Komunikasi Yang Efektif dalam Diskusi

1

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM DISKUSI

OLEH :
DINA TARULI GULTOM
1406118426
KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKAN BARU
2014

2

Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan ridhoNya, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan dengan keadaan sehat.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia dengan
judul “komunikasi yang efektif dalam diskusi”. Saya juga mengucapkan bayak terimakasi
kepada pembimbing bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sekaligus menambah

pengetahuan saya dalam melakukan perkuliahan.
Dan terimakasi juga saya ucapkan kepada kawan-kawan yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan makalah ini. Dan saya juga mengucapkan banyak terikasi kepada
pemberi imformasi sehingga bayak membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
walaupun makalah ini saya selesai dengan baik, namun saya merasa masih banyak
kekurangan baik dari segi penulisan, kosa-kata, cara pengkajian, pemaparan maupun dari segi
penyusunannya.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih, dan permintaan maaf yang sebesar-besarnya
jika ada kesalahan dalam penulisan kami.

3

Daftar Isi
Kata pengantar…………………………………………………………….2
Daftar isi……………………………………………………………………3
Bab I. PENDAHULUAN
1.1) Latar belakang………………………………………………………..4
1.2) Rumusan masalah……………………………………………………4
1.3) Tujuan…………………………………………………………………5

1.4) Manfaat ……………………………………………………………….5
Bab II. PEMBAHASAN
2.1) Pengertian komunikasi efektif………………………………………6
2.2) Cara membangun komunikasi yang efektif dalam diskusi………..7
2.3) Pengertian diskusi…………………………………………………....8
2.4) Penerapan diskusi yang efektif……………………………………..15
Bab III. PENUTUP
3.1) Kesimpulan …………………………………………………………..17
3.2) Saran………………………………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..18

4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata pelajaran bahasa Indonesia perlu diberikan kepada semua siswa mulai
dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir yang kreatif
serta kemampuan bekerja sama. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia kita dituntut
berkreasi dan menyampaikan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tentunya, bahan

ajar kita harus lebih mudah dimengerti. Berkomunikasi merupakan proses interaksi
yang melibatkan banyak orang. Ketika proses komunikasi berlangsung, beberapa
orang akan saling berpendapat atau menyanggah. Proses kegiatan tersebut
memerlukan adanya saling pengertian satu sama lain agar jalinan komunikasi
berlangsung dengan baik.
Banyak Negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan persoalan
yang pelik namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan tugas Negara
yang amat penting.
Namun, di negara-negara berkembang adopsi sistem pendidikan dari luar
sering kali mengalami kesulitan untuk berkembang. Cara dan sistem pendidikan yang
ada sering menjadi sasaran kritik dan kecaman karena seluruh daya guna sistem
pendidikan tersebut diragukanan. Generasi muda banyak yang berontak terhadap
metode-metode dengan sistem pendidikan yang ada.
Maka dari itu penulisan tugas ini yang membahas tentang komunikasi yang
efektif dalam diskusi merupakan salah satu metode yang sangat baik bila diterapkan
dalam lingkungan kampus karena dengan metode ini mahasiswa dibimbing untuk
menghayati tata cara kehidupan di kelas yang demokratis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu komunikasi efektif dan bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif
dalam diskusi ?

2. Apa itu diskusi dan bagaimana penerapannya dalam berkomunikasi ?
1.3 Tujuan

5

Tugas ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para
mahasiswa agar nantinya mudah dalam proses pembelajaran dalam bidang berbahasa
Indonesia yang baik dan benar.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari tugas ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi mahasiswa
Tugas ini diharapkan dapat memacu rasa ingin tahu dari mahasiswa tentang
komunikasi. Mahasiswa dapat menambah wawasannya tentang komunikasi
yang efektif dalam diskusi.
2. Manfaat bagi perguruan tinggi
Tugas ini dapat dijadikan refrensi. Selain itu diharapkan juga sebagai
pengetahuan baru yang dapat digunakan sebagai pengetahuan bagi para
mahasiswa.
3. Manfaat bagi masyarakat
Tugas ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi mahasiswa atau pergururuan

tinggi saja. Tugas ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan
masyarakat dalam memberi sosialisasi dan penyuluhan. Semua yang terdapat
dimakalah ini diharapkan dapat bermanfaat juga bagi masyarakat umum.

