 1.2 Data Kekuatan Otot Lengan dan Bahu (Medicine Ball)... 1.3 Data Kekuatan Otot Tungkai (Vertrical Jump 60”)... 1.4 Data Daya Tahan Otot Punggung (Back Lifts 60”)... 1.5 Data Daya Tahan Otot Lengan dan Bahu(Push Ups 60”)... 1.6 Data Daya Tahan Otot Perut (Sit Ups 60”)... 1.7 Data Daya Tahan Otot Tungkai (Squat Jumps 60”)... 1.8 Data Kecepatan Lari 20 Meter... 1.9 Data Kelincahan (Shuttle Run)... 1.10 Data (Balke Test), Lari 15 Menit... 2 PENILAIAN HASIL TES KONDISI FISIK SISWA PSBUM UPI

SECARA KESELURUHAN... 2.1 Rincian Data Tes Siswa Secara Keseluruhan... 3 ANGKET HASIL LATIHAN KONDISI FISIK PSBUM UPI... 3.1 Data Angket Hasil Latihan Kekuatan... 3.2 Data Angket Hasil Latihan Daya Tahan Otot... 3.3 Data Angket Hasil Latihan Kecepatan... 3.4 Data Angket Hasil Latihan Kelentukan... 3.5 Data Angket Hasil Kelincahan... 3.5 Data Angket Hasil Latihan Daya Tahan ... 4 Surat Keputusan Dekan FPOK Pengangkatan Pembimbing... 5 Surat Izin Penelitian dari Jurusan PKO UPI... 6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari PSBUM UPI... 7 Dokumentasi... 8 Riwayat Hidup...

97 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 107 109 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Beberapa tahun terakhir, Sekolah Sepak Bola (SSB) banyak berdiri di Indonesia. Mulai dari SSB yang profesional hingga SSB yang hanya untuk memberikan pelatihan kepada anak-anak sekolah dasar. Keberadaan SSB diharapkan mampu mencetak para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan untuk mendapatkan calon pemain maupun pemain yang berkualitas. Untuk menumbuhkan calon pemain dan pemain yang berkualitas ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut menurut Harsono (1988: 100) yaitu “...ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu (a) latihan fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik, (d) latihan mental.” Keempat faktor ini mutlak harus dimiliki oleh seorang pesepakbola.

Dari faktor-faktor di atas sudah jelas bahwa latihan fisik sangat diutamakan. Hal tersebut karena latihan fisik merupakan bagian paling terpenting untuk semua cabang olahraga khususnya olahrga sepakbola. Latihan fisik bertujuan untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi. Mengenai pentingnya aspek kondisi fisik diterangkan oleh beberapa ahli,seperti yang di ungkapkan Harsono (1988: 153) seperti yang tertera pada halaman 2.


(14)

2

Kondisi fisik atlet sangat berperan sangat penting dalam program latihanya. Program latihan fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis dan ditunjukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari system tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik.

Begitu pula dengan Satriya, Dikdik, dan Iman (2007: 57) berpendapat sebagai berikut:

Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (pshysical fitnes). Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Kian tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang kian tinggi pula kemampuan fisiknya.

Seseorang dikatakan dalam kondisi fisik yang baik apabila ia mempunyai kesanggupan untuk melakukan kegiatan fisik tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Bagi seorang atlet, status atau derajat kondisi fisik yang baik mutlak diperlukan, baik guna mengikuti program latihan maupun mengahadapi situasi dalam pertandingan. Tanpa memiliki kondisi fisik yang baik seorang atlet yang menekuni cabang olahraga tidak mungkin dapat mencapai prestasi yang baik pula. Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting, karena dengan kondisi fisik yang jelek atlet tidak akan mampu mengikuti latihan-latihan dengan sempurna. Adapun yang perlu diperhatikan dalam kondisi fisik, atlet harus memiliki beberapa komponen dasar diantaranya kelentukan, kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan koordinasi. Komponen-komponen ini perlu dikembangkan ke tingkat kondisi fisik yang lebih lanjut yang disesuaikan dengan tuntutan cabang olahraganya masing-masing.


(15)

3

Dalam konteks yang lebih spesifik lagi yaitu dalam olahraga sepakbola yang gerakannya mempengaruhi bahkan menentukan penampilannya, sehingga membutuhkan kondisi fisik yang baik. Pembinaan komponen-komponen fisik pemain sepakbola membutuhkan waktu yang lama, sehingga penerapannya harus tepat. Usia pemain sepakbola antara 13-14 tahun, merupakan usia kritis dan cenderung kaku dan lambat. Untuk itu, tujuan program di usia ini difokuskan pada: (1) Memelihara kemampuan koordinasi, kecepatan, dan mengasah kemampuan daya tahan dan kekuatan, (2) Memberikan wawasan taktik unit sepakbola, baik dalam bertahan maupun menyerang, dan (3) Mulai mengenalkan posisi spesifik untuk tiap pemain.

Dalam situs http://www.docstoc.com dijelaskan bahwa ada beberapa karakteristik sikap maupun sifat seseorang pada tingkatan umur atau usia dalam pembagian kurikulum sekolah sepakbola, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Usia 6-10 Tahun

Pemain di kelompok ini termasuk usia bermain, siswa pertama kali mengenal sepakbola secara formal. Untuk itu, tujuan program di usia ini difokuskan pada: (1) Menanamkan kecintaan pada sepakbola, (2) Menanamkan kemampuan gerak dasar atletik melalui latihan koordianasi intensif, dan (3) Mengenalkan aturan dasar permainan sepakbola.

b. Usia 11-12 Tahun

Disebut sebagai kelompok usia belajar. Di masa ini pemain paling mudah menyerap teknik-teknik sepakbola. Untuk itu, tujuan program di usia ini difokuskan pada: (1) Menanamkan semua kemampuan teknik sepakbola dan


(16)

4

kemahiran untuk menggunakannya pada situasi dan waktu yang tepat, (2) Membesut kemampuan pemain dalam situasi 1 vs 1, baik bertahan maupun menyerang, dan (3) Memberikan wawasan taktik kombinasi 1-2 pemain, (4) Mengasah kemampuan koordinasi dan kecepatan.

c. Usia 13-14 Tahun

Disebut sebagai kelompok usia kritis. Di masa ini pemain sulit belajar teknik sepakbola baru. Proses pubertas yang dialami di usia ini membuat pemain menjadi kaku dan lambat. Untuk itu, tujuan program di usia ini difokuskan pada: (1) Memelihara kemampuan koordinasi, kecepatan, dan mengasah kemampuan daya tahan dan kekuatan, (2) Memberikan wawasan taktik unit sepakbola, baik dalam bertahan maupun menyerang, dan (3) Mulai mengenalkan posisi spesifik untuk tiap pemain.

