Profil Miskonsepsi Siswa SMA Kelas XI Pada Konsep Termodinamika JURNAL

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP TERMODINAMIKA
Aprilia Dwinta Karlina, Drs.Trustho Raharjo,M.Pd., Drs. PujayantoM.Pd
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
JL. Ir. Sutami 36 A, Surakarta, Telp/ Fax (0271)648939
Email : adwintak@gmail.com
ABSTRACT
Aprilia Dwinta Karlina. PROFILE STUDENT MISCONCEPTIONS AT CLASS XI SENIOR
HIGHT SCHOOL ON THERMODYNAMICS CONCEPT. Thesis, Faculty of Teacher Training
and Education of Sebelas Maret Surakarta University. August 2016.
This research was intented to identify and describe the profile of misconceptions held by
students at class XI SMA N 1 Kebumen on Thermodynamics concept.
Descriptive method and purposive sampling technique were used in this research with
student at class XI IPA 1,2,7 and 8 SMA N 1 Kebumen in the academic year 2013/2014 as a
subject. Furthermore, the data were obtained from a research instruments that consist of
identification misconceptions tests have formed multiple choice with the specific reason test and

analyzed with quantitative descriptive techniques.
Based on the data analysis and results of this research can be concluded that: (1)
Identified that student at class XI IPA SMAN 1 Kebumen academic year 2013/2014 have
misconceptions on the Thermodynamics concept, (2) Profile of misconceptions on the
Thermodynamics concept, which is owned by subjects with a percentage more than 50% contained
in the sub-concepts: the relationship between heat and temperature (57.2%); the thermal
equilibrium (74.4%); heat in the process of Thermodynamics (64%); the relationship between the
heat capacity, mass and temperature (52.4%); The concept of the relationship of heat capacity
measured at a constant pressure (Cp) and the heat capacity measured at constant volume (Cv)
(51.2%) ; Thermodynamic processes (70.8%); the first law of Thermodynamics (77.6%); the
second law of Thermodynamics (65.6%).

Keywords: Students Misconception, Thermodynamics Concept, Descriptive Method

ABSTRAK
Aprilia Dwinta Karlina. PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP
TERMODINAMIKA. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta. Agustus 2016.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mendiskripsikan profil
miskonsepsi yang dimiliki oleh siswa kelas XI SMA N 1 Kebumen pada konsep Termodinamika.

Metode deskriptif dan teknik purposive sampling digunakan dalam penelitian ini
dengan siswa kelas XI IPA 1, 2, 7 dan 8 SMA N 1 Kebumen tahun akademik 2013/2014 sebagai
subjek. Selanjutnya, data penelitian diperoleh dari instrumen penelitian yang terdiri dari tes
identifikasi miskonsepsi berbentuk tes objektif dengan alasan yang telah ditentukan dan dianalisis
dengan teknik kuantitatif deskriptif.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian ini, dapat disimpulkan
bahwa: (1) Teridentifikasi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kebumen tahun akademik
2013/2014 memiliki miskonsepsi pada konsep Termodinamika, (2) Profil miskonsepsi pada
konsep Termodinamika yang dimiliki oleh subjek tersebut dengan persentase lebih dari 50%
terdapat pada sub konsep: (a) hubungan antara kalor dan suhu (57,2%); (b) kesetimbangan termal
(74,4%); (c) kalor pada proses Termodinamika (64%); (d) hubungan antara kapasitas kalor,massa
dan suhu (52,4%), (e) Konsep hubungan kapasitas kalor yang diukur pada tekanan tetap (Cp) dan
kapasitas kalor yang diukur pada volume tetap (Cv) (51,2%); (f) proses Termodinamik (70,8%);
(g) hukum I Termodinamika (77,6%); (h) hukum II Termodinamika (65,6%).