BAB II
PEMBAHASAN

6

2.1 Pengertian Komunikasi Efektif
Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare yang berarti
“membuat sama”. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi berarti “mengirim
pesan”. Menurut (Effendy. 2003: 9) istilah komunikasi (communication) berasal dari kata
latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini
maksudnya adalah sama makna. Berbicara mengenai definisi komunikasi tidak ada definisi
yang salah dan benar secara absolute.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi efektif adalah komunikasi yg pd
prosesnya dapat menghasilkan persepsi, perilaku dan pemahaman yg berubah menjadi sama
antara komunikator dan komunikan dapat diperoleh. Pengertian tersebut mengidentifikasikan

kepada kita bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah komunikator, pesan,
media, komunikan, dan efek. Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung amat
efektif, baik antara pengajar dengan pelajar maupun diantara para pelajar sendiri sebab
mekanismenya

memungkinkan

sipelajar

terbiasa

mengemukakan

pendapat

secara

argumentatif dan mengkaji dirinya, apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Agar
jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu;
pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis (bagaimana

berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu
dilaksanakan). 5 komponen penting dalam komunikasi yaitu: Pengirim pesan (sender), Pesan
yang dikirimkan (message), Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau
media), Penerima pesan (receiver), Umpan balik (feedback). Berikut ini beberapa pondasi
membangun komunikasi efektif yaitu:
-Berusaha benar-benar mengerti orang lain (emphatetic communication)
-Memenuhi komitmen atau janji
-Menjelaskan harapan
-Meminta maaf secara tulus ketika Anda membuat kesalahan
-Memperlihatkan integritas pribadi.

2.2 Cara Membangun Komunikasi yang Efektif dalam Diskusi

7

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan saat proses informasi untuk komunikasi
dalam pembelajaran, antara lain: (1) hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima
tanpa ada pembiasan isi (subject = outcome), (2) hal yang akan disampaikan setingkat dengan
kemampuan mahasiswa dalam menelaah (tingkat intelegensi mahasiswa, pengalamanpengalaman yang pernah didapat), (3) mahasiswa terikat secara aktif dalam proses belajar
dengan cara menghubungkan apa yang mereka dapat sebelumnya dengan hal baru yang akan

disampaikan, (4) mahasiswa diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat
dianalisis, umpan balik mendapat respon sehingga terlihat jelas sukses dalam usahanya, dan
(5) mahasiswa diberi waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam untuk
meyakinkan proses retensi dan transfer yang sedang terjadi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan suatu komunikasi yang
efektif dalam diskusi:
1. Prinsip Komunikasi dalam Diskusi yang Efektif


Memahami prinsip dasar dari aktivitas komunikasi dalam diskusi : Konsep, tujuan,
manfaat, urgensi & penerapan komunikasi persuasive,



Pemahaman peranan komunikasi dalam rapat dan diskusi yang efektif,



Hukum pikiran bawah sadar dan implikasinya dalam berkomunikasi ketika diskusi,




Bahaya dari persepsi dan asumsi dalam berkomunikasi.
2. Memahami Beragam Pola Manusia dan Beda Budaya dalam Berkomunikasi
(Intonasi dan Gesture yang Efektif dalam Diskusi)



Memahami berbagai tipe personality, kecenderungan dan gaya komunikasinya untuk
membantu komunikasi persuasif dalam situasi diskusi,



Mempelajari motif, kebiasaan, dan bahasa tubuh manusia sesuai tipologi untuk
menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi ketika diskusi,



Mempelajari beragam tipe psikologi dan budaya yang berbeda dari anggota diskusi
(seperti intonasi dan gesture) sehingga peserta mampu membangun pendekatan,

persuasi yang efektif dan menangani beragam situasi diskusi yang mungkin terjadi.

