PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI : Survey : Pada Siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

(1)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

(Survey : Pada Sis wa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh: ANISSATINNUPUS

0901397

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUN TANSI

(Survey : Pada Sis wa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun O leh:

ANISSATINNUPUS 0901397

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(3)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Survey : Pada Sis wa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh : Anissatinnupus

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

© Anissatinnupus 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang difoto copy, atau cara lainnya tanpa izin penulis


(4)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015


(5)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

(Survey : Pada Siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Oleh: Anissatinnupus

NIM. 0901397

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi


(6)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI

(Survey pada Siswa Kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Anissatinnupus

Pembimbing : D ra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M. ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 8 Bandung dengan jumlah sampel 62 siswa kelas XII IPS. Instrumen pengumpulan data terdiri dari angket kompetensi guru dan angket motivasi belajar. Adapun wawancara yang dilakukan peneliti pada awal penelitian. Data diolah menggunakan teknik regresi dan pengujian hipotesis dilakukan melalui uji F dan uji t.

Hasil analisis regresi menunjukkan kompetensi guru berpengaruh terhadap motivasi belajar sebesar 0,778. Adapun hasil pengujian hipotesis pada tingkat kepercayaan 95% melalui uji F yaitu �ℎ� �� (3,389 > � �� 3,153 dan uji t yaitu ℎ� �� > �� 9,593 > 1,671 membuktikan bahwa kompetensi guru berpengaruh terhadap motivasi belajar baik secara parsial maupun simultan. Kata Kunci : Kompetensi guru, Motivasi Belajar


(7)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Survey on Class of XII IPS in SMA Pasundan 8 Year 2014/2015)

Anissatinnupus

Concelor : Dra. Heraeni Tanuatmodjo, M.M.

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of teacher competence on motivation to learn. This research at Pasundan High School 8 Bandung with a sample of 62 students of class XII IPS. Data collection instruments consisted of a questionnaire of teacher's competence and questionnaire of learning motivastion. The interviews were conducted by researcher at the beginning of the study. The data were processed by using regression technique and hypothesis testing performed by the F test and t test.

Regression analysis showed an effect of teacher competence on motivation to learn at 0,778. The results of hypothesis testing at 95% confidence level by the F test. ℎ� �� (3.389) > �� (3.153) and the ℎ� �� > �� (9.593> 1.671) proves that the competence of teachers affect the learning motivation either partially or simultaneously.


(8)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGAN TAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 8

B. Maksud dan Tujuan Penelitian... 8

C. Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI……....…….………..…...10

A. Belajar ... 10

1.Pengertian Belajar ... 10

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar...10

3. Teori Belajar ... 11

a. Teori Belajar Behaviosristik ... 11

b. Teori Belajar kognitivisme... 11

c. Teori Belajar kontrukvisme ... 12

d. Teori Belajar humaninisme...12

B. Motivasi...13

a. Pengertian Motivasi Belajar...13

b. Fungsi Motivasi Belajar...14

c. Jenis Motivasi Belajar...14

d. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar...15

e. Faktor- faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar...16

f. Indikator Motivasi Belajar... 17

g. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar...17

C. Kompetensi Guru...19

1. Landasan Kompetensi Guru...19

2.Definisi Kompetensi Guru...19

a. Kompetensi Pedagogik...20

1) Pengertian Kompetensi Pedagogik...20

2) Indikator Kompetensi Pedagogik...20

b. Kompetensi Profesional...23

1) Pengertian Kompetensi Profesional...23

2) Indikator Kompetensi Profesional...23

c. Kompetensi Sosial...25


(9)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini pendidikan berkembang dengan pesat. Kini pendidikan merupakan hal yang utama bagi sebagian masyarakat di Indonesia, terbukti dengan menjamurnya sekolah-sekolah mulai dari tingkat dasar sampai pada tingkat universitas. Tidak hanya jumlah sekolah yang terus bertambah, tingkat kesulitan pelajaran pun bertambah, hal ini menunjukkan adanya perkembangan pendidikan dari segi perubahan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Perubahan tersebut dapat berupa penambahan atau pengurangan mata pelajaran di sekolah, kebijakan kurikulum yang berubah-ubah dari kurikulum tahun 1994, KBK, KTSP dan saat ini menggunakan kurikulum 2013. Perubahan-perubahan tersebut menuntut guru maupun siswa untuk terus berkembang secara akademis sesuai dengan perkembangan pendidikan saat ini.

Bagi guru dan siswa tidak hanya untuk memenuhi kebijakan kurikulum yang ada, tetapi juga untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku dari seorang peserta didik yang diharapkan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu. Berdasarkan Permendiknas No.52 Tahun 2008 disebutkan bahwa “salah satu komponen dalam penyusunan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang didalamnya menggambarkan proses dan hasil yang diharapkan dapat dicapai peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar”.

Pembelajaran adalah proses interaksi antara murid dan guru yang terjadi di dalam kelas. Berdasarkan teori behavioristik belajar yaitu proses pembelajaran lebih menekankan pada proses pemberian stimulus (rangsangan) dan rutinitas respon yang dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuanya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksinya antara stimulus dan respon. Salah satu


(10)

2

pendukung aliran ini adalah Theordike (Budiningsih, 2005: 21) yang mengemukakan tentang teori koneksionisme.

Menurut Theordike (dalam Budingsih, 2005:21), belajar adalah :

Proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar serta pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat diungkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar yang dapat berupa pikiran, perasaan atau gerakan/tindakan.

Definisi belajar tersebut menurut Theordike (dalam Budiningsih, 2006: 21) yaitu “perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar dapat berwujud konkret (dapat diamati) dan non konkret (tidak dapat diamati)”.

Sedangkan menurut Gagne dalam Slameto (2010: 13) memberikan dua definisi belajar, yaitu :

1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, kebiasaan, dan tingkah laku.

2. Belajar adalah penguasaan, pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari instruksi.

Faktor pendukung tercapainya tujuan pembelajaran juga bisa dilihat dari motivasi yang dimiliki oleh siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Syah (2002:

132) bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar terdiri dari (1)

motivasi belajar siswa, (2) bahan ajar, (3) alat bantu belajar. (4) suasana belajar, (5) kondisi subjek yang belajar”.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Dengan kata lain, kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajarnya. Motivasi belajar yang tinggi akan menciptakan prestasi yang tinggi pula, begitu pun sebaliknya. Bahkan menurut Purwanto (2008: 61) “seringkali anak didik yang tergolong cerdas tampak bodoh karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin.

Menurut (Djamarah,2008:200) “Motivasi dipandang sebagai dorongan

mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar”


(11)

Sejalan dengan itu menurut (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 80) “dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap serta perilaku pada individu belajar “.

Dengan adanya motivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki konsentrasi penuh. Motivasi merupakan usaha yang disadari untuk menggerakkan, dan menjaga agar tingkah laku seseorang terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Menurut Uno (2010: 23) “Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik

dalam memenuhi kebutuhannya”. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

agar mendapatkan prestasi belajar yang baik, harus diperhatikan komponen – komponen dalam pembelajaran. Komponen–komponen dalam pembelajaran menurur Loree (dalam Syamsudin, 2005:165) yakni sebagai berikut :

Raw input adalah kapasitas output, (IQ) (bakat khusus, minat, motivasi, kematangan/kesiapan, serta kebiasaan), sedangkan yang dimaksud instrumental input yakni kualifikasi serta kelengkapan sarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran (guru, metode, teknik, media bahan sumber, sarana), enviromental input yakni menunjukkan situasi dan keadaan fisik lingkungan, dan expected output yakni : kognitif, afektif, dan psikomotor.

