PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KONEKSI
MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK
BERBANTUAN GEOGEBRA

TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :
MERIYANTI AGUSTINAWATI
8126171021

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014

i


ABSTRAK
Meriyanti Agustinawati (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Mengah Pertama (SMP)
Dengan Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan GeoGebra. Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2012.
Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah
dan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran PMR berbantuan
GeoGebra. Penelitian ini berbentuk studi quasi eksperimen. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa
berjumlah 236 siswa. Sampelnya dipilih secara acak yaitu kelas VII-5 (kelas
eskperimen) dan VII-9 (kelas kontrol). Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari:
tes kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis, lembar proses
jawaban siswa, lembar observasi aktivitas siswa. Instrumen tersebut dinyatakan
telah memenuhi syarat validitas isi dengan reliabilitas untuk tes kemampuan
pemecahan masalah dan koneksi matematis berturut-turut adalah 0,699 dan
0,8626. Analisis data inferensial yang digunakan ANAVA dua jalur dan deskriptif
proses jawaban siswa dan aktivitas siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(1) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan
pembelajaran PMR berbantuan GeoGebra lebih tinggi daripada siswa yang diajar
dengan pembelajaran ekspositori, (2) Peningkatan kemampuan koneksi matematis

siswa yang diajar dengan pembelajaran PMR berbantuan GeoGebra lebih tinggi
daripada siswa yang diajar dengan pembelajaran ekspositori, (3) tidak terdapat
interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap
peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa, (4)
proses penyelesaian masalah siswa yang diajar dengan pembelajaran PMR
berbantuan GeoGebra lebih lengkap daripada siswa yang mendapat pembelajaran
ekspositori, (5) Aktivitas siswa dengan pendekatan matematika realistik
berkategori baik. Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan agar
pendekatan matematika realistik (PMR) dan pemanfaatan bantuan GeoGebra
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah dan koneksi matematis siswa sehingga pembelajaran
matematika lebih inovatif dan menyenangkan.

ii

ABSTRACT

Meriyanti Agustinawati (2014), Increasing the Ability of Problem Solving and
Mathematical Connection of Junior High School By Using Realistic Mathematics
Education Approach Helped By GeoGebra. Post Graduate Program of Medan

University 2012.
The aims of this research are to know the increasing ability of problem solving
and student’s mathematical connection by using realistic mathematics education
(RME) approach learning helped by GeoGebra is higher than ekspository
learning. This research is a quasi–experiment research. Population of this research
is all of the students in seventh grade of SMPN 1 Tanjung Morawa with totaled
236 students. The sample chosen is random sample which contain with VII-4 as
experiment class and VII-2 as control class. The instrument consisted of the
mathematical problem solving ability test, mathematical connection test, the
process of answering questions sheets dan the observation sheet of student’s
activities. The instruments are stated to have fulfilled the content validity
condition with reability coefficient 0,699 and 0,8626 gradually for mathematics
problem solving ability and mathematics connection. Data analysis is done by
using ANAVA two ways and description of the process studenst’s answers and
student activity. The result of this research shown that (1) there was the increasing
ability in problem solving by using realistic mathematics education (RME)
learning helped by GeoGebra is higher than using ekspository learning, (2) there
was the increasing ability in mathematical connection by using realistic
mathematics education (RME) learning helped by GeoGebra is higher than using
ekspository learning, (3) there was no interaction between learning and student’s

ability level to the increasing ability of problem solving and mathematical
connection, (4) The process answering of students who are learning with realistic
mathematics education (RME) helped GeoGebra is more complete than the
students who used ekspository learning, (5) Students activity in learning by using
realistic mathematics approaching helped GeoGebra are categorized well. Based
on this research, the researcher suggests that the learning with realistic
mathematics education (RME) and using helped GeoGebra in increasing of
mathematics problem solving ability and mathematics connection can be used as
an alternative for the mathematics teachers in delivery the mathematics material
innovatively and comfortable learning situation.

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kebijaksanaan, kekuatan dan kelimpahan berkat-Nya kepada penulis
sehingga tesis dengan judul “Peningkatan Kemampun Pemecahan Masaah dan
Koneksi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Dengan
Pendekatan Matematika Realistik Berbantuan GeoGebra” dapat terselesaikan.

Dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak menghadapi kendala dan
keterbatasan. Namun berkat bimbingan, arahan dan motivasi dosen pembimbing,
narasumber, keluarga, serta rekan mahasiswa akhirnya tesis ini dapat diselesaikan.
Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku Pembimbing I dan Bapak Prof.
Dian Armanto, M.Pd. M.A, M.Sc, Ph.D selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan serta motivasi yang kuat dalam penyusunan tesis ini.

2.

Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Prof. Dr. Edi Syahputra Ph.D, dan
Bapak Prof. Asmin, M.Pd selaku narasumber yang telah memberikan saran
dan kritik yang membangun untuk menjadikan tesis ini menjadi lebih baik.

3.

Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin,

M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNIMED.

4.

Bapak dan Ibu dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan
Matematika Pascasarjana UNIMED.