Dalam pertandingan persahabatan siswa mengalami performa yang baik dalam kondisi fisiknya, tetapi ketika bertanding/berkompetisi resmi yang diselenggarakan oleh pengcab PSSI kelompok ini mengalami performa yang kurang baik. Dalam hal ini, penulis akan meneliti tentang profil kondisi fisik siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun. Hal tersebut didasari oleh penampilannya yang cenderung fluktuatif.

Oleh karena itu, melalui penelitian ini program latihan kondisi fisik ditata, dirancang, dan dilaksanakan secara baik dan sistematis sehingga dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan meningkatkan kemampuan kondisi fisik yang baik ketika dibutuhkan pada saat pertandingan/kompetisi yang diselenggarakan. Di samping itu, program latihan yang ada akan memelihara


(17)

5

kemampuan koordinasi dan kecepatan mengasah kemampuan daya tahan dan kekuatan, memberikan wawasan taktik unit sepakbola, baik dalam bertahan maupun menyerang, serta mulai mengenalkan posisi spesifik untuk tiap pemain.

Adapun mengenai program latihan fisik menurut Satriya, Dikdik, Iman (2007: 61) mengungkapkan komponen-komponen fisik dasar, yaitu:

Latihan kecepatan dengan metode interval training dengan jarak 30-60 meter, kecepatan maksimal (speed) ialah kecepatan gerak maksimal maju untuk menyelesaikan jarak dengan waktu yang sesingkat-singkatnya, latihan kekuatan dengan metode kekuatan isometrik yaitu kontraksi dimana otot tidak mengalami perubahan ukuran panjang otot, ini biasanya terjadi apabila otot melakukan tegangan atau kontraksi untuk melawan tahanan atau beban, latihan power dengan metode latihan plyometrik menggunakan loncat dengan rintangan berupa gawang kecil, latihan daya tahan aerob dengan metode Countinous Run, yaitu latihan lari pelan-pelan dengan membagi waktu permenit dalam durasi tertentu.

Semua komponen-komponen di atas merupakan komponen kondisi fisik dalam cabang olahraga sepakbola kelompok usia 13-14 tahun faktor yang sangat penting dalam pencapai prestasi yang tinggi, atlet yang memiliki kondisi fisik yang bagus akan lebih siap dalam menghadapi proses latihan dan juga pertandingan. Salah satu ciri atlet yang memiliki kondisi fisik yang bagus yaitu ada respon yang cepat terhadap rangsangan dari luar, juga akan ada pemulihan yang lebih cepat dari organisme tubuh.

Berdasarkan beberapa karakteristik sikap maupun sifat seseorang pada tingkatan umur atau usia dalam pembagian kurikulum sekolah sepakbola di atas. Penelitian ini dapat dikatakan sangat penting dan menarik. Pasalnya usia 13-14 tahun termasuk kelompok usia kritis. Dengan kata lain, penampilannya cenderung labil dan fluktuatif. Di samping itu, proses pubertas yang dialami di usia ini


(18)

6

membuat pemain cenderung kaku dan lambat, sehingga pada masa ini pemain sulit belajar teknik sepakbola baru. Oleh sebab itu penelitian ini berjudul “Profil Kondisi Fisik Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda Kelompok Usia 13-14 Tahun (Studi Deskriptif Pada Siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI)”. B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang akan diangkat oleh peneliti di atas, ada beberapa rumusan masalah yang harus disesuaikan, pokok masalah dalam penelitian ini adalah profil kondisi fisik siswa SSB yaitu sebagai berikut ini.

1. Bagaimana profil kondisi fisik siswa PSBUM kelompok usia 13-15 tahun? 2. Apakah kondisi fisik siswa PSBUM kelompok usia 13-15 tahun telah

memenuhi syarat dan kententuan sesuai dengan buku tes pengukuran kondisi fisik se Jawa Barat?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini terhadap tingkat kondis fisik siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun, yaitu sebagai berikut.

1. Ingin mengetahui kondisi fisik siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun sudah termasuk kategori atau belum.

2. Untuk mengaplikasikan langsung di lapang pada para siswa-siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun.

3. Untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kondisi fisik siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun.


(19)

7

4. Untuk mengetahui kemampuan anarobik dan aerobik pada siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumbangan ilmu atau informasi, khususnya bagi para pelatih SSB KU 13-14 tahun dan umumnya bagi para pengamat atau peneliti olahraga. Penulis berharap penelitian ini dapat berguna sebagai berikut ini.

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ilmu pengetahuan bagi para siswa dan pelatih, khususnya PSBUM kelompok usia 13-14 tahun terutama untuk masukan pada saat memberikan materi latihan fisik.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis khususnya, para pelatih, siswa, maupun bagi pembaca pada umunya dalam menentukan dan menerapkan latihan yang efektif untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik pada permainan sepakbola kelompok usia 13-14 tahun.

E.Batasan Penelitian

Pada penelitian ini penulis melakukan batasan masalah, agar tidak terlalu luas dan akurat dalam pelaksaannya. Dalam hal ini, Nasution (1987:31) mengungkapkan sebagai berikut “Analisis masalah juga membatasi ruang lingkup masalah agar penelitian lebih lanjut terarah, lagi pula dengan demikian memperoleh gambaran yang lebih jelas apabila penelitian ini dianggap selesai dan berakhir.”


(20)

8

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut ini.