Sejalan dengan Loree, menurut Purwanto (2012:75), motivasi dapat dipengaruhi baik dari luar diri individu (orang tua, guru, teman) maupun dari diri individu ( keinginan seseorang untuk mencapai cita- citanya dan sebagainya).

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis kepada guru Akuntansi yang bernama Ibu Lilis Setiani, S.Pd di SMA Pasundan 8 Bandung yang dilakukan pada tanggal 26 Maret 2013 penulis memperoleh informasi mengenai rendahnya motivasi belajar siswa dalam belajar Akuntansi yang dapat dilihat dari jumlah kehadiran siswa pada saat pelajaran Akuntansi berlangsung, tidak semua siswa membawa perlengkapan belajar, siswa berada di kantin ketika pelajaran berlangsung, memainkan hp, kurangnya perhatian siswa terhadap guru pada saat proses pembelajaran Akuntansi di kelas serta rendahnya penyelesaian tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.


(12)

4

Selain wawancara yang dilakukan, fenomena ini dapat di lihat dari presensi siswa kelas XII IPS 2 dan XII IPS 3 di SMA Pasundan 8 Bandung pada mata pelajaran Akuntansi yang kemudian diolah menjadi data absensi (ketidak-hadiran), baik dengan alasan sakit (S), ijin (I), alfa/tidak hadir tanpa keterangan (A) maupun dispensasi (D). Data absensi ini dapat digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa Akuntansi karena sesuai dengan salah satu indikator dalam mengidentifikasi motivasi belajar siswa Akuntansi yang dikemukakan oleh Makmun (2005 : 40), yaitu “frekuensi dalam kegiatan dalam periode tertentu”. Hal ini berarti, banyaknya frekuensi siswa mempelajari Akuntansi dalam suatu periode dimana periode tersebut adalah KBM mata pelajaran Akuntansi.

Adapun rangkuman data yang penulis peroleh adalah sebagai berikut : Tabel 1.1

Data Absensi Siswa

Kelas XII IPS 2 dan XII IPS 3 SMA Pasundan 8 Bandung Pada Mata Pelajaran Akuntansi

Kelas Jumlah Siswa

Jumlah Tatap Muka

Keterangan Presentase (% ) S I A D S I A D

XII IPS 2 38 7 8 0 14 0 3,94 0 6,89 0

XII IPS 3 31 7 5 1 8 0 4,1 0,8 6,45 0

(Sumber : Data Diolah ) Keterangan :

S = Sakit I = Ijin A = Alfa D = Dispensasi

Berdasarkan data tabel 1.1 terlihat bahwa ada siswa yang menunjukkan keengganan dalam mengikuti proses pembelajaran Akuntansi, terlihat dari besarnya presentase alfa siswa. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Akuntansi rendah.

Dari permasalahan diatas, perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai penyebab rendahnya motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dari keengganan siswa mengikuti KBM mata pelajaran Akuntansi yang berdampak pula pada hasil belajar siswa yang rendah. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, bisa karena siswa itu sedang sakit, siswa tidak senang, lapar, atau bahkan sedang


(13)

memiliki masalah dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri siswa karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Dari hal tersebut siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya atau singkatnya perlu diberikan motivasi. Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, yang penting bagaimana menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk belajar. Dalam hal ini peran guru sangat penting untuk melakukan usaha-usaha yang dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi yang baik pula. Karena guru merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan mempengaruhi proses pendidikan seperti dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 yang menyatakan bahwa :

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Apabila fenomena ini dibiarkan akan mengakibatkan penurunan kualitas peserta didik, rendahnya prestasi yang dihasilkan oleh siswa, tidak tercapainya KKM, menurunnya akreditasi sekolah yang berdampak pada kurangnya kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Oleh karena itu, untuk memperkecil kemungkinan fenomena tersebut berkelanjutan maka diperlukan adanya dorongan dari guru untuk dapat meningkatkan motivasi siswa. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 28, dikemukakan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya yang dimaksud dengan agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Hal ini diungkapkan juga oleh pakar behavioristik, misalnya B.F. Skinner, seorang pakar pendidikan mengemukakan bahwa motivasi pelajar ditentukan dari faktor luar (faktor lingkungan, rangsangan dan stimulus). Pelajar akan termotivasi semasa belajar jika lingkungan belajar dapat memberikan rangsangan sehingga pelajar tertarik untuk belajar. Menurut Djamarah (2008: 119) “ sebagai motivator,


(14)

6

guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar”. Guru memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan karena guru merupakan salah satu unsur dalam pendidikan dan pengajaran di sekolah. Untuk berhubungan dengan siswa guru memiliki kompetensi yang lebih dengan siswa karena interaksi yang terjadi setiap hari dan guru merupakan pihak yang besar peranannya dalam menentukan siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan terhadap guru merupakan hal mendasar dalam proses pendidikan.

Melihat hasil di atas penulis berkesimpulan bahwa di SMA Pasundan 8 Bandung siswa memiliki motivasi belajar yang rendah, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Dari sisi lain sekolah SMA Pasundan 8 Bandung memiliki keunggulan dalam hal lain seperti memiliki sistem pembelajaran Fullday School, menggunakan model pembelajaran cooperative learning, serta adanya fasilitas proyektor pada setiap kelas.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang, banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa diantaranya yaitu upaya guru dalam membelajarkan siswa. Ini sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2009: 97-100) bahwa, motivasi siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

1. Cita-cita atau aspirasi siswa.Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu lama bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk “ menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar.

2. Kemampuan belajar siswa. Kemampuan belajar siswa meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya, pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi. Didalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berpikirnya konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang berpikir secara operasional. Jadi siswa yang mempunyai belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.

3. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa. Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi


(15)

biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis.

4. Kondisi Lingkungan Kelas. Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran yaitu unsur- unsur yang dalam keberadaannya dalam proses yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.

6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa.

Dalam proses pembelajaran, guru mempunyai peranan penting untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Agar dapat optimal dalam menjalankan tugasnya, seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan atau potensi sebagai pengajar dan pendidik. Kemampuan yang dimaksud adalah kompetensi guru. Kompetensi guru terdiri dari empat yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas diketahui bahwa kompetensi guru merupakan faktor yang dominan dalam menentukan kualitas pembelajaran. Artinya kalau guru yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kompetensi yang bagus, akan mampu meningkatkan sikap dan motivasi belajar siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga sebaliknya.

Meningkatnya kualitas pembelajaran, akan mampu meningkatkan motivasi siswa yang pada akhirnya meningkat juga prestasi yang diraih siswa. Hal ini dapat dipahami karena guru yang mempunyai kompetensi bagus dalam kelas akan mampu menjelaskan pelajaran dengan baik, mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa akan memiliki semangat dalam belajar, senang dengan kegiatan dan merasa mudah memahami materi yang disajikan oleh guru, sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Kompetensi guru akan mempengaruhi motivasi belajar siswa


(16)

8

DR. Dedi Rohendi, M.T, dkk dengan judul Pengaruh Kompetensi Guru Mata Pelajaran TIK Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus pada satu SMA ) , menghasilkan ada keterhubungan antara keempat kompetensi guru tersebut terhadap motivasi siswa untuk belajar mata pelajaran TIK. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Andaru Werdayanti Jurnal Fakultas Ekonomi UNNES dengan judul Pengaruh Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas dan Fasilitas Guru terhadap Motivasi Siswa menghasilkan ada pengaruh antara kompetensi guru dalam proses belajar mengajar di kelas dan fasilitas terhadap motivasi belajar siswa belajar siswa kelas X SMAN 1 Sukorejo.

