PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR.

(1)

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI

KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR

(Studi Deskriptif Pada Program PKM Tahun 2013 S.D 2014 Di UPTD SKB Kab.Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Luar Sekolah

.

oleh:

DANI KURNIAWAN (1104703)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2015


(2)

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI

KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR

(Study DeskriptifPada Program PKM Tahun 2013 S.D 2014 Di UPTD SKB Kab.Tasikmalaya)

Oleh.

DANI KURNIAWAN (1104703)

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Luar Sekolah

© DaniKurniawan2015 UniversitasPendidikan Indonesia

Oktokber 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DANI KURNIAWAN 1104703

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI

KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR

Disetujui dan disahkan oleh :

PembimbingII

Dr. Joni Rahmat Pramudia, M.Si NIP.19710614 199803 1 002

Mengetahui,

KetuaDepartemen Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003

PembimbingI

Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak. M.Pd NIP. 19490227 197703 1 002


(4)

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

DANI KURNIAWAN (1104703) PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR (Study Deskriptif Pada Program PKM Tahun 2013 S.D 2014 Di UPTD SKB Kabupaten Tasikmalaya)

Kegiatan pelatihan tata kecantikan rambut ini menuntut peserta memiliki suatu keahlian. Keikutsertaan peserta muncul karena minat dan kebutuhan peserta mengikuti kegiatan memotong rambut ini yang menganggap kegiatan memotong rambut ini adalah solusi bagi masalah yang dihadapinya. Salah satu aspek dapat berjalannya kegiatan pelatihan tata kecantikan rambut ini adalah keikutsertaan peserta secara langsung dalam kegiatan Tata Kecantikan Rambut. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai proses pembelajaran program PKM bidang tata rias kecantikan rambut bagi kemandirian berwirausaha warga belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Proses pembelajaran yang diselenggarakan selama pelaksanaan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya; 2) Hasil yang diperoleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya; 3) Dampak yang diperoleh oleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya. Responden penelitian ini adalah pengelola 1 orang, tutor 2 orang dan peserta 4 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik penelitian kualitatif. Alat pengumpul data penelitian menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan konsep-konsep yaitu : 1) Konsep Kemandirian, 2) Konsep Kewirausahaan, 3) Konsep Pembelajaran, 4) Konsep PKM, 5) Konsep Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), dan 6) Konsep Kurikulum Tata Rias Kecantikan Rambut.

Hasil penelitian ini ditemukan yaitu: 1) Proses pembelajaran yang diselenggarakan selama pelaksanaan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya ada beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi ; 2) Hasil yang diperoleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya bahwa terdapat hasil kognitif berupa pemahaman dan pengetahuan peserta mengenai memotong rambut, aspek afektif berupa sikap peserta terhadap kegiatan pelatihan tata kecantikan rambut seperti komunikasi yang baik, rasa percaya diri dan motivasi, kemudian aspek psikomotor berupa gerak tubuh atau peserta mempraktekan langsung proses memotong rambut. 3) Dampak yang diperoleh oleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya yaitu dapat dilihat dari peningkatan taraf hidup (ekonomi) dan peningkatan sosial.

Kata Kunci : Pembelajaran, Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat bidang Tata Rias Kecantikan


(5)

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

DANI KURNIAWAN (1104703) LEARNING PROCESS FIELD PROGRAM PKM RIAS HAIR PROCEDURES FOR INDEPENDENCE entrepreneurship PEOPLE LEARN (Descriptive Study On PKM Program Year 2013 SD 2014 In Tasikmalaya Regency UPTD SKB) Hairstyling training activity requires participants to have an expertise. participation of participants appears as interests and needs of participants in the activities of this hair cut hair cutting activity that considers this is the solution for the problems that it faces. One aspect may be the passage of the training activities hairstyling participant is participating directly in the activities Hairstyling. The issues discussed in this study is about the learning process pkm field of cosmetology program hairstyling for residents to learn entrepreneurial independence. The aim of this study was to describe: 1) The learning process held during the implementation of the program PKM field Hairstyling year 2013/2014 in UPTD SKB district. Tasikmalaya; 2) The results obtained trainees after attending the training program PKM field Hairstyling year 2013/2014 in UPTD SKB district. Tasikmalaya; 3) Impact acquired by trainees after attending the training program PKM field Hairstyling year 2013/2014 in UPTD SKB district. Tasikmalaya. Respondents of this research is the manager of one person, two people and Participants Tutor 4 people. The method used in this research is descriptive method with qualitative research techniques. Research data collection tool uses observation, interview, and documentation. This study uses the concepts, namely: 1) The concept of self-reliance, 2) The concept of entrepreneurship, 3) The concept of learning, 4) The concept of PKM, 5) The concept of SKNNI, and 6) The Concept curriculum.