5. Orang tua dan keluarga besar yang telah banyak memberikan dorongan dan
dukungan terutama Ibunda tercinta Elisabet br Gurusinga yang dengan telah
sabar memberikan motivasi dan doa selama penulis mengikuti perkuliahan
dan penulisan tesis ini dan adik tercinta Yesi Yolanda yang terus memberikan
semangat dan kelucuan dikala penulis lelah.

iv

6. Harapan Singarimbun, S.T yang telah memberikan motivasi dan dukungan
yang luar biasa mulai dari sebelum dan awal studi hingga penulis
menyelesaikan studi dan tesis ini.
7. Sahabat-sahabat tercinta Regina Sabaria Sinaga ‘truly friend and the fastest of

the world too’, Lilis Syahputri ‘wonderful wife dan teman terajin sepanjang
masa’, Dira Puspita Sari ‘GPS tercepat dan terakurat of the world, Juliana
Febrina Siburian ‘teman tersabar sepanjang masa, Nishbah Fadhelina
‘wikipedia berjalan’, Yuli Fitriani Sinaga ‘wanita tangguh of the year’ dan
Ibu Elviarni ‘mamake tergaul on the world’ untuk kebersamaan selama
perkuliahan 2 tahun 3 bulan yang begitu berharga.
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana Prodi Matematika seluruhnya.
9. Bapak Direktur, Asisten I, II dan III Program Pascasarjana UNIMED yang
telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis.
10. Bapak/Ibu Pegawai Program Pascasarjana UNIMED, khususnya Bapak Kadar
Chan selaku kepala administrasi Program Pascasarjana dan Bapak Dapot Tua
Manullang selaku pegawai di Prodi Pendidikan Matematika yang telah
memberikan banyak masukan dan bantuan kepada penulis.
11. Ibu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Deliserdang beserta jajarannya.
12. Bapak Elfian Lubis, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan Ibu Rismawati, S.Pd
selaku guru matematika SMP Negeri 1 Tanjung Morawa.
Akhir kata penulis dengan sepenuh hati juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian tulisan ini. Penulis menyadari masih terdapat kelemahan
dan kekurangan oleh keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mohon saran

dan kritik yang membangun guna perbaikan tulisan ini. Akhirnya semoga Tuhan
Yang Maha Kuasa selalu memberikan kasih dan rahmat-Nya bagi kita semua.

Medan, September 2014
Penulis,

Meriyanti Agustinawati

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 20
1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 21
1.4. Rumusan Masalah ........................................................................ 21
1.5. Tujuan Penelitian .......................................................................... 22
1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................ 23
BAB II KAJIAN TEORITIS ........................................................................ 25
2.1. Kerangka Teoris ............................................................................
2.1.1. Pengertian Masalah ...........................................................
2.1.2. Pemecahan Masalah ..........................................................
2.1.3. Kemampuan Koneksi .......................................................
2.1.4. Kemampuan Awal Matematis ...........................................
2.1.5. Pendekatan Matematika Realistik .....................................
2.1.6. Langkah Pendekatan Matematika Relistik ........................
2.1.7. Keunggulan Pendekatan Matematika Realistik .................
2.1.8. Pembelajaran Ekspositori .................................................
2.1.9. Perbedaan Pedagogik ........................................................
2.1.10. Geogebra Sebagai Media Pembelajaran ............................
2.1.11. Teori Belajar Pendukung ...................................................
2.1.12. Penelitian yang Relevan ....................................................
2.2. Kerangka Konseptual ...................................................................

2.3. Hipotesis Penelitian .......................................................................

25
25
27
34
37
38
43
48
49
52
54
59
62
65
75

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 77
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................. 77

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 77

vi

3.3. Populasi dan Sampel .....................................................................
3.3.1. Populasi Penelitian ..............................................................
3.3.2. Sampel Penelitian ...............................................................
3.4. Variabel Penelitian .......................................................................
3.5. Desain Penelitian ..........................................................................
3.6. Defenisi Operasional ....................................................................
3.7. Teknik Pengumpulan Data ............................................................
3.7.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ................................
3.7.2. Tes Kemampuan Koneksi Matematis .................................
3.7.3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa .....................................
3.7.4. Lembar Observasi Aktivitas Guru ......................................
3.8. Penskoran .....................................................................................
3.8.1. Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah ....................
3.8.2. Penskoran Kemampuan Koneksi Matematis ......................
3.8.3. Penskoran Lembar Observasi dan Proses Pembelajaran ....
3.9. Teknik Analisis Data ....................................................................
3.9.1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................
3.9.2. Uji Prayarat Analisis ...........................................................
3.9.3. Analisis Statistik Inferesial .................................................
3.10. Prosedur Penelitian .......................................................................
3.11. Jadwal dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ...................................

78
78
79
81
84
86
88
89
91
95
97
100
100
102
102
103
103
108
110
115
117

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 118
4.1. Hasil Uji Coba Perangkat Pembelajaran Dan Instrumen ............. 119
4.2. Deskripsi Kemampuan Awal ........................................................ 122
4.3. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis ................. 130
4.3.1. Analisis Deskriptif Kemampuan Pemecahan Masalah ....... 130
4.3.2. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Sebelum
Pembelajaran ....................................................................... 135
4.3.3. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Setelah
Pembelajaran ....................................................................... 141
4.3.4.Analisis Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Berdasarkan Pembelajaran Dan KAM.................. 149
4.4. Analisis Kemampuan Pemecahan Koneksi Matematis ................. 130
4.3.1. Analisis Deskriptif Kemampuan Koneksi Matematis ......... 130
4.3.2. Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Sebelum
Pembelajaran ....................................................................... 135
4.3.3. Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Setelah
Pembelajaran ....................................................................... 141

vii

4.4.

4.5.
4.6.
4.7.

