UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS.
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN
TRIOKSIDA (WO
3) TERHADAP HISTOPATOLOGI
ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Progam Studi Kimia
Oleh
AJENG WIDI NURFADILAH 1100324
PROGRAM STUDI KIMIA DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN
TRIOKSIDA (WO
3) TERHADAP HISTOPATOLOGI
ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Oleh
Ajeng Widi Nurfadilah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ajeng Widi Nurfadilah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
29 Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis
(3)
i
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
AJENG WIDI NURFADILAH
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN
TRIOKSIDA (WO
3) TERHADAP HISTOPATOLOGI
ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Gun Gun Gumilar., M.Si. NIP. 197906262001121001
Pembimbing II
Heli Siti Halimatul., Ph.D. NIP. 197907302001122002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir, M.Si. NIP. 196611211991031002
(4)
i
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN
HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Saya menyatatakan bahwa skripsi yang berjudul “Uji Toksisitas dan Efek Pemberian Tungsten Trioksida (WO3) Terhadap Histopatologi Organ Hati dan Ginjal Tikus” ini
sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,
Ajeng Widi Nurfadilah NIM. 1100324
(5)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa turunan tungsten dapat dijadikan sebagai obat. Disisi lain, tungsten trioksida (WO3) merupakan salah satu senyawa turunan
tungsten yang belum dimanfaatkan dalam bidang pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas dan histopatologi dari pemberian tungsten trioksida (WO3) terhadap organ hati dan ginjal tikus. Tahapan yang dilakukan yaitu uji toksisitas
yang meliputi uji toksisitas akut dan subakut, pengujian parameter biokimia darah, serta pengamatan mengenai kerusakan pada organ hati dan ginjal tikus jantan galur Sprague dawley. Hasil pengamatan uji toksisitas menunjukkan bahwa WO3 tidak bersifat toksik
yang ditandai dengan nilai LD50 > 5000 mg/kgbb dan peningkatan berat badan selama 14
hari. Hasil uji biokimia darah menunjukkan bahwa kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin berturut-turut sebesar 13,2 mg/dl dan 0,66 mg/dl masih berada dalam rentang normal, sedangkan kadar Alanine Transaminase (ALT) sebesar 102,8 U/L, yang berada diluar rentang normal. Hasil pengamatan terhadap histopatologi organ menunjukkan bahwa terjadi kerusakan pada organ hati dan ginjal dari tikus uji, tetapi masih tergolong kerusakan ringan. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa WO3 termasuk ke dalam zat yang tidak toksik, tetapi dapat menyebabkan kelainan pada
fungsi hati dan kerusakan ringan pada organ hati dan ginjal, jika diberikan dalam jangka waktu yang lama.
(6)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN
HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
iii
ABSTRACT
Some studies showed that derivate of tungsten can used in the medical. Tungsten trioxide (WO3) is
one of tungsten’s derivatives that have never used in the medical. This study aims to investigate the toxicity and histopathology of WO3 administration on rat’s liver and kidney. This study was
conducted through the step of acute and subacute toxicity testing, blood biochemistry testing with observations of liver and kidney damages of Sprague dawley rat. The results of toxicity test show that WO3 is a non toxic compound with LD50 value > 5000 mg/kgbb and increases body weight of rat
for 14 days. In blood biochemistry testing show that blood urea nitrogen (BUN) and creatinine value are13,2 mg/dl and 0,66 mg/dl still in normal range. In contrast, the value of Alanine Transaminase
(ALT) is out of the normal range, that is 102,8 U/L. Observations of of liver and kidney damages show that, there are small defect in rat’s liver and kidney. Based on study, it can be concluded that WO3 is a non toxic compound, but can causing anomaly in liver function and occurs small defect of
liver and kidney, if consumed in long time.
