PENGARUH PROGRAM BINA KELUARGA BALITA (BKB) TERHADAP POLA ASUH ORANG TUA : Studi pada kegiatan BKB di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

(1)

Yuni Gantini, 2014

POLA ASUH ORANG TUA

(Studi pada kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) di Kel.Melong Kec. Cimahi Selatan

Kota Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Yuni Gantini 0906591

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh Program Bina Keluarga

Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orang Tua (Studi Pada Kegiatan BKB di Kelurahan

Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi)” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,


(3)

Yuni Gantini, 2014

ABSTRAK

Yuni Gantini (0906591), Pengaruh Program Bina Keluarga Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orang Tua (Studi pada kegiatan BKB di Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kecenderungan perubahan pola asuh pada orang tua yang telah mengikuti program Bina Keluarga Balita dari yang sebelumnya pengasuhannya cenderung kurang peka terhadap perkembangan anak menjadi pengasuhan yang lebih memperhatikan perkembangan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah; (1) mendeskripsikan dan menganalisis persepsi orang tua dalam pelaksanaan kegiatan program BKB, (2) mendeskripsikan dan menganalisis gambaran pola asuh orang tua yang mengikuti program BKB, (3) mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh program BKB terhadap pola asuh orang tua di keluarga.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan menggunakan teknik angket. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Melong yang memiliki anak usia dini dengan sampel sebanyak 100 orang yang diambil secara random dari 3 RW.

Berdasarkan hasil penelitian diambil kesimpulan sebagai berikut; 1) secara umum orang tua yang memiliki anak usia dini memiliki persepsi yang positif dan sangat tinggi terhadap pelaksanaan BKB; 2) pada umumnya orang tua yang telah mengikuti BKB lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tua melakukan pola asuh seimbang serta lebih menghargai individualitas anak meskipun tetap menekankan adanya aturan dalam berperilaku; 3) perubahan pola asuh dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh keterlibatannya dalam program BKB.

Kata Kunci: Bina Keluarga Balita, Pola asuh, Pendidikan Anak Usia Dini, Keluarga


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMAKASIH iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi Masalah 5

C. Rumusan dan Batasan Masalah 5

D. Tujuan penelitian 6

E. Manfaat Penelitian 6

F. Sistematika Penulisan Skripsi 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8

A. Konsep Pola Asuh Orang Tua dalam Keluarga 8

1. Pengertian Pola Asuh 8

2. Jenis-Jenis Pola Asuh 8

3. Pendidikan Anak dalam Keluarga 13

A. Prinsip Pendidikan Anak 13

B. Konsep Diri Anak 14

C. Jenis-Jenis Konsep diri Anak 15

D. Anak dan Perkembangannya 16

E. Pengertian Keluarga 18

F. Peranan dan Fungsi Keluarga 21


(5)

Yuni Gantini, 2014

H. Hubungan Keluarga 25

B. Program Bina Keluarga Balita 26

1. Definisi BKB 26

2. Proses Pelaksanaan BKB 27

3. Tujuan Penyelenggaraan BKB 29

4. Ciri-Ciri Program BKB 30

C. Kerangka Berfikir dan Hipotesis Penelitian 32

BAB III METODE PENELITIAN 34

A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 34

1. Lokasi Penelitian 34

2. Populasi dan Sampel Penelitian 34

B. Desain Penelitian 36

C. Metode Penelitian 36

D. Variabel Penelitian 37

E. Instrumen Penelitian 39

F. Proses Pengembangan Instrumen 40

1. Pengujian Validitas 40

2. Pengujian Reliabilitas 44

G. Teknik Pengumpulan Data 45

1. Kuisioner/ Angket 45

2. Observasi 46

3. Wawancara 46

H. Teknik pengolahan data dan analisis data 47

1. Teknik Pengolahan Data 47

2. Teknik Analisis Data 47

a. Ukuran Statistik Deskriptif, Mean dan Simpangan baku 47 b. Uji Persyaratan Analisis Melalui Uji Normalitas Distribusi 48


(6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 53

B. Identitas Responden 56

C. Deskripsi Hasil Penelitian 56

1. Statistik Deskriptif 56

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor 58

3. Uji Normalitas 62

D. Uji Hipotesis 63

1. Analisis Regresi Linier Sederhana 63

2. Analisis Korelasi 64

3. Koefisien Determinasi 66

E. Temuan Hasil Penelitian 66

F. Pembahasan Hasil Penelitian 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74

A. Kesimpulan 74

B. Saran 75


(7)

Yuni Gantini, 2014

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Bina Keluarga Balita Kelurahan Melong 3 2. Tabel 2.1 Pengaruh Parenting style terhadap Perilaku Anak 10 3. Tabel 2.2 Sikap dan Perlakuan orang tua dan Dampaknya terhadap

Kepribadian Anak 12

4. Tabel 3.1 Pengembangan Indikator dari Variabel BKB 38 5. Tabel 3.2 Pengembangan Indikator dari Variabel Pola Asuh

Orang tua 38

6. Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi 41 7. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Program BKB 42 8. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Pola Asuh Orang tua 43

9. Tabel 3.6 Koefisien Determinasi 52

10.Tabel 4.1 Jumlah Warga Kelurahan Melong per Kelompok Umur 53 11.Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 54 12.Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Sesuai dengan Mata Pencaharian 55

13.Tabel 4.4 Rata-Rata Skor Kegiatan BKB 56

14.Tabel 4.5 Rata-Rata Skor Pola Asuh Orang tua 57

15.Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi 59

16.Tabel 4.7 Rata-Rata Skor Pola Asuh orang tua Berdasarkan Rukun

Warga 59

17.Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Kegiatan BKB berdasarkan Rukun Warga 61 18.Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji Normalitas One- sample Test Kolmogorov-

Smirnov 63

19.Tabel 4.10 Output Koefisien Regresi 64


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Penelitian

Lampiran 2 Angket Program BKB dan Pola Asuh Orang tua Lampiran 3 Uji Validitas program BKB (X) dan pola asuh (Y) Lampiran 4 Jawaban responden variabel BKB (X) dan pola asuh (Y) Lampiran 5 Data skor responden variabel BKB (X) dan pola asuh (Y) Lampiran 6 Nilai Distribusi T

Lampiran 7 Identitas responden RW 20, 22 dan 24

Lampiran 8 Hasil perhitungan SPSS Uji validitas BKB (X) dan pola asuh (Y) Lampiran 9 Hasil perhitungan SPSS uji normalitas one sampel

Kologorov-Smirnov

Lampiran 10 Hasil perhitungan SPSS analisis regresi dan korelasi Lampiran 11 Peta lokasi Kelurahan Melong


(9)

Yuni Gantini, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan Negara menurut Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1.