Results of this study found that: 1) The learning process held during the implementation of the program PKM field Hairstyling year 2013/2014 in UPTD SKB district. Tasikmalaya there are several stages: planning, implementation, and evaluation; 2) The results obtained trainees after attending the training program PKM field Hairstyling year 2013/2014 in UPTD SKB district. Tasikmalaya that there are cognitive outcomes is understanding the participants' knowledge about cutting hair, affective aspects such as the attitude of participants towards the training activities hairstyling such as good communication, confidence and motivation, and psychomotor aspects such as gestures or participants to practice the process of cutting hair. 3) Impact acquired by trainees after attending the training program PKM field Hairstyling year 2013/2014 in UPTD SKB district. Tasikmalaya which can be seen from the increase in the standard of living (the economy) and social improvement.

Keywords : The concept of self-reliance, The concept of entrepreneurship, The concept of learning, The concept of PKM, The concept of SKNNI, The Concept curriculum


(6)

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pembelajaran merupakan sebuah proses atau cara yang menjadikan manusia untuk mau belajar, yang didalamnya terjadi suatu interaksi antara pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar. Pembelajaran adalah suatu cara memberikan ilmu pengetahuan untuk peserta didik yang kurang berkembang dan serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Dalam dunia pendidikan terdapat proses pembelajaran yang dituntut untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan kemajuan teknologi dan budaya yang berkembang dalam masyarakat karena pendidikan merupakan upaya untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Secara spesifik tujuan Pembangunan Nasional pada sektor pendidikan dinyatakan dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pendidikan dalam makna yang umum dapat diartikan sebagai komunikasi terorganisir dan berkelanjutan yang disusun untuk menumbuhkan kegiatan belajar. Dari batasan tersebut maka jelaslah bahwa pendidikan bukanlah satu-satunya kegiatan terorganisir yang dilakukan di sekolah sebagaimana banyak pihak yang beranggapan demikian, akan tetapi dalam makna wajar sebagaimana dijelaskan oleh Sudjana (2004, hlm.3) bahwa “Pendidikan mencakup semua komunikasi yang terorganisir dan berkelanjutan yang diselenggarakan dalam kehidupan nyata di masyarakat, lingkungan keluarga, lembaga-lembaga, dunia kerja dan lingkungan kehidupan lainnya”.

Oleh karena itu pendidikan merupakan proses untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Sehingga peserta didik memiliki akhlak


(7)

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional memiliki tiga subsistem pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal yaitu pendidikan yang di selenggarakan di sekolah sedangkan pendidikan nonformal dan pendidikan informal berada dalam cakupan pendidikan luar sekolah. Oleh karena itu pemerintah sangat berperan dalam peningkatan pendidikan melalui pendidikan non formal. Seperti dijelaskan dalam definisi dan fungsi dari pendidikan nonformal sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang RI Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 yaitu :

“Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara teratur dan berjenjang. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta mengembangkan kepribadian professional”.

