Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance.
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF- REGULATION SISWA SMP
DENGAN PENDEKATAN METACOGNITIVE GUIDANCE
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
NUR ALIYYAH IRSAL 1302485
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCA SARJANA
(2)
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2015
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF- REGULATION SISWA SMP
DENGAN PENDEKATAN METACOGNITIVE GUIDANCE
Oleh Nur Aliyyah Irsal
S.Pd. Universitas Bengkulu, 2013
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Departemen Program S2/S3
Pendidikan Matematika
© Nur Aliyyah Irsal 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
(4)
(5)
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-
Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance” ini dan
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dangan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Mei 2015
Yang membuat pernyataan,
(6)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis Serta Self- Regulation Siswa SMP Dengan Pendekatan Metacognitive
Guidance”. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika (S2) Sekolah Pascasarjan Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak terdapat kekurangan dalam berbagai hal yang memerlukan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca selalu penulis harapkan untuk perbaikan karya tulis ini. Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya kualitas kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis, serta self-regulation siswa.
Bandung, Mei 2015 Penulis,
(7)
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Stanley Dewanto, M.Pd. selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
2. Bapak Drs. Turmudi, M. Ed., M. Sc., Ph. D. selaku ketua departemen program S2/S3 pendidikan matematika yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan saran yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. 3. Bapak kepala sekolah beserta guru matematika kelas VIII SMPN Lembang
yang menjadi tempat penulis melakukan penelitian, yang telah memberikan izin penulis dalam rangka penyelesaian tesis ini.
4. Kedua orang tua dan keluarga lainnya yang telah mendukung dan selalu menyertakan penulis dalam doa-doanya.
5. Rekan-rekan mahasiswa sekolah pascasarjana program studi pendidikan matematika UPI Bandung. Semoga silaturrahmi kita tetap terjalin.
Teriring doa yang tulus dan ikhlas, atas segala bantuan, bimbingan, dan dorongan yang telah berikan kepada penulis semoga Allah SWT selalu melimpahi dengan rahmat dan berkah-Nya dalam setiap aktivitas. Amin.
Bandung, Mei 2015 Penulis,
(8)
v Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Nur Aliyyah Irsal (2015). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis, serta self-regulation siswa SMP dengan menerapkan pembelajaran matematika dengan pendekatan metacognitive guidance. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, sehingga diperoleh 37 siswa kelompok eksperimen dan 34 siswa kelompok kontrol pada kelas VIII semester genap di salah satu SMP di Kabupaten Bandung Barat. Kelompok eksperimen diberi pembelajaran dengan pendekatan metacognitive guidance, sedangkan kelompok kontrol diberi pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis, serta angket self-regulation. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik perbedaan rerata dua sampel yang independen untuk melihat perbedaan kemampuan kedua kelompok sampel, serta analisis korelasi untuk melihat hubungan antara kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis serta self-regulation siswa. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan: (1) peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan metacognitive guidance lebih tinggi secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik; (2) self-regulation siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan metacognitive guidance lebih tinggi secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik; dan (3) terdapat hubungan yang positif antara kemampuan pemecahan masalah matematis dengan kemampuan koneksi matematis siswa, antara kemampuan pemecahan masalah matematis dengan self-regulation siswa, dan antara kemampuan koneksi matematis dengan self-regulation siswa.
Kata kunci: kemampuan pemecahan masalah matematis, kemampuan koneksi
matematis, self-regulation, pendekatan metacognitive guidance, pendekatan saintifik.
(9)
vi Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Nur Aliyyah Irsal (2015). The Enhancement of Junior High School Students’
Mathematical Problem Solving, Mathematical Connection, and Self-regulation by Metacognitive Guidance Approach.
This research’s aims is to study the enhancement of junior high school students’ mathematical problem solving, mathematical connection, and self-regulation by using metacognitive guidance in mathematics classroom. This research is a quasi experiment with nonequivalent qontrol group design. The sampling was done by purposive sampling technique towards the VIII grade students in the one of Junior High School in Bandung Barat, with results 37 students in experiment group, and 34 students in control group. the experiment group was taught by metacognitive guidance learning, and the control group was taught by scientific learning. The instruments used in this research were mathematical problem solving and mathematical connection test sheet, and a self-regulation questionnaire. The data analysis were using the statistics of two independent sample to analyze the difference of the students’ abilities in each group. The analysis were also using the correlation statistics to analyze the relationships between students’ mathematical problem solving and mathematical connection, between students’ mathematical problem solving and self-regulation, and also between students’ mathematical connection and self-regulation. The results of this research are (1) the enhancement of students’ mathematical problem solving and mathematical connection with metacognitive guidance learning were significantly higher than the scientific learning students’; (2) the self-regulation of students with metacognitive guidance learning were significantly higher than the scientific learning students’; and (3) there is a positive relationship between students’ mathematical problem solving and mathematical connection, between students’ mathematical problem solving and self-regulation, also between students’ mathematical connection and self-regulation.
Keywords: mathematical problem solving, mathematical connection,
(10)
ix Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not def PERNYATAAN ... Error! Bookmark not def ABSTRAK ... Error! Bookmark not def KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not def UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not def
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not def
A. Latar Belakang Masalah... Error! Bookmark not B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not
BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not def
A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis... Error! Bookmark not B. Kemampuan Koneksi Matematis ... Error! Bookmark not C. Self-Regulation ... Error! Bookmark not D. Pendekatan Metacognitive Guidance ... Error! Bookmark not E. Penelitian yang Relevan ... Error! Bookmark not F. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not G. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not
(11)
x Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not def
A. Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not B. Subjek, Waktu, dan Tempat penelitian ... Error! Bookmark not C. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not D. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not E. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not F. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not def A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not
1. Hasil Penelitian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis SiswaError! Bookmark not defi
2. Hasil Penelititan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ... Error! Bookmark not defi
3. Hasil Penelitian Self-Regulation Siswa ... Error! Bookmark not defi
4. Analisis Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi
Matematis Siswa ... Error! Bookmark not defi
5. Analisis Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
dan Self-Regulation Siswa ... Error! Bookmark not defi
6. Analisis Hubungan Kemampuan Koneksi Matematis dan
Self-Regulation Siswa ... Error! Bookmark not defi
7. Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ... Error! Bookmark not defi B. Pembahasan ... Error! Bookmark not
1. Pembelajaran dengan Pendekatan Metacognitive Guidance ... Error! Bookmark not defi
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... Error! Bookmark not defi
3. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ... Error! Bookmark not defi
(12)
xi Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah dengan Koneksi Matematis Siswa, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Self-Regulation Siswa, serta Kemampuan Koneksi
Matematis dengan Self-Regulation Siswa ... Error! Bookmark not defi BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI ... Error! Bookmark not def
A. Simpulan ... Error! Bookmark not B. Implikasi ... Error! Bookmark not C. Rekomendasi ... Error! Bookmark not
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not def LAMPIRAN ... Error! Bookmark not def
(13)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Struktur, Fase, dan Sub-Proses Self-Regulation... Error! Bookmark not Tabel 2.2 Perbandingan Pendekatan Metacognitive Guidance dengan
pendekatan Saintifik ... Error! Bookmark not Tabel 3.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not def Tabel 3.2 Data Hasil Pertimbangan Validitas Muka oleh Ahli terhadap
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.3 Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Muka Tes
Pemecahan Masalah Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.4 Data hasil Pertimbangan Validitas isi oleh Ahli terhadap Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis... Error! Bookmark not Tabel 3.5 Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Isi Tes Pemecahan
Masalah Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Validitas ... Error! Bookmark not Tabel 3.7 Validitas Soal Pemecahan Masalah Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.8 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ... Error! Bookmark not Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda ... Error! Bookmark not Tabel 3.10 Daya Pembeda Soal Pemecahan Masalah Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.11 Koefisien Tingkat Kesukaran Soal ... Error! Bookmark not Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Soal Pemecahan Masalah Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.13 Data hasil Pertimbangan Validitas Muka oleh Ahli terhadap
Tes Kemampuan Koneksi Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.14 Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Muka Tes Koneksi
Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.15 Data hasil Pertimbangan Validitas Isi oleh Ahli terhadap Tes
Kemampuan Koneksi Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.16 Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Isi Tes Koneksi
Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.17 Reliabilitas dan Validitas Soal Koneksi Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 3.18 Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran Soal Koneksi
(14)
xiii Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.19 Data hasil Pertimbangan Validitas Muka oleh Ahli terhadap
Angket Self-Regulation ... Error! Bookmark not Tabel 3.20 Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Muka Angket
Self-Regulation ... Error! Bookmark not Tabel 3.21 Data hasil Pertimbangan Validitas Isi oleh Ahli terhadap
Angket Self-Regulation ... Error! Bookmark not Tabel 3.22 Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Isi Angket
Self-Regulation ... Error! Bookmark not Tabel 3.23 Pembobotan Skala Self-Regulation ... Error! Bookmark not Tabel 3.24 Validitas dan Reliabilitas Angket Self-Regulation ... Error! Bookmark not Tabel 3.25 Klasifikasi Gain Ternormalisasi ... Error! Bookmark not Tabel 4.1 Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa ... Error! Bookmark not Tabel 4.2 Rangkuman Uji Normalitas Data Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 4.3 Rangkuman Uji Perbedaan Rerata Mann-Whitney Data Pretes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis... Error! Bookmark not Tabel 4.4 Data N-gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa ... Error! Bookmark not Tabel 4.5 Rangkuman Uji Normalitas Data N-gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 4.6 Rangkuman Uji Perbedaan Rerata N-gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 4.7 Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa ... Error! Bookmark not Tabel 4.8 Rangkuman Uji Normalitas Data Pretes Koneksi Masalah
Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 4.9 Rangkuman Uji Perbedaan Rerata Mann-Withney Data Pretes
Kemampuan Koneksi Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 4.10 Data N-gain Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ... Error! Bookmark not Tabel 4.11 Rangkuman Uji Normalitas Data N-gain Kemampuan
(15)
xiv Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.12 Rangkuman Uji Homogenitas Variansi N-gain Kemampuan
Koneksi Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 4.13 Rangkuman Uji-t Perbedaan Rerata N-gain Kemampuan
Koneksi Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 4.14 Hasil Angket Self-Regulation Siswa ... Error! Bookmark not Tabel 4.15 Rangkuman Uji Normalitas Data Angket Self-Regulation
Siswa ... Error! Bookmark not Tabel 4.16 Rangkuman Uji Homogenitas Variansi Data Angket ... Error! Bookmark not Tabel 4.17 Rangkuman Uji-t Perbedaan Rerata Angket Self-Regulation
Siswa ... Error! Bookmark not Tabel 4.18 Rangkuman Uji Normalitas Data Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis ... Error! Bookmark not Tabel 4.19 Rangkuman Uji Korelasi Rank-Spearman Kemampuan
Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis Siswa ... Error! Bookmark not Tabel 4.20 Rangkuman Uji Korelasi Rank-Spearman Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis dengan Self-Regulation
Siswa ... Error! Bookmark not Tabel 4.21 Rangkuman Uji Korelasi Kemampuan Koneksi Matematis
dengan Self-Regulation Siswa ... Error! Bookmark not Tabel 4.22 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Selama Penerapan
Pendekatan Metacognitive Guidance ... Error! Bookmark not Tabel 4.23 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Selama Penerapan
Pendekatan Metacognitive Guidance ... Error! Bookmark not Tabel 4.24 Kegiatan Pembelajaran dengan Pendekatan Metacognitive
(16)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Kerja Kurikulum Matematika Sekolah Singapura .... Error! Bookmark not Gambar 1.2 Contoh Kesulitan Pemecahan Masalah ... Error! Bookmark not Gambar 1.3 Kesulitan Koneksi Matematis ... Error! Bookmark not Gambar 2.1 Siklus Fase Self-regulation ... Error! Bookmark not Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not Gambar 3.2 Bagan Uji Statistik Perbedaan Rerata ... Error! Bookmark not Gambar 3.3 Bagan Uji Statistik Korelasi ... Error! Bookmark not Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa ... Error! Bookmark not Gambar 4.2 Q-Q Plot Data Pretes Pemecahan Masalah Matematis Kelompok
Eksperimen ... Error! Bookmark not Gambar 4.3 Q-Q Plot Data Pretes Pemecahan Masalah Matematis Kelompok
Kontrol ... Error! Bookmark not Gambar 4.4 Q-Q Plot N-gain Pemecahan Masalah Matematis Kelompok
Eksperimen ... Error! Bookmark not Gambar 4.5 Q-Q Plot N-gain Pemecahan Masalah Matematis Kelompok
Kontrol ... Error! Bookmark not Gambar 4.6 Grafik Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa .... Error! Bookmark not Gambar 4.7 Q-Q Plot Data Pretes Koneksi Matematis Kelompok EksperimenError! Bookmark n Gambar 4.8 Q-Q Plot Data Pretes Koneksi Matematis Kelompok Kontrol .. Error! Bookmark not Gambar 4.9 Q-Q Plot N-gain Koneksi Matematis Kelompok Eksperimen ... Error! Bookmark not def Gambar 4.10 Q-Q Plot N-gain Koneksi Matematis Kelompok Kontrol ... Error! Bookmark not Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Rerata Angket Self-Regulation Siswa ... Error! Bookmark not Gambar 4.12 Siswa mengemukakan pertanyaan dan ide untuk menyelesaikan
masalah yang diajukan guru dalam kelompok atupun kelas ... Error! Bookmark not Gambar 4.13 Siswa memberi komentar, tanggapan, pertanyaan, saran, kritikan
terhadap penyelesaian yang diajukan siswa lain ... Error! Bookmark not Gambar 4.14 Siswa mempertanyakan gagasan penyelesaian tugas atau
masalah bila mendapat kritikan... Error! Bookmark not Gambar 4.15 Contoh Masalah LKS 1 ... Error! Bookmark not
(17)
xvi Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.16 Contoh jawaban LKS 1 soal 1-2 ... Error! Bookmark not Gambar 4.17 Contoh jawaban LKS1 soal 3-5 ... Error! Bookmark not Gambar 4.18 Kesimpulan siswa mengenai definisi lingkaran ... Error! Bookmark not Gambar 4.19 Contoh respon positif siswa ... Error! Bookmark not Gambar 4.20 Contoh Respon siswa mengenai kesulitan menyelesaikan
masalah nonrutin ... Error! Bookmark not Gambar 4.21 Contoh respon mengenai kesulitan menghapal rumus ... Error! Bookmark not Gambar 4.22 Contoh respon siswa mengenai pembelajaran ... Error! Bookmark not Gambar 4.23 Contoh Respon Siswa mengenai Belajar dengan berkelompok Error! Bookmark not Gambar 4.24 Contoh Jawaban Pemecahan Masalah Matematis Siswa ... Error! Bookmark not Gambar 4.25 Contoh jawaban koneksi matematis siswa ... Error! Bookmark not
(18)
xvii
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Perangkat Pembelajaran
Lampiran A1 RPP Kelas Eksperimen ... 121
Lampiran A2 RPP Kelas Kontrol ... 157
Lampiran A3 LKS Kelas Eksperimen ... 187
Lampiran A4 LKS Kelas Kontrol ... 214
B. Instrumen Penelitian Lampiran B1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 225
Lampiran B2 Naskah Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 227
Lampiran B3 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Koneksi Matematis... 229
Lampiran B4 Naskah Soal Tes Kemampuan Koneksi Matematis ... 231
Lampiran B5 Kisi-Kisi Angket Self-Regulation ... 233
Lampiran B6 Naskah Angket Self-Regulation ... 235
Lampiran B7 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 237
Lampiran B8 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 238
C. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Lampiran C1 Data Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 239
Lampiran C2 Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ... 240
Lampiran C3 Data Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Koneksi Matematis ... 242
Lampiran C4 Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Kemampuan Koneksi Matematis ... 243
Lampiran C5 Data Hasil Uji Coba Instrumen Self-Regulation ... 245
(19)
xviii
xviii D. Hasil Penelitian
Lampiran D1 Data Skor Pretes dan Postes Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Kelas Eksperimen ... 250
Lampiran D2 Data Skor Pretes dan Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Kontrol ... 251
Lampiran D3 Data Skor N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen... 253
Lampiran D4 Data Skor N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Kontrol ... 253
Lampiran D5 Output SPSS 22 Analisis Data Skor Pretes, Postes N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 254
Lampiran D6 Output SPSS 22 Analisis Perbedaan Rerata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 257
Lampiran D7 Data Skor Pretes dan Postes Kemampuan Koneksi Matematis Kelas Eksperimen... 258
Lampiran D8 Data Skor Pretes dan Postes Kemampuan Koneksi Matematis Kelas Kontrol ... 259
Lampiran D9 Data Skor N-Gain Kemampuan Koneksi Matematis Kelas Eksperimen ... 260
Lampiran D10 Data Skor N-Gain Kemampuan Koneksi Matematis Kelas Kontrol ... 261
Lampiran D11 Output SPSS 22 Analisis Data Skor Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Koneksi Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 262
Lampiran D12 Output SPSS 22 Analisis Perbedaan Rerata N-Gain Kemampuan Koneksi Matematis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 265
Lampiran D13 Data Angket Self-Regulation Kelas Eksperimen ... 266
Lampiran D14 Data Angket Self-Regulation Kelas Kontrol ... 268
(20)
xix
xix
Lampiran D16 Data MSI Angket Self-Regulation Kelas Kontrol ... 273
Lampiran D17 Output SPSS 22 Uji Perbedaan Rerata Angket Self-Regulation ... 276
Lampiran D18 Angket Pembelajaran Metacognitive Guidance ... 278
Lampiran D19 Surat Izin Melakukan Studi Lapangan ... 279
(21)
35
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan pendekatan metacognitive guidance terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis, serta self-regulation siswa. Oleh karena itu penelitian ini melibatkan dua kelompok siswa yang akan dibandingkan peningkatan kemampuannya, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Pengelompokan subjek pada penelitian ini tidak dilakukan secara acak, dikarenakan sulitnya mengelompokkan kembali siswa yang telah dikelompokkan dalam kelas masing-masing oleh sekolah. Agar tidak mengganggu proses pembelajaran di sekolah, sampel yang digunakan pada penelitian merupakan subjek yang tersedia pada kelas yang diberikan sekolah untuk dilakukan penelitian. Karena subjek tidak dipilih secara acak, penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan menggunakan nonequivalent control group design (Sugiyono, 2014). Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan pendekatan metacognitive guidance, sedangkan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Sebelum dan setelah diberi perlakuan, siswa diberikan pretes dan postes. Desain penelitian yang akan dilaksanakan pada proses penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
O X O
O O
Keterangan:
X : Model Pembelajaran metacognitive guidance
O : Pretes (tes awal) dan Postes (tes akhir) kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis, serta self-regulation siswa.
B. Subjek, Waktu, dan Tempat penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri di Bandung pada semester genap tahun ajaran 2014-2015. Siswa pada sekolah ini
(22)
36
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikelompokkan dengan karakteristik dan kemampuan yang hampir sama pada setiap kelasnya. Masing-masing kelas terdiri dari siswa yang heterogen karakteristik dan kemampuannya. Dari populasi tersebut diambil dua kelas sampel dengan teknik purposive sampling. Teknik ini digunakan agar penelitian dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien terutama dalam hal kondisi subjek penelitian, kondisi tempat penelitian, waktu penelitian, dan prosedur perijinan. Kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan pendekatan metacognitive guidance. Sebagai kelompok kontrol, digunakan satu kelas lain dengan pembelajaran biasa (menggunakan pendekatan saintifik). Siswa pada kelas eksperimen berjumlah 37 orang, sedangkan kelas kontrol berjumlah 34 siswa. Penelitian dilakukan mulai bulan agustus 2014 sampai dengan bulan mei 2015, dimana tahap penerapan pembelajaran dilakukan selama enam pertemuan pada bulan februari dan maret 2015.
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat pada penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis serta self-regulation siswa, sedangkan variabel bebasnya adalah pendekatan pembelajaran metacognitive guidance. Keterkaitan Variabel Penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 1.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian
Kemampuan Yang Diukur Pemecahan
Masalah Matematis (Pm)
Koneksi Matematis (Km)
self-regulation (Sr)
P
embela
jar
an
Metacognitive Guidance
(Mg)
PmMg KmMg SrMg
(23)
37
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
1. PmMg : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis siswa dengan
pembelajaran metacognitive guidance.
2. PmB : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis siswa dengan
pembelajaran biasa.
3. KmMg: Kemampuan Koneksi Matematis siswa dengan pembelajaran
metacognitive guidance
4. KmB : Kemampuan Koneksi Matematis siswa dengan pembelajaran
biasa.
5. SrMg : Kemampuan self-regulation siswa dengan pembelajaran metacognitive guidance.
6. SrB : Kemampuan self-regulation siswa dengan pembelajaran biasa.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi perbedaan pandangan mengenai variabel-variabel pada penelitian ini, maka peneliti merumuskan definisi operasional sebagai berikut. 1. Pendekatan Metacognitive Guidance
Pendekatan Metacognitive Guidance merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan penggunaan self-addresed metacognitive questions, yang terdiri dari empat pertanyaan metakognitif, yaitu: (1) comprehension questions (pertanyaan pemahaman, (2) connection questions (pertanyaan koneksi), (3) strategic questions (pertanyaan strategi), dan (4) reflecting questions (pertanyaan refleksi). Proses pembelajarannya dilakukan dalam seting kelompok kecil.
2. Pembelajaran Biasa
Pembelajaran biasa merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas yang sesuai dengan kurikulum 2013, yaitu menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan ini didasarkan pada struktur logis dan pendekatan ilmiah. Proses pembelajarannya meliputi kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan siswa yang mencakup aspek konsep, skill, proses, sikap, dan metakognisi, dalam
(24)
38
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencari penyelesaian dari suatu permasalahan matematis. Kemampuan ini memiliki indikator: menafsirkan unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur; merancang model matematis dari suatu situasi atau masalah yang diberikan; menerapkan strategi penyelesaian masalah matematik; dan memutuskan ketepatan hasil atau jawaban.
4. Kemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan siswa dalam dalam membangun hubungan antar konsep matematika yang saling berpengaruh yang dapat terjadi antar topik matematis, dalam konteks yang menghubungkan matematika pada bidang ilmu lain, pada minat, dan pengalaman sehari-hari. 5. Self-regulation
Self-regulation merupakan proses mandiri siswa mengatur dan mengelola diri dalam belajar. Aspek yang diukur mencakup aspek analisis kebutuhan, motivasi diri, pengaturan diri, observasi diri, penilaian diri, dan reaksi diri.
E. Instrumen Penelitian
Pelaksanaan perlakuan pada kedua kelas dilakukan dengan berpedoman pada RPP yang disesuaikan untuk kedua pendekatan pembelajaran, serta bantuan media LKS yang digunakan siswa secara berkelompok. Naskah RPP dan LKS kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada lampiran A1, A2, A3 dan A4. Selanjutnya penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian yang berupa instrumen tes dan non-tes. Instrumen tes terdiri dari tes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis yang berbentuk soal uraian, sedangkan instrumen non-tes berupa angket self-regulation siswa. Berikut diuraikan masing-masing instrumen tersebut beserta pengembangannya.
1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Tes kemampuan pemecahan masalah matematis digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tes ini disusun dalam satu paket soal yang terdiri dari 4 butir soal berbentuk uraian. Penyusunan instrumen tes ini, terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal, yang dilanjutkan dengan menyusun soal-soal, membuat kunci jawabannya dan pedoman penyekoran tiap
(25)
39
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
butir soal. Penyekoran Instrumen soal dilakukan dengan berpedoman pada kisi-kisi instrumen yang memuat indikator yang akan diukur. Kisi-kisi-kisi dan naskah soal yang digunakan dapat dilihat pada lampiran B1 dan B2.
Sebelum digunakan pada penelitian, instrumen yang dijadikan alat ukur tersebut diuji validitas secara teoritik oleh lima orang ahli. Kelima ahli diminta untuk memberi pertimbangan validasi muka dan validitas isi soal tes. Validitas muka diberi pertimbangan berdasarkan kriteria : a) kejelasan bahasa/redaksional, dan b) kejelasan gambar/representasi. Adapun hasil hasil pertimbangan ahli terhadap tes kemampuan pemecahan masalah disajikan pada tabel 3.2.
Tabel 1.2 Data Hasil Pertimbangan Validitas Muka oleh Ahli terhadap Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
No.soal Penimbang
1 2 3 4 5
1 0 1 1 1 1
2 0 1 1 1 0
3 1 1 0 1 1
4 1 1 1 0 1
Keterangan: 1 berarti valid, 0 berarti tidak valid
Data hasil pertimbangan ahli dianalisis dengan menggunakan uji statistik Q-Cochran pada taraf signifikansi . Uji ini digunakan untuk mengetahui kelima ahli memberikan pertimbangan yang sama atau tidak mengenai validitas muka instrumen. Data hasil uji dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 1.3
Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Muka Tes Pemecahan Masalah Matematis
N 4
Cochran’s Q 2,222
Df 4
Asymp. Sig. 0,695
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa nilai Sig. 0,695 lebih besar daripada . Hal ini berarti pertimbangan kelima ahli adalah sama mengenai validitas muka tes kemampuan pemecahan masalah, sehingga keempat butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dan diuji coba lebih lanjut.
(26)
40
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validasi isi soal tes juga diberi pertimbangan oleh kelima orang ahli tersebut berdasarkan kesesuaian soal dengan: a) materi pokok pembelajaran, b) tujuan yang ingin dicapai, c) indikator kemampuan, d) tingkat kesukaran untuk siswa kelas VIII SMP semester 2. Data hasil pertimbangan validitas isi soal tes dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 1.4 Data hasil Pertimbangan Validitas isi oleh Ahli terhadap Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
No.soal Penimbang
1 2 3 4 5
1P 0 1 1 1 1
2P 1 0 1 1 1
3P 1 1 1 1 1
4P 1 1 1 1 1
Keterangan: 1 berarti valid, 0 berarti tidak valid
Data hasil pertimbangan ahli mengenai validitas isi soal juga dianalisis dengan menggunakan uji statistik Q-Cochran pada taraf signifikansi . Uji ini digunakan untuk mengetahui kelima ahli memberikan pertimbangan yang sama atau tidak mengenai validitas isi instrumen tes. Data hasil uji dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 1.5
Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Isi Tes Pemecahan Masalah Matematis
N 4
Cochran’s Q 3,000
Df 4
Asymp. Sig. 0,558
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa nilai Sig. 0,558 lebih besar daripada . Hal ini berarti pertimbangan kelima ahli adalah sama mengenai validitas isi tes kemampuan pemecahan masalah, sehingga keempat butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dan diuji coba lebih lanjut. Setelah dilakukan uji validitas teoritiknya, instrumen direvisi sesuai dengan masukan para penimbang. Selanjutnya dilakukan uji coba empirik pada siswa kelas IX SMP yang telah mempelajari materi lingkaran yang akan diujikan pada subjek penelitian. Berdasarkan hasil uji coba ini selanjutnya dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Setelah soal dianalisis dan
(27)
41
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
direvisi sehingga diperoleh soal yang valid, maka soal dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Pengujian soal dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excell, IBM SPSS 22, dan Anates. Berikut uraian analisis instrumen soal pada uji empirik yang dilakukan.
a. Validitas Soal
Arikunto (2009) menyatakan bahwa sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment Pearson.
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑ keterangan:
n = banyak Siswa
rxy= koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y. X = skor siswa pada setiap butir soal
Y = skor total dari seluruh siswa.
(Arikunto, 2009) Kemungkinan interprestasinya dengan taraf signifikan 0,05 yaitu :
Jika , maka korelasi tidak signifikan atau tidak valid Jika , maka korelasi signifikan atau valid
Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien korelasi (koefisien validitas), menurut J.P. Guilford (Arikunto, 2009) pada tabel 3.6.
Tabel 1.6 Klasifikasi Koefisien Validitas
Koefisien Validitas (rxy) Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
0 Rendah
Sangat Rendah
Tidak Valid
(28)
42
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data hasil uji coba instrumen pemecahan masalah matematis dapat dilihat pada lampiran. Hasil validitas instrumen disajikan pada tabel 3.7 .
Tabel 1.7 Validitas Soal Pemecahan Masalah Matematis
Soal PM Validitas Kesimpulan
kategori
Butir 1 0,470 Valid/ sedang diterima
Butir 2 0,741 Valid/ tinggi diterima
Butir 3 0,716 Valid/ tinggi diterima
Butir 4 0,544 Valid/ sedang diterima
Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa keempat butir soal pemechan masalah matematis tergolong valid secara empirik dan dalam kategori sedang hingga tinggi. Oleh karena itu keempat soal dapat digunakan sebagi instrumen penelitian.
b. Reliabilitas Soal
Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten. Ini artinya bila tes diberikan kepada subjek yang sama, meskipun oleh orang yang berbeda, maka akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas pada tes berbentuk uraian digunakan rumus Alpha- Chornbach.
∑
(Arikunto, 2009) Keterangan :
11
r
= koefisien reliabilitas, = banyak butir soal,
2
i s
= jumlah varians skor setiap item, = varians skor total.
Koefisien korelasi yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi J.P. Guilford seperti pada tabel 3.8.
(29)
43
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.8 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Sedang
0 Rendah
Sangat Rendah
Tidak Valid
(Arikunto, 2009) Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan, diperoleh koefisien reliabilitas soal pemecahan masalah matematis sebesar 0,469. Hasil ini menunjukkan bahwa soal yang disusun reliabel dan dalam kategori reliabilitas sedang.
c. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah soal menurut Arikunto (2009) adalah kemampuan soal tersebut untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Apabila suatu soal dapat dijawab benar baik oleh siswa yang berkemampuan tinggi maupun oleh siswa yang berkemampuan rendah, maka daya pembeda soal tersebut dikatakan tidak baik. Demikian pula jika suatu soal tidak dapat dijawab oleh siswa berkemampuan tinggi maupun rendah, maka daya pembeda soal tersebut juga dikatakan tidak baik. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda dari masing-masing butir soal tes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis adalah sebagai berikut.
) )( (JSA SMI
JNSB JNSA
P
D
(Arikunto, 2009) Keterangan :
DP = Daya Pembeda
JNSA = Jumlah Nilai Siswa Kelompok Atas JNSB = Jumlah Nilai Siswa Kelompok Bawah JSA = Jumlah Siswa Kelompok Atas
SMI = Skor Maksimal Ideal
(30)
44
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.9 Klasifikasi Daya Pembeda
Koefisien Daya Pembeda Interprestasi
Sangat Baik
Baik
Cukup
Jelek
(Arikunto, 2009) Hasil perhitungan daya pembeda soal kemampuan pemecahan masalah matematis yang disusun disajikan pada tabel 3.10.
Tabel 1.10 Daya Pembeda Soal Pemecahan Masalah Matematis
Soal PM
Daya pembeda
DP kategori
Butir 1 0,208333 cukup
Butir 2 0,27619 cukup
Butir 3 0,515306 baik
Butir 4 0,147321 buruk
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 3.10 diketahui bahawa soal pemecahan masalah matematis butir 1 dan butir 2 termasuk dalam kategori cukup, serta soal butir 3 dalam kategori baik. Soal butir 4 memiliki daya pembeda dalam kategori buruk, sehingga dilakukan sedikit revisi pada butir soal ini dengan bantuan ahli.
d. Tingkat Kesukaran Soal
Setelah diuji daya pembedanya, selanjutnya soal diuji tingkat kesukarannya Butir-butir soal dikatakan baik, jika tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah (Arikunto, 2009). Tingkat kesukaran merupakan suatu bilangan yang menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal. Tingkat kesukaran ini menunjukkan apakah soal tergolong mudah, sedang, atau sukar. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut.
) )( 2
( JSA SMI JNSB JNSA
TK
(31)
45
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
TK = Tingkat Kesukaran
JNSA = Jumlah Nilai Siswa Kelompok Atas JNSB = Jumlah Nilai Siswa Kelompok Bawah JSA = Jumlah Siswa Kelompok Atas
SMI = Skor Maksimal Ideal
Untuk mengartikan taraf kesukaran item digunakan kriteria dari Arikunto (2009) dengan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 1.11 Koefisien Tingkat Kesukaran Soal
Koefisien Tingkat Kesukaran Interprestasi
Terlalu Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu Mudah
Hasil analisis tingkat kesukaran soal kemampuan pemecahan masalah matematis yang disusun disajikan pada tabel 3.12.
Tabel 1.12 Tingkat Kesukaran Soal Pemecahan Masalah Matematis
Soal PM
Indeks Kesukaran
IK kategori
Butir 1 0,818452 mudah
Butir 2 0,57619 sedang
Butir 3 0,522959 sedang Butir 4 0,171875 sukar
Hasil analisis pada tabel 3.12 menunjukkan bahwa indeks kesukaran soal pemecahan masalah matematis butir 1 termasuk kategori mudah, butir 2 dan sedang, serta soal butir 4 dalam kategori sukar. Berdasarkan indeks kesukaran yang sukar dan daya pembeda yang tergolong buruk, dilakukan sedikit revisi pada butir soal 4 ini dengan bantuan ahli.
(32)
46
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tes kemampuan koneksi matematis terdiri dari tiga butir soal uraian. Seperti halnya tes kemampuan pemecahan masalah matematis, soal tes kemampuan koneksi matematis juga diuji validitas teoritik dan empiriknya. Hasil uji validitas muka soal kemampuan koneksi matematis dapat dilihat pada tabel 3.13 dan tabel 3.14.
Tabel 1.13
Data hasil Pertimbangan Validitas Muka oleh Ahli terhadap Tes Kemampuan Koneksi Matematis
No.soal
Penimbang
1 2 3 4 5
1 1 1 1 0 1
2 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1
Keterangan: 1 berarti valid, 0 berarti tidak valid
Tabel 1.14
Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Muka Tes Koneksi Matematis
N 3
Cochran’s Q 4,000
Df 4
Asymp. Sig. 0,406
Tabel 3.13 dan 3.14 menunjukkan hasil pertimbangan ahli mengenai validitas muka soal koneksi matematis yang dianalisis dengan menggunakan uji statistik Q-Cochran pada taraf signifikansi . berdasarkan tabel 3.14 diketahui nilai Sig. 0,406 lebih besar dari . Artinya kelima ahli memberikan pertimbangan yang sama mengenai validitas muka tes kemampuan koneksi matematis, sehingga semua butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dan diuji coba lebih lanjut. Selanjutnya hasil pengujian validitas isi soal koneksi matematis ditunjukkan tabel 3.15 dan tabel 3.16.
Tabel 1.15 Data hasil Pertimbangan Validitas Isi oleh Ahli terhadap Tes Kemampuan Koneksi Matematis
No.soal
penimbang
1 2 3 4 5
(33)
47
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2K 1 0 1 1 1
3K 1 1 1 0 0
Tabel 1.16 Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Isi Tes Koneksi Matematis
N 3
Cochran’s Q 2,400
Df 4
Asymp. Sig. 0,663
Hasil penujian pada tabel 3.16 menunjukkan nilai Sig > . Hal ini berarti pertimbangan kelima ahli adalah sama mengenai validitas isi tes kemampuan koneksi matematis, sehingga seluruh butir soal dapat digunakan sebagai instrumen dan diuji coba lebih lanjut.
Setelah dilakukan uji validitas teoritik dan direvisi sesuai dengan masukan para ahli, selanjutnya dilakukan uji coba empirik pada siswa kelas IX SMP. Berdasarkan hasil uji coba ini selanjutnya dianalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Hasil analisis validitas dan reliabilitas soal tes kemampuan koneksi matematis disajikan pada tabel 3.17
Tabel 1.17 Reliabilitas dan Validitas Soal Koneksi Matematis
Soal KN Reliabilitas
kategori
Validitas
Kesimpulan
kategori
Butir 1
0,748 tinggi
0,849 Valid/ tinggi diterima
Butir 2 0,772 Valid/ tinggi diterima
Butir 3 0,887 Valid/ tinggi diterima
Berdasarkan tabel 3.17, reliabilitas dan validitas empirik ketiga soal tes kemampuan koneksi matematis tergolong tinggi. Oleh karena itu seluruh soal dapat digunakan sebagi instrumen penelitian. Lebih lanjut, soal tes dihitung daya pembeda dan indeks kesukarannya seperti tercantum pada tabel 3.18.
Tabel 1.18 Daya Pembeda dan Indeks Kesukaran Soal Koneksi Matematis
(34)
48
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DP kategori IK kategori
Butir 1 0,345238 cukup 0,785714 mudah
Butir 2 0,222222 cukup 0,257937 sukar
Butir 3 0,415179 cukup 0,573661 sedang
Tabel 3.18 menunjukkan ketiga butir soal memiliki daya pembeda yang cukup dengan indeks kesukaran mudah, sukar, dan sedang. Butir 2 memiliki angka daya pembeda yang paling kecil (walaupun masih dalam kategori cukup) dan indeks kesukaran yang sukar. Oleh karena itu, dilakukan sedikit revisi pada soal butir 3 dengan masukan dari ahli. Kisi-kisi dan naskah soal yang telah direvisi dapat dilihat pada lampiran B3 dan B4.
3. Angket Self-Regulation
Angket self-regulation siswa digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan self-regulation siswa setelah memperoleh pembelajaran dengan metacognitive guidance. Angket ini diberikan kepada siswa pada saat pos-test. Pengembangan instrumen dilakukan mulai dari pembuatan kisi-kisi instrumen, penyusunan instrumen, uji validitas teoritik,dan uji coba empirik. Hasil uji validitas muka angket self-regulation tercantum dalam tabel 3.19 dan tabel 3.20.
Tabel 1.19
Data hasil Pertimbangan Validitas Muka oleh Ahli terhadap Angket Self-Regulation
No.pernyataan Penimbang
1 2 3 4 5
1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1
(35)
49
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No.pernyataan Penimbang
1 2 3 4 5
14 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1 0
16 1 1 1 1 1
Tabel 1.20 Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Muka Angket Self-Regulation
N 16
Cochran’s Q 4,000
Df 4
Asymp. Sig. 0,406
Tabel 3.19 dan 3.20 menunjukkan hasil pertimbangan ahli mengenai validitas muka angket self-regulation yang dianalisis dengan menggunakan uji statistik Q-Cochran pada taraf signifikansi . berdasarkan tabel 3.20 diketahui nilai Sig.= 0,406 lebih besar dari . Artinya kelima ahli memberikan pertimbangan yang sama mengenai validitas muka angket self-regulation, sehingga semua butir pernyataan dapat digunakan sebagai instrumen dan diuji coba lebih lanjut.
Analisis validitas isi angket self-regulation disajikan dalam tabel 3.21 dan tabel 3.22.
Tabel 1.21
Data hasil Pertimbangan Validitas Isi oleh Ahli terhadap Angket Self-Regulation
No.Pernyataan penimbang
1 2 3 4 5
1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1
(36)
50
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No.Pernyataan penimbang
1 2 3 4 5
13 1 1 1 1 1
14 1 1 1 0 1
15 1 1 1 1 0
16 1 1 1 1 1
Tabel 1.22 Hasil Uji Q-Cochran mengenai Validitas Isi Angket Self-Regulation
N 16
Cochran’s Q 3,000
Df 4
Asymp. Sig. 0,558
Tabel 3.21 dan 3.22 menunjukkan hasil pertimbangan ahli mengenai validitas isi angket self-regulation yang dianalisis dengan menggunakan uji statistik Q-Cochran pada taraf signifikansi . berdasarkan tabel 3.22 diketahui nilai Sig. = 0,558 lebih besar dari . Artinya kelima ahli memberikan pertimbangan yang sama mengenai validitas isi angket self-regulation, sehingga semua butir pernyataan dapat digunakan sebagai instrumen dan diuji coba lebih lanjut secara empirik. Walaupun demikian, salah satu ahli menyarankan untuk menambahkan empat butir pernyataan untuk lebih melihat konsistensi jawaban siswa. Oleh karena itu, angket self-regulation yang semula berjumlah 16 butir, ditambahkan menjadi 20 butir pernyataan dengan bantuan ahli, seperti tercantum pada lampiran.
Instrumen kemampuan self-regulation disusun berdasarkan kajian terhadap karakteristik, fase, dan sub proses kemampuan self regulation, serta indikator yang ditetapkan. Penyekoran Instrumen Angket self-regulation dilakukan dengan berpedoman pada kisi-kisi instrumen yang memuat indikator yang akan diukur. Pembobotan yang dipakai dalam mentransformasi skala kualitatif ke dalam skala kuantitatif ditunjukkan tabel 3.23.
Tabel 1.23 Pembobotan Skala Self-Regulation
Kategori Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
SS 5 1
S 4 2
J 3 3
(37)
51
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TP 1 5
Skor pengisian angket siswa selanjutnya diubah menjadi data interval dengan metode MSI dengan bantuan Add-ins Microsoft Excel STAT-97. Setelah data diubah menjadi data interval, maka analisis validitas dan reliabilitas setelah uji empirik dilakukan dengan cara yang sama dengan instrumen tes pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa. Hasil uji empirik yang telah dianalisis dan direvisi hingga diperoleh soal yang valid kemudian dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Kisi-kisi dan naskah angket yang telah direvisi dapat dilihat pada lampiran B5 dan B6. Hasil uji empirik instrumen angket disajikan dalam Tabel 3.24.
Tabel 1.24 Validitas dan Reliabilitas Angket Self-Regulation
Pernyataan Reliabilitas Validitas Kesimpulan
kategori kategori
1
0.854
tinggi 0.291 Valid/rendah direvisi
2 0.512 Valid/sedang diterima
3 0.648 Valid/tinggi diterima
4 0.609 Valid/sedang diterima
5 0.605 Valid/tinggi diterima
6 0.379 Valid/rendah direvisi
7 0.617 Valid/tinggi diterima
8 0.626 Valid/sedang diterima
9 0.608 Valid/sedang diterima
10 0.184 Valid /Sangat rendah direvisi
11 0.545 Valid/sedang diterima
12 0.618 Valid/sedang diterima
13 0.541 Valid/sedang diterima
14 0.638 Valid/tinggi diterima
15 0.103 Valid/Sangat rendah direvisi
16 0.194 Valid/Sangat rendah direvisi
17 0.609 Valid/sedang diterima
18 0.608 Valid/sedang diterima
19 0.626 Valid/sedang diterima
20 0.618 Valid/sedang diterima
4. Lembar Observasi
Lembar observasi disusun berdasarkan penerapan pendekatan metacognitive guidance. Lembar ini digunakan untuk menggambarkan
(38)
52
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterlaksanaan kriteria, karakteristik serta proses pembelajaran yang berlangsung dengan berpedoman pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar observasi terdiri dari lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi aktivitas guru digunakan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan RPP yang telah disusun.sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk menilai tingkat aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran, baik dalam kegiatan kelas maupun kegiatan kelompok dan penyelesaian lembar kerja siswa. Naskah lembar observasi guru dan siswa, dapat dilihat pada lampiran B7 dan B8.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
(39)
53
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Melakukan kajian kepustakaan terhadap teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan metacognitve guidance serta penerapannya dalam pembelajaran matematika.
2. Menyiapkan rencana pembelajaran dan instrumen penelitian 3. Memvalidasi instrumen dan merevisinya
4. Membarikan pre-test pemecahan masalah dan koneksi matematis
5. Melaksanakan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan metacognitive guidance pada kelas eksperimen dan pembelajaran biasa (dengan pendekatan scientific) pada kelas kontrol.
6. Memberikan post-test kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis serta angket self-regulation pada kedua kelas.
7. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh. 8. Menarik kesimpulan.
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan pemecahan maslaah dan koneksi matematis serta self-regulation siswa selanjutnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excell dan SPSS. Berikut pengolahan dan analisis data pada penelitian ini.
1. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan. Hasil yang tertuang dalam lembar observasi selanjutnya dianalisis secara deskriptif yang menggambarkan keterlaksanaan kriteria, karakteristik serta proses pembelajaran yang berlangsung.
2. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis, serta self-regulation siswa. Analisis data hasil tes dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis, serta self-regulation
(40)
54
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Skor yang diperoleh sebelum dan setelah diberikan perlakuan pendekatan metacognitive guidance dianalisis dengan membandingkan skor pretes dan postes kedua kelas. Pengolahan data dan anlisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan software MS Excel dan SPSS. Analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis Siswa
Penelitian ini ingin melihat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran metacognitive guidance dan pembelajaran biasa. Uji statistik yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata. Langkah pengolahan data hasil tes adalah sebagai berikut.
1) Menentukan skor peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis dengan rumus gain ternormalisasi yaitu
(Meltzer, 2002) Hasil perhitungan n-gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi sebagai berikut.
Tabel 1.25 Klasifikasi Gain Ternormalisasi
Besarnya n-gain (G) Klasifikasi
G ≥ 0,70 Tinggi 0,30 ≤ G < 0,70 Sedang
G < 0,30 Rendah
(Hake, 1999) 2) Melakukan uji normalitas data hasil n-gain ternormalisasi kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan normal Q-Q plots dan juga menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Hipotesis :
: Data berdistribusi normal : Data tidak berdistribusi normal
(41)
55
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria Uji: Jika nilai Sig (p-value) < α (α = 0,05), maka ditolak. 3) Apabila data normal, dilakukan uji homogenitas varians skor n-gain
kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis menggunakan uji Levene, dengan hipotesis:
: σ12= σ22 : σ12≠σ22
dengan σ12 = varians skor kelompok eksperimen
σ22 = varians skor kelompok kontrol
Kriteria Uji: Jika nilai Sig (p-value) < α (α = 0,05), maka Ho ditolak. 4) Melakukan uji perbedaan rerata skor n-gain menggunakan
independent-sample t-test apabila data normal dan homogen. Hipotesis:
: 1= 2 rerata n-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol sama : 1> 2 rerata n-gain kelas eksperimen lebih baik dari kelas
kontrol Uji statistik:
̅ ̅
√
(Sugiyono, 2014) Kriteria Uji: Jika nilai ½(Sig.) < α, maka ditolak
5) Jika terdapat data yang diperoleh berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametrik Mann-Whitney.
6) Jika kedua data berdistribusi normal, tetapi variansinya tidak homogen, maka
pengujian dilakukan dengan uji t’.
̅ ̅ √
(42)
56
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara ringkas, alur uji statistik yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 1.2 Bagan Uji Statistik Perbedaan Rerata
b. Kemampuan Self-regulation Siswa
Data self-regulation siswa diperoleh setelah kedua kelas diberikan pembelajaran selama enam kali pertemuan. Pengolahan data angket self-regulation siswa dilakukan dengan terlebih dahulu diubah menjadi data interval dengan metode MSI dengan bantuan software Microsoft Excel. Setelah data diubah menjadi data interval, maka analisis kemampuan self-regulation siswa dilakukan dengan cara yang sama dengan data hasil tes pemecahan masalah dan
(43)
57
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
koneksi matematis siswa. Tahapan konversi data angket menjadi data interval dengan cara deviasi normal yaitu:
1) menghitung frekuensi setiap pilihan jawaban untuk setiap pernyataan; 2) menghitung proporsi setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden; 3) menentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai
proporsi secara berurutan perkolom skor;
4) menentukan nilai proporsi kumulatif tengah dengan menjumlahkan proporsi titik tengah kumulatif dengan proporsi kumulatif secara berurutan perkolom skor;
5) menghitung nilai z untuk setiap nilai proporsi kumulatif tengah yang diperoleh;
6) menentukan nilai z* dengan menjumlahkan nilai z masing-masing pilihan jawaban dengan nilai z terkecil;
7) menentukan nilai skala skor dengan membulatkan nilai z.
Skor self-regulation yang telah dikonversi menjadi data interval selanjutnya diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, atau rendah menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) dengan rumus :
̅
̅
(Suherman & Kusumah, 1990) dengan kriteria sebagai berikut
Tinggi : ̅
Sedang : ̅ ̅ Rendah : ̅
(Arikunto, 2009)
c. Hubungan Antara Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis Siswa
Hubungan antara kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa diketahui dengan menganalisis data postes kedua kemampuan. Analisis
(44)
58
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hubungan antara kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment, apabila normalitas data telah terpenuhi. Apabila terdapat data yang tidak berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan menggunakan uji korelasi Sperman-Rank. Hipotesis yang diuji untuk analisis korelasi dengan Pearson Product Moment adalah
: :
dengan koefisien korelasi Pearson , dan kriteria uji : Jika nilai ½(Sig.) < α(α = 0.05), maka ditolak.
d. Hubungan Antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan
Self-regulation Siswa
Hubungan antara kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa diketahui dengan menganalisis data postes kemampuan pemecahan masalah matematis dan data angket self-regulation siswa. Apabila semua data berdistribusi normal, analisis hubungan antara kemampuan pemecahan masalah matematis dan self-regulation siswa dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Apabila terdapat data yang tidak berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan menggunakan uji korelasi Sperman-Rank. Hipotesis yang diuji untuk analisis korelasi dengan Pearson Product Moment adalah
: :
dengan koefisien korelasi Pearson, dan kriteria uji yang digunakan yaitu: jika nilai ½(Sig.) < α(α = 0,05), maka Ho ditolak.
e. Hubungan Antara Koneksi Matematis dan Self-regulation Siswa
Analisis korelasi antara kemampuan koneksi matematis dan self-regulation siswa dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment apabila normalitas data telah terpenuhi. Apabila terdapat data yang tidak berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan menggunakan uji korelasi
(45)
59
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sperman-Rank. Hipotesis yang diuji untuk analisis korelasi dengan Pearson Product Moment adalah
: :
dengan koefisien korelasi Pearson, dan kriteria uji yang digunakan yaitu: jika nilai ½(Sig.) < α(α = 0,05), maka Ho ditolak.
Alur uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara kemampuan pemecahan masalah, koneksi matematis, dan self regulation dapat dilihat pada gambar 3.3
(46)
114
Nur Aliyyah Irsal, 2015
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Koneksi Matematis serta Self-Regulation Siswa SMP dengan Pendekatan Metacognitive Guidance
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alberta Education. (2007). The Alberta K–9 Mathematics Program of Studies with Achievement Indicators. Canada: Alberta Education. [online]. Tersedia di: https://education.alberta.ca/media/645598/kto9math_ind.pdf. Diakses 8
september 2014
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Becker, J.P & Shimada.S. (1997). The Open-ended Approach: A New Proposal
for Teaching Mathematics. Virginia: NCTM.
Boekaerts, dkk. (2000). Handbook of Self Regulation. California, USA: Academic Press.
Boekaerts, M. & Corno, L. (2005). Self-regulation in the classroom: A perspective on assessment and intervention. Applied Psychology: An International Review, 54,199–231.
Curriculum Planning and Development Division. (2006). Mathematics Syllabus Primary. Singapore: Ministry of Education.
Curriculum Planning and Development Division. (2013). Primary Mathematics Teaching and Learning Syllabus. Singapore: Ministry of Education
Dimyati. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika Realistik dan Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar dan Sikap Siswa pada Bidang Studi Matematika. Disertasi program Studi Teknologi pembelajaran. Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang (tidak diterbitkan).
Elliott, A.C.,& Woodward, W. A. (2007). Statistical Analysis Quick Reference Guidebook: With SPSS Examples. USA: Sage Publications, Inc.
Farlina. (2013). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self-Regulated Learning Siswa MTS Melalui Pendekatan Keterampilan Proses dengan Peta Konsep. Tesis SPs Universitas Pendidikan Indonesia. (tidak diterbitkan).
Fauzi, M.A, dan Sabandar, J. (2011). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif di Sekolah Menengah Pertama. Makalah International Seminar and The Fourth National Conference on Mathematics Education UNY 21-23 Juli 2011. [online]. Tersedia di:
(1)
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Seminar-30996-KNPM_Edisi %20Indonesia%20Yogya_2011.pdf. Diakses 08 September 2014.
Fauzi, M.A. (2011). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif di Sekolah Menengah Pertama. Disertasi SPs Universitas
Pendidikan Indonesia. (tidak diterbitkan).
Febrianela, R., B., (2013). Self Regulated Learning (SRL) dengan Prestasi Akademik Siswa Akselerasi. [ONLINE]. Jurnal Online Psikologi Vol. 01 No. 01 ISSN: 2301-8259.[online]. Tersedia di: http://ejournal.umm.ac.id. Diakses 30 April 2014.
Foong, P, Y. (2002). Using Short Open-ended Mathematics Questions to Promote
Thinking and Understanding. Singapore:National Institute of Education.
[online]. Tersedia:http://www.math.unipa.it/~grim/SiFoong.PDF. Diakses 9 November 2011.
Hake, R.R. (19999). Analyzing Change/Gain scores. California: Dept. of Physics, Indiana University.
Hudoyo, H. (2002). Representasi Belajar Berbasis masalah. Jurnal Matematika
dalam Pembelajaran. ISSN: 085-7792. Tahun viii, edisi khusus.
In’am, A. (2012). A Metacognitive Approach to Solving Algebra Problems.
International Journal of Independent Research and Studies - IJIRS ISSN:
2226-4817; EISSN: 2304-6953Vol. 1, No.4, October, 2012, pp. 162-173. Inayah, S.(2013). Peningkatan Kmampuan Pemecahan Masalah dan Representasi
Multiple Matematis Serta Self-Esteem Siswa Sekolah Menengah Pertama Dengan Meggunkan Model Pembelajaran Quantum. Tesis SPs Universitas
Pendidikan Indonesia. (tidak diterbitkan).
Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching: Model-Model
Pengajaran (Edisi Delapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kamid .(2013). Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika (Studi
Kasus pada Siswa SMP Berdasarkan Gender).[online].
http://online-journal.unja.ac.id/index.php/edumatica/article/download/1411/910. Diakses 7 juni 2014.
Kaur, B., Har, Y.B. & Kapur, M. (2009). Mathematical Problem Solving
Yearbook. Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.
(2)
Kramarski, B. (2004). Enhancing mathematical literacy with the use of metacognitive guidance, in forum discussion, the effects of different instructional methods on the ability to communicate mathematical reasoning. dalam Marit Johnsen Hoines & Anne Berit Fuglestad (Eds.),
Proceedings of the 28h Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education. Bergen University College:
Bergen, Norway, 3, 169-177. [online] Tersedia di: http://www.emis.de/ proceedings/PME28/RR/RR306_Kramarski.pdf. diakses 06 juni 2014. Kramarski, B. (2006). What can be learned from metacognitive guidance in
mathematical online discussion. Proceedings of the Seventeenth Study
Conference of the International Commission on Mathematical Instruction.
Hanoi Institute of Technology and Didirem Université Paris (Vol. 7). Kramarski, B. (2008). Promoting teachers’ algebraic reasoning and self-regulation
with metacognitive guidance. Metacognition and Learning, 3, 2, 83-99. Kramarski, B. dan Revach, T. (2009). The challenge of self-regulated learning in
mathematics teachers' professional training. Educ Stud Math (2009) 72: 379–399. [online]. Tersedia di: http://download.springer.com/static/ pdf/702/art%253A10.1007%252Fs10649-009-9204-2.pdf?auth66=140222 1955_23136efc17b9f6e7ee77cc0fae892a41&ext=.pdf. Diakses 06 juni 2014.
Kramarski, B., & Mevarech, Z. (2004). Metacognitive Discourse in Mathematics Classrooms. Journal European Research in Mathematics Education III
(Thematic Group 8). Dalam CERME, 3.
Krismiati, A., (2013). Penerapan Pembelajaran dengan Pendidikan Matematik Realistik (PMR) secara Berkelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa di Kelas X SMA. Infinity. Jurnal
Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung,
Ladysa, D. (2012). Peningkatan Komunikasi Matematis dan Kemandirian
Belajara Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metacognitive Inner Speech (MIS). Tesis SPs Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak
diterbitkan.
Learner, A. (2013). Teaching Math Grades 3-5 Session 6: Connection: Overview. Annenberg Foundation. [online].https://learner.org/courses/teachingmath/ grades3_5/session_06/index.html. Diakses 8 September 2014.
Maryanti, E.(2012). Peningkatan Literasi Matematis Siswa Melalui Pendekatan
Metacognitive Guidance. Tesis SPs Universitas Pendidikan Indonesia.
(3)
Matlin, M. (2003). Cognition. London: John Wiley&Sons.
McNany, E. dkk. (2013). Metacognitive guidance in a dialogue agent. IARIA
Journal. Pg.137-140. [online]. Tersedia di: http://www.thinkmind.org/
download.php?articleid=cognitive_2013_7_10_40120. Diakses 06 juni 2014.
Meltzer, D.V. (2002). The relationship between Mathematics Preparation Conseptual Learning Gains in Physics : A Possible “Hidden Variabel” in Diagnostic Pretest Scores. American Journal Physics, 70 (12), hlm. 1259-1268.
Mevarech, Z. R. & Kramarski, B. (2003). The effects of metacognitive training vs. worked-out examples on students' mathematical reasoning. British
Journal of Educational Psychology, 73, 449-471. [online] Tersedia di:
http://miwalab.cog.human.nagoya-u.ac.jp/database/paper/2005-05-10.pdf. Diakses 06 juni 2014.
Mink, D. V. (2010). Strategies for teaching mathematics. Huntington Beach: Shell Education Publishing, Inc.
Mohammed, M. & Nai, T. T. (2005). The Use of Metacognitive Process in Learning Mathematics. The Mathematics Education into the 21st Century Project University Teknologi Malaysia.
Motulsky, H. (2013). QQ Normality Plots. GraphPad Software Inc.
Mousley, J. (2004). An Aspect of Mathematical Understanding: The Notion of “Connected Knowing”. Proceedings of the 28th Conference of the
International Group for the Psychology of Mathematics Education, 2004.
Vol 3 pp 377–384.
Nani, K.L. (2012). Konstruksi Self-Regulation Skill dan Help-Seeking Behavior dalam Pembelajaran Matematika. Prociding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Yogyakarta, 10
November 2012. ISBN : 978-979-16353-8-7.
National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and Standards
for School Mathematics. National Council of Teachers of Mathematics.
Panjaitan, M.B.(2013). Kesulitan Koneksi Matematis Siswa dalam Penyelesaian
Soal pada Materi Lingkaran di SMP. [online] http://jurnal.untan.ac.id/
index.php/jpdpb/article/download/4237/4272. Diakses 08 September 2014. Polya, G. (1973). How to Solve It A New Aspevt of Mathematical Method. New
(4)
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.
Ruswana, A.M. (2013). Penerapan Pembelajaran Peer Instruction with
Structured Inquiry (PISI) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Tesis SPs Universitas
Pendidikan Indonesia. (tidak diterbitkan).
Sari, N.M. (2013). Kemampuan Metakognisi dan Pemecahan Masalaha
Matematis Siswa SMP dalam Pembelajaran Matematika dengan Metode Eksplorasi. Tesis SPs Universitas Pendidikan Indonesia. (tidak
diterbitkan).
Schoenfield, A.H. (1994). Mathematical Thinking and Problem Solving. New Jersey: Lawrence Elbraum Associates, Publishers.
Sugiman. (2008). Koneksi Matematik dalam Pembelajaran Matematika di
Sekolah Menengah Pertama. [online]. http://staff.uny.ac.id/sites/default/
files/131930135/2008_Koneksi_Mat.pdf. diakses 08 September 2014. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujono. (1988). Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta: P2LPTK.
Sumarmo, U. (2004). Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika pada siswa Sekolah Manengah. Disempurnakan dan disajikan pada Seminar
Nasional Pendidikan MIPA di FPMIPA UPI.
Sumarmo, U. (2006). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah pada Seminar Pendidikan
Matematika di UNY.
Sumarmo, U. (2012). Proses Berpikir Matematik: Apa dan Mengapa
Dikembangkan. Bahan Belajar Matakuliah Proses Berpikir Matematik
Program S2 Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi.
Sumarni. (2014). Penerapan Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Kemampuan
Koneksi dan Komunikasi Matematis serta Self-Regulated Learning Matematika Siswa. Tesis Pendidikan Matematika UPI. Tidak Diterbitkan.
Suryadi, D, dan Herman, T. (2004). Eksplorasi Matematika: Pembelajaran
(5)
Susanto, H. (2006). Mengembangkan Kemampuan Self-regulation untuk Meningkatkan Keberhasilan Akademik Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur
No.7/Th.V/Desember 2006. 64-71 Vol2,No.2.
Wahyudin. (2008). Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran: Pelengkap
untuk meningkatkan Kompetensi Pedagogis Para Guru dan Calon Guru Profesional. Bandung: diktat perkuliahan UPI.
Wilson, J., dkk. (1993). Mathematical Problem Solving. Dalam Wilson, P.S. (Ed.), Research Ideas for The Clasroom: High School Mathematics. P4600/6600. New York: Mac Millan. [online]. Tersedia di: http://
jwilson.coe.uga.edu/emt725/PSsyn/Pssyn.html. Diakses 12 September
(6)
1