KEDUDUKAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MITRA USAHA DALAM SISTEM PENJUALAN MENURUT HUKUM DAGANG MENURUT TINJAUAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA.

KEDUDUKAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MITRA
USAHA DALAM SISTEM PENJUALAN MENURUT HUKUM DAGANG
MENURUT TINJAUAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
PERDATA
Oleh:
Elfano Eneilmy
110110070368

ABSTRAK
Industri perdagangan khususnya dalam hal penjualan langsung/berjenjang
mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam satu dekade terakhir, hal itu dapat
dilihat dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang bergabung menjadi
Mitra Usaha Perusahaan Multi Level Marketing. Namun dalam praktiknya kedudukan
Mitra Usaha sendiri tidak mempunyai kepastian dalam sistem penjualan
langsung/berjenjang, apakah ia termasuk kedalam golongan pedagang perantara yang
mandiri dan bertindak atas keinginannya sendiri (dsitributor) ataupun perpanjangan
tangan dari perusahaan Multi Level Marketing (agen). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk memberikan kejelasan mengenai kedudukan Mitra Usaha yang jika tidak
dicermati dengan hati-hati bisa merugikan pihak tertentu terutama bila terjadi kerugian,
baik kerugian yang disebabkan oleh wanprestasinya Mitra Usaha maupun yang
disebabkan oleh Perbuatan Melawan Hukum.

Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif analitis dengan
pendekatan yuridis normatif sehingga diperoleh gambaran yang lengkap dan
menyeluruh mengenai kedudukan Mitra Usaha dalam sistem penjualan
langsung/berjenjang berdasarkan perjanjian distribusi yang dibuat diantara mereka
menurut sistem hukum Indonesia. Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisa
secara normatif kualitatif, yaitu menggunakan norma-norma, asas-asas hukum dan
pengertian hukum.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Mitra Usaha mempunyai
kedudukan ganda dalam sistem penjualan langsung/berjenjang, Mitra Usaha dapat
digolongkan kedalam golongan pengusaha mandiri seperti distributor maupun golongan
perwakilan perusahaan seperti agen. Dalam melakukan penyaluran barang dari
produsen kepada konsumen, pihak perusahaan Multi Level Marketing hanya
bergantung pada Mitra Usaha untuk dan dalam hal ini hubungan diantara mereka
hanya didasari oleh perjanjian distribusi yang juga memuat kode etik dan telah dibuat
dengan standar perjanjian baku oleh perusahaan Multi Level Marketing. Tanggung
jawab seorang Mitra Usaha apabila terjadi kerugian pada Pihak Ketiga sangat
bergantung pada kedudukan Mitra Usaha tersebut ketika berurusan dengan Pihak
ketiga, seorang Mitra Usaha dapat digugat berdasarkan wanprestasi apabila terdapat
cacat tersembunyi pada barang yang ia jual, dan Perbuatan Melawan Hukum apabila
ia melakukan tindakan marketing yang berlebihan dan tidak sesuai kode etik.

iii