8



Memahami kebiasaan komunikasi tertulis masing-masing tipologi,



Membahas strategi komunikasi lisan untuk masing-masing tipologi.
3. Mempersiapkan Rapat dan Diskusi : Desain, Ruangan

dan Suasana Sesuai

dengan Diskusi


Menetapkan hal-hal yang perlu ditetapkan dalam merencanakan sebuah diskusi sesuai
dengan tujuannya,




Mendesain format rapat dan diskusi sesuai dengan tujuannya,



Memilih ruangan sesuai dengan tujuan diskusi,



Menciptakan suasana yang sesuai dengan tujuan diskusi,



Menghadapi suasana tegang dan peserta bermasalah.
4. Latihan, Praktek dan Review Fasilitator



Latihan : Mengenali beragam tipe psikologi dan budaya yang dianut peserta melalui
intonasi dan gesture,



Latihan : Mendesain format diskusi, memilih ruangan dan menciptakan Suasana
sesuai dengan tujua diskusi,



Latihan : Menghadapi suasana tegang dan peserta bermasalah.



Praktek : Peserta masing-masing memimpin diskusi sesuai masalah yang dihadapi,



Review Fasilitator berdasarkan hasil latihan.
5. Teknik Mempresentasikan Hasil Diskusi yang Efektif



Faktor-faktor utama dalam membangun internal power dan pengaruhnya dalam
komunikasi dan membawakan presentasi hasil diskusi,

9



Metode peningkatan kemampuan diri dalam komunikasi dan presentasi dengan
memahami teknik-teknik mengelola suara, bahasa tubuh efektif, teknik berdiri untuk



Bagaimana mengatasi pertanyaan yang diajukan saat presentasi hasil diskusi dan
mempersiapkan diri kita untuk menjawabnya.

2.3. Pengertian Diskusi
Secara etimologis kata diskusi berasal dari bahasa Latin discussio, discussi, atau
discussum yang berarti memeriksa, memperbincangkan, dan membahas. Dalam bahasa
Inggris, discussion berarti perundingan atau pembicaraan, sedangkan dalam bahasa
Indonesia, sebagai istilah, diskusi berarti proses bertukar pikiran antara dua orang atau lebih
tentang suatu masalah untuk mencapai tujuan tertentu.
Kegiatan diskusi dapat dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, puluhan, bahkan
ratusan atau ribuan, dalam situasi resmi ataupun tak resmi; dengan persiapan yang matang
dan terencana disertai dengan aturan yang jelas, atau kegiatan berbicara di tempat tak resmi
dengan tujuan tertentu; berbicara boleh berbeda; tetapi tetap merupakan satu kesatuan,;
menghasilkan ide-ide meskipun berbeda, tetapi tetap satu tujuan, bukan kehendak pribadi,
melainkan tujuan kelompok, diwarnai dialog, tanya jawab, atau saling tukar pendapat, beradu
argumentasi dengan bukti dan alasan, boleh ada penolakan pendapat atau gagasan, memberi
tanggapan, saran, kritik, dan usul, di sisi lain dapat dikemukakan informasi lengkap dan
terperinci

membawa

hasil

baik

berupa

kesimpulan,

kesepakatan,

pemikiran

alternatif, dan lain-lain sebagai hasil pemikiran bersama.
a) Macam-Macam Diskusi
Jenis kegiatan diskusi dapat berbentuk diskusi kelompok, diskusi kelompokkelompok, diskusi panel, rapat kerja, kongres, seminar, konferensi, sinopsium, debat, dan
lain-lain.
1. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok ialah pertemuan yang direncanakan atau dipersiapkan untuk
dilaksanakan untuk membahas suatu topik dengan seorang pemimpin. Diskusi ini relatif
sederhana dengan peserta yang tidak begitu banyak antara empat sampai sepuluh orang.