Pendidikan non formal sangat erat kaitannya dengan pelayanan pendidikan terhadap masyarakat yang tidak terlayani oleh pendidikan formal atau pendidikan persekolahan. Dalam mengantisipasi rendahnya pendidikan formal dari masyarakat, maka pendidikan non formal diarahkan pada penguasaan keterampilan bagi warga belajarnya. Melalui satuan pendidikan non formal yaitu Kursus yang dibina Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen PAUDNI, Depdiknas RI pada tahun 2006 meluncurkan program Kursus Wirausaha Desa (KWD) yang penyelenggaraannya diserahkan kepada lembaga-lembaga kursus yang ada di lingkup daerah Tingkat II Kabupaten serta program KWK (Kursus Wirausaha Kota) yang pelaksanannya diselenggarakan kepada lembaga kursus yang ada diwilayah perkotaan. Pada tahun 2010 meluncurkan program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM), Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) yang penyelenggaraanya diserahkan kepada lembaga-lembaga kursus yang ada di lingkup daerah Kabupaten/Kota termasuk Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Program ini merupakan implementasi amanat Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 5 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa :


(8)

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembang-kan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu kursus dan pelatihan bukan sekedar memberikan keterampilan untuk mencari pekerjaan tetapi diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja”. Untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui Pendidikan Anak Usia Dini, Non formal, dan Informal (PAUDNI) yang salah satunya adalah program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) bidang kursus. Melalui program kursus diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuannya dan menjadi tenaga kerja yang siap pakai atau bisa usaha mandiri (Berwirausaha). Kursus merupakan salah satu dari sekian banyak satuan PAUDNI yang hingga saat ini masih dianggap sebagai suatu wadah yang ampuh dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan warga masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Roni Artasasmita (1985, hlm.9) bahwa “ Pendidikan non-formal melalui jalur kursus dan latihan dapat dijadikan salah satu senjata ampuh untuk memerangi kemiskinan yang melanda masyarakat pedesaan di negara-negara yang sedang berkembang “.

Berbicara mengenai kursus sebagai satuan dari pendidikan non-formal telah tercantum dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 5, berbunyi:

“Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.

Menurut (Juknis PKM, 2013,Hlm.4) kursus artinya adalah pembekalan pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup yang diselenggarakan pada kursus dan pelatihan (pendidikan nonformal) selain untuk mengembangkan diri, melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan pengembangan profesi, juga untuk membantu peserta didik dapat berwirausaha atau membuka usaha mandiri di setiap unit usaha. Selanjutnya menurut Roni Artasasmita (1985,Hlm.10) mendefinisikan bahwa “Kursus” adalah sebagai suatu kegiatan pendidikan yang berlangsung dalam masyarkat yang dilakukan dengan sengaja, terorganisir dan sistematik untuk memberikan suatu mata pelajaran atau rangkaian pelajaran tertentu kepada orang dewasa atau dalam waktu yang relatif singkat, agar mereka


(9)

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan dirinya dan masyarakatnya”. Sedangkan menurut (Juknis PKM,

2013,Hlm.2) pengertian ”Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) adalah program pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP), atau satuan PNF lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat”.

Dari pengertian di atas, maka kursus dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pendidikan yang berlangsung di masyarakat yang dilakukan dengan sengaja, terorganisir dan sistematis untuk memberikan suatu rangkaian pelajaran tertentu kepada sasaran didik (warga belajar) dalam waktu yang relatif singkat, agar mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi tenaga kerja yang siap pakai atau bisa usaha mandiri. Adapun bentuk nyata dari penyelenggaraan kursus adalah kursus keterampilan tata kecantikan rambut di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Tasikmalaya yang diperuntukan bagi semua masyarakat termasuk generasi muda yang mau dan berkeinginan untuk membekali dirinya dengan keterampilan fungsional tersebut sebagai bekal kemandirian untuk berwirausaha, karena seorang yang memiliki jiwa wirausaha selalu menciptakan peluang yang dapat mengembangkan diri dalam lingkungannya. Penciptaan peluang tersebut tumbuh dan berkembang dari sifat dan kepribadian setiap individu. Akan tetapi berdasarkan hasil studi pendahuluan penulis beranggapan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran hanya terfokus kepada pelatihan PKM bidang kursus tata kecantikan rambut dan tidak adanya tindak lanjut yang dilakukan kepada warga belajar tentang pengetahuan berwirausaha sehingga masih banyaknya peserta didik yang merasa kebingungan hal itu bukan kepada keterampilan akan tetapi lebih kepada mengaplikasikan keterampilan berwirausaha. Dapat dikatakan bahwa 60% peserta pelatihan dari 20 orang peserta pelatihan masih belum sepenuhnya dapat menyerap semua proses pembelajaran yang diajarkan oleh pamong, sehingga peserta pelatihan merasa belum percaya diri terhadap keterampilan yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan. Hal itu membuat peserta


(10)

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelatihan bidang kursus tata kecantikan rambut tahun 2013/2014 belum menerapkan hasil belajar bagi kemandirian untuk berwirausaha.