1. Fokus penelitian diarahkan pada tingkat kondisi fisik siswa PSBUM kelompok usia13-14 tahun.

2. Kajian kondisi fisik dalam cabang olahraga sepakbola untuk kelompok usia 13-14 tahun hanya dilihat pada kemampuan siswa dalam tes anaerobik kecepatan maksimal (lari 20 meter), kelincahan (shuttle run), power lengan dan bahu

(Medicine Ball Push), power tungkai (vertical jump), daya tahan otot bahu dan lengan (push ups), daya tahan otot tungkai (squat jumps), daya tahan otot perut

(sit ups), daya tahan otot punggung (back lifts), kelentukan (flexometer/sit and reach), sedangkan tes aerobik yaitu lari 15 menit (balke test) untuk . 3. Instrumen atau alat ukur yang digunakan adalah Tes dasar-dasar kondisi fisik

cabang olahraga sepakbola yang mengacu pada tes dan pengukuran kondisi fisik sepakbola yang dirancang dalam buku Kumpulan Materi Pelatihan Pelatih Fisik Sepakbola Se-Jawa Barat (2007)

4. Sampel penelitian adalah siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun.

F. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, adapun penjelasan istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

1. Profil menurut kamus besar bahasa indonesia, Surayin (2001:457) adalah (1) pandangan dari samping (tt wajah oarang); raut muka; tampang; (2) sketsa biografis; (3) penampang (tanah, gunung, dsb)


(21)

9

2. Siswa pembinaan usia muda menurut Deny Syamsudin (2011: 9) adalah usia stabilisasi dan pengembangan lanjutan dari skill-skill dan pengertian.

3. Kondisi fisik dalam situs www.digilib.petra.ac.id menyampaikan tentang kemampuan fisik, bahwa “kemampuan fisik merupakan kemampuan aktivitas berdasarkan kekuatan stamina dan karakteristik fisik”.

4. Atlet kamus besar bahasa indonesia, Surayin (2001:25) adalah olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan.

5. Prestasi menurut Barry berkait Sidik (2007: 49) adalah „hasil yang telah dicapai‟, sehingga mendapatkan keberhasilan dengan keuletan kerjanya dengan baik.


(22)

45 BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pada dasarnya setiap penelitian membutuhkan metode untuk meneliti, sedangkan penggunaan metode disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut. Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian, sedangkan prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Jadi metode penelitian melingkupi prosedur dan teknik penelitian.

Mengenai metode penelitian menurut Sugiyono (2011: 2) mengemukakan bahwa “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Berdasarkan macam metode dari penelitian tersebut, terdapat beberapa metode dalam penelitian. Diantaranya dari penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Dimana M Iqbal Hasan (2002: 22), mengutarakan bahwa “metode deskriptif pada hakekatnya adalah mencari teori, bukan menguji teori. Metode ini menitik beratkan pada observasi dan suasana alamiah.”

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif, karena pada penelitian ini tidak melakukan kontrol dan memanipulasi variabel penelitian. Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam penelitian ini menggunakan metode teknik tes. Metode yang dimaksud untuk mengumpulkan


(23)

46

data-data mengenai kondisi fisik siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI Bandung yaitu meliputi tes: kecepatan maksimal (lari 20 meter), kelincahan

(shuttle run), power lengan dan bahu (Medicine Ball Push), power tungkai

(vertical jump), daya tahan otot bahu dan lengan (push ups), daya tahan otot tungkai (squat jumps), daya tahan otot perut (sit ups), daya tahan otot punggung

(back lifts), kelentukan (flexometer), danlari 15 menit(balke test) untuk . B. Populasi Sampel dan Lokasi Penelitian

Dalam menyusun sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran sesuai dengan yang diharapkan diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian. Dalam penelitian ini penulis berpedoman pada pendapat Arikunto (1992: 107) dalam bukunya menyatakan sebagai berikut.

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.

Oleh karena itu sampel penulias mengambil teknik ssampling jenuh. Dalam hal ini Sugiyono (2011: 68) mengungkapkan bahwa; “Sampling jebuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Jadi yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa PSBUM kelompok usia 13-14 tahun sebanyak 22 yang memiliki prestasi dan berpengalaman mengikuti kompetisi.


(24)

47

Dalam penelitian ini lokasi yang ditetapkan untuk penelitian bertempat di lapangan sepakbola kampus UPI Padasuka Cicaheum Kota Bandung. Lokasi ini diambil dikarenakan lapangan sepakbola tersebut merupakan tempat berlatihnya PSBUM UPI Bandung sebagai tempat pembinaan anak-anak usia dini dari mulai usia 7 tahun sampai dengan 18 tahun. Lokasi ini pun sebagai tempat labolatorium lapangan bagi mahasiswa Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UPI Bandung yang menggeluti cabang olahraga sepakbola khususnya Unit Sepakbola UPI itu sendir, sehingga lokasi ini memudahkan penulis unutk melakukan penelitian lebih maksimal.

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini ada beberapa istilah kata yang dituangkan dan dipergunakan oleh penulis oleh karena itu, agar hal ini tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran istilah-istilah kata. Adapun istilah kata dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Surayin (2001:457) pengertian dari profil adalah “(1) pandangan dari samping (tt wajah orang); raut muka; tampang; (2) sketsa biografis; (3) penampang (tanah, gunung, dsb). Dalam hal ini menunjukan bahwa adanya sketsa atau pandangan yang menggambarkan tingkat kondisi fisik siswa Pembinaan Sepakbola Usia Muda UPI Bandung pada kelompok usia 13-14 tahun.

2. Sepakbola dijelaskan oleh Sucipto, dkk (2000: 7) dalam buku sepakbolanya bahwa “Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salahsatunya penjaga gawang. Permainan ini hampir


(25)

48

seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya”. 3. “Pengertian kondisi fisik dalam olahraga adalah semua kemampuan jasmani

yang menentukan prestasi yang realisasinya dilakukan melalui kesanggupan pribadi (kemampuan & motivasi). Paulus (2004: 3).

4. Menurut Dick (1989) berkaitan dengan Satriya, Dikdik, Iman (2007:73) menyatakan bahwa: kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan dari seluruh tubuh yang dilaksanakan dalam waktu singkat..

5. Harsono (2001: 8) mengenai daya tahan adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk berlatih untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan latihan tersebut. Adapun yang dimaksud latihan daya tahan adalah latihan di tingkat aerobik, artinya suplai O2 masih cukup untuk meladeni intensitas latihan yang dilakukan”. 6. “Daya ledak (musculer power) adalah kemampuan seseorang untuk

mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yagn sependek-pendeknya.

7. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa kategori anak usia 13 – 14 tahun sudah termasuk dalam kategori masa remaja. Menurut Salzman Syamsu (2008: 184)

mengemukakan bahwa “remaja merupakan masa perkembangan sikap

tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu normal.”