Sistem pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Perbedaan dari ketiga pendidikan tersebut menurut Coombs 1973 dalam Sudjana (2000:22-23) yaitu:

1. Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan setaraf dengannya.

2. Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya.

3. Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperolah nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar (SD, SMP), menengah (SMA) dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan keaksaraan, serta pendidikan


(10)

lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik. Sedangkan pendidikan informal adalah pendidikan di dalam keluarga dan lingkungan merupakan pendidikan pertama kali yang di dapat sejak manusia itu lahir ke dunia.

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa jalur pendidikan yang menaungi permasalahan anak termasuk dalam pendidikan non formal dan informal. Jika mendengar kata anak, tidak pernah lepas dari peran orang tua, karena yang pertama menstimulasi pendidikan anak sejak lahir ke dunia adalah orang tua.

Pola asuh orangtua menjadi faktor penentu bagi anak, apakah si anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik atau tidak. Orangtua dituntut harus mengetahui cara pola asuh yang baik dan benar, agar dapat menghasilkan anak yang berkualitas di masa depan.

Dalam hidup berumahtangga tentunya ada perbedaan mengenai pola asuh antara suami istri terutama bagi pasangan usia subur (PUS) yang baru memiliki anak. Perbedaan tersebut bisa dari pola pikir, gaya dan kebiasaan, sifat dan tabiat, tingkatan ekonomi dan pendidikan, serta banyak lagi perbedaan-perbedaan lainnya yang berpengaruh terhadap pengasuhan terhadap anak. Perbedaan-perbedaan inilah yang akan memberikan warna tersendiri dalam keluarga.

Kerja sama orang tua dibutuhkan untuk pengasuhan anak, terutama untuk membantu menstimulus anak dalam tumbuh kembangnya agar anak bisa melewati masa-masa emasnya sesuai dengan usia. Banyak sekali kegiatan yang digalakkan untuk orang tua mengenai permasalahan pengasuhan anak usia dini, seperti di PAUD orang tua dapat ikut serta dalam kegiatan Parenting yang diselenggarakan oleh tutor sebagai sarana komunikasi dan konsultasi mengenai tumbuh kembang anak. Selain itu di lingkungan masyarakat juga ada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh kader-kader PKK, kegiatan yang ditujukan untuk orang tua yang memiliki anak usia dini. Kader ini biasanya berkerja sama dengan


(11)

Yuni Gantini, 2014

POSYANDU setempat karena berhubungan dengan kesehatan juga tumbuh kembang anak.

BKB atau Bina Keluarga Balita merupakan salah satu program POSYANDU yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan orang tua yang memiliki anak usia dini. Tujuan dari BKB ini untuk merubah prilaku pola asuh orang tua ke arah yang lebih baik, serta sebagai sarana informasi dan konsultasi mengenai permasalahan yang terjadi pada anak, seperti permasalahan tumbuh kembang anak dan kesehatan anak.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan Melong, kegiatan Bina Keluarga Balita belum terselenggara secara menyeluruh di setiap RW. Dari data perkembangan gerakan Bina Keluarga Balita tahun 2012 hanya 13 RW dari jumlah 36 RW yang menyelenggarakan kegiatan Bina Keluarga Balita ini secara rutin setiap satu bulan satu kali. Untuk lebih jelasnya kita lihat pada tabel 1.1 dibawah ini:

Tabel 1.1

Bina Keluarga Balita Kelurahan Melong

No Nama BKB RW Jumlah

Kader

Jumlah Orang Tua

1 Sedap Malam 07 4 103

2 Nusa Indah 17 2 102

3 Bungur 15 3 98

4 Adinda 31 3 70

5 Tulip 27 2 85

6 Dahlia 20 4 75

7 Permata Hati 22 2 90

8 Sari Asih 10 2 50

9 Ananda 11 2 40

10 Delima 13 2 60

11 Cempaka Mekar 12 2 70


(12)

No Nama BKB RW Jumlah Kader

Jumlah Orang Tua

13 Wijaya Kusuma 03 5 228

Jumlah 37 1166

Sumber: Data perkembangan gerakan Bina Keluarga Balita PKK Kota Cimahi Tahun 2012

Kelurahan Melong merupakan kelurahan yang memiliki jumlah RW terbanyak dan kelurahan terluas di Kota Cimahi. Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah orang tua yang memiliki anak usia balita mencapai 1166 dari 13 RW yang ada di kelurahan Melong. Orang tua yang paling banyak terdapat di kelompok Bina Keluarga Balita RW 03, karena di RW ini kodisi wilayahnya merupakan pemukiman padat penduduk dan banyak penduduk musiman.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui wawancara dengan beberapa orangtua yang mengikuti program BKB ini, ternyata kegiatan ini memberikan beberapa manfaat untuk orang tua salah satunya yaitu menjaga silaturahmi sesama warga, kemudian sebagai ajang perkumpulan ibu-ibu yang memiliki anak usia dini sehingga mereka bisa sharing dengan sesama ibu mengenai pengasuhan anak dirumah, kemudian permasalah-permasalahan mengenai pola asuh orang tua menghadapi anaknya yang sakit, rewel dan lain sebagainya. Meskipun sering dilakukan konsultasi dengan kader ataupun sharing dengan orang tua lainnya mengenai pola asuh orang tua, namun masih dilihat hal-hal yang kurang mendidik dilakukan oleh sebagian orang tua terhadap anaknya seperti mencubit anak di depan umum, membentak anak, itu dikarenakan sudah menjadi kebiasaan orang tua. Sehingga setiap ada anak yang rewel atau nangis dengan spontan orang tua langsung membentaknya ataupun mencubit anak tersebut agar anak berhenti menangis. Alasannya orang tua yang tidak sabar menghadapi anak rewel sehingga memilih melakukan hal-hal tersebut. Masih ditemukan orang tua yang bermasalah dalam melakukan pengasuhan terhadap anak. Walaupun kegiatan BKB sudah


(13)

Yuni Gantini, 2014

terselenggara, sehingga dapat diketahui bahwa pola asuh yang diberikan belum optimal.