. Maka, untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi ( survey : Pada Siswa Kels XII IPS SMA Pasundan 8 Bandung)”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran kompetensi guru Akuntansi di SMA Pasundan 8 Bandung.

2. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Pasundan 8 Bandung.

3. Bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung.


(17)

D. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran tentang kompetensi guru Akuntansi di SMA Pasundan 8 Bandung.

2. Untuk mengetahui gambaran motivasi siswa pada mata pelajaran Akuntansi di SMA Pasundan 8 Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis

a. Menambah teori pengetahuan tentang kompetensi guru dan faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi siswa khususnya pada mata pelajaran Akuntansi.

b. Memberikan sumbangan penting dalam memperluas kajian ilmu untuk masa yang akan datang.

2. Manfaat praktis

a. Bagi sekolah penelitian ini dapat memberikan manfaat guna pengembangan kualitas pembelajaran dan diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti sebagai bahan kajian untuk mengembangkan kompetensi guru dalam rangka menciptakan dan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.

b. Bagi penulis penelitian ini dapat menambah pengetahuan yang luas di bidang pendidikan serta memberikan pengalaman yang berharga karena dapat mengetahui kondisi nyata yang terjadi di lapangan.


(18)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015 Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Untuk mendapatkan kebenaran objektif dalam mengumpulkan data diperlukan desain penelitian, desain penelitian ini adalah suatu rancangan bentuk/model suatu penelitian. Menurut Husein (2008:4), “desain penelitian merupakan suatu cetak biru (blue print) dalam hal bagaimana data dikumpulkan, diukur, dan dianalisis”. Desain penelitian adalah suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antar variabel secara komprehensif, sedemikian rupa agar hasil penelitiannya dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Menurut Sugiyono (2012: 2) “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksudkan adalah kegiatan penelitian harus didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris dan sistematis”.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode deskriptif verifikatif dengan bentuk penelitian survei. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui pengaruh antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2012:207) “ metode deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.”

Verifikatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan alat uji statistik. Metode penelitian verifikatif menurut Hasan (2006:22) ”merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada sebelumnya.”. Dengan demikian metode penelitian verifikatif adalah metode untuk menguji teori yang sudah ada, tetapi bukan untuk menciptakan teori yang baru.


(19)

faktual, sistematis, aktual mengenai fakta- fakta, sifat- sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki secara terperinci untuk menghasilkan rekomendasi untuk keperluan di masa yang akan datang.

B. Operasionalisasi Variabel

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012: 38).

Sesuai dengan judul skripsi yang penulis teliti, yaitu “Pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi siswa di SMA Pasundan 8 Bandung”, maka terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu:

1. Variabel Independen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah kompetensi guru. Kompetensi guru yaitu suatu kemampuan mendidik siswa yang diperoleh melalui pendidikan yang terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional agar menjadi guru yang profesional dan tujuan pembelajaran tercapai. 2. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah motivasi siswa. Motivasi yaitu dorongan yang berasal dari diri sendiri atau dari luar individu untuk adanya perubahan tingkah laku.motivasi terbagi dalam dua jenis yaitu motivasi interinsik dan motivasi eksterinsik.

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini disajikan pada tabel 3.1 berikut:


(20)

39

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Dimensi Indikator Skala

Data

1 Kompetensi Guru

Kompetensi pedagogik

1. Memahami peserta didik secara mendalam.

2. Merancang pembelajaran termasuk memahami landasan pedidikan untuk kepentingan pembelajaran.

3. Melaksanakan pembelajaran. 4. Merancang dan melaksanakan

evaluasi pembelajaran.

5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensinya.

Interval

Kompetensi Profesional

1. Menguasai subtansi keilmuan yang terkait bidang studi. 2. Memahami struktur dan metode

keilmuan.

Interval

Kompetensi Kepribadian

1. Berakhlak mulia.

2. Memilih kepribadian yang mantap dan stabil.

3. Dewasa. 4. Berwibawa. 5. Arif.


(21)

No

Variabel Dimensi Indikator

Skala Data Kompetensi

Sosial

1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.

2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Interval

2. Motivasi Belajar Siswa

Durasi 1. Berapa lama siswa belajar di kelas

2. Berapa lama siswa mengerjakan soal.

3. Berapa lama siswa istirahat.

Interval

Frekuensi 1. Berapa sering siswa belajar dilakukan dalam satu semester. 2. Berapa sering siswa mangkir saat

pelajaran.

3. Berapa banyak tugas yang dikerjakan siswa dalam satu semester.

Interval


(22)

41

guru menerangkan materi.

Tingkat aspirasi

1. Membawa buku paket saat pelajaran berlangsung.

2. Membawa buku tulis saat pelajaran berlangsung.

3. Membawa alat tulis saat proses pembelajaran.

Interval

No Variabel Dimensi Indikator Skala

Data Tingkatan

kualifikasi prestasi

1. Siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan pihak guru mata pelajaran.

Interval

Arah sikap siswa

1. Semangat dan antusias saat pelajaran berlangsung.

2. Bertanya kepada guru apabila kurang memahami materi yang diberikan guru.

Interval

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011: 90) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa pada SMA Pasundan 8 Bandung kelas XII IPS 2 dan XII IPS 3 yang berjumlah 74 siswa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono ( 2010: 215 ) ”sampel adalah sebagian dari populasi dan bersifat representatif (mewakili)”. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini


(23)

2

1

Ne

N

n

untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi.

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang dapat mewakili (representatif) dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, maka dalam penentuan sampel digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

( Riduwan, 2010 ) Keterangan :

n : Ukuran Sampel N : Ukuran Populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat di tolelir.

Dari jumlah populasi tersebut dengan tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 5%, maka sampel yang diperoleh dengan menggunakan rumus di atas diperoleh sampel sebesar :

2

) 05 , 0 )( 74 ( 1

74  

n = 62,44=62

Setelah menentukan sampel siswa maka langkah selanjutnya adalah menentukan setiap kelas XI IPS SMA Pasundan 8 Bandung. Dapat dihitung dengan rumus

:

(Riduwan, 2010) Keterangan :


(24)

43

n = Jumlah sampel keseluruhan

Ni = Jumlah populasi menurut kelas

N = Jumlah populasi secara keseluruhan Perhitungan dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

NO KELAS JUMLAH SISWA

1 XII IPS 2 ni= x 62 = 32

2 XII IPS 3 ni= x 62 = 30

JUMLAH 62

(sumber : data diolah)

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data di dalam penelitian. Menurut Sugiyono ( 2012: 137) ,”bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya ”. Dari pernyataan tersebut peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner/ angket. Menurut Sugiyono (2012: 142) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa


(25)

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.

Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa kuesioner (angket). Jenis kuesioner yang digunakan peneliti adalah kuesioner tertutup dan terstruktur, artinya pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka karena jawabannya telah disediakan. Responden mengisi secara langsung dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan. Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Pasundan 8 Bandung untuk mendapatkan informasi mengenai kompetensi guru Akuntansi.

Instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

skala numerik (numerical scale). Menurut Sekaran (2003: 198) “…the numerical scale is similar to the semantic differential scale, with the difference that number on a 5-point or 7-point scale are provided, with bipolar adjectives at both end” artinya skala numerik mirip dengan skala differential semantic, dengan perbedaan dalam hal nomor pada skala lima atau tujuh titik yang disediakan, dengan kata sifat berkutub dua pada kedua ujungnya. Berikut adalah skala numerik lima titik beserta keterangannya. Tipe data yang digunakan adalah interval.