Terkait hal di atas penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang memanfaatkan hasil belajar pada kursus tata kecantikan rambut bagi kemandirian lulusan program PKM SKB Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013/2014 untuk berwirausaha, dan diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya, sehingga mereka dapat membuka lapangan kerja atau usaha mandiri yang dituangkan dalam judul Skripsi, yaitu “Proses Pembelajaran Program PKM Bidang Tata Kecantikan Rambut Bagi Kemandirian Berwirausaha Warga Belajar (Study Deskriptif Pada Program PKM Tahun 2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya)”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, terdapat beberapa masalah yang telah teridentifikasi, diantaranya :

1. Pelaksanaan pembelajaran hanya terfokus kepada pelatihan PKM bidang kursus tata kecantikan rambut dan tidak adanya tindak lanjut yang dilakukan kepada warga belajar tentang pengetahuan berwirausaha.

2. 60% peserta pelatihan dari 20 orang peserta pelatihan masih belum sepenuhnya dapat menyerap semua proses pembelajaran yang diajarkan oleh pamong sehingga peserta pelatihan merasa belum percaya diri terhadap keterampilan yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan.

3. Lebih dari setengah lulusan (60%) Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) dari 20 orang peserta pelatihan bidang kursus tata kecantikan rambut tahun 2013/2014 belum menerapkan hasil belajar bagi kemandirian untuk berwirausaha.

4. Masih banyak warga belajar yang merasa ragu setelah mengikuti pelatihan, hal itu bukan kepada keterampilan akan tetapi lebih kepada mengaplikasikan keterampilan berwirausaha.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : “Proses Pembelajaran Program Pkm Bidang Tata Rias Kecantikan Rambut Dalam Meningkatkan


(11)

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemandirian Berwirausaha Bagi Warga Belajar Di UPTD SKB Kabupaten Tasimalaya”. Dari rumusan masalah tersebut, maka timbul beberapa pertanyaan penelitian yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran yang diselenggarakan selama pelaksanaan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya ?

2. Apa hasil yang diperoleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya ?

3. Bagaimana dampak yang diperoleh oleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya ?

D.Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1.Untuk mengetahui proses pembelajaran yang diselenggarakan selama pelaksanaan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya.

2.Untuk mengetahui hasil yang diperoleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya.

3.Untuk mengetahui dampak yang diperoleh oleh peserta pelatihihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya.

E.Manfaat

1. Praktisi

Peneliti dapat memberikan gambaran mengenai Proses Pembelajaran Program Pkm Bidang Tata Rias Kecantikan Rambut Dalam Meningkatkan Kemandirian Berwirausaha Bagi Warga Belajar Di UPTD SKB Kabupaten Tasimalaya. Bagi Tutor / fasilitator : Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada program PKM bidang kursus tata kecantikan rambut bagi kemandirian para lulusan untuk berwirausaha di UPTD


(12)

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SKB Kabupaten Tasikmalaya. Bagi para lulusan program PKM penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan tata kecantikan rambut bagi kemandirian para lulusan setelah mengikuti program pembelajaran. Sebagai bahan masukan bagi praktisi penyelenggara program PAUDNI bagi masyarakat khususnya program PKM bidang kursus tata kecantikan rambut.

2. Teoritis

Penelitian ini bermanfaat secara teoretis, diharapkan bermanfaat bagi pengembangan teori ilmu pendidikan tentang masalah yang berkaitan dengan dampak hasil belajar program pembelajaran tata kecantikan bagi kemandirian warga belajar Berwirausaha di UPTD SKB Kabupaten Tasikmalaya.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut ini adalah rencana peneliti membagi-bagi pembahasan dalam beberapa bagian, pembagian bahasan berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm.23). Bagian pembahasan ini yang terdiri dari :

BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur organisasi Skripsi.

