HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI Hubungan Kreativitas Anak Dengan Pola Asuh Orang Tua Di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012.

HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI

TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1
Pendidikan Anak Usia Dini

Diajukan Oleh:
ELLA NOVIANGGRAINI
A 520 080 142

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

1

PENGESAHAN


HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI

TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2011/2012
Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

ELLA NOVIANGGRAINI
A 520080142

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 23 Oktober 2012
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji

1. Dr. Darsinah, SE.,M.Si

(

)


2. Drs.IlhamSunaryo, M.Pd

(

)

3. Dra. Surtikanti, SH, M.Pd

(

)

Surakarta, 23 Oktober 2012
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dekan,

Drs. H. Sofyan Anif, M.Si
NIK. 547


2

ii

ABSTRAK

HUBUNGAN KREATIVITAS ANAK DENGAN POLA ASUH ORANG TUA DI
TK DESA LETEH KABUPATEN REMBANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:
Ella Novianggraini, A520080142, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012,
69 halaman.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kreativitas anak dengan pola asuh
orang tua di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012. Tempat
yang digunakan untuk penelitian ini adalah TK di desa Leteh Kabupaten Rembang.
Penelitian ini bersifat deskriptif Korelasi. Populasi penelitian adalah seluruh anak TK
yang di desa Leteh Kabupaten Rembang, yaitu TK Al-ihsan, TK Negeri, TK Mashithoh
penelitian ini berjumlah 387 anak dan sampel yang digunakan berjumlah 38 anak.

Pengumpulan data penelitian menggunakan metode angket (pola asuh orang tua) dan
observasi (kreativitas anak). Analisis data menggunakan Analisis korelasi ( Product
Moment ) dalam program SPSS 18. Berdasarkan hasil pembahasan diperoleh nilai
koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan adalah sebesar 0,744 dengan p= 0,000.
Kemudian angka tersebut di bandingkan dengan rtabel product moment dengan N=38,
pada taraf signifikan 5%, didapat nilai 0,320 bila nilai rxy dikonsultasikan dengan taraf
signifikansi 5% ternyata nilai mutlak rhitung lebih besar dari rtabel (rxy > rtabel), sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya pola asuh orang tua demokratis mempunyai hubungan
yang signifikan dengan kreativitas anak. Nilai koefisien korelasi yang yang berada pada
interval 0,600-0,799 pada kategori kuat. Sehingga dapat diketahui bahwa pola asuh
demokratis mempunyai hubungan yang kuat dengan kreativitas anak di TK Desa Leteh
Kabupaten Rembang.
Kata Kunci : Kreativitas, Pola Asuh.

3
iii

A. PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan
bangsa dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangun bangsa dan negara.

Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali,
menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan
kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya; kepada peserta
didik(Utami Munandar,2009:6).
Perhatian pemerintah dibidang pendidikan dengan menekankan pada pembinaan
anak di bawah usia 5 tahun atau usia prasekolah dan usia sekolah merupakan wujud
usaha pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup bangsa melalui pendidikan.
Terpenuhinya tiga kebutuhan dasar anak yaitu kesehatan dan makanan bergizi (asuh),
kasih sayang dari orang tua atau keluarga (asih), dan perangsangan atau stimulasi (asah)
dapat menjamin terciptanya proses tumbuh kembang anak secara normal karena pada
usia itu anak berada pada posisi keemasan (golden age).
Usia emas merupakan masa-masa peka, masa anak memiliki kepekaan yang
tinggi. Masa ini hampir seluruh aspek potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh
dan berkembang secara tepat dan hebat. Tahap perkembangan ini hanya berlangsung
sekali dalam kehidupan manusia, sehingga berbagai dampak penelataran kebutuhan
anak tidak mungkin ditanggulangi pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya.
Disamping itu kurangnya stimulasi yang diterima anak pada usia dini, menyebabkan
masa keemasan anak hilang dan tersia-siakan begitu saja (Nasution,2005:3).
Oleh karena itu anak-anak sejak dini dibekali pendidikan sebagai fondasi supaya
mereka dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki yaitu: kognitif, bahasa,

sosial emosional, moral dan agama, kreatif, fisik motorik dengan baik dan siap
menghadapi tantangan. Salah satu potensi yang perlu dikembangkan sejak usia dini
yaitu kreativitas.
Setiap anak pada dasarnya memiliki potensi kreatif. Beberapa diantaranya
memiliki potensi lebih dari pada anak yang lain. Tetapi, tidak ada anak yang tidak
kreatif sama sekali. Terutama anak-anak usia prasekolah, mereka memliki kreativitas
alamiah yang sangat besar. Oleh karena itu, tidak tepat jika aktivitas yang dilakukan