Contoh :

1 2 3 4 5

Positif Positif

terendah tertinggi

E. Pengujian Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen yang belum berstandar, untuk menghindari data yang tidak sahih, maka terlebih dahulu dilakukan uji instrument. 1. Pengujian Validitas Instrumen


(26)

45

n X2 X 2

n Y2

 

Y 2

Y X XY n rhitung

   

 

    

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Dalam penelitian ini untuk mengetahui validitas instrumen digunakan rumus korelasi Product moment

sebagai berikut :

( Arikunto , 2009 : 72 ) Keterangan:

r hitung = nilai korelasi Product Moment

n = jumlah responden

∑X = jumlah skor variabel X

∑Y = jumlah skor total (seluruh item)

Menurut Sugiyono (2003:124) valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks Korelasi Pearson Product Moment

dengan level signifikansi 5%.

Untuk menafsirkan hasil uji validitas, kriteria yang digunakan menurut Sugiyono (2012:251) adalah :

- Jika nilai r hitung > nilai r tabel maka item instrumen dinyatakan valid dan dapat

dipergunakan.

- Jika nilai r hitung nilai r tabel maka item instrumen dinyatakan tidak valid dan

tidak dapat dipergunakan.

Dalam penelitian ini uji validitas soal dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows..

α =0,05 df=n-2= 30-2 =28. Jadir tabel nya = 0,306.

Untuk pengujian validitas, penulis menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0 for windows. Untuk menguji item pernyataan kuesioner, terlebih dahulu perlu diukur keabsahannya (valid) dengan melakukan uji validitas kepada 30 responden yakni siswa kelas XII IPS 1 SMA Pasundan 8 Bandung. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(27)

Tabel 3.3

Perhitungan Item Validitas Kompetensi Guru

No.item lama

No item baru Rhitung Rtabel (α=0,5) Hasil

1 1 0,620 0,3061 Valid

2 2 0,508 0,3061 Valid

3 3 0,505 0,3061 Valid

4 4 0,371 0,3061 Valid

5 5 0,628 0,3061 Valid

6 6 0,563 0,3061 Valid

7 7 0,598 0,3061 Valid

8 8 0,582 0,3061 Valid

9 9 0,703 0,3061 Valid

10 10 0,397 0,3061 Valid

11 11 0,806 0,3061 Valid

12 12 0,561 0,3061 Valid

13 0,189 0,3061 Tidak valid

14 -,179 0,3061 Tidak valid

15 13 0,519 0,3061 Valid

16 14 0,612 0,3061 Valid


(28)

47

18 16 0,498 0,3061 Valid

19 17 0,723 0,3061 Valid

20 18 0,412 0,3061 Valid

21 19 0,620 0,3061 Valid

22 20 0,495 0,3061 Valid

23 0,014 0,3061 Tidak valid

24 21 0,383 0,3061 Valid

25 22 0,602 0,3061 Valid

No.item lama

No item baru Rhitung Rtabel (α=0,5) Hasil

26 23 0,697 0,3061 Valid

27 24 0,625 0,3061 Valid

28 25 0,565 0,3061 Valid

29 26 0,471 0,3061 Valid

30 27 0,522 0,3061 Valid

31 0,143 0,3061 Tidak valid

32 -,056 0,3061 Tidak valid

33 28 0,598 0,3061 Valid

34 29 0,542 0,3061 Valid

35 30 0,372 0,3061 Valid

36 0,248 0,3061 Tidak valid

37 31 0,456 0,3061 Valid

(sumber : data diolah)

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa di dalam angket penelitian kompetensi guru terdapat enam item yang tidak valid sehingga item tersebut tidak perlu digunakan atau harus dihilangkan. Item pernyataan yang dinyatakan tidak valid berarti hasil perhitungannya �ℎ� �� ≤ � , sedangkan item pernyataan valid layak dijadikan sebagai alat ukur penelitian.


(29)

Tabel 3.4

Hasil perhitungan validitas motivasi belajar siswa

No.item lama

No item baru

Rhitung Rtabel (α=0,5) Hasil

38 38 0,335 0,3061 Valid

39 39 0,656 0,3061 Valid

40 40 0,387 0,3061 Valid

41 41 0,434 0,3061 Valid

42 -,310 0,3061 Tidak Valid

43 42 0,488 0,3061 Valid

44 43 0,855 0,3061 Valid

45 44 0,806 0,3061 Valid

46 45 0,746 0,3061 Valid

47 46 0,871 0,3061 Valid

48 -,293 0,3061 Tidak Valid

49 -,209 0,3061 Tidak Valid

50 0,127 0,3061 Tidak valid

51 47 0,558 0,3061 Valid

52 48 0,664 0,3061 Valid


(30)

49

54 50 0,700 0,3061 Valid

55 51 0,721 0,3061 Valid

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa di dalam angket penelitian motivasi belajar siswa terdapat empat item yang tidak valid sehingga item tersebut tidak perlu digunakan atau harus dihilangkan. Item pernyataan yang dinyatakan tidak valid berarti hasil perhitungannya �ℎ� �� ≤ � , sedangkan item pernyataan valid layak dijadikan sebagai alat ukur penelitian.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2012:3),” reliabilitas adalah derajat konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu. Selain memiliki tingkat kesahihan (validitas) alat ukur juga harus memiliki kekonsistenan”. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Untuk menghitung uji realibilitas penulis menggunakan teknik alpha dengan rumus :

(Riduwan, 2004 : 125) Keterangan :

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varian skor tiap-tiap item = Varians total

K = Jumlah item

Langkah- langkah pengujian reliabilitas dengan metode alpa adalah sebagai berikut:


(31)

Langkah 1: Mencari varians skor tiap-tiap item

=

(Arikunto,2009)

Keterangan :

= Varian skor tiap-tiap item pernyataan

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap item (∑ = Jumlah skor seluruh jawaban responden dikuadratkan N = Jumlah responden

Langkah 2: Menjumlahkan varians semua item dengan rumus : n

(Arikunto, 2009) Keterangan:

∑Si = Jumlah varians setiap item

Sı, S , S , …n =Varians item ke-1, 2, 3…n

Langkah 3: Menghitung varians total

=

(Arikunto, 2009) Keterangan :

= Varians total

∑ = Jumlah kuadrat jawaban responden dari seluruh item (∑ = Jumlah skor seluruh responden dikuadratkan


(32)

51

Langkah 4: Menghitung reliabilitas instrumen dengan rumus Alpha Cronbach

(Arikunto, 2009) Keterangan : = Reliabilitas instrumen

k = Banyak item pernyataan = Jumlah varians butir soal = Varians total

Setelah diperoleh nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nila i dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian instrumen :

- Jika > , berarti reliabel. - Jika ≤ , berarti tidak reliabel.

Peneliti menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0 for windows untuk pengujian validitas dan reliabel data. Hasil penghitunganya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Relibialitas Kompetensi Guru

Cronbach's Alpha N of Items

,921 37 0,306

Hasil di atas menunjukkan 0,921 yang artinya reliabel, karena 0,921 > 0,306.

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Relibialitas Motivasi Belajar Siswa Reliability S tatistics

Cronbach's Alpha

N of Items


(33)

Reliability S tatistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,835 18 0,306

Hasil di atas menunjukkan 0,835 yang artinya reliabel, karena 0,835> 0,306.