(7)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ...ii
ABSTRACT ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...v
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR GAMBAR ...ix
DAFTAR LAMPIRAN ...x
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1.Latar Belakang ...1
1.2.Rumusan Masalah ...2
1.3.TujuanPenelitian ...2
1.4.Manfaat Penelitian ...3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...4
2.1.Tungsten ...4
2.2.Toksisitas dan Tingkatannya ...5
2.3.Histopatologi Hati ...7
2.4.Histopatologi Ginjal ...9
2.5.Kerusakan Sel...9
2.3.1.Kerusakan Reversible ...9
2.3.2.Kerusakan Irreversible ...10
2.6.Alanine Transaminase (ALT) ...11
2.7.Kreatinin ...12
2.8.Blood Urea Nitrogen (BUN) ...12
BAB III METODE PENELITIAN...14
3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian ...14
3.2.Alat dan Bahan ...14
3.2.1. Alat ...14
3.2.2. Bahan ...14
3.3.Persiapan Hewan Percobaan ...14
3.4.Pegelompokkan Variasi Dosis ...14
3.5.Pembuatan Sediaan Uji ...15
(8)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3.6.1.Uji Toksisitas Akut ...17
3.6.2.Uji Toksisitas Subakut ...17
3.6.3.Uji Histopatologi ...17
3.6.3.1.Pembedahan Hewan Uji ...17
3.6.3.2.Pembuatan Preparat Jaringan ...17
3.6.3.3.Pemeriksaan Parameter Biokimia Darah ...18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...20
4.1.Uji Toksisitas WO3 ...20
4.1.1.Uji Toksisitas Akut ...20
4.1.2.Uji Toksisitas Subakut ...21
4.2.Pemeriksaan Parameter Biokimia Darah ...22
4.2.1.Kadar Alanine Transaminase (ALT) Kelompok Kontrol dan Perlakuan ...22
4.2.2.Kadar Kreatinin Kelompok Kontrol dan Perlakuan ...23
4.2.3.Kadar Blood Urea Nitrogen (BUN) Kelompok Kontrol dan Perlakuan ...24
4.3.Pemeriksaan Histopatologi Organ ...25
4.3.1. Efek Pemberian WO3 Terhadap Histopatologi Organ Hati ...25
4.3.2. Efek Pemberian WO3 Terhadap Histopatologi Organ Ginjal ...27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...30
5.1Kesimpulan ...30
5.2Saran ...30
(9)
viii
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1. Klasifikasi Toksisitas Bahan Kimia ...6
2.2. Klasifikasi Toksisitas Obat dan Makanan ...6
2.3. Efek Toksikan Terhadap Organel Sel Hati ...8
2.4.Fungsi hati dan akibat dari perubahan fungsi ...8
3.1. Kelompok Dosis ...15
3.2. Takaran WO3 dan Volume PEG Untuk Pembuatan Sediaan Uji ...15
(10)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN
HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1.Reaksi Pembentukan Asam Piruvat dengan Enzim ALT ... 11 3.3.Bagan Alir Penelitian Uji Toksisitas dan Histopatologi ... 16 4.1.Rata-rata berat badan hewan uji selama 14 hari ... 21 4.2.Rata-rata Kadar Alannine Transaminase (ALT) pada Kelompok Kontrol
dan Perlakuan ... 23 4.3.Rata-rata Kadar Kreatinin pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan24 4.4.Rata-rata Kadar BUN pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan ... 24 4.5.Histopatologi Organ Hati Penelitian Toksisitas Pada Hari ke-15 .... 26 4.6.Histopatologi Organ Ginjal Penelitian Toksisitas
(11)
x
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN
HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Tingkah Laku Hewan Uji Selama 24 Jam dan Data Berat Badan Tikus
Selama 14 Hari ... 35
2. Analisis Statistik Data Berat Badan ... 38
3. Data Uji Parameter Biokimia Darah ... 41
4. Foto Uji Histopatologi Ginjal ... 42
5. Foto Uji Histopatologi Hati ... 46
6. Data Perhitungan ... 50
(12)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN
HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan memicu para peneliti untuk terus menemukan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi pengobatan penyakit manusia. Mulai dari penelitian mengenai pemanfaatan tumbuhan untuk dijadikan obat herbal hingga produksi obat dari bahan kimia sintetik (non herbal). Namun, obat herbal maupun sintetik masih belum optimum untuk penyembuhan suatu penyakit, sehingga penelitian terus berlanjut sampai ditemukannya obat berbasis logam transisi yaitu cisplatin. Cisplatin merupakan senyawa turunan logam transisi platina yang telah dikenal sebagai anti kanker karena dapat menghambat replikasi dan perpanjangan DNA, dimana atom platina dari cisplatin dapat membentuk ikatan kovalen dengan nitrogen pada DNA sel kanker (Basu dan Soumya, 2010). Contoh aplikasi logam transisi lain dibidang pengobatan yaitu perak. Senyawa perak digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh cedera, dan perak sulfadiazin saat ini digunakan untuk luka bakar (Victor, 2015).
Disisi lain, logam transisi yang sedang menjadi pusat perhatian peneliti di dunia adalah tungsten. Hal tersebut disebabkan karena salah satu senyawa turunan tungsten yaitu sodium tungstate yang memiliki bilangan oksidasi +6 telah diketahui memiliki potensi sebagai agen antidiabetes dengan meningkatkan deposisi glikogen pada sel hati yang dapat mendorong aksi insulin (Zafra et al, 2013). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa sodium tungstate berpotensi sebagai anti obesitas, karena dapat menurunkan berat badan pada tikus obesitas dengan mengurangi asupan makanan dan meningkatkan pengeluaran energi (Canals et al., 2009).
Senyawa tungsten lain yang memiliki kesamaan biloks dengan sodium tungstate adalah tungsten trioksida (WO3), yang berbentuk serbuk halus berwarna kuning dan
dihasilkan dari amonium paratungstate (APT). Senyawa WO3 banyak dimanfaatkan dalam
bidang material seperti sebagai sel fotoelektrokimia, layar elektrokromik dan sensor (Choi et al., 2005). Dalam bidang kedokteran, nano partikel dari tungsten trioksida yang dikompositkan dengan asam hialuronat (WO3-HA) dapat dijadikan sebagai biokompatibel
(13)
2
2
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN
HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
untuk mendeteksi tumor (Sharker, 2015). Namun, penelitian mengenai pemanfaatan WO3
dalam bidang pengobatan belum pernah dilakukan, padahal potensi senyawa turunan tungsten dalam bidang pengobatan sangat besar. Oleh karena itu, penelitian pendahuluan mengenai
“Uji Toksisitas dan Efek Pemberian WO3 Terhadap Histopatologi Organ Hati dan Ginjal Tikus” perlu dilakukan sebagai screening awal bahan untuk dijadikan sebagai kandidat obat. Dengan dilakukannya penelitian ini, maka akan diperoleh data tingkat toksisitas serta kerusakan yang terjadi akibat pemberian WO3 terhadap organ hati dan ginjal pada tikus.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana tingkat toksisitas dari tungsten trioksida (WO3) terhadap tikus?