(26)

49

D. Desain dan Langkah-Langkah Penelitian

Adanya desain dan langkah-langkah yang telah dirancang oleh penulis dalam penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi penulis dalam melaksanakan penelitiannya, agar memperlancar proses penelitian dan berjalannya proses penelitian sesuai dengan prosedur yang benar. Dalam rangka melakukan penelitian agar tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, maka penulis membentuk bagan sebagai berikut.

Gambar 3.1

Langkah – Langkah Pengambilan Data Lari 20

Meter

Shuttle Run

Loncat Tegak

Analisis dan Pengolahan Data

Kesimpulan

Balke Test Medicine

Ball Push

Push Ups

Sit Ups

Squat Jumps

Back Lifts flexometer

Populasi

Sampel


(27)

50

E. Instrumen Penelitian

Agar penelitian lebih konkrit, maka perlu ada data. Data tersebut diperoleh melalui suatu tes dan pengukuran. Berkaitan dengan penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan oleh penulis adalah Tes dasar-dasar kondisi fisik cabang olahraga sepakbola yang mengacu pada tes dan pengukuran kondisi fisik sepakbola yang dirancang dalam buku Kumpulan Materi Pelatihan Pelatih Fisik Sepakbola Se-Jawa Barat (2007) yang terdiri dari beberapa item tes, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Lari Cepat 20 meter

Tujuan: Untuk mengukur kecepatan lari Alat/Fasilitas:

a. Lintasan lurus, rata dan tidak licin, jarak antara garis start dan finish 20 meter b. Peluit

c. Stop watch

d. Bendera start dan tiang pancang e. Alat tulis pencatat nilai

Pelaksanaan:

Sampel berdiri di belakang garis start dengan sikap start berdiri, pada waktu diberi aba-aba “ya”, sampel lari ke depan secepat mungkin unutk menempuh jarak 20 meter. Pada saat sampel menyentuh/melewati garis finish stop watch dihentikan.

Kesempatan lari diulang bilamana:


(28)

51

b. Pelari terganggu oleh pelari lainnya Penilaian:

Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 20 meter. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik.

Validitas : 0,95 Reliabilitas : 0,92

Gambar 3.2 Bentuk Lari 20 Meter

2. Tes Baring Duduk (Sit Ups)

Tujuan: Mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut Alat/fasilitas:

a. Lantai/lapangan rumput yang bersih b. Stop watch

c. Formulir pencatat hasil d. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel berbaring terlentang di atas lantai/rumput. Kedua lutut ditekuk ± 90º. Kedua tangan dilipat dan diletakan di belakang kepala, dengan jari tangan


(29)

52

saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai. Salah seorang teman sampel membantu memegang dan menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki sampel tidak terangkat. Pada aba-aba “ya”, sampel bergerak mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan itu berulang-ulang cepat tanpa istirahat.

Penilaian:

Jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar. Validitas : 0,96

Reliabilitas : 0,94

Gambar 3.3

Bentuk Baring Duduk (Sit Up)

3. Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

Tujuan: Mengukur daya ledak (power) otot tungkai Alat/fasilitas:


(30)

53

b. Papan berwarna gelap berukuran 30x150 cm, berskala satuan ukuran centimeter, yang digantung pada dinding dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada papan skala ukuran 150 cm

c. Serbuk kapur dan alat penghapus

d. Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis Pelaksanaan:

Sampel berdiri tegak dekat dinding, bertumpu pada kedua kaki, papan dinding berada di samping tangan kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua tangan lurus berada di samping badan. Kemudian sampel mengambil sikap awalan dengan membengkokan kedua lutut dan kemudian sampel meloncat setinggi mungkin dengan mengayunkan tangan sambil menepuk papan yang berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini menampilkan tinggi raihan loncatan sampel tersebut.

Penilaian:

Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan. Validitas : 0,99


(31)

54

Gambar 3.4

Bentuk Loncat Tegak (Vertical Jump)

4. Push Ups

Tujuan: Mengukur daya tahan lokal lengan-lengan dan gelang bahu Fasilitas/Alat:

a. Lantai/lapangan rumput yang bersih dan bidang datar b. Stop watch

c. Formulir pencatat hasil d. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat di samping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu turunkan badan dengan cara membengkokkan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai.


(32)

55

Penilaian:

Jumlah gerakkan push ups yang benar yang dapat dilakukan oleh sampel tersebut.

Validitas : 0,87 Reliabilitas : 0,90

Gambar 3.5 Bentuk Push Ups

5. Squat Jumps

Tujuan: Mengukur komponen daya tahan otot tungkai Fasilita/Alat:

a. Lantai/lapangan rumput yang bersih dan bidang datar b. Stop watch

c. Formulir pencatat hasil d. Alat tulis


(33)

56

Pelaksanaan:

Sampel berada pada sikap jongkok dengan salah satu tumit kaki menyentuh pantatnya, dan kaki yang lainnya berada di depan, sedangkan kedua tangan saling berkait diletakan di belakag kepala, pandangan ke depan. Sampel melompat ke atas sehingga kedua tungkai lurus, lalu mendarat dengan kedua kaki menyilang ke depan dan belakang, sehingga pantat menyentuh tumit kaki yang belakang.

Penilaian:

Jumlah gerakan squat jumps yang betul, yang dilakukan oleh sampel. Validitas : 0,98

Reliabilitas : 0,95

Gambar 3.6 Bentuk Squat Jumps

6. Medicine Ball Push

Tujuan : Mengukur komponen power lengan dan bahu Fasilitas/Alat:

a. Bola medicine seberat 6 pound (3kg) b. Pita ukuran


(34)

57

d. Kursi e. Alat tulis Pelaksanaan:

Sampel duduk tegak di kursi, sambil kedua tangan memegang bola

medicine, sehingga bola tersebut menyentuh dada. Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut ke depan sejauh mungkin. Sebelum sampel mendorong bola medicine, seutas tali dilingkarkan pada dada sampel dan ditarik ke belakang, sehingga badan bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar sampel pada waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan ke depan.

Penilaian:

Jarak tolakan yang terjauh dari 3 (tiga) kali percobaan, yang diukur mulai dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola medicine tersebut jatuh. Jarak diukur dengan cm.