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Setelah data berhasil dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Dalam hal ini dilakukan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis. Berikut adalah penjelasan kedua proses tersebut:

1. Analisis Deskriptif

Pengolahan data yang pertama adalah analisis deskriptif yang ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai kompetensi guru dan motivasi belajar siswa kelas XI IPS di SMA Pasundan 8 Bandung. Gambaran kedua variabel tersebut dapat dinyatakan secara keseluruhan atau berdasarkan setiap indikatornya. Langkah-langkah proses analisinya dilakukan sebagai berikut:

a. Mentabulasi jawaban responden untuk setiap angket ke dalam format

berikut:

Tabel 3.6

Format Tabulasi Jawaban Responden

No.

Responden

Indikator 1 Indikator 2 Indikator ... Skor

Total 1 2 3 4 5

Σ 6 7 8 9 10 Σ

11 12 13 14 ... Σ Σ 1 - ...


(34)

53

b. Menentukan kriteria penilaian untuk setiap variabel dengan terlebih dahulu menetapkan:

1) Skor tertinggi dan skor terendah berdasarkan hasil tabulasi jawaban responden untuk setiap indikator maupun secara keseluruhan.

2) Rentang kelas = skor tertinggi – skor terendah

3) Banyak kelas interval ada tiga yaitu rendah, sedang dan tinggi.

4) Panjang kelas interval = �� �� �

5) Menetapkan interval untuk setiap kriteria penilaian.

c. Menentukan distribusi frekuensi, baik untuk gambaran umum maupun indikator- indikator dari setiap variabel dengan format sebagai berikut:

Tabel 3.7

Format Distribusi Frekuensi Variabel/Indikator

Krite ria

Penilaian Interval Frekuensi

Persentase (%)

Rendah Sedang Tinggi Jumlah (Sumber data diolah)

d. Menginterpretasikan hasil distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran dari setiap variabel baik secara keseluruhan maupun untuk setiap indikator. Untuk mendeskripsikan hasil penelitian digunakan salah satu ukuran gejala pusat yaitu modus. Menurut Sudjana (2004: 128):

“...modus didefinisikan sebagai harga-harga data dalam suatu kelompok

terdapat paling sering. Dikatakan secara lain, modus adalah frekuensi terbanyak, modus ini dapat digunakan untuk data kuantitatif dan kualitatif”. 2. Pengujian Hipotesis


(35)

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Chi Kuadrat. Uji Chi Kuadrat digunakan untuk mengadakan pendekatan dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fe) dari sampel apakah berdistribusi normal atau tidak. Untuk itu maka diadakan teknik pengujian yang dinamakan pengujian χ².

Langkah-langkah yang harus dilakukan : Langkah 1 : Mencari skor terbesar dan terkecil Langkah 2 : Mencari nilai rentangan (R) R = Skor terbesar – Skor Terkecil

Langkah 3 : Mencari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n

Langkah 4 : Mencari nilai panjang kelas (i) P = �

��

Langkah 5 : Membuat tabulasi dengan tabel penolong

No Kelas

Interval F

Nilai tengah

(Xi) Xi² f . Xi f . Xi²

Langkah 6 : Mencari rata-rata (mean)

x =

Langkah 7 : Mencari simpangan baku (standar deviasi)

s=

Langkah 8 : Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara: 1. Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval

pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5


(36)

55

2. Mencari nilai Z - score untuk batas kelas interval dengan rumus :

Z =

3. Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurva Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.

5. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval.

Langkah 9 : Mencari chi- kuadrat hitung (χ² hitung)

χ² = ∑

(Riduwan, 2007:132) Langkah 10 : Membandingkan dengan

Dengan membandingkan dengan nilai untuk α = 0,05

dan derajat kebebasan (dk) = k – 1, dengan kriteria pengujian sebagai

berikut :

Jika > artinya Distribusi Data Tidak Normal

Jika ≤ artinya Data Berdistribusi Normal

Pada penelitian ini menggunakan perhitungan SPSS 20.0 for windows.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, sebaiknya dilakukan

plotting (tebaran titik) terhadap pasangan nilai- nilai X dan Y. Hasil plot ini disebut dengan diagram pencar (scatter diagram ).jika terdapat


(37)

gejala bahwa letak titik- titik data itu menyebar disekitar garis lurus, maka antara kedua variabel terdapat hubungan linier dan uji regresi dapat dilanjutkan. Namun, jika titik- titik data itu tidak berada di sekitar garis lurus, maka antara kedua variabel tersebut tidak terdapat hubungan linier, maka uji regresi tidak dapat dilanjutkan.

Rumus uji Linieritas yaitu sebagai berikut :

=

Keterangan:

Jumlah kuadrat total Jumlah kuadrat koefisien

Jumlah kuadrat regresi (b|a) Jumlah kuadrat sisa

Jumlah kuadrat tuna cocok Jumlah kuadrat galat

Dalam penelitian ini, uji linearitas dilakukan dengan menggunakan

bantuan software SPSS 20.0 for windows. Adapun langkah operasional

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pilih menu Analyze -> Regression -> Curve


(38)

57

b. Masukkan Dependent Variabel: Y dan Independent

Variabel: X, tekan OK;

c. Regresi Linier Sederhana

Regresi Linier Sederhana adalah hubungan secara linier antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel dependen apakah positif atau negatif. Data yang digunakan minimal berskala interval. Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut :

Sementara nilai a dan b dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Motivasi belajar siswa

a = Konstanta regresi untuk X = 0

b = Koefisien arah regresi yang menentukkan arah bagaimana regresi terletak

X = Kompetensi guru n = Jumlah data sampel

Dalam penelitian ini, uji regresi linear sederhana dilakukan dengan

menggunakan bantuan software SPSS 20.0 for windows. Adapun

langkah operasional yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pilih menu Analyze -> Regression -> Linear

b. Masukkan Dependent Variabel: Y dan Independent

Variabel: X, tekan OK;

d. Uji F

Menguji keberartian regresi linier sederhana ini dimaksudkan untuk meyakinkan diri apakah regresi (berbentuk linier) yang dapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat


(39)

kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.

Berikut ini adalah langkah- langkah dalam melakukan uji keberartian regresi :

a). Menentukan hipotesis : Regresi tidak berarti

Regresi berarti

b). Taraf signifikansi sebesar α = 5% c). Kriteria pengujian

Rumus yang digunakan untuk uji F ini adalah sebagai berikut :

JK(b

=

(Sudjana, 2003: 19) Dalam penelitian ini, uji f dilakukan dengan menggunakan bantuan

software SPSS 20.0 for windows. Adapun langkah operasional yang

dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pilih menu Analyze Regression Curve Estimation;

b. Masukkan Dependent Variabel: Y dan Independent Variabel: X,

tekan OK;

Setelah menghitung F, selanjutnya bandingkan dengan Ftabel. Jika Fhitung lebih besar dari Ftabel dengan taraf nyata 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa regresi tersebut berarti yang artinya penelitian dapat dilanjutkan. begitupun sebaliknya jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel dengan taraf nyata 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa regresi tersebut tidak berarti. Dalam penelitian ini Uji F dilakukan dengan


(40)

59

menggunakan software SPSS.

Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut : Fhitung > Ftabel , maka Ha diterima dan Ho ditolak. Fhitung≤ Ftabel , maka Ha ditolak dan Ho diterima. e. Uji t

Selain uji F perlu dilakukan uji t guna mengetahui keberartian koefisien regresi, dengan hipotesis statistik sebagai berikut :

: β = 0, tidak terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa

: β ≠ 0, terdapat pengaruh kompetensi guru terhadap motivasi belajar siswa Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

t =

��

Keterangan :

b = Koefisien Regresi Sb = Standar Deviasi

(Sudjana, 2003: 31)

Dengan :

(Sudjana, 2003:23) Selanjutnya harus digunakan distribusi Student t dengan dk = (n – 2), berdasarkan kriteria:

Menurut Priyatno (2009:149) kriteria pengujian Uji t adalah :


(41)

a. Jika t tabel ≤ t hitung≤ t tabel, maka H0 diterima


(42)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : 1. Gambaran Kompetensi guru kelas XII IPS 2 dan XII IPS 3 di SMA

Pasundan 8 Bandung yang terdiri dari keempat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik , kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara keseluruhan tersebut berada pada kategori sedang.

