EKSPLORASI POLA KOMUNIKASI DALAM DISKUSI MENGGUNAKAN MOODLE PADA PERKULIAHAN SIMULASI PEMBELAJARAN KIMIA.
EKSPLORASI POLA KOMUNIKASI DALAM DISKUSI MENGGUNAKAN MOODLE PADA PERKULIAHAN SIMULASI PEMBELAJARAN KIMIA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh
Gelar Magister Pendidika IPA Konsentrasi Pendidikan Kimia
Sekolah Lanjutan
Oleh
IVAN ANDRIANSYAH 0907861
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
(2)
EKSPLORASI POLA KOMUNIKASI DALAM DISKUSI MENGGUNAKAN MOODLE PADA PERKULIAHAN SIMULASI PEMBELAJARAN KIMIA
Oleh Ivan Andriansyah
S.Pd UPI, 2013
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan IPA
© Ivan Andriansyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN
EKSPLORASI POLA KOMUNIKASI DALAM DISKUSI MENGGUNAKAN MOODLE PADA PERKULIAHAN SIMULASI PEMBELAJARAN KIMIA
Oleh:
IVAN ANDRIANSYAH 0907861
Disetujui Oleh:
Pembimbing I,
Dr. Ijang Rohman, M.Pd. NIP. 196305011988031002
Pembimbing II,
Dr. Yayan Sunarya, M.Si. NIP. 196102081990031004
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan IPA
(4)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi yang terbentuk setelah melakukan diskusi virtual menggunakan moodle, mengetahui kelebihan dan kekurangan diskusi menggunakan moodle. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Penelitian ini dilakukan pada perkuliahan simulasi pembelajaran kimia pada mahasiswa prodi pendidikan kimia angkatan 2009 di salah satu universitas negeri di Bandung. Data diperoleh dari hasil diskusi mahasiswa dengan topik-topik pembelajaran mengenai penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran, yaitu: pola komunikasi yang terjadi saat melakukan diskusi virtual berlangsung secara satu arah. Kendala-kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan diskusi virtual yaitu mahasiswa kesulitan untuk mengakses
moodle dari luar kampus. selain itu respon yang dilakukan oleh dosen terhadap
jawaban/pertanyaan mahasiswa tidak reaktif melainkan cenderung manual, sehingga memberatkan kerja dosen; Komunikasi yang terbentuk dalam diskusi virtual menggunakan
moodle termasuk kedalam pola komunikasi satu arah. Pola komunikasi yang terbentuk
selama proses diskusi virtual berlangsung adalah sebagai berikut: komunikasi untuk mempertahankan indikator, komunikasi untuk menghilangkan beberapa indikator, komunikasi agar indikator dikoreksi dan tidak setuju dengan indikator yang dibuat; Indikator dan tujuan pembelajaran cenderung mengalami perubahan baik jumlah, isi ataupun struktur kalimatnya setelah melakukan diskusi virtual dengan menggunakan fasilitas moodle. Perubahan yang terjadi membuat indkator dan tujuan menjadi lebih baik dibandingkan sebelum didiskusikan.
.
(5)
Abstract
This study aims to determine the communication pattern that forms after a virtual discussion using Moodle, find out the advantages and disadvantages of using Moodle discussion. Research method used was a descriptive exploratory.This research was conducted in the course of simulation on student learning chemistry department of chemical education class of 2009 at one of the public universities in Bandung.Data obtained from student discussions on topics concerning the development of indicators of learning and learning objectives, namely: communication patterns that occur when a virtual discussions take place in one direction.Constraints that occur when implementing a virtual discussion that student difficulties to access Moodle from outside the campus.other than that the response made by the lecturer to answer / question is not reactive but students tend to be manual, so the burdensome work of lecturers; Communications formed using Moodle in virtual discussion included into the pattern of one-way communication.Communication patterns that are formed during the process of the virtual discussion takes place is as follows: to maintain communications indicator, communication to eliminate some of the indicators, the communication to the indicator corrected and do not agree with indicators made; Indicators and learning objectives are likely to change either the amount, content, or sentence structure after a virtual discussion by using Moodle.The changes made indicator and goals to be better than before discussed.
.
(6)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah berkembang dengan pesat sehingga mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan manusia seperti yang diungkapkan oleh Lodree (2005). Perkembangan tersebut secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya perubahan di dalam kehidupan masyarakat, salah satunya pada bidang pendidikan. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan depdiknas (2008), bahwa pendidikan adalah aktivitas yang dinamis, selalu bergerak mengikuti perkembangan yang terjadi di sekitarnya.
Teknologi informasi dan komunikasi dapat membantu mempermudah proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi informasi juga telah memunculkan sistem teknologi informasi-komunikasi nirkabel yang terpadu dengan perangkat pengolahan informasi berbasis jaringan global (internet) sehingga dimensi ruang dan waktu kini tidak lagi membatasi dua pihak atau lebih untuk saling berinteraksi (Suhendi, 2009).
Dengan keunggulan yang dimiliki oleh internet, banyak praktisi pendidikan yang ingin memanfaatkan dan mengembangkannya lebih lanjut. Tidak hanya sebagai media untuk mencari bahan ajar akan tetapi banyak juga yang mengembangkannya menjadi sistem pembelajaran (e-learning). E-learning digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara langsung antara guru/dosen dengan siswa/mahasiswanya.
Proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan menggunakan e-learning dikarenakan adanya interaksi yang sudah dirancang secara khusus dalam suatu program
(7)
yang memiliki fungsi sebagai Learning Management Sistem (LMS). Sudah banyak
software aplikasi yang memiliki fungsi sebagai LMS seperti WebCT, Moodle, Classfronter.
Diantara ketiga LMS tersebut moodle termasuk yang paling banyak digunakan (MuhaiminAbd, 2012).
Moodle banyak digunakan karena memiliki berbagai fungsi yang dapat membantu
proses belajar mengajar, seperti dosen dapat menyimpan atau menyampaikan berbagai macam materi pembelajaran baik berupa teks, audio, maupun video. Selain itu terdapat fasilitas yang memungkinkan dosen berdiskusi dengan mahasiswa baik secara
synchrounous maupun asynchrounous. Bahkan moodle memiliki kemampuan untuk
mengevaluasi hasil pembelajaran yang sudah dilakukan.
E-learning yang dikembangkan di Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FPMIPA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggunakan
platform open source yaitu moodle. Penggunaan sistem ini sudah dimulai pada tahun 2002
yang berfungsi sebagai alat bantu untuk memfasilitasi pembelajaran yang dilakukan di prodi-prodi yang ada di FPMIPA UPI. Setelah dilakukan pengkajian, ternyata penggunaan
moodle pada umumnya baru sebatas penyampaian materi saja, sedangkan untuk forum
diskusi hanya sebagian kecil yang menggunakan. Sementara fasilitas lainnya seperti chat
room dan evaluasi belajar belum termanfaatkan.
Simulasi Pembelajaran Kimia (SPK), merupakan salah satu mata kuliah yang membutuhkan bimbingan dan diskusi secara intensif dari dosen pada proses pembelajarannya. Semakin sering berdiskusi dengan dosen maupun rekannya, mahasiswa akan semakin terlatih untuk dapat membuat rencana pembelajaran yang baik. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan dalam perencanaan pembelajaran adalah perumusan
(8)
indikator dan tujuan. Berdasarkan hasil survei terhadap mahasiswa dan salah satu dosen SPK ditemukan beberapa masalah dalam proses bimbingan, khususnya dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang disebabkan terbatasnya waktu bimbingan dengan dosen.
Untuk permasalahan tersebut moodle memiliki sarana dalam memfasilitasi kegiatan bimbingan yaitu dengan memanfaatkan fasilitas forum diskusi, dengan menggunakan
moodle proses bimbingan tidak hanya melalui pertemuan langsung dosen dengan
mahasiswa maupun mahasiswa dengan mahasiswa, tetapi juga dapat dilaksanakan dalam dunia maya (internet), yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dan dapat mempermudah mahasiswa untuk bertanya dan menyiapkan materi mereka sebelum dapat gilirannya, dengan demikian, bimbingan pun diharapkan dapat menjadi lebih efektif.
Berdasarkan paparan di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang mengulas sampai sejauh mana moodle dapat memfasilitasi dalam membantu permasalahan bimbingan antara dosen dengan mahasiswa dalam mata kuliah simulasi pembelajaran kimia, serta pola komunikasi yang terjadi pada saat diskusi berlangsung.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pola komunikasi dalam diskusi virtual menggunakan moodle pada perkuliahan simulasi pembelajaran kimia?
Untuk memperjelas rumusan masalah tersebut diuraikan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
(9)
1. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi pada saat diskusi virtual menggunakan
moodle pada perkuliahaan simulasi pembelajaran kimia?
2. Bagaimana pola komunikasi yang terjadi pada saat diskusi virtual mahasiswa pada mata kuliah simulasi pembelajaran kimia?
3. Bagaimana hasil diskusi virtual menggunakan moodle dalam mempersiapkan RPP?
C. PEMBATASAN MASALAH
Pada pembuatan RPP yang dijadikan Fokus diskusi virtual dari penelitian ini adalah indikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran dengan materi kimia kelas X, menggunakan kurikulum 2006.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pola komunikasi yang terbentuk setelah melakukan diskusi virtual menggunakan moodle.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan proses diskusi virtual dengan menggunakan
moodle.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk penelitian selanjutnya berupa pola komunikasi yang akan menjadi suatu database dalam pembuatan software
(10)
F. PENJELASAN ISTILAH
1. Pola Komunikasi merupakan bentuk interaksi penuangan ide atau gagasan antar satu manusia dengan manusia lain dalam suatu diskusi. Pola komunikasi diperoleh dari kalimat-kalimat yang terbentuk selama diskusi berlangsung.
2. Moodle: (Moduler Object-Oriented Dynamic Learning Environtment) adalah paket
perangkat lunak yang diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang menggunakan prinsip Social Constructionist pedagogy (MuhaiminAbd, 2012). 3. Learning Management System merupakan sistem perangkat lunak yang memvirtualkan
proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar (MuhaiminAbd, 2012). 4. Simulasi pembelajaran kimia (SPK) merupakan suatu mata kuliah yang menugaskan
mahasiswa untuk mensimulasikan pembelajaran kimia dari mulai perencanaan sampai implementasi kegiatan dikelas.
(11)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif yang bertujuan menjelaskan suatu situasi secara sistematis, faktual dan teliti. Penelitian deskriptif juga bertujuan untuk menggambarkan keadaan, fenomena-fenomena yang ditemukan dan dideskripsikan apa adanya, tidak dimodifikasi atau diberi perlakuan (Arikunto,2010).
Kegunaan penelitian eksploratif adalah untuk mengetahui apakah permasalahan yang akan diteliti masih dianggap relatif baru atau belum jelas, untuk mengetahui apakah ada variabel-variabel penting yang mungkin belum diketahui atau belum terdefinisikan dengan baik; untuk mengetahui apakah penelitian yang dilakukan cukup layak; atau untuk mengetahui apakah peneliti yakin mampu untuk melakukan penelitian yang sebenarnya atau sebaliknya. Penelitian dengan desain ini tidak sampai pada tahapan penyimpulan hasil, karena tujuan penelitiannya cenderung lebih mengutamakan pada ketersediaan data yang dianggap relevan sebanyak-banyaknya daripada ketajaman analisis datanya (Umar, 2007).
B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap pertama merupakan tahap persiapan, tahap kedua tahap pelaksanaan, dan tahap ketiga tahap analisis data dan kesimpulan seperti terlihat pada Gambar 3.1.
(12)
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Tahap Pelaksanaan
Tahap Akhir Studi pendahuluan
Pemberian tugas mahasiswa membuat RPP
Indikator dan tujuan Acuan Data hasil diskusi
Penyebaran angket
dibandingkan Kalimat dianalisis 1
(penyederhanaan kalimat) Kapabilitas mahasiswa
membuat indikator dan tujuan dapat diketahui
Kalimat dianalisis 2 (penyempurnaan
kalimat)
Data angket
Kesimpulan Kalimat akhir Mengkaji
kurikulum 2004
Mengkaji materi kimia
Materi pembelajaran dipilih oleh dosen
Indikator dan tujuan pembelajaran terpilih didiskusikan
Labeling Labeling
Pengkajian prakondisi
(13)
1. Tahap studi pendahuluan
Pengkajian pra kondisi dilakukan untuk membuat indikator dan tujuan pembelajaran acuan, yang akan digunakan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran. Dalam pengkajian pra kondisi, dilakukan kajian-kajian mengenai materi kimia dan kurikulum 2004 yang menyangkut silabus dan SK KD.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan mahasiswa diberi tugas yang selanjutnya akan menjadi bahan diskusi, tugas berupa topik-topik mata pelajaran kimia SMA yang selanjutnya dikumpulkan dan dipilih oleh dosen, yang terpilih bukanlah yang terbaik akan tetapi yang layak untuk menjadi bahan diskusi. Setelah bahan diskusi dipilih selanjutnya bahan diskusi diup_load dalam moodle dan didiskusikan bersama-sama oleh seluruh mahasiswa yang mengontrak mata kuliah SPK. Setelah seluruh dokumen diskusi diperoleh selanjutnya peneliti memberikan angket kepada mahasiswa untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang mahasiswa rasakan saat melakukan proses diskusi berbantu moodle
a) Subjek penelitian
Pembelajaran e-learning diimplementasikan pada perkuliahan SPK pada mahasiswa program studi pendidikan kimia angkatan 2009 di salahsatu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung.
b) Instrumen penelitian
(14)
Penggunaan angket pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan diskusi yang dilakukan.
b. Pedoman wawancara
Wawancara dilakukan kepada mahasiswa pendidikan kimia UPI, yang telah mengikuti mata kuliah simulasi pembelajaran kimia, serta pengelola moodle dilingkungan FPMIPA UPI
3. Tahap akhir
Data berupa angket, wawancara, observasi pembelajaran dan studi pendahuluan dianalisis untuk memperkuat data serta menjelaskan hasil analisis.
Untuk mendapatkan pola komunikasi dilakukan langkah-langkah seperti berikut: dokumen diskusi yang diperoleh diberi label, pemberian label dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh. Setelah pemberian label, data dibandingkan dengan indikator dan tujuan acuan sehingga dapat diketahui kapabilitas mahasiswa dalam membuat indikator dan tujuan pembelajaran. Data yang diperoleh dianalisis (disederhanakan) untuk diambil inti kalimat, yang selanjutnya disempurnakan untuk menjadi kalimat yang lebih baku (kalimat akhir), yang merupakan suatu pola komunikasi dan kemudian diambil kesimpulan. Penyebaran data angket dilakukan untuk mengetahui pernanan moodle serta kendala yang ditemui selama diskusi berlangsung.
(15)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan pengolahan data peneliti menyimpulkan:
1. Kendala-kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan diskusi virtual yaitu mahasiswa kesulitan untuk mengakses moodle dari luar kampus. selain itu respon yang dilakukan oleh dosen terhadap jawaban/pertanyaan mahasiswa tidak reaktif melainkan cenderung manual, sehingga memberatkan kerja dosen.
2. Komunikasi yang terbentuk dalam diskusi virtual menggunakan moodle termasuk kedalam pola komunikasi satu arah. Pola komunikasi yang terbentuk selama proses diskusi virtual berlangsung adalah sebagai berikut: komunikasi untuk mempertahankan indikator, komunikasi untuk menghilangkan beberapa indikator, komunikasi agar indikator dikoreksi dan tidak setuju dengan indikator yang dibuat.
3. Indikator dan tujuan pembelajaran cenderung mengalami perubahan baik jumlah, isi ataupun struktur kalimatnya setelah melakukan diskusi virtual dengan menggunakan fasilitas
moodle. Perubahan yang terjadi membuat indkator dan tujuan menjadi lebih baik
(16)
B. Saran
1. Pada saat melakasankan diskusi secara online. lebih baik jika pengaksesan e-learning lebih mudah dilakukan dimanapun tidak hanya sebatas dilingkungan FPMIPA UPI.
2. Harus diciptakannya suatu software yang dapat merespon semua pertanyaan maupun pernyataan agar pembelajaran menggunakan e-learning dapat berjalan secara online (tidak manual). Software yang dimaksudkan adalah suatu program Artificial Intelegance Teacher atau guru buatan yang dengan seiringnya waktu dapat berkembang untuk menjawab pertanyaan maupaun pernyataan dari mahasiswa.
3. Peniliti ini hanya berfokus kedalam indikator dan tujuan pembelajaran sedangkan dalam
komponen RPP masih banyak yang harus didiskusikan sehingga pola komunikasi yang terbentuk akan semakin luas penelitian lebih lanjut dibutuhkan.
(17)
Daftar Pustaka
Adisusilo, S. (2011). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). [online] tersedia: http://veronikaccloset.files.wordpress.com/2010/06/rpp.pdf. Diakses tanggal 23 agustus 2013.
Arikunto, S. (1993). Prodsedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
ANTA. (2003). Definition of keys terms used in e-learning (version 1.00). [online] tersedia: http://www.flexiblelearning.net.au/guides/keyterms.pdf. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2012.
Basori, (2005), Mengapresiasi e-learning berbasis moodle”. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. Makalah tidak diterbitkan.
Cheng, K.K., et al. (2004) using an online homework system enhance students’ learning of
physics concepts in an introdutory physics courses. Journal american association of
physic teacher, vol 72 (11).
Depdiknas, (2008). Pandungan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Depdiknas.
Dwiyanti, G. (2009). RPP, Pengembangan indikator & tujuan pembelajaran. [online]. Tersedia: http://www.file.upi.edu/direktori/FPMIPA/JUR_PEND_KIMIA/195612061983032-Gebi_Dwiyanti/RPP.pdf. Diakses pada tanggal 26 agustus 2013.
Exline. (2004). Workshop: inquary-based Learning. [online]. Tersedia: http://www.thirteen.org/edonline/concept2class/inquiry/index_sub2.html. Diakses pada tanggal 9 Agustus 2012.
Gilbert & Jones, M. G. (2001). E-learning is e-normous. Electric perspectives, 26 (3), 66-82 Komala, L. (2009). Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya
Padjadjaran
Lodree, A.W. (2005). The Effect of Animated Agennts with Verbal Audio on Mathematics
comperehension and Attitude Towards Mathematics and Computer. Disertasi sekolah
pascasarjana Universitas Missouri: Columbia. Tersedia: http://www.unilorin.edu.ng.
Diakses pada tanggal 15 Agustus 2012.
Muhaimin, Abd (2012). Kelebihan e-learning moodle. [online]. Tersedia: http://www.muhaiminabd.com/2012/03/kelebihan-elearning-moodle.html?21. Diakses pada tanggal 24 Februari 2013.
Muharrom. A (2011). Macam-Macam Diskusi. [online] Tersedia: http://line-tcs.blogspot.com/2011/10/macam-macam-diskusi.html. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2013.
Rosenberg, M.J. (2001). E leraning: strategies for delivering knowledge in teh digital age. New York: McGraw-hill.
Salam. A (2010) Teori Komunikasi dan Diskusi. [online] Tersedia: http://bangsalam.wordpress.com/teori-komunikasi-dan-diskusi/. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2013.
Shon, B. (2005). E-learning and primary and secondary education in Korea. Korea education & reaserch information service. 2 (6)
Surjono, H. (2006). Development and evaluation of an adaptive hypermedia system based on
(18)
Suhendi. (2009), Implementasi E–Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Belajar mahasiswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan. Tesis.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suharini, E. (2009). Studi Tentang Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Bagi Guru Geografi
Di SMA Negeri Kabupaten Pati. Jurnal Geografi FIS UNNES 6(2).
Sukmawati. D (2013). Penggunaan Metode atau Model Pembelajaran. [online] tersedia: http://panduanguru.com/penggunaan-metode-atau-model-pembelajaran-bagian-1/. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2013.
Syaodih, N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta
Tafiardi, (2005). Meningkatkan mutu pendidikan melalui e-learning. Jurnal pendidikan penabur No. 04/th IV/juli/2005
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.
Umar, H. (2007). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku kariyawan, jakarta: PT rajagrafindo persada.
(1)
1. Tahap studi pendahuluan
Pengkajian pra kondisi dilakukan untuk membuat indikator dan tujuan pembelajaran acuan, yang akan digunakan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran. Dalam pengkajian pra kondisi, dilakukan kajian-kajian mengenai materi kimia dan kurikulum 2004 yang menyangkut silabus dan SK KD.
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan mahasiswa diberi tugas yang selanjutnya akan menjadi bahan diskusi, tugas berupa topik-topik mata pelajaran kimia SMA yang selanjutnya dikumpulkan dan dipilih oleh dosen, yang terpilih bukanlah yang terbaik akan tetapi yang layak untuk menjadi bahan diskusi. Setelah bahan diskusi dipilih selanjutnya bahan diskusi diup_load dalam moodle dan didiskusikan bersama-sama oleh seluruh mahasiswa yang mengontrak mata kuliah SPK. Setelah seluruh dokumen diskusi diperoleh selanjutnya peneliti memberikan angket kepada mahasiswa untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang mahasiswa rasakan saat melakukan proses diskusi berbantu moodle
(2)
Penggunaan angket pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan diskusi yang dilakukan.
b. Pedoman wawancara
Wawancara dilakukan kepada mahasiswa pendidikan kimia UPI, yang telah mengikuti mata kuliah simulasi pembelajaran kimia, serta pengelola moodle dilingkungan FPMIPA UPI
3. Tahap akhir
Data berupa angket, wawancara, observasi pembelajaran dan studi pendahuluan dianalisis untuk memperkuat data serta menjelaskan hasil analisis.
Untuk mendapatkan pola komunikasi dilakukan langkah-langkah seperti berikut: dokumen diskusi yang diperoleh diberi label, pemberian label dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh. Setelah pemberian label, data dibandingkan dengan indikator dan tujuan acuan sehingga dapat diketahui kapabilitas mahasiswa dalam membuat indikator dan tujuan pembelajaran. Data yang diperoleh dianalisis (disederhanakan) untuk diambil inti kalimat, yang selanjutnya disempurnakan untuk menjadi kalimat yang lebih baku (kalimat akhir), yang merupakan suatu pola komunikasi dan kemudian diambil kesimpulan. Penyebaran data angket dilakukan untuk mengetahui pernanan moodle serta kendala yang ditemui selama diskusi berlangsung.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan pengolahan data peneliti menyimpulkan:
1. Kendala-kendala yang terjadi pada saat pelaksanaan diskusi virtual yaitu mahasiswa kesulitan untuk mengakses moodle dari luar kampus. selain itu respon yang dilakukan oleh dosen terhadap jawaban/pertanyaan mahasiswa tidak reaktif melainkan cenderung manual, sehingga memberatkan kerja dosen.
2. Komunikasi yang terbentuk dalam diskusi virtual menggunakan moodle termasuk kedalam pola komunikasi satu arah. Pola komunikasi yang terbentuk selama proses diskusi virtual berlangsung adalah sebagai berikut: komunikasi untuk mempertahankan indikator, komunikasi untuk menghilangkan beberapa indikator, komunikasi agar indikator dikoreksi dan tidak setuju dengan indikator yang dibuat.
3. Indikator dan tujuan pembelajaran cenderung mengalami perubahan baik jumlah, isi ataupun struktur kalimatnya setelah melakukan diskusi virtual dengan menggunakan fasilitas moodle. Perubahan yang terjadi membuat indkator dan tujuan menjadi lebih baik dibandingkan sebelum didiskusikan.