2. Bagaimana efek pemberian tungsten trioksida (WO3) terhadap parameter biokimia
darah yang berhubungan dengan fungsi hati dan ginjal tikus?
3. Bagaimana efek pemberian tungsten trioksida (WO3) terhadap histopatologi organ
hati dan ginjal tikus?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Memperoleh data tingkat toksisitas dari tungsten trioksida (WO3) pada tikus.
2. Memperoleh data mengenai efek pemberian tungsten trioksida (WO3) terhadap
parameter biokimia darah yang berhubungan dengan fungsi hati dan ginjal tikus. 3. Memperoleh data mengenai efek pemberian tungsten trioksida (WO3) terhadap
(14)
3
3
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN
HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai data tingkat toksisitas dan efek pemberian tungsten trioksida (WO3) terhadap organ hati dan
ginjal. Data yang diperoleh juga dapat memberikan tambahan informasi mengenai dampak WO3 terhadap kesehatan.
(15)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor pada bulan Juni - Agustus 2015.
3.2.Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1. Alat
Alat-alat yang digunakan yaitu automatic tissue processor, spektrofotometer dan mikroskop cahaya.
3.2.2. Bahan
Bahan utama penelitian adalah senyawa tungsten trioksida (WO3)
berukuran bulk. Bahan lainnya adalah aquadest, polietilen glikol (PEG) BM 6000 sebesar 2%, bahan pakan, obat-obatan mencit, formalin 10%, alkohol absolut, xylol, paraffin, pewarna hematoksilin dan eosin.
3.3. Persiapan Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus jantan galur Sprague dawley berumur 6 minggu. Sampel kemudian diaklimatisasi terlebih dahulu selama 7 hari untuk proses adaptasi dengan pakan dan lingkungan.
3.4. Pengelompokkan Variasi Dosis
Sebanyak 45 ekor tikus jantan dibagi menjadi 9 kelompok variasi dosis dan setiap kelompok terdiri atas 5 ekor tikus. Pengelompokkan variasi dosis ditunjukkan pada Tabel 3.1.
(16)
15
15
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1.Kelompok Dosis
Kelompok Jumlah
Tikus Perlakuan
Kontrol 5 Diberi larutan PEG 2%
1 5 Diberi larutan suspensi WO3 15 mg/kgbb
dengan PEG 2%
2 5 Diberi larutan suspensi WO3 45 mg/kgbb
dengan PEG 2%
3 5 Diberi larutan suspensi WO3 135 mg/kgbb
dengan PEG 2%
4 5 Diberi larutan suspensi WO3 405 mg/kgbb
dengan PEG 2%
5 5 Diberi larutan suspensi WO3 1215 mg/kgbb
dengan PEG 2%
6 5 Diberi larutan suspensi WO3 2000 mg/kgbb
dengan PEG 2%
7 5 Diberi larutan suspensi WO3 4000 mg/kgbb
dengan PEG 2%
8 5 Diberi larutan suspensi WO3 5000 mg/kgbb
dengan PEG 2%
3.5. Pembuatan Sediaan Uji
Larutan suspensi WO3 dengan berbagai variasi dosis dibuat dengan cara
menggerus sejumlah WO3 kemudian ditambah larutan PEG 2% dengan volume
yang disesuaikan. Larutan suspensi yang dihasilkan berwarna kuning. Takaran WO3 dan volume PEG untuk pembuatan sediaan uji ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2.Takaran WO3 dan Volume PEG Untuk Pembuatan Sediaan Uji
Sediaan Uji Berat WO3 Volume PEG
Dosis 15 mg/kgbb 11,25 mg 7,5 ml
Dosis45 mg/kgbb 33,75 mg 7,5 ml
Dosis135 mg/kgbb 101,25 mg 7,5 ml
Dosis405 mg/kgbb 303,75 mg 7,5 ml
Dosis1215 mg/kgbb 911,25 mg 7,5 ml
Dosis2000 mg/kgbb 1500 mg 7,5 ml
Dosis4000 mg/kgbb 3000 mg 7,5 ml
(17)
16
16
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3.6. Alur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu tahap pertama adalah uji toksisitas akut untuk menentukan nilai LD50 dari WO3. Tahap kedua adalah uji
toksisitas subakut untuk melihat efek pemberian WO3 terhadap berat badan hewan
uji. Tahap ketiga adalah uji histopatologi untuk melihat kelainan fungsi organ dan kerusakan organ hati serta ginjal dari hewan uji. Tahapan penelitian secara keseluruhan dapat dilihat dari bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Bagan Alir Penelitian Uji Toksisitas dan Histopatologi
45 Ekor mencit
Aklimatisasi (1 minggu)
5 ekor 5 ekor 5 ekor 5 ekor 5 ekor 5 ekor 5 ekor 5 ekor 5 ekor
Subakut (2 minggu) Akut (24 jam)
Kontrol 15
mg/kg 45 mg/kg 135 mg/kg 405 mg/kg 1215 mg/kg 2000 mg/kg 4000 mg/k g 5000 mg/kg Perubahan berat badan Pengujian lanjut (Histopatologi) Kelainan fungsi hati dan ginjal Kerusakan
Organ
(18)
17
17
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3.6.1. Uji Toksisitas Akut
Sebanyak 45 ekor tikus yang telah diaklimatisasi dibagi menjadi 9 kelompok variasi dosis WO3 yaitu kontrol (PEG 2%), 15 mg/kgBB, 45
mg/kgBB, 135 mg/kgBB, 405 mg/kgBB, 1215 mg/kgBB. Dilakukan pengamatan terhadap mortalitas untuk perhitungan nilai LD50 dan
perubahan tingkah laku hewan. Apabila hewan uji tidak ada yang mati dalam 24 jam, pangujian dilanjutkan dengan dosis yang lebih besar yaitu 2000 mg/kg, 4000 mg/kg, dan 5000 mg/kg. Dosis diberikan secara oral menggunakan sonde lambung dan pengujian dilakukan selama 24 jam.