2. Gambaran Motivasi belajar siswa kelas XII IPS 2 dan XII IPS 3 di SMA Pasundan 8 Bandung berada pada kategori sedang.

3. Berdasarkan perhitungan regresi sederhana diperoleh keofisien regresi positif , artinya semakin tinggi kompetensi guru maka motivasi belajar siswa semakin tinggi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Bagi guru Akuntansi :

1) Memperbaharui pengetahuan yang membentuk keempat kompetensi tersebut salah satunya dengan mengikuti seminar. 2) Guru lebih inovatif, dan kreatif dalam menentukan metode

pembelajaran di kelas agar siswa dapat antusias untuk mengikuti pelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi Siswa :

Siswa dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya belajar dengan cara belajar di luar jam pelajaran, dan adanya jam tambahan belajar Akuntansi dengan mengikuti les privat agar meningkatkan ketrampilan Akuntansi yang dimiliki.


(43)

3. Bagi peneliti lainnya :

Bagi peneliti lainnya hendaknya melakukan penelitian dengan faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi belajar sehingga diharapkan meningkatkan pengaruh yang lebih tinggi terhadap motivasi belajar siswa. Selain itu menambah jumlah sekolah yang diteliti sebagai objek penelitian agar lebih luas ruang lingkupnya.


(44)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Ainurrahman (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV.Alfabeta. Arikunto, S (2009). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. Bandung : Lab Pendidikan Ekonomi Koperasi UPI.

Budiningsih. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono (2009). Belajar dan Pembelajaran .Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Djamarah,S.B. (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Faturrohman, Pupuh (2009 Jurnal Penelitian Pendidikan). Strategi belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama

Hamalik,Oemar. (2009). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasan, Iqbal. (2006). Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Husein, Umar . (2008). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Jogiyanto.(2009).Analisis dan Desain Sistem Informasi.Yogyakarta: Andi.

Muawanah, U.(2008).Buku Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan jilid 3.Jakarta: Penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Mulyadi,A. (2004). Akuntansi Manajamen. Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia.

Mulyasa, E (2012) . Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Munandar. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT.Rineka Cipta.


(45)

Naim, N. (2011). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

Neti B dan Leni Permana. (2010). Perencanaan Pembelajaran Ekonomi.

Priyatno, Dwi.(2009). Mandiri Belajar Spss, cetakan kedua. Jakarta: PT. Buku Kita.

Purwanto, N.(2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosda Karya. Riduwan. (2007). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta Riduwan.(2010). Dasar- Dasar statistika . Bandung: Alfabeta.

Sadirman, M.A. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Santoso, S. (2001). Mengolah data Statistik secara Profesional. Jakarta: Alex Media Komputindo.

Santrock, John.W.(2007). Psikologi Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Satori, D. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sekaran, Uma. (2006). Research Method for Business, Metode Penelitian Bisnis: Jakarta: Salemba Empat.

Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Sudjana. (2004). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung : Tarsito.

Sudjana.(2004).Statistika. Bandung : Tarsito

Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang : UPT MKK UNNES


(46)

61

Sundayana, W, et al. (2005). Peta Kompetensi Guru Bahasa Inggris. Bandung: Asosiasi Guru-Dosen Bahasa dan Seni (AGDBS).

Surya,M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Susilana,dkk.(2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung.Tim Pengembangan MKDP.

Syah, M.(2010). Psikologi Pendidikan.Bandung : Remaja Rosdakarya.

Syamsudin A M. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosdakarya.

Umar, Husein. (2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Uno, H.B.(2010).Teori Motivasi dan Pengukurannya Anlisis di Bidang Pendidikan. Jakarta:PT Bumi Aksara.

Usman, U.(2010). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Wloakowski, R.J & Jaynes. (2004). Hasrat untuk Belajar ( Membantu anak-anak Termotivasi dan Mencintai Belajar). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sumber Karya Ilmiah

Anissa nurhasanah(2012).Pengaruh Tingkat Intelegensi dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Siswa di SMA Pasundan 8 Bandung.Skripsi.Bandung : Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Inayah. (2011) . Pengaruh Kompetensi Guru, Motivasi Belajar Siswa dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA.Tesis. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.

Kristian, H (2010). Pengaruh Presepsi Siswa Tentang KompetensI Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar yang Dimediasi oleh Motivasi Belajar Siswa. Skripsi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Nurlaila Hidayah.(2009).Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang.Skripsi. Malang: Program sarjana Universitas Negeri Malang.

Reni Marlina.(2012).Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa dan Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata


(47)

Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Kartika Siliwangi 2 Bandung Tahun ajaran 2011/2012. Bandung: Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Sumber lain-lain

Undang- undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. [online].Tersedia : http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GurudanDosen.pdf. (01 april 2013)

Permendiknas RI No.52 Tahun 2008 tentang Standar Proses.


(48)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Angket Penelitian Nama :

Kelas :

Petunjuk Pengisian

1. Tulislah nama dan kelas pada kolom, yang tersedia.

2. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dan alternatif jawaban yang tersedia. 3. Pada setiap pernyataan yang telah disediakan lima (5) alternatif jawaban pilihan.

Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan

membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom yang tersedia, yang terdiri dari :

 Angka 1 menunjukan pernyataan dengan nilai positif terendah.

 Angka 2 menunjukan pernyataan dengan nilai positif rendah.

 Angka 3 menunjukan pernyataan dengan nilai positif sedang.

 Angka 4 menunjukan pernyataan dengan nilai positif tinggi.

 Angka 5 menunjukan pernyataan dengan nilai positif tertinggi.

Keterangan penilaian :

Tidak pernah dilakukan Sering dilakukan

4. Jika terdapat kesalahan dalam memilih jawaban, berilah lingkaran pada jawaban yang

salah, kemudian bubuhkan tanda ceklis (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Instrumen Penelitian

No Pernyataan

1 2 3 4 5

Kompetensi Pedagogik Guru

1 Guru Akuntansi menghargai pendapat siswa.

2 Guru Akuntansi menciptakan kegiatan yang menarik di dalam kelas.

3 Guru Akuntansi membantu siswa dalam mengemukakan gagasan.

4 Guru Akuntansi menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat kepada siswa.

5 Dalam menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran.

6 Guru Akuntansi mengulas materi


(49)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 Guru Akuntansi menjelaskan tujuan

pembelajaran kepada siswa sebelum menerangkan materi ajar secara menarik. 8 Guru Akuntansi menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar secara menarik.

9 Di akhir pembelajaran guru Akuntansi menyimpulkan materi yang sudah dibahas. 10 Guru Akuntansi melemparkan pertanyaan

pada setiap usai menerangkan materi 11 Soal yang diberikan saat ulangan sesuai

dengan materi yang disampaikan. 12 Guru Akuntansi menyampaikan hasil

belajar yang diperoleh siswa 13

Kompetensi Profesional

Guru Akuntansi menjelaskan manfaat- manfaat mempelajari mata pelajaran Akuntansi kepada siswa sebelum memulai KBM.

14 Guru Akuntansi menyampaikan

perkembangan informasi terbaru tentang dunia Akuntansi.