commit to user
Kata Kunci: Miskosepsi Siswa, Konsep Termodinamika, Metode Diskriptif

perpustakaan.uns.ac.id


digilib.uns.ac.id

PENDAHULUAN
Fisika merupakan ilmu paling
mendasar yang sangat berperan dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Namun, Fisika dianggap sulit oleh
sebagian besar siswa utamanya siswa-siswa
sekolah menengah, sebab mereka harus
memahami konsep-konsep yang ada serta
ilmu yang dipelajari cenderung bersifat
abstrak.
Siswa
sudah
memiliki
pengetahuan awal atau konsepsi terhadap
suatu konsep, bahkan sebelum mereka
belajar secara formal di sekolah. Sebelum
memepelajari Fisika, siswa sudah memiliki
pengetahuan awal yang diperoleh dari

pengalaman dengan peristiwa-peristiwa
Fisika yang ada di lingkungan sekitar
mereka, misalnya benda jatuh bebas, aliran
listrik, usaha, dan lain-lain. Dengan
pengalaman tersebut, di benak siswa sudah
terbentuk suatu konsep mengenai peristiwaperistiwa Fisika. Akan tetapi, seringkali
konsep yang dimiliki siswa tersebut berbeda
dengan konsep para ahli yang telah diyakini
kebenarannya. Vanden Berg (1991: 10)
menyatakan bahwa konsepsi siswa yang
berbeda atau bertentangan dengan konsepsi
para ahli disebut sebagai miskonsepsi.
Berkurangnya hasil pembelajaran
Fisika, salah satunya disebabkan oleh
fenomena miskonsepsi ini. Munculnya
miskonsepsi ini disebabkan oleh beberapa
faktor. Secara garis besar, penyebab
miskonsepsi
diringkas
dalam

lima
kelompok, yaitu: siswa, guru, buku teks,
konteks, dan metode mengajar (Suparno,
2005 : 34). Jika miskonsepsi tidak segera
diidentifikasi
dan
diluruskan,
maka
dikhawatirkan
akan
mempengauhi
keefektivitasan siswa dalam mempelajari
ataupun mengembangkan konsep di tingkat
selanjutnya.
Penelitian
mengenai
miskonsepsi, perlu dilakukakan untuk dapat
mengetahui beberapa miskonsepsi yang
sering terjadi pada siswa, sehingga dapat
dilakukan upaya untuk menguranginya.

Beberapa penelitian di sekolah
menengah menunjukkan
bahwa siswa
mengalami miskonsepsi hampir disemua
bidang
Fisika
seperti
mekanika,
termodinamika, optika, bunyi, gelombang,
listrik, magnet dan fisika modern
(Suparno,2005:7).

commit to

Konsep Termodinamika di luar
negeri termasuk dalam konsep panas
(thermal concept). Penelitian tentang
miskonsepsi Termodinamika telah dilakukan
oleh beberapa ahli di luar negeri. Physics
Education Reserchers (PER) mempelajari

pemahaman konseptual siswa tentang panas,
suhu, energi internal, hukum gas ideal,dll.
Penelitian mereka menunjukkan bahwa
siswa mengalami kesulitan konseptual serta
kesalahpahaman mengenai konsep panas
dan Termodinamika (Kulkarni & Tambade,
2013: 2). Yeo & Zadnik menyatakan bahwa
siswa mengalami kesulitan untuk memahami
hukum pertama Termodinamika, siswa juga
mengalami kesulitan bagaimana pemecahan
masalah dalam penerapan diagram PV.
Selain itu, Loverude menyatakan siswa
mengalami kesulitan memahami peran
entropi dalam hukum kedua Termodinamika
(Kulkarni & Tambade, 2013: 3).
Tidak hanya di luar negeri, di
Indonesia telah dilakukan penelitian tentang
miskonsepsi pada konsep Termodinamika.
Penelitian dilakukan oleh Siti Nurrohmah
(2013) dengan menyusun instrument tes

diagnostik
pada
pokok
bahasan
Termodinamika sebagai tes identifikasi
miskonsepsi siswa. Hasil yang diperoleh
dari penelitian ini adalah instrumen tes
diagnostik yang terdiri atas 25 butir soal
berbentuk pilihan ganda dengan alasan
ditentukan dengan reliabilitas instrumen
0,68
Beberapa profil miskonsepsi
Termodinamika dengan presentase lebih dari
50% yang diperoleh dari penelitian ini
antara lain: peningkatan kalor seiring dengan
peningkatan suhu (76%), tidak mungkin
100% kerja dapat diubah menjadi
panas(68%), pada mesin kalor , kalor yang
berada pada temperatur tinggi akan diubah
mesin menjadi kerja dan sebagian dibuang