BAB II Landasan Teori terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori pendukung penelitian ini, diantaranya adalah konsep Kemandirian, Konsep Kewirausahaan, Konsep Pembelajaran, dan Konsep PKM, SKKNI, Kurikulum Nasional.

BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari Desain penelitian, Partisipan, Pengumpulan Data, Analisis Data, Isu Etik.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas Kondisi Objektif Lokasi dan Subjek Penelitian, Pengolahan Analisis Data, dan Pembahasan Analisis Temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saran yang terdiri dari hasil simpulan yang didapat dari penelitian dan saran yang dapat digunakan oleh para peneliti lain.


(13)

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Alma, B. (2013). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan - Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinerka Cipta

Hamalik, O. (2000). Managemen Pelatihan Ketenagakerjaan pendekatan Terpadu.

Jakarta : Budi Aksara

Megaton, Tarmizi. (2007). BahanDasar untuk Pelayanan Konseling, Jilid 2. Jakarta. PT Grasindo.

Sagir, Suharsono. (2000). Membangun Manusia Karya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Soemato, Wasty (1992). Sekecup ide Pendidikanan Wiraswasta. Jakarta; Gunungjati Sudjana,D.(2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remaja Sudjana,D. (2005). Strategi pembelajaran. Bandung: Fallah

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Fallah Rosdakarya Sudjana,D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah . Bandung: Fallah

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suryana. ( 2004) . Kewirausahaan. Bandung: Salemba Empat

Trisnamansyah, S. (1986). Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan Luar Sekolah).

Bandung: FIP-IKIP Bandung.

Sumber Lain :

Artasasmita, Roni. (1985). Pedoman Merancang Sistem Kursus dan Latihan, Jurusan PLS FIP IKIP Bandung

Kemendikbud, Dirjen PAUDNI, Direktorat Kursus dan Pelatihan, (2013) Juknis PKM, Jakarta

Maman, Suryana. (2006). Minat berwirausaha pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro. Skripsi: FT-UNS


(14)

2

Dani Kurniawan, 2015

PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BIDANG TATA RIAS KECANTIKAN RAMBUT BAGI KEMANDIRIAN BERWIRAUSAHA WARGA BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mada University.

Roni Ramdani, (2011), Pengruh Prestasi Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Teknik Permesinanan. Skripsi FPTK-UPI

Suryana, (2012). Kurikulum Tata kecantikan Rambut. Kurikulum. Tasik

Tuloli, Jassin H. (1991). Transformasi Potensi Generasi Muda Menuju Insan Mandiri. Disertasi Doktor PPS IKIP BANDUNG: tidak diterbitkan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional . Jakarta Cipta Jaya

Sumber Internet :

Jadhie. 2011. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). [online]. Tersedia : http://jadhie.blogspot.co.id/2011/12/standar-kompetensi-kerja-nasional.html . (diakses 26 Oktober 2015)

Iskandar, Muhaimin._____ . Pedoman PenyelenggaraanSistem Pelatihan Kerja Nasional Di Daerah . [online]. Tersedia:


(1)

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan dirinya dan masyarakatnya”. Sedangkan menurut (Juknis PKM, 2013,Hlm.2) pengertian ”Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) adalah program pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP), atau satuan PNF lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat”.