1

anak memiliki ragam yang banyak,lantas dengan serta-merta (padahal mereka saking
pusingnya mengahadapi anak kreatif) dicaplah anak superaktif itu sebagai anak
hiperaktif.
Menurut pohan (1996:178) pendidikan utama dan pertama yang baik untuk
anak-anak adalah pendidikan dalam keluarga, karena anak pertama kali mendapat
stimulus dalam lingkungan keluarga dan waktu terbanyak yang dihabiskan anak juga
dalam keluarsga. Keluarga adalah lembaga sosial yang terkecil dari masyarakat yang
merupakan pertanggung jawaban utama dalm optimalisasi tumbuh kembang anak.
Keluarga juga merupakan lembaga pertama yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasar anak baik fisik, biologis, maupun psikologisnya. Oleh karena itu pembinaan anak

untuk menghantarkan mereka menjadi manusia seutuhnya merupakan tanggung jawab
yang utama dari keluarga yaitu orang tua. Orang tua memiliki peran yang sangat
berpengaruh dalam memberikan pendidikan sebagai upaya pengembangan pribadi anak.
Peran tersebut dapat terwujud melalui penerapan pola asuh yang tepat.
Pola asuh orang tua terhadap anak yang terarah dengan baik dan didasari rasa
kasih sayang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
kreativitas anak pada tahap selanjutnya. Menurut pendapat Hurluck dalam Meitasari
(1998:205) pola asuh orang tua terdiri dari tiga jenis, yaitu: pola asuh otoriter, pola asuh
demokratis, pola asuh permissive.
Anak-anak di TK Al-Ikhsan, RA Mashithoh, TK Negeri Kabupaten Rembang
dengan pola asuh yang beragam memiliki kreativitas yang beragam pula. Hal ini terlihat
dari kreativitas anak yang dapat berkembang sangat baik dimana anak tersebut mampu
berimajinasi, mandiri dalam berpikir, penuh energi, percaya diri pada saat di sekolah.
Terdapat beberapa pola asuh orang tua di TK Al-Ikhsan, RA Mashithoh, TK
Negeri Kabupaten Rembang dengan berbagai pola asuh orang tua (demokratis, otoriter,
permissive). Pola asuh orang tua yang demokratis tidak bekerja maupun yang bekerja
terkadang memberikan kasih sayang dan perhatian yang cukup pada anak, mau
menerima hangat dan mengerti kepada anak. Anak diberi kebebasan bermain selama di
sekolah. Sehingga anak yang pola asuh orang tua demokratis,maka anak akan lebih
mandiri dalam berpikir, penuh inisiatif dalam bertindak, penuh rasa percaya diri,


2

memiliki konsep diri yang sehat dan positif. Tetapi, ada juga anak dengan pola asuh
demokratis, anak tidak percaya diri, anak cenderung pemalu, masih membutuhkan
bantuan orang lain dalam melakukan suatu hal.
Pola asuh orang tua yang otoriter yang selalu memberikan aturan-aturan ketat
kepada anak, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya dan selalu
membatasi apapun yang dilakukan oleh anak sehingga anak akan mempunyai sifat raguragu, tidak percaya diri, dan tidak sanggup mengambil keputusan sendiri. Tetapi ada
juga anak dengan pola asuh otoriter menjadikan anak menjadi anak yang kuat, tangguh,
tidak mudah putus asa, dan berani dalam bertindak.
Sedangkan pola asuh permissive yang ditandai dengan orang tua memberikan
kebebasan kepada anak untuk melakukan apa yang ia inginkan. Akan menciptakan
sikap anak yang manja, merasa menang sendiri, dan kurang kontrol dari orang tua.
Tetapi ada juga anak dengan tipe orang tua permissive menjadikan anak lebih kreatif,
anak menjadi mandiri, tumbuh percaya diri, dan anak bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya. Oleh karena itu guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan
keterampilan berkomunikasi dengan orang tua untuk menumbuhkan kreativitas anak di
sekolah. Pemahaman guru mengenai pola asuh orang tua akan membantu dalam
memberikan pelayanan dan bimbingan pada anak-anak sehingga kreativitas anak akan

berkembang baik.
Berdasarkan permasalahan di atas mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian khususnya mengenai ”Hubungan Kreativitas Anak Dengan Asuh Orang
Tua di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012.”
Sejalan dengan permasalahan di atas, maka secara garis besar penelitian ini
bertujuan sebagai berikut:
”Untuk mengetahui Hubungan kreativitas anak dengan pola asuh orang tua di TK Desa
Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012".

3

B. LANDASAN TEORI
1. Kreativitas Anak
Menurut Supriadi dalam Rachmawati (2010:13)menhutarakan bahwa kreativitas
adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Sedangkan
Menurut Semiawan dalam Rachmawati (2010:14) megemukakan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam
pemecahan masalah.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas

merupakan proses pemikiran seorang individu yang menghasilkan temuan baru,gagasan
ataupun metode yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, sukses,
diskontunuitas, dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk
pemecahan suatu masalah.
Salah satu aspek penting dalam kreativitas adalah memahami ciri-cirinya.
Menurut Supriadi dalam Rachmawati (2010:15) mengatkan bahwa ciri-ciri kreativitas
dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan nonkognitif. Ciri kognitif
diantaranya orisianalitas, fleksibilitas, kelancaran. Sedangkan ciri nonkognitif
diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif. Kedua ciri ini sama pentingnya,
kecerdasan yang tidak ditunjang dengan krepribadian kreatif tidak akan mengahsilkan
apapun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas anak: Rangsangan mental,Iklim dan
Kondisi Lingkungan, peran guru, peran orang tua. Keempat faktor ini seyogianya
mendapatkan perhatian dari para pendidik yang ingin mengembangkan kreativitas anak.
Dengan memperhatikan faktor tersebut, diharapakan pengembangan kreativitas dapat
meningkat sesuai porsinya. Peran orang tua disini yang mencakup dalam pola asuh
orang tua dalam penelitian kreativitas anak. Peran orang tua merupakan pola asuh yang
digunakan orang tua untuk meningkatkan kreativitas yang dimiliki anak.

4


2. Pola Asuh orang tua
Havigur (1997:31) mengemukakan bahwa pola asuh orang tua merupakan
perwujudan dan tanggung jawab dalam pembentukan kedewasaan diri anak. Pola asuh
orang tua merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya yang
merupakan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan
anak, cara orang tua menunjukkan keleluasaannya, cara orang tua memberikan
peraturan yang berupa hukuman, hadiah pada anaknya.
Pola asuh orang tua adalah cara-cara pengaturan tingkah laku anak yang dilakukan
orang tua sebagai perwujudan dan tanggung jawabnya dalam membentuk kedewasaan
diri anak (Dian, 2006:10). Demikian Gerungan (1991:180) berpendapat pola asuh orang
tua diartikan sebagai cara dan sikap orang tua dalam otoriter, bebas atau permisive, dan
demokratis, tiga sikap tersebut memimpin anaknya yang diperlihatkan dengan sikap,
yang meliputi dapat mempengaruhi perkembangan dan ciri-ciri tertentu pada diri anak.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pola asuh merupakan
suatu sistem atau cara pendidikan dan pembinaan yang diberikan oleh seseorang kepada
orang lain. Dalam hal ini pola asuh yang diberikan orang tua atau pendidik terhadap
anak adalah mengasuh dan mendidiknya dengan penuh pengertian. Hal yang
mempengaruhi pola asuh yang diberikan orang tua atau pendidik dalah lingkungan
sosial internal dan eksternal. Oleh karena itu, kreativitas anak tidak terlepas dari
pengasuhan orang tua atau pendidik. Artinya, kreativitas anak erat kaitannya dengan
pola asuh yang diberikan orang tua atau pendidik.
C. HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka pemikiran dan kajian teori diatas dapat dirumuskan
hipotesis bahwa ada Hubungan Kreativitas Anak Dengan Pola Asuh Orang Tua di TK
Desa Leteh Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2011/2012”.
D. METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian korelasi. Tempat yang
digunakan di TK Al-Ikhsan, RA Mashithoh, dan TK Negeri Kabupaten Rembang Jawa
Tengah. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun 2011/2012. Jumlah

5

populasi dalam penelitian ini yaitu 387 anak. Sampel dalam penelitian ini karena lebih
dari seratus, maka sampel yang diambil 10% dari jumlah populasi 387 anak, sehingga
sampel yang diperoleh 38 anak.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik area proposional
random sampling. Metode penelitian ini menggunakan angket (kuesioner) dan
observasi, sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data dari subjek
penelitian.
E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk hubungan pola asuh demokratis
dengan kreativitas anak dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (rxy) adalah 0,744
(p= 0,000) dengan parameter positif (+). Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh
demokratis memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kreativitas anak, artinya
semakin baik pola asuh demokratis yang diterapkan oleh orang tua, maka tingkat
kreativitas anak akan semakin tinggi.
Nilai koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan adalah sebesar 0,744 dengan p=
0,000. Kemudian angka tersebut di bandingkan dengan rtabel product moment dengan
N=38, pada taraf signifikan 5%, didapat nilai 0,320 bila nilai rxy dikonsultasikan dengan
taraf signifikansi 5% terayata nilai mutlak rhitung lebih besar dari rtabel (rxy > rtabel),
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pola asuh orang tua demokratis mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kreativitas anak. Nilai koefisien korelasi yang yang
berada pada interval 0,600-0,799 pada kategori kuat. Sehingga dapat diketahui bahwa
pola asuh demokratis mempunyai hubungan yang kuat dengan kreativitas anak di TK
Desa Leteh Kabupaten Rembang.
Tingkat kreativitas pada anak ini dipicu oleh adanya perbedaan pola asuh yang
diberikan oleh orang tua. Pola asuh orang tua yang senantiasa memberikan kebebasan
bagi anak untuk berkembang dengan disertai bimbingan, tentu akan mampu membentuk
kreativitas pada anak, namun apabila pola asuh yang diterapkan senantiasa memberikan
tekanan dan perintah saja, maka anak akan cenderung bekerja dengana danya perintah,
yang akhirnya daya kreatif yang muncul sangatlah rendah.
Pola asuh orang tua yang demokratis terkadang memberikan kasih sayang dan
perhatian yang cukup pada anak, mau menerima hangat dan mengerti kepada anak.

6

Anak diberi kebebasan bermain selama di sekolah. Sehingga anak yang pola asuh orang
tua demokratis, maka anak akan lebih mandiri dalam berpikir, penuh inisiatif dalam
bertindak, penuh rasa percaya diri, memiliki konsep diri yang sehat dan positif. Tetapi,
ada juga anak dengan pola asuh demokratis, anak tidak percaya diri, anak cenderung
pemalu, masih membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan suatu hal. Haditomo
(1999:65).
Rachmawati (2010:8) pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor penting
dalam mengembangkan ataupun mengahambat tumbuhnya kreativitas. Seorang anak
yang dibiasakan dengan suasana keluarga yang terbuka, saling menghargai, saling
menerima dan mendengarkan pendapat anggota keluarganya, maka ia akan tumbuh
menjadi generasi yang terbuka, fleksibel, penuh ini siatif dan produktif, suka tantangan
dan percaya diri. Sehingga Perilaku kreatif dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Lain halnya jika seorang anak dibesarkan dengan pola asuh yang mengutahi
kedisiplinan yang tidak dibarengi dengan toleransi, wajib menaati peraturan,
memaksakan kehendak, tidak memberikan peluang bagi anak untuk berinisiatif maka
yang muncul adalah generasi yang tidak memilki visi masa depan, tidak mempunyai
keinginan untuk maju dan berkembang, siap berubah dan beradaptasi dengan baik dan
terbiasa berpikir satu arah.
Ada pula orang tua yang selalu memberikan aturan-aturan ketat kepada anak,
sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya dan selalu membatasi
apapun yang dilakukan oleh anak sehingga anak akan mempunyai sifat ragu-ragu, tidak
percaya diri, dan tidak sanggup mengambil keputusan sendiri. Tetapi ada juga anak
dengan pola asuh otoriter menjadikan anak menjadi anak yang kuat, tangguh, tidak
mudah putus asa, dan berani dalam bertindak.Kartono (2003:29),sehingga dapat
diketahui bahwa pola asuh demokratis paling efektif dalam meningkatkan tingkat
kreativitas anak.
Oleh karena itu guru diharapkan mempunyai pengetahuan dan keterampilan
berkomunikasi dengan orang tua untuk menumbuhkan kreativitas anak di sekolah.
Pemahaman guru mengenai pola asuh orang tua akan membantu dalam memberikan
pelayanan dan bimbingan pada anak-anak sehingga kreativitas anak akan berkembang
baik.

7

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Ahmad (2009:59) dalam penelitiannya
tentang Analisis Tingkat Pendidikan dan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan
Anak usia 48-60 Bulan.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari
tingkat pendidikan dan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak.
F. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan kreativitas anak ditinjau dari pola
asuh orang tua di TK Desa Leteh Kabupaten Rembang diperoleh nilai koefisien
korelasi (rxy) adalah 0,744 (p= 0,000) dengan parameter positif (+). Hal ini
menunjukkan bahwa pola asuh demokratis memberikan kontribusi positif dalam
meningkatkan kreativitas anak, artinya semakin baik pola asuh demokratis yang
diterapkan oleh orang tua, maka tingkat kreativitas anak akan semakin tinggi.
Nilai koefisien korelasi (rxy) hasil perhitungan adalah sebesar 0,744 dengan p=
0,000. Kemudian angka tersebut di bandingkan dengan rtabel product moment dengan
N=38, pada taraf signifikan 5%, didapat nilai 0,320 bila nilai rxy dikonsultasikan dengan
taraf signifikansi 5% terayata nilai mutlak rhitung lebih besar dari rtabel (rxy > rtabel),
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya pola asuh orang tua demokratis mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kreativitas anak. Nilai koefisien korelasi yang yang
berada pada interval 0,600-0,799 pada kategori kuat. Sehingga dapat diketahui bahwa
pola asuh demokratis mempunyai hubungan yang kuat dengan kreativitas anak di TK
Desa Leteh Kabupaten Rembang.
2. Saran
Adanya berbagai keterbatasan dan kekurangan dari penelitian ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut:
a) Bagi Orang Tua
1) Memahami potensi yang dimiliki anak dan mendukung minat serta bakat
siswa, sehingga menjadi anak yang berkembang aktif dan kreatif.
2) Menggali bakat dan potensi yang dimiliki anak dan mendukung kreativitas
anak untuk bisa lebih berkembang.

8

b) Bagi Sekolah
1) Memberikan kesempatan untuk dapat berkembang dan kreatif dalam
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak.
2) Memberikan materi-materi pelajaran yang dapat mengembangkan tingkat
kreativitas anak.

9

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2000.”Metode Penelitian suau Pendekaan Prakek”.Jakara: Rhinek
Cipa.
Alisuf Sabri. 1993.”Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan.Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya.
Anonim.2008. Beberapa Kesalahan Orang Tua dalam Mendidik Anak : ( http:// anak
shalih.wordpress.com/2008/04/30/beberapa-kesalahan.orang-tua-dalammendidik-anak, diakses pada tanggal 29 maret 2012)
Azwar, Saifudin.2001. Metode Peneliian. Yogyakara: Pusaka Pelajar.
Hamidi. 2004. ”Strategi Penelitian Kualittif skripsi”. Studi kasus: UMS
Haditomo. 1999. Pola Asuh Orang Tua untuk Menbantu Anak Mengembangkan
Disiplin Diri. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Hasan Maimunah. 2011. ”Pendidikan Anak Usia Dini”. Jogjakarta: Diva Press.
Ismail Andang. 2009. ” Educatin Games ”. Jogjakarta: Pro-U media.
Kusumawati, Ulfa Amin. 2011. Peran Orang tua dalam Perkembangan Emosi Anak.
Skripsi:UMS.
Havigur.1997. Pengantar psikologi I.Jakarta:PT Rineka Cipta
Hurluck, Elizabeth B.1998. Perkembangan Anak( jilid I dan II) Terjemahan Mitasari
Tjandra dari judul asli ” Child Develophment”. Jakarta: Erlangga.
Kartono, Kartini. 2003. Psikologi Umum. Jakara: Enreco.
Munandar Utami.2009. ”Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat”. Jakarta: Rineka
Cipta.
Nasir, Moh.1999. Metode Penelitian.Jakarta:PT Ghalia Indonesia.
10

Shochib, Mohammad.200.Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Disiplin
Diri.Jakarta: Rieneka Cipta.
Sukamadinata, Nana Syaodih.2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda karya.
Surakhmad, Winarno.1994. Pengantar Penelitian Ilmiah.Jakarta:P Tarsito.
Rachmawati Yeni, dan Kurniati Euis. 2010. ” Strategi Pengembangan Kreativitas pada
Anak Usia Tman Kanak-Kanak”. Jakarta: Kencana.
Wahyuning, wiwit,dkk. 2003. Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak. Jakarta:PT
Gramedia.
Yulianto.2007.”Aspek Pendidikan Nilai dalam Pelaksanaan Tradisi Hari Imlek”.
Skripsi: UM S.

11