Dari uraian yang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pola asuh keluarga yang mengikuti kegiatan BKB. Permasalahan yang akan diteliti dirumuskan dengan judul penelitian yaitu

“ Pengaruh Program BKB (Bina Keluarga Balita) terhadap Pola Asuh Orang Tua studi pada kegiatan program BKB di kel. Melong Kec. Cimahi Selatan Kota Cimahi”.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi berdasarkan hasil di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi orang tua dalam kegiatan program Bina Keluarga Balita (BKB) sekitar 80%. Orang tua khususnya ibu menyempatkan untuk mengikuti kegiatan ini dalam satu bulan satu kali meskipun masih ada beberapa orang tua yang tidak bisa secara rutin mengikuti dikarenakan ada keperluan lainnya dan sibuk bekerja.

2. Dari jumlah kader yang ada, hanya beberapa kader yang sering dijadikan sebagai narasumber dalam setiap pelaksanaan BKB secara bergilir, karena tidak semua kader berperan aktif dalam kegiatan ini.

3. Masih ditemukan adanya orang tua yang melakukan hal-hal kurang mendidik terhadap anaknya seperti mencubit, membentak juga memukul anak, dikarenakan sudah menjadi faktor kebiasaan dari sebagian orang tua peserta Bina Keluarga Balita.

4. Karakteristik setiap keluarga yang beragam dilihat dari latar belakang pendidikan orang tua dan sosial ekonomi keluarga, memberikan pengaruh terhadap pola asuh yang berbeda pada setiap keluarga.

C. Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana Pengaruh Program Bina


(14)

Keluarga Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orangtua (Studi pada kegiatan

Bina Keluarga Balita (BKB) di Kelurahan Melong Kota Cimahi)?”.

Dari perumusan masalah di atas, peneliti mengajukan pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana persepsi orang tua terhadap pelaksanaan Program BKB di kel. Melong Kota Cimahi?

2. Bagaimana gambaran pola asuh orang tua yang mengikuti program BKB di Kel. Melong Kota Cimahi ?

3. Bagaimana pengaruh Program BKB terhadap pola asuh orang tua di kel. Melong Kota Cimahi ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dan batasan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis persepsi orangtua dalam pelaksanaan kegiatan program BKB di kel. Melong Kota Cimahi

2. Mendeskripsikan dan menganalisis gambaran pola asuh orang tua yang mengikuti program BKB di kel. Melong Kota Cimahi

3. Mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh program BKB terhadap pola asuh orang tua di kel.Melong Kota Cimahi

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritik, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi tentang pendidikan luar sekolah khusunya yang berkaitan dengan program BKB dan pola asuh orangtua.

2. Secara praktis, semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pihak lain yang akan meneliti lebih lanjut dan sebagai bahan masukan bagi Program Bina Keluarga Balita di Kelurahan Melong.

3. Sebagai informasi dan pengetahuan untuk masyarakat yang ikut dalam kegiatan Bina Keluarga Balita.


(15)

Yuni Gantini, 2014

F. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN : berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan penelitian, metoda dan teknik pengumpulan data, definisi operasional, sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORITIS : berisi tentang teori-teori yang mendukung dalam proses penelitian yaitu landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN : berisi tentang metode dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : berisi pemaparan data hasil penelitian

BAB V PENUTUP : berisi kesimpulan dan saran (rekomendasi)


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian, Populasi, Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Sasaran dari penelitian ini yaitu orang tua yang mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita yang dilaksanakan secara integrasi dengan kegiatan pelaksanaan Posyandu di setiap RW. Bina Keluarga Balita yang akan menjadi sasaran penelitian yaitu: BKB RW 22, BKB RW 24, dan BKB RW 20. 2. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:117) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi merupakan objek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu, objek dari penelitiannya pun tidak hanya manusia namun hewan, benda, tumbuhan, perilaku, gejala alam dan yang lainnya bisa dijadikan sebagai objek untuk melakukan suatu penelitian.

Populasi dalam penelitian ini yaitu orang tua yang mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita yang dilaksanakan di Kelurahan Melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasi hasil penelitian sampel dalam Suharsimi Arikunto (2010: 174).


(17)

Yuni Gantini, 2014

Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel random atau sampel acak, sampel campur dalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Peneliti memberi hak sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Untuk menentukan besarnya sampel, peneliti harus melakukannya dengan berbagai pertimbangan, anatar lain keberagaman karakteristik, misalnya jenis kelamin, tingkat pendidikan, asal daerah, suku, agama atau kepercayaan, usia dan lainnya yang terkait dengan variabel yang diteliti.

Menurut Suharsimi (2006:134) untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Mengenai berapa banyaknya sampel yang diambil, maka peneliti perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

3. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel terlalu besar, hasilnya akan lebih baik. Dari pemaparan diatas maka populasi yang diambil pada penelitian ini adalah 10% dari jumlah populasi yang berjumlah 1166 kepala keluarga. Sehingga jumlah sampel yang akan menjadi sasaran yaitu 100 orang, yang diambil dari hasil pemetaan random yaitu mengambil tiga Bina Keluarga Balita dari jumlah 13 Bina Keluarga Balita yang ada di Kelurahan Melong. Hal ini dikarenakan lokasi tersebut mewakili dalam kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), sehingga termasuk ke dalam sampel yang representatif. Penelitian ini menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan data yang disebar kepada 100 orang sampel yang mewakili dari populasi penelitian.