10

Masalah yang dibahas tidak demikian kompleks dengan tujuan untuk lebih mendalami atau
memahami suatu masalah dari disiplin ilmu tertentu.
Bentuk diskusi ini memberikan peluang kepada setiap anggota untuk mengemukakan
pendapat sekaligus memperluas wawasan dan pandangannya. Metode ini merupakan
pendekatan demokratis, mendorong rasa kesatuang anggota, menghayati kepemimpinan
bersama, dan membantu pengembangan sikap kepemimpinan.
Bentuk diskusi ini tidak cocok untuk peserta yang jumlahnya relatif . Peserta hanya
akan mmendapat informasi yang terbatas, dan mudah terjerumus arahnya. Biasanya ada ketua
yang ditugasi mengendalikan jalannya diskusi. Dia harus terampil mempimpin sehingga raus
pembicaraan dapat berjalan dengan lancar dan adil, tidak dimonopoli oleh seseorang. Bentuk
tempat pertemuan biasanya melingkar dengan berbagai alternatif desain tatap muka lain.
2. Diskusi Berkelompok-Kelompok
Bentuk diskusi ini sering dipakai bila jumlah peserta kegiatan diskusi relatif banyak.
Bentuk kegiatan ini dilakukan dengan tujuan setiap peserta mempunyai peluang besar untuk
berperan aktif berbicara. Setelah kegiatan diskusi kelompok-kelompok diadakan pertemuan
pleno dengan mempersilakan setiap kelompok untuk mengemukakan pendapatnya. Dalam
forum terakhir ini kegiatan dikendalikan oleh ketua diskusi yang lebih inti dari
penyelenggara.
3. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah kegiatan pertemuan ilmiah yang sudah direncanakan dengan
menghadirkan sejumlah panelis di depan khalayak atau pengunjung tentang suatu topik.
Diskusi panel merupakan bentuk diskusi bertukar pikiran atau pengalaman antara tiga sampai
enam orang ahli yang dipandu oleh seorang ketua (moderator) dan disaksikan oleh sejumlah
pendengar/pemirsa/audiens. Tiap panelis mengemukakan pendapatnya tanpa menanggapi
pendapat panelis lain.
Moderator dan seluruh peserta menyiapkan terlebih dahulu tentang topik yang dibahas
serta peka terhadap bagian-bagian masalah tertentu yang cukup rawan dipermasalahkan
dengan memperhitungkan aternatif pertanyaan dan jawaban. Waktu kegiatan dibagi dua,
separo untuk panelis dan separo berikutnya untuk tanya jawab dengan audiens.

11

Secara singkat gambaran kegiatan diskusi ini adalah:
-Pendahuluan => moderator membuka diskusi, mengemukakan topik dan arah serta tujuan
yang ingin dicapai, memperkenalkan para peserta, serta membacakan tata tertib
-Penyampaian gagasan => panelis menyelesaikan gagasan, pendapat, atau pengalaman sesuai
dengan jatah waktu yang diberikan
-Diskusi bebas => moderator mengatur jalannya diskusi antarpanelis serta tanggapan
antarpanelis
-Partisipasi pendengar => moderator mempersilakan para pendengar untuk mengemukakan
pendapat, menanggapai, bertanya, atau berkomentar. Panelis yang ditanyai atau ditanggapi
akan memberikan jawaban
4. Rapat kerja
Rapat kerja adalah pertemuan wakil-wakil eselon dari suatu instansi untuk membahas
masalah yang berkaitan dengan tugas dan fungsi instansi tersebut. Biasanya yang dibahas
adalah program kerja dengan arah pembicaraan untuk mengusahakan keputusan yang
membawa hasil yang baik untuk dilaksanakan.
Biasanya rapat ini dipimpin oleh kepala instansi disertai dengan pengarahan yang
mengacu ke pencapaian target atau tujuan.

5.Seminar
Serminar (semin (Latin)= biji, benih) diartikan sebagai tempat benih-benih
kebijaksanaan disemikan. Yang dibicarakan dalam seminar bukan masalah teknis, melainkan
masalah kebijakan yang akan dipakai sebagai landasan bagi masalah-masalah yang bersifat
teknis. Oleh sebab itu, biasanya kajiannnya bersifat penelitian beserta hasilnya atau studi
literature.
Dalam seminar terdapat moderator, notulis, pemrasaran, pembanding, partisipan, dan
guru pembimbing dengan tugas masing-masing:

12

-Moderator bertugas membuka, memperkenalkan pemrasaran dan notulis, membacakan tata
tertib, mengarahkan dan mengatur arus pembicaraan, menyampiakn kesimpulan, serta
menutup diskusi
-Notulis bertugas mencatat hal-hal penting dalam diskusi baik teknis maupun materi
pembicaraan
-Pemrasaran bertugas menjelaskan isi permasalahan yang telah dipersiapkan sebelumnya
dalam bentuk makalah
-Pembanding bertugas menyampaikan makalah bandingannya yang berisi tanggapan atau
pernyataan terhadap apa yang disampaikan oleh pemrasaran sebelumnya
-Partisipan bertugas mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, bukan sebatas pendengar belaka,
melainkan bisa juga memberikan tanggapan, pertanyaan, dan lain-lain
-Dosen pemibimbing biasanya ada kalau seminar diadakan di sekolah. Tugasnya, memberi
saran dan arahan kepada pemrasaran serta meluruskan pembicaraan yang menyimpang dari
tujuan semula.
Secara umum seminar dilaksanakan dengan tahap berikut:
1) Moderator membuka kegiatan dan mengarahkan;
2) Pemrasaran menyampaikan makalahnya;
3) Pembanding menyampaikan makalah atau tanggapannnya;
4) Pemrasaran menaggapi balik pernyataan pembanding atau menjawab pertanyaan;
5) Partisipan menyampaian gagasannya, misalnya pertanyaan, tanggapan;
6) Pemrasaran atau pembanding menyampaikan jawaban atau tanggapan;
7) Guru pembimbing diberi kesempatan untuk menanggapi;
8) Moderator menarik kesimpulan dan menutup diskusi. Sebelumnya moderator
mengemukakan perumusan hasil seminar secara keseluruhan.
6. Konferensi
Konferensi merupakan bentuk pertemuan dari kedua pihak untuk membahas atau
merindingkan masalah yang dihadapi bersama. Secara longgar, konferensi juga diartikan
dengan pertemuan anggota-anggota dari dua cabang perwakilan untuk menyesuaikan

13

perbedaan dalam langkah dan kebijakan mereka. Konferensi merupakan pembicaraan, rapat,
atau pemusyawarahan antara wakil-wakil berbagai negara untuk, membahas kepentingan
bersama.
Kegiatan ini mengacu ke pengambilan tindakan sehingga menghasilkan suatu
keputusan untuk ditindaklanjuti. Sebuah perusahaan besar bisa melakukan seperti ini dan
biasanya diadakan setelah munculnya masalah yang lanyak dan perlu untuk segera dicari
solusinya. Keputusan diambil tentu merupakan keputusan terbaik.
7. Kongres
Kongres merupakan pertemuan formal antara delegasi-delegasi atau wakil-wakil
organisasi politik, sosial, atau profesi untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan
mengenai suatu masalah bersama. Kongres merupakan rapat besar yang pesertanya ratusan,
ribuan, bahkan jutaan. Karena itu, kongres biasanya dilakukan oleh sebuah organisasi.
Kongres sering diistilahkan lain menjadi muktamar untuk suatu partai, biasanya lima tahun
sekali untuk menentukan garis besar kebijakan yang akan dilakukan dalam satu kurun waktu
demi menghadapi kompetitor atau persaingan yang ada.
8. Simposium
Simposium adalah suatu pertemuan formal dengan beberapa ahli menyajikan pidato
atau prasaran singkat mengenai sebuah topik denghan aspek yang berbeda-beda, atau topik
yang bertalian di hadapan sebuah sidang hadirin. Semua prasaran dibahas oleh hadirin
dipandu oleh seorang pemimpin atau moderator. Simposium merupakan bentuk diskusi yang
diawali serangkaian pidato pendek oleh dua atau empat orang pakar. Mereka memang
diundang untuk menyampaiakan pandangan-pandangan tentang masalah yang dibicarakan.
Seorang moderator mengatur kelancaran jalannya diskusi. Setelah pembicara selesai
menyampaikan pendapatnya, moderator mempersilakan peserta untuk memberikan tanggapan
atau pertanyaan yang kemudian ditanggapi atau dijawab oleh pembicara.
Bentuk diskusi ini dapat dipakai pada kelompok besar atau kecil serta dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi yang relatif banyak dalam waktu relatif singkat
serta dapat disoroti hasilnya. Pergantian pembicara menambah variasi pembicaraan yang

14

justrui menjadikan kegiatan ini menarik. Oleh karena itu, perlu perencanaan yang matang
agar membawa hasil yang baik.
Di sisi lain bentuk diskusi ini bersifdat kurang spontan dan tak memancing kreativitas.
Interaksi kelompok-kelompok yang hadir kurang berkembang. Perhatian hanya ditekankan
pada pokok pembicaraan serta suasana agak bersifat formal, sementara kepribadian
pembicara dapat mengarahkan isi kegiatan secara kurang tepat. Waktu berlangsungnya
kegiatan diskusi ini sulit dikendalikan, kecuali moderator pandai membaca arah pembicaraan
narasumber serta disiplin dengan penguran waktunya.
9. Debat
Bentuk kegiatan berbicara ini sebenarnya sudah di luar hakiki kegiatan diskusi ilmiah.
Kegiatan ini mempertemukan dua pihak pembicara yang pro dan kontra tentang suatu topik.
Prasaran atau pendapat yang diajukan oleh tiap pihak dapat ditikuti dengan suatu tangkisan
atau tidak. Anggota kelompok dan hadirin dapat juga mengajukan pertanyaan kepada peserta
atau pihak pembicara.
Debat berarti berbicara kepada lawan bicara untuk beradu pendapat, prinsip, argumen,
konsep, atau yang lain dengan tujuan untuk memenagkan pendapat sendiri.. Secara sederhana
debat dapat diartikan tukar pikiran tantang suatu masalah dengan saling memberi alasan yang
diutamakan. Inti debat adalah memenangkan pendapat sendiri. Dalam pelaksanaannya dapat
dilakukan satu demi satu tetapi dapat juga kelompok demi kelompok, bergantung pada
kebutuhan dan kondisi lingkungan. Posisi tempat duduk sangat variatif, dan dapat
menggunakan moderator atau tanpa moderator.
Kegiatan ini mempertajam hasil yang akan dicapai sebab suatu masalah akan terlihat
dari dua segi sekaligus. Karena itu, kegiatan ini membangkitkan keberanian analisis yang
kritis dari setiap pihak. Tekinik ini membangkitkan daya tarik serta mempertahankan daya
tarik dan perhatian para hadirin. Paling cocok metode ini dipakai untuk kelompok
besar.Hanya saja, kadang selisih pendapat bisa tak terkenadli di luar penalaran logis ilmiah
yang cenderung emosional subjektif. Hal itu sering mengakibatkan kesan negatif tentang
debat tersebut serta narasumbernya. Konsekuensi lanjutannya, mereka menjadi tak tertarik
mengikuti kegiatan debat serta tak mau berpartisipasi. Oleh sebab itu, untuk menjaga kesan