ke temperatur rendah (69%), dan pada
proses adiabatik ada perubahan kalor yang
digunakan untuk memampatkan sistem
(55%). Selain itu, Indana Zulfa (2013)
melakukan
penelitian
dengan
mengembangkan
instrument
TCI
(Thermodynamic
Concept
Inventory)
berbasis representasi grafik disertai alasan
setengah
terbuka
pada
materi
Termodinamika pada siswa kelas XII SMA
N 1 Pakem, Sleman dan SMA N 2 Ngaglik,

Sleman pada tahun ajaran 2012/2013.
user
Hasilnya
instrumen
ini
dapat

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

mengidentifikasi miskonsepsi pada meteri
Termodinamika yaitu miskonsepsi pada
usaha dalam Termodinamika sebesar
64,95%, hukum I Termodinamika sebesar
31,07 % dan hukum II Termodinamika
sebesar 3,98%.
Berdasarkan
penjelasan
dari

beberapa
contoh
hasil
penelitian
miskonsepsi pada konsep Termodinamika
yang telah dilakukan, peneliti menduga
bahwa miskonsepsi Termodinamika juga
mungkin ditemukan pada siswa SMA N 1
Kebumen. Oleh karena itu, peneliti
mengadakan penelitian dengan tujuan untuk
mengidentifikasi dan mendiskripsikan profil
miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada
konsep Termodinamika. Adapun judul
penelitian
tersebut
adalah
“Profil
Miskonsepsi Siswa SMA Kelas XI pada
Konsep Termodinamika”.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di kelas XI
IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 7 dan XI IPA 8
SMA N 1 Kebumen, Tahun ajaran
2013/2014, dengan jumlah siswa yang
mengikuti tes sebanyak125 siswa. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kuantitatif.
Pengambilan
sampel
dalam
penelitian menggunakan teknik sampling
purposive,
yaitu
teknik
sampling
berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan
tertentu dari peneliti untuk memilih sampel.
Selain itu, jumlah sampel ditentukan oleh
pertimbangan-pertimbangan informasi yang
diperlukan.
Teknik pengambilan data dilakukan
dengan
pemberian
tes
untuk
mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Tes
yang dibuat sebanyak 25 soal. Instrumen tes
berupa soal obyektif dengan alasan yang
telah ditentukan. Pemilihan bentuk tes
dengan alasan yang telah ditentukan
bertujuan
agar
peneliti
dapat
mendiskripsikan miskonsepsi yang dialami
siswa dengan mudah. Pada penelitian ini,
penelaahan
butir-butir
tes
dengan
menggunakan validitas isi. Validitas isi
merupakan
validitas
tes
yang
mempersoalkan apakah isi butir tes yang