(18)

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menghubungkan antara variabel bebas yaitu Program Bina Keluarga Balita (BKB) dengan variabel terikat yaitu Pola Asuh Orang Tua

Pada variabel X menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan Bina Keluarga Balita. Sedangkan pada variabel y menjelaskan bagaimana pola asuh orang tua yang mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita. Sehingga penelitian ini akan mengungkapkan berapa besar pengaruh kegiatan Bina Keluarga Balita terhadap Pola auh orang tua di Kelurahan melong Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tujuan menggunakan metode penelitian deskriptif ini adalah untuk menjelaskan dan memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Sedangkan tujuan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh program Bina Keluarga Balita terhadap pola asuh orang tua di Kelurahan Melong Kota Cimahi. Hal ini dapat dilakukan dari mulai tahapan yang pengumpulan data, kemudian disusun, dijelaskan, dan dianalisa sehingga dapat diambil kesimpulan dengan penyebaran angket dan cara pengolahannya dengan perhitungan persentase.

Tahapan tersebut dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/ pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu situasi. Sehingga dengan menggunakan

Variabel (X)

Program Bina Keluarga Balita (BKB) :

 Perencanaan  Pelaksanaan  Evaluasi

Variabel (Y)

Pola asuh orang tua : Sikap orang tua dalam pengasuhan terhadap anak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang dinilai melalui angket


(19)

Yuni Gantini, 2014

metode desktiptif, penulis dapat mendeskripsikan hasil penelitian dengan memusatkan permasalahan pada kondisi yang faktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan, serta berusaha memberikan data, fakta-fakta dan sifat populasi tertentu.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 38) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau

obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu

obyek dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2013) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (Different values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dirumuskan disini bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel dalam penelitian ini adalah Pola Asuh Orang tua dan Bina Keluarga Balita. Dalam pedoman BKKBN (2007: 3), Bina Keluarga Balita (BKB) bertujuan meningkatkan peranan orang tua (ayah dan ibu) serta anggota keluarga lainnya dalam mengusahakan sedini mungkin pembinaan tumbuh kembang anak balita sesuai dengan usia dan tahap perkembangan yang harus dimiliki, baik dalam aspek fisik, kecerdasan emosional, maupun sosial agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak yang maju mandiri dan berkualitas. Sedangkan pola asuh adalah cara mendidik, membimbing dan berinteraksi yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya.


(20)

Tabel 3.1

Pengembangan Indikator dari Variabel Bina Keluarga Balita

No Aspek Indikator

1 Perencanaan 1. Identifikasi kebutuhan peserta 2. Perumusan tujuan

3. Penyusunan materi 4. Penentuan waktu 5. Pemilihan tempat 6. Pemilihan narasumber

2 Pelaksanaan 1. Motivasi yang diberikan kepada peserta

2. Penampilan narasumber

3. Metode yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan peserta

4. Penggunaan media disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan 5. Sarana dan prasarana menunjang

dalam pelaksanaan kegiatan 6. Keterlibatan peserta dalam

pelaksanaan kegiatan program 3 Hasil/Evaluasi 1. Perubahan prilaku peserta setelah

mengikuti kegiatan BKB

Tabel 3.2

Pengembangan Indikator dari Variabel Pola Asuh Orang Tua

No Aspek Indikator

1 Sikap orang tua terhadap anak

1. Pemenuhan kebutuhan gizi sehat 2. Pendengar yang baik untuk anak 3. Memaksakan kehendak orang tua

terhadap anak

4. Mengajari anak dalam beribadah 2 Penghargaan terhadap hasil

karya anak

1. Pemberian pujian terhadap anak 2. Pemberian motivasi terhadap anak 3. Pemberian hadiah

3 Kedisiplinan 1. Memberi hukuman apabila anak melakukan kesalahan

2. Mengawasi anak dalam pergaulan sehari hari


(21)

Yuni Gantini, 2014

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Suharsimi (2010:194) menyatakan kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrumen yang dipakai adalah angket atau kuesioner.

Dilihat dari jenisnya kuesioner atau angket dapat dipandang dari bentuknya maka ada:

1. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.

2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.

3. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membubuhkan tanda

check (√) pada kolom yang sesuai.

4. Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis kuesioner atau angket Check list. Peserta BKB tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang telah disediakan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus memiliki skala, tujuannya untuk menghasilkan data kuantittaif yang akurat. Dalam Sugiyono (2013: 92), menyatakan bahwa:

“Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan


(22)

sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Untuk keperluan analisi kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:

1. Selalu, diberi skor 4 2. Sering, diberi skor 3

3. Kadang-kadang, diberi skor 2 4. Tidak pernah, diberi skor 1

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Pengujian Validitas

Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2013: 121) menyatakan bahwa “Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Dengan

menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel.

Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut:

=

( ) – ( ) –

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item


(23)

Yuni Gantini, 2014

= Jumlah skor dalam distribusi X

= Jumlah skor dalam disribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor disitribusi X

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y = Banyaknya responden

Besarnya koefisien korelasi ditentukan pada Tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3

Interpretasi Koefefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2013: 184)

Validitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen. Pengujian validitas instrumen ini menggunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir item dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor item pertanyaan. Masrun (1979) dalam Sugiyono (2013:127) menyatakan “teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak

digunakan”. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien

korelasi, Masrun menyatakan “item yang mempunyai korelasi positif dengan

kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.

Penelitian ini menguji dua variabel yaitu variabel pola asuh orang tua (Y) dan variabel program Bina Keluarga Balita (X). Uji coba untuk instrumen pada penelitian ini dilakukan pada kegiatan BKB yang ada di Kelurahan Melong. Sasaran pengujian instrumen ini adalah orang tua yang memiliki anak usia dini


(24)

dan mengikuti kegiatan BKB dengan jumlah 58 item pertanyaan yaitu, 28 untuk item variabel X dan 30 item untuk variabel Y.