4.3.4.Analisis Peningkatan Kemampuan Koneksi
Matematis Berdasarkan Pembelajaran Dan KAM ............... 149
Deskripsi Proses Jawaban Siswa ................................................... 180
4.4.1.Deskripsi Proses Jawaban Siswa Pada Kemampuan
Pemecahan Masalah .......................................................... 180
4.4.2.Deskripsi Proses Jawaban Siswa Pada Kemampuan
Pemecahan Masalah .......................................................... 180
4.4.3.Deskripsi Proses Jawaban Siswa Pada Kemampuan
Koneksi Matematis .............................................................. 205
Deskripsi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran ................ 221
Deskripsi Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran ................. 180
Pembahasan ................................................................................... 232
4.7.1. Kemampuan Awal Matematis ............................................ 232
4.7.2. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa ............................ 236
4.7.3. Interaksi Antara Faktor Pembelajaran Dengan Kemampuan
Awal Siswa terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah ................................................................................ 238
4.7.4. Kemampuan Koneksi Matematis ........................................ 240
4.7.5. Interaksi Antara Faktor Pembelajaran Dengan Kemampuan
Awal Siswa terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi
Matematis ............................................................................ 242
4.7.6. Keterbatasan Dalam Penelitian .......................................... 243

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 245
5.1. Simpulan ......................................................................................... 245
5.2. Implikasi .......................................................................................... 246
5.3. Saran ................................................................................................ 248
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 250
LAMPIRAN ..................................................................................................... 254

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Ujian Mid Semester Kelas VII ..............................
Tabel 2.1. Klasifikasi Kemampuan Awal .......................................................
Tabel 2.2. Langkah-langkah Pembelajaran PMR ............................................
Tabel 2.3. Langkah-langkah Pembelajaran Ekspositori...................................
Tabel 2.4. Perbedaan Pedagogik antara Pendekatan Matematika
Realsitik dengan Pembelajaran Ekspositori ....................................
Tabel 2.5. Ikon GeoGebra ................................................................................
Tabel 3.2. Tabel Weiner tentang Keterkaitan Variabel Bebas, Variabel
Terikat dan Variabel Kontrol ..........................................................
Tabel 3.3. Kriteria Pengelompokan Kemampuan Awal Matematika Siswa ...
Tabel 3.4. Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Awal (KAM) ......................
Tabel 3.5. Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .............................
Tabel 3.6. Kisi-kisi TesKemampuan Koneksi Matematis ..............................
Tabel 3.7. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ..................................
Tabel 3.8. Kategori Keefektifan Waktu Pada Observasi Aktivitas Siswa .......
Tabel 3.9. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru ...................................
Tabel 3.10. Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .......................
Tabel 3.11. Penskoran Tes Kemampuan Koneksi Matematis .........................
Tabel 3.12. Kriteria Penskoran Aktivitas Siswa ..............................................
Tabel 3.13. Kriteria Pencapaian Penguasaan Siswa.........................................
Tabel 3.14. Kriteria Proses Jawaban Siswa Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah .........................................................................................
Tabel 3.15. Kriteria Proses Jawaban Siswa Tes Kemampuan Koneksi
Matematis Siswa ...........................................................................
Tabel 3.16. Kriteria Aktivitas Siswa ...............................................................
Tabel 3.17. Kriteria Gain Ternormalisasi ........................................................
Tabel 3.18. Keterkaitan Permasalahan, Hipotesis dan
Uji Statistik yang akan Digunakan ..............................................
Tabel 3.19. Jadwal dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ...................................
Tabel 4.1. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Dan Instrumen
Penelitian .......................................................................................
Tabel 4.2. Hasil Penilaian Validator Terhadap Instrumen Penelitian ............
Tabel 4.3. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .................
Tabel 4.4. Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematis ..................
Tabel 4.5. Hasil Mean Dan Standar Deviasi KAM ........................................
Tabel 4.6. Perhitungan Hasil Uji Normalitas KAM Siswa ............................
Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis Normalitas KAM Siswa ................................

4
38
42
50
52
59
89
92
94
96
97
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
113
117
120
122
123
124
124
125
127
128

Tabel 4.8. Perhitungan Hasil Uji Homogenitas KAM ................................... 129
Tabel 4.9. Hasil Uji perbedaan Rerata Tes KAM .......................................... 130
Tabel 4.10. Deskripsi Pengelompokan Siswa Berdasarkan KAM ................. 131
Tabel 4.11. Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah ........................... 132
Tabel 4.12. Perhitungan Uji Normalitas Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah ......................................................................................... 134
Tabel 4.13. Homogenitas Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah ......................................................................................... 135
Tabel 4.12. Hasil Postes Kemampuan Pemecahan
Masalah ...................................................................................... 136
Tabel 4.13. Rerata Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan
Kategori KAM .............................................................................. 138
Tabel 4.14. Hasil Uji Normalitas Gain Ternormalisani Kemampuan
Pemecahan Masalah ................................................................... 144
Tabel 4.15. Homogenitas Varians Gain Ternormalisani Kemampuan
Pemecahan Masalah ...................................................................... 145
Tabel 4.16. Uji ANAVA Dua Jalur Gain Kemampuan Pemecahan Masalah .. 146
Tabel 4.17. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian Kemampuan
Pemecahan Masalah Dengan Taraf Signifikansi 5 % ................... 150
Tabel 4.18. Hasil Pretes Kemampuan Koneksi Matematis ............................. 151
Tabel 4.19. Perhitungan Uji Normalitas Pretes Kemampuan Koneksi
Matematis ...................................................................................... 153
Tabel 4.20. Homogenitas Hasil Pretes Kemampuan Koneksi Matematis ...... 154
Tabel 4.21. Hasil Postes Kemampuan Koneksi Matematis ............................ 154
Tabel 4.22. Rerata Gain Kemampuan Koneksi MatematisBerdasarkan
Kategori KAM .............................................................................. 157
Tabel 4.23. Hasil Uji Normalitas Gain Ternormalisani Kemampuan
Koneksi Matematis ........................................................................ 162
Tabel 4.24. Homogenitas Varians Gain Ternormalisani Kemampuan
Koneksi Matematis ........................................................................ 163
Tabel 4.25. Uji ANAVA Dua Jalur Gain Kemampuan Koneksi Matematis ... 164
Tabel 4.26. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis Penelitian Kemampuan
Koneksi Matematis Dengan Taraf Signifikansi 5 % ..................... 168
Tabel 4.27. Perolehan Skor Masalah 1 Berdasarkan Pembelajaran Dan
KAM.............................................................................................. 169
Tabel 4.28. Perolehan Skor Masalah 2 Berdasarkan Pembelajaran Dan
KAM.............................................................................................. 174
Tabel 4.29. Perolehan Skor Masalah 3 Berdasarkan Pembelajaran Dan
KAM.............................................................................................. 178

Tabel 4.30. Perolehan Skor Masalah 4 Berdasarkan Pembelajaran Dan
KAM..............................................................................................
Tabel 4.31. Perolehan Skor Masalah 5 Berdasarkan Pembelajaran Dan
KAM..............................................................................................
Tabel 4.32. Penilaian Proses Jawaban Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelas Eksperimen .........................................................................
Tabel 4.33. Penilaian Proses Jawaban Kemampuan Pemecahan Masalah
Kelas Kontrol ...............................................................................
Tabel 4.34. Perolehan Skor Masalah 1 Berdasarkan Pembelajaran Dan
KAM (Kemampuan Koneksi Matematis) .....................................
Tabel 4.35. Perolehan Skor Masalah 2 Berdasarkan Pembelajaran Dan
KAM (Kemampuan Koneksi Matematis) .....................................
Tabel 4.36. Perolehan Skor Masalah 3 Berdasarkan Pembelajaran Dan
KAM (Kemampuan Koneksi Matematis) .....................................
Tabel 4.37. Perolehan Skor Masalah 4 Berdasarkan Pembelajaran Dan
KAM (Kemampuan Koneksi Matematis) .....................................
Tabel 4.38. Penilaian Proses Jawaban Kemampuan Koneksi Matematis
Kelas Eksperimen .........................................................................
Tabel 4.39. Penilaian Proses Jawaban Kemampuan Koneksi Matematis
Kelas Kontrol ...............................................................................
Tabel 4.40. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dengan Pembelajaran PMR
Berbantuan GeoGebra...................................................................
Tabel 4.41. Hasil Observasi Aktivitas Guru Dengan Pembelajaran PMR
Berbantuan GeoGebra...................................................................

183
186
190
190
194
196
199
203
206
207
208
215

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Tahapan Alur Kerja Penelitian .................................................... 119
Gambar 4.1. Histogram Hasil KAM ............................................................... 126
Gambar 4.2. Normal Q-Q Plot Hasil Tes KAM Siswa .................................... 127
Gambar 4.3. Histogram Persentase Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah ....................................................................................... 132
Gambar 4.4. Histogram Persentase Rerata Skor Postes Kemampuan Pemecahan
Masalah ....................................................................................... 136
Gambar 4.5. Histogram Rerata dan Standar Deviasi Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Berdasarkan Pembelajaran ........................ 139
Gambar 4.5. Histogram Rerata dan Standar Deviasi Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Berdasarkan Faktor Pembelajaran Dan
KAM ( Tinggi, Sedang, Rendah ) ............................................... 140
Gambar 4.5. Selisih Rerata dan Standar Deviasi Gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Berdasarkan Pembelajaran Dan KAM ...... 141
Gambar 4.6. Interaksi Antara Pembelajaran Dan KAM Terhadap
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah .......................... 148
Gambar 4.7. Histogram Persentase Pretes Kemampuan Koneksi Matematis .. 151
Gambar 4.8. Histogram Persentase Rerata Skor Postes Kemampuan
Koneksi Matematis ...................................................................... 155
Gambar 4.9. Histogram Rerata dan Standar Deviasi Gain Kemampuan
Koneksi Matematis Berdasarkan Pembelajaran .......................... 158
Gambar 4.10.Histogram Rerata dan Standar Deviasi Gain Kemampuan
Koneksi Matematis Berdasarkan Faktor Pembelajaran Dan
KAM ( Tinggi, Sedang, Rendah ) ............................................... 159
Gambar 4.11.Selisih Rerata dan Standar Deviasi Gain Kemampuan
Koneksi Matematis Berdasarkan Pembelajaran Dan KAM ....... 159
Gambar 4.12.Interaksi Antara Pembelajaran Dan KAM Terhadap
Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis .......................... 166
Gambar 4.13. Proses Jawaban Masalah 1 Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Eksperimen ........................................................ 172
Gambar 4.14. Proses Jawaban Masalah 1 Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Kontrol .............................................................. 173
Gambar 4.15. Proses Jawaban Masalah 2 Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Eksperimen ........................................................ 176
Gambar 4.16. Proses Jawaban Masalah 2 Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Kontrol .............................................................. 177

Gambar 4.17. Proses Jawaban Masalah 3 Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Eksperimen ....................................................... 180
Gambar 4.18. Proses Jawaban Masalah 3 Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Kontrol .............................................................. 182
Gambar 4.19. Proses Jawaban Masalah 4 Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Eksperimen ....................................................... 184
Gambar 4.20. Proses Jawaban Masalah 4 Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Kontrol ............................................................. 185
Gambar 4.21. Proses Jawaban Masalah 5 Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Eksperimen ....................................................... 188
Gambar 4.22. Proses Jawaban Masalah 5 Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Kontrol ............................................................. 189
Gambar 4.23. Proses Jawaban Masalah 1 Tes Kemampuan Koneksi
Matematis Kelas Eksperimen ................................................... 194
Gambar 4.24. Proses Jawaban Masalah 1 Tes Kemampuan Koneksi
Matematis Kelas Kontrol ........................................................ 195
Gambar 4.25. Proses Jawaban Masalah 2 Tes Kemampuan Koneksi
Matematis Kelas Eksperimen ................................................... 198
Gambar 4.26. Proses Jawaban Masalah 2 Tes Kemampuan Koneksi
Matematis Kelas Kontrol ........................................................ 198
Gambar 4.27. Proses Jawaban Masalah 3 Tes Kemampuan Koneksi
Matematis Kelas Eksperimen ................................................... 201
Gambar 4.28. Proses Jawaban Masalah 3 Tes Kemampuan Koneksi
Matematis Kelas Kontrol ......................................................... 202
Gambar 4.29. Proses Jawaban Masalah 4 Tes Kemampuan Koneksi
Matematis Kelas Eksperimen .................................................... 205
Gambar 4.30.Proses Jawaban Masalah 4 Tes Kemampuan Koneksi
Matematis Kelas Kontrol ......................................................... 206
Gambar 4.31.Aktivitas Siswa Dalam Persiapan Pembelajaran Pada Kelas
Pembelajaran PMR Berbantuan GeoGebra .............................. 210
Gambar 4.32. Aktivitas Siswa Dalam Memamhami Masalah Kontekstual
Pada Kelas Pembelajaran PMR Berbantuan GeoGebra ............ 210
Gambar 4.33. Aktivitas Siswa Dalam Membangun Model Matematika
Pada Kelas Pembelajaran PMR Berbantuan GeoGebra ............ 211
Gambar 4.34. Aktivitas Siswa Dalam Menggunakan Produksi dan Kontribusi
Siswa Pada Kelas Pembelajaran PMR Berbantuan GeoGebra .. 212
Gambar 4.35. Aktivitas Siswa Dalam Interaktivitas Pada Kelas
Pembelajaran PMR Berbantuan GeoGebra ............................... 213
Gambar 4.36. Aktivitas Siswa Dalam Keterkaitan Pada Kelas Pembelajaran
PMR Berbantuan GeoGebra ...................................................... 214

Gambar 4.33. Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Penutup Pada Kelas
Pembelajaran PMR Berbantuan GeoGebra ..............................
Gambar 4.34. Aktivitas Guru Dalam Menyampaikan Tujuan Pembelajaran ..
Gambar 4.35. Aktivitas Guru Dalam Persiapan Pembelajaran ........................
Gambar 4.36. Aktivitas Guru Dalam Memberikan Scaffolding ......................
Gambar 4.37. Aktivitas Guru Dalam Membimbing Siswa Untuk
Menggunakan GeoGebra Secara Optimal .................................
Gambar 4.38. Aktivitas Guru Dalam Memberi Motivasi Pada Diskusi
Kelompok ..................................................................................
Gambar 4.39. Contoh Gambar Proses jawaban Kelas Eksperimen ................
Gambar 4.40. Contoh Gambar Proses jawaban Kelas Eksperimen ................

214
216
217
217
218
218
234
234

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ...................................................................................................... 249
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............................. 250
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................................... 303
Lembar Aktivitas Siswa .............................................................................. 319
Lampiran B....................................................................................................... 342
Tes Kemampuan Awal Matematika (KAM) ............................................... 342
Kisi –Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ..................... 346
Pedoman Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ..... 348
Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ..................... 354
Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ....................................... 344
Kisi –Kisi Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematis ....................... 350
Pedoman Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematis ....... 351
Penskoran Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematis ....................... 354
Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematis ........................................ 356
Lembar Observasi Aktivitas Siswa ............................................................. 359
Lampiran C ...................................................................................................... 364
Hasil Validasi RPP ..................................................................................... 364
Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas Guru ....................................... 367
Hasil Validasi Lembar Observasi Aktivitas Siswa...................................... 367
Lampiran D ..................................................................................................... 382
Lampiran E ....................................................................................................... 403
Lampiran F ...................................................................................................... 405

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan kualitas pendidikan menjadi dasar kemajuan suatu bangsa.
Melalui pendidikan, generasi muda dibimbing secara sistematis dan terarah dalam
mengembangkan potensi diri sehingga dapat menjadi pribadi yang unggul diera
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejalan dengan itu, pendidikan
bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia (Kemdikbud, 2013).
Pendidikan matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang
memegang peran vital dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena
matematika menjadi dasar pemikiran dalam pengembangan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan (queen of science). Sejalan dengan itu, Ruseffendi (1998: 260) juga
mengungkapkan bahwa matematika adalah ratunya ilmu (mathematics is the
queen of the sciences) maksudnya adalah bahwa matematika tidak bergantung
pada bidang studi lain.
Matematika dalam perkembangannya tidak tergantung dengan disiplin
ilmu lain melainkan ilmu pengetahuan lain yang berkembang dari konsep
matematika. Mengingat pentingnya matematika, Kline menyimpulkan bahwa

1

2

matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri tetapi adanya matematika itu adalah untuk membantu manusia
dalam memahami permasalahan sosial, ekonomi dan alam (Suherman dkk,
2001:19).
Cornelius (Abdurahman, 2009:253) mengemukakan lima alasan belajar
matematika yaitu “karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas
dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, (3)
sarana mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk
mengembangkan kreatifitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran
terhadap perkembangan budaya”. Dengan belajar matematika, siswa mampu
berpikir logis, analitis, kritis dan kreatif, memiliki kemampuan berkerjasama,
berkomunikasi dengan baik, dan membentuk karakter siswa untuk mampu
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta menanamkan sikap
disiplin dalam diri siswa.
Melihat pentingnya pendidikan matematika, harus ikut ditunjang dengan
hasil belajar yang baik. Namun hasil belajar siswa pada saat ini belum mencapai
taraf memuaskan. Hal ini terlihat dari hasil belajar matematika siswa kita secara
global tergolong rendah. Berdasarkan hasil test PISA tahun 2009 terlihat bahwa
prestasi siswa Indonesia khususnya dalam bidang matematika belum menunjukan
hasil yang memuaskan. Secara global kemampuan siswa masih rendah dalam
memecahkan masalah matematika, menafsirkan data dan informasi dalam masalah
yang disajikan, dan menemukan dan mengkaitkan konsep matematika.
Dalam lingkup nasional, tidaklah jauh berbeda dengan hasil test di ranah
internasional. Salah satunya telihat dari hasil Ujian Nasional (UN) 2013 pada

3

mata pelajaran matematika. Dimana nilai rerata nilai UN murni siswa hanya 5,78,
sedangkan

nilai

rerata

paling

rendah

untuk

kelulusan

adalah

5,5

(http://www.kemdikbud.go.id). Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar
matematika siswa masih kurang maksimal padahal soal yang disajikan dalam UN
umumnya berupa masalah rutin.
Lebih lanjut, hasil belajar matematika yang rendah juga ditemukan di
SMP Negeri 1 Tanjung Morawa. Ditemukan nilai rata-rata ujian tengah semester
untuk mata pelajaran matematika yaitu 71,8 dengan ketuntasan 37,75%. Seperti
yang tersaji pada tabel berikut :
Tabel 1.1. Nilai Rata-rata Ujian Tengah Semester (UTS) Genap Kelas VII
Kelas

VII-1

VII-2

VII-3

VII-4

KKM

75

75

75

75

75

73

68

71

68

15

6

19

20

34

35

40

Nilai
Rata-rata
Memenuhi
KKM(siswa)
Tidak
memenuhi
KKM(siswa)
Jumlah Siswa

VII-5 VII-6

VII-7

VII-8

VII-9

75

75

75

75

70

76

75

70

76

5

12

22

19

7

26

18

33

27

18

21

33

12

37

38

39

40

40

40

38

Sumber. Dokumentasi Daftar Nilai Kelas VII SMP Negeri 1 Tanjung Morawa
Informasi yang diperoleh guru matematika kelas VII di SMP Negeri 1
Tanjung Morawa, ditemukan beberapa penyebab rendahnya hasil belajar
matematika siswa adalah kemampuan pemecahan masalah siswa yang rendah,
kemudian siswa cenderung menghafal rumus tanpa makna sehingga saat
menyelesaikan masalah yang berbeda dengan contoh maka siswa merasa
kesulitan. Kemudian siswa juga kesulitan dalam mengkaitkan ide matematis yang

4

sesuai untuk diterapkan dalam menyelesaikan masalah sehingga menimbulkan
kebinggungan menentukan langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah,
rumitnya perhitungan matematika dan sikap negatif siswa yang timbul saat
memandang soal matematika.
Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan siswa mengalami kesulitan
belajar matematika. Kesulitan ini disebabkan karena siswa kurang menguasai
konsep, prinsip, atau algoritma, walaupun telah berusaha mempelajarinya. Siswa
yang mengalami kesulitan mengabstraksi, menggeneralisasi, berpikir deduktif dan
mengingat konsep-konsep maupun prinsip-prinsip biasanya akan selalu merasa
bahwa matematika itu sulit. Siswa juga mengalami kesulitan dalam memecahkan
masalah rutin, non-rutin hingga terapan atau soal cerita. (Widdiharto, 2008:8)
Dari penjabaran diatas, salah satu faktor yang menjadi penentu kualitas
hasil belajar matematika adalah kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan
pemecahan masalah diketahui merupakan jantung matematika, karena itu
keberhasilan siswa dalam belajar matematika sangat berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah
membuat siswa mampu memecahkan masalah matematika berkaitan dengan
masalah rutin, masalah non-rutin hingga penerapan matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
Sovhick (dalam Kusmaydi, 2010:2) menyatakan bahwa latihan pemecahan
masalah akan menghasilkan individu-individu yang berkompeten dalam bidang
matematika karena memiliki manfaat yang besar terhadap penanaman kompetensi
matematika siswa. Selanjutnya pemecahan masalah merupakan bagian dari
kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajarannya

5

maupun

penyelesaiannya,

siswa

dimungkinkan

memperoleh

pengalaman

menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk
diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin (Suherman dkk,
2001:83).
Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu standar proses
dalam pembelajaran matematika. Sebagaimana yang dirumuskan NCTM (2003) :
Standard 1: Knowledge of Mathematical Problem Solving is Candidates
know, understand, and apply the process of mathematical problem solving.
Indicators: (1) Apply and adapt a variety of appropriate strategies to solve
problems, (2) Solve problems that arise in mathematics and those
involving mathematics in other contexts, (3) Build new mathematical
knowledge through problem solving, (4) Monitor and reflect on the
process of mathematical problem solving
Yang artinya bahwa kemampuan pemecahan masalah mengharuskan siswa
untuk mengetahui, memahami dan menerapkan proses dari pemecahan masalah.
Dengan indikator: (1) menerapkan dan menyesuaikan berbagai strategi untuk
memecahkan masalah, (2) memecahkan masalah matematika dan melibatkan
matematika dalam konteks lain, (3) membangun pengetahuan baru melalui
pemecahan masalah, (4) mengamati dan memikirkan kembali proses dari
pemecahan masalah.
Karena pemecahan masalah penting dalam matematika, maka pemecahan
masalah juga telah menjadi penekanan pembelajaran matematika dalam
Kurikulum 2013 yaitu matematika dimulai dengan permasalahan konkret
berangsur dibawa ke bentuk abstrak (model), menekankan pentingnya prosedur
(algoritma) dalam pemecahan masalah, memuat berimbang antara bilangan,
aljabar, bangun, data dan peluang pada tiap kelas, tidak selalu dihitung,
menekankan penguasaan pola (angka, bangun, aljabar), tidak selalu eksak, bisa

6

kira‐kira,

dan

tidak

selalu

memiliki

informasi

yang

lengkap

untuk

diselesaikan.(Kemdikbud, 2013).
Bitter dan Capper (Suherman dkk, 2001:83) menunjukan bahwa
pengajaran matematika harus digunakan untuk memperkaya, memperdalam,
memperluas kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Siswa haruslah
diarahkan untuk memahami bahwa matematika itu bermanfaat dan menyenangkan
sehingga kedepannya siswa tidak sebatas menghafal rumus tetapi ikut terjun
langsung dalam menemukan pemecahan masalah matematika. Sehingga dengan
sendirinya siswa akan mencintai matematika.
Matematika bukan sekedar satuan berhitung atau kumpulan rumus yang
harus dihafal siswa, melainkan matematika haruslah dapat dirasakan siswa dekat
dengan kehidupan kesehariannya. Suryadi (Suherman dkk, 2001:83) bahwa
menyatakan pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kegiatan
matematika yang dianggap penting baik oleh guru maupun siswa di semua
tingkatan yang dianggap baik oleh para guru maupun siswa di semua tingkatan
mulai dar SD hingga SMA bahkan perguruan tinggi. Puncak keberhasilan
pembelajaran matematika adalah ketika para siswa dapat memecahkan masalah
yang mereka hadapi kelak dikemudian hari dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Karena itu para siswa harus belajar memecahkan masalah selama menempuh
pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa kemampuan pemecahan
masalah memberi kontribusi yang besar terhadap keberhasilan belajar matematika.
Namun, siswa pada umumnya belum memiliki kemampuan pemecahan masalah
matematis yang baik. Selanjutnya Sumarmo (dalam Marzuki, 2012:3) menyatakan

7

bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematik pada
umumnya belum memuaskan, kesulitan banyak terjadi pada tahap melaksanakan
perhitungan dan memeriksa kembali hasil hitungan.
Dari hasil observasi peneliti di SMP Negeri 1 Tanjung Morawa pada
tanggal 2 Desember 2013 ditemukan peneliti bahwa kemampuan pemecahan
masalah yang masih rendah. Hal ini terlihat dari kesulitan siswa dalam memahami
soal, kesulitan siswa dalam menentukan strategi pemecahan masalah dan
menyelesaikan masalah yang tepat. Sebagai contoh diberikan masalah kepada
siswa terkait geometri garis dan sudut :
Perhatikan gambar tiang disamping, ada berapa
banyak jumlah sudut yang dapat kamu temukan ?
kemudian sebutkan jenis dari sudut-sudut tersebut ?

Dari 37 siswa yang mengikuti tes dengan kemampuan pemecahan masalah
hanya 21,6% (8 siswa) yang mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan
benar dan lengkap. Banyak siswa yang kesulitan memahami soal tersebut terbukti
dari rata-rata 54,05% (20 siswa) tidak menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal tersebut sehingga menimbulkan kekeliruan dalam
menentukan strategi penyelesaian yang tepat. Bahkan 24,3% siswa tidak mampu
menemukan semua sudut yang ada pada gambar dan juga salah dalam penyebutan
jenis sudut. Hal ini disebabkan oleh siswa kurang memahami maksud dari
masalah tersebut, perencanaan penyelesaian yang dibuat siswa tidak terkonsep
sehingga menimbulkan kesulitan bagi siswa untuk menentukan langkah

8

penyelesaian selanjutnya. Dengan kata lain kemampuan pemecahan masalah
siswa rendah.
Dari hasil wawancara, siswa umumnya hanya mampu mengerjakan soalsoal rutin yang hanya melibatkan rumus. Namun apabila siswa dihadapkan pada
sebuah masalah matematika yang tidak menggunakan konsep rutin, misalnya
masalah yang disajikan tersebut diatas, siswa umumnya merasa kesulitan untuk
menyelesaikannya dan bahkan tidak memahami maksud dari soal yang diberikan.
Maka dapat diduga bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa mmasih rendah.
Selain dari pemecahan masalah, koneksi matematis juga menjadi penyebab
lain dari rendahnya hasil belajar matematik siswa. Sebab dalam proses
pembelajaran matematika kemampuan koneksi matematis yaitu mengkaitkan ide
matematis juga memegang peranan yang sangat penting. Russefendi (1991 : 261)
mengungkapkan matematika merupakan ilmu tentang struktur yang terorganisasi.
Sejalan dengan itu, Hanum (2009:105) menyatakan “Matematika merupakan ilmu
yang terstruktur karena tersusun atas dasar materi sebelumnya sehingga
penguasaan materi pelajaran matematika pada jenjang pendidikan sebelumnya
merupakan kemampuan awal dalam mempelajari matematika berikutnya”.
Untuk menyelesaikan suatu masalah, siswa haruslah mampu untuk
menemukan dan mengkaitkan ide atau gagasan antar topik dalam matematika, dan
mampu menemukan keterkaitan

matematika dengan disiplin ilmu lain dan

matematika dengan kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan hal tersebut, NCTM
mengemukakan koneksi matematis (mathematical connection) membantu siswa
untuk mengembangkan perspektifnya, memandang matematika sebagai suatu

9

bagian yang terintegrasi daripada sekumpulan topik serta mengakui adanya
relevansi dan aplikasi baik didalam kelas maupun diluar kelas.
Menghubungkan pengetahuan yang baru diperoleh dengan pengetahuan
kognitif siswa yang telah ada sebelumnya merupakan salah satu bagian dari proses
belajar yang penting. Kemampuan siswa untuk menghubungkan konsep-konsep
maupun obyek-obyek matematika dapat mengakibatkan pemahaman siswa
tentang konsep-konsep matematis akan lebih mendalam. Maka dengan
kemampuan koneksi matematis, selain memahami manfaat matematika secara
mendalam, siswa mampu memandang bahwa topik-topik matematika saling
berkaitan.
Kemampuan koneksi merupakan salah satu standar proses dalam
pembelajaran matematika. Sebagaimana yang dirumuskan NCTM (2003) :
Knowledge of Mathematical Connections is candidates recognize, use,
and make connections between and among mathematical ideas and in
contexts outside mathematics to build mathematical understanding.
Indicators : 4.1 Recognize and use connections among mathematical
ideas. 4.2 Recognize and apply mathematics in contexts outside of
mathematics. 4.3 Demonstrate how mathematical ideas interconnect and
build on one another to produce a coherent whole.
Yang diartikan bahwa kemampuan koneksi merupakan kemampuan siswa
untuk mengenal, menggunakan dan menghubungkan setiap ide antar konsep
matematika dan konsep diluar matematika unuk membangun pemahaman siswa.
Kemampuan koneksi matematis siswa dapat dilihat dari indikator : (1) mengenali
dan mengggunakan koneksi antar ide-ide matematis, (2) mengenali dan
menerapkan konsep matematika dalam konteks diluar matematika, (3)
Menunjukkan bagaimana ide matematika saling berhubungan dan membangun
setiap konsep untuk menghasilkan satu kesatuan yang koheren.

10

Sejalan dengan itu, Nainggolan (2012:11) juga mengungkapkan siswa
mengalami kesukaran dalam hal yaitu: (1).Koneksi dengan disiplin ilmu lain
yaitu fisika dalam menentukan hubungan jarak,waktu dan kecepatan, (2).Koneksi
antar topik matematika dalam mengubah satuan jam kedalam menit ataupun
sebaliknya, (3).Koneksi dengan ilmu lain yaitu geografi dalam menentukan arah
mata angin, (4).Koneksi dengan dunia nyata, sehingga siswa tidak dapat
membentuk model yang benar dan akibatnya siswa kurang mampu dalam
menyelesaikan masalah tersebut. Namun ditemukan fakta bahwa kemampuan
koneksi matematis dirasa belum maksimal. Observasi peneliti ikut mempertegas
dugaan diatas. Sebagai contoh diberikan masalah konksi sebagai berikut :
Manakah yang lebih luas, kebun berbentuk persegi panjang dengan
panjang 14 meter dan lebar 12 meter atau kolam ikan berbentuk lingkaran
dengan jari-jari 12 meter. Berikan penjelasan atas jawabanmu.
Jawaban yang diharapkan dari siswa adalah siswa mampu menghitung
luas dengan mengkaitkan operasi bilangan bulat, menjelaskah kaitan antara luas
persegi panjang dan lingkaran hingga dapat ditarik kesimpulan yang tepat. Namun
fakta yang ditemukan hanya 28,5% (10 siswa) yang menjawab dengan tepat dan
mampu memberikan alasan yang tepat. Kemudian 19 siswa menggunakan rumus
keliling persegi panjang atau lingkaran untuk menentukan luas, bahkan terdapat 3
siswa yang mengoperasikan semua anggka yang terdapat pada soal. Hampir
semua siswa tidak dapat menyebutkan penjelasan yang logis sebagai kesimpulan
penyelesaian. Siswa mampu mendaftar konsep matematika yang terdapat pada
soal namun mengkaitkan bentuk matematika dengan masalah nyata umumnya
masih kesulitan. Kemudian hanya sedikit siswa yang mampu menjelaskan
mengapa konsep luas tersebut digunakan dalam memecahkan masalah itu dan

11

bukan konsep keliling. Maka dapat diduga bahwa kemampuan koneksi matematis
siswa masih rendah.
Kesiapan dan kemampuan mengikuti pelajaran jug