UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP PANGERAN ANTASARI LABUHAN DELI T. A. 2012/2013.

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN
METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KUBUS
DAN BALOK DI KELAS VIII SMP PANGERAN ANTASARI
LABUHAN DELI T. A. 2012/2013

Oleh :
M. TAUFIQ LUBIS
NIM. 061244110039
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013

iv


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Dengan Metode
Penemuan Terbimbing Pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP
Pangeran Antasari Labuhan Deli T. A. 2012/2013”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moril maupun material sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, dengan sepenuh hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Syafari, M.Pd. selaku dosen
Pembimbing Skripsi dan Ketua Prodi Pendidikan Matematika yang telah banyak
memberikan bantuan berupa arahan, bimbingan, dan saran kepada penulis guna
kesempurnaan skripsi ini. Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd., Bapak Dr. Edi
Syahputra, M.Pd., dan Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd. sebagai dosen penguji
yang telah memberi masukan mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Dr. M.
Manullang, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik beserta seluruh Bapak dan
Ibu Dosen serta staff pegawai FMIPA Unimed. Terima kasih buat Bapak
Armansyah M.Pd. selaku kepala sekolah dan Bapak Rahmanan Dalimunthe, M.Si

serta Bapak Muhammad Nur, S.Pd selaku guru matematika, dan juga kepada
seluruh Bapak/Ibu guru dan staff pegawai SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli
yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian. Teristimewa penulis
sampaikan terima kasih kepada ayahanda Fachruddin Syam Lubis (Alm) dan
ibunda Lilik Pendyarikah (Alm) yang telah banyak memberi kasih sayang. Meski
raga kalian telah berkalang tanah, namun jiwa kalian memberi motivasi penulis
untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik. Kepada ketiga kakak penulis Dyah
Sukmawati Lubis, S.Pt, Lelly Lubis, A.Md, dan Titik Prihatin yang telah banyak
memberikan dukungan, nasehat, dan doa selama penulis menjalani perkuliahan
sampai penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik. Tak lupa juga kepada
sahabat penulis Elianus Telaumbanua, Atikah Ayuningtias, Mutia Nurul Audah,

v

Khaidir, Faisal Komanda, Prima, Maida Syafitri, dan semua mahasiswa jurusan
matematika terutama stambuk ’06 kelas reguler B. Ucapan terima kasih juga
penulis berikan terkhusus buat abangda Rusdi yang telah banyak memberi
dorongan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi
ini, namun kemungkinan masih banyak kekurangan dalam skripsi ini baik dari

segi isi, maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca. Penulis berharap kiranya skripsi ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam upaya
peningkatan pendidikan di masa yang akan datang.

Medan,
Penulis,

M. Taufiq Lubis
NIM.061244110039

iii

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DENGAN
METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KUBUS
DAN BALOK DI KELAS VIII SMP PANGERAN ANTASARI
LABUHAN DELI T. A. 2012/2013

M. Taufiq Lubis (061244110039)


ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode
penemuan terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa
pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli
tahun ajaran 2012/2013.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Pangeran
Antasari Labuhan Deli yang berjumlah 29 orang dan objek dalam penelitian ini
adalah upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan metode
penemuan terbimbing pada materi kubus dan balok. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah observasi dan tes.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dibagi atas
2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan
tindakan, siswa diberi tes awal dan di setiap akhir siklus diberikan tes pemahaman
konsep. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan pemahaman konsep
matematika siswa pada materi kubus dan balok di kelas VIII mulai dari tes awal
sampai tes pemahaman konsep. Banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar
dari tes awal yaitu 9 dari 29 orang (31,03%) dengan rata-rata kelas 56,03. Hasil
analisis data pada siklus I setelah dilakukan penerapan metode penemuan
terbimbing menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar
adalah 17 dari 29 orang (58,62%) dengan rata-rata kelas 67,31. Sedangkan

banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus II adalah 25 dari
29 orang (86,21%) dan rata-rata kelas 80,03. Berdasarkan kriteria ketuntasan
belajar klasikal maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar
klasikal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode
penemuan terbimbing, pemahaman konsep matematika siswa pada materi kubus
dan balok di kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli meningkat. Saran
yang diajukan yaitu sebaiknya guru dapat menerapkan metode penemuan
terbimbing dengan memakai alat peraga dan lembar aktivitas siswa (LAS) sebagai
alternatif dalam proses pembelajaran dan selalu membuat tes yang bertujuan
untuk melatih siswa dalam memahami konsep matematika.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pegesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar

Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Msalah
1.5. Tujuan Penelitian

1.6. Manfaat Penelitian

1
1
5
6
6
6
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Hakekat Belajar dan Mengajar
2.1.2. Belajar Konsep
2.1.3. Konsep dalam Matematika
2.1.4. Pemahaman Konsep
2.1.5. Metode Mengajar
2.1.6. Metode Penemuan Terbimbing
2.1.6.1. Tahapan Metode Penemuan Terbimbing
2.1.6.2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan Terbimbing

2.1.7. Materi Pelajaran Kubus dan Balok
2.2. Kerangka Konseptual

8
8
8
9
10
12
16
19
21
23
24
30

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1.Subjek Penelitian

3.2.2. Objek Penelitian
3.3. Jenis dan Pendekatan Penelitian
3.4. Definisi Operasional
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Alat Pengumpul Data
3.6.1. Tes Pemahaman Konsep
3.6.2. Lembar Observasi
3.7.Teknik Analisis Data

32
32
32
32
32
32
33
33
36
36
39

39

vii

3.7.1. Reduksi Data
3.7.2. Interpretasi Hasil
3.7.3. Menarik Kesimpulan

39
39
41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1.1. Permasalahan I
4.1.1.2. Alternatif Pemecahan (Perencanaan Tindakan I)
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I
4.1.1.4. Observasi I
4.1.1.5. Analisis Data I

4.1.1.6. Refleksi I
4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
4.1.2.1. Permasalahan II
4.1.2.2. Alternatif Pemecahan (Perencanaan Tindakan II)
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II
4.1.2.4. Observasi II
4.1.2.5. Analisis Data II
4.1.2.6. Refleksi II
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

43
43
43
43
49
50
51
51
61
62
62
63
64
65
66
67
69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

71
71
71

DAFTAR PUSTAKA

72

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika Siswa

38

Tabel 3.2. Tingkat Penguasaan Siswa

40

Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Diagnostik

44

Tabel 4.2. Data Kesalahan Tes Diagnostik Nomor 1

44

Tabel 4.3. Data Kesalahan Tes Diagnostik Nomor 2

45

Tabel 4.4. Data Kesalahan Tes Diagnostik Nomor 3

46

Tabel 4.5. Data Kesalahan Tes Diagnostik Nomor 4

47

Tabel 4.6. Data Kesalahan Tes Diagnostik Nomor 5

48

Tabel 4.7. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I

52

Tabel 4.8. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 1 (a)

53

Tabel 4.9. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 1 (b)

54

Tabel 4.10. Data Kesalahan Tes pemahaman Konsep Siswa Nomor 1 (c)

54

Tabel 4.11. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 2

56

Tabel 4.12. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 3

57

Tabel 4.13. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 4

59

Tabel 4.14. Data Kesalahan Tes Pemahaman Konsep Siswa Nomor 5

60

Tabel 4.15. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II

67

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Alur Metode Penemuan Terbimbing

21

Gambar 2.2. Kubus ABCD.EFGH

24

Gambar 2.3. Jaring-Jaring Kubus ABCD.EFGH

25

Gambar 2.4. Balok ABCD.EFGH

26

Gambar 2.5. Jaring-Jaring Balok ABCD.EFGH

27

Gambar 2.6. Kubus Berukuran s x s xs

28

Gambar 2.7. Balok Berukuran p x l x t

28

Gambar 2.8. Kubus Berukuran 1 x 1 x 1

29

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

36

Gambar 4.1. Deskripsi Peningkatan Kemampuan Siswa Setiap Siklus

68

Gambar 4.2. Deskripsi Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Setiap Siklus 68