(4)
B. Saran
1. Pada saat melakasankan diskusi secara online. lebih baik jika pengaksesan e-learning lebih mudah dilakukan dimanapun tidak hanya sebatas dilingkungan FPMIPA UPI.
2. Harus diciptakannya suatu software yang dapat merespon semua pertanyaan maupun pernyataan agar pembelajaran menggunakan e-learning dapat berjalan secara online (tidak manual). Software yang dimaksudkan adalah suatu program Artificial Intelegance Teacher atau guru buatan yang dengan seiringnya waktu dapat berkembang untuk menjawab pertanyaan maupaun pernyataan dari mahasiswa.
3. Peniliti ini hanya berfokus kedalam indikator dan tujuan pembelajaran sedangkan dalam
komponen RPP masih banyak yang harus didiskusikan sehingga pola komunikasi yang terbentuk akan semakin luas penelitian lebih lanjut dibutuhkan.
(5)
Daftar Pustaka
Adisusilo, S. (2011). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). [online] tersedia: http://veronikaccloset.files.wordpress.com/2010/06/rpp.pdf. Diakses tanggal 23 agustus 2013.
Arikunto, S. (1993). Prodsedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
ANTA. (2003). Definition of keys terms used in e-learning (version 1.00). [online] tersedia: http://www.flexiblelearning.net.au/guides/keyterms.pdf. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2012.
Basori, (2005), Mengapresiasi e-learning berbasis moodle”. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. Makalah tidak diterbitkan.
Cheng, K.K., et al. (2004) using an online homework system enhance students’ learning of physics concepts in an introdutory physics courses. Journal american association of physic teacher, vol 72 (11).
Depdiknas, (2008). Pandungan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta. Depdiknas.
Dwiyanti, G. (2009). RPP, Pengembangan indikator & tujuan pembelajaran. [online]. Tersedia: http://www.file.upi.edu/direktori/FPMIPA/JUR_PEND_KIMIA/195612061983032-Gebi_Dwiyanti/RPP.pdf. Diakses pada tanggal 26 agustus 2013.
Exline. (2004). Workshop: inquary-based Learning. [online]. Tersedia: http://www.thirteen.org/edonline/concept2class/inquiry/index_sub2.html. Diakses pada tanggal 9 Agustus 2012.
Gilbert & Jones, M. G. (2001). E-learning is e-normous. Electric perspectives, 26 (3), 66-82 Komala, L. (2009). Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya
Padjadjaran
Lodree, A.W. (2005). The Effect of Animated Agennts with Verbal Audio on Mathematics comperehension and Attitude Towards Mathematics and Computer. Disertasi sekolah pascasarjana Universitas Missouri: Columbia. Tersedia: http://www.unilorin.edu.ng. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2012.
Muhaimin, Abd (2012). Kelebihan e-learning moodle. [online]. Tersedia: http://www.muhaiminabd.com/2012/03/kelebihan-elearning-moodle.html?21. Diakses pada tanggal 24 Februari 2013.
Muharrom. A (2011). Macam-Macam Diskusi. [online] Tersedia: http://line-tcs.blogspot.com/2011/10/macam-macam-diskusi.html. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2013.
(6)
Suhendi. (2009), Implementasi E–Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Memperbaiki Sikap Belajar mahasiswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan. Tesis. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suharini, E. (2009). Studi Tentang Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Bagi Guru Geografi Di SMA Negeri Kabupaten Pati. Jurnal Geografi FIS UNNES 6(2).
Sukmawati. D (2013). Penggunaan Metode atau Model Pembelajaran. [online] tersedia:
http://panduanguru.com/penggunaan-metode-atau-model-pembelajaran-bagian-1/. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2013.
Syaodih, N. (2003). Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta
Tafiardi, (2005). Meningkatkan mutu pendidikan melalui e-learning. Jurnal pendidikan penabur No. 04/th IV/juli/2005
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.
Umar, H. (2007). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku kariyawan, jakarta: PT rajagrafindo persada.