Pengujian validitas instrumen ini menggunakan Analisis Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor total item (nilai r hitung) dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel atau nilai r hitung > nilai r tabel , maka item tersebut adalah valid dengan

menggunakan (Tabel r) untuk α= 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n-2;

30-2=28) sehingga didapat r tabel= 0,374.

Berdasarkan hasil uji coba dengan penghitungan menggunakan SPSS Versi 20 diketahui semua item pada variabel tersebut dinyatakan valid. Hasil uji coba tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Program Bina Keluarga Balita

No r Hitung r Tabel Hasil

1 0,484 0,374 Valid

2 0,592 0,374 Valid

3 0,628 0,374 Valid

4 0,628 0,374 Valid

5 0,704 0,374 Valid

6 0,732 0,374 Valid

7 0,732 0,374 Valid

8 0,732 0,374 Valid

9 0,628 0,374 Valid

10 0,454 0,374 Valid

11 0,454 0,374 Valid

12 0,719 0,374 Valid

13 0,719 0,374 Valid

14 0,719 0,374 Valid

15 0,535 0,374 Valid

16 0,535 0,374 Valid

17 0,535 0,374 Valid

18 0,535 0,374 Valid

19 0,732 0,374 Valid

20 0,732 0,374 Valid

21 0,732 0,374 Valid

22 0,732 0,374 Valid

23 0,716 0,374 Valid


(25)

Yuni Gantini, 2014

25 0,716 0,374 Valid

26 0,504 0,374 Valid

27 0,504 0,374 Valid

28 0,504 0,374 Valid

Berdasarkan Tabel 3.4 dari jumlah item 28 didapatkan hasil valid. Selanjutnya untuk mengetahui hasil uji coba variabel Pola asuh orang tua (Y) dengan jumah item 30 menggunakan penghitungan SPSS Versi 20 diketahui semua item pada variabel tersebut juga dinyatakan valid, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Pola Asuh Orang tua

No r Hitung r Tabel Hasil

1 0,672 0,374 Valid

2 0,528 0,374 Valid

3 0,558 0,374 Valid

4 0,618 0,374 Valid

5 0,618 0,374 Valid

6 0,740 0,374 Valid

7 0,740 0,374 Valid

8 0,763 0,374 Valid

9 0,781 0,374 Valid

10 0,597 0,374 Valid

11 0,597 0,374 Valid

12 0,457 0,374 Valid

13 0,578 0,374 Valid

14 0,578 0,374 Valid

15 0,578 0,374 Valid

16 0,631 0,374 Valid

17 0,433 0,374 Valid

18 0,433 0,374 Valid

19 0,552 0,374 Valid

20 0,552 0,374 Valid

21 0,679 0,374 Valid

22 0,740 0,374 Valid

23 0,538 0,374 Valid

24 0,618 0,374 Valid

25 0,672 0,374 Valid


(26)

27 0,763 0,374 Valid

28 0,597 0,374 Valid

29 0,558 0,374 Valid

30 0,433 0,374 Valid

2. Pengujian Realibilitas

Menurut Sugiyono (2013: 121) “Instrrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama”.

Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan internal consistency, yang dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah dua (splithalf) dari Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

ri = 2rb 1 + rb

(Sugiyono, 2013: 131) Keterangan:

ri = reliabilitas seluruh instrumen

rb = korelasi Product Moment antara belahan pertama dan kedua

Pengujian reliabilitas menurut Sugiyono (2013: 135-136), dilakukan dengan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok genap.

2. Skor data tiap kelompok itu disusun sendiri, dan skor butirnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor total.


(27)

Yuni Gantini, 2014

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika koefisien internal seluruh item (ri) rtabel dengan tingkat signifikasndi 5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

b. Jika koefisien internal seluruh item (ri) <rtabel dengan tingkat signifikasndi 5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas menggunakan rumus split half dengan bantuan SPSS Versi 20, diketahui nilai reliabilitas dari variabel X dapat dilihat pada nilai korelasi Spearman Brown Coefficient = 0,725, sedangkan untuk variabel Y nilai korelasi Spearman Brown Coefficient = 0,894, korelasi berada pada kategori kuat. Bila dibandingkan dengan r tabel (0,374) maka r hitung lebih besar dari r tabel. Dari hasil penghitungan validitas dan reliabilitas disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel dan dapat digunakan pada penelitian ini.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuisioner/ Angket

a) Penyusunan Angket

Penyusunan angket dimulai dari pembuatan instrumen, selanjutnya dibuat indikator-indikator dan dikembangkan menjadi item-item pertanyaan, proses penyusunan angket sebagai berikut:

a. Penyusunan kisi-kisi instrumen yang nantinya akan dikembangkan menjadi item pertanyaan

b. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sederhana, singkat dan mudah dipahami

c. Membuat alternatif jawaban untuk pengisian angket tersebut

d. membuat petunjuk pengisian pada angket yang akan disebar serta membuat surat perizinan penyebaran angket ke tempat yang akan menjadi sasaran penelitian.

Jumlah iten pertanyaan yang dibuat sebanyak 58 item, dari 2 variabel yang dibuat. Variabel x sebanyak 28 item pertanyaan yang dikembangkan dari tiga sub indikator, dan variabel y sebanyak 30 item pertanyaan yang dikembangkan dari tiga sub indikator juga.


(28)

b) Perbanyakan Angket

Setelah selesai membuat kisi-kisi dan item pertanyaan kemudian di konsultasikan dengan dosen pembimbing. Setelah disetujui selanjutnya, angket tersebut diperbanyak sesuai dengan kebutuhan dan banyaknya responden yang dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini.

c) Penyebaran Angket

Setelah diperbanyak, kemudian angket tersebut disebarkan kepada responden yang telah dipilih menjadi sampel penelitian ini. Sampel dari penelitian ini diambil empat RW yang menyelenggarakan kegiatan Bina Keluarga Balita.

d) Pengambilan Angket

Langkah selanjutnya yaitu pengambilan angket yang telah diisi oleh responden. Kemudian dikumpulkan dan hitung jumlah angket yang diambil untuk dicocokkan dengan jumlah angket saat disebar sebelumnya.