diujikan itu mencerminkan isi kurikulum
yang seharusnya diukur atau tidak. Teknik
analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik statistik
deskriptif
Adapun derajat pemahaman konsep
dan indikator secara khusus adalah sebagai
berikut : (1) Jawaban siswa termasuk
kategori tidak memahami bila : (a) Jawaban
benar, namun tidak memberikan jawaban
penjelasan. (b) Jawaban salah, demikian
juga penjelasannya dan keduanya tidak ada
keterhubungan. (c) Jawaban benar, namun
penjelasan atas jawaban tidak berhubungan
dengan pertanyaan. (2) Jawaban siswa
termasuk kategori memahami bila: (a)
Jawaban benar, penjelasan menunjukkan
bahwa konsep yang dipahami sudah benar.
(b) Jawaban benar, namun penjelasan
jawaban menunjukkan hanya sebagian
konsep yang dipahami dan tidak menunjukkan adanya prakonsepsi. (3) Jawaban
siswa termasuk kategori miskonsepsi bila:
(a) Jawaban benar, penjelasan menunjukkan
jawaban yang tidak logis. (b) Jawaban dan
penjelasan menunjukkan adanya prakonsepsi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dideskripsikan berupa
hasil jawaban tes miskonsepsi dan distribusi
jawaban siswa sebagai subyek penelitian
untuk setiap item soal tes miskonsepsi
tersebut. Sebagai langkah awal yang
dilakukan untuk analisis deskriptif ini adalah
memeriksa dan mengelompokkan jawaban
siswa dalam 3 kategori, yaitu memahami,
tidak memahami dan miskonsepsi.
Berdasarkan hasil analisis terhadap
hasil jawaban siswa dapat diketahui konsepkonsep yang dimiliki siswa dalam
mengerjakan 25 soal Termodinamika.
Masing-masing
data
tersebut
lalu
ditabulasikan
dalam
daftar
derajat
pemahaman siswa dalam mengerjakan soal.
Dari daftar derajat pemahaman siswa dalam
mengerjakan soal tersebut, dapat diketahui
konsep siswa pada tiap item soal. Presentase
hasil jawaban tes miskonsepsi Siswa SMA
Negeri 1 Kebumen kelas XI pada Konsep
Termodinamika dapat dilihat pada Tabel 1:

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tabel 1 Jumlah dan Persentase Hasil Jawaban Tes Miskonsepsi Siswa
Presentase Derajat Pemahaman Siswa
Memahami
Miskonsepsi
Tidak Memahami

No. Soal
Kode
A

Kode
B

1
2

2
1

3

5

4

4

5

3

6
7
8
9

8
9
6
7

10
11

24
22

25

16

13
14

23
10

15
16
17
18
19

21
11
17
13
25

20

12

21

18

22
23

20
19

24
12

14
15

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

1. Konsep Hubungan antara Kalor dan Suhu
28
57
45.6
33
26.4
23.2
71
56.8
25
20
2. Konsep Kesetimbangan Termal
16
12.8
109
87.2
0
0
3. Konsep Kalor pada Proses Termodinamika
10
8
104
83.2
11
8.8
4. Konsep Sistem Termodinamika
71
56.8
30
24
24
19.2
5. Konsep Energi Dalam
14
11.2
82
65.6
29
23.2
22
17.6
61
48.8
40
32
98
78.4
20
16
7
5.6
50
40
70
56
5
4
6. Konsep Hubungan antara Kapasitas Kalor,Massa dan Suhu
25
20
83
66.4
17
13.6
40
32
74
59.2
11
8.8
7. Konsep Hubungan Cp dan Cv
60
48
57
45.6
8
6.4
8. Konsep Proses Termodinamik
3
2.4
117
93.6
5
4
47
37.6
61
48.8
17
13.6
9. Kosep Usaha pada Proses Termodinamika
57
45.6
60
48
8
6.4
42
33.6
71
56.8
12
9.6
34
27.2
83
66.4
8
6.4
20
16
95
76
10
8
25
20
59
47.2
41
32.8
10. Konsep Hukum I Termodinamika
10
8
109
87.2
6
4.8
11. Konsep Hukum II Termodinamika
17
13.6
71
56.8
37
29.6
12. Konsep Prinsip Kerja Mesin Kalor dan Mesin Pendingin
70
56
47
37.6
8
6.4
62
49.6
60
48
3
2.4
13. Konsep Efisiensi Kalor dengan Menerapkan hukum II
Termodinamika
85
68
31
24.8
9
7.2
52
41.6
72
57.6
1
0.8
35
29