Validitas : 0,77 Reliabilitas : 0,81

Gambar 3.7


(35)

58

7. Shuttle Run

Tujuan: Mengukur kelincahan Fasilitas/Alat:

a. Lantai/lapangan berumput dan bidang datar b. Stop watch

c. Cones/Pembatas d. Formulir pencatat hasil e. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel berdiri di belakang garis start dengan salah satu kaki diletakan di depan. Pada aba-aba “ya” diberikan, sampel dengan segera dan secepat mungkin sampel lari ke depan menuju cones pembatas dan menyentuhnya dengan tangan. Setelah itu kembali ke garis start dan menyentuh garis tersebut, kemudian berputar lagi menuju cones pembatas selanjutnya, lalu berputar lagi menuju cones

pembatas sebelumnya dan menyentuhnya lalu berputar lagi dan lari lagi, demikian seterusnya dilakukan dengan jarak 6x10 meter. Sampel diberikan kesempatan tes tersebut sebanyak 2 (dua) kali percobaan.

Penilaian:

Waktu terbaik dari 2 (dua) kali kesempatan yang dicatat sampai 1/10 detik.

Validitas : 0,99 Reliabilitas : 0,99


(36)

59

Gambar 3.8 Bentuk Shuttle Run

8. Flexometer

Tujuan: Mengukur komponen kelentukan/flexibility

Fasilita/Alat: a. Pita ukuran b. Matras

c. Alat pengukur fleksi d. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel duduk tegak dengan kedua kaki rapat dan kedua ibu jari kaki rata dengan pinggir alat ukur. Sampel kemudian melakukan gerakan membungkukan atau merenggutkan badan ke depan sambil meluruskan tangan yang disejajarkan dengan kaki.

Penilaian:

Jarak jangkauan yang terjauh yang dapat dicapai oleh sampel dari 2 (dua) kali percobaan, yang diukur dalam cm.

Validitas : 0,95 Reliabilitas : 0,92


(37)

60

Gambar 3.9

Bentuk Flexometer (Sit and Reach)

9. Back Lifts

Tujuan : Mengukur komponen daya tahan otot punggung Fasilitas/Alat :

a. Lantai/lapangan rumput yang bersih b. Stop watch

c. Formulir pencatat hasil d. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel tengkurap, kedua tangan saling berkaitan di belakang kepala, kedua kaki diluruskan, seorang teman sampel membantu memegang erat-erat kedua pergelangan kaki sampel dan menahan pada saat sampel bangun atau menggerakan tubuhnya ke atas. Lakukan gerakan ini secara berulang-ulang.


(38)

61

Penilaian:

Jumlah back lifts yang dilakukan dengan benar oleh sampel. Validitas : 0,85

Reliabilitas : 0,88

Gambar 3.10 Bentuk Back Lifts

10.Tes Lari 15 Menit (Balke Test)

Tujuan : Mengukur komponen daya tahan cardio vasculer (daya tahan aerob) Alat/Fasilitas :

a. Lintasan rata dan tidak licin, jarak yang diketahui ukuran jaraknya sehingga mudah menentukan dari waktu 15 menit

b. Peluit

c. Stop watch

d. Bendera start dan tiang pancang e. Alat tulis

Pelaksanaan:

Sampel berdiri di belakang garis strat, ketika mendengar aba-aba “siap” sampel mengambil sikap start untuk siap berlari. Kemudian pada saat mendengar


(39)

62

aba-aba “ya” sampel mulai berlari selama 15 menit sampai mendengar bunyi peluit bertanda waktu 15 menit berakhir dan sampel berhenti berlari.

Penilaian:

Jarak yang ditempuh oleh sampel tersebut selama 15 menit dicatat dalam satuan meter, kemudian dimodfikasi menjadi skor sesuai dengan tabel yang tersedia.

Validitas : 0,99 Reliabilitas : 0,81

Gambar 3.11 Bentuk Tes Lari 15 Menit

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penelitian

Untuk menghindari adanya kemungkinan kesalahan selama proses penelitian sehubungan dalam pengambilan data, maka di bawah ini tedapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses penelitian, oleh karena itu perlu adanya variabel yang dikendalikan meliputi beberapa faktor yang tertera pada halaman berikut.


(40)

63

1. Faktor Kemauan dan Kesungguhan Hati

Kemauan dan kesungguhan hati merupakan faktor yang berpengaruh untuk terlaksananya penelitian ini,karena setiap anak tidak semuanya memiliki kemauan dan kesungguhan yang sama untuk mengikuti penelitian ini. Oleh karena itu, setiap anak yang mengikuti tes diupayakan agar bersungguh-sungguh melaksanakannya dan didampingi serta diawasi oleh pelatih atau asisten pelatih PSBUM UPI itu sendiri.

2. Faktor Waktu dan Cuaca

Dalam pelaksanaan tes ini harus bisa menetukan waktu yang tepat dan cuaca yang konusif guna mendukung lancarnya proses penelitian. Adapun faktor yang menghambat dalam waktu ialah ketika siswa masuk sekolah, maka diambillah waktu ketika siswa libur sekolah seperti hari minggu. Sedangkan dari faktor cuaca adalah sering terjadinya hujan yang bisa menghambat penelitian, karena tes dilakukan di lapangan terbuka, dan apabila hal itu terjadi maka penelitian dihentikan atau ditunda dan diganti dengan hari yang lain.

3. Faktor Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor atau kendala yang cukup menghambat tester pada saat pelaksanaan tes. Seperti perlu adanya surat izin dan administrasi peminjaman fasilitas dan alat-alat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan tes tersebut, karena keterbatasan tester dalam memiliki alat-alat yang dibutuhkan.


(41)

64

4. Faktor Penilaian

Penilaian dalam pengambilan data merupakan faktor yang sangat penting, karena faktor ini untuk mengetahui hasil akhir dari tes penelitian. Oleh karena itu dibutuhkan kecermatan dan ketelitian dari tenaga penilai, supaya terciptanya hasil yang akurat. Maka dari itu tenaga atau petugas penilaian yang dipilih adalah yang mengetahui persis cara pelaksanaan, peraturan, proses penilaian, dan pemakaian alat, agar tes dapat berjalan dengan benar dan lancar.