2. Observasi

Menurut Hadi (1986) dalam Sugiyono (2013: 145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses- proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala- gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi dalam penelitian ini, digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran daerah penelitian serta hal- hal lain yang relevan dengan tujuan penelitian.

3. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil (Sugiyono, 2013: 138).


(29)

Yuni Gantini, 2014

H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik pengolahan data

Setelah proses penelitian dan pengumpulan data hal yang terpenting pada penelitian ini yaitu proses pengolahan data. Pengolahan data ini bertujuan untuk mengambil kesimpulan dari berbagai permasalahan yang telah terkumpul. Pengolahan data ini dilakukan dengan cara perhitungan statistik. perhitungan statistik yang digunakan dalam mengolah data dan mendeskripsikan data adalah statistik deskriptif, dalam Sugiyono (2013: 147) menyatakan bahwa:

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Sedangkan untuk pengujian hipotesis dan kesimpulan data terhadap populasi menggunakan perhitungan statistik inferensial, dalam Sugiyono (2013: 148) menyatakan bahwa “Statistik Inferensial, (sering juga disebut statistik induktif atau statistik probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu

dilakukan secara random”.

2. Teknik Analisis Data

1) Ukuran Statistik Deskriptif, Mean dan Simpangan Baku a) Penghitungan kecenderungan umum skor

Tujuan dari penggunaan perhitungan kecenderungan umum skor ini yaitu untuk mengetahui kesesuaian data yang dihitung dengan skor idealnya, juga untuk mengetahui kecenderungan secara umum jawaban responden terhadap setiap variabel penelitian, menggunakan cara sebagai berikut:


(30)

KU =

̅

x 100%

Keterangan:

KU = Kecenderungan Umum yang dicari

̅ = Skor rata-rata tiap variabel

= Skor Ideal

b) Menentukan ukuran statistik yang diperlukan yaitu banyak data (n), data terbesar (xmaks), data terkecil (xmin), rentang (R), panjang kelas (P) dan banyak kelas (K).

2) Uji Persyaratan Analisis melalui Uji Normalitas Distribusi

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis berbentuk distribusi normal. Namun, sebelum menggunakan statistik parametris terlebih dahulu harus diuji datanya. Apabila hasilnya tidak normal maka statistik yang digunakan adalah statistik nonparametris.

Pengujian normalitas pada penelitian ini akan dilakukan pada variabel X (kegiatan BKB) dan variabel Y (pola asuh orang tua). Pengujian normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS Versi 20 dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov.

3) Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi linier sederhana

Analisis regresi linier ini digunakan untuk menghitung seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Persamaan regresi linier sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:


(31)

Yuni Gantini, 2014

Keterangan:

̂= skor variabel Y yang diprediksikan a = konstanta atau bila harga X=0 b = koefisien regresi

X = nilai variabel independen X

Untuk memperoleh harga a dan b diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Proses penghitungan analisis agresi linier sederhana ini menggunakan SPSS Versi 20.

2. Analisis korelasi

Menurut Sugiyono (2013:228) menyatakan bahwa “Teknik

korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel lebih tersebut

adalah sama”. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu

hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.

Kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien kolerasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling kecil -1 dan paling besar 1, artinya jika:

 

  

 

2 2

2 2 2 ( )

) )( (

      X X n XY X X Y a n x x n y x xy b


(32)

a. r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif)

b. r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif)

c. r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui derajat keeratan hubungan antara variabel penelitian. Adapun rumus- rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

  

  ] y) ( ) y ][n( x) ( ) x [n( y x xy n r 2 2 2 2 Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden uji coba X = skor setiap item

Y = skor seluruh item

(Sumber: Sugiyono, 2013: 225)

Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan tabel 3.6 dibawah ini:

Tabel 3.6

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Hubungan

0,00 – 0,1999 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiono (2013 : 231)

Adapun uji siginifikasi kolerasi dalam penelitian ini menggunakan menggunakan Uji t, dengan rumus sebagai berikut :


(33)

Yuni Gantini, 2014

t = √

Sumber : Sugiyono (2013 : 184) Keterangan:

r = Koefisien korelasi product moment

t = Distribusi student dengan derajat kebabasan (db) = n-2 n = banyaknya sampel

Uji t berkehendak untuk menguji hipotesa bahwa terdapat hubungan atau tidak antara kedua variabel kegiatan Bina Keluarga Balita (X) dan pola asuh orang tua (Y), maka nilai

selanjutnya dibandingkan dengan nilai . untuk

kesalahan 5% uji dua pihak dan derajat kebebasan (dk) = n-2, sehingga pengambilan kesimpulan menggunakan perbandingan

dengan kriteria sebagai berikut :

- Jika > Ho ditolak : Ha diterima - Jika Ho diterima : Ha ditolak

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari nilai koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh yang terjadi dari variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel terikat) dengan menggunakan rumus:

KD= r2x100%


(34)

Keterangan:

KD = nilai koefisien determinan r = nilai koefisien korelasi

100% = pengali yang menyatakan dalam persentase Tabel. 3.7

Interpretasi Koefisien Determinasi Proporsi/ Interval Koefisien Keterangan

0 – 19,99% Sangat Rendah

20% - 39,99% Rendah

40% - 59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat


(35)

Yuni Gantini, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab ini peneliti akan mengemukakan mengenai kesimpulan atas penemuan yang didapat bab-bab sebelumnya yang telah diselesaikan. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV sebelumnya mengenai pengaruh program Bina Keluarga Balita terhadap pola asuh orang tua, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Orang tua yang mengikuti kegiatan BKB di Kelurahan Melong memiliki persepsi yang positif dan partisipasi orang tua setiap bulannya sangat tinggi. Secara umum orang tua ikut andil dalam proses pelaksanaan BKB, dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemilihan narasumber dan materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta. Peserta dapat ikut menentukan siapa yang akan dijadikan narasumber, kemudian materi yang akan disampaikan berangkat dari permasalahan-permasalahan pengasuhan yang terjadi pada peserta BKB. Kegiatan ini menghasilkan nilai positif untuk orang tua, hal ini dapat diketahui dari perubahan perilaku pengasuhan orang tua dari yang sebelumnya kurang peka terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak. setelah mengikuti kegiatan BKB orang tua menjadi lebih peka terhadap tumbuh kembang anak.