15 Guru Akuntansi menguasai materi saat menejlaskan mata pelajaran Akuntansi. 16 Guru Akuntansi mengaitkan teori Akuntansi

yang diajarkan dengan kehidupan sehari- hari.

17 Guru Akuntansi memiliki wawasan kependidikan Akuntansi.

18 Guru Akuntansi dapat mengontrol kestabilam emosinya.

19 Guru Akuntansi memiliki kepribadian yang tegas.

20 Guru tidak membedakan siswa yang rajin dan yang malas.

21 Guru Akuntansi memiliki sifat yang bijaksana.


(50)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengambil keputusan.

23 Guru Akuntansi berpakaian rapih 24 Suara guru Akuntansi jelas di dengar

sampai belakang kelas.

25 Guru Akuntansi berkata sopan. 26 Guru Akuntansi bersikap santun. 27 Guru Akuntansi mencotohkan norma-

norma religius kepada siswa.

28

Kompetensi Sosial

Guru Akuntansi berkomunikasi dengan baik di dalam kelas.

29 Guru Akuntansi bergaul dengan sesama guru dengan baik.

30 Guru Akuntansi menjalin silaturahmi di luar sekolah.

31 Guru Akuntansi bergaul dengan masyarakat sekitar dengan baik.

Motivasi belajar siswa Durasi

32 Saya mengikuti pelajaran sampai selesai. 33 Saya cepat dalam mengerjakan soal. 34 Saya merasa tidak cukup waktu

mengerjakan tugas di sekolah.

35 Saya merasa kurang waktu mata pelajaran Akuntansi di sekolah.

36 Saya meluangkan waktu untuk mengulang kembali materi Akuntansi yang telah disampaikan di rumah.

37 Saya menggunakan sumber bacaan lain jika belum mengerti terhadap apa yang

disampaikan oleh guru.

38 Saya lebih baik mengerjakan tugas Akuntansi daripada menghabiskan waktu untuk bermain.


(51)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 40 Saya menggunakan sumber bacaan lain jika

belum mengerti terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

41 Saya mengikuti les privat Akuntansi untuk meningkatkan kemampuan saya tentang Akuntansi.

42 Saya bercita- cita ingin menjadi seorang Akuntan.

43 Saya berusaha untuk mendapatkan nilai Akuntansi yang tinggi.

44 Siswa semangat dan antusias saat pelajaran berlangsung.

45 Bertanya kepada guru apabila siswa kurang memahami materi yang diajarkan guru


(52)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Lampiran

Angket Uji Coba Penelitian Nama :

Kelas :

Petunjuk Pengisian

5. Tulislah nama dan kelas pada kolo, yang tersedia.

6. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dan alternatif jawaban yang tersedia. 7. Pada setiap pernyataan yang telah disediakan lima (5) alternatif jawaban pilihan.

Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan

membubuhkan tanda ceklis (√ ) pada kolom yang tersedia, yang terdiri dari :

 Angka 1 menunjukan pernyataan dengan nilai positif terendah.

 Angka 2 menunjukan pernyataan dengan nilai positif rendah.

 Angka 3 menunjukan pernyataan dengan nilai positif sedang.

 Angka 4 menunjukan pernyataan dengan nilai positif tinggi.

 Angka 5 menunjukan pernyataan dengan nilai positif tertinggi.

Keterangan penilaian :

Tidak pernah dilakukan Sering dilakukan

8. Jika terdapat kesalahan dalam memilih jawaban, berilah lingkaran pada jawaban yang

salah, kemudian bubuhkan tanda ceklis (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Uji Coba Instrumen Penelitian

No Pernyataan

1 2 3 4 5

Kompetensi Pedagogik Guru

1 Guru Akuntansi menghargai pendapat siswa.

2 Guru Akuntansi menciptakan kegiatan yang menarik di dalam kelas.

3 Guru Akuntansi membantu siswa dalam mengemukakan gagasan.

4 Guru Akuntansi menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat kepada siswa.

5 Dalam menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran.


(1)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KISI- KISI INSTRUMEN

NO Indikator Pernyataan

1

Kompetensi Pedagogik

Memahami peserta didik secara mendalam

56.Guru Akuntansi menghargai pendapat siswa. 57.Guru Akuntansi menciptakan kegiatan yang

menarik di dalam kelas.

58.Guru Akuntansi membantu siswa dalam mengemukakan gagasan.

2 Merancang pembelajaran termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran

59.Guru Akuntansi menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat kepada siswa.

60.Dalam menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran.

61.Guru Akuntansi menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat kepada siswa.

3 Melaksanakan pembelajaran 62.Guru Akuntansi mengulas materi sebelumnya sebelum menjelaskan materi yang akan dibahas.

63.Guru Akuntansi menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum menerangkan materi ajar secara menarik. 64.Guru Akuntansi menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar secara menarik.

65.Di akhir pembelajaran guru Akuntansi menyimpulkan materi yang sudah dibahas. 66.Guru Akuntansi melemparkan pertanyaan pada

setiap usai menerangkan materi 4 Merancang dan melaksanakan

evaluasi pembelajaran

67.Soal yang diberikan saat ulangan sesuai dengan materi yang disampaikan.

68. Guru Akuntansi menyampaikan hasil belajar yang diperoleh siswa.

5 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensinya.

69.Guru Akuntansi memberikan penawaran pada siswa untuk mengikuti pelajaran tambahan Akuntansi di luar jam mata pelajaran Akuntansi.

70.Guru Akuntansi memfasilitasi siswa untuk mengikuti kegiatan non ekstra kurikuler di luar mata pelajaran Akuntansi.

1

Kompetensi Profesional Menguasai subtansi keilmuan yang terkait bidang studi

71.Guru Akuntansi menjelaskan manfaat- manfaat mempelajari mata pelajaran Akuntansi kepada siswa sebelum memulai KBM.

72.Guru Akuntansi menyampaikan perkembangan informasi terbaru tentang dunia Akuntansi. 73.Guru Akuntansi menguasai materi saat


(2)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

74.Guru Akuntansi mengaitkan teori Akuntansi yang diajarkan dengan kehidupan sehari- hari. 2 Memahami struktur dan metode

keilmuan

75.Guru Akuntansi memiliki wawasan kependidikan Akuntansi.

1

Kompetensi Kepribadian Kepribadian yang mantap dan stabil

76.Guru Akuntansi dapat mengontrol kestabilam emosinya.

77.Guru Akuntansi memiliki kepribadian yang tegas

2 Kepribadian yang dewasa 78. Guru tidak membedakan siswa yang rajin dan yang malas.

79. Guru Akuntansi tidak terbuka terhadap kritik yang dilontarkan oleh siswa.

3 Kepribadian yang arif 80. Guru Akuntansi memiliki sifat yang bijaksana. 81.Guru Akuntansi bersikap arif saat mengambil

keputusan.

4 Kepribadian yang berwibawa 82. Guru Akuntansi berpakaian rapih

83. Suara guru Akuntansi jelas didengar sampai belakang kelas.

84. Guru Akuntansi berkata sopan. 85. Guru Akuntansi bersikap santun.

5 Berakhlak mulia 86. Guru Akuntansi mencotohkan norma- norma religius kepada siswa.

87. Guru Akuntansi membaca doa sebelum memulai pelajaran.

1

Kompetensi sosial

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik

88. Guru Akuntansi berdiskusi dengan siswa di luar kelas.

89. Guru Akuntansi berkomunikasi dengan baik di dalam kelas.

2 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

90. Guru Akuntansi bergaul dengan sesama guru dengan baik.

91. Guru Akuntansi menjalin silaturahmi di luar sekolah.

3 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

92.Guru Akuntansi bergaul dengan orangtua dengan baik.