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat dan seminimal mungkin terhindar dari kesalahan, maka penulis terlebih dahulu memberikan contoh dan penjelasan singkat tentang tata cara pelaksanaan tes tersebut. Selain itu, perlu ditekankan kepada seluruh siswa untuk melakukan tes dengan sungguh-sungguh, agar hasil yang diperoleh merupakan gambaran yang sesungguhnya mengenai tingkat kondisi fisik mereka.

Adapun kriteria penilaian dari setiap butir tes yang dilakukan adalah dengan cara seperti berikut.

Tabel 3.1 (Konversi Nilai dan Kriteria

Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Kepada Nilai Tafsiran)

Nilai Tafsiran/Kategori Rentang Skor

10 A Sempurna (SM) 9,6 – 10

8 B Baik Sekali (BS) 8,0 – 9,5

6 C Baik (B) 6,0 – 7,9

4 D Cukup (C) 4,0 – 5,9

2 E Kurang (K) 2,0 – 3,9


(42)

65

Tabel 3.2 (Kategori Skor Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Putra Dalam Cabang Olahraga Sepakbola)

No. Butir Tes Kurang Cukup Baik Baik

Sekali

Sempurna

1 Flexometer 1 – 5 6 – 11 12 - 17 18 - 23 ≥ 24

2

Medicine Ball

Push

2,63-3,67 3,68-4,52 4,53-5,37 5,38-6,22 ≥ 6,23 3 Loncat Tegak 38-45 46-52 53-61 62-69 ≥ 70

4 Lari 20 M < 3,3 3,1-3,3 < 3,1 - -

5 Sit Ups 10-29 30-49 50-69 70-89 ≥ 90

6 Squat Jumps 2-24 25-45 46-66 67-87 ≥88

7 Push Ups 4-11 12-19 20-28 29-37 ≥ 38

8 Back Lifts 10-20 21-31 32-42 43-53 ≥ 54

9 Shuttle Run 17,7-17,2 17,1-16,7 16,6-16,1 16,0-15,6 ≤ 15,5 10 Lari 15 Menit ≤ 49 50-52 53-55 56-58 ≥ 59

(Nurhasan & Cholil, 2007: 7)

Tabel 3.3 (Tes Kemampuan Fisik Dasar Atlet Sepakbola)

Cabang Olahraga Sepakbola Nama:

Tanggal Tempat Tanggal Lahir:


(43)

66

No. Komponen Teknik Pengukuran Hasil Kategori Konversi

1.

Power :

a. Lengan + Bahu b. Tungkai

a. Medicine BallPush

b. Vertical Jump

... ... ... ... ... ... 2.

Daya Tahan Otot : a. Otot Lengan + Bahu b. Otot Tungkai c. Otot Perut d. Otot Punggung

a. Push Ups

b. Squat Jumps

c. Sit Ups

d. Back Lifts

... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

3. Kecepatan Lari 20 meter

... ... ...

4. Flexibilitas Flexometer

... ... ...

5. Kelincahan Shuttle Run

... ... ...

6. VO2max Tes Lari 15 Menit

... ... ...

TOTAL KONVERSI NILAI (Nurhasan & Cholil, 2007: 12)

G. Prosedur dan Pengolahan Data

Dalam penelitian seorang peneliti dapat memakai salah satu analisis tersebut, pemilihan metode analisa data yang tepat menjadi salah satu faktor yang penting dalam proses pengambilan kesimpulan. Patokan penilaian yang menggunakan acuan norma, pada dasarnya dibangun dari kurva normal, dan


(44)

hasil-67

hasil perhitungan dalam penilaian acuan norma pendekatan statistika yang meliputi rata-rata dan simpangan baku. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut.

1. Mencari nilai rata-rata dari skor yang tidak dikelompokan. Menurut Nurhasan (2002:21) bahwa, “cara ini biasanya digunakan apabila kelompok itu jumlah anggotanya relatif kecil (di bawah 30).” Pendekatan statistikanya menggunakan rumus:

̅

Adapun makna atau arti dari tanda-tanda dalam rumus adalahs sebagai berikut.

̅ : Nilai rata-rata

X : Nilai yangdicapai seseorng N : Jumlah siswa yang ikut tes ∑ : „Sigma‟ yang berarti jumlah

2. Menghitung simpangan baku, dengan skor yang tidak dikelompokan, menurut Nurhasan (2002:37) menggunakan pendekatan statistika dengan rumus:

√∑ ̅

Arti unsur-unsur rumus pada halaman sebelumnya adalah sebagai berikut: S : Simpangan baku

X1 : Nilai yang dicapai seseorang ̅ : Nilai rata-rata


(45)

68

3. Mencari norma penilaian dari setiap instrument tes dengan menggunakan Penilaian acuan Norma (PAN).

Selanjutnya, karena data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa angka–angka maka metode analisis data yang dipakai dalam pengolahan data adalah metode analisis data statistik, hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1988: 221) yang dikutip oleh Sudarmo (2007: 45), mengatakan bahwa “cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data, menganalisis data penyelidikan yang berwujud angka-angka dalam teknik statistik”. Tehnik yang dipakai untuk memperoleh data penelitian adalah statistik deskripsi dengan metode analisis deskriptif presentase. Pertimbangan digunakannya metode analisis statistik sebagai berikut ini.

1. Dengan analisis statistik obyektif hasil penelitian lebih terjamin, karena prosedurnya menggunakan data matematis yang logis.

2. Statistik dapat meringkas data yang besar dalam bentuk yang sederhana, sehingga mudah diketahui. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis Deskriptif Presentase, yang tertera pada halaman 70.

F

DF = x 100% = % N

Dimana :

DF : Klasifikasinilai

F : Jumlah siswa yang masuk dalam klasifikasi nilai dalam setiap tes N : Jumlah keseluruhan populasi


(46)

93 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan, analisa data, dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab IV, maka penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang tes kondisi kondisi fisik sepakbola Pembinaan Sepak Bola Usia Muda UPI menyatakan bahwa profil kondisi fisik pada setiap komponennya adalah sebagai berikut; kelntukan termasuk baik, power lengan dan bahu cukup, power tungkai cukup, daya tahan otot punggung cukup, daya tahan otot lengan dan bahu cukup, daya tahan otot perut cukup, daya tahan otot tungkai cukup, kecepatan cukup, kelincahan cukup, dan untuk ( ) termasuk dalam kategori kurang. Adapun profil kondisi fisik sepakbola siswa PSBUM UPI kelompok usia 13-14 tahun secara keseluruhan termasuk dalam kategori kurang.