Dari pengertian di atas, maka kursus dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pendidikan yang berlangsung di masyarakat yang dilakukan dengan sengaja, terorganisir dan sistematis untuk memberikan suatu rangkaian pelajaran tertentu kepada sasaran didik (warga belajar) dalam waktu yang relatif singkat, agar mereka memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi tenaga kerja yang siap pakai atau bisa usaha mandiri. Adapun bentuk nyata dari penyelenggaraan kursus adalah kursus keterampilan tata kecantikan rambut di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kabupaten Tasikmalaya yang diperuntukan bagi semua masyarakat termasuk generasi muda yang mau dan berkeinginan untuk membekali dirinya dengan keterampilan fungsional tersebut sebagai bekal kemandirian untuk berwirausaha, karena seorang yang memiliki jiwa wirausaha selalu menciptakan peluang yang dapat mengembangkan diri dalam lingkungannya. Penciptaan peluang tersebut tumbuh dan berkembang dari sifat dan kepribadian setiap individu. Akan tetapi berdasarkan hasil studi pendahuluan penulis beranggapan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran hanya terfokus kepada pelatihan PKM bidang kursus tata kecantikan rambut dan tidak adanya tindak lanjut yang dilakukan kepada warga belajar tentang pengetahuan berwirausaha sehingga masih banyaknya peserta didik yang merasa kebingungan hal itu bukan kepada keterampilan akan tetapi lebih kepada mengaplikasikan keterampilan berwirausaha. Dapat dikatakan bahwa 60% peserta pelatihan dari 20 orang peserta pelatihan masih belum sepenuhnya dapat menyerap semua proses pembelajaran yang diajarkan oleh pamong, sehingga peserta pelatihan merasa belum percaya diri terhadap keterampilan yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan. Hal itu membuat peserta


(2)

pelatihan bidang kursus tata kecantikan rambut tahun 2013/2014 belum menerapkan hasil belajar bagi kemandirian untuk berwirausaha.

Terkait hal di atas penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang memanfaatkan hasil belajar pada kursus tata kecantikan rambut bagi kemandirian lulusan program PKM SKB Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013/2014 untuk berwirausaha, dan diharapkan dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya, sehingga mereka dapat membuka lapangan kerja atau usaha mandiri yang dituangkan dalam judul

Skripsi, yaitu “Proses Pembelajaran Program PKM Bidang Tata Kecantikan

Rambut Bagi Kemandirian Berwirausaha Warga Belajar (Study Deskriptif

Pada Program PKM Tahun 2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya)”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, terdapat beberapa masalah yang telah teridentifikasi, diantaranya :

1. Pelaksanaan pembelajaran hanya terfokus kepada pelatihan PKM bidang kursus tata kecantikan rambut dan tidak adanya tindak lanjut yang dilakukan kepada warga belajar tentang pengetahuan berwirausaha.

2. 60% peserta pelatihan dari 20 orang peserta pelatihan masih belum sepenuhnya dapat menyerap semua proses pembelajaran yang diajarkan oleh pamong sehingga peserta pelatihan merasa belum percaya diri terhadap keterampilan yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan.

3. Lebih dari setengah lulusan (60%) Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) dari 20 orang peserta pelatihan bidang kursus tata kecantikan rambut tahun 2013/2014 belum menerapkan hasil belajar bagi kemandirian untuk berwirausaha.

4. Masih banyak warga belajar yang merasa ragu setelah mengikuti pelatihan, hal itu bukan kepada keterampilan akan tetapi lebih kepada mengaplikasikan keterampilan berwirausaha.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai berikut : “Proses Pembelajaran Program Pkm Bidang Tata Rias Kecantikan Rambut Dalam Meningkatkan


(3)

Kemandirian Berwirausaha Bagi Warga Belajar Di UPTD SKB Kabupaten Tasimalaya”. Dari rumusan masalah tersebut, maka timbul beberapa pertanyaan penelitian yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran yang diselenggarakan selama pelaksanaan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya ?

2. Apa hasil yang diperoleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya ?

3. Bagaimana dampak yang diperoleh oleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya ?

D.Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1.Untuk mengetahui proses pembelajaran yang diselenggarakan selama

pelaksanaan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya.

2.Untuk mengetahui hasil yang diperoleh peserta pelatihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya.

3.Untuk mengetahui dampak yang diperoleh oleh peserta pelatihihan setelah mengikuti kegiatan pelatihan program PKM bidang Tata Kecantikan Rambut tahun 2013/2014 di UPTD SKB Kab. Tasikmalaya.