2. Pola asuh yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Melong yang mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita ini cenderung menerapkan gaya pola asuh seimbang (Authoritative). Hal ini dapat diketahui dari pengasuhan yang dilakukan orang tua yaitu orang tua membebaskan anak bermain dan melakukan hal yang disenanginya namun orang tua tetap memberikan aturan. Hal ini bisa dinilai dari sikap orang tua seperti, orang tua peka terhadap minat dan bakat yang dimiliki anak, orang tua memperhatikan dan mengawasi aktifitas anak dalam bermain, orang tua selalu berinteraksi dengan anak dengan cara mengajak anak bercerita ataupun mengajak anak untuk


(36)

melakukan hal-hal yang positif. Selanjutnya orang tua menerapkan kebiasaan-kebiasaan agar anak menjadi anak yang religius seperti membaca doa dalam segala aktifitasnya, mengajak anak beribadah serta mengikutkan anak ke sekolah agama yang berada di wilayah rumahnya. Tidak hanya itu, orang tua yang mengikuti kegiatan BKB ini lebih memperhatikan cara dalam menstimulisasi pertumbuhan dan perkembangan anak, agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.

3. Kegiatan Bina Keluarga Balita berpengaruh terhadap pola asuh. Orang tua yang mengikuti kegiatan BKB dapat menerapkan materi-materi yang disampaikan saat pelaksanaan BKB pada pengasuhannya sehari-hari. Wawasan dan pengetahuan orang tua mengenai pengasuhanpun semakin luas dengan adanya kegiatan BKB. Kegiatan Bina Keluarga Balita memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pola asuh orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pola asuh yang terjadi dipengaruhi secara nyata oleh kegiatan BKB.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, adapun saran-saran yang ditujukan untuk pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Keluarga

Dari hasil penelitian ini diharapkan untuk keluarga yang menjadi peserta BKB terus mengikuti kegiatan tersebut. Karena kegiatan BKB ini memberikan banyak manfaat untuk membantu pengasuhan anak yang terjadi di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar. Kemudian untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi orang tua yang memiliki anak dalam hal pengasuhan, agar pengasuhan yang dilakukan lebih baik.

2. Bagi Lembaga Penyelenggara BKB

Diharapkan untuk pihak Bina Keluarga Balita dapat terus mengembangkan kegiatan tersebut karena sangat bermanfaat untuk orang tua. Kemudian untuk narasumbernya agar tidak terjadi kebosanan, dalam setiap bulannya mengundang narasumber dari pihak luar yang bersangkutan misalnya


(37)

Yuni Gantini, 2014

langsung dari pihak BKKBN, agar kegiatan Bina Keluarga Balita ini terus diminati oleh para orang tua.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian dengan kajian yang sama diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian ini. Penelitiannya terhadap pengasuhan yang dilakukan oleh setiap keluarga yang mengikuti kegiatan BKB. Sehingga perbedaan pengasuhan akan terlihat dalam setiap keluarga yang mengikuti kegiatan BKB.


(38)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta.

Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak

Usia Dini). Bandung: Nuansa Aulia.

Hurlock, E. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Ernas, Riduwan, Rusyana, A. (2011). Cara Mudah Belajar SPSS Versi 17.0 dan

Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Mulyasa, H. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Alfabeta.

Shcohib, M. (2000). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.

---. (2001). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Solaeman, M.I. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta.

Yamin,M. Sanan,J. (2010). Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada (GP).


(39)

Yuni Gantini, 2014

Literatur Kelembagaan

BKKBN. (2007). Bahan Peyuluhan Bina Keluarga Balita. Jakarta: BKKBN. BKKBN. (2007). Buku Pegangan Kader Keluarga Balita. Bandung: Provinsi

Jawa Barat.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional


(1)

52

Keterangan:

KD = nilai koefisien determinan r = nilai koefisien korelasi

100% = pengali yang menyatakan dalam persentase

Tabel. 3.7

Interpretasi Koefisien Determinasi Proporsi/ Interval Koefisien Keterangan

0 – 19,99% Sangat Rendah

20% - 39,99% Rendah

40% - 59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat


(2)

Yuni Gantini, 2014

Pengaruh Program Bina Keluarga Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orang Tua

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam bab ini peneliti akan mengemukakan mengenai kesimpulan atas penemuan yang didapat bab-bab sebelumnya yang telah diselesaikan. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV sebelumnya mengenai pengaruh program Bina Keluarga Balita terhadap pola asuh orang tua, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Orang tua yang mengikuti kegiatan BKB di Kelurahan Melong memiliki persepsi yang positif dan partisipasi orang tua setiap bulannya sangat tinggi. Secara umum orang tua ikut andil dalam proses pelaksanaan BKB, dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pemilihan narasumber dan materi disesuaikan dengan kebutuhan peserta. Peserta dapat ikut menentukan siapa yang akan dijadikan narasumber, kemudian materi yang akan disampaikan berangkat dari permasalahan-permasalahan pengasuhan yang terjadi pada peserta BKB. Kegiatan ini menghasilkan nilai positif untuk orang tua, hal ini dapat diketahui dari perubahan perilaku pengasuhan orang tua dari yang sebelumnya kurang peka terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak. setelah mengikuti kegiatan BKB orang tua menjadi lebih peka terhadap tumbuh kembang anak.