B.Saran

Adapun saran atau rekomendasi penulis setelah melakukan penelitian ini yang dapat dianjurkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para siswa PSBUM UPI lebih diharapkan untuk bersungguh-sungguh berlatih terus menerus tentang kebugaran jasmani atau kondisi fisik setiap harinya, baik pada saat jam latihan maupun jam di luar latihan, karena kondisi fisik sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada saat berolahraga. Jika kondisi fisik kita lemah atau tidak baik pada saat berolahraga,


(47)

94

maka kita akan mengalami kelelahan yang berarti, perfoma olahraga menurun, dan prestasi pun belum bisa dicapai secara maksimal atau lebih baik lagi. 2. Bagi para pelatih atau pembina sepakbola khususnya pelatih PSBUM UPI, agar

lebih maksimal kembali memberikan yang terbaik pada saat latihan kondisi fisik, baik itu dari segi program-program latihan yang harus tersusun secara sistematis dan memenuhi prinsip-prinsip latihan, maupun dari segi disiplin latihan supaya siswa dapat lebih bersunggguh-sungguh kembali dalam berlatih dan mendapatkan hasil yang diinginkan sesuai dengan temuan penelitian ini, dengan melihat kelebihan dan kelemahannya, serta kendala yang dihadapi, agar solusi yang diambil dan dijalankan menjadi tepat sasaran.

3. Bagi para mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang serupa, penulis menganjurkan sebaiknya melaksnakan tes kondisi fisik sepakbola yang lebih sepesifik, karakteristik cabang olahraganya masing-masing, agar mendapatkan hasil yang maksimal.


(48)

183

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia L. (2011). [online]. Tersedia http://lithaaprilia21.blogspot.com/2011/11/ senam-indonesia-jaya.html [Diunduh pada tanggal 29 Oktober 2012]

Departemen Pendidikan Nasional (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung

Lutan R, HC. MF. Siregar, Tahir D. (2004). Akar Sejarah dan Dimensi Keolahragaan Nasional. Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga Direktorat Jendral Olahraga Departemen Pendidikan Nasional. Mackenzie B. (2005). 101 Performance Evaluation Test. Electric Word plc. Nasution. (1987). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Trasito. No Name. [online]. Tersedia: http://blog-artikel.com/wp-content/uploads/2010/

08/1-child-pose.jpg [Diunduh pada tanggal 1 Agustus 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://fisioterapis-banjarmasin.blogspot.com/2011/ 09/stretching-ala-fisioterapi.html [Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2012] No Name. [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Atlet [Diunduh pada

tanggal 2 September 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://istilahkata.com [Diunduh pada tanggal 12 September 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://mediasinartimur.com/wpcontent/uploads/ 2011/11/IMG_9453.jpg [Diunduh pada tanggal 13 September 2012] No Name. [online]. Tersedia: http://widylark.blog.com/files/2012/03/080515

_ssi5.jpg [Diunduh pada tanggal 29 September 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://www.digilib.petra.ac.id [Diunduh pada tanggal 4 Desember 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://www.docstoc.com[Diunduh pada tanggal 1 Agustus 2012]


(49)

184

No Name. [online]. Tersedia: http://www.ilmufisioterapi.info/wp-content/uploads/ 2012/08/Traction-on-the-shoulder.jpg[Diunduh pada tanggal 27 November 2012]

No Name. [online]. Tersedia:http://i.okezone.com/content/2010/07/25/51/356351/ wwy3ZKlHdp.jpg [Diunduh pada tanggal 13 September 2012]

Nurhasan, Choli. (2007). Materi Pelatihan Pelatih Fisik Sepakbola Se-Jawa Barat. Bandung

Nurhasan, H. Hasanudin, Dudung (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan.

PKO FPOK. Bahan Ajar. Bandung.

Paulus. (2004). Latihan Fisik Olahraga “Konditionstraining”. Ketua Pusat Pendidikan dan Penataran Bidang Penelitian & Pengembangan KONI Pusat. Satriya, Dikdik, Iman. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung. Scheunemann, T. (2012). Kurikulum dan pedoman Dasar Sepakbola Indonesia.

Jakarta.

Sucipto, dkk. (2000). Sepak Bola. Depdikbud. Direktorat jenderan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Suhendro, A, dkk. (2007). Dasar-Dasar Kepelatihan. Universitas Terbuka, Jakarta.

Sulaeman, J. (2011). [Online]. http://ariesilmiah.blogspot.com/2011/10/ perkembangan-perilaku-anak-usia-12-15.html [Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2012]

Surayin (2001). Kamus besar bahasa indonesia. Yrama Widya. Bandung Syamsudin, Deny. (2011). Fondasi Team Building. Bandung.


(1)

hasil perhitungan dalam penilaian acuan norma pendekatan statistika yang meliputi rata-rata dan simpangan baku. Langkah-langkah pengolahan data tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut.

1. Mencari nilai rata-rata dari skor yang tidak dikelompokan. Menurut Nurhasan (2002:21) bahwa, “cara ini biasanya digunakan apabila kelompok itu jumlah anggotanya relatif kecil (di bawah 30).” Pendekatan statistikanya menggunakan rumus:

̅

Adapun makna atau arti dari tanda-tanda dalam rumus adalahs sebagai berikut.

̅ : Nilai rata-rata

X : Nilai yangdicapai seseorng N : Jumlah siswa yang ikut tes ∑ : „Sigma‟ yang berarti jumlah

2. Menghitung simpangan baku, dengan skor yang tidak dikelompokan, menurut Nurhasan (2002:37) menggunakan pendekatan statistika dengan rumus:

√∑ ̅

Arti unsur-unsur rumus pada halaman sebelumnya adalah sebagai berikut: S : Simpangan baku

X1 : Nilai yang dicapai seseorang ̅ : Nilai rata-rata


(2)

68

3. Mencari norma penilaian dari setiap instrument tes dengan menggunakan Penilaian acuan Norma (PAN).

Selanjutnya, karena data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa angka–angka maka metode analisis data yang dipakai dalam pengolahan data adalah metode analisis data statistik, hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1988: 221) yang dikutip oleh Sudarmo (2007: 45), mengatakan bahwa “cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data, menganalisis data penyelidikan yang berwujud angka-angka dalam teknik statistik”. Tehnik yang dipakai untuk memperoleh data penelitian adalah statistik deskripsi dengan metode analisis deskriptif presentase. Pertimbangan digunakannya metode analisis statistik sebagai berikut ini.