3.6.2. Uji Toksisitas Subakut
Uji toksisitas subakut dilakukan selama 14 hari untuk melihat efek pemberian zat uji WO3 terhadap berat badan hewan uji dan dilakukan uji
lanjutan (histopatologi) pada hari ke 15. Dosis diberikan setiap hari yang berdasarkan hasil uji sebelumnya.
3.6.3. Uji Histopatologi
3.6.3.1. Pembedahan Hewan Uji
Pembedahan hewan uji dilakukan pada hari ke 15. Tikus dikorbankan dengan metode anestesi menggunakan ketamine 10% untuk kemudian di lakukan pembedahan untuk uji kerusakan organ hati dan ginjal.
3.6.3.2. Pembuatan Preparat Jaringan a. Fiksasi
Tikus yang telah dibedah, diambil organ hati dan ginjalnya kemudian direndam dengan larutan Formalin 10% selama 24 jam (Muntiha, 2001)
b. Pemotongan Jaringan Organ
Setelah jaringan organ yang berada di dalam larutan formalin matang, jaringan ditiriskan pada saringan, selanjutnya dipotong menggunakan pisau scalpel dengan ketebalan 0,3 - 0,5 mm dan disusun ke dalam tissue cassette, kemudian sejumlah tissue cassette dimasukkan ke dalam keranjang khusus(Muntiha, 2001)
(19)
18
18
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
c. Dehidrasi, Filtrasi dan Clearing
Keranjang yang di dalamnya berisi jaringan organ, dimasukkan ke dalam mesin automatic processor. Selanjutnya jaringan mengalami proses dehidrasi bertahap dengan putaran waktu sebagai berikut: etanol 70% (2 jam), etanol 80% (2 jam), etanol 90 % (2 jam), etanol absolute (2 jam), etanol absolute (2 jam), xylol (2 jam), xylol (2 jam), parafin cair (2 jam), parafin cair (2 jam). Selanjutnya keranjang dikeluarkan untuk dilakukan proses berikutnya (Muntiha, 2001).
d. Vakum
Setelah proses dehidrasi dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan penghilangan udara dari jaringan menggunakan mesin vakum yang di dalamnya terdapat tabung untuk menyimpan keranjang yang diisi parafin cair dengan temperatur (59 - 60°C), di vakum selama 30 menit. Keranjang diangkat, tissue cassette dikeluarkan dan disimpan pada temperatur 60°C untuk sementara waktu sebelum pencetakan dilakukan dengan parafin cair (Muntiha, 2001).
e. Pemendaman
Cetakan dari bahan stainles steel dihangatkan di atas api bunsen, lalu ke dalam setiap cetakan dimasukkan jaringan sambil diatur dan sedikit ditekan. Sementara itu ditempat lain, disiapkan parafin cair dalam tempat khusus, sehingga dicapai suhu 60°C. Parafin cair tersebut dituangkan ke dalam jaringan sampai seluruh jaringan terendam parafin. Parafin dibiarkan membeku di atas mesin pendingin. Selanjutnya blok parafin dilepas dari cetakan dan disimpan di freezer (20°C) sebelum dilakukan pemotongan (Muntiha, 2001).
f. Pengirisan dan Peletakan Pada Gelas Objek
Blok parafn yang mengandung jaringan, kemudian diiris menggunakan mesin mikrotom dengan ketebalan berkisar 3 – 4µm. Potongan tersebut diletakkan secara hati-hati di atas permukaan air dalam waterbath bersuhu 46°C. Pada kesempatan ini bentuk irisan dirapikan, kemudian diletakkan di atas kaca obyek. Kaca obyek dengan jaringan di
(20)
19
19
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
atasnya disusun di dalam rak khusus dan dimasukkan ke dalam inkubator bersuhu 60°C sampai preparat siap untuk diwarnai (Muntiha, 2001).
g. Pewarnaan
Preparat yang akan diwarnai diletakkan pada rak khusus dan dicelupkan ke dalam larutan xylol (dua kali pencelupan) masing-masing selama 2 menit. Setelah itu, dicelupkan kedalam etanol absolute 2 menit, etanol 95%, dan etanol 80% masing-masing selama 1 menit. Bilas dengan air keran selama 1 menit, larutan hematoksilin 8 menit, bilas lagi dengan air keran 30 detik, air keran lagi 2 menit, kemudian dicelupkan pada larutan eosin selama 2 – 3 menit, dan bilas lagi dengan air keran 1 menit. Selanjutnya dicelupkan secara berurutan pada etanol 95%, etanol absolute I, etanol absolute II masing-masing 10 celupan, dan dilakukan pencelupan pada larutan xylol I 1 menit, larutan xylol II 2 menit.