93.Guru Akuntansi bergaul dengan masyarakat sekitar dengan baik.

1

Motivasi belajar siswa

Durasi 94.Saya mengikuti pelajaran sampai selesai. 95.Saya cepat dalam mengerjakan soal. 96.Saya merasa tidak cukup waktu untuk


(3)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 Frekuensi 97.Saya bolos ketika pelajaran Akuntansi berlangsung

98.Saya meluangkan waktu untuk mengulang kembali materi Akuntansi yangtelah diampaiakan di rumah.

3 Devosi 99.Saya menggunakan sumber bacaan lain jika belum mengerti terhadap apa yang

disampaikan oleh guru.

100. Saya lebih baik mengerjakan tugas

Akuntansi daripada menghabiskan waktu untuk bermain.

101. Saya mempelajari kembali pelajaran Akuntansi sampai paham untuk menghadapi ujian.

102. Saya menggunakan sumber bacaan lain jika belum mengerti terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

103. Saya mengikuti les privat Akuntansi untuk meningkatkan kemampuan saya tentang

Akuntansi.

4 Tingkat aspirasi 104. Saya tidak membeli buku paket 105. Saya membawa buku paket. 106. Saya membawa alat tulis.

107. Saya bercita- cita ingin menjadi seorang Akuntan.

108. Saya berusaha untuk mendapatkan nilai Akuntansi yang tinggi.

5 Tingkat kualifikasi prestasi 109. Siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan oleh guru.

6 Arah sikap siswa 110. Siswa semangat dan antusias saat pelajaran Akuntansi berlangsung.

111. Bertanya kepada guru apabila siswa kurang memahami materi yang diajarkan guru.


(4)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lampiran

Kisi - kisi Instrumen Angket

NO Indikator Pernyataan

1

Kompetensi Pedagogik

Memahami peserta didik secara mendalam

112. Guru Akuntansi menghargai pendapat siswa.

113. Guru Akuntansi menciptakan kegiatan yang menarik di dalam kelas.

114. Guru Akuntansi membantu siswa dalam mengemukakan gagasan.

2 Merancang pembelajaran termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran

115. Guru Akuntansi menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat kepada siswa.

116. Dalam menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran.

3 Melaksanakan pembelajaran 117. Guru Akuntansi mengulas materi

sebelumnya sebelum menjelaskan materi yang akan dibahas.

118. Guru Akuntansi menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum menerangkan materi ajar secara menarik. 119. Guru Akuntansi menggunakan metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar secara menarik.

120. Di akhir pembelajaran guru Akuntansi menyimpulkan materi yang sudah dibahas. 121. Guru Akuntansi melemparkan pertanyaan

pada setiap usai menerangkan materi 4 Merancang dan melaksanakan

evaluasi pembelajaran

122. Soal yang diberikan saat ulangan sesuai dengan materi yang disampaikan.

5 Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensinya.

123. Guru Akuntansi menyampaikan hasil belajar yang diperoleh siswa

1

Kompetensi Profesional Menguasai subtansi keilmuan yang terkait bidang studi

124. Guru Akuntansi menjelaskan manfaat- manfaat mempelajari mata pelajaran Akuntansi kepada siswa sebelum memulai KBM.

125. Guru Akuntansi menyampaikan

perkembangan informasi terbaru tentang dunia Akuntansi.

126. Guru Akuntansi menguasai materi saat menjelaskan mata pelajaran Akuntansi. 127. Guru Akuntansi mengaitkan teori

Akuntansi yang diajarkan dengan kehidupan sehari- hari.

2 Memahami struktur dan metode keilmuan.

128. Guru Akuntansi memiliki wawasan kependidikan Akuntansi.


(5)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

Kompetensi Kepribadian Kepribadian yang mantap dan stabil

129. Guru Akuntansi dapat mengontrol kestabilam emosinya.

130. Guru Akuntansi memiliki kepribadian yang tegas

2 Kepribadian yang dewasa 131. Guru tidak membedakan siswa yang rajin dan yang malas.

3 Kepribadian yang arif 132. Guru Akuntansi memiliki sifat yang bijaksana.

133. Guru Akuntansi bersikap arif saat mengambil keputusan.

4 Kepribadian yang berwibawa 134.Guru Akuntansi berpakaian rapih

135.Suara guru Akuntansi jelas didengar sampai belakang kelas.

136.Guru Akuntansi berkata sopan. 137.Guru Akuntansi bersikap santun.

5 Berakhlak mulia 138.Guru Akuntansi mencotohkan norma- norma religius kepada siswa.

1

Kompetensi sosial

Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik

139.Guru Akuntansi berkomunikasi dengan baik di dalam kelas.

2 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan

140.Guru Akuntansi bergaul dengan sesama guru dengan baik.

141.Guru Akuntansi menjalin silaturahmi di luar sekolah.

3 Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

142. Guru Akuntansi bergaul dengan masyarakat sekitar dengan baik.

1

Motivasi belajar siswa

Durasi 143. Saya mengikuti pelajaran sampai selesai. 144. Saya cepat dalam mengerjakan soal. 145. Saya merasa tidak cukup waktu untuk

mengerjakan tugas di sekolah.

2 Frekuensi 146. Saya bolos ketika pelajaran Akuntansi berlangsung

3 Devosi 147. Saya menggunakan sumber bacaan lain jika belum mengerti terhadap apa yang

disampaikan oleh guru.

148. Saya lebih baik mengerjakan tugas

Akuntansi daripada menghabiskan waktu untuk bermain.


(6)

Ani ssatinnuspus, 2014

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI :survey: pada siswa kelas XII IPS di SMA Pasundan 8 Bandung tahun ajaran 2014/2015

Uni versitas Pendidikan Indonesi |repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

149. Saya mempelajari kembali pelajaran Akuntansi sampai paham untuk menghadapi ujian.

150. Saya menggunakan sumber bacaan lain jika belum mengerti terhadap apa yang disampaikan oleh guru.

151. Saya mengikuti les privat Akuntansi untuk meningkatkan kemampuan saya tentang

Akuntansi. 4 Tingkat aspirasi

152. Saya bercita- cita ingin menjadi seorang Akuntan.

153. Saya berusaha untuk mendapatkan nilai Akuntansi yang tinggi.

5 Tingkat kualifikasi prestasi 154. Siswa memenuhi KKM yang telah ditentukan oleh guru.

6 Arah sikap siswa 155. Siswa semangat dan antusias saat pelajaran Akuntansi berlangsung.

156. Bertanya kepada guru apabila siswa kurang memahami materi yang diajarkan guru.


Dokumen yang terkait

ANALISIS KESULITAN BELAJAR AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN (Studi Kasus Pada Siswa Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Pakusari Tahun Ajaran 2013/2014)

1 25 17

PENGARUH KOMPETENSI GURU BIOLOGI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS 8 SMP NEGERI DAN SWASTA SE-KECAMATAN SUGIO KABUPATEN LAMONGAN TAHUN PELAJARAN 2005/2006

0 4 1

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK WIYATA KARYA NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

10 119 78

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG

1 21 108

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIS GURU DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MELALUI AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 4 LIWA LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/20

0 3 1

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU, MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 8 76

PENGARUH AKTIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN KE-MUHAMMADIYAH-AN (Penelitian pada Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah Rembang)

0 0 8

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS

0 1 9

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL USBN MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XII IPS MAN KUBU RAYA

0 0 11

1 PENGARUH TATA TERTIB ASRAMA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 11