15

positif dan objektif tentang kegiatan tersebut diperlukan seorang moderator yang amat bijak
dan pandai membaca keadaan pembicaraan.
b) Unsur Pokok Diskusi
a. Dilakukan oleh dua orang atau lebih (kelompok);
b. Ada masalah yang menjadi pokok pembicaraan;
c. Ada tujuan yang hendak dicapai, terutama demi kemajuan ilmu dan pengetahuan
d. Tempatnya sudah ditentukan;
e. Waktunya sudah dibatasi;
f. Pihak-pihak yang telibat juga sudah jelas kedudukan dan fungsinya.
c) Manfaat Diskusi bagi Peserta
a. Peserta dapat memahami suatu masalah, mengetahui latar belakang masalah atau sebabsebab dan menemukan jalan keluar atau solusi masalah yang sulit;
b. Peserta dapat menentukan suatu kesepakatan untuk melakukan tindakan, kegiatan,
pekerjaan, dan bersikap tertentu;
c. Peserta dapat menganalisis bersama suatu masalah dan mencari alternatif-alternatif
gagasan, rencana kebijakan, tindakan atau keputusan yang tepat;
d. Peserta dapat memperoleh informasi, ide atau gagasan dari peserta lain, dapat belajar dari
peserta lain tentang pengalaman, cara berpikir, cara bersikap, cara mengambil keputusan atau
kesimpulan, dan lain-lain;
e. Peserta dapat saling mengamati, saling menilai, saling belajar, saling menghargai;
f. Peserta dapat belajar mengemukakan pendapat dan berlatih menanggapai pendapat orang
lain;
g. Peserta dapat belajar berorganisasi baik sebagai angota maupun staf pimpinan.
2.4 Penerapan Diskusi dalam Komunikasi yang Efektif
Berikut ini adalah beberapa penerapan diskusi dalam komunikasi yang efektif adalah:
1) Perangkat diskusi
Agar diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka perlu ditetapkan perangkat
diskusi :

16

-Pembicara: orang yang ditugasi menghantarkan permasalahan yang

akan

dibahas dalam diskusi,
-Moderator: orang yang ditugasimengatur lalulintas pembicaraan gar
pembicaraan berlangsung teratur,
-Notulen: orang yang bertugas mencatat pertanyaan atau usulan yang
disampaikan pesertadiskusi.
2) Memberikan argumenyang ligos dalam berpendapat
Dalam mencari pemecahan masalah dilakukan dengan meramu berbagai
pandangan atau pendapat dari peserta diskusi. Berikanlah pendapat untuk
sebuah mengatasi masalah dengan memberikan alasan yang dapat diterima
akal oleh semua pihak. Hindarkanlah pemaksaan kepada peserta lain untuk
menerima pendapat yang kalian sampaikan.

3) Tidak ada pemenang dalam diskusi
Akhir dari sebuah diskusi bukanlah siapa yang menang dan siapa yang kalah,
melainkan hasilnya berupa sebuah simpulan untuk mengatasi sebuah
permasalahan yang didiskusikan.

17

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Efektifitas sebuah proses komunikasi tergantung pada komponen yang terkait.
Semakin baik komponen, gangguan-gangguan akan tereduksi. Feedback dan respon
akan lebih mudah dibangkitkan. Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan
satu bentuk komunikasi yang terjalin antara komunikator dalam hal ini pengajar yang
menyalurkan pesan berupa materi pengajaran kepada komunikan yaitu pelajar melalui
media lisan atau dengan bantuan teknologi komunikasi lain, sebagai akibatnya
mahasiwa tahu materi yang disampaikan dan melaksanakannya dan inilah tujuan
utama dari proses belajar mengajar. Kemampuan/keterampilan dosen dalam
melakukan kegiatan komunikasi akan mempengaruhi proses yang akhirnya berujung
pada hasil. Bukan berarti mahasiswa yang cerdas disebabkan oleh kemampuan dosen
dalam melakukan komunikasi. Setidaknya mahasiswa yang kurang pandai mampu
menelah pesan/gagasan yang ditransfer dalam proses komunikasi yang baik oleh
seorang dosen yang terampil.
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan mahasiswa
pada suatu permasalahan. Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan

18

oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana
para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu
keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan.

3.2 Saran
Sebaiknya tugas ini tidak hanya digunakan dalam bentuk tulisan saja, namun
dalam penerapannya juga harus di lakukan langsung di dalam kelas. Supaya
mahasiswa dapat menambah wawasannya dalam berkomunikasiyang efektif terutama
dalam berdiskusi.

Daftar Pustaka
Marsudi, Demas dkk. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Surakarta : Depertemen Pendidikan
Nasional.
Sunarji. 1994. Mahir Berbahasa Indonesia 1A. Jakarta : PT.Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Subroto dkk. 1994. Mahir Berbahasa Indonesia 1C. Jakarta : Erlangga.

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Kesesuaian konsep islam dalam praktik kerjasama bagi hasil petani desa Tenggulun Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Jawa Timur

0 86 111

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84