Preparat diangkat satu persatu dari larutan xylol dalam keadaan basah, diberi satu tetes cairan perekat dan selanjutnya ditutup dengan kaca penutup (cover glass). Hasil pewarnaan dilihat di bawah mikroskop (Muntiha, 2001).
3.6.3.3. Pemeriksaan Parameter Biokimia Darah
Pemeriksaan biokimia darah meliputi parameter yang berkaitan dengan fungsi ginjal (kreatinin dan ureum) dan hati (Alanine Transaminase) dengan menggunakan serum darah yang diambil setelah tikus dipingsankan. Plasma darah kemudian dimasukkan kedalam alat spektrofotometer untuk diuji biokimia darahnya.
(21)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tungsten trioksida termasuk ke dalam zat tidak toksik dengan nilai LD50 >
5000 mg/kgbb
2. Efek pemberian tungsten trioksida (WO3) terhadap parameter biokimia
darah :
- Menyebabkan kelainan pada fungsi hati dengan kadar ALT sebesar 102,8 U/L berada di luar rentang normal.
- Tidak menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal dengan kadar kreatinin dan BUN masing-masing sebesar 0,66 mg/dl dan 13,2 mg/dl masih berada pada rentang normal.
3. Pemberian tungsten trioksida (WO3) selama 14 hari menyebabkan efek
kerusakan ringan terhadap organ hati dan ginjal pada tikus jantan galur Sprague dawley.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan pengujian toksisitas subkronik dan kronik untuk melihat keamanan dari zat WO3 dalam waktu yang lebih lama dengan pengujian
histopatologi pada organ lainnya seperti jantung dan pankreas.
(22)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAK A
Allen, P. J. (2012). Creatine Metabolism and Psychiatric Disorders: Does Creatine Supplementation Have Therapeutic Value?. Neuroscience and Biobehavioral Reviews, 36, hlm.1442–1462.
Basu, A dan Soumya, K. (2010). Cellular Responses to Cisplatin-Induced DNA Damage. Journal of Nucleic Acids.
BPOM, RI. (2014). Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo. Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia.
Busman, E, dan N. Nurcahyani. (2013). Struktur Histologis Hati Mencit (Mus Musculus L.) Sebagai Respon Terhadap Kebisingan. Seminar Nasional Sains & Teknologi V Lembaga Penelitian Universitas Lampung.
Canals I, María C. Carmona, Marta , Albert, Analia, Francesc, dan Ramon. (2009). A Functional Leptin System Is Essential for Sodium Tungstate Antiobesity Action. Endocrinology, 150(2), hlm.642–650.
Carlton, W. W, McGavin M. D. (1995). Thomson’s Special Veterinary Pathology. 2nd.ed. St. Louis: Mosby.
Cheville, N. F. (1999). Introduction to Veterinary Pathology. Ed ke-2. Iowa: Iowa State University Press.
Choi, H. G., Jung, Y. H., Kim, D. K. (2005). Solvothermal Synthesis of Tungsten Oxide Nanorod/Nanowire/Nanosheet. Communications of the American Ceramic Society, 88(6), hlm.1684-1686.
Dyah, K. (2007). Pengaruh Pemberian Daun Acacia Villosa Dikukus dan Tidak Dikukus Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus. Skripsi. Bogor: IPB.
EHS. (2002). Toxicology And Exposure Guidelines. UNL Environmental Health and Safety University of Nebraska Lincoln.
(23)
32
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Fink, S. L., and Brad, T. C. (2005). Apoptosis, Pyroptosis, and Necrosis: Mechanistic Description of Dead and Dying Eukaryotic Cells. Infect. Immun, 73(4), hlm.1907.
Fitrian T. (2013). Studi Histopatologi Hati Ikan Mas (Cyprinus carpio L) di Waduk Cirata Jawa Barat. Skripsi. Bandung: UNPAD.
Giannini, E. G., Roberto T, Vincenzo S. 2005. Liver Enzyme Alteration: A Guide For Clinicians. Canadian Medical Association or Its Licensors, 172 (3). Gomez-Gomez, M. M, Nuria R, Benito C, Jorge D, Joan G, Carmen C. 2011.
Biospeciation of tungsten in the serum of diabetic and healthy rats treated with the antidiabetic agent sodium tungstate. Talanta, 84, hlm.1011– 1018.
Harris R. M., T. D. Williams, N. J. Hodges, R.H. Waring. (2011). Reactive Oxygen Species and Oxidative DNA Damage Mediate The Cytotoxicity of Tungsten–Nickel–Cobalt Alloys In Vitro”. Toxicology and Applied Pharmacology, 250, hlm.19–28.
Haryani, C. A. (2007). Studi Morfopatologi Leiomyosarcoma Pada Hati Seekor Anjing Ras (Golden Retriever). Skripsi. Bogor: IPB.
Haschek, W. M., M. A. Wallig, and C. Rousseaux. (2010). Fundamentals of Toxicologic Pathology. 2ndEdition. San Diego: Academic Press.
Jawi, I. M, DN Suprapta, IWP Sutirtayasa. (2007). Efek Antioksidan Ekstrak Umbi Jalar Ungu Terhadap Hati Setelah Aktivitas Fisik Maksimal Dengan Melihat Kadar ALT dan AST Pada Darah Mencit. Dexa Media, 20(3), hlm.103-106.
Kazory, A. (2010). Emergence of Blood Urea Nitrogen as a Biomarker of Neurohormonal Activation in Heart Failure. Am J Cardiol, 106, hlm.694 – 700.
Kiersztan, A., Winiarska, K., Drozak, J., Przedlacka, M., Wegrzynowicz, M., Fraczyk, T., and Bryla, J. (2004). Differential Effects Of Vanadium, Tungsten And Molybdenum On Inhibition Of Glucose Formation In
(24)
33
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Renal Tubules And Hepatocytes Of Control And Diabetic Rabbits: Beneficial Action Of Melatonin And N-Acetylcysteine. Molecular and Cellular Biochemistry, 30, hlm.1-3.
Klaassen, Curtis. (2007). Casarett and Doull’s Toxicology. The Basic Science Of Poisons 7th edition. Kansas: University of Kansas Medical Center.
Koutsospyros, A., Braida, W.J., Christodoulatos, C., Dermatas, D., Strigul, N.S. (2006). “A review of tungsten: from environmental obscurity to scrutiny”. Journal of Hazardous Materials, 136, hlm.1–19.
Lewis, R. J., ed. (2007). Hawley’s Condensed Chemical Dictionary, 15th ed. New York, NY, John Wiley & Sons, Inc.
Lu, F.C. (2010). Toksikologi Dasar : Asas, Organ, Sasaran, dan Penilaian Resiko. Edisi 2. Jakarta: UI Press.
Matsuzawa et al. (1997). A Survey of The Value of Clinical Chemistry Parameters Obtained For a CommonRat Blood Sample In Ninety-Eight Japanese Laboratories. The Journal of Toxicological Science, 22, hlm.25-45.
Mescher, A. L. (2011). Histologi Dasar Junqueira: teks & atlas. Edisi ke- 12. Alih bahasa: Frans Dany. Jakarta: EGC.
Muntiha, M. (2001). Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan Hewan dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H&E). Dalam seminar Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. Bogor: Balai Penelitian Veteriner.
OECD. (2001). Acute Oral Toxicity – Acute Toxic Class Method. OECD Guideline for Testing of Chemicals. Adopted December 17, 2001.
Pawa, S, Shakir Ali. (2004). Liver Necrosis And Fulminant Hepatic Failure In Rats: Protection By Oxyanionic Form of Tungsten. Biochimica et Biophysica Acta, 1688, hlm.210– 222.
(25)
34
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pratt, D. S, and M Arshall M. K Aplan. (2000). Evaluation of Abnormal Liver Enzyme Results In a Symptomatic Patients. The New England Journal of Medicine.
Schuster, B. E., L.E. Roszell, L.E. Murr,D.A., Ramirez, J.D. Demaree, B.R. Klotz, A.B. Rosencrance, W.E. Dennis, W. Bao, E.J. Perkins, J.F. Dillman, D.I. Bannon. (2012). In Vivo Corrosion, Tumor Outcome, and Microarray Gene Expression For Two Types of Muscle-Implanted Tungsten Alloys. Toxicology and Applied Pharmacology, 265, hlm.128– 138.
Sharker, S. M., Sung Min Kim, Jung Eun Lee,Kyung Ho Choi, Gyojic Shin, Sangkug Lee, Kang Dae Lee,Ji Hoon Jeong,Haeshin Lee, Sung Young Park. (2015). Functionalized Biocompatible WO3 Nanoparticles For Triggered and Targeted In Vitro And In Vivo Photothermal Therapy. Journal of Controlled Release, 217, hlm.211–220.
Strigul Nikolay, Agamemnon K, Christos C. (2010). Tungsten speciation and toxicity: Acute toxicity of mono- and poly-tungstates to fish. Ecotoxicology and Environmental Safety, 73, hlm.164–171.
Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Victor Solano-Umana, Vega-Baudrit, José Roberto. (2015). Gold and Silver Nanotechnology on Medicine. Journal of Chemistry and Biochemistry, 3(1).
Wirasuta dan Niruri. (2006). Toksikologi Umum. Bandung: Universitas Udayana. Zafra, D., Laura N, Jorge D, Joan J. G. (2013). Sodium tungstate activates glycogen synthesis through a non-canonical mechanism involving G-proteins. Elsevier, 587, hlm.291–296.
(1)
19
19
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
atasnya disusun di dalam rak khusus dan dimasukkan ke dalam inkubator bersuhu 60°C sampai preparat siap untuk diwarnai (Muntiha, 2001). g. Pewarnaan
Preparat yang akan diwarnai diletakkan pada rak khusus dan dicelupkan ke dalam larutan xylol (dua kali pencelupan) masing-masing selama 2 menit. Setelah itu, dicelupkan kedalam etanol absolute 2 menit, etanol 95%, dan etanol 80% masing-masing selama 1 menit. Bilas dengan air keran selama 1 menit, larutan hematoksilin 8 menit, bilas lagi dengan air keran 30 detik, air keran lagi 2 menit, kemudian dicelupkan pada larutan eosin selama 2 – 3 menit, dan bilas lagi dengan air keran 1 menit. Selanjutnya dicelupkan secara berurutan pada etanol 95%, etanol absolute I, etanol absolute II masing-masing 10 celupan, dan dilakukan pencelupan pada larutan xylol I 1 menit, larutan xylol II 2 menit.
Preparat diangkat satu persatu dari larutan xylol dalam keadaan basah, diberi satu tetes cairan perekat dan selanjutnya ditutup dengan kaca penutup (cover glass). Hasil pewarnaan dilihat di bawah mikroskop (Muntiha, 2001).
3.6.3.3. Pemeriksaan Parameter Biokimia Darah
Pemeriksaan biokimia darah meliputi parameter yang berkaitan dengan fungsi ginjal (kreatinin dan ureum) dan hati (Alanine Transaminase) dengan menggunakan serum darah yang diambil setelah tikus dipingsankan. Plasma darah kemudian dimasukkan kedalam alat spektrofotometer untuk diuji biokimia darahnya.
(2)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tungsten trioksida termasuk ke dalam zat tidak toksik dengan nilai LD50 > 5000 mg/kgbb
2. Efek pemberian tungsten trioksida (WO3) terhadap parameter biokimia darah :
- Menyebabkan kelainan pada fungsi hati dengan kadar ALT sebesar 102,8 U/L berada di luar rentang normal.
- Tidak menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal dengan kadar kreatinin dan BUN masing-masing sebesar 0,66 mg/dl dan 13,2 mg/dl masih berada pada rentang normal.
3. Pemberian tungsten trioksida (WO3) selama 14 hari menyebabkan efek kerusakan ringan terhadap organ hati dan ginjal pada tikus jantan galur Sprague dawley.
5.2. Saran
1. Perlu dilakukan pengujian toksisitas subkronik dan kronik untuk melihat keamanan dari zat WO3 dalam waktu yang lebih lama dengan pengujian histopatologi pada organ lainnya seperti jantung dan pankreas.
(3)
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAK A
Allen, P. J. (2012). Creatine Metabolism and Psychiatric Disorders: Does Creatine Supplementation Have Therapeutic Value?. Neuroscience and Biobehavioral Reviews, 36, hlm.1442–1462.
Basu, A dan Soumya, K. (2010). Cellular Responses to Cisplatin-Induced DNA Damage. Journal of Nucleic Acids.
BPOM, RI. (2014). Pedoman Uji Toksisitas Nonklinik Secara In Vivo. Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia.
Busman, E, dan N. Nurcahyani. (2013). Struktur Histologis Hati Mencit (Mus Musculus L.) Sebagai Respon Terhadap Kebisingan. Seminar Nasional Sains & Teknologi V Lembaga Penelitian Universitas Lampung.
Canals I, María C. Carmona, Marta , Albert, Analia, Francesc, dan Ramon. (2009). A Functional Leptin System Is Essential for Sodium Tungstate Antiobesity Action. Endocrinology, 150(2), hlm.642–650.
Carlton, W. W, McGavin M. D. (1995). Thomson’s Special Veterinary Pathology. 2nd.ed. St. Louis: Mosby.
Cheville, N. F. (1999). Introduction to Veterinary Pathology. Ed ke-2. Iowa: Iowa State University Press.
Choi, H. G., Jung, Y. H., Kim, D. K. (2005). Solvothermal Synthesis of Tungsten Oxide Nanorod/Nanowire/Nanosheet. Communications of the American Ceramic Society, 88(6), hlm.1684-1686.
Dyah, K. (2007). Pengaruh Pemberian Daun Acacia Villosa Dikukus dan Tidak Dikukus Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus. Skripsi. Bogor: IPB.
EHS. (2002). Toxicology And Exposure Guidelines. UNL Environmental Health and Safety University of Nebraska Lincoln.
(4)
32
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Fink, S. L., and Brad, T. C. (2005). Apoptosis, Pyroptosis, and Necrosis: Mechanistic Description of Dead and Dying Eukaryotic Cells. Infect. Immun, 73(4), hlm.1907.
Fitrian T. (2013). Studi Histopatologi Hati Ikan Mas (Cyprinus carpio L) di
Waduk Cirata Jawa Barat. Skripsi. Bandung: UNPAD.
Giannini, E. G., Roberto T, Vincenzo S. 2005. Liver Enzyme Alteration: A Guide For Clinicians. Canadian Medical Association or Its Licensors, 172 (3).
Gomez-Gomez, M. M, Nuria R, Benito C, Jorge D, Joan G, Carmen C. 2011. Biospeciation of tungsten in the serum of diabetic and healthy rats treated with the antidiabetic agent sodium tungstate. Talanta, 84, hlm.1011– 1018.
Harris R. M., T. D. Williams, N. J. Hodges, R.H. Waring. (2011). Reactive Oxygen Species and Oxidative DNA Damage Mediate The Cytotoxicity of Tungsten–Nickel–Cobalt Alloys In Vitro”. Toxicology and Applied Pharmacology, 250, hlm.19–28.
Haryani, C. A. (2007). Studi Morfopatologi Leiomyosarcoma Pada Hati Seekor Anjing Ras (Golden Retriever). Skripsi. Bogor: IPB.
Haschek, W. M., M. A. Wallig, and C. Rousseaux. (2010). Fundamentals of Toxicologic Pathology. 2ndEdition. San Diego: Academic Press.
Jawi, I. M, DN Suprapta, IWP Sutirtayasa. (2007). Efek Antioksidan Ekstrak Umbi Jalar Ungu Terhadap Hati Setelah Aktivitas Fisik Maksimal Dengan Melihat Kadar ALT dan AST Pada Darah Mencit. Dexa Media, 20(3), hlm.103-106.
Kazory, A. (2010). Emergence of Blood Urea Nitrogen as a Biomarker of Neurohormonal Activation in Heart Failure. Am J Cardiol, 106, hlm.694 – 700.
Kiersztan, A., Winiarska, K., Drozak, J., Przedlacka, M., Wegrzynowicz, M., Fraczyk, T., and Bryla, J. (2004). Differential Effects Of Vanadium, Tungsten And Molybdenum On Inhibition Of Glucose Formation In
(5)
33
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Renal Tubules And Hepatocytes Of Control And Diabetic Rabbits: Beneficial Action Of Melatonin And N-Acetylcysteine. Molecular and Cellular Biochemistry, 30, hlm.1-3.
Klaassen, Curtis. (2007). Casarett and Doull’s Toxicology. The Basic Science Of Poisons 7th edition. Kansas: University of Kansas Medical Center.
Koutsospyros, A., Braida, W.J., Christodoulatos, C., Dermatas, D., Strigul, N.S. (2006). “A review of tungsten: from environmental obscurity to scrutiny”. Journal of Hazardous Materials, 136, hlm.1–19.
Lewis, R. J., ed. (2007). Hawley’s Condensed Chemical Dictionary, 15th ed. New York, NY, John Wiley & Sons, Inc.
Lu, F.C. (2010). Toksikologi Dasar : Asas, Organ, Sasaran, dan Penilaian Resiko. Edisi 2. Jakarta: UI Press.
Matsuzawa et al. (1997). A Survey of The Value of Clinical Chemistry Parameters Obtained For a CommonRat Blood Sample In Ninety-Eight Japanese Laboratories. The Journal of Toxicological Science, 22, hlm.25-45.
Mescher, A. L. (2011). Histologi Dasar Junqueira: teks & atlas. Edisi ke- 12. Alih bahasa: Frans Dany. Jakarta: EGC.
Muntiha, M. (2001). Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi dari Jaringan Hewan dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H&E). Dalam seminar Temu Teknis Fungsional Non Peneliti. Bogor: Balai Penelitian Veteriner.
OECD. (2001). Acute Oral Toxicity – Acute Toxic Class Method. OECD Guideline for Testing of Chemicals. Adopted December 17, 2001.
Pawa, S, Shakir Ali. (2004). Liver Necrosis And Fulminant Hepatic Failure In Rats: Protection By Oxyanionic Form of Tungsten. Biochimica et Biophysica Acta, 1688, hlm.210– 222.
(6)
34
Ajeng Widi Nurfadilah, 2015
UJI TOKSISITAS DAN EFEK PEMBERIAN TUNGSTEN TRIOKSIDA (WO3) TERHADAP
HISTOPATOLOGI ORGAN HATI DAN GINJAL TIKUS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Pratt, D. S, and M Arshall M. K Aplan. (2000). Evaluation of Abnormal Liver Enzyme Results In a Symptomatic Patients. The New England Journal of Medicine.
Schuster, B. E., L.E. Roszell, L.E. Murr,D.A., Ramirez, J.D. Demaree, B.R. Klotz, A.B. Rosencrance, W.E. Dennis, W. Bao, E.J. Perkins, J.F. Dillman, D.I. Bannon. (2012). In Vivo Corrosion, Tumor Outcome, and Microarray Gene Expression For Two Types of Muscle-Implanted Tungsten Alloys. Toxicology and Applied Pharmacology, 265, hlm.128– 138.
Sharker, S. M., Sung Min Kim, Jung Eun Lee,Kyung Ho Choi, Gyojic Shin, Sangkug Lee, Kang Dae Lee,Ji Hoon Jeong,Haeshin Lee, Sung Young Park. (2015). Functionalized Biocompatible WO3 Nanoparticles For Triggered and Targeted In Vitro And In Vivo Photothermal Therapy. Journal of Controlled Release, 217, hlm.211–220.
Strigul Nikolay, Agamemnon K, Christos C. (2010). Tungsten speciation and toxicity: Acute toxicity of mono- and poly-tungstates to fish. Ecotoxicology and Environmental Safety, 73, hlm.164–171.
Syaifuddin. (2011). Anatomi Fisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Victor Solano-Umana, Vega-Baudrit, José Roberto. (2015). Gold and Silver Nanotechnology on Medicine. Journal of Chemistry and Biochemistry, 3(1).
Wirasuta dan Niruri. (2006). Toksikologi Umum. Bandung: Universitas Udayana.
Zafra, D., Laura N, Jorge D, Joan J. G. (2013). Sodium tungstate activates glycogen synthesis through a non-canonical mechanism involving G-proteins. Elsevier, 587, hlm.291–296.