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I

71

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II

75

Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa I

79

Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa II

86

Lampiran 5. Kisi-Kisi Tes Diagnostik

91

Lampiran 6. Lembar Validasi Soal Tes Diagnostik

92

Lampiran 7. Tes Diagnostik

94

Lampiran 8. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik

95

Lampiran 9. Pendoman Penskoran Tes Diagnostik

97

Lampiran 10. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep I

99

Lampiran 11. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep I

100

Lampiran 12. Tes Pemahaman Konsep I

101

Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep I

102

Lampiran 14. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep I

106

Lampiran 15. Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep II

107

Lampiran 16. Lembar Validasi Soal Tes Pemahaman Konsep II

108

Lampiran 17. Tes Pemahaman Konsep II

109

Lampiran 18. Alternatif Penyelesaian Tes Pemahaman Konsep II

110

Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep II

113

Lampiran 20. Lembar Obserbasi I

114

Lampiran 21. Lembar Observasi II

116

Lampiran 22. Penjelasan Skala Penilaian Lembar Observasi

118

Lampiran 23. Skor Pemahaman Konsep Matematika Siswa Setiap Siklus 123
Lampiran 24. Analisis Hasil Tes Diagnostik

124

Lampiran 25. Analisis Hasil Tes Pemahaman Konsep I

125

Lampiran 26. Analisis Hasil Tes Pemahaman Konsep II

126

Lampiran 27. Analisis Hasil Observasi I

127

Lampiran 28. Analisis Hasil Observasi II

129

xi

Lampiran 29. Lembar Validator

131

Lampiran 30. Lembar Dokumentasi Penelitian

132

Lampiran 31. Surat Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi

133

Lampiran 32. Surat Izin Observasi

134

Lampiran 33. Surat Permohoman Izin Penelitian

135

Lampiran 34. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas

136

Lampiran 35. Surat Izin Penelitian Dari Sekolah

137

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Metematika merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan di bidang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Sebagaimana dikemukakan oleh H. J.
Sriyanto (2007:11) bahwa: “Banyak yang telah disumbangkan matematika bagi
perkembangan peradaban manusia. Kemajuan sains dan teknologi yang begitu
pesat dewasa ini tidak terlapas dari peranan matematika. Boleh dikatakan landasan
sains dan teknologi adalah matematika”.
Selanjutnya Cornelius (dalam M. Abdurrahman 1999:251) menyatakan
alasan perlunya matematika dengan mengatakan bahwa:
“Alasan perlunya matematika adalah karena matematika merupakan
sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola hubungan dan
generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreatifitas, serta
sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya
kita”.
Namun kenyataannya, pendidikan metematika di Indonesia masih
memprihatinkan dilihat dari rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini
didukung oleh pernyataan Zainurie (2007) yaitu sebagai berikut:
“Banyak orang bilang “Mutu Pendidikan Indonesia”, terutama dalam
mata pelajaran matematika, masih rendah. Menurut saya hal ini tidak
salah karena banyak data yang mendukung opini ini, seperti :
Data UNESCO menunjukkan, peringkat matematika Indonesia berada
di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum
mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.
Hasil penelitian Tim Programme of International Student Assessment
(PISA) menunjukan, Indonesia menempati peringkat ke-39 dari 41
negara pada kategori literatur matematika.”
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMMS) yang dilakukan oleh Frederick K. S. Leung pada 2003
(dalam Zainurie, 2007) menyimpulkan, “Jumlah jam pengajaran matematika di
Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura”.

1

2

Sebagai contoh, para siswa sekolah menengah pertama di Indonesia ratarata mendapat 169 jam pelajaran matematika dalam satu tahun. Sementara di
Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam. Namun, hasil
penelitian yang dipublikasikan di Jakarta pada 21 Desember 2006 itu
menyebutkan, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut.
Prestasi matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411.
Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 =
menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Waktu yang dihabiskan siswa
Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa di Indonesia
masih jauh di bawah rata-rata dibandingkan dengan kemampuan matematika di
negara lain. Oleh karena itu, diperlukan usaha serius untuk memperbaiki sistem
maupun proses pendidikan dalam rangka membenahi proses dan hasil belajar
matematika siswa.
Materi kubus dan balok adalah salah satu materi pelajaran matematika di
kelas VIII SMP. Materi ini bukan materi yang baru bagi siswa karena sebelumnya
sudah dipelajari di tingkat sekolah dasar. Akan tetapi, pada topik ini masih banyak
siswa yang mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
Dari hasil wawancara dengan salah satu guru matematika di SMP Pangeran
Antasari Labuhan Deli diperoleh keterangan bahwa bagi sebagian besar siswa di
SMP tersebut, matematika merupakan pelajaran yang kurang disenangi. Mereka
merasa sulit untuk memahami rumus dan penerapannya dalam soal. Siswa
umumnya mengerti pada saat guru menjelaskan materi di kelas, akan tetapi ketika
dihadapkan pada penyelesaian soal-soal, mereka banyak melakukan kesalahan.
Kemudian kepala sekolah SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli
mencoba menjelaskan masalah ini dengan mengatakan bahwa pembelajaran yang
hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dan masih berpusat
pada guru menyebabkan tidak diperolehnya pengalaman untuk memahami kosep
tersebut secara utuh oleh siswa.

3

Di sekolah proses mengajar masih sangat bergantung pada metode
ceramah, siswa yang pasif, jawaban yang benar diterima tanpa melihat prosesnya,
sedikit tanya jawab, dan sisanya mencatat dari papan tulis, lalu menghapalnya.
Meskipun telah lama kita menyadari bahwa belajar memerlukan
keterlibatan secara aktif orang yang belajar, kenyataan masih menunjukkan
kecenderungan yang berbeda. Dalam proses pembelajaran masih tampak adaya
kecenderungan meminimalkan peran dan keterlibatan siswa. Proses pembelajaran
masih didominasi dengan penggunaan metode ceramah dan kegiatan lebih
berpusat pada guru. Peserta didik dapat dikatakan hanya mendengarkan
penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru menjelaskan
materi hanya sebatas produk dan sedikit proses. Salah satu penyebab yang
dijadikan alasan adalah padatnya materi yang harus dibahas dan diselesaikan
berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Oleh karena itu, hendaknya dilakukan perubahan paradigma atau
reorientasi terhadap proses pembelajaran. Perubahan paradigma atau reorientasi
terhadap proses pembelajaran yang dimaksud adalah perubahan dari pembelajaran
yang mekanistik ke pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif, berdasarkan
penalaran, masalah, dan pemecahan masalah yang sifatnya terbuka, berpusat pada
siswa, mendorong siswa untuk menemukan kembali, serta membangun
pengetahuan dan pengalaman siswa secara mandiri.
Untuk dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik, perlu dipilih
pengajaran yang sesuai dan dapat membantu siswa memperoleh informasi, ide,
keterampilan, nilai, cara berpikir, dan dapat membuat siswa ikut serta dalam
proses belajar. Seperti yang dikatakan Joyce dan Weil (dalam Syaiful Sagala,
2009:176) bahwa : “Hakekat mengajar atau “teaching” adalah membantu para
pelajar memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk
mengekspresikan dirinya, dan cara-cara bagaimana belajar.”
Salah satu alternatif yang ditempuh oleh guru dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa adalah dengan menerapkan metode yang melibatkan

4

langsung siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai
fasilitator mempunyai peran yang sangat strategis dalam proses pembelajaran.
Sebagai pengelola pembelajaran, guru harus mampu mengorganisir dan
menggali potensi-potensi siswa dalam pembelajaran agar terjadi interaksi yang
optimal, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Dimyati dan Mudjiono (2006:117) menyatakan :
“Guru hendaknya tidak lagi mengajar sekedar sebagai kegiatan
menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada siswa. Guru
hendaknya mengajar untuk membelajarkan siswa dalam konteks belajar,
yaitu bagaimana belajar mencari, menemukan, dan meresapkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.”
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam proses belajar mengajar
untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep bangun ruang kubus
dan balok adalah dengan menerapkan metode penemuan terbimbing yaitu metode
penemuan yang berpusat pada siswa. Metode penemuan terbimbing merupakan
suatu proses belajar yang memungkinkan siswa menemukan sendiri konsepkonsep matematika melalui serentetan pengalaman belajar yang lampau. Siswa
secara aktif terlibat di dalam menemukan suatu prinsip dasar matematika,
sehingga siswa akan memahami konsep dengan baik, ingat lebih lama, dan
membuat siswa dapat berpikir secara abstrak. Di samping itu, metode penemuan
terbimbing juga dapat melatih keberanian siswa untuk mengemukakan
pendapatnya tentang konsep yang telah ia temukan. Hal ini sesuai dengan yang
dikatakan Padiya (2008) bahwa : “Penemuan terbimbing dirumuskan sebagai
proses belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif menguji dan
menafsirkan berbagai persoalan secara ilmiah”.
Dengan metode penemuan terbimbing ini, siswa diharapkan dapat
berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah dari bahan yang sedang
dipelajarinya.

5

B. Suryosubroto (1997:163) mengatakan :
“Penggunaan metode mengajar yang sesuai merupakan upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang salah
satunya dengan menggunakan metode penemuan, karena metode
penemuan ini melibatkan siswa dalam belajar, berpikir, dan mengingat
lebih lama”.
Metode penemuan terbimbing ini bertolak dari pandangan bahwa siswa
sebagai subjek dan objek dalam belajar mempunyai kemampuan dasar untuk
berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya. Proses
pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa
untuk melakukan kegiatan belajar. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi
informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Seperti yang dikatakan oleh
Syaiful Sagala (2009:196) bahwa :
“Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau
pemimpin dan fasilitator belajar. Dengan demikian, siswa lebih banyak
melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan
permasalahan dengan bimbingan guru”.
Oleh karena itu, melalui metode ini diharapkan pemahaman konsep siswa
akan berkembang apabila mereka ikut serta dalam kegiatan matematika, sehingga
masalah

benar-benar

dipahami

dan

diselesaikan

oleh

siswa

melalui

pengembangan berpikir deduktif.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa
Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Materi Kubus dan Balok Di
Kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli T. A. 2012/2013”
1.2. Identifikasi Masalah
Dilihat dari latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi
masalah yaitu :
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
2. Kemampuan matematika siswa di Indonesia masih jauh di bawah rata-rata
dibandingkan kemampuan matematika di negara lain.

6

3. Matematika merupakan pelajaran yang kurang disenangi siswa.
4. Kurangnya pemahaman konsep siswa sekolah menengah pertama dalam
menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan materi kubus dan balok
yang

disebabkan

kecenderungan

siswa

menghapal

konsep,

bukan

memahaminya.
5. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar.
6. Pemilihan strategi dan metode yang kurang efektif dalam pembelajaran
matematika yang meminimalkan keterlibatan siswa sehingga berpengaruh pada
lemahnya pemahaman konsep matemaika siswa dalam menyelesaikan soal.

1.3. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti, maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada penerapan metode penemuan
terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada meteri kubus dan
balok di kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli tahun ajaran 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Sesuai dengan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan metode penemuan
terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada
materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli tahun
ajaran 2012/2013?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah penerapan metode penemuan terbimbing dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi kubus dan balok
di kelas VIII SMP Pangeran Antasari Labuhan Deli tahun ajaran 2012/2013.

7

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
Meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Meningkatkan

pemahaman

siswa

pada

pembelajaran

matematika,

khususnya pada materi kubus dan balok.
Meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat mempertimbangkan
metode pembelajaran yang lebih baik dalam pembelajaran matematika.

3. Bagi sekolah
Sebagai informasi bagi sekolah untuk mengetahui sejauh mana metode
penemuan terbimbing dapat menigkatkan pemahaman konsep siswa dalam
menyelesaikan soal-soal.

4. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan masukan dan pembanding kepada peneliti lain yang ingin
meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan
bahwa pengajaran melalui metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa pada materi kubus dan balok. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan hasil tes pemahaman konsep matematika yang diberikan pada akhir
setiap siklus. Pada akhir siklus I diperoleh hasil tes dari 29 siswa yaitu terdapat 17
orang siswa (58,62%) telah mencapai syarat ketuntasan belajar secara klasikal,
dimana nilai rata-rata siswa adalah 67,31. Sedangkan pada akhir siklus II
diperoleh data bahwa terdapat 25 orang siswa (86,21%) telah mencapai syarat
ketuntasan belajar secara klasikal, dimana nilai rata-rata siswa yang diperoleh
sebesar 80,03.
5.2. Saran
Adapun beberapa saran yang diajukan sebagai upaya meningkatkan
pemahaman konsep matematika siswa adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, saat melakukan pembelajaran pada materi kubus dan balok
disarankan menggunakan metode penemuan terbimbing dengan bantuan
alat peraga dan lembar aktivitas siswa sebagai alternatif untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
2. Bagi sekolah, disarankan agar menyediakan media alat peraga dalam
pembelajaran matematika sebagai perantara konsep matematika. Selain
itu

sebaiknya

kepala

sekolah

menyarankan

kepada

guru-guru

menggunakan metode penemuan terbimbing dengan bantuan alat peraga
dan lembar aktifitas siswa.
3. Bagi siswa dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep disarankan
mengikuti pembelajaran melalui metode penemuan terbimbing dengan
bantuan alat peraga agar siswa lebih aktif dan lebih berani
mengungkapkan pendapatnya.
4. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk materi lain atau dapat dibandingkan
dengan metode pembelajaran yang lain.

71

72

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka
Cipta: Jakarta.
Anderson dan Krathwohl. 2001. The Cognitive Process Dimension Of The
Revisea Version Of Bloom’s Taxonomi in The Cognitive Domain: The Lost
Journal of Ven Polypheme. http://www.enpolypheme.com/bloom.html
(diakses 10 Juni 2011)
Ansari, B. 2008. Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. Seribu Pena:
Jakarta.
Arikunto, S. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.
Aryani. 2005. Keberagaman Pada Anak. Rineka Cipta: Jakarta.
Atmajaya. 2010. Meningkatkan Pemahaman Konsep Urutan Bilangan Siswa
Sekolah Dasar Melalui Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik.
http://lib.atmajaya.ac.id (diakses 8 Juni 2011)
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswin Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Rineka Cipta: Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
2009. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Mahasiswa Program Studi Pendidikan. FMIPA Universitas Negeri
Medan: Medan.
Hudojo, Herman. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud: Jakarta.

73

Ibrahim

dan

Nur.

2008.

Model

Pembelajaran

Penemuan

Terbimbing.

http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/model-pembelajaranpenemuan-terbimbing.html (diakses 5 Juni 2011)
Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Rajawali Press: Jakarta.
Kusaeri. 2012. Konsepsi dan Teori Terbentuknya Konsepsi. http://blogkusaeri.blogspot.com/2012/10/konsepsi-dan-teori-terbentuknya-konsepsi
.html (diakses 24 Agustus 2013)
Marpaung,

Yansen.

2007.

Pembelajaran

Mata

Pelajaran

Matematika.

http://www.republika.co.id (diakses 15 Juni 2011)
Mastie dan Johson. 2009. Pembelajaran Kontekstual. http://www.idonbiu.com/
2009/05perbedaan-perbedaan-kontekstual.html (diakses 10 Juni 2011)
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Padia. 2008. Metode Penemuan Terbimbing. http://p4tkmatematika.org/download
/ppp /PPP_Penemuan_Terbimbing.pdf (diakses 5 Juni 2011)
Poerwadarminta. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia: Jakarta.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta: Jakarta.
Siswono, T. Y. E dan Netti Lastiningsih. 2006. Matematika 2 SMP dan MTs untuk
Kelas VIII. Esis: Jakarta.
Soegito. 2003. Kemampuan Pasar Mengajar. Sinar Baru: Bandung.
Soejadi,

R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Departemen

Pendidikan Nasional: Jakarta.
Sriyanto, H. J. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Indonesia Cerdas:
Yogyakarta.

74

Sudjana, N. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya:
Bandung.
Sukardi. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta:
Jakarta.
Syarifuddin.

2004.

Langkah-Langkah

Pembelajaran

Matematika.

http://syarifartikel.blogspot.com (diakses 6 Juli 2011)
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbut: Jakarta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Prenada Media
Group: Jakarta.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara:
Jakarta.
Winke, W. S. 2004. Psikologi Pengajaran. Media Abad: Yogyakarta.
Wu, H. 2011. The Mis-Education of Mathematics Teacher. http://www.ams.org/
notices/201103/rtx110300372p.pdf (diakses 25 Agustus 2013)
Zainurie. 2007. Pakar Matematika Bicara tentang Prestasi Pendidikan
Matematika. http://zainurue.wordpress.com (diakses 5 Juni 2012)