E.Manfaat

1. Praktisi

Peneliti dapat memberikan gambaran mengenai Proses Pembelajaran Program Pkm Bidang Tata Rias Kecantikan Rambut Dalam Meningkatkan Kemandirian Berwirausaha Bagi Warga Belajar Di UPTD SKB Kabupaten Tasimalaya. Bagi Tutor / fasilitator : Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada program PKM bidang kursus tata kecantikan rambut bagi kemandirian para lulusan untuk berwirausaha di UPTD


(4)

SKB Kabupaten Tasikmalaya. Bagi para lulusan program PKM penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan tata kecantikan rambut bagi kemandirian para lulusan setelah mengikuti program pembelajaran. Sebagai bahan masukan bagi praktisi penyelenggara program PAUDNI bagi masyarakat khususnya program PKM bidang kursus tata kecantikan rambut.

2. Teoritis

Penelitian ini bermanfaat secara teoretis, diharapkan bermanfaat bagi pengembangan teori ilmu pendidikan tentang masalah yang berkaitan dengan dampak hasil belajar program pembelajaran tata kecantikan bagi kemandirian warga belajar Berwirausaha di UPTD SKB Kabupaten Tasikmalaya.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut ini adalah rencana peneliti membagi-bagi pembahasan dalam beberapa bagian, pembagian bahasan berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm.23). Bagian pembahasan ini yang terdiri dari :

BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Rumusan

Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur organisasi Skripsi.

BAB II Landasan Teori terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori

pendukung penelitian ini, diantaranya adalah konsep Kemandirian, Konsep Kewirausahaan, Konsep Pembelajaran, dan Konsep PKM, SKKNI, Kurikulum Nasional.

BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari Desain penelitian, Partisipan, Pengumpulan Data, Analisis Data, Isu Etik.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas Kondisi Objektif Lokasi dan Subjek Penelitian, Pengolahan Analisis Data, dan Pembahasan Analisis Temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saran yang terdiri dari hasil simpulan yang didapat dari penelitian dan saran yang dapat digunakan oleh para peneliti lain.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Alma, B. (2013). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Arifin, Zainal. (2012). Penelitian Pendidikan - Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rinerka Cipta

Hamalik, O. (2000). Managemen Pelatihan Ketenagakerjaan pendekatan Terpadu.

Jakarta : Budi Aksara

Megaton, Tarmizi. (2007). BahanDasar untuk Pelayanan Konseling, Jilid 2. Jakarta. PT Grasindo.

Sagir, Suharsono. (2000). Membangun Manusia Karya. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Soemato, Wasty (1992). Sekecup ide Pendidikanan Wiraswasta. Jakarta; Gunungjati Sudjana,D.(2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT Remaja Sudjana,D. (2005). Strategi pembelajaran. Bandung: Fallah

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Fallah Rosdakarya

Sudjana,D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah . Bandung: Fallah

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suryana. ( 2004) . Kewirausahaan. Bandung: Salemba Empat

Trisnamansyah, S. (1986). Pendidikan Kemasyarakatan (Pendidikan Luar Sekolah).

Bandung: FIP-IKIP Bandung.

Sumber Lain :

Artasasmita, Roni. (1985). Pedoman Merancang Sistem Kursus dan Latihan, Jurusan PLS FIP IKIP Bandung

Kemendikbud, Dirjen PAUDNI, Direktorat Kursus dan Pelatihan, (2013) Juknis PKM, Jakarta

Maman, Suryana. (2006). Minat berwirausaha pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektro. Skripsi: FT-UNS


(6)

2

Mada University.

Roni Ramdani, (2011), Pengruh Prestasi Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Teknik Permesinanan. Skripsi FPTK-UPI

Suryana, (2012). Kurikulum Tata kecantikan Rambut. Kurikulum. Tasik

Tuloli, Jassin H. (1991). Transformasi Potensi Generasi Muda Menuju Insan Mandiri. Disertasi Doktor PPS IKIP BANDUNG: tidak diterbitkan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional . Jakarta Cipta Jaya

Sumber Internet :

Jadhie. 2011. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). [online]. Tersedia : http://jadhie.blogspot.co.id/2011/12/standar-kompetensi-kerja-nasional.html . (diakses 26 Oktober 2015)

Iskandar, Muhaimin._____ . Pedoman PenyelenggaraanSistem Pelatihan Kerja Nasional Di Daerah . [online]. Tersedia: