Kemungkinan Kura-Kura Brasil (Trachemys scripta elegans) Bertindak Sebagai Reservoar Salmonella Di Bandung.

(1)

Di Indonesia jumlah penderita demam tifoid meningkat dari

tahun

ke tahun. Demam tifoid selain ditularkan melalui 4F ( Faeces, Finger, Food, Flies) juga oleh binatang. Beberapa binatang di antaranya kura-kura dapat berperan sebagai reservoar Salmonella.

Untuk mengetahui sejauh mana kura-kura Brasil (Trachemys scripta elegans)

di Bandung yang bertindak sebagai reservoar Salmonella telah dilakukan penelitian bersifat survei secara deskriptif, berupa pemeriksaan bakteriologis atas

tinja 10 ekor kura-kura terhadap Salmonella.

Dari hasil tersebut menunjukan bahwa semua sampel yang diperiksa tidak mengandung Salmonella. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan

kura-

kura Brasil (Trachemys scripta elegans) di Bandung bukan reservoar Salmonella.

Mengingat jumlah kura-kura yang diperiksa terlalu sedikit, untuk mendapat hasil yang lebih bermakna disarankan untuk memeriksa kura-kura dalam jumlah yang lebih banyak.


(2)

ABSTRACT

Tortoises (Trachemys scripta elegans) are considered to be reservoir

of

Salmonella infection in human, however, data in Indonesia is lacking.

To

evaluate

the role of tortoises in Bandung as the reservoir of salmonella, a survey was done

descriptively, in which stool from ten tortoises chosen randomly was examine

respectively by bacterilogical methods for the presence of Salmonella The result

showed that none of the samples was salmonella positive. It was cocluded that

tortoises in Bandung probably were not reservoir of Salmonella. Further studies


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tuntunan dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya " is ilmiah ini.

Karya tulis ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan

Program Sarjana Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan laporan ini tidak akan terlaksana dengan baik taapa bantuan dari berbagai pihak, baik moral maupun material. baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Prof. Sulaiman Sastrawinata

dr.,

SpOG

yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Widura dr., MS.

yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan karya tulis ini dari awal sampai akhir dan telah diijinkan

untuk

mempergunakan laboratorium Mikrobiologi selama penelitian berlangsung

3. Johan Lucianus, dr.

atas kesediaannya menjadi pembimbing pendamping selama penelitian dan penulisan Karya Tulis IImiah ini.

4. Seluruh staf Mikrobiologi dan karyawan

yang telah membantu selama peneli ti an berlangsung.

5 . Seluruh penguji yang memberikan saran dan koreksi.


(4)

6 . Seluruh teman-teman yang telah memberikan bantuan dari awal hingga tercapainya penulisan karya tulis ini.

Bandung July2001

P e d i s


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

Judul

...

i

Persetujuan Pembimbing

...

ii

Pernyataan Mahasiswa ... III Abstrak ... iv

Abstract

...

v

Kata pengantar

...

vi

D aftar Isi

...

VIII Daftar Tabel

...

x

Daftar Gambar

...

xi

...

..

...

...

BAB I

.

PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah

...

2

1.3. Maksud danTujuan ... 2

1.4. Kegunaan Penelitian

...

2

1.5. Kerangka Pemikiran ... 2

1.6. Metodologi

...

3

1.7. Lokasi dan Waktu ... 3

..

BAB II. Tinjauan PUSTA K A

...

4

2.1 Salmonella ... 4

2.1.1 Sifat Salmonella ... 4

2.1.2 Patogenesis Salmonella ... 4

2.1.3 Penularan dari tinja binatang

...

5

2.1.4 2.1.5 Gambaran kdoni dan biakan pada deretan gula-gula

...

.5

Golongan yang rentan terhadap infeksi dari Salmonella ... 6


(6)

2.2 Kura-kura

...

7

2.2.1 Lingkungn hidup Kura-kura

...

7

BAB

III.

METODE

PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat-Alat

...

8

3.2. Sampling ... 8

3.3. Pemeriksaan Salmonella dalam tinja h a -k u r a ... 8

3.3.1 3.3.2 3.3.3 3.3.4 3.3.5 3.3.6 Cara membersihkan h a -k u r a

...

8

Metode pengambilan tinja

...

9

Cara menanam bakteri pada media SS agar

...

9

Penanaman masing-masing kolom pada SS agar (pindah tana m)

...

10

Penanaman pada deretan gda-gula

...

10

Tes aglutinasi ... 10

Skema pemeriksaan bakteriologis tinja kua-kura ... 11

BAB IV

.

HASIL dan PEMBAHASAN

...

12

BAB V

.

KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan ... 17

5.2 Saran

...

17

Daftar Pustaka ... 18

Riwayat Hidup

...

19


(7)

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel hasil penanaman pada deretan gula-gula

...

6 4.1 Tabel h a d penanaman masing kolom pada deretan gula-gula

...

13 4.2 Tabel hasil tes aglutinasi terhadap kolom 1 dan 5

...

16


(8)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Gambar skema pemeeriksaan bakteriologis tinja kura-kura

...

11

4.1 Gambar hasil penanaman salah satu dari 10 sampel kura-kura pada SS agar

...

12

4.2 Gambar hasil penanaman koloni 1 pada deretan gula-gula

...

13

4.3 Gambar hasil penanaman kdoni 2 pada deretan gula-gula ... 14

4.4 Gambar hasil penanaman koloni 3 pada deretan gula-gula ... 14

4.5 Gambar hasil penanaman koloni 4 pada deretan gula-gula

...

15


(9)

1.1. Latar belakang

Salmonella merupakan suatu bakteri batang Gram negatif dari golongan

Enterobacteriaceae. Infeksi Salmonella pada manusia dapat menyebabkan

bermacam-macam penyakit mulai dari gastroenteritis yang ringan, demam tifoid, sampai septikemia (Kasinah,1993).

Di Indonesia, penderita demam tifoid meningkat

dari

tahun ke

tahun,

menurut data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan Bandung berdasarkan jumlah pasien yang rawat inap di rumah sakit di Bandung bahwa angka penderita demam tifoid pada tahun 1999 sebanyak 4792 kasus dan meningkat menjadi 7039 kasus pada tahun 2000. Kenaikan yang sangat mencolok ini dapat menggambarkan kurangnya pengetahuan di masyarakat mengenai cara penularan demam tifoid. yang selain melalui 4F ( Faeces, Finger, Food, Flies) juga dapat melalui kontak

dengan binatang.

Beberapa binatang, di antaranya kura-kura dapat berperan sebagai reservoar

Salmonella, binatang-binatang tersebut meskipun terinfeksi oleh Salmonella, tidak menunjukan gejala-gejala Salmonellosis seperti apa yang dialami oleh manusia (Volk, 1997). Sedangkan data-data epidemiologi mengenai peranan kura-kura sebagai reservoar Salmonella sejauh ini hanya berasal dari penelitian

di

Amerika pada tahun 1970, sehingga pada waktu itu dilarang untuk mengimpor kura-kura antar negara bagian di Amerika (Volk, 1997), sedangkan di Indonesia belum ada penel i ti annya

Mengingat kura-kura sering dipelihara sebagai hewan kesayangan, maka perlu diteliti laju infeksi Salmonella pada kura-kura di Bandung

untuk

mengetahui sejauh mana peranannya sebagai reservoar Salmonella.


(10)

2

1.2 Identifikasi Masalah

Sejauh mana kura-kura Brasil (Trachemys scripta elegans) di Bandung telah terinfeksi oleh

Salmonella

sehingga dapat bertindak sebagai reservoar bagi manusia?

13. Maksud dan tujuan

Maksud : Melakukan pemeriksaan bakteriologis untuk mengetahui apakah kura-

kura

Brasil di Bandung telah terinfeksi oleh Salmonella.

Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana kura-kura Brasil di Bandung

dapat

bertindak sebagai reservoar Salmonella.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentang kemungkinan terinfeksi oleh Salmonella sehubungan dengan pemeliharaan

kura-kura

Salmonellosis tidak hanya ditularkan dari manusia ke manusia tapi dapat dari binatang ke manusia Kura-kura sudah sering dilaporkan sebagai reservoar Salmonella. Namun data-data yang ada hanya berasal

dari Amerika, sedangkan di

Indonesia belum ada penelitiannya Jika ternyata benar maka peranannya perlu diperhitungkan dalam upaya pencegahan Salmonellosis.


(11)

3

Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan secara survei, dengan melakukan pemeriksaan bakteriologis terhadap tinja 10 ekor kura-kura Brasil (Trachemys scripta elegans) untuk menemukan

kuman

Salmonella. Sampel diambil dari kura-kura Brasil (Trachemys scripta elegans) yang dpilih secara

acak yaitu dari pernelihara yang tersebar di Bandung.

1.7 Lokasi dan Waktu

Lokasi :Laboratorium Mikrobiolgi Fakultas Kedokteran

Universitas Keristen Maranatha JI. surya Sumantri No. 65 Bandung Waktu : 1 Mei 2001 - 15 Mei 2001


(12)

1.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan kura-kura Brasil (Trachemys scripta elegans)di Bandung bukan reservoar Salmonella.

1.2 saran

Para pemelihara kura-kura harus selalu memperhatikan kebersihan setelah memegang kura-kura, karena di dalam tinja kura-kura terdapat kuman patogen seperti Shigella sonnei. Mengingat jumlah kura-kura yang diperiksa terlalu sedikit, maka untuk memperoleh hasil yang lebih bermakna disarankan untuk

memeriksa kura-kura dalam jumlah yang lebih banyak.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Alcamo, L

E.

1994. Fundamentals of Microbiology. New york:Cummings Publishing Company, Inc.

Frank, N. 2001.Who should avoid contact with reptiles. Reptile-associated salmonellosis information page. Minnesota

Karsinah. 1994. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta: Binarupa aksara.

Koneman,

E. W. 1992. Color atlas and textbook of diagnostic microbiology.

Philadelphia : J.B. Iippincott Company.

Soemarno. 1995. Penuntun praktikum bakteriologi. Yogyakarta: C.V. "Karyono". Spicer, W. J. 2000. Clinical bacteriology, mycology, andparasitology. New york:

Harcourt Publisher Limited

Vdk, W. A. 1997. Basic microbioloy. Virginia: Animprint of Addison Wesley Longman,Inc.

WHO. 1988. Salmonellosis control: the role of animal and product hygiene.

Geneva:WHO Expert Committee.


(1)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Gambar skema pemeeriksaan bakteriologis tinja kura-kura

...

11

4.1 Gambar hasil penanaman salah satu dari 10 sampel kura-kura pada SS agar

...

12

4.2 Gambar hasil penanaman koloni 1 pada deretan gula-gula

...

13

4.3 Gambar hasil penanaman kdoni 2 pada deretan gula-gula ... 14

4.4 Gambar hasil penanaman koloni 3 pada deretan gula-gula ... 14

4.5 Gambar hasil penanaman koloni 4 pada deretan gula-gula

...

15


(2)

Enterobacteriaceae. Infeksi Salmonella pada manusia dapat menyebabkan bermacam-macam penyakit mulai dari gastroenteritis yang ringan, demam tifoid, sampai septikemia (Kasinah,1993).

Di Indonesia, penderita demam tifoid meningkat

dari

tahun ke

tahun,

menurut data yang diperoleh dari Departemen Kesehatan Bandung berdasarkan jumlah pasien yang rawat inap di rumah sakit di Bandung bahwa angka penderita demam tifoid pada tahun 1999 sebanyak 4792 kasus dan meningkat menjadi 7039 kasus pada tahun 2000. Kenaikan yang sangat mencolok ini dapat menggambarkan kurangnya pengetahuan di masyarakat mengenai cara penularan demam tifoid. yang selain melalui 4F ( Faeces, Finger, Food, Flies) juga dapat melalui kontak dengan binatang.

Beberapa binatang, di antaranya kura-kura dapat berperan sebagai reservoar Salmonella, binatang-binatang tersebut meskipun terinfeksi oleh Salmonella, tidak menunjukan gejala-gejala Salmonellosis seperti apa yang dialami oleh manusia (Volk, 1997). Sedangkan data-data epidemiologi mengenai peranan kura-kura sebagai reservoar Salmonella sejauh ini hanya berasal dari penelitian

di

Amerika pada tahun 1970, sehingga pada waktu itu dilarang untuk mengimpor kura-kura antar negara bagian di Amerika (Volk, 1997), sedangkan di Indonesia belum ada penel i ti annya

Mengingat kura-kura sering dipelihara sebagai hewan kesayangan, maka perlu diteliti laju infeksi Salmonella pada kura-kura di Bandung

untuk

mengetahui sejauh mana peranannya sebagai reservoar Salmonella.


(3)

2

1.2 Identifikasi Masalah

Sejauh mana kura-kura Brasil (Trachemys scripta elegans) di Bandung telah terinfeksi oleh

Salmonella

sehingga dapat bertindak sebagai reservoar bagi manusia?

13. Maksud dan tujuan

Maksud : Melakukan pemeriksaan bakteriologis untuk mengetahui apakah kura-

kura

Brasil di Bandung telah terinfeksi oleh Salmonella.

Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana kura-kura Brasil di Bandung

dapat

bertindak sebagai reservoar Salmonella.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam memberikan informasi kepada

masyarakat tentang kemungkinan terinfeksi oleh Salmonella sehubungan dengan

pemeliharaan

kura-kura

Salmonellosis tidak hanya ditularkan dari manusia ke manusia tapi dapat dari binatang ke manusia Kura-kura sudah sering dilaporkan sebagai reservoar Salmonella. Namun data-data yang ada hanya berasal

dari

Amerika, sedangkan di Indonesia belum ada penelitiannya Jika ternyata benar maka peranannya perlu diperhitungkan dalam upaya pencegahan Salmonellosis.


(4)

Penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan secara survei, dengan melakukan pemeriksaan bakteriologis terhadap tinja 10 ekor kura-kura Brasil (Trachemys scripta elegans) untuk menemukan

kuman

Salmonella. Sampel diambil dari kura-kura Brasil (Trachemys scripta elegans) yang dpilih secara

acak yaitu dari pernelihara yang tersebar di Bandung.

1.7 Lokasi dan Waktu

Lokasi :Laboratorium Mikrobiolgi Fakultas Kedokteran

Universitas Keristen Maranatha JI. surya Sumantri No. 65 Bandung Waktu : 1 Mei 2001 - 15 Mei 2001


(5)

1.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kemungkinan kura-kura

Brasil (Trachemys scripta elegans)di Bandung bukan reservoar Salmonella.

1.2 saran

Para pemelihara kura-kura harus selalu memperhatikan kebersihan setelah memegang kura-kura, karena di dalam tinja kura-kura terdapat kuman patogen seperti Shigella sonnei. Mengingat jumlah kura-kura yang diperiksa terlalu sedikit, maka untuk memperoleh hasil yang lebih bermakna disarankan untuk

memeriksa kura-kura dalam jumlah yang lebih banyak.


(6)

Frank, N. 2001.Who should avoid contact with reptiles. Reptile-associated salmonellosis information page. Minnesota

Karsinah. 1994. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta: Binarupa aksara.

Koneman,

E. W. 1992. Color atlas and textbook of diagnostic microbiology. Philadelphia : J.B. Iippincott Company.

Soemarno. 1995. Penuntun praktikum bakteriologi. Yogyakarta: C.V. "Karyono".

Spicer, W. J. 2000. Clinical bacteriology, mycology, andparasitology. New york: Harcourt Publisher Limited

Vdk, W. A. 1997. Basic microbioloy. Virginia: Animprint of Addison Wesley Longman,Inc.

WHO. 1988. Salmonellosis control: the role of animal and product hygiene. Geneva:WHO Expert Committee.