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Setelah data pemahaman siswa
pada tiap item soal telah diolah, langkah
selanjutnya dalam analisis data adalah
mengelompokkan instrumen soal ke dalam
kategori miskonsepsi. Hal ini dilakukan
untuk memudahkan dalam analisis data
secara
kualitatif.
Item
soal
yang

mempermasalahkan selanjutnya menghitung
persentase rata-rata miskonsepsi siswa tiap
kategori miskonsepsi. Data persentase ratarata siswa miskonsepsi tiap kategori
miskonsepsi secara lengkap ditunjukkan
pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Persentase Rata-Rata Miskonsepsi Siswa
Simbol Tipe
Miskonsepsi
Miskonsepsi 1
(M.1)
Miskonsepsi 2
(M.2)
Miskonsepsi 3
(M.3)
Miskonsepsi 4
(M.4)
Miskonsepsi 5
(M.5)
Miskonsepsi 6
(M.6)
Miskonsepsi 7
(M.7)
Miskonsepsi 8
(M.8)
Miskonsepsi 9
(M.9)
Miskonsepsi 10
(M.10)
Miskonsepsi 11
(M.11)
Miskonsepsi 12
(M.12)
Miskonsepsi 13
(M.13)

No. Soal
Tipe Soal Miskonsepsi
Konsep Hubungan antara
Kalor dan Suhu
Konsep Kesetimbangan
Termal
Konsep Kalor pada Proses
Termodinamika
Konsep Sistem
Termodinamika
Konsep Energi Dalam
Konsep Hubungan antara
Kapasitas Kalor,Massa
dan Suhu
Konsep Hubungan Cp dan
Cv
Konsep Proses
Termodinamik
Kosep Usaha pada Proses
Termodinamika
Konsep Hukum I
Termodinamika
Konsep Hukum II
Termodinamika
Konsep Prinsip Kerja
Mesin Kalor dan Mesin
Pendingin
Konsep Efisiensi Kalor
dengan
Menerapkan hukum II
Termodinamika

Berdasarkan tabel 4.2. diketahui
bahwa siswa memiliki kesalahan konsep
rata-rata paling tinggi pada tipe miskonsepsi
ke 10 (M.10) yakni tentang konsep Hukum I
Termodinamika sebesar 77,6%, sedangkan
kesalahan konsep rata-rata paling kecil yang
dialami oleh siswa terjadi pada tipe
miskonsepsi 4 (M.4) tentang konsep sistem
Termodinamika yakni sebesar 29,6%.

commit to

Kode A

Kode B

1,2

2,1

3

Presentase
Rata-rata
Miskonsepsi
Siswa (%)
57.2
74.4

4

4

64

5

3

29.6

6,7,8,9

8,9,6,7

48.4

10,11

24,22

52.4

25

16

51.2

13,14

23,10

70.8

15,16,17,
18,19

21,11,17,
13,25

48.6

20

12

77.6

21

18

65.6

22,23

20,19

36.8

24,12

14,16

46.8

Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
miskonsepsi
tentang
konsep
termodinamika yang dimiliki siswa kelas XI
IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 7 dan XI IPA 8
SMA N 1 Kebumen tahun ajaran 2013/2014
dapat dijaring dan diidentifikasi melalui
penggunaan instrumen tes miskonsepsi pada
penelitian ini. Profil miskonsepsi siswa yang
diperoleh dari penelitian miskonsepsi pada
user
konsep Termodinamika adalah sebagai