1. Dengan analisis statistik obyektif hasil penelitian lebih terjamin, karena prosedurnya menggunakan data matematis yang logis.

2. Statistik dapat meringkas data yang besar dalam bentuk yang sederhana, sehingga mudah diketahui. Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis Deskriptif Presentase, yang tertera pada halaman 70.

F

DF = x 100% = % N

Dimana :

DF : Klasifikasinilai

F : Jumlah siswa yang masuk dalam klasifikasi nilai dalam setiap tes N : Jumlah keseluruhan populasi


(3)

93

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan, analisa data, dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab IV, maka penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang tes kondisi kondisi fisik sepakbola Pembinaan Sepak Bola Usia Muda UPI menyatakan bahwa profil kondisi fisik pada setiap komponennya adalah sebagai berikut; kelntukan termasuk baik, power lengan dan bahu cukup, power tungkai cukup, daya tahan otot punggung cukup, daya tahan otot lengan dan bahu cukup, daya tahan otot perut cukup, daya tahan otot tungkai cukup, kecepatan cukup, kelincahan cukup, dan untuk ( ) termasuk dalam kategori kurang. Adapun profil kondisi fisik sepakbola siswa PSBUM UPI kelompok usia 13-14 tahun secara keseluruhan termasuk dalam kategori kurang.

B.Saran

Adapun saran atau rekomendasi penulis setelah melakukan penelitian ini yang dapat dianjurkan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para siswa PSBUM UPI lebih diharapkan untuk bersungguh-sungguh berlatih terus menerus tentang kebugaran jasmani atau kondisi fisik setiap harinya, baik pada saat jam latihan maupun jam di luar latihan, karena kondisi fisik sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada saat berolahraga. Jika kondisi fisik kita lemah atau tidak baik pada saat berolahraga,


(4)

94

maka kita akan mengalami kelelahan yang berarti, perfoma olahraga menurun, dan prestasi pun belum bisa dicapai secara maksimal atau lebih baik lagi. 2. Bagi para pelatih atau pembina sepakbola khususnya pelatih PSBUM UPI, agar

lebih maksimal kembali memberikan yang terbaik pada saat latihan kondisi fisik, baik itu dari segi program-program latihan yang harus tersusun secara sistematis dan memenuhi prinsip-prinsip latihan, maupun dari segi disiplin latihan supaya siswa dapat lebih bersunggguh-sungguh kembali dalam berlatih dan mendapatkan hasil yang diinginkan sesuai dengan temuan penelitian ini, dengan melihat kelebihan dan kelemahannya, serta kendala yang dihadapi, agar solusi yang diambil dan dijalankan menjadi tepat sasaran.

3. Bagi para mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang serupa, penulis menganjurkan sebaiknya melaksnakan tes kondisi fisik sepakbola yang lebih sepesifik, karakteristik cabang olahraganya masing-masing, agar mendapatkan hasil yang maksimal.


(5)

183

Aprilia L. (2011). [online]. Tersedia http://lithaaprilia21.blogspot.com/2011/11/ senam-indonesia-jaya.html [Diunduh pada tanggal 29 Oktober 2012]

Departemen Pendidikan Nasional (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta. CV. Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung

Lutan R, HC. MF. Siregar, Tahir D. (2004). Akar Sejarah dan Dimensi Keolahragaan Nasional. Proyek Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Olahraga Direktorat Jendral Olahraga Departemen Pendidikan Nasional. Mackenzie B. (2005). 101 Performance Evaluation Test. Electric Word plc. Nasution. (1987). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Trasito. No Name. [online]. Tersedia: http://blog-artikel.com/wp-content/uploads/2010/

08/1-child-pose.jpg [Diunduh pada tanggal 1 Agustus 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://fisioterapis-banjarmasin.blogspot.com/2011/ 09/stretching-ala-fisioterapi.html [Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2012] No Name. [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Atlet [Diunduh pada

tanggal 2 September 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://istilahkata.com [Diunduh pada tanggal 12 September 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://mediasinartimur.com/wpcontent/uploads/ 2011/11/IMG_9453.jpg [Diunduh pada tanggal 13 September 2012] No Name. [online]. Tersedia: http://widylark.blog.com/files/2012/03/080515

_ssi5.jpg [Diunduh pada tanggal 29 September 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://www.digilib.petra.ac.id [Diunduh pada tanggal 4 Desember 2012]

No Name. [online]. Tersedia: http://www.docstoc.com[Diunduh pada tanggal 1 Agustus 2012]


(6)

184

No Name. [online]. Tersedia: http://www.ilmufisioterapi.info/wp-content/uploads/ 2012/08/Traction-on-the-shoulder.jpg[Diunduh pada tanggal 27 November 2012]

No Name. [online]. Tersedia:http://i.okezone.com/content/2010/07/25/51/356351/ wwy3ZKlHdp.jpg [Diunduh pada tanggal 13 September 2012]

Nurhasan, Choli. (2007). Materi Pelatihan Pelatih Fisik Sepakbola Se-Jawa Barat. Bandung

Nurhasan, H. Hasanudin, Dudung (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. PKO FPOK. Bahan Ajar. Bandung.

Paulus. (2004). Latihan Fisik Olahraga “Konditionstraining”. Ketua Pusat Pendidikan dan Penataran Bidang Penelitian & Pengembangan KONI Pusat. Satriya, Dikdik, Iman. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung. Scheunemann, T. (2012). Kurikulum dan pedoman Dasar Sepakbola Indonesia.

Jakarta.

Sucipto, dkk. (2000). Sepak Bola. Depdikbud. Direktorat jenderan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Suhendro, A, dkk. (2007). Dasar-Dasar Kepelatihan. Universitas Terbuka, Jakarta.

Sulaeman, J. (2011). [Online]. http://ariesilmiah.blogspot.com/2011/10/ perkembangan-perilaku-anak-usia-12-15.html [Diunduh pada tanggal 11 Oktober 2012]

Surayin (2001). Kamus besar bahasa indonesia. Yrama Widya. Bandung Syamsudin, Deny. (2011). Fondasi Team Building. Bandung.