2. Pola asuh yang dilakukan oleh masyarakat di Kelurahan Melong yang mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita ini cenderung menerapkan gaya pola asuh seimbang (Authoritative). Hal ini dapat diketahui dari pengasuhan yang dilakukan orang tua yaitu orang tua membebaskan anak bermain dan melakukan hal yang disenanginya namun orang tua tetap memberikan aturan. Hal ini bisa dinilai dari sikap orang tua seperti, orang tua peka terhadap minat dan bakat yang dimiliki anak, orang tua memperhatikan dan mengawasi aktifitas anak dalam bermain, orang tua selalu berinteraksi dengan anak dengan cara mengajak anak bercerita ataupun mengajak anak untuk


(3)

75

melakukan hal-hal yang positif. Selanjutnya orang tua menerapkan kebiasaan-kebiasaan agar anak menjadi anak yang religius seperti membaca doa dalam segala aktifitasnya, mengajak anak beribadah serta mengikutkan anak ke sekolah agama yang berada di wilayah rumahnya. Tidak hanya itu, orang tua yang mengikuti kegiatan BKB ini lebih memperhatikan cara dalam menstimulisasi pertumbuhan dan perkembangan anak, agar anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya.

3. Kegiatan Bina Keluarga Balita berpengaruh terhadap pola asuh. Orang tua yang mengikuti kegiatan BKB dapat menerapkan materi-materi yang disampaikan saat pelaksanaan BKB pada pengasuhannya sehari-hari. Wawasan dan pengetahuan orang tua mengenai pengasuhanpun semakin luas dengan adanya kegiatan BKB. Kegiatan Bina Keluarga Balita memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pola asuh orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pola asuh yang terjadi dipengaruhi secara nyata oleh kegiatan BKB.

B. Saran

Dari hasil penelitian ini, adapun saran-saran yang ditujukan untuk pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Keluarga

Dari hasil penelitian ini diharapkan untuk keluarga yang menjadi peserta BKB terus mengikuti kegiatan tersebut. Karena kegiatan BKB ini memberikan banyak manfaat untuk membantu pengasuhan anak yang terjadi di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitar. Kemudian untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi orang tua yang memiliki anak dalam hal pengasuhan, agar pengasuhan yang dilakukan lebih baik.

2. Bagi Lembaga Penyelenggara BKB

Diharapkan untuk pihak Bina Keluarga Balita dapat terus mengembangkan kegiatan tersebut karena sangat bermanfaat untuk orang tua. Kemudian untuk narasumbernya agar tidak terjadi kebosanan, dalam setiap bulannya mengundang narasumber dari pihak luar yang bersangkutan misalnya


(4)

76

Yuni Gantini, 2014

Pengaruh Program Bina Keluarga Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orang Tua

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langsung dari pihak BKKBN, agar kegiatan Bina Keluarga Balita ini terus diminati oleh para orang tua.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat melakukan penelitian dengan kajian yang sama diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian ini. Penelitiannya terhadap pengasuhan yang dilakukan oleh setiap keluarga yang mengikuti kegiatan BKB. Sehingga perbedaan pengasuhan akan terlihat dalam setiap keluarga yang mengikuti kegiatan BKB.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta.

Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD (Pendidikan Anak

Usia Dini). Bandung: Nuansa Aulia.

Hurlock, E. (2002). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Ernas, Riduwan, Rusyana, A. (2011). Cara Mudah Belajar SPSS Versi 17.0 dan

Aplikasi Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Mulyasa, H. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: Alfabeta.

Shcohib, M. (2000). Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak

Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Falah Production.

---. (2001). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Solaeman, M.I. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta.

Yamin,M. Sanan,J. (2010). Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada (GP).


(6)

Yuni Gantini, 2014

Pengaruh Program Bina Keluarga Balita (BKB) terhadap Pola Asuh Orang Tua

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Literatur Kelembagaan

BKKBN. (2007). Bahan Peyuluhan Bina Keluarga Balita. Jakarta: BKKBN. BKKBN. (2007). Buku Pegangan Kader Keluarga Balita. Bandung: Provinsi

Jawa Barat.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013) Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional


Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Inovasi dan Sistem Sosial terhadap Adopsi Inovasi Program Bina Keluarga Balita (BKB) di Kelurahan Kwala Bingai Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat

3 65 121

Hubungan Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) Dan Tumbuh Kembang Balita Di Kelurahan Simpang Tetap Darul Ichsan Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai Tahun 2009

5 121 110

Dampak Program Bina Keluarga Balita (BKB) Terhadap Tumbuh Kembang Anak Balita 6-24 Bulan

2 6 8

DAMPAK PROGRAM BINA KELUARGA BALITA (BKB) TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA 6-24 BULAN (Studi di wilayah kerja Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember)

0 4 23

PERAN KADER BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM OPTIMALISASI FUNGSI EDUKASI KELUARGA PADA ORANG TUA BKB : Studi Deskriptif Di BKB Amarilis Mengenai Penyuluhan Pola Asuh Dalam Keluarga Di Dusun Tegal Mantri Kelurahan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 2 49

PERAN KADER BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM OPTIMALISASI FUNGSI EDUKASI KELUARGA PADA ORANG TUA BKB : Studi Deskriptif Di BKB Amarilis Mengenai Penyuluhan Pola Asuh Dalam Keluarga Di Dusun Tegal Mantri Kelurahan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

0 1 49

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN ANGGOTA BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM KEGIATAN BKB DI BANJAR MANUKAYA LET DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2016.

0 0 30

hasil pl bina keluarga balita BKB BPPKB

0 0 1

“POLA ASUH ANAK USIA DINI” (Studi Kasus Pada Orang Tua yang Mengikuti Program Bina Keluarga Balita (BKB) di Kelurahan Kutoarjo Kabupaten Purworejo) -

0 1 65

Kendala-Kendala BKB (Bina Keluarga Balita) Holistik Integratif di Provinsi Sulawesi Utara

0 0 12