perpustakaan.uns.ac.id

berikut:1) Peningkatan kalor selalu seiring
dengan peningkatan suhu; 2) Suhu benda
pada ruangan yang sama bergantung pada
jenis bahan; 3) Kalor yang bekerja pada
sistem sama dengan nol jika suhunya tidak
berubah; 4) Sistem terisolasi jika benda
tidak mengalami interaksi materi, namun
mengalami interaksi energi; 5) Perubahan
energi dalam (∆U) merupakan fungsi dari
tekanan dan volume; 6) Perubahan energi
dalam (∆U) tidak akan terjadi apabila
suhunya semakin kecil atau semakin besar;
7) Perubahan energi dalam (∆U) pada suatu
siklus yang kembali ke titik asalnya
merupakan besar lausan dari siklus; 8)
Kapasitas kalor akan mengalir jika ada
perbedaan suhu dari dua benda; 9) Suhu
suatu benda akan cepat naik jika kapasitas
kalornya semakin besar; 10) Kapasitas kalor
yang diukur pada tekanan tetap (Cp) lebih
besar dari kapasitas kalor yang diukur pada
volume tetap (Cv) karena pada tekanan
konstan energi dalamnya bertambah; 11)
Suatu sistem berekspansi jika tekanannya
meningkat; 12) Grafik yang memiliki nilai
usaha negatif (-W) paling besar adalah
apabila volume membesar dan luas daerah di
bawah grafik PV paling sempit; 13) Sistem
tidak melakukan kerja (W) jika volume
dalam sitem semakin besar; 14) Usaha (W)
yang dilakukan pada suatu proses siklis
bernilai nol karena siklus kembali ke posisi
awal; 15) Pada gas ideal yang mengalami
pemampatan secara adiabatik memiliki kerja
(W) lebih kecil dari nol, perubahan suhu
(ΔT) lebih besar dari nol sebab sistem
membutuhkan kalor untuk memampatkan;
16) Mesin kalor yang tidak mungkin
mengubah
100%
panas
menjadi
kerja,melanggar hukum I termodinamika;
17) Panas tidak pernah mengalir secara
langsung tanpa perantara dari benda yang
dingin ke benda yang panas; 18) Pada mesin
kalor,panas yang berasal dari temperatur
rendah mengalir ke temperatur tinggi dengan
membutuhkan usaha; 19) Pada mesin
pendingin kalor yang berada pada
temperatur tinggi akan diubah menjadi kerja
dan sebagian dibuang ke temperatur rendah;
20) Mungkin membuat mesin kalor yang
dapat mendayagunakan seluruh energi yang
diberikan untuk mewujudkan efisiensi
100%, karena seluruh energi yang diberikan
pada mesin dapat diubah menjadi usaha; 21)
commit to
Suatu mesin kalor tidak mungkin beroperasi

digilib.uns.ac.id

tanpa membuang panas sisa pada reservoir
dingin karena tidak 100% kerja dapat diubah
menjadi panas.
SIMPULAN
Berdasarkan
analisis
data
kepemilikan miskonsepsi pada konsep
Termodinamika, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Telah teridentifikasi bahwa siswa kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Kebumen Tahun
Pelajaran
2013/2014
memiliki
miskonsepsi
pada
konsep
Termodinamika. Miskonsepsi terjadi
pada
beberapa
sub
konsep
Termodinamika dengan tingkatan yang
berbeda-beda, yaitu antara 29,6%
sampai dengan 77,6%.
2. Profil miskonsepsi pada konsep
Termodinamika yang dimiliki oleh
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Kebumen dengan persentase lebih dari
50% terdapat pada sub konsep: 1)
hubungan antara kalor dan suhu
(57,2%); 2) kesetimbangan termal
(74,4%); 3) kalor pada proses
Termodinamika (64%); 4) hubungan
antara kapasitas kalor,massa dan suhu
(52,4%), 5) Konsep hubungan kapasitas
kalor yang diukur pada tekanan tetap
(Cp) dan kapasitas kalor yang diukur
pada volume tetap (Cv) (51,2%); 6)
proses Termodinamik (70,8%); 7)
hukum I Termodinamika (77,6%); 8)
hukum II Termodinamika (65,6%).
DAFTAR PUSTAKA
Berg, E. V. D (Ed). (1999). Miskonsepsi
Fisika dan Remediasi. Salatiga:
Universitas
Kristen
Satya
Wacana.
Kulkarni, V.D. & Tambade, P.S. (2013).
Enhancing the Learning of
Thermodynamics using Computer
Assisted
Instructions
at
Undergraduate Level. Eurasian
Journal of Physics and Chemistry
Education.5(1):2-10.
Sulistiati,
Ainie.
K.
R.
(2010).
Termodinamika .
Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan
Perubahan
Konsep
dalam
Pendidikan
Fisika .
Jakarta:
user Gramedia.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Tanahoung Choksin. (2010). Probing Thai
freshmen
Science
Students’
Conceptions
of
Heat
and
Temperature Using Open-ended
questions: A case study. Eurasian
Journal of Physics and Chemistry
Education.2(2):82-94.

Surakarta, Agustus 2016
Mengetahui
Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. Trustho Raharjo, M.Pd.
NIP. 19510823 198103 1 001

Drs. Pujayanto, M.Si
NIP. 19650614